Netflix Dynasty Warriors Dapatkan Tanggal Tayangnya

Dynasty Warrior mungkin menjadi salah satu game perang yang unik sejak pertama kali muncul di era PlayStation. Gamer di seluruh dunia kelihatannya tidak akan menduga bahwa seri game ini akhirnya mendapatkan film adaptasinya.

Apalagi meskipun filmnya telah diumumkan, para fans masih harus menunggu 5 tahun hingga akhirnya ditayangkan pada tahun ini. Filmnya sendiri sudah dirilis secara terbatas di Hong Kong dan Tiongkok pada bulan April lalu.

Berita baiknya, penonton di luar Tiongkok akan segera bisa ikut menikmati film ini melalui platform Netflix pada 1 Juli mendatang. Sayangnya pihak Netflix tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai region mana saja yang bisa menonton film ini nantinya.

Netflix mengumumkan datangnya Dynasty Warrior ini lewat trailer yang diunggah di kanal YouTube-nya. Trailer-nya menunjukkan aksi-aksi hack and slash yang tentunya menjadi ciri khas dari game buatan Koei Tecmo ini.

Karakter-karakter ikonik seperti Lu Bu, Guan Yu, Cao Cao, dan bahkan Dong Zhuo juga tampil di dalam film mendekati dengan bagaimana mereka ditampilkan dalam game-nya. Dan tidak hanya sekedar mirip secara tampilan, karakter-karakter ini juga akan membawa jurus-jurus yang ada di dalam game-nya ke dalam film ini.

Game yang didasarkan dari novel klasik The Romance of the Three Kingdoms ini memang punya keunikan terutama dalam pertarungannya yang membuat karakter yang kamu mainkan punya kekuatan Musou untuk meratakan berpuluh-puluh prajurit hanya dalam sekali serangan.

Sang sutradara, Roy Hin Yeing Chow, terbilang cukup berani untuk memasukkan konsep video game ini ke dalam sebuah film adaptasi live-action. Film adaptasi video game memang masih belum memiliki formula tepatnya yang pada akhirnya membuka kemungkinan gaya sinematografi apapun untuk diterapkan.

Franchise Dynasty Warriors sendiri merupakan salah satu seri game terlaris dari Koei Tecmo. Sampai dengan Februari 2020, seri Dynasty Warriors sudah terjual lebih dari 21 juta unit. Spinoff dari seri Dynasty Warriors juga bermunculan, seperti Hyrule Warriors: Age of Calamity yang terjual 3,7 juta copy dalam 5 bulan.

Riot Resmi Umumkan Valorant Mobile

Kesuksesan game free-to-play FPS Valorant di platform PC kelihatannya membuat publisher Riot Games tertarik untuk membawa gamenya ke platform lain.

Setelah sebelumnya muncul berbagai rumor mengenai game ini akan menuju platform lain, Riot Games secara resmi mengumumkan bahwa game Valorant akan menuju platform mobile.

“Salah satu tujuan kami di tahun pertama ini adalah untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari komunitas FPS di seluruh dunia,” ungkap sang eksekutif produser, Anna Donlon.

Pengumuman tersebut sekaligus menjadi perayaan ulang tahun pertama dari Valorant pada 2 Juni lalu. Riot mengonfirmasi bahwa Valorant Mobile akan dirilis baik untuk Android maupun iOS.

Meskipun akan mengusung game yang serupa dengan versi PC-nya, Riot Games mengatakan bahwa Valorant tidak akan mendukung fitur cross-play antara PC dan mobile. Karena versi mobile-nya ini diposisikan sebagai perluasan pasar dari Valorant PC dan bukan untuk mengarahkan para pemain yang sudah bermain di PC untuk berpindah ke mobile.

Ini juga bukanlah kali pertama bagi Riot Games membawa gamenya ke platform mobile karena sebelumnya mereka juga sudah sukses membawa game MOBA mereka, League of Legends, menuju mobile dengan judul Wild Rift.

Image credit: Riot Games

Dengan keberhasilan Wild Rift yang semakin populer di platform mobile. Tentunya tidak mengejutkan bahwa Valorant memilih platform mobile sebagai rumah keduanya, apalagi dari versi PC-nya saja Valorant kini bisa mendapatkan hingga 14 juta pemain aktif per bulannya.

Sayangnya, Riot Games belum memberikan detail lebih lanjut mengenai Valorant Mobile ini selain bahwa versi mobile-nya akan memiliki semua yang didapat ketika bermain di PC. Begitu juga dengan tanggal rilis yang masih belum diumumkan oleh pihak Riot.

Sutradara Naratif Far Cry 6 Tegaskan Bahwa Gamenya Mengandung Unsur Politik

Game aksi terbaru dari Ubisoft yaitu Far Cry 6 memang menarik banyak perhatian dari para gamer. Apalagi seri ke-enam ini mengambil latar cerita diktator fasis yang menguasai daerah bernama Yara.

Yara merupakan sebuah pulau berlatar Amerika Latin yang mengambil banyak inspirasi dari negara Kuba. Apalagi Ubisoft memang melakukan riset mendalam tentang kehidupan masyarakat Kuba diantara budaya dan juga konflik yang terus terjadi.

Hal ini berujung pada pertanyaan bahwa apakah game Far Cry ini merupakan sebuah “pernyataan politik tentang apa yang terjadi di Kuba”. Dan lewat blog Ubisoft terbaru, Sutradara Naratif, Navid Khavari menegaskan bahwa cerita yang mereka ambil memang mengandung unsur politik.

Postingan blog ini mengoreksi pernyataan dirinya sebelumnya yang mengatakan bahwa mereka tidak ingin membuat pernyataan politik tentang apa yang terjadi di Kuba. Khavari juga menjelaskan bahwa sebuah cerita tentang revolusi modern harus memiliki unsur politik.

Tujuan dari pernyataan ini adalah untuk membuat tim pengembang agar tidak takut terhadap cerita yang telah mereka buat selama lima tahun terakhir. Khavari juga mengatakan bahwa meskipun Kuba adalah inspirasi utama, namun mereka juga mengambil inspirasi dari negara-negara lain yang telah mengalami revolusi politik dalam sejarah mereka.

Image Credit: Ubisoft

Khavari meyakinkan bahwa timnya telah melakukan riset dan pendekatan mendalam terhadap sejarah dan budaya daerah dari lokasi yang mereka ambil sebagai inspirasi. Mereka juga membawa ahli dan konsultan untuk memeriksa sensitivitas cerita yang mereka buat.

Dari hal tersebut, Ubisoft merasa bahwa konteks politik yang mereka bawa ke dalam Far Cry 6 merupakan kondisi politik Kuba pada tahun akhir 50-an dan awal 60-an. Jadi, konteksnya tidak relevan bila disangkut pautkan dengan kondisi iklim politik Kuba saat ini.

Image Credit: Ubisoft

Nantinya yang akan ditemukan para pemain dalam game-nya adalah sebuah sudut pandang yang berusaha untuk menangkap kompleksitas situasi politik dari revolusi modern di jaman sekarang yang berada dalam konteks kisah fiktif. Hal ini mengikuti DNA dari game Far Cry yang mengangkat tema serius yang lebih dewasa, kompleks namun diseimbangkan dengan humor.

Di akhir postingannya tersebut, Khavari juga berharap agar para fans memberikan kesempatan game yang mereka buat untuk bercerita terlebih dahulu sebelum membentuk opini-opini keras yang menuju ke arah refleksi politik.

Tencent Dituntut Gara-gara Konten Tidak Pantas dalam Honor of Kings

Meskipun kurang populer di Indonesia, namun Arena of Valor (AOV) atau yang di Tiongkok dikenal sebagai Honor of Kings merupakan salah satu game MOBA paling populer di sana.

Namun kepopuleran tersebut juga berimbas bahwa semakin banyak mata yang memperhatikan game milik Tencent ini. Salah satunya adalah “Pusat Penelitian dan Bantuan Hukum Remaja Beijing” yang akhirnya menuntut game tersebut.

Dikutip dari Reuters, mereka  menuntut game Honor of Kings karena terlalu mengedepankan kekerasan. Serta pakaian atau kostum yang digunakan oleh karakter-karakter (terutama wanita) dalam game Honor of Kings terlalu ‘vulgar’ dan tidak senonoh.

Gameplay Honor of Kings (image credit: @ZhugeEX)

Masalah kostum tersebut memang menjadi persoalan karena Tencent telah menurunkan rekomendasi batas umur minimal untuk bermain game ini dari 18 tahun menjadi hanya 12 tahun. Yang berarti, banyak anak-anak di bawah umur yang dapat mengakses game MOBA tersebut.

Ditambah, game Honor of Kings dianggap tidak menghormati budaya tradisional Tiongkok karena di dalam game-nya terdapat karakter-karakter dari tokoh sejarah yang dimasukkan begitu saja ke dalam alur cerita dari game-nya.

Selain itu dalam tuntutannya mereka juga mengutarakan kekhawatirannya bahwa para pemain yang masih muda cenderung bermain game tersebut dalam waktu yang lebih lama karena mekanisme dalam game-nya.

Gameplay Honor of Kings (image credit: @ZhugeEX)

Di sisi lain, pihak berwenang Tiongkok mengatakan bahwa mereka telah berusaha membatasi jam bermain video game bagi remaja, termasuk Tencent yang telah menerapkan sistem anti-kecanduan yang membatasi waktu bermain bagi para pemain muda.

Pemerintah Tiongkok juga tengah mengawasi Tencent atas tuduhan praktik monopoli di beberapa lini bisnis, serta karena Tencent tidak melaporkan akuisisi mereka terhadap perusahaan-perusahaan kepada pemerintah untuk tinjauan anti-monopoli.

Nvidia Rilis GPU Flagship Baru RTX 3080 Ti, RTX 3070 Ti akan Menyusul

Meskipun masih dihantui dengan keterbatasan stok karena pandemi, mining, dan juga para penimbun. NVIDIA tetap berusaha untuk menghadirkan produk barunya di 2021 ini lewat RTX 3080 Ti dan juga RTX 3070 Ti.

Varian terbaru yang lebih kencang ini diumumkan pada gelaran event virtual Computex 2021. Dua kartu grafis ultra high-end tersebut diluncurkan untuk mengisi celah di antara jajaran kartu grafis RTX 30 series mereka sebelumnya.

RTX 3080 Ti (Image credit: NVIDIA)

RTX 3080 Ti memiliki tampilan dan bahkan spesifikasi yang mendekati kakak tertingginya yaitu RTX 3090. NVIDIA melakukan peningkatan di hampir seluruh komponen untuk RTX 3080 Ti yang membuatnya jauh meninggalkan RTX 3080. Satu-satunya yang diturunkan pada RTX 3080 Ti dari pendahulunya adalah kecepatan clock (base/boost) yang kini menjadi 1,37Ghz/1,67Ghz dari sebelumnya 1,44Ghz/1,71 Ghz.

Sesaat setelah dirilis pada 3 Juni lalu, para tech reviewer langsung memberikan pendapatnya tentang pengujian mereka terhadap RTX 3080 Ti. Mayoritas mereka mengaku kecewa dengan GPU baru ini. Selain karena masalah performanya yang ternyata tak signifikan di atas RTX 3080, para reviewer juga mempertanyakan keputusan NVIDIA untuk merilis varian terbaru dari GPU flagship mereka dengan harga yang jauh lebih mahal ketimbang memenuhi permintaan para gamer terhadap kartu grafis gaming yang sudah ada.

Gamer Nexus bahkan mengatakan dalam video-nya bahwa RTX 3080 Ti ini adalah buang-buang uang karena mereka merasa bahwa GPU ini seakan memaksa para gamer untuk membeli kartu grafis yang lebih mahal dengan peningkatan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan terutama untuk gaming. Hardware Canucks juga menyebutkan bahwa selama NVIDIA belum mampu menyetabilkan stoknya di pasaran, RTX 3080 Ti tetap akan menjadi sasaran empuk dari para penimbun yang akan menaikkan harganya gila-gilaan.

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)

Di sisi lain, RTX 3070 TI juga mendapatkan peningkatan spesifikasi yang serupa, meskipun tidak sesignifikan RTX 3080 Ti. Sektor VRAM mendapat peningkatan generasi ke GDDR6X mengikuti kakaknya yang lebih tinggi. Meskipun besarnya masih sama dari versi non Ti yaitu 8GB. NVIDIA juga tetap memberikan peningkatan performa mulai dari CUDA cores hingga Clock (base/boost) yang bahkan membuat kebutuhan daya untuk kartu grafis baru ini menjadi 290W dari 220W di versi non Ti.

Image credit: NVIDIA

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)RTX 3070 Ti dibanderol $599 (Rp 8,5 jutaan), naik sebesar $100 atau sekitar Rp1,5 jutaan dari versi non Ti-nya. Sedangkan RTX 3080 Ti dibanderol $1.199 (Rp 17 jutaan), jauh meninggalkan versi non Ti-nya yang dibanderol $699 (Rp10 jutaan).

Harga di atas adalah untuk varian Founder Edition dari NVIDIA, sedangkan untuk versi reference dari brand-brand lain tentu harganya akan bervariasi. RTX 3080 Ti sendiri kini sudah dirilis resmi ke pasaran, sedangkan RTX 3070 Ti akan dirilis nanti tanggal 10 Juni 2021.

Game Baru Publisher PUBG Merupakan Adaptasi dari Novel Fantasi Korea

Sebagai induk dari PUBG Studio, Krafton kini dikabarkan tengah mengerjakan sebuah game baru yang diadaptasi dari sebuah novel laris asal Korea Selatan yaitu The Bird That Drinks Tears. Dan bukan hanya sekedar game, Krafton berencana untuk membuat project ini sebagai “franchise multimedia yang lebih besar”.

Game ini masih belum memiliki judul resmi namun diberi kode nama “Project Windless”. Novel yang akan diadaptasi sebagai game-nya ini merupakan karya dari Yeong-do Lee. Ia sebelumnya juga telah sukses lewat adaptasi novel seri Dragon Raja yang judulnya diadaptasikan ke dalam game MMORPG.

Sedangkan The Bird That Drinks Tears ini merupakan novel seri yang terdiri dari 4 buku dan diluncurkan pada 2003. Novel ini menceritakan dunia fantasi Korea yang dipenuhi dengan mahluk-mahluk mitologi seperti dokkaebi, naga, ssirum, dan kawan-kawannya.

image credit: Krafton

Untuk memvisualisasikan berbagai hal dari novelnya Krafton bahkan menggandeng ilustrator Hollywood – Ian McCaig yang sebelumnya telah banyak mengerjakan concept art untuk film-film besar Hollywood seperti Star Wars, Harry Potter, dan bahkan The Avengers.

“Crafton menemukan sesuatu yang istimewa di The Bird That Drinks Tears, oleh Young Do Lee. Saya merasa terhormat untuk membantu memvisualisasikan dunia yang menakjubkan ini beserta karakternya dan menyajikan novel ini kepada khalayak umum di seluruh dunia. Kolaborasi dengan Krafton adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya lakukan. Saya menantikan lebih banyak untuk membuat Yeong-do Lee bangga.” Ungkap Ian Mcgee dalam rilisan pers resminya yang dikutip dari Tech News Inc.

Selain sebagai arahan dalam membangun dunia serta karakter dari Project Windless ini. Hasil ilustrasi dari McCaig nantinya juga akan digunakan untuk membuat mainan baru serta produk-produk kreatif komersial lainnya.

image credit: Krafton

Sedangkan sang pengarang novel Yeong-do Lee juga memberikan komentarnya dengan berharap semoga Krafton dapat membuat game yang dapat dimainkan hingga lebih dari 30 tahun. Ia pun mengharapkan yang terbaik bagi semuanya.

Untuk sekarang Project Windless masih dalam tahap pengembangan dan masih belum ada pengumuman resmi dari Krafton kapan mereka akan merilis game yang akan mengambil genre MMORPG untuk plarform mobile ini.

PUBG Mobile Berkolaborasi dengan Pabrikan Mobil Mclaren

Dalam perkembangannya kolaborasi dalam industri video game terus berkembang dan semakin beragam. Seperti yang dilakukan oleh PUBG Mobile, game mobile battle royale ini sudah berkolaborasi dengan berbagai pihak di umurnya yang sudah 4 tahun. Dan PUBG Mobile kembali memberikan kejutan dengan berkolaborasi dengan pabrikan mobil asal Inggris, Mclaren.

Kolaborasi dengan otomotif memang bukan yang pertama kali bagi game milik Krafton ini karena sebelumnya mereka juga pernah berkolaborasi dengan motor Yamaha yang membawa motor konsep mereka yaitu MWT-9 dan T7 ke dalam game PUBGM sebagai skin motor.

https://twitter.com/PUBGMOBILE/status/1398142008351408128

Untuk kolaborasi dengan Mclaren ini, PUBGM akan kedatangan supercar Mclaren 720S yang hadir pada 1 Juni sebagai skin yang bisa dibeli para pemain untuk menggantikan mobil baru yang dirilis pada awal tahun ini yaitu Coupe RB.

Skin Mclaren 720s ini nantinya akan memiliki 6 varian warna yaitu Raspberry, Glory White, Royal Black, Pearlescent, Zenith Black, dan Lunar White. Sayangnya masih belum ada kejelasan bagaimanakah cara pemain bisa mendapatkan skin eksklusif ini nantinya.

Kehadiran kolaborasi dengan Mclaren ini memang mengejutkan para fans, apalagi mengingat bahwa PUBGM juga tengah melaksanakan kolaborasi dengan film Godzilla vs Kong. Namun tentunya bagi para pecinta mobil, kehadiran Mclaren ini jauh lebih menarik apalagi mengingat di dalam PUBGM belum pernah ada mobil supercar ataupun mobil mewah yang bisa digunakan untuk memenangkan “chicken dinner” dengan gaya.

Uniknya adalah Mclaren tidak hanya berkolaborasi dengan PUBGM, karena mereka juga mengirimkan mobil super mereka yang lain ke game rival dari PUBGM yaitu Free Fire. Apakah Mclaren memang dengan sengaja mengadakan kolaborasi event di dua game yang berbeda di waktu yang hampir bersamaan?

Game Mobile Legendaris Temple Run Akan Diadaptasi Menjadi Acara TV

Temple Run tentunya menjadi salah satu game ikonik yang hadir di awal-awal kemunculan smartphone Android dan iOS. Setelah 10 tahun serta beberapa game penerusnya, akhirnya Temple Run akan diadaptasi menjadi sebuah acara reality competition live-action.

Nantinya para peserta dari acara tersebut akan mengikuti konsep dari game-nya yaitu berlari di lintasan ikonik Temple Run yang dibuat nyata — lengkap dengan beragam rintangan dan bahkan berbagai kejutan untuk menghalau para pesertanya.

Tidak tanggung-tanggung, yang dikabarkan akan membawa adaptasi Temple Run ini menuju ke dunia nyata ini adalah A. Smith & Co. Productions yang sudah sangat terkenal lewat acara kompetisisi seperti American Ninja Warrior, The Titan Games, dan juga Mental Samurai.

Gameplay Temple Run 2 (image credit: imangi studios)

“Temple Run adalah salah satu game mobile yang paling dikenal di dunia dan kami punya rencana besar untuk membawa fenomena global ini menjadi nyata. Kami akan mengarahkan perhatian dan hasrat kami pada konten tanpa naskah untuk menciptakan kompetisi seperti gamenya yang sangat disukai. Kecepatan, kelincahan, dan pengambilan keputusan yang cepat adalah kuncinya.” Ungkap Chairman dari A. Smith & Co. Productions – Arthur Smith.

Sedangkan dari pengembang game-nya Imangi Studios, sang CEO Walter Devins sangat bersemangat untuk membawa judul game fenomenal mereka tersebut ke format yang baru dan berbeda.

image credit: Temple Run Facebook

“Kami telah membangun komunitas global yang penuh passion untuk game Temple Run, dan kemitraan ini akan memberi para penggemar kami pengalaman yang tidak pernah ada sebelumnya. A. Smith & Co. membuat pertunjukan epik yang menginspirasi orang untuk mendorong batas mereka untuk mencapai kemenangan, dan kami tidak sabar untuk melihat mereka melakukan hal yang sama dengan Temple Run . ”

Sayangnya masih belum jelas bagaimanakah kemasan dari acara kompetitif Temple Run ini nantinya. Meskipun banyak yang mempercayai bahwa A. Smith & Co. Productions akan menggunakan formula dari acara tersukses mereka, American Ninja Warrior. Acara tersebut akan membawa tingkat kompetisi yang serius namun diselingi dengan beberapa humor ringan untuk membuat acaranya masih bisa dinikmati oleh semua umur termasuk anak-anak.

Rainbow Six Siege Akan Mulai Uji Coba Fitur Cross-Play

Impian para pemain Rainbow Six Siege untuk dapat bermain dengan teman-temannya lintas platform kelihatannya akan segera terwujud. Karena dalam update terbarunya Ubisoft mengatakan bahwa mereka tengah menguji coba fitur cross-play untuk game tactical shooter tersebut.

Lewat cuitan di akun Twitter resminya, Rainbow Six Siege mengatakan jika mereka sedang melakukan tes cross-play antara platform PC dan cloud gaming. Sayangnya tidak dijelaskan platform cloud gaming apa yang tengah diuji coba tersebut.

Mereka juga mengajak para pemain untuk mengetahui lebih banyak detail mengenai rencana fitur cross-play dan juga cross-progression pada gelaran Ubisoft Forward pada 12 Juni mendatang.

Cross-progression sendiri juga merupakan fitur yang paling ditunggu-tunggu oleh pemain termasuk para pemain pro, terutama yang memainkan R6:Siege ini di konsol seperti Xbox One. Karena esport scene dari game ini kini mulai beralih dari Xbox dan lebih berfokus ke PC.

Dengan fitur cross-progression tersebut, para pemain akhirnya dapat mentransfer progres dan stat yang telah mereka miliki selama ini sekaligus membawa skin dan item lain yang mereka miliki sebelumnya.

Sumber: Microsoft

Meskipun angan-angan untuk bermain secara cross-play kini semakin dekat. Namun, dalam pelaksanaannya nanti, hal ini masih akan membawa masalah baru ke dalam game-nya, terutama untuk game FPS kompetitif seperti R6: Siege karena penggunaan mouse dan kontroler/joystick tentu membawa perbedaan dalam game.

Input-based matchmaking menjadi salah satu solusi paling mudah dan realistis karena para pemain PC yang menggunakan joystick bisa bermain dengan pemain dari platform konsol. Sedangkan para pemain yang menggunakan mouse akan tetap dipertemukan dengan pemain lain yang juga memakai mouse.

Untuk sekarang sepertinya kita harus sabar menunggu kurang lebih 2 minggu hingga akhirnya Ubisoft memperlihatkan lebih banyak mengenai sistem cross-play dan cross-progress ini pada event Ubisoft Forward nanti.

Game Eksklusif PlayStation Uncharted 4 Direncanakan untuk Masuk ke PC

Setelah sebelumnya meluncurkan halaman resminya di Steam dengan beberapa game misterius yang masih belum diumumkan, salah satu game terbesar milik Playstation Studios yaitu Uncharted 4: A Thief’s End dikabarkan ikut hijrah juga ke PC.

Informasi ini datang dari dokumen presentasi investor Sony Group untuk tahun 2021. Dalam salah satu slide-nya tertulis bahwa Days Gone dan juga Uncharted 4: A Thief’s End masuk ke dalam daftar game yang akan dirilis untuk PC.

Terlihat dalam presentasinya bahwa info tersebut dilabeli “New Growth Vectors” atau bisa diartikan sebagai arah pertumbuhan baru yang tentunya berarti PC menjadi pasar baru bagi Sony untuk meningkatkan pendapatan mereka dari game-game 1st-party yang mereka miliki sekaligus membangun fans baru untuk judul-judul eksklusif mereka.

Selain PC, dalam presentasi tersebut Sony juga menyinggung tentang platform mobile dan juga service experience untuk game-game 1st party mereka yang tentunya memperlihatkan bahwa Sony juga akan lebih serius untuk menggarap platform mobile dan juga game as service mereka.

Bila memang nantinya diumumkan secara resmi, Uncharted 4 akan menjadi tambahan berharga untuk game-game eksklusif PlayStation yang masuk ke PC karena akan membuka kemungkinan game-game eksklusif lainnya untuk ikut masuk ke PC.

Apalagi dalam setiap perilisan game eksklusifnya di PC lewat Steam, animo dari para gamer terhadap game tersebut sangat tinggi. Sebut saja Days Gone yang baru beberapa hari yang lalu diluncurkan secara resmi dan langsung menempati peringkat pertama Top Seller di Steam. Padahal game ini mendapat respon yang tidak terlalu wah saat pertama kali dirilis di PlayStation 4 pada 2019 lalu.

Uncharted 4 sendiri dirilis oleh Naughty Dog pada 2016 lalu untuk menjadi seri penutup dari petualangan Nathan Drake. Game ini mendapat banyak pujian lewat grafis, cerita, dan juga gameplay aksi yang ditawarkan. Film adaptasinya sendiri tengah dikerjakan dan dibintangi oleh Tom Holland dan Mark Wahlberg.