WSJ: Smartphone Lipat Samsung Mendekati Nyata, Rilis Tahun 2019

Rumor mengenai foldable phone atau ponsel lipat dari Samsung sudah berhembus sejak bertahun-tahun yang lalu. Mimpi itu mungkin semakin mendekati kenyataan.

Menurut sumber terpercaya dari Wall Street Journal, foldable phone Samsung dengan nama kode ‘Winner‘ akan dirilis pada tahun depan. Seperti apa?

Desainnya mirip dengan gambar paten terbaru Samsung, seperti ponsel clamshell (flip). Saat dibuka, ukuran layarnya mencapai 7 inci, namun produk finalnya nanti mungkin akan berubah.

Ya, berbeda dengan ZTE Axon M yang menggunakan dua layar terpisah dan dihubungkan dengan engsel. Teknologi layar OLED fleksibel Samsung memungkinkan bagian layarnya dapat ditekuk setengahnya layaknya sebuah ‘dompet’.

Pastinya keren banget, karena dapat dilipat – maka ukurannya memungkin untuk lebih mudah disimpan. Tapi, saya penasaran bagaimana kepraktisannya saat digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Bagaimana harganya?

Pengembangan bertahun-tahun dan komponen-komponen high-end yang dibutuhkan seperti kapasitas baterai lebih besar dan prosesor yang cepat. Diperkirakan foldable phone pertama Samsung akan dibanderol US$1.500 atau lebih dari 20 jutaan.

Menurut WSJ, awalnya perangkat tersebut memang akan diluncurkan dalam skala yang lebih kecil. Targetnya adalah para mobile gamer atau mereka yang tertarik dengan inovasi desain baru.

Kalau semuanya berjalan lancar, foldable phone Samsung akan dipamerkan pada bulan Januari di gelaran CES 2019. Diharapkan akan memulai debutnya pada paruh kedua tahun 2019.

Sumber: PhoneArena

Bawa Fitur Premium, Huawei Nova 3 dan Nova 3i Resmi Diumumkan

Huawei telah menggelar sebuah event di Tiongkok, di mana mereka mengumumkan chipset baru bernama Kirin 710, perangkat wearable TalkBand B5, serta smartphone Huawei Nova 3 dan Nova 3i.

Huawei Nova 3

Huawei Nova 3 adalah smartphone kelas menengah premium, Huawei memboyong sejumlah fitur pada seri P (flagship) ke dalamnya. Seperti chipset high-end Kirin 970 berteknologi AI, lengkap dengan dukungan GPU Turbo.

huawei-nova-3-4

Guna memaksimalkan performanya, Huawei membenamkan RAM sebesar 6GB dan pilihan memori internal 64GB atau 128GB yang dapat diperluas hingga 256GB melalui microSD.

Urusan desan, Nova 3 tampil segar dengan notch di dahinya. Dengan penampang layar seluas 6,3 inci resolusi Full HD+ dalam rasio 19,5:9.

Notch atau takik tersebut merupakan rumah bagi kamera depan yang terdiri dari sensor 24-megapixel (f/2.0) dan 2-megapixel. Dengan fitur-fitur berbasis AI untuk memaksimalkan selfie, serta mode beauty yang telah diperbaiki.

huawei-nova-3-3

Berbalik ke belakang, dua kamera datang dengan sensor utama 16-megapixel dan sensor monochrome 24-megapixel dengan aperture f/1.8, PDAF, contrast AF, AI scene recognition yang mampu mengidentifikasi 22 kategori dan 500 scene yang berbeda.

Fitur penting lainnya, Nova 3 berjalan di atas Android 8.1 Oreo dengan EMUI 8.2 dengan fitur 3D Emoji AR, IR face unlock, 3D face recognition payment, menggunakan port USB Type-C, fungsionalitas dual SIM, dan baterai berkapasitas 3.750 mAh.

Huawei Nova 3i

huawei-nova-3i-1

Sama seperti Nova 3, Nova 3i memiliki DNA desain yang identik dengan layar notch. Layarnya juga 6,3 inci resolusi Full HD+ dalam rasio 19,5:9.

Nova 3i adalah smartphone pertama yang ditenagai chipset Kirin 710. SoC ini menggunakan proses pabrikasi terbaru dengan 12 nm, sebagai pembanding Kirin 659 pada Nova 2i menggunakan 16nm.

Kirin 710 terdiri dari empat inti Cortex A-73 dengan clock 2,2GHz dan empat inti Cortex A53 dengan clock 1,7GHz. Huawei menjanjikan, performa single-core Kirin 710 lebih tinggi 75 persen dan 68 persen untuk multi-core.

Selain itu, GPU baru ARM Mali 5 juga diklaim 1,3 kali lebih baik dan 1 kali lebih hemat daya. Nova 3i didukung pilihan RAM 4GB atau 6GB, memori internal 64GB atau 128GB yang bisa ditambah hingga 256GB via microSD, dan baterai berkapasitas 3.340 mAh.

Soal fotografi, Nova 3i juga dilengkapi dengan empat buah kamera, dua berada di belakang dan dua lagi ditempatkan di depan, tapi memang tak secanggih milik Nova 3.

Kamera belakangnya menggunakan sensor utama 16-megapixel dan 2-megapixel. Lengkap dengan AI scene recognition yang mampu mengidentifikasi 22 kategori berbeda.

Sedangkan, kamera depan mengandalkan sensor 24-megapixel dan 2-megapixel. Mampu mengenali 8 scene yang berbeda, memiliki mode HDR Pro backlight, dan tak ketinggalan fitur Qmoji.

Harga Huawei Nova 3 dan Nova 3i

Huawei sendiri berencana membawa smartphone seri Nova generasi ke-3 ke Indonesia pada tanggal 31 Juli mendatang. Bisa jadi Huawei membawa Nova 3 atau Nova 3i, bahkan mungkin keduanya?

Di Tiongkok, Nova 3 dibanderol dengan harga 2999 Yuan atau sekitar Rp6,4 jutaan untuk varian RAM 6GB dan storage 128GB. Sedangkan, Nova 3i varian RAM 4GB dibanderol 1999 atau Rp4,2 jutaan, kemudian varian RAM 6GB dan storage 64GB dijual seharga 2199 Yuan atau Rp4,7 jutaan.

Sumber: Gizmochina 1 dan Gizmochina 2

Huawei Akan Merilis Smartphone Nova Generasi Ke-3 di Indonesia Akhir Juli

Pada bulan Juni lalu, Huawei akhirnya berhasil membawa smartphone flagship tercanggihnya ke Indonesia. Adalah Huawei P20 Pro yang datang dengan tiga kamera belakang Leica.

Kini, produsen ponsel asal Tiongkok itu kembali bersiap untuk menghadirkan smartphone anyarnya ke Tanah Air. Kali ini giliran seri Nova generasi ke-3, tepatnya akan dirilis pada tanggal 31 Juli 2018 mendatang.

Tahun lalu, Huawei memang merilis cukup banyak varian dari smartphone kelas menengah seri Nova generasi ke-2. Dua diantaranya masuk ke Indonesia yakni Huawei Nova 2i dan Nova 2 Lite.

Huawei pun menjanjikan, kalau generasi ke-3 dari seri Nova ini akan membawa peningkatan spesifikasi dan fitur-fitur yang signifikan guna memenuhi kebutuhan para generasi muda.

DNA smartphone Nova anyar ini bakal naik kelas, yakni desain kekinian dengan notch di dahinya dan pengalaman fotografi empat kamera dengan fitur berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI).

Serta, tentunya tiba dengan dapur pacu lebih kencang – Kirin 970 atau Kirin 710. Teknologi GPU Turbo juga telah dipastikan melengkapi Nova generasi ke-3, lebih nyaman buat aktivitas gaming.

Penasaran seperti apa wujud seri Nova terbaru ini? Huawei Nova generasi ke-3 akan mulai diumumkan secara global pada 18 Juli. Tapi, kejutan sebenarnya pada 31 Juli mendatang, di mana Huawei secara resmi merilis smartphone Nova terbaru ke Indonesia – jadi kita lihat saja perkembangannya.

Mengurai Fitur Unggulan Chipset Qualcomm Snapdragon 660

Saat mendarat pertama kali di Indonesia, smartphone terbaru dari Vivo seri V9 menuai banyak kritik pedas dari para reviewer gadget.

Karena keputusan Vivo yang merilis V9 versi downgrade, dengan spesifikasi lebih rendah dan hanya dibekali chipset Snapdragon 450 yang terbilang ‘culun’ di kelasnya.

Tapi, saya senang Vivo mendengarkan masukan-masukan dari reviewer gadget di Tanah Air. Mereka pun merilis varian baru V9 6GB, bukan cuma besaran RAM saja yang bertambah tapi yang bikin heboh adalah penggunaan chipset Snapdragon 660.

Vivo kemudian menurunkan harga V9 standar menjadi Rp3,8 juta dari Rp4 juta. Sementara, V9 6GB dibanderol Rp4,3 juta dan harga itu sangat ‘seksi’. Lalu, apa sih spesialnya Snapdragon 660? Mari kita urai bersama.

Yang Terkuat di Kelasnya

Dirilis pada bulan Mei 2017, Snapdragon 660 merupakan chipset kelas menengah yang menawarkan performa tinggi.

Pada high-tier Snapdragon 600 series, Snapdragon 660 adalah yang terkuat di kelasnya dan mewarisi sejumlah fitur premium dari Snapdragon 800 series.

Sebut saja, CPU Kyro 260, modem X12 LTE dengan kecepatan download hingga 600 Mbps dan kecepatan upload 150 Mbps, Spectra 160 ISP, Hexagon 680 DSP, dukungan teknologi Quick Charge 4.0, Bluetooth 5.0, dual SIM dual VoLTE, dan banyak lagi.

Arsitektur CPU Kyro 260

qualcomm_snapdragon_660

Snapdragon 660 adalah anggota keluarga Snapdragon 600 series pertama yang menggunakan arsitektur CPU Kyro 260 dan memperoleh kemampuan dari machine learning.

CPU Kyro 260 ini terdiri dari empat inti kustom Cortex-A73 dan empat inti kustom Cortex-A53 yang bersatu dalam konfigurasi big.LITTLE dengan clock hingga 2,2GHz.

Menurut Qualcomm, Snapdragon 660 merupakan penerus dari Snapdragon 653. CPU Kryo 260 memiliki kinerja hingga 20 persen lebih tinggi dari pendahulunya itu.

Sementara, GPU Adreno 512 lebih baik 30 persen dari Adreno 510 di Snapdragon 653 dan mendukung display beresolusi QHD (2K).

Lebih lanjut, mobile platfrom ini dibangun pada proses fabrikasi 14 nm yang efisien dan mendukung jenis RAM LPDDR4 hingga 8GB.

Spectra 160 ISP

Selain menentukan seberapa kuat performa dari sebuah smartphone, chipset juga mempengaruhi kecepatan koneksi dan kemampuan fotografi.

Fitur Spectra 160 ISP, Dual Image Sensor Processor (ISP), dan Clear Sight misalnya, di mana mampu meningkatkan kualitas hasil foto pada smartphone dual camera.

Seperti fungsi optical zoom dengan kinerja lebih halus, menyajikan foto dengan efek bokeh, autofocus lebih cepat, sistem penahan getar EIS lebih stabil, foto lebih baik dalam kondisi low light, warna lebih natural, dan banyak lagi.

Snapdragon 660 ini menawarkan dukungan untuk single kamera hingga 25-megapixel dan kamera ganda hingga 16-megapixel.

Verdict

Saat ini, Vivo V9 6GB adalah smartphone pertama di Indonesia dengan chipset Snapdragon 660, bahkan sejak artikel ini ditulis masih merupakan satu-satunya.

Sekedar informasi, hasil benchmark V9 6GB di AnTuTu tembus 140 ribu poin. Performa nyatanya juga mengagumkan, sangat menyenangkan untuk aktivitas gaming.

Dalam waktu dekat, ada kemungkinan Xiaomi akan merilis Mi A2 yang juga memiliki chipset Snapdragon 660 pada tanggal 25 Juli mendatang.

Ya, chipset Snapdragon 660 tak hanya membuat smartphone menawarkan performa lebih kencang, tapi juga koneksi yang lebih cepat, dan kemampuan fotografi lebih baik.

Namun, semua itu balik lagi ke produsen smartphone. Apakah ingin mengadopsi dan memaksimalkan potensi penuh yang ditawarkan oleh Qualcomm atau tidak.

Gitzo dan Sony Merilis Tripod dan L-Bracket untuk Kamera Mirrorless Alpha Series

Bagi pengguna kamera mirrorless maupun DSLR, tripod merupakan salah satu aksesori yang wajib dimiliki. Fungsinya untuk membantu Anda mendapatkan komposisi foto yang diinginkan dengan hasil yang tajam.

Kabar baik untuk pengguna kamera mirrorless besutan Sony, perusahaan pembuat aksesori kamera yakni Gitzo bekerja sama dengan Sony dan mereka memperkenalkan sepasang produk baru. Adalah tripod Traveler α dan L-Bracket α yang dirancang khusus untuk kamera mirrorless full frame Alpha A7 dan A9 series.

gitzo-dan-sony-merilis-tripod-dan-l-bracket-untuk-kamera-mirrorless-alpha-series

Traveler α adalah tripod traveler premium, Gitzo mendesain tampilannya agar serasi dengan kamera Sony. Sebagai teman jalan-jalan, ukuran tripod Traveler α memang tidak besar, bobotnya juga cukup ringan hanya 1,43 kg, namun mampu menampung kapasitas maksimum hingga 10 kg, dengan tinggi maksimum 165 cm, dan saat dilipat 43 cm.

Tripod Traveler α terbuat dari bahan carbon fibre, kaki-kakinya dari tabung Carbon eXact, dan menggunakan sistem G-lock yang memungkinkan Anda mengunci kaki pada ketinggian yang Anda inginkan. Kepala tripodnya juga berbahan carbon fibre dan sistem penguncian yang aman dengan tuas pan dan tilt lock.

Selain tripod, L-bracket atau L-plate juga merupakan aksesori penting untuk membantu Anda mengambil foto atau video dalam orientasi vertikal atau portrait. Menemani tripod Traveler α, Gitzo juga merilis L-Bracket α.

L-plate ini terbuat dari bahan aluminium, Gitzo mengklaim L-Bracket α yang paling ringan di jenisnya dengan berat hanya 77 gram. Karena telah dirancang khusus, L-Bracket α tidak menghalangi saat membuka baterai atau port lainnya.

Dengan L-plate, tripod akan lebih stabil saat memakai lensa yang agak berat, mengubah arah atau posisi kamera lebih mudah, dan sekaligus melindungi bagian bawah kamera yang rentan dari gesekan saat menggunakan tripod.

Mengenai harganya, Gitzo tripod Traveler α dibanderol mahal US$ 999,99 atau sekitar Rp14 jutaan. Sedangkan, Gitzo L-Bracket α dijual US$ 199,99 atau Rp2,8 jutaan.

Sumber: Dpreview

[Review] Adu Performa Vivo V9 Versi Snapdragon 660 Vs V9 Snapdragon 450

Vivo telah me-refresh smartphone V9-nya di Indonesia dengan RAM 6GB dan chipset yang jauh lebih kuat Snapdragon 660. Sekedar mengingatkan, versi standar V9 hanya bermodalkan RAM 4GB dan chipset Snapdragon 450, kalau untuk memori internalnya sama-sama 64GB.

Bagi Anda yang berminat meminang V9, adanya dua pilihan tersebut tentunya sangat membingungkan. Mungkin Anda bertanya-tanya harus memilih versi yang mana, V9 6GB yang bisa kebut-kebutan dengan harga lebih mahal yakni Rp4,3 juta atau V9 standar dengan harga Rp3,8 juta yang lebih murah Rp500 ribu?

Jadi, di sini saya akan mengulas perbedaan antara keduanya, terutama dari segi performa. Saya ingin menekankan pentingnya chipset sebagai jantung dari sebuah smartphone dan semoga menjawab pertanyaan di atas.

Biar lebih jelas, saya akan menyebut V9 6GB dengan V9 SD660 (Snapdragon 660) dan V9 standar dengan V9 SD450 (Snapdragon 450). Mari kita mulai saja.

Perbedaan Vivo V9 SD660 dan V9 SD450 

vivo-v9-versi-snapdragon-660-vs-v9-snapdragon-450-2

Hal yang dikorbankan Vivo pada V9 SD660 adalah kemampuan mengambil foto selfie. Di mana, kamera depan V9 SD660 turun setengahnya menjadi 12-megapixel dengan bukaan f/2.0. Sedangkan, V9 SD450 memiliki kamera depan dengan resolusi besar yakni 24-megapixel dengan bukaan f/2.0.

Bagaimana dengan kamera belakang? Kemampuannya nyaris sama, V9 SD660 dilengkapi kamera utama 13-megapixel bukaan f/2.2 dan 2-megapixel untuk depth effect. Sedangkan, V9 SD450 punya kamera utama 13-megapixel bukaan f/2.0 dan 2-megapixel.

Selain yang disebutkan di atas, sisa spesifikasinya bisa dibilang identik. Misalnya, layar 6,3 inci dengan notch atau poni di dahi, resolusi Full HD+ dalam rasio 19:9. Berjalan di Android 8.1 Oreo dengan Funtouch OS versi 4.0 dan baterai berkapasitas 3.260 mAh.

Kalau untuk ketersediaan warna – V9 SD660 hadir dalam warna black dan red. Sedangkan, V9 SD450 sedikit lebih bervariasi – ada black, blue, gold, dan red.

Performa Vivo V9 SD660 vs V9 SD450

vivo-v9-versi-snapdragon-660-vs-v9-snapdragon-450-6

 

Sekarang saya akan membandingkan performa keduanya, baik itu melalui benchmark dan performa nyata dalam aktivitas sehari-hari.

Agar fair, saya mengisi penuh 100 persen baterai kedua smartphone dan melakukan factory reset sebelum pengujian ini dimulai. Lalu, saya menghubungkan dengan jaringan WiFi dan login dengan akun Google yang sama.

Saya melakukan uji coba benchmark menggunakan empat aplikasi yaitu AnTuTu, 3DMark, PC Mark, dan Geekbench 4. Pengujian masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali dan nilai yang diambil ialah skor tertingginya.

  • AnTuTu Vivo V9 SD660 – 142.171 poin
  • AnTuTu Vivo V9 SD450 – 77.205 poin
  • 3DMark Vivo V9 SD660 – 2.037 poin
  • 3DMark Vivo V9 SD450 – 794 poin
  • PC Mark Vivo V9 SD660 – 6.155 poin
  • PC Mark Vivo V9 SD450 – 4.484 poin
  • Geekbench 4 Vivo V9 SD660 – Single-core 1.605 poin dan multi-core 5.855 poin
  • Geekbench 4 Vivo V9 SD450 – Single-core 782 poin dan multi-core 3.964 poin

Ya, menurut AnTuTu performa umum V9 SD660 hampir dua kali lipat lebih kencang dibanding V9 SD450. Sementara, olah grafis untuk gaming pada V9 SD660 menurut 3DMark juga jauh melampaui V9 SD450. Hasil yang sama diperoleh pada PC Mark dan Geekbench 4 yang memenangkan V9 SD660.

V9 SD660 juga mampu menyelesaikan proses pengujian benchmark lebih cepat. Bagaimana pun, chipset Snapdragon 600 series memang ditujukkan untuk smartphone kelas menengah, sedangkan Snapdragon 400 series ditujukkan untuk smartphone entry-level.

Bagaimana dengan kepiawaiannya dalam urusan gaming? Saya telah mencoba bermain beberapa game populer seperti PUBG Mobile, Mobile Legends: Bang Bang, dan Arena of Valor.

Game battle royale PUBG Mobile pada V9 SD660 bisa dimainkan dalam kualitas grafis HD dan frame rate high. Jalannya pun sangat smooth, hampir tak ada lag. Sedangkan di V9 SD450, PUBG Mobile hanya bisa dimainkan dalam kualitas grafis balance dan frame rate medium, itupun berjalan agak patah-patah.

Untuk game MOBA Arena of Valor, V9 SD660 sudah mendukung high frame rate mode dan resolusi HD, dengan kualitas tampilan dan kualitas partikel max. Sedangkan, V9 SD450 tidak mendukung high frame rate mode.

Kalau untuk game Mobile Legends, keduanya mampu memainkan game MOBA besutan Moonton itu dengan baik. Catatan untuk V9 SD660, suhu smartphone cenderung lebih mudah hangat saat bermain game.

Bagaimana dengan penggunaan untuk aktivitas sehari-hari? Tak perlu diragukan lagi, performa V9 SD660 terasa lebih kencang dibanding V9 SD450, dari mulai booting, proses membuka aplikasi, berpindah antar aplikasi, dan aktivitas ber-smartphone lainnya.

Verdict

vivo-v9-versi-snapdragon-660-vs-v9-snapdragon-450-1

Selisih Rp500 ribu dengan kamera depan 24-megapixel, V9 SD450 mungkin masih terlihat cukup ‘seksi’ bagi mereka yang hobi ber-selfie. Lagi pula, tampilan keduanya sama-sama keren dan kekinian.

Tapi, lebih baik memilih V9 SD660 – karena telah ditenagai oleh chipset yang lebih powerful dan menawarkan performa secara keseluruhan lebih kencang. Menurut saya, kamera depan 12-megapixel pada V9 SD660 sudah lebih dari cukup untuk aktivitas selfie.

Bagi yang gemar bermain game, V9 SD660 juga sudah sangat mumpuni untuk aktivitas gaming, meski mungkin daya tahan baterainya akan sedikit lebih boros.

Sony Me-refresh Kamera Saku RX100 V dengan Prosesor Lebih Cepat

Banyak yang beranggapan bahwa kamera saku telah ‘mati’ akibat gempuran antara kamera smartphone dan mirrorless. Meski peminatnya berkurang, namun kamera saku di level premium masih mampu bertahan.

Kemampuan zoom yang jauh merupakan fitur andalan kamera saku, ukurannya yang sama ringkasnya seperti smartphone, serta jauh lebih kecil dan ringan dibanding kamera mirrorless dengan lensanya.

Salah satu perusahaan kamera yang masih membuat kamera saku adalah Sony. Kabar yang terbaru, mereka telah me-refresh kamera saku travel zoom seri RX100 V dengan RX100 VA.

Sony-RX100-V-1

Sony RX100 VA menyertakan prosesor BIONZ X lebih cepat dan firmware baru. Sistem menu telah ditata ulang dengan indikator lebih jelas, dan terdapat tambahan tab baru yakni ‘My Menu’ yang bisa disesuaikan.

Kamera ini menggunakan sensor Exmor RS CMOS tipe 1 inci dengan resolusi 20,1-megapixel. Meski ukurannya kecil, kamera ini juga punya jendela bidik elektronik bertipe pop-up, flash built-in, dan layar yang bisa di putar ke atas hingga 180 derajat.

RX100 VA mampu merekam 24 foto per detik dengan buffer atau memori penampungan sementara saat foto berturut-turut lebih panjang, yaitu 233 foto – sebelumnya hanya 150 foto dalam format JPEG + RAW.

Performa Eye AF turut ditingkatkan, fitur ini sangat membantu untuk foto portrait. Selain itu, subject tracking, refresh rