[Review] Asus Zenfone 5, Android Semi Flagship Rasa iPhone X

Lahir di konferensi MWC 2018, Asus Zenfone 5 memang cukup menyita perhatian pecinta gadget. Smartphone ini sangat prima dalam beragam aspek, mulai dari desain kekinian dengan notch, lebih kaya fitur dengan ZenUI versi 5, kemampuan dual-camera didukung artificial intelligence (AI), hingga performa powerful berkat penggunaan chipset Snapdragon 636.

Nah yang lebih menggiurkan lagi adalah harganya yang terbilang sangat kompetitif. Di Indonesia, Asus Zenfone 5 (ZE620KL) varian RAM 4GB dan ruang simpan 64GB dibanderol Rp4,3 juta. Sangat menggoda bukan?

Menurut Asus, sematan AI menjadikannya tidak hanya sekedar smartphone, tetapi juga pendamping Anda yang lebih pintar. Smartphone atau ponsel pintar yang lebih cerdas, mari kita ulas bersama, inilah review Asus Zenfone 5.

Unboxing Asus Zenfone 5

Review-Asus-Zenfone-5-1

Kemasan Asus Zenfone 5 (ZE620KL) tampil dalam dominan warna biru tua dan membawa dengan tagline ‘we love photo’. Unit yang saya review berwarna midnight blue. Isi kotak penjualan perangkat ini sangat lengkap, meliputi:

  • Unit Asus Zenfone 5
  • Adapter charger 2A
  • Kabel data USB Type-C
  • Headset
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain Glass-like

Review-Asus-Zenfone-5-11

Harus diakui, Zenfone 5 punya tampang yang kece. Ada tiga hal yang mendukung tampilan visualnya. Pertama ialah berkat kehadiran notch di pucuk layar dan yang kedua – bezel samping yang tipis, di mana sekitar 83,6 persen bagian muka dihuni oleh layar.

Nah yang ketiga body Zenfone 5 dibuat dari perpaduan kerangka aluminium dan berlapis kaca 2.5D curve glass di sisi depan dan belakang.

Review-Asus-Zenfone-5-3

Bagian punggungnya sendiri menggunakan material Thermoplastic Polyurethane (TPU) dengan sentuhan akhir meniru kaca atau glass-like. Jadi, tetap menyuguhkan kesan premium sekaligus punya ketahanan yang baik.

Secuail bezel di pucuk layar merupakan rumah bagi kamera depan 8-megapixel dan sejumlah sensor. Berbalik ke belakang, kamera ganda 12-megapixel + 8-megapixel diposisikan secara horizontal, sensor sidik jari juga tersemat di belakang.

Sementara, atribut seperti tombol power dan volume berada di sebelah kanan. Sedangkan tray kartu seluler dan microSD bersifat hybrid ada di sebelah kiri.

Review-Asus-Zenfone-5-2

Bergerak ke sisi bawah, di sana ada jack audio 3.5mm, port USB Type C, microphone utama, dan speaker. Sedangkan di sisi atas hanya terdapat microphone sekunder.

Layar All-Screen 6,2 Inci

Review-Asus-Zenfone-5-12

Zenfone 5 mengusung all-screen display 6,2 inci dengan resolusi Full HD+ 1080×2246 piksel (402 ppi). Aspek rasio 19:9 yang dikenakan memuatnya mampu menampilkan lebih banyak informasi tapi dalam ukuran yang tetap nyaman untuk dipegang.

Layar IPS-nya mendukung warna DCI-P3, membuat tampilan foto, video, film, dan game terlihat lebih menarik. Kita juga bisa mengatur warna tampilan layar lebih lanjut dengan fitur Splendid.

Review-Asus-Zenfone-5-22

Dengannya, kita mengurangi tingkat cahaya biru agar lebih nyaman dalam melihat di malam hari, menyesuaikan pengaturan tampilan untuk membuat warna lebih hidup, dan mengatur suhu warna sesuai dengan kebutuhan dan preferensi sendiri.

Kemudian ada fitur berbasis AI yang disebut ‘smart screen on‘, di mana layar smartphone tidak akan mati dengan sendirinya pada saat Anda sedang menatapnya.

Bagi Anda yang menggunakan ‘face unlock‘ untuk membuka kunci layar, fitur ‘lift to check phone‘ bisa Anda aktifkan – cukup angkat smartphone dan senyum kearahnya maka smartphone bisa langsung terbuka.

Satu lagi, ada fitur ‘navigation bar‘. Dengannya kita bisa mengatur layout tombol navigasi dan menyembunyikannya sehingga seluruh layar smartphone ini didedikasi untuk konten.

ZenUI 5.0

Zenfone 5 berjalan pada OS Android 8.0 Oreo dengan sentuhan ZenUI versi 5.0, user interface-nya dirancang lebih simpel dan mudah digunakan. Beragam cara disediakan Asus untuk mengoperasikan Zenfone 5.

Pada homescreen misalnya, cara dasarnya adalah cukup usap dari bawah ke atas untuk menampilkan menu utama dan usap dari atas ke bawah untuk membuka jendela notifikasi.

Bisa juga pakai ‘fingerprint gesture‘, usap sensor pemindai sidik jari di belakang untuk mengakses notifikasi dengan cepat.

Cara lebih keren, aktifkan ‘ZenMotion’. Di mana bila kita melakukan double tap pada layar akan mematikan dan menyalakan layar, atau usap dari bawah ke atas untuk menyalakan layar.

Ada juga fitur ‘gestures on dark screen‘, shortcut untuk membuka aplikasi tertentu dengan gerakan. Ada enam shortcut yang disediakan dan bisa diubah target aplikasinya, cukup tuliskan w, s, e, c, z, dan v.

Review-Asus-Zenfone-5-32

Asus telah melakukan bersih-bersih, ZenUI 5.0 minim bloatware tetapi tetap kaya akan fitur. Yang baru dari Asus ada ZenMoji seperti Animoji di iPhone X.

Dengan ZenMoji kita bisa menggunakan wajah avatar yang lucu tetapi menggunakan suara sendiri, ekspresi yang lucu, dan pergerakan kepala. Namun saat ini hanya tersedia tiga avatar saja dan hasilnya bisa bagikan langsung ke Facebook, Instagram, YouTube, dan lainnya.

Review-Asus-Zenfone-5-34

Buat yang doyan gaming, fitur ‘game genie‘ memudahkan Anda merekam gameplay atau live streaming dari game yang dimainkan hingga 1080p. Audio-nya bisa dipilih dari game atau microphone.

Review-Asus-Zenfone-5-37

Tak ketinggalan, ada fitur face unlock atau face recognition yang memungkinkan Anda untuk membuka Zenfone 5 dengan hanya melihatnya saja.

Dual Camera dengan AI

Review-Asus-Zenfone-5-17

ZenFone 5 dibekali sistem dual-camera dengan fitur-fitur bebasis AI. Lensa utamanya 12-megapixel dengan sensor Sony IMX363 (f/1.8, 24mm, 1/2.55″, 1.4µm, PDAF) dan juga lensa wide-angle 120 derajat pada kamera kedua 8-megapixel (f/2.0, 12mm, 1/4″, 1.12µm). Proses jepretannya didukung oleh teknologi phase detection autofocus, gyro EIS, dan dual LED flash.

User interface aplikasi kamera Zenfone 5 juga tak luput dari penyederhanaan, kita bisa beralih dengan mudah ke mode standar dan mode wide-angle yang optimal untuk menjepret pemandangan alam, suasana perkotaan, pantai, dan foto keluarga beramai-ramai.

Pada posisi landscape, di sebelah kanan dari atas ada preview foto, beralih ke kamera depan maupun belakang, tombol shutter foto, shutter video, dan beralih cepat ke mode pro maupun auto.

Kemudian di sebelah kiri dari atas ada akses untuk mengaktifkan LED flash, timer, mode portrait untuk membubuhi depth effect, aspek rasio foto dengan pilihan 1:1, 4:3, 16:9, atau 18:9, mode HDR, dan pengaturan kamera.

Pada pengaturan kamera, kita bisa mengatur resolusi (tergantung dari rasio foto yang dipilih), hasil foto bisa disimpan dalam format RAW, kemudian kita bisa memilih focus mode ke smart auto-focus, continuous auto-focus, atau infinity. Serta, memilih metering mode ke center-weighted atau average.

Salah satu fitur yang sangat diunggulkan adalah AI Scene Detection, kamera Zenfone 5 menggunakan teknologi AI untuk menganalisis subjek dan mencocokannya dengan 16 scene detection. Setelah itu, kamera akan memberikan pengaturan yang sesuai.

Kembali ke UI kamera, pada mode auto – usap dari atas ke bawah untuk memberi filter efek dan usap dari bawah ke atas untuk menampilkan beragam mode lain yang tersedia. Mulai dari beauty, super resolution, panorama, time lapse, auto, pro, GIF animation, dan slow motion.

Review-Asus-Zenfone-5-44

Di mode pro, kita bisa dengan leluasa mengatur white balance dari 4500K – 7500K, exposure dari -2 sampai +2, rentang ISO 25 – 3200, shutter speed dari 1/50 – 32s, AF atau MF.

Review-Asus-Zenfone-5-39

Nah yang paling membuat saya terkesan adalah kemampuan perekam videonya. Bisa rekam video dalam format 4K, video 18:9, Full HD 60fps dan 120fps.

Berikut beberapa hasil bidikan Asus Zenfone 5:

Performa – Semi Flagship

Zenfone 5 adalah smartphone semi flagship yang diperkuat chipset high-tier Snapdragon 600 series terbaru yakni mobile platform Snapdragon 636. Berikut susunan hardware Zenfone 5:

  • Sytem-on-chip Qualcomm SDM636 Snapdragon 636
  • CPU Octa-core Kryo 260
  • GPU Adreno 509
  • RAM 4GB
  • ROM 64GB
  • Baterai Li-Ion 3300 mAh

Di Antutu, Zenfone 5 meraih skor 138.699 poin, di PCMark Work 2.0 sebesar 6.241 poin, di 3DMark Sling Shot mencetak 1.487 poin, serta di Geekbench 4 single-core 1.509 poin dan multi-core 5.372 poin.

Kinerja Zenfone 5 juga turut dibantu teknologi AI. Bila membutuhkan tenaga lebih, kita bisa mengaktifkan fitur AI Boost yang akan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk memastikan ZenFone 5 dapat menjalankan aplikasi ataupun game yang berat sekalipun dengan lancar.

Selain itu, ZenFone 5 mengadopsi AI learning yang akan mempelajari kebiasaan kita sehingga sistem akan memprediksi aplikasi yang akan Anda gunakan berikutnya. Sehingga aplikasi dapat dibuka dengan cepat dan perpindahan dari satu aplikasi ke yang lain bisa dilakukan dengan smooth.

Untuk bermain game PUBG Mobile, Zenfone 5 mampu menyuguhkan grafik HD dan frame rate high. Sementara, game Arena of Valor tak hanya menyajikan  kualitas tampilan max, kualitas partikel max, dan resolusi HD, tapi juga high frame rate mode.

Verdict

Review-Asus-Zenfone-5-14

Menimbang apa yang ditawarkannya dengan harga Rp4,3 juta, saya yakin Asus Zenfone 5 merupakan salah satu smartphone kelas menengah terbaik.

Statusnya sebagai smartphone semi flagship memang terkesan ‘kentang’, karena bila Anda sediakan uang Rp6,5 juta – Anda bisa berinvestasi lebih baik dengan smartphone flagship sesungguhnya yakni Asus Zenfone 5Z yang berdapur pacu Snapdragon 845 atau Nokia 8 dengan Snapdragon 835.

Selain itu, di rentang harganya – Asus juga tak sendirian. Di sana Zenfone 5 harus melawan ketat dengan Oppo F7, Vivo V9, serta Samsung Galaxy A6 dan A6+.

Sparks

  • Desain kekinian 
  • Dual camera dengan AI, mode portrait, dan wide-angle
  • Performa apik dengan Snapdragon 636

Slacks

  • Layar notch tiru iPhone X?
  • Punggung bukan sepenuhnya kaca tapi campuran plastik (TPU)

Smartwatch Fitbit Versa Resmi Dirilis, Tandai Debut Perdananya di Indonesia

Brand perangkat wearable global Fitbit secara resmi mengumumkan debutnya di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan peluncuran smartwatch dan activity tracker terbaru mereka yakni Fitbit Versa dan Fitbit Ace dengan harga terjangkau.

Fitbit Versa adalah sebuah jam tangan pintar yang fokus pada kesehatan dan kebugaran. Dirancang untuk mendukung penggunanya memulai gaya hidup sehat dengan pemanfaatan teknologi sebagai sarana pendorong guna meningkatkan aktivitas fisik dengan cara yang menyenangkan.

smartwatch-fitbit-versa-resmi-dirilis-2

Perangkat wearable berbasis Fitbit OS 2.0 dibekali lebih banyak fitur dan mampu menyediakan informasi personal terkait aktivitas penggunanya. Kita bisa merekam aktivitas sehari-hari dan menganalisis kesehatan secara rutin.

Tampilan dasboard-nya telah dirancang ulang, kita bisa mengakses data dengan mudah baik harian maupun mingguan. Dashboard juga menampilkan pesan-pesan motivasional, tips, dan trik terkait aktivitas yang sedang dilakukan.

Fitur-fiturnya meliputi, pemantau detak jantung 24/7, onscreen workouts – ada 15+ mode olah raga, pemantau fase tidur otomatis, dan beragam fitur cerdas lainnya.

Namun fitur yang paling disorot ialah female health tracking, di mana para wanita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siklus menstruasi, dikombinasikan dengan data kualitas tidur, dan aktivitas pengguna.

smartwatch-fitbit-versa-resmi-dirilis-3

Meski fokus pada kesehatan, Fitbit Versa mengusung desain minimalis, simpel, dan tetap terlihat elegan. Dengan casis aluminium dan band dengan pilihan warna yang beragam.

Sekilas bentukannya menyerupai Apple Watch, kotak dan punya sudut-sudut membulat. Kualitas layarnya juga bagus, dengan tingkat kecerahan mencapai 1.000 nits.

Nah yang paling saya suka adalah battery life-nya yang panjang, sekali charge bisa bertahan hingga empat hari – jadi tidak merepotkan. Harga Fitbit Versa juga terbilang terjangkau, yakni Rp3.599.000.

smartwatch-fitbit-versa-resmi-dirilis-6

Selain Fitbit Versa, Fitbit juga meluncurkan activity tracker Fitbit Ace yang didesain untuk anak-anak berusia 8-12 tahun. Perangkat juga mendukung akun Fitbit keluarga yang bisa diakses dari smartphone, sehingga orang tua bisa menjaga agar anak-anak tetap aman dan memantau aktivitas mereka, seperti jumlah langkah yang ditempuh setiap harinya, jam tidur, dan kalori yang dibakar.

Untuk ketersediaan perangkat ini direncanakan baru akan dirilis pada kuartal ke-2 2018.

Resmi Diumumkan, Inilah Honor 7A dan Serba-Serbi Honor di Indonesia

Memanfaatkan momen puasa dan lebaran, Honor yang merupakan sub-brand dari Huawei yang diciptakan untuk berkompetisi dengan merek-merek smartphone budget seperti Xiaomi, telah meluncurkan smartphone Android terjangkau yakni Honor 7A seharga Rp1.899.000.

Ponsel pintar ini menyasar pengguna anak muda dan menawarkan fitur yang komplet, mulai dari suguhan FullView display, sistem pengenalan wajah ‘face unlock‘, hingga teknologi dual camera. Siap menantang Asus Zenfone Max M1, Xiaomi Redmi 5, dan Infinix Hot S3 yang sudah lebih dulu tiba.

Sangat cocok dijadikan sebagai hadiah spesial lebaran. Seperti apa fitur dan spesifikasi lengkap Honor 7A?

Fitur dan Spesifikasi Honor 7A

Smartphone Android 8.0 Oreo dengan sentuhan EMUI versi 8.0 ini menyajikan tampilan layar penuh dengan panel IPS 5,7 inci, resolusi 720×1440 piksel (282 ppi), aspek rasio 18:9, dan rasio screen-to-body 75,4 persen.

Saat hands-on, dimensi Honor 7A memang sangat compact dan tak terasa penuh di tangan. Body-nya juga cukup tipis hanya 7,8mm dan punya bobot 150 gram. Dengan kerangka aluminium, serta punggung dengan sentuhan akhir matte.

Dari sisi fotografi, Honor 7A punya setup dual-camera pada bagian belakang. Lensa utama 13-megapixel dan lensa sekunder 2-megapixel (f/2.2) dengan mode wide aperture untuk mengambil foto dengan efek bokeh.

