Usik Dominasi Sony, Canon Luncurkan Kamera Mirrorless Full Frame EOS R dan Lensa RF

Canon memiliki beberapa jajaran kamera EOS, dari mulai kamera DSLR EOS dengan lensa EF yang terdiri dari seri entry, advanced, dan pro. Serta, kamera mirrorless EOS M bersensor APS-C dengan lensa EF-M.

Kini Canon telah menghadirkan keluarga baru di ekosistem EOS yang telah ditunggu-tunggu sejak lama yakni sistem baru EOS R, kamera mirrorless full frame dengan mounting lensa RF.

Pertanyaannya adalah kemana saja Canon selama ini? Padahal mereka sudah terjun di pasar mirrorless sejak tahun 2012. Lalu, bagaimana nasib sistem EOS M?

Persaingan Kamera Full Frame Baru Dimulai 

canon-luncurkan-kamera-mirrorless-full-frame-eos-r-dan-lensa-rf

Tidak bisa dipungkiri, salah satu alasan Canon merilis sistem baru EOS R adalah untuk mengusik dominasi Sony. Lalu, sekarang juga ada Nikon Z meskipun belum hadir di Indonesia.

“Karena kita melihat untuk para pengguna yang menginginkan kualitas foto maupun video full frame, mereka hanya bisa ke DSLR Canon atau kalau yang ingin lebih ringan pilihannya ke kompetitor kita ini. Karena sebelumnya, kita tidak bisa menjawab kebutuhan tersebut.” Ujar Sintra Wong selaku Canon Image Communication Product Division manager PT Datascrip.

“Kita juga melihat, para pengguna body dari merek lain itu – mereka sebenarnya masih sangat bergantung pada lensa-lensa EF-nya Canon. Oleh karena itu, kami menghadirkan sistem baru EOS R. Jadi, para pengguna DSLR Canon menginginkan kamera yang lebih ringan tetapi memiliki kualitas yang prima dengan sensor full frame tidak perlu pergi ke merek lain. Lensa EF Canon juga tentunya akan bekerja lebih optimal di EOS R.” Tambahnya.

EOS R sendiri diposisikan untuk pengguna yang lebih profesional dan fotografi yang lebih serius. Maka dari itu EOS R hadir sebagai pilihan atau alternatif kepada para fotografer.

Bagaimana nasib EOS M? Kamera mirrorless dengan sensor APS-C ini masih tetap akan dikembangkan, karena segmennya berbeda – lebih menitikberatkan pada keringkasan serta portability-nya, dan menyasar para pemula atau hoby.

Sistem EOS R Kompatibel dengan Lensa EF

Ya, Canon EOS R kompatibel dengan lensa EF, tetapi tidak bisa dipasang dengan lensa EF-M. Canon menyertakan tiga jenis adaptor untuk memberikan fleksibilitas dalam menggunakan lensa EF.

Mount lensa RF ini berdiameter 54 mm, jarak antara sensor dengan mount lensa hanya 20 mm. Tidak heran, bila dimensi Canon EOS R menjadi begitu ramping dibanding DSLR Canon – tetapi masih lebih besar dibanding kamera mirrorless full frame A7 series dari Sony.

EOS R dilengkapi layar sentuh 3,2 inci beresolusi 2,1 juta dot yang fully-articulated yang bisa ditarik ke samping dan putar-putar sesuka hati. Di atasnya, tentu saja ada electronic viewfinder (EVF) berpanel OLED dengan resolusi 3,69 juta dot dan tingkat perbesaran 0,76x.

Bagian terunik EOS R berada tepat di samping kanan EVF tersebut. Bagian kecil itu merupakan semacam touchpad multi-fungsi yang akan memberikan akses cepat ke berbagai pengaturan seperti autofocus, ISO atau white balance, dan semua ini bisa diprogram sesuai kebutuhan masing-masing pengguna.

Saat ini, sudah tersedia empat seri lensa RF, yaitu:

  • RF 50mm f/1.2L USM
  • RF 24-105mm f/4L IS USM
  • RF 28-70mm f/2L USM
  • RF 35mm f/1.8 IS STM

Yang perlu diketahui adalah lensa RF terhubung ke kamera EOS R melalui 12 pin pada mount. Sementara, lensa EF hanya memiliki 8 pin. Artinya meski lensa EF bisa digunakan, namun bila ingin kinerja lensa yang optimal tetap disarankan menggunakan lensa RF. Canon juga telah memastikan, lensa EF dan RF juga masih akan terus dikembangkan.

Fitur dan Spesifikasi Canon EOS R 

EOS R adalah kamera mirrorless full frame 35mm pertama dari Canon, dibekali sensor CMOS 30,3-megapixel dan prosesor gambar DIGIC 8 dengan kecepatan fokus 0,05 detik. Serta, mampu mengambil gambar berturut-turut 8 fps dengan AF-S atau 5 fps dengan AF-C.

Canon EOS R memiliki rentang ISO 100-40.000 untuk foto, 100-25.600 untuk video, dan 100-12.800 untuk video 4K. Serta, area bidik yang luas dengan 5.655 titik AF yang mencakup 100% (vertikal) dan 88% (horizontal).

Untuk perekaman videonya, Canon EOS R dapat merekam 4K pada 30p/25p dengan crop 1.7x dan didukung Canon Log yang telah terbukti hasilnya pada Cinema EOS System. Fitur ini sangat membantu untuk pengaturan kontras, detil, dan warna selama proses pascaproduksi. Selain itu, perekaman 4K bisa mencapai 10-bit melalui terminal HDMI untuk menghasilkan gradasi dan rentang warna yang akurat.

PT. Datascrip sebagai distributor tunggal produk pencitraan digital Canon di Indonesia, memasarkan Canon EOS R Body Only (BO) dengan harga Rp 39.999.000 dan Canon EOS R dengan lensa RF24-105mm f/4L IS USM dengan harga Rp 59.999.000.

[Review] Vivo V11 Pro, Pamer Fingerprint Sensor di Bawah Layar

Vivo memang mesti belajar dari pengalaman dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebelumnya sesuai riset yang telah mereka lakukan, Vivo merilis V9 versi ‘downgrade untuk market Indonesia – dengan chipset dan kamera lebih rendah.

Meski telat, Vivo memang sempat mencoba memperbaiki keadaan dengan merilis V9 varian 6GB yang diotaki chipset Snapdragon 660. Kini Vivo telah merilis V11 Pro di Indonesia, kali ini berbeda karena mereka membawa smartphone kelas menengah yang menurut saya sangat bagus dan inovatif.

Penerus V9 ini dibekali fitur Screen Touch ID atau fingerprint sensor di bawah permukaan layar, SoC Snapdragon 660 AIE dengan RAM 6GB, dan kemampuan kamera lebih baik. Serta, yang paling penting ialah harganya berimbang yakni hanya Rp4.999.000.

Sebagai daya tarik utama, Screen Touch ID ini memang cukup membuat banyak orang penasaran. Bagaimana cara kerjanya? Selengkapnya berikut review Vivo V11 Pro.

Unboxing Vivo V11 Pro

review-vivo-v11-pro-1

Unit Vivo V11 Pro yang berkunjung ke meja redaksi DailySocial lifestyle berwarna nebula purple. Apa saja yang disertakan Vivo dalam kotak kemasan V11 Pro? Mari kita bongkar isinya.

  • Unit Vivo V11 Pro nebula purple
  • Adapter fast charging (5V/2A)
  • Kabel data microUSB
  • Headset
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain dengan Warna Bergradasi

Sepintas desain V11 Pro memang terlihat masih identik dengan V9, dengan sudut-sudut yang agak membulat dan agak melengkung di kedua sisi punggungnya. Namun, V11 Pro hadir dengan desain notch yang minimalis seperti Essential Phone dan diselimuti warna bergradasi yang terinspirasi dari alam semesta dan keindahan malam.

review-vivo-v11-pro

Saat ini, Vivo menyediakan dua warna yakni starry black dengan gradasi warna hitam ke biru gelap bertabur kilauan yang mengadaptasi pemandangan malam berbintang. Serta, nebula purple dengan gradasi biru ke ungu.

Tidak hanya menyenangkan saat dipandang, build quality V11 Pro juga sangat baik – body-nya terasa premium dalam genggaman tangan. Punggungnya berlapis material kaca dan bingkai plastik, dengan ketebalan 7,9mm dan bobot 156 gram.

Bagian muka terdapat layar 6,41 inci dengan bezel samping yang sangat tipis yakni 1,76mm, serta sekitar 3mm untuk bagian dagu dan dahi. Notch hanya menampung kamera depan 25-megapiksel, earpiece ada di atasnya dalam bentuk memanjang, lalu disampingnya ada sensor infrared. Sensor proximity dan ambient light ditempatkan di bawah layar.

Berpindah ke belakang, kita akan menjumpai kamera ganda 12-megapixel + 5-megapixel dalam setup vertikal dan LED flash. Tak ketinggalan, ada logo Vivo di tengah dan keterangan ‘designed by Vivo‘ kecil di bawah.

Tombol power dan volume bertempat di sebelah kanan, mudah dijangkau ibu jari. Lalu, SIM tray di sebelah kiri – ada dua slot nano SIM dan satu slot untuk microSD. Lanjut ke sisi atas, ada microphone sekunder. Sementara, di sisi bawah terdapat jack audio 3,5mm, microphone utama, port USB Type-C, dan speaker.

Ultra All Screen + Super AMOLED

Vivo V11 Pro mengangkat desain Ultra All Screen dengan layar berukuran 6,41 inci, resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dalam aspek rasio 19.5:9. Layarnya berjenis Super AMOLED yang menyuguhkan tampilan colorful dan warna hitam yang pekat.

Layarnya juga sudah mendukung standar warna DCI-P3 yang menyuguhkan rentang warna yang lebih lebar. Namun Vivo tidak menyediakan mode layar, di pengaturan kita hanya bisa menyesuaikan tampilan lebih dingin atau lebih hangat.

review-vivo-v11-pro

Layar 6,41 inci dengan resolusi Full HD+ memberikan tingkat kerapatan 402 ppi, jelas bukan yang terbaik. Tetapi sudah cukup memanjakan mata kita dan ketajamannya membuat tampilan yang disajikan terlihat hidup.

Screen Touch ID dan Face Access

Panel Super AMOLED merupakan komponen wajib untuk mendukung teknologi Screen Touch ID yang dikembangkan Vivo bersama Synaptics. Teknologi ini merupakan pengembangan in-display fingerprint generasi ke-4.

Harus diakui, sensor pemindai sidik jari di bawah layar ini terbilang fitur yang sangat inovatif. Sudah sejak tahun 2017 lalu, teknologi diharapkan datang ke smartphone flagship – tapi sampai saat ini hanya Vivo mengadopsinya. Hebatnya lagi, Vivo membawanya ke smartphone kelas menengah untuk Indonesia.

Adapun untuk cara kerjanya, Super AMOLED akan menyinari layar untuk memindai dan mendapatkan sidik jari pengguna. Ruas garis pada sidik jari akan memproyeksikan bayangan ke sensor fingerprint, bayangan tersebut yang menjadi identifikasi.

Untuk performa ketika membuka kunci layar smartphone tidak bisa bisa dibilang ngebut, karena kita harus sedikit menekan jari ke layar agak lama. Tingkat akurasinya sudah cukup akurat, meskipun terkadang saya harus memperbaiki posisi jari lebih dari sekali.

Secara default, fitur off screen unlock aktif – di mana kita bisa membuka kunci layar meski smartphone dalam kondisi standby. Bila, logo fingerprint tidak muncul – cukup gerakkan sedikit smartphone.

Fitur Screen Touch ID memang sangat keren, tetapi saya juga terkejut dengan fitur Face Access-nya. Kinerjanya cepat sekali dalam membuka kunci layar, baru menatap sebentar langsung terbuka – tidak ada kesempatan untuk tersenyum ke smartphone.

Dukungan sensor infrared juga memungkinkannya bekerja di kondisi cahaya temaram. Pengalaman yang menyenangkan, meski kita tetap harus menekan tombol power terlebih dahulu. Tetapi, Anda mungkin tidak boleh mengabaikan peringatan bahwa metode ini kurang aman dibandingkan fingerprint, password, PIN, dan pola.

Funtouch OS 4.5

Vivo V11 Pro menjalankan sistem operasi Android 8.1 Oreo dengan skin Funtouch OS 4.5 yang menawarkan pengalaman pengguna yang menyenangkan.

Tampilan antarmukanya sendiri tak banyak berubah, masih khas Funtouch OS dengan launcher satu lapis. Namun ada banyak fitur menarik di dalamnya, lengkap dengan pengaturan yang bisa disesuaikan.

Seperti sistem navigasi berbasis tombol atau gerakan, manajemen notifikasi tiap-tiap aplikasi, always on display – pasangan yang sempurna untuk memaksimalkan panel Super AMOLED, lockscreen poster yang otomatis mengganti wallpaper di lockscreen, tema interaktif ‘my house‘, dan yang terbaru adalah ‘Jovi’.

Jovi di Vivo V11 Pro terdiri dari tiga fitur yakni smart camera seperti smart face beauty, AI scene identification, dan AI portrait framing. Kemudian, Smart Scene dan Game Mode yang memastikan aktivitas bermain game tidak terganggu.

Fitur lainnya seperti itu motorbike mode, tapi apapun alasannya saya tidak menyarankan menggunakan smartphone saat berkendara – apalagi menggunakan sepeda motor. Ada juga smart motion, smart split, app clone, dan smart click.

AI Dual Rear Camera

review-vivo-v11-pro-50

Kemampuan kamera V11 Pro meningkat cukup signifikan dibanding pendahulunya, dari segi teknis maupun peningkatan dan penambahan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatannya.

Kamera utamanya hadir dengan sensor 1/2.8 inci, resolusi 12-megapixel, aperture besar f/1.8, dan dilengkapi teknologi autofocus dual pixel PDAF. Sedangkan, kamera sekundernya 5-megapixel sebagai depth sensor dengan aperture f/2.4. Sementara, kamera depannya 25-megapixel dengan aperture f/2.0.

Vivo menyebutnya ‘AI dual rear camera‘ dan sudah dilengkapi Google Lens. Fitur baru yang diunggulkan V11 Pro ialah Anti-Backlight AI HDR. Misalnya kita memotret seseorang dengan pada situasi backlight, sistem kamera tidak hanya akan membuat muka objek kita terlihat jelas tapi sekaligus memperbaiki warna latar belakangnya.

Yang baru lagi ialah AI Portrait Framing, di mana sistem kamera akan merekomendasikan komposisi foto. Akan muncul ikon bulat, lalu kita gerakkan smartphone agar ke ikon tersebut – setelah itu kamera akan menjepret otomatis dalam waktu 2 detik.

review-vivo-v11-pro

Fitur Face Beauty juga semakin mengerikan saja, kalau dulu cuma memperhalus kulit dan memutihkan wajah – sekarang bisa mengubah bentukan wajah menjadi lebih tirus, mengecilkan pipi yang tembem, membuat dagu lebih lancip, mata lebih belo, mengatur jarak kedua mata, membuat hidung tampak lebih mancung atau tirus, dan mengecilkan atau memperbesar bibir – semua efek itu bisa didapatkan secara real-time.

Fitur lainnya seperti AI BokehAI Scene RecognitionAI Selfie LightingAI low light mode, AR Sticker, Live Photo, Panorama, video slow motion, dan time-lapse. Tak ketinggalan, ada professional mode untuk Anda yang menyukai kontrol penuh.

review-vivo-v11-pro

Di professional mode, kita bisa mengatur exposure, ISO dari 50 hingga 3.200, shutter speed dari 1/12.000 hingga 32 detik, white balance, manual focus, serta mode ultra HD. Sayangnya, Vivo masih belum memperbolehkan kita menyimpan gambar dalam format RAW.

Kualitas hasil foto V11 Pro juga selaras dengan peningkatan yang diberikan, kamera mampu menangkap detail dengan baik, warna akurat, kontras tinggi, dan noise yang rendah. Kamera depan juga sama asyiknya, berikut sejumlah foto hasil jepretan V11 Pro.

Bukan cuma sekedar buat foto-foto, saya yakin pengguna smartphone juga ingin membuat konten video – baik itu untuk YouTube maupun IGTV. Sayangnya, di sektor ini Vivo mengabaikannya – tak ada yang spesial.

V11 Pro mampu merekam video dalam format 4K dan 1080p pada 30 fps saja, tidak ada opsi untuk merekam 1080p pada 60 fps. Vivo juga luput tidak memberikan sistem peredam getar macam EIS atau OIS, sehingga hasil video rentan shaky.

Hardware – Snapdragon 660 AIE

Vivo V11 Pro digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 660 AIE, yang terdiri dari CPU octa-core Kryo 260 dalam konfigurasi 4×2.0GHz + 4×1.8GHz dan GPU Adreno 512. Kemudian didorong RAM 6GB, storage 64GB, dan baterai berkapasitas 3.400 mAh yang sudah didukung teknologi dual-engine fast charging.

Di aplikasi benchmark Antutu, V11 Pro mencetak skor 129.646 poin, sementara di PCMark Work 2.0 meraih 6.101 poin, lalu di 3DMark Sling Shot mendapatkan 1.864 poin, serta di GeekBench 4 single-core 1.434 poin dan multi-core 5.478 poin.

Kinerja Vivo V11 Pro untuk penggunaan standar harian ataupun kebutuhan berat untuk multitasking dan aktivitas gaming terbilang lancar. Untuk bermain PUBG Mobile, berada di level grafis HD dan high frame rate.

Verdict

Screen Touch ID merupakan fitur premium dan inovatif, tetapi Vivo membawa ke smartphone kelas menengah V11 Pro – good jobs Vivo, i really appreciate it. Meskipun, kecepatan dan tingkat akurasi masih menjadi pekerjaan rumah mereka.

Layar Super AMOLED, Face Access yang cepat, chipset Snapdragon 660 AIE dengan RAM 6GB, dan kemampuan kamera yang lebih baik – juga merupakan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. Bila Anda mencari smartphone kelas menengah terbaik, Vivo V11 Pro berada di urutan paling atas yang paling saya rekomendasikan.

Di rentang harganya, satu-satunya smartphone yang cukup mampu menggoyahkan Vivo V11 Pro adalah Xiaomi Pocophone F1 dengan keunggulan chipset Snapdragon 845. Tetapi, bila Anda mampu mengabaikan fitur Screen Touch ID di V11 Pro dan juga menerima desain dengan material plastik Pocophone F1 yang apa adanya.

Sparks

  • Screen Touch ID yang inovatif
  • Kinerja Face Access sangat cepat dan dibekali sensor infrared
  • Layar Super AMOLED yang menyuguhkan warna solid 

Slacks

  • Masih terjebak dengan port microUSB
  • Belum bisa menyimpan foto dalam format RAW
  • Tidak ada sistem peredam getar macam EIS maupun OIS

Contra: Return Meluncur 20 September 2018, Tapi Bukan Game Contra yang Seperti Dulu

Beberapa minggu yang lalu, saya menemukan game Contra baru di Google Play Store. Game berjudul Contra: Return ini statusnya masih coming soon dan saya langsung menekan tombol pre-register.

Jujur saja rasanya amat senang, apalagi ketika mengetahui bahwa yang akan merilis adalah Garena Indonesia – saya pun menaruh ekspektasi tinggi.

Melalui sebuah press conference (13/08/2018), Garena Indonesia pun telah memberikan informasi kapan Contra: Return bisa dimainkan. Game bergenre action ini akan bisa diunduh secara gratis di smartphone Android dan iOS mulai tanggal 20 September 2018 mendatang.

Namun di acara press conference kemarin, saya berkesempatan mencicipi lebih dulu game Contra: Return. Impresi awal saya ialah Contra: Return bukan game Contra yang seperti dulu. Kenapa?

Kesan Awal Mencoba Contra: Return

Saya tercengang melihat suguhan grafis 3D-nya yang tampil modern. Saking melimpahnya fitur dan beragam mode game yang disediakan, saya sempat berpikir kalau game ini bukan game Contra yang saya kenal.

Namun begitu memainkannya, formula permainan side scroller-nya membuat saya terjebak nostalgia. Seru sekali bertempur melawan alien, musuh monsternya terlihat lebih garang dan karakter boss-nya pun tambil mengerikan dengan ukurannya yang super besar.

Seperti biasa, tingkat kesulitannya menjadi tantangan tersendiri. Ada beberapa mode yang tersedia, seperti mode baru solo story – di mana Anda bisa mengarungi dunia Contra dan membuka karakter hero. Serta mode multiplayer PvP, harian, arena, challenge, dan duo.

Menurut Reginald Evan Lindungan selaku Head of Marketing Contra: Return Garena Indonesia, target utama game ini adalah orang-orang yang mengetahaui Contra. Namun agar game ini juga diterima para generasi milenieal, game Contra: Return dikemas dalam grafis modern, serta fitur dan mode permaianan lebih banyak.

contra-return-meluncur-20-september-2018-12

Mode PvP juga membuat Contra: Return menjadi game yang kompetitif dan tidak menutup kemungkinan akan diadakan turnamen esports jika game ini diterima dengan baik di Indonesia.

Tentang Contra

contra-return-meluncur-20-september-2018-3

Contra sendiri merupakan game action platformer yang dirilis tahun 1987 dikembangkan dan diterbitkan oleh Konami. Awalnya, Contra dirilis sebagai permainan arkade yang menggunakan koin atau ding dong dan kemudian dirilis untuk Nintendo NES pada tahun 1988.

Untuk Contra: Return, game ini dirancang untuk platform mobile saja yakni Android dan iOS. Dikembangkan ulang oleh Tencent Timi Studio Group dan Konami Digital Entertaiment, serta dirilis oleh Garena di Indonesia.

Pertama kali dirilis di Tiongkok pada tahun 2017 dan kemudian di Taiwan pada tahun 2018, serta di Indonesia pada tanggal 20 September mendatang. Bagaimana, sudah tidak sabar memainkan game Contra baru yang tampil modern ini?

Application Information Will Show Up Here

Speed Mode dan Hero Kadita Mobile Legends

Saat ini, ada cukup banyak turnamen dari game Mobile Legends: Bang Bang, baik dalam skala kecil maupun besar. Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah pemain Mobile Legends terbanyak.

Mobile Legends saat ini memiliki total 170 juta pengguna aktif per bulan dan 200 juta lebih pengguna teregistrasi secara global. Di mana 50 juta pengguna aktif dan 70 pengguna teregistrasi berasal dari Indonesia.

Untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya, Moonton sendiri tengah mempersiapkan untuk membuka kantor cabang di Indonesia. Menggelar lebih banyak kompetisi, memperbaiki isu jaringan, dan juga merilis lagi hero asli dari Indonesia.

speed-mode-dan-hero-kadita-mobile-legends

Moonton sudah memiliki turnamen MSC dan MPL untuk para pemain level profesional. Untuk memperkuat komunitas, Moonton juga akan menyelenggarakan turnamen yang bisa diikuti oleh semua level pemain Mobile Legends di berbagai kota dan juga universitas pada tahun 2019.

Mode Speed dan Optimalisasi Jaringan

speed-mode-dan-hero-kadita-mobile-legends

Hal menyebalkan saat bermain Mobile Legends ialah ‘masalah lag’ karena ping yang tidak stabil. Untuk mengatasi masalah tersebut, sejumlah solusi pun dilakukan. Mulai dari kerja sama dengan para operator untuk optimalisasi jaringan dan juga menyediakan paket internet menarik.

Untuk mengurangi masalah lag, saat ini para pemain bisa mengaktifkan fitur Speed Mode. Anda bisa memastikan fitur ini aktif di pengaturan dalam game. Di mode ini, game akan mengambil kuota data lebih banyak dibanding normal mode – tapi dijanjikan akan lebih stabil.

Moonton juga berencana membangun server di Indonesia. Saat ini, Moonton masih mengandalkan Mobile Legends di server Singapura.

Hero Asli Indonesia – Kadita

speed-mode-dan-hero-kadita-mobile-legends

Setelah Gatotkaca, Moonton juga tengah membuat hero asli Indonesia kedua yakni Kadita. Bila Gatotkaca berperan sebagai tank, Kadita merupakan hero mage dengan kekuatan elemen air.

Ya, karakter Kadita terinspirasi dari sosok penguasa Laut Selatan yakni Nyi Roro Kidul. Dengan pakaian tradisional yang terlihat didominasi warna hijau dan menggenggam senjata trisula.

Belum jadwal pasti kapan Kadita akan dirilis, tapi salah satu skill Kadita memungkinnya berubah menjadi sosok mermaid dan juga manusia.

[Review] Samsung Galaxy Note 9: Asisten Pribadi yang Cekatan

Bila generasi sebelumnya sudah sangat bagus, Samsung memang memikul tugas yang amat berat untuk memenuhi antusiasme dan ekspektasi para gadget reviewer dan penggemarnya, terutama pengguna Galaxy Note series.

Kalau dilihat dari kaca mata saya sebagai gadget reviewer, menurut saya Samsung Galaxy Note 9 layak menyandang predikat sebagai salah satu smartphone flagship premium terbaik saat ini. Namun, memang tidak mempunyai unsur kejutan dari Galaxy Note 8.

Hanya ada perbaikan di sana-sini dan sejumlah peningkatan yang kurang signifikan. Dalam hal ini yang saya maksud ialah memang sudah semestinya dimiliki, seperti peningkatan kualitas kamera, performa lebih cepat, dan baterai lebih tahan lama. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kelebihan dan kekurangannya, berikut review Samsung Galaxy Note 9 selengkapnya.

Unboxing Samsung Galaxy Note 9

review-samsung-galaxy-note-9-1

Unit Samsung Galaxy Note 9 yang mendarat di meja redaksi Dailysocial lifestyle berwarna metallic copper, varian RAM 6GB dan storage 128GB. Samsung menjualnya dengan harga Rp13.499.000, sementara untuk versi RAM 8GB dan storage 512GB dibanderol Rp17.999.000. Berikut isi dalam kotak ritel Samsung Galaxy Note 9?

  • Unit Samsung Galaxy Note 9 dengan S Pen
  • Adaptive fast charging AC adapter (5V/2A)
  • Kabel data USB Type-C
  • USB Connector
  • Headset AKG EO-IG955
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain ‘Mewah’

Dari rupanya, mungkin banyak yang merasa sedikit kecewa karena Samsung masih mempertahankan garis desain Galaxy Note 8. Bukan jelek, detail desain Galaxy Note 9 sangat mengesankan, material premium kaca bertemu logam, dan tepian layar melengkung di kedua sisinya.

Tetapi tahun ini kita sudah kedatangan Oppo Find X yang tampil futuristik dengan desain inovatif yakni sistem kamera mekanisme slider dan balutan warna yang lebih fresh. Ketika dibandingkan, Galaxy Note 9 memang terlihat sedikit kuno. Tapi Find X belum mengusung desain water proof, sementara Galaxy Note 9 sudah dilengkapi sertifikasi IP68.

review-samsung-galaxy-note-9-1

Dengan dimensi 161.9×76.4×8.8 mm dan bobot 201 gram, ukuran Galaxy Note 9 sedikit lebih lebar, tebal, dan berat dibanding pendahulunya. Karena mengusung layar dan kapasitas baterai lebih besar, dari 6,3 inci menjadi 6,4 inci dan dari 3.300 mAh menjadi 4.000 mAh.

Samsung telah menata ulang posisi fingerprint sensor agar lebih mudah dijangkau. Bila sebelumnya berada persis di sebelah kamera, Samsung mengubah letaknya ke bawah kamera. Sayangnya, posisinya masih terlalu tinggi dan bentuknya horizontal – mengingatkan saya pada tombol home khas Samsung dulu.

Selain tombol power di sisi kanan, Samsung menempatkan tombol volume dan tombol Bixby di sisi kiri. Tombol Bixby ini terasa sangat sensitif dan kadang aktif tanpa sengaja. Namun saat ini, kita tidak bisa menonaktifkan atau menyesuaikan tombol Bixby.

Lanjut ke sisi atas, terdapat mic sekunder dan SIM tray dengan slot hybrid (nano dan micro). Lalu, di sisi bawah masih ada jack audio 3.5mm, port USB Type-C, mic, speaker, dan rumah bagi stylus S Pen.

S Pen Remote

Stylus S Pen selalu menjadi keistimewaan utama Galaxy Note series dari Samsung, Anda tidak akan menemukannya di vendor lain. Tak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tapi juga kreativitas penggunanya.

S Pen di Samsung Galaxy Note 9 dilengkapi Bluetooth Low-Energy (BLE) dan menggunakan transistor untuk menyimpan daya. Cukup dengan menekan ke dalam untuk mengeluarkan S Pen dari sarangnya.

review-samsung-galaxy-note-9-1

Fitur terbarunya ialah S Pen remote, di mana kita bisa mengontrol sejumlah aplikasi dari jarak jauh dengan S Pen. Misalnya, kita bisa membuka aplikasi kamera dengan menekan tombol S Pen. Kemudian tekan sekali tombol S Pen untuk mengambil gambar dan tekan dua kali dengan cepat untuk berpindah dari kamera belakang ke kamera belakang atau sebaliknya.

Selain kamera, fungsi ini juga tersedia untuk aplikasi galeri, perekam suara, pemutar musik (bekerja di Spotify), Chrome, dan Powerpoint. Aplikasi yang didukung akan terus bertambah, karena Samsung akan mengeluarkan Application Programming Interface (API) agar fitur S Pen remote dapat diperluas dan dimanfaatkan oleh para pengembang aplikasi.

Screen off memo juga masih menjadi fitur andalan, di mana kita bisa langsung menulis sesaat setelah mencabut S Pen. Entah itu ide yang terlintas atau hal-hal penting yang harus diingat, tanpa perlu repot meng-unlock smartphone dan membuka aplikasi note terlebih dahulu.

Layar Super AMOLED 6,4 Inci

review-samsung-galaxy-note-9-1

Layar Samsung Galaxy Note 9 berukuran 6,4 inci beresolusi 1440×2960 piksel (516 ppi) dalam aspek rasio 18.5:9. Dengan panel Super AMOLED, mendukung format HDR 10, dan telah diproteksi Corning Gorilla Glass 5.

Secara default resolusi layar yang digunakan berada di Full HD+, mungkin alasannya untuk menjaga daya tahan baterainya. Tetapi saya mengubahnya ke resolusi maksimal WQHD+ di pengaturan, karena memang itulah resolusi sebenarnya yang ditawarkan.

Untuk kualitas tampilan layarnya, tak perlu diragukan lagi. Kaya akan warna, sudut pandang yang luas, dan mampu menampilkan warna hitam lebih pekat.

Di sini, Samsung menyediakan tiga mode layar. Pertama dan diterapkan secara default ialah adaptive display yang mengoptimalkan rentang warna, saturasi, dan ketajaman layar secara otomatis. Mode lainnya adalah AMOLED cinema, AMOLED photo, dan basic.

UI Samsung Experience

review-samsung-galaxy-note-9-1

Samsung Galaxy Note 9 yang saya review menjalankan Android 8.1 Oreo dengan patch keamanan tanggal 1 Agustus 2018. Diselimuti user interface Samsung Experience versi 9.5 yang tampil minimalis, dengan pengaturan yang disederhanakan, tapi tetap menyuguhkan banyak sekali fitur.

Di area lockscreen, selain menampil
kan waktu dan tanggal, terdapat shortcut menuju aplikasi panggilan telepon dan kamera. Kemudian, area homescreen-nya bisa ditambah sesuai kebutuhan dan di sebelah paling kiri ada Bixby Home.

Untuk membuka menu utama, cukup mengusap dari bawah ke atas. Aplikasi di dalam smartphone bisa disembunyikan dan diurutkan sesuai alphabet atau kustom. Selain aplikasi dari Samsung dan Google, terdapat juga sejumlah aplikasi dari Microsoft.

Soal Bixby, Samsung memang terkesan memaksa kita untuk menggunakan personal assistant buatannya itu. Selain lewat tombol khusus, kita bisa memanggil Bixby dengan suara – cukup bilang ‘hi Bixby’.

Meski awalnya merepotkan, butuh dipelajari, dan membiasakan diri – Bixby sebenarnya bisa cukup berguna. Tetapi tergantung para penggunanya, ingin memaksimalkannya atau tidak. Saat ini Bixby juga belum mampu berbahasa Indonesia.

Untuk kemudahan pengoperasian, Samsung juga memiliki fitur Edge Screen yang menyuguhkan beragam fungsi, seperti apps edge, people edge, task edge, reminder, dan banyak lagi dengan menggeser bagian tepi smartphone.

review-samsung-galaxy-note-9

Untuk bermain game dengan nyaman, Samsung melengkapi Galaxy Note 9 dengan sistem pendingin water carbon dan juga game launcher. Semua game terkumpul di sana, serta memastikan CPU dan GPU bekerja maksimal.

Game tools sendiri bisa diakses di area tombol navigasi. Di mana kita bisa merekam gameplay dari game yang sedang dimainkan, mengambil screenshot, ataupun memblokir notifikasi.

Kamera – Copy Paste dari Galaxy S9+

Secara teknis, kamera Galaxy Note 9 sepertinya hanya copy paste dari Galaxy S9+. Dengan konfigurasi dual camera dan dual OIS di bagian belakang. Memiliki sensor kamera utama berukuran 1/2.55 inci, lensa wide-angle 26mm resolusi 12-megapixel, pixel ukuran 1.4µm, aperture f1.5-f2.4, dual pixel PDAF, dan OIS.

Satu lagi menggunakan sensor berukuran 1/3.4 inci, lensa telephoto 52mm dengan resolusi 12-megapixel, pixel ukuran 1µm, aperture f2.4, AF, dan OIS. Kombinasi keduanya menyuguhkan fungsi optical zoom 2x dan digital zoom hingga 10x.

Sementara bagian depan, mengandalkan sensor berukuran 1/3.6 inci, lensa 25mm dengan resolusi 8-megapixel, pixel ukuran 1.22µm, aperture f/1.7, dan sudah dilengkapi sistem AF.

Antarmuka aplikasi kamera Galaxy Note 9 cukup simpel. Di posisi landscape, tombol rana dan perekam video berada di sisi kiri. Lalu, ada shortcut untuk memilih aspek rasio foto 4:3 (12-megapixel) dan full view 18:5:9 (7,9-megapixel).

Di mode auto-nya, Samsung telah melengkapi fitur scene optimizer untuk mengidentifikasi elemen foto seperti scene dan subjek pada 20 kategori. Ada juga flaw detection, di mana kita akan mendapatkan notifikasi bila ada sesuatu yang salah di foto.

Bila ingin kontrol penuh, geser saja ke mode pro. Kita bisa leluasa mengatur ISO (50-800), shutter speed (1/4000s-10s), efek, manual fokus, white balance, dan exposure. Mode lain yang tersedia, ada panorama, live focus, super slow-mo, AR emoji, dan hyperlapse.

Ya, kamera Galaxy Note 9 bisa diandalkan di berbagai kondisi cahaya. Dalam kondisi cahaya melimpah, aperture yang digunakan ialah f/2.4. Hasil foto terlihat sangat detail dan tajam, dengan warna yang cerah, serta dynamic range luas.

Sementara di malam hari, menggunakan aperture yang lebih besar yakni f/1.5. Shutter speed akan terasa lebih lambat, tapi berkat fitur stabilization – blur karena goyangan bisa diminimalisir. Hasilnya fotonya terlihat cerah dan minim noise.

Untuk perekaman videonya, kamera belakang bisa merekam video UHD (60 fps), UHD, QHD, FHD (60 fps), FHD, 18.5:9, 1:1, dan HD. Catatannya, tracking AF dan efek video tidak bekerja di UHD (60 fps), UHD, QHD, dan FHD (60 fps). Lalu, video stabilization juga tidak bekerja di UHD (60 fps) dan 1:1.

Sementara, untuk kamera depan bisa merekam video dalam QHD, FHD, 18.5:9, 1:1, dan HD. Fitur efek video tidak bekerja di QHD dan video stabilization tidak bekerja di QHD dan 1:1.

Video juga bisa disimpan dalam format HEVC yang lebih ramah memori. Untuk hasil perekaman yang maksimal, baik di kamera depan dan belakang ada di FHD saja.
Lalu, untuk video slow-motion kita bisa memilih antara 1080p pada 240fps atau 720p pada 960fps.

Berikut sejumlah bidikan dari Samsung Galaxy Note 9:

Hardware – Exynos 9810 Octa

Seperti biasa, di Indonesia kita kebagian versi Exynos 9810 Octa. Chipset ini terdiri dari CPU octa-core (4×2.7 GHz Mongoose M3 dan 4×1.8 GHz Cortex-A55), serta GPU Mali-G72 MP18. Unit yang saya review merupakan varian RAM 6GB dan storage 128GB.

Di aplikasi benchmark Antutu, Galaxy Note 9 mencetak skor 238.983 poin, sementara di PCMark Work 2.0 meraih 5.122 poin, lalu di 3DMark Sling Shot mendapatkan 3.997 poin, serta di GeekBench 4 single-core 2.790 poin dan multi-core 9.118 poin.

Sejauh yang saya tahu, untuk performa CPU, Exynos 9810 Octa dan Snapdragon 845 bisa dibilang sebanding. Sementara, kinerja GPU Adreno 630 dikatakan relatif lebih baik. Tapi, yang paling dikeluhkan ialah daya tahan baterainya – Galaxy Note 9 versi Exynos 9810 Octa cenderung lebih boros.

Saya juga merasakan demikian, padahal kapasitas baterainya sudah meningkat menjadi 4.000 mAh. Meski saat pengujian saya tidak menggunakannya secara intens, tapi tak mampu bertahan seharian.

Game Fortnite masih dalam tahap beta, kinerjanya masih belum diukur. Untuk PUBG Mobile, mendukung level grafis HDR dan frame rate level ultra.

Verdict

Saat ini, memang ada beberapa smartphone flagship berspesifikasi tinggi yang ditawarkan dengan harga relatif terjangkau. Sebut saja Asus Zenfone 5Z dan Xiaomi Pocophone F1, namun pasti ada yang dikorbankan – misalnya desain dan kualitas kamera.

Sementara, Samsung Galaxy Note 9 menyuguhkan desain dengan material premium dan build quality yang sangat baik, feel-nya benar-benar ‘mewah sungguhan’. Kemampuan kameranya juga sudah pasti bisa diandalkan dalam berbagai kondisi pencahayaan.

Lalu, keberadaan S Pen – membuatnya menjadi ‘asisten pribadi’ yang cerdas dan cekatan – terutama sebagai penunjang produktivitas. Namun smartphone ini tak cuma maksimal untuk bekerja, tapi juga sangat mumpuni untuk kegiatan gaming dan aktivitas multimedia lainnya.

Sparks

  • Fitur S Pen remote yang sangat berguna
  • Kemampuan kamera sangat bisa diandalkan
  • Perekaman video juga mumpuni, fitur video stabilization sangat membantu menstabilkan hasil video

Slacks

  • Daya tahan baterai standar, cenderung boros
  • Desain masih sama seperti pendahulunya

Xiaomi Meresmikan Redmi 6 dan 6A, Serta Mi TV di Indonesia

Belakangan ini Xiaomi kian agresif menggelontorkan produk baru. Mereka juga mengklaim, pada kuartal dua tahun 2018 ini Xiaomi telah menjadi produsen smartphone terbesar ke-2 di Indonesia menurut data Counterpoint.

Setelah menggentarkan pasar smartphone Indonesia lewat Pocophone F1, mereka kembali merilis dua tipe smartphone dan satu perangkat smart TV. Langsung saja, mari kita bahas bersama.

Xiaomi Redmi 6A

xiaomi-meresmikan-redmi-6-dan-6a-serta-mi-tv-di-indonesia

Ya, Xiaomi telah mengumumkan penerus dari Redmi 5A yang diluncurkan pada bulan Desember tahun lalu yakni Redmi 6A. Lalu, apa yang baru?

Ada dua hal yang berubah secara signifikan. Pertama dari segi tampilan, di mana Redmi 6A sudah mengadopsi desain kekinian dengan layar 5,45 inci, resolusi HD+ (720×1440 piksel), dalam aspek rasio 18:9.

Kemudian yang kedua, dapur pacu yang digunakan bukan dari Qualcomm – melainkan MediaTek seri Helio A22. Chipset ini dibuat dengan fabrikasi 12nm, terdiri dari CPU quad-core ARM Cortex-A53 dengan clock 2GHz dan GPU PowerVR GE8320.

Lalu, ada upgrade kecil seperti menjalankan MIUI 9 berbasis Android 8.1 Oreo, punya fitur face unlock, dual SIM 4G, dan kamera depan dilengkapi AI portrait dan mode beautify.

Sisanya masih identik, sebut saja kamera utama 13-megapixel, kamera depan 5-megapixel, RAM 2GB, storage 16GB, dan baterai 3.000 mAh.

Xiaomi Redmi 6

xiaomi-meresmikan-redmi-6-dan-6a-serta-mi-tv-di-indonesia

Beralih ke Redmi 6, penerus dari Redmi 5 yang diluncurkan pada bulan Februari 2018 ini juga membawa dua hal yang berubah secara signifikan. Pertama adalah fitur dual rear camera dan kedua ialah chipset yang berbeda.

Redmi 6 mengusung kamera utama 12-megapixel, ukuran pixel 1.25 μm, aperture f/2.2, dan sistem autofocus PDAF. Kemudian, kamera sekunder 5-megapixel sebagai depth sensor, ukuran pixel 1.25 μm, dan aperture f/2.2. Sedangkan, kamera depannya masih sama yakni 5-megapixel.

Sama seperti Redmi 6A, Redmi 6 juga digerakkan oleh chipset MediaTek tapi seri yang lebih powerful yakni Helio P22. Dengan pilihan RAM 3GB dan storage 32GB, serta RAM 4GB dan storage 64GB. Chipset kelas menengah ini juga dibuat menggunakan teknologi pemrosesan 12nm, terdiri dari CPU octa-core ARM Cortex-A53 dengan clock 2GHz dan GPU PowerVR GE8320.

Perubahan lainnya seperti ukuran layar yang lebih kecil, bila Redmi 5 punya layar 5,7 inci – Redmi 6 punya layar 5,45 inci. Namun, resolusi dan aspek rasio yang digunakan masih sama yakni HD+ dan 18:9.

Sisanya identik dengan Redmi 6A, seperti MIUI 9 berbasis Android 8.1 Oreo, fitur face unlock, dual SIM 4G, baterai 3.000 mAh, dan kamera depan dilengkapi AI portrait dan mode beautify.

Smart TV Mi TV 4A 32 Inci

xiaomi-meresmikan-redmi-6-dan-6a-serta-mi-tv-di-indonesia

Bersama Redmi 6 dan 6A, Xiaomi juga meluncurkan smart TV pertamanya di Indonesia yakni Mi TV 4A 32 inci. Yang dikemas dalam body ramping, dengan layar LED 32 inci resolusi HD (1366×768 piksel). Bentuk romote control-nya juga minimalis, hanya ada 12 tombol, dan bisa digunakan secara bebas 360 derajat.

Untuk memudahkan penggunanya mencari konten video maupun aplikasi, Xiaomi menyuguhkan interface yang user friendly yang disebut PatchWall. Seiring waktu, PatchWall juga akan merekomendasikan konten-konten menarik sesuai apa yang kita suka.

xiaomi-meresmikan-redmi-6-dan-6a-serta-mi-tv-di-indonesia

Tentu saja, Xiaomi menyediakan konten yang sangat banyak lebih dari 700.000 jam. Beberapa diantaranya termasuk layanan video-on-demand seperti HooQ, Catchplay, Bein Esports, Iflix, Spotify, dan banyak lagi.

Bagi yang suka streaming video di YouTube, Anda dengan mudah bisa melempar konten di smartphone ke smart TV. Hal ini karena Mi TV telah dilengkapi Chromecast dan juga fitur Google voice search. Dukungan Android TV juga memungkinkan pengguna menginstal aplikasi dan game dari Google Play Store.

xiaomi-meresmikan-redmi-6-dan-6a-serta-mi-tv-di-indonesia

Bagian dalamnya sendiri, Mi TV ditenagai chipset Amlogic 64 bit quad-core processor dengan RAM 1GB dan memori internal 8GB. Konektivitasnya meliputi WiFi 802.11 b/g/n, ethernet 100Mbps, Bluetooth 4.2, serta dilengkapi tiga port HDMI, dua port USB, port network, AV input, dan antena.

Harga dan Ketersediaan

Bagian yang satu ini selalu menjadi hal menarik. Xiaomi Redmi 6A dengan RAM 2GB + storage 16GB dibanderol Rp1.249.000 dan secara eksklusif tersedia di Blibli.com pada tanggal 10 September 2018.

Sementara, Xiaomi Redmi 6 tersedia dua versi yakni RAM 3GB + storage 32GB seharga Rp1.999.000 dan RAM 4GB + storage 64GB seharga Rp2.399.000. Lalu, akan tersedia di Lazada pada tanggal 6 September dan Mi.com pada 11 September 2018.

Sedangkan, untuk smart TV Mi TV 4A 32 inci dibanderol Rp1.999.000. Pre-odernya akan dibuka pada tanggal 6 September di Lazada dan tersedia secara online di Mi.com pada 20 September. Sementara untuk pembelian offline di seluruh Authorized Mi Store akan tersedia mulai tanggal 29 September.

Soal BenQ dan Monitor Gaming Zowie di Industri Esports

Kualifikasi lokal dari turnamen CS:GO eXTREMESLAND telah usai, XcN Gaming keluar sebagai pemenang. Mereka pun mendapatkan satu slot untuk bertanding di Zowie eXTREMESLAND CS:GO Asia Open 2018.

Turnamen CS:GO terbesar di Asia ini akan diselenggarakan di Shanghai, Tiongkok – pada tanggal 18 hingga 21 Oktober 2018. Diikuti 16 tim dari 10 Negara, dengan total hadiah US$100.000.

Untuk memastikan semua pemain mampu mengerahkan performa terbaiknya, Zowie sebagai sponsor utama menyediakan satu set esports monitor gaming XL2546 kepada seluruh tim yang bertanding di babak final Zowie eXTREMESLAND CS:GO Asia Open 2018.

Monitor Gaming untuk Pemain Esports Profesional

soal-benq-dan-monitor-gaming-zowie-di-industri-esports-2

Zowie sendiri merupakan produsen gaming gear yang telah diakuisisi oleh BenQ Corp pada tahun 2015. Khusus untuk produk monitor, monitor gaming Zowie ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan para player esports profesional.

Untuk memperkuat penetrasi brand Zowie di kalangan hardcore gamer dan mengembangkan lini bisnis produk-produk esports bermerek Zowie di Tanah Air, PT. BenQ Teknologi Indonesia (BTI) menggandeng PT. Andal Global Solusindo (AGS) yang kuat di komunitas esports.

PT. BenQ Teknologi Indonesia sendiri secara resmi baru berdiri di Indonesia pada tahun 2018 dan menjadi salah satu anak perusahaan dari BenQ Asia Pacific Corporation yang berkantor pusat di Taipei, Taiwan. Karena BenQ sangat serius berbinis di Tanah Air dan Indonesia adalah market yang sangat berpotensi – baik dari sisi penduduknya maupun penyerapan IT-nya.

Menempatkan Zowie di Indutstri Esports 

soal-benq-dan-monitor-gaming-zowie-di-industri-esports-1

Menurut BenQ, esports di Indonesia masih berada di level introduction dengan hanya 2,5 persen penggunanya. Namun BenQ meyakini, dalam waktu dua atau empat tahun mendatang – market esports akan growth ke 34 persen.

Bagaimana BenQ menempatkan Zowie di industri esports? Penjelasannya sederhananya, esports di dalamnya terdapat unsur kompetitif. Artinya, para pemainnya dituntut untuk meng-upgrade dirinya – terutama skill dan juga gear-nya untuk menunjang performance dan memenangkan pertandingan.

Bagaimana pun, para pemain esports tidak bisa disebut gamer biasa lagi tetapi juga disebut atlet esports. Mereka membutuhkan gear yang memadai untuk berlatih.

ZTE Meluncurkan Axon 9 Pro, Usung Layar AMOLED dan Chipset Snapdragon 845

Banyak vendor yang memanfaatkan ajang IFA 2018 di Berlin, Jerman – untuk meluncurkan smartphone terbaru mereka. Di antaranya Sony dengan Xperia XZ3, HTC dengan U12 Life, dan juga ZTE dengan Axon 9 Pro.

Dari segi tampilan, smartphone ini mengadopsi desain all-glass 3D, berkerangka logam, dan disertifikasi IP68. Namun memang terlihat begitu familier dengan kehadiran notch yang berukuran cukup besar dan sistem dual camera yang disusun secara vertikal dipunggungnya.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Layarnya sudah berjenis AMOLED, berukuran 6,21 inci, resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel), dalam rasio 18.7:9. Kabar baiknya layarnya sudah mampu menampilkan konten HDR10 dan dilengkapi teknologi Axon Vision untuk menyesuaikan dan reproduksi warna yang optimal sesuai kondisi pencahayaan di sekitar kita.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Untuk menyuguhkan pengalaman multimedia yang mumpuni, ZTE Axon 9 Pro membawa speaker stereo yang dilengkapi teknologi audio HiFi dan Dolby Atmos. Sayangnya, jack audio 3.5mm absen di smartphone ini.

Soal fotografi, ZTE membekali Axon 9 Pro dengan sensor kamera utama Sony IMX363 resolusi 12-megapixel, ukuran pixel 1,4μm, dan aperture f/1.75. Berkombinasi sensor wide-angle 130 derajat resolusi 20-megapixel. Proses pengambilan gambarnya juga telah didukung teknologi kecerdasan buatan.

Sementara, kamera depannya 20-megapixel dan aperture f/2.0. Selain untuk selfie dan video call, juga untuk fitur face unlock. Sementara, fingerprint sensor berada di bagian belakang.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Untuk bagian intinya, ZTE Axon 9 Pro digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 845. Dibantu oleh RAM 6GB (LPDDR4X) dan storage 128GB (UFS 2.1). Sayangnya meski menawarkan fungsi dual SIM, smartphone tidak memiliki slot microSD.

ZTE Axon 9 Pro menjalankan OS Android 8.1 Oreo versi stock, ditenagai baterai sendiri berkapasitas 4.000 mAh, dengan port USB Type-C, dan dukungan Qi wireless charging.

Rencananya ZTE Axon 9 Pro akan tersedia di sejumlah Negara di Eropa mulai bulan depan, dengan harga €649 atau sekitar Rp11,2 jutaan.

Sumber: PhoneArena

HTC U12 Life Resmi Diumumkan, Smartphone Kelas Menengah dengan Desain Unik

Selain Sony dengan peluncuran Xperia XZ3, HTC juga memberi kejutan di ajang IFA 2018 di Berlin, Jerman. Mereka telah memperkenalkan HTC U12 Life, sebuah smartphone kelas menengah berdesain cantik dengan dua sentuhan akhir yang sangat unik di bagian punggungnya.

Bagian belakang HTC U12 Life menggunakan material kaca akrilik, di mana lebih dari setengahnya memiliki garis-garis halus yang terukir ke dalam kaca. Serta, hadir dalam dua balutan warna yakni moonlight blue dan twilight purple.

htc-u12-life-resmi-diumumkan

Layarnya sendiri berukuran 6 inci tanpa notch, resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel), dalam aspek rasio 18:9. Namun, bagian dagu dan dahinya terlihat masih cukup tebal.

Soal fotografi, HTC membenam dua kamera di bagian belakang dengan sensor utama beresolusi 16-megapixel, aperture f/2.0, dan PDAF. Serta, kamera kedua 5-megapixel sebagai depth sensor.

HTC telah mengkonfirmasi, bahwa kamera belakang mampu merekam video 4K pada 30 fps dan video 1080p pada 60 fps. Sementara, kamera depannya 13-megapixel dengan aperture f/2.0 dan mampu merekam video 1080p.

htc-u12-life-resmi-diumumkan

htc-u12-life-resmi-diumumkan

Untuk jeroannya, smartphone Android 8.1 Oreo ini mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 636, berpadu RAM 4GB, dan storage 64GB yang bisa diperluas melalui slot microSD. Didukung baterai berkapasitas 3.600 mAh tanpa dibekali teknologi fast charging, port charging-nya sudah tipe USB-C dan memiliki jack audio 3.5mm.

Berapa harganya? HTC U12 Life dibanderol £300 atau sekitar Rp5,7 jutaan dan akan diluncurkan di kawasan Eropa, Asia, dan Timur Tengah pada bulan September 2018 mendatang.

Sumber: GSMArena