Beralih ke depan, untuk aktivitas selfie Honor 7A mengandalkan kamera 8-megapixel (f/2.0) dan menawarkan pengalaman menyenangkan mengambil selfie pada kondisi kurang cahaya berkat adanya LED flash yang intensitasnya bisa disesuaikan dalam tiga tingkat.

Salah satu fitur yang menjadi sorotan utama Honor 7A ialah metode pengenalan wajah atau face unlock. Selain menggunakan pemindai sidik jari, kita bisa membuka kunci layar lebih cepat dan mudah, cukup dengan tersenyum pada smartphone. Honor 7A mampu mendeteksi 1.024 titik wajah untuk menangkap dan mengenali wajah pemiliknya.

Untuk dapur pacu, Honor 7A dipersenjatai chipset mid-tier Snapdragon 400 series, yakni Snapdragon 430 ditopang dengan RAM 3GB, ruang simpan internal 32GB, dan baterai 3.000 mAh.

Honor 7A Eksklusif di Shopee

Honor-7A-Indonesia-14

Honor 7A akan tersedia dalam balutan warna hitam dan biru, serta akan dijual secara eksklusif di Shopee mulai Kamis, 7 Juni 2018 pada pukul 12.00 WIB. Apakah nantinya akan tersedia secara offline?

James Yang, Presiden Honor Indonesia menegaskan bahwa untuk seri Honor 7A versi RAM 3GB dan ROM 32GB hanya dijual di Shopee saja. Namun pada bulan depan nanti, ia menjanjikan akan meluncurkan produk untuk toko offline.

Bisa jadi Honor 7A varian RAM 2GB dan ROM 16GB dengan harga yang lebih murah atau mungkin perangkat yang benar-benar baru.

Strategi Honor di Indonesia

Honor-7A-Indonesia-10

Honor pertama kali memantapkan langkahnya di Indonesia pada Maret 2018, menggebrak pasar smartphone Tanah Air dengan tiga produk untuk tiga segmen berbeda yakni Honor 9 Lite untuk segmen entry-level, Honor 7X mid-range, dan Honor View 10 untuk high-end.

Honor punya ambisi untuk menjadi tiga teratas dalam tiga tahun di Indonesia. Lalu, sebagai pemain baru stategi apa lagi yang akan dilakukan oleh Honor ke depan untuk memenangkan hati masyarakat terutama generasi muda?

“Kami fokus baik pada event, aktivitas, dan aktif berkomunikasi dengan fans atau klub Honor, karena kami merasa ini adalah sebuah pondasi. Spirit kami adalah menghadirkan produk terbaik yang dibungkus dengan harga terbaik, sehingga bisa memberikan experience terbaik”. Ungkap, James Yang.

Selain itu, ia menambahkan yang terus dilakukan ialah membangun image karena Honor harus selalu relevan ke anak muda. Memang, kalau bicara smartphone fitur dan spesifikasi sama-sama saja dengan yang ada di kompetitor, namun spirit dari brand-lah yang akan menjadi pembeda.

James Yang juga menuturkan bahwa berkiprah di Indonesia tantangannya sangat besar tapi peluangnya juga besar, menurutnya ada empat tantangannya. Pertama ialah untuk benar-benar memahami konsumen yang ada di Indonesia, apa sih yang mereka inginkan dan kebutuhannya belum dipenuhi, sehingga Honor bisa membuat produk yang sesuai.

Tantangan kedua adalah meningkatkan efektivitas kemitraan, kedepannya Honor membutuhkan mitra yang dapat diandalkan karena tanpa mitra yang tepat Honor tidak akan bisa berjalan jauh. Kemudian yang ketiga adalah kapasitas diri sendiri, apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kapasitasnya yang perlu dibangun di dalamnya.

Tantangan yang keempat dan yang terakhir adalah komunikasi yang beriringan dengan marketing, bagaimana caranya Honor bisa berkomunikasi dengan gaya komunikasi dan rasa Indonesia.

Tren Flash Sale dan HP Gaib

Dalam peluncuran Honor 7A, kita juga menyinggung mengenai tren HP gaib dan flash sale. Penjualan smartphone melalui flash sale memang cukup populer di Indonesia, namun apakah sistem penjualan tersebut tepat sasaran dan sampai ke konsumen atau menjadi HP gaib?

Menurut James Yang, “flash sale adalah salah satu channel penjualan yang bisa kita berikan kepada konsumen. Di mana Anda memiliki opsi tambahan untuk bisa mendapatkan produk yang diinginkan dengan harga terbaik. E-commerce sendiri merupakan cara baru untuk menjangkau konsumen untuk menjual produk ataupun untuk konsumen membeli produk.”

Christin Djuarto, Direktur Shopee Indonesia turut menambahkan bahwa “sistem flash sale di tiap-tiap e-commerce tentu berbeda-beda, tapi kalau di Shopee sangat di kontrol sekali dan memastikan barangnya sampai ke konsumen yang tepat, bukan yang beli para pedagang dan kemudian dijual lagi. Sistem di Shopee sendiri juga membatasi pembelian maksimal per orang dan kami juga memiliki team yang bertugas untuk verifikasi bahkan akun tersebut benar”.

5 Smartphone Android dengan Sentuhan Notch dan AI di Indonesia

Ketika pertama kalinya dirilis, salah satu keunikan iPhone X ialah desain layar poni atau ber-notch. Saya masih ingat betul, notch tersebut memicu perdebatan sengit dan menuai banyak hujatan sana-sini.

Tetapi sekarang, desain notch menjadi daya tarik tersendiri. Banyak pabrikan ponsel Android yang mengadopsi sentuhan notch. Selain notch, smartphone keluaran tahun 2018 ini juga sudah didukung kecerdasan buatan atau AI.

Berikut ada lima smartphone Android dengan notch yang menempel di pucuk display dan fitur-fitur berbasis AI yang sudah hadir di Indonesia.

1. LG G7+ ThinQ – Rp11,5 Juta

LG-G7-Plus-ThinQ

Ya, smartphone flagship teranyar dari LG ini telah dihiasi notch yang mereka sebut ‘new second screen‘. Uniknya, kita bisa memilih untuk tampil kekinian dengan notch atau menyembunyikannya untuk tampilan yang lebih elegan dengan FullVision display.

Smartphone Android 8.0 Oreo ini sangat cocok untuk para audiophile dan para penghobi fotografi. Dari sisi audio, LG membenamkan fitur Hi-Fi Quad DAC, DTS-X sound, dan Boombox speaker.

Sementara dari sisi kamera, LG membekali fitur AI Cam – aplikasi kameranya telah didukung kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi banyak objek yang dipotret dan merekomendasikan setting-an yang tepat. Tak lupa, ada mode wide-angle untuk foto landscape dan mode portrait untuk bidikan ala professional dengan latar belakang out of focus.

Berikut spesifikasi singkat LG G7+ ThinQ.

  • Android 8.0 Oreo
  • Layar IPS 6,1 inci 1440×3120 piksel (564 ppi), rasio 19.5:9
  • Qualcomm SDM845 Snapdragon 845
  • 128 GB, 6 GB RAM

2. Asus Zenfone 5z – Rp6,5 Juta

Asus Zenfone 5Z

Smartphone flagship dengan sentuhan notch atau takik berikutnya ialah Asus Zenfone 5z. Smartphone dengan bertenaga chipset Snapdragon 845 paling terjangkau di Indonesia yakni Rp6,5 juta untuk versi RAM 6GB dan ROM 128GB.

Yang lebih menarik lagi, versi RAM 8GB dan ROM 256GB bisa didapat dengan harga Rp7,5 juta. Tak ketinggalan, Asus  juga mengimplementasikan AI dan bukan hanya di kamera tapi juga di berbagai aspek ZenFone 5z.

Berikut spesifikasi Asus Zenfone 5z:

  • Android 8.0 Oreo
  • Layar IPS 6,2 inci 1080×2246 piksel (402 ppi), aspek rasio 18.7:9
  • Qualcomm SDM845 Snapdragon 845
  • 128 GB, 6 GB RAM/256 GB, 8 GB

3. Asus Zenfone 5 – Rp4,3 Juta

Asus Zenfone 5

Masih dari Asus, Zenfone 5 merupakan smartphone mid-range dengan notch yang tampil prima dari beragam aspek – desain, fitur, teknologi hingga performa.

Zenfone 5 ditenagai chipset Snapdragon 636, RAM 4GB, dan fitur berbasis kecerdasan buatan. Dari mulai kamera yang mampu mengenal objek atau skenario foto berbeda atau menggenjot performa hardware saat bermain game.

Berikut spesifikasi Asus Zenfone 5:

  • Android 8.0 Oreo
  • Layar IPS 6,2 inci 1080×2246 piksel (402 ppi), aspek rasio 18.7:9
  • Qualcomm SDM636 Snapdragon 636
  • 64 GB, 4 GB RAM

4. Oppo F7 – Rp4,2 Juta

oppo-f7

Smartphone spesialis selfie berkamera depan 25MP dengan teknologi AI dari Oppo ini juga sudah mengadopsi layar poni.

Uniknya, sistem kecerdasan buatan pada Oppo F7 sudah ditopang secara hardware melalui chipset MediaTek Helio P60. SoC ini memiliki AI processing unit atau neural processing unit mandiri.

Adanya fitur ‘game acceleration‘, akan menyesuaikan secara cerdas sumber daya sistem untuk menyuguhkan pengalaman game yang lebih smooth.

Berikut spesifikasi singkat Oppo F7:

  • Android 8.1 Oreo
  • Layar IPS 6,23 inci 1080×2280 piksel (405), aspek rasio 19:9
  • Mediatek MT6771 Helio P60
  • 64 GB, 4 GB RAM or 128 GB, 6 GB RAM

5. Vivo V9 – Rp4 Juta

Vivo-V9

Vivo V9 merupakan smartphone notch Android pertama yang meluncur di Indonesia. FullView display 6,3 inci Full HD+ dengan notch, dual camera belakang, dan teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi fitur unggulannya.

Sederet fitur kamera yang mengatasnamakan AI telah dibenamkan, mulai dari AI Bokeh, AI HDR, AI Scene Recognition, AI Face Beauty, AI Selfie Lighting, hingga AR Sticker.

Sayangnya, penggunaan chipset Snapdragon 450 terbilang kurang bertenaga di kelasnya. Bagi yang suka gaming, Vivo V9 kurang kuat untuk mengakomodasi aktivitas gaming Anda.

 

  • Android 8.1 Oreo
  • Layar IPS 6,3 inci 1080×2280 piksel (400 ppi), aspek rasio 19:9
  • Qualcomm Snapdragon 450
  • 64 GB, 4 GB RAM

Hands-on Vivo X21 UD, Smartphone dengan Fingerprint Sensor di Dalam Layar

Selain Vivo V9, perusahaan asal China ini masih menyimpan smartphone mid-range desain notch atau layar berponi seperti iPhone X dengan spesifikasi lebih baik dibanding V9 yakni Vivo seri X21.

Sebagai pembanding, V9 di Indonesia hanya ditenagai chipset Snapdragon 450. Sedangkan X21 dibekali dapur pacu yang jauh lebih mumpuni yakni Snapdragon 660.

Ada dua varian yang tersedia yakni X21 reguler dan X21 Under Display (UD) dengan inovasi pemindai sidik jari di dalam layar bekerjasama dengan Synaptics.

Beruntung saya berkesempatan untuk mencoba Vivo X21 UD secara langsung, meski singkat inilah hands-on Vivo X21 UD dan kesan pertama yang saya dapatkan.

Menjajal In-Display Fingerprint Scanner
Hands-on-Vivo-X21-UD-8
Vivo pertama kali memperkenalkan konsep pemindai sidik jari di dalam layar atau In-Display Fingerprint Scanner pada MWC tahun 2017 lalu. Kemudian Vivo mewujudkannya dalam smartphone yang dijual di pasaran yakni seri X20 Plus Under Display dan X21 Under Display.

Berbeda yang diterapkan di Apex Concept yang mencapai setengah layar dan ekspektasi saya yang bahkan di seluruh layar.

Ternyata pemindai sidik jari yang digunakan dalam X21 Under Display hanya di lokasi tertentu yakni di layar bagian bawah. Sedangkan X21 reguler, fingerprint sensor terletak di bagian belakang.

Saat mencobanya, proses pendaftaran sidik jari sama seperti biasa, tekan sensor yang berupa ikon sidik jari pada bagian depan smartphone. Setelah merasa sedikit getaran, ikon tersebut akan bersinar lebih terang, lalu angkat dan kemudian tekan jari Anda ke ikon itu lagi.

Harus diakui memang terasa sangat keren dan memberi pengalaman pengguna yang lebih baik. Namun dari segi kenyamanan, sekali lagi Anda harus beradaptasi bagi yang sudah terbiasa dengan pemindai sidik jari di bagian belakang.

Hands-on Vivo X21 UD


Dari sisi desain, secara garis besar Vivo seri X21 UD berbagi desain yang identik dengan V9. Hanya saja lebih tipis dengan ketebalan 7,4mm, bingkai aluminum, dan bagian punggung punya build quality yang lebih baik – terasa lebih kaca tapi material dasar sebenarnya ialah plastik.

Beralih ke spesifikasinya, X21 UD jauh lebih baik dibanding V9, mengusung layar FullView berjenis Super AMOLED, ukuran 6,28 inci Full HD+, aspek rasio 19:9, dan notch yang menempel di dahi smartphone.

Di sektor fotografi, kamera X21 lebih bisa diandalkan dibanding V9. Dengan konfigurasi dual camera, lensa utama 12MP (f/1.8, 1/2.5″, 1.4µm, Dual Pixel PDAF) dan lensa sekunder 5MP (f/2.4), didukung teknologi phase detection autofocus dan LED flash. Sementara, kamera depannya 12 MP dengan aperture f/2.0.

Dapur pacunya juga lebih bertenaga, smartphone Android 8.0 Oreo dengan sentuhan Funtouch OS 4.0 menggunakan Snapdragon 660 ditopang RAM 6GB, memori internal 128GB, dan baterai 3.200 mAh.

Snapdragon 660 merupakan SoC yang menonjolkan kinerja CPU dan berada dalam posisi teratas di anggota high-tier Snapdragon 600 series. Seperti Snapdragon 636 yang ada pada hati Asus Zenfone Max Pro M1, Asus Zenfone 5, dan Xiaomi Redmi Note 5, Snapdragon 660 menggunakan arsitektur core Kyro 260, namun dengan clock lebih kencang hingga 2,2 GHz.

Estimasi Harga Vivo X21 UD di Indonesia


Pihak Vivo memang belum memastikan kehadiran seri X21 di Tanah Air, mereka mengatakan bahwa dibanding Apex, X21 punya peluang lebih besar masuk Indonesia. Namun tentu saja, harus melalui riset konsumen terlebih dahulu dan bila masuk pun akan menjadi ‘limited edition‘ dengan stok terbatas.

Melihat sengitnya persaingan pasar smartphone di Indonesia dan harga dari para kompetitornya, menurut saya harga yang pantas untuk Vivo X21 reguler tak lebih dari Rp5 juta. Sementara, Vivo X21 Under Display pantas berkisar Rp5-6 juta.

Sebagai smartphone dengan spesifikasi kelas menengah, batasan sampai 6,5 juta, karena di harga tersebut sudah ada Nokia 8 dengan chipset Snapdragon 835 bahkan Asus Zenfone 5Z dengan chipset Snapdragon 845 paling mutakhir saat ini dari Qualcomm.

[Review] SPC Mobile L54 Optima, Smartphone FullView Display Rp800 Ribuan

Meski pasar ponsel di Indonesia diserbu smartphone, namun harus diketahui bahwa kepemilikan feature phone yang memakai jaringan 2G masih cukup besar di penjuru Tanah Air.

Ada jarak antara harga feature phone dan smartphone entry-level, celah itulah yang digarap oleh vendor ponsel lokal SPC Mobile. Mereka menargetkan para pengguna feature phone yang tinggal di daerah kota kedua untuk beralih ke smartphone.

Setelah merilis SPC L53 Selfie, SPC Mobile berupaya tetap konsisten meluncurkan smartphone baru dengan harga ekstra terjangkau – Rp800 ribuan yakni L54 Optima. Kali ini sudah dikemas dalam desain layar FullView aspek rasio 18:9 dan sudah mendukung konektivitas 4G tentunya.

Penasaran apa yang ditawarkan oleh smartphone Android buatan lokal ini? Berikut review SPC Mobile L54 Optima selengkapnya.

Unboxing SPC Mobile L54 Optima

Review-SPC-Mobile-L54-Optima-18

Paket penjualan SPC L54 Optima sudah dibekali aksesori yang terbilang lengkap. Anda tak perlu lagi membeli screen protector karena sudah terpasang dan silicon case sebagai pelindung smartphone.

  • Unit SPC L54 Optima
  • Adapter charger 1A
  • Kabel data microUSB
  • Earphone
  • Silicon case
  • Screen protector
  • SIM Ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain SPC L54 Optima

SPC L54 Optima mengusung layar berukuran 5 inci dengan aspek rasio 18:9 dan sudah berlapis kaca lengkung 2.5D dipermukaan layarnya. Alhasil, smartphone ini tampil lumayan kece dan mungil dengan body yang agak memanjang tapi terasa terlalu sempit.

Meski membawa embel-embel layar ‘FullView‘, desain SPC L54 Optima justru masih mengadopsi ‘konsep lama’ dan berbodi tebal dengan material plastik. Di mana back cover dan baterainya bisa dilepas.

Imbasnya, kesan ‘jadul’ menjadi tak terelakkan tapi hal ini masih bisa dimaklumi mengingat device ini menyasar segmen low-end. Biarpun begitu, desain sederhana ini masih cukup ergonomis.

Lebih detail, pada bagian muka masih ditemui bezel samping, dahi, dan dagu yang cukup lebar. Di atas layar tersemat kamera depan 8-megapixel dan earpiece. Sementara bagian bawah layar terlihat kosong, tombol navigasi telah berpindah ke dalam layar.

Berbalik ke belakang terdapat kamera 8-megapixel ditemani LED flash dan speaker di pojok kanan bawah. Tombol power dan volume berada di sisi kanan, microphone di sisi bawah, kemudian port microUSB dan jack audio 3.5mm berada di sisi atas.

Untuk mengakses dua slot kartu seluler berbentuk nano SIM dan slot microSD yang bisa menampung hingga 32GB, kita harus membuka back cover.

Layar FullView 5 Inci

Review-SPC-Mobile-L54-Optima-17

Layar FullView 5 inci dengan aspek rasio 18:9 menjadi salah satu unique selling point yang diunggulkan oleh SPC L54 Optima, meskipun resolusinya masih sebatas 480×960 piksel.

Permukaan layarnya sudah mendukung kemampuan multi-touch dua titik, kinerjanya sejauh ini cukup responsif. Namun resolusi 480p dengan tingkat kerapatan sekitar 196 ppi, kualitas tampilannya memang tidak begitu istimewa. Layarnya juga agak reflektif dan punya sudut pandang yang sempit.

Screenshot_20180531-105200

Padahal rasio layar 18:9, membuat aktivitas browsing dan nonton video di SPC L54 terasa lebih asyik. Setidaknya masih ada fitur adaptive brightness, yang mampu menyesuaikan tingkat kecerahan layar dengan cahaya di sekitar Anda.

User Interface Android 7.0 Nougat

SPC L54 Optima berjalan di atas sistem operasi Android versi 7.0 Nougat dengan patch update keamanan bulan Februari 2018. User interface yang disajikan sangat standar, saya berharap ke depannya SPC memoles dan memberi sentuhan yang lebih menarik pada UI-nya.

Selain bisa mengganti wallpaper, efek transisi, menambahkan widget, dan mengubah tampilan homescreen menjadi satu lapis. Anda juga bisa menyesuaikan tata letak tombol navigasi seperti back, home, dan task switcher pada menu Navigation Bar, kita juga bisa menyembunyikan tombol navigasi tersebut.

Kemudian ada fitur Smart Awake, shortcut atau akses pintas menuju aplikasi tertentu ketika smartphone dalam keadaan standby dengan menggunakan gesture. Lalu ada Full Screen Mode, sehingga aplikasi bisa ditampilkan secara penuh.

Kamera

Baik depan maupun belakang, SPC membenamkan kamera 8-megapixel dengan mode pengambilan gambar dan pengaturan yang cukup lengkap. Bahkan terdapat mode manual, di mana kita bisa dengan leluasa menyesuaikan white balance, ISO, exposure, contrast, saturation, dan brightness.

Dalam kondisi cahaya yang ideal, memotret dengan stabil, dan subjek yang diam, maka hasil jepretan yang diperoleh bisa dibilang lumayan. Namun bila mode HDR diaktifkan, sistem autofocus dan shutter menjadi lebih lambat.

Sementara, pada kondisi pencahayaan yang temaram, kamera tak bisa berbuat banyak walaupun sudah menggunakan flash. Hasil foto selfie juga kurang lebih rata-rata saja, tidak begitu istimewa. Untuk mendukung ber-selfie, sudah ada fitur Beautify yang bisa memperhalus atau mempercantik wajah.

Soal perekaman video, SPC L54 Optima bisa merekam video standar, time lapse, slow motion, ataupun night-shot hingga maksimal resolusi full HD 1080p.

Berikut beberapa hasil jepretan kamera SPC L54 Optima:

Hardware dan Performa

Review-SPC-Mobile-L54-Optima-16

SPC L54 Optima menggunakan chipset Spreadtrum SC9850 dengan prosesor quad-core dengan clock maksimal 1,3GHz Cortex-A7, GPU Mali-T820, RAM 1GB, memori internal 8GB, dan baterai berkapasitas 2150 mAh.

Mengingat ruang penyimpanan yang disediakan pas-pasan, sebaiknya gunakan kartu mircoSD. Tenang saja ponsel ini tidak menggunakan tipe hybrid. Jadi, bisa pakai fungsi dual SIM dan memasukkan microSD sekaligus.

Di Antutu, SPC L54 Optima mencetak skor 22.125 poin, di PCMark Work 2.0 sebesar 2.425 poin, serta di Geekbench 3 single core 437 poin dan multi-core 1.271 poin. Bagaimana dengan kinerja sesungguhnya smartphone ini?

Berdasarkan pengalaman beberapa hari mengujinya, kinerja smartphone ini secara umum masih bisa diandalkan untuk menangani berbagai aktivitas seperti browsing, nonton video di YouTube, dan bermain game Mobile Legends: Bang Bang dengan kualitas grafis low. Tapi, jangan mengharapkan kinerja yang gegas ya, sesekali masih ditemui lag.

Verdict

Mengusung FullView display, harus diakui bila dilihat dari depan lagi dan lagi, memang terlihat tampil elegan. Meski sebenarnya desainnya masih menggunakan ‘konsep jadul’, di mana back cover dan baterai bisa dilepas.

Secara keseluruhan, spesifikasi dan performa dari SPC L54 Optima ini memang cenderung cukup standar. Tak begitu istimewa, tapi juga tidak buruk sama sekali.

Sebagai pengingat, smartphone ini cukup layak untuk mereka para pengguna feature phone yang ingin beralih menikmati kecanggihan smartphone. Tak cocok untuk multitasking atau bermain game berat, diutamakan untuk sekedar telepon, chatting, atau video call dengan WhatsApp menggunakan kemampuan 4G LTE.

Sekali lagi bila ditimbang antara harga, fitur, dan spesifikasi yang ditawarkan, banderol Rp800 ribuan rasanya cukup layak untuk direkomendasikan di segmen low-end.

Sparks:

  • FullView display 5 inci
  • Slot SIM Card tidak berbentuk hybrid
  • Konektivitas 4G LTE
  • Paket penjualan lengkap

Slacks:

  • Resolusi layar sebatas 480p
  • Hasil kamera standar
  • Memori pas-pasan

Fujifilm X-T100 Bidik Pengguna Kamera DSLR untuk Beralih ke Mirrorless

Di tengah perkembangan teknologi kamera smartphone yang begitu pesat. Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah kita masih membutuhkan kamera digital?

Saya juga pernah berpikir demikian dan pengalaman yang memberikan jawaban kepada saya. Saya merasa kurang puas dengan hasil foto saat traveling dan saya juga kesulitan memotret dalam cahaya temaram saat menghadiri acara peliputan bila hanya bermodalkan ponsel pintar.

Tapi saya tak mau juga dibuat repot, dari situ saya paham betul bahwa yang dibutuhkan ialah sebuah kamera mirrorless. Bentuknya ringkas dan punya kemampuan fleksibilitas lensa yang bisa diganti-ganti seperti kamera DSLR.

Bicara mengenai mirrorless, perusahaan kamera asal Jepang yakni Fujifilm telah meluncurkan kamera mirrorless terbaru ke Indonesia – Fujifilm X-T100 dalam acara yang bertajuk ‘show me your world‘ di Suasana Restaurant, Aston Jakarta (28/05/2018).

Menurut Johannes J. Rampi, General Manager Electronic Imaging & Consumer Printing Division Fujifilm, produk ini masuk ke kategori low to mid. Konsepnya adalah kamera mirrorless yang terbentuk dari desain ala kamera DSLR dengan jendela bidik.

“Dengan fitur utama seperti adanya electronic view finder, perangkat ini ditunjukkan untuk mereka yang masih menggunakan kamera DSLR agar beralih ke kamera mirrorless,” ujarnya.

Fitur dan Spesifikasi Fujifilm X-T100

Di jantung Fujifilm X-T100 tertanam sensor APS-C ukuran 24,2-megapixel yang dikombinasikan dengan teknologi reproduksi warna milik Fujifilm. Terdapat 11 variasi mode film simulation dan 17 variasi advanced filters.

Fujifilm X-T100 juga telah dilengkapi RAM 8GB, serta sistem deteksi gerakan autofokus dan algoritma autofokus terbaru yang membuatnya jadi lebih cepat dan lebih akurat dalam mencari titik fokus.

Di seri ini, SR+ Auto Mode telah mengombinasikan teknologi pengenal subjek dan gambar. Fungsi otomatis ini membuat X-T100 lebih simpel dan mudah dipakai oleh siapapun.

Kamera ini menawarkan pengaturan ISO dari ISO 200 hingga ISO 12800 yang bisa diekspansi dari ISO 100 hingga ISO 51200 dan mampu melakukan shooting 6fps pada 26 frame.

Hands-on Fujifilm X-T100

Dalam acara peluncuran, saya berkesempatan mencicip kecanggihan Fujifilm X-T100. ‘Berkelas’ itulah kesan pertama yang saya dapat sesaat setelah menyentuhnya.

Kamera mirrorless ini memiliki dimensi yang ringkas (121x83x47,4 mm) dengan desain stylish bergaya retro yang identik dengan seri X-T, di mana punya tiga tombol kontrol di bagian atas. Bobotnya sendiri mencapai 448 gram dan dibuat dengan rangka alumunium anti-karat.

Bagi saya lumayan berat tapi dengan build quality yang sangat baik, hal tersebut sepertinya bukan kekurangan. Bobot tersebut justru memberikan kesan padat, solid, serta feel yang mantap dalam genggaman tangan dan nyaman saat digunakan untuk memotret.

Kamera ini dilengkapi layar LCD sentuh 3 inci yang dapat digerakkan secara horizontal hingga 177 derajat, memiliki port 2.5mm dan hotshoe. Sehingga memudahkan untuk membuat vlog, Anda menggunakan external microphone untuk mendapat kualitas audio yang lebih baik.

Untuk kualitas perekaman videonya, kamera ini mampu merekam video format 4K pada 15fps hingga sekitar 30 menit, video Full HD hingga 59,94fps, dan video slow motion hingga 4x di resolusi HD 720p.

Daya tahan baterai sendiri diklaim tahan lama, di mana sekali charge bisa digunakan untuk memotret hingga sekitar 430 foto. Berkat konektivitas WiFi dan Bluetooth yang dimilikinya, hasil foto dan video dapat dipindahkan dengan mudah ke smartphone.

Harga Fujifilm X-T100

fujifilm-x-t100-9

Bila tertarik dengan Fujifilm X-T100, keran pre-order telah dibuka mulai pada tanggal 30 Mei 2018 hingga 8 Juni 2018 di website resmi Fujifilm Indonesia dengan bonus menarik. Serta, tersedia dalam berbagai pilihan warna yakni dark silverblack, dan champagne gold.

Untuk body only, Fujifilm X-T100 dibanderol Rp9 juta dan Rp10,5 juta dengan lensa Kit XC 15-45mm f/3.5-5.6 power zoom. Lensa tersebut dapat digunakan untuk berbagai subjek fotografi dengan jangkauan fokus dari 15mm hingga 1200mm (ekuivalen 35mm).

Smartphone Notch Vivo Y83 Resmi Diumumkan dengan Chipset MediaTek Helio P22

Belakangan ini smartphone Android berlayar poni atau notch tengah menjadi primadona dan masih akan terus membanjiri pasar. Nah salah satu pembesutnya ialah Vivo.

Setelah menempel pada smartphone kelas menengah Vivo V9, pabrikan ponsel asal Tiongkok itu mulai melekatkan notch di smartphone terbaru mereka dengan harga yang lebih terjangkau yakni Vivo Y83.

vivo-y83-resmi-diumumkan-2

Layar notch Vivo Y83 sendiri membentang luas 6,22 inci dengan aspek rasio 19:9, serta bezel samping dan dagu yang terlihat tipis. Sayang layarnya hanya ditopang resolusi HD+ 720×1520 piksel saja.

vivo-y83-resmi-diumumkan-1

Selain notch, hal yang paling menarik pada Vivo Y83 adalah penggunaan chipset terbaru garapan MediaTek, Helio P22. SoC kelas menengah pertama yang dibangun pada proses manufaktur 12 nanometer.

vivo-y83-resmi-diumumkan-4

Di Vivo Y83, Helio P22 akan bekerja dengan CPU octa-core berkecepatan 2GHz Cortex-A53 berpasangan dengan GPU PowerVR GE8320. Disangga RAM besaran 4GB, ruang penyimpanan 64GB, dan baterai berkapasitas 3.260 mAh.

vivo-y83-resmi-diumumkan-3

Dari sisi fotografi, Vivo Y83 hanya dibekali kamera single lensa berkekuatan 13-megapixel dengan aperture f/2.2. Sementara, bagian depan tersemat kamera selfie 8-megapixel dengan aperture f/2.2 dan fitur AI Beauty.

Berapa harga Vivo Y83? Smartphone berbasis OS Android 8.1 Oreo dengan sentuhan Funtouch versi 4.0 tersebut dibanderol CNY 1.489 atau sekitar Rp3,2 jutaan di Tiongkok dan akan tersedia dalam tiga pilihan warna yaitu black, aurora white, dan red.

Sumber: GSMArena

Rekomendasi 21 Smartphone Terbaru yang Cocok untuk Lebaran 2018

Momen lebaran boleh jadi saat yang paling tepat untuk mewujudkan wishlist Anda, di mana kita bisa memanfaat tunjangan hari raya atau THR untuk upgrade smartphone misalnya.

Nah berikut rekomendasi smartphone terbaru, dari berbagai rentang harga dimulai dari yang paling murah. Saya membaginya dalam tujuh kelompok dan satu kelompok bersisi masing-masing tiga rekomendasi.

1. Xiaomi Redmi 5A/Meizu M6/Asus Zenfone Live L1

Ketiga model di atas sangat cocok untuk Anda pengguna ponsel fitur yang ingin beralih mencicipi canggihnya smartphone. Bisa juga untuk kado spesial untuk keluarga, dengan harga terjangkau tapi punya spesifikasi yang lumayan di kelasnya.

Xiaomi-Redmi-5A

Kita mulai dari Redmi 5A yang menyandang layar 5 inci HD, ditenagai dapur pacu terbilang kuat dikelasnya yakni Snapdragon 425 dengan RAM 2GB dan penyimpanan 16GB. Smartphone Android 7.1.2 Nougat ini berkamera utama 13MP dan kamera selfie 5MP.

Meizu-M6

Sedangkan Meizu M6 punya layar 5,2 inci HD, bertenaga chipset Mediatek MT6750 dengan RAM 2GB dan ROM 16GB. Smartphone Android 7.0 Nougat itu sudah dibekali fingerprint sensor, kamera belakang 13MP, dan depan 8MP.

Asus-Zenfone-Live-L1

Lalu, Zenfone Live L1 yang sudah menggunakan layar FullView 5,5 inci HD+ (aspek rasio 18:9) dan didukung chipset Snapdragon 425 dengan dua opsi penyimpan yakni RAM 2GB dan ROM 16GB atau RAM 3GB dan ROM 32GB. Smartphone Android 8.0 Oreo ini punya kamera utama 13MP dan depan 5MP.

  • Meizu M6 (2GB/16GB) – Rp1,2 juta
  • Xiaomi Redmi 5A (2GB/16GB) – Rp1,3 juta
  • Asus Zenfone Live L1 (2GB/16GB) – Rp1,4 juta
  • Asus Zenfone Live L1 (3GB/32GB) – Rp1,7 juta

2. Asus Zenfone Max M1/Xiaomi Redmi 5/Infinix Hot S3

Di level harga berikutnya, kita sudah disajikan smartphone dengan fitur kekinian seperti desain layar penuh, chipset lebih bertenaga, dan RAM minimal sebesar 3GB. Tidak malu-maluin deh nenteng smartphone di atas saat lebaran.

Asus-Zenfone-Max-M1

Dimulai dari Zenfone Max M1 yang telah mengusung FullView display 5,5 inci HD+ (rasio layar 16:10), dengan SoC Snapdragon 430, RAM 3GB, dan ruang penyimpanan 32GB. Smartphone Android 8.0 Oreo ini punya kamera utama 13MP + 8MP, depan 5MP, dan baterai besar 4.000 mAh.

Xiaomi-Redmi-5

Beralih ke Redmi 5, layarnya 5,7 inci HD+ (rasio layar 18:9), pakai SoC Snapdragon 450 dengan pilihan konfigurasi RAM 2GB + ROM 16GB atau RAM 3GB + ROM 32GB. Smartphone Android 7.1.2 Nougat ini punya kamera utama 12MP dan depan 5MP.

Infinix-Hot-S3

Lalu, ada Infinix Hot S3 yang punya layar 5,65 inci HD+ (rasio 18:9) dengan chipset Snapdragon 430, di sokong RAM 3GB dan ROM 32GB. Smartphone Android 8.0 Oreo ini unggulkan kamera selfie 20MP, sementara kamera belakangnya 13MP.

  • Xiaomi Redmi 5 (2GB/16GB) – Rp1,7 juta
  • Xiaomi Redmi 5 (3GB/32GB) – Rp1,9 juta
  • Asus Zenfone Max M1 (3GB/32GB) – Rp1,9 juta
  • Infinix Hot S3 (3GB/32GB) – Rp1,9 juta

3. Xiaomi Redmi S2/Xiaomi Redmi 5 Plus/Honor 9 Lite

Menyentuh rentang harga Rp2 jutaan, makin banyak smartphone menarik yang menonjolkan fitur-fitur tertentu dan pastinya menawarkan user experience yang sudah cukup baik. Kamera selfie ciamik misalnya, buat foto-foto lebaran bareng keluarga.

Xiaomi-Redmi-S2

Redmi S2 misalnya, smartphone berlayar penuh 5,99 inci HD+ (18:9) ini merupakan spesialis selfie dengan kamera depan 16MP dan belakang ganda 12MP+5MP. Smartphone Android 8.1 Oreo ini didukung chipset Snapdragon 625, RAM 3GB, dan ROM 32GB.

Xiaomi-Redmi-5-Plus

Lalu, Redmi 5 Plus bedanya dengan Redmi S2 ialah layar 5,99 inci miliknya sudah disokong resolusi full HD+ tapi kamera depannya hanya 5MP dan kamera belakang 12MP. Smartphone Android 7.1.2 Nougat ini juga bertenaga chipset Snapdragon 625, dengan opsi RAM 3GB + ROM 32 dan RAM 4GB + ROM 64GB.

Honor-9-Lite

Honor 9 Lite juga cukup menarik, smartphone ini punya FullView (18:9) 5,65 inci full HD+, dengan konfigurasi kamera ganda depan dan belakang yang sama yakni 13MP + 2MP. Smartphone Android 8.0 Oreo bertenaga HiSilicon Kirin 659, dibantu RAM 3GB dan storage 32GB.

  • Xiaomi Redmi S2 (3GB/32GB) – Rp2,4 juta
  • Xiaomi Redmi 5 Plus (3GB/32GB) – Rp2,2 juta
  • Xiaomi Redmi 5 Plus (4GB/64GB) – Rp2,7 juta
  • Honor 9 Lite (3GB/32GB) – Rp2,5 juta

4. Asus Zenfone Max Pro (M1)/Xiaomi Redmi Note 5/Honor 7X

Sekarang kita berada di harga Rp3 jutaan, di sini yang pasti kita sudah disuguhi kinerja smartphone yang mumpuni, nyaman untuk aktivitas gaming, dan kemampuan kamera yang bisa diandalkan.

Asus-Zenfone-Max-Pro-M1

Langsung saja, kelebihan Zenfone Max Pro (M1) ialah chipset Snapdragon 636 yang powerful dan baterai besar 5.000 mAh, didukung pilihan RAM 3GB, 4GB, atau 6GB. Smartphone Android 8.1 Oreo dengan layar 5,99 inci full HD+ itu punya setup kamera berbeda, belakang 13MP + 5MP dan depan 8GB. Khusus versi RAM 6GB, punya kamera 16MP + 5MP dan depan 16MP.

Xiaomi-Redmi-Note-5

Beralih ke Redmi Note 5, yang juga punya layar FullView 5,99 inci full HD+ dan chipset Snapdragon 636. Bedanya kemampuan kameranya sedikit lebih baik yakni kamera utama 12MP + 5MP dan depan 13MP. Smartphone Android 8.0 Oreo ini tersedia dalam dua opsi yakni RAM 3GB atau 4GB.

Honor-7X

Asus dan Xiaomi memang sangat memikat, tapi Honor 7X juga tak kalah menarik. Smartphone berlayar FullView 5,93 inci full HD+ ini dijejalkan kamera belakang ganda 16MP + 2MP dan depan 8MP. Ditenagai chipset HiSilicon Kirin 659 dengan RAM 4GB dan storage 64GB.

  • Asus Zenfone Max Pro M1 (3GB/32GB) – Rp2,3 juta
  • Asus Zenfone Max Pro M1 (4GB/64GB) – Rp2,8 juta
  • Asus Zenfone Max Pro M1 (6GB/64GB) – Rp3,3 juta
  • Xiaomi Redmi Note 5 (3GB/32GB) – Rp2.5 juta
  • Xiaomi Redmi Note 5 (4GB/64GB) – Rp3 juta.
  • Honor 7X (4GB/64GB) – Rp3,5 juta

5. Oppo F7/Asus Zenfone 5/Samsung Galaxy A6+

Di level harga ini kita sudah bisa menikmati smartphone dengan cita rasa flagship, desain notch ala iPhone X misalnya. Fitur-fitur dan spesifikasi yang ditawarkan juga terbilang ‘mewah’, tapi jangan pamer ya.

Oppo-F7

Sebut saja Oppo F7, layar 6,23 inci full HD+ (19:9) ditempeli dengan notch pada bagian dahinya. Kemampuan kamera depan 25MP dan belakang 16MP juga telah didukung teknologi AI. Chipset Mediatek Helio P60 disokong pilihan RAM 4GB atau 6GB.

Asus-Zenfone-5

Zenfone 5 juga menyandang notch dan AI untuk mendongkrak pengalaman penggunaan. Smartphone Android 8.0 Oreo ini mengusung layar 6,2 inci full HD+ (19:9) dengan dapur pacu Snapdragon 636, didorong RAM 4GB, dan ROM 64GB. Fotografi merupakan aspek yang sangat dibangga-banggakan Asus, dengan kamera utama 12MP + 8MP dan depan 8MP.

Samsung-Galaxy-A6-Plus

Ya, berikutnya ada Samsung Galaxy A6+ (2018) yang menonjolkan Infinity Display (rasio layar 18,5:9) Super AMOLED 6 inci full HD+, dilengkapi asisten digital Bixby, tata suara Dolby Atmos, kamera selfie 24MP, dan kamera ganda belakang 16MP + 5MP dengan fitur live focus dan mode low light. Smartphone Android 8.0 Oreo ini ditenagai prosesor octa-core 1,8 GHz dengan RAM 4GB dan memori internal 32GB.

  • Oppo F7 (4GB/64GB) – Rp4,2 juta
  • Oppo F7 (6GB/128GB) – Rp5,5 juta.
  • Asus Zenfone 5 (4GB/64GB) – Rp4,3 juta
  • Samsung Galaxy A6+ (4GB/32GB) – Rp4,9 juta

6. Nokia 8, Honor 10 View, Asus Zenfone 5z

Kita telah sampai di smartphone flagship yang sesungguhnya, punya desain, fitur, dan spesifikasi premium tapi dengan harga yang terbilang ekonomis. Ya, bisa melahap aplikasi atau game apapun.

Nokia-8

Sebut saja Nokia 8, smartphone dengan dapur pacu Snapdragon 835 termurah di Indonesia dengan tiga kamera 13MP, dua di belakang dan satu di depan. Smartphone pure Android 8.1 Oreo ini berlayar 5,3 inci Quad HD, didukung RAM 4GB, dan storage 64GB.

Honor-10-View

Lanjut ke Honor View 10, handset Honor paling high-end di Indonesia dengan layar 6 inci  full HD+, bertenaga HiSilicon Kirin 970 yang sudah punya neural processing unit untuk menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan AI, kinerjanya didorong RAM 6GB dan ROM 128GB. Smartphone Android 8.0 Oreo dilengkapi kamera utama 16MP + 20MP dan depan 13MP.

Asus-Zenfone-5z

Beralih ke Zenfone 5Z, headset ini juga merupakan varian tertinggi Asus di Indonesia dan sudah didukung oleh Snapdragon 845 dengan RAM 6GB atau RAM 8GB. Smartphone Android 8.0 Oreo ini berlayar 6,2 inci full HD+, kamera utama 12MP + 8MP dan depan 8MP.

  • Nokia 6 (4GB/64GB) – Rp6,5 juta
  • Honor View 10 (6GB/128GB) – Rp7,3 juta
  • Asus Zenfone 5z (6GB/128GB) – Rp6,5 juta
  • Asus Zenfone 5z (8GB/256GB) – Rp7,5 juta

7. LG G7+ ThinQ/Samsung Galaxy S9+/Apple iPhone X

Di daftar terakhir, ini merupakan smartphone high-end dengan harga premium. Fitur-fitur dan spesifikasi tak perlu dipertanyakan lagi, bisa dibilang smartphone terbaik yang sudah hadir di Indonesia.

LG-G7-Plus-ThinQ

LG G7+ ThinQ misalnya, smartphone berlayar FullVision 6,1 inci Quad HD+ dengan notch yang bisa disamarkan ini bertenaga Snapdragon 845 dan sudah terintegrasi dengan AI, dan didukung RAM 6GB serta ROM 128GB. Setup kamera ganda di belakang 16MP + 16MP punya fitur AI Cam, Portrait, dan bidikan wide-angle, sementara kamera depannya 8MP.

Samsung-Galaxy-S9-Plus

Pindah ke Galaxy S9+, salah satu fitur unggulannya ialah Dual Aperture yang mampu membuat smartphone lebih adaptif untuk mengabadikan momen di suasana berbeda. Smartphone dengan Infinity Display Super AMOLED 6,2 inci Quad HD+ ini punya setup kamera ganda 12MP + 12MP dan depan 8MP. Smartphone Android 8 Oreo ini ditenagai chipset Exynos 9810 Octa dengan RAM 6GB.

Apple-iPhone-X

Terakhir yang mungkin jadi idaman semua orang, iPhone X – smartphone termutakhir dari Apple saat ini yang dikemas dengan layar OLED 5,8 inci dan sistem pengenal wajah Face ID yang sangat canggih sebagai pengganti Touch ID. Smartphone berbasis iOS 11.3 ditenagai Apple A11 Bionic, RAM 3GB, kamera ganda belakang 12MP, dan depan 7MP.

  • LG G7+ ThinQ (6GB/128GB) – Rp11,5 juta
  • Samsung Galaxy S9+ (6GB/64GB) – Rp13 juta
  • Samsung Galaxy S9+ (6GB/256GB) – Rp14,5 juta
  • Apple iPhone X (3GB/64GB) – Rp18 juta
  • Apple iPhone X (3GB/256GB) – Rp20,8 juta

Itulah 21 rekomendasi smartphone terbaru menjelang lebaran, pastikan sesuaikan dengan kebutuhan dan budget Anda biar tak salah beli ya.

 

Hands-on Smartphone Vivo Apex Concept, Bezel-less yang Sebenarnya dengan In-Display Fingerprint

Beberapa waktu lalu Vivo Indonesia mengundang para awak media untuk buka puasa bersama di Sulawesi Restaurant – Mega Kuningan Jakarta.

Nah yang membuat saya begitu antusias adalah karena acara tersebut tak hanya ajang untuk memperkuat silaturahmi saja tapi Vivo juga memamerkan inovasi teknologi terbaru pada smartphone miliknya.

Ya, apalagi kalau bukan smartphone dengan pemindai sidik jari di dalam layar – Vivo X21 Under Display dan smartphone konsep Vivo Apex yang benar-benar nyaris tanpa bezel.

hands-on-smartphone-vivo-apex-concept-15

Perlu saya garis bawahi, Vivo hanya ‘mempertunjukkan’ dan keduanya belum tentu dipasarkan ke Indonesia. Pihak Vivo telah mengatakan bahwa kemungkinannya kecil, terutama Vivo Apex.

Meski begitu, bisa menjajal inovasi teknologi canggih rasanya begitu menyenangkan. Saya memutuskan untuk datang ke kantor Vivo keesokan harinya untuk mengulik lebih jauh.

Baiklah, saya akan memulai dari hands-on Apex concept smartphone. Hands-on Vivo X21 Under Display akan saya buat terpisah.

Desain Vivo Apex

Pandangan pertama melihat tampilan layar penuh Vivo Apex memang sangat mengesankan. Bagaimana tidak, bezel samping kanan dan kiri, serta dahinya sangat tipis, ukurannya hanya 1,8mm. Sementara, bagian dagunya berukuran 4,3mm.

Vivo pun mengklaim bahwa rasio screen-to-body Apex mencapai 98 persen. Layarnya sendiri berjenis OLED dengan ukuran 5,99 inci, resolusi full HD+, dan aspek rasio 18:9.

Hasilnya dimensi Vivo Apex terlihat begitu compact, tidak terasa penuh di tangan. Desainnya sendiri terbuat dari material kaca depan belakang dan bingkai logam.

Namun desain yang terkesan sangat kotak tanpa lekukan di tiap-tiap sudutnya memang sangat tidak ergonomis saat digenggam.

hands-on-smartphone-vivo-apex-concept-14

Lalu, kemana beberapa sensor dan kamera depan yang biasa menghiasi bagian atas? Sensor jarak dan cahaya tertanam di bawah layar, sementara kamera selfie tersembunyi dan akan muncul bila saat Anda mengambil foto selfie.

Kamera depannya masih 8-megapixel dan ketika pop up hanya butuh waktu 0,8 detik tapi bunyinya masih terasa agak kasar.

Fitur dan Spesifikasi Vivo Apex

Prototype smartphone Vivo Apex ini telah menggunakan chipset Qualcomm teranyar Snapdragon 845 dengan RAM 6GB dan menggunakan port USB Type-C, spesifikasinya memang sudah seharusnya begitu.

Selain itu, salah satu fitur yang paling futuristik adalah ‘half-screen in-display fingerprint scanning technology‘, di mana kita dapat menyentuh area manapun di separuh bawah layar untuk pemindaian sidik jari, memungkinkan pengalaman yang lebih fleksibel dan intuitif.

Saya sudah mencobanya, proses unlock-nya sangat cepat tapi keamanan masih dipertanyakan. Karena ketika saya mendaftarkan sidik jari saya dan dilanjutkan sidik jari orang lain, keduanya terbaca padahal hanya satu yang didaaftarkan. Tapi hal itu bisa dimaklumi, mengingat unit tersebut masih berupa prototype.

Ada juga fitur pemindaian dual-fingerprint yang membawa level keamanan terbaru, di mana membutuhkan dua orang untuk melakukan otentikasi secara bersamaan. Baik itu teman, pasangan, atau keluarga – fitur ini membantu melindungi data milik kedua pengguna.

hands-on-smartphone-vivo-apex-concept-10

Kabarnya Vivo Apex bakal diproduksi massal pada bulan Juni 2018, spesifikasi dan desainnya tentu bisa saja mengalami perubahan. Tapi yang pasti, sangat kecil kemungkinannya masuk Indonesia.

Namun bila Vivo Apex masuk ke tanah air, maka saya yakin perhatian masyarakat pada brand Vivo semakin tinggi, naik kelas yang mungkin sebanding dengan Samsung, LG, ataupun Apple bahkan Nokia – mereka semua punya perangkat flagship yang ditawarkan dan kapan Vivo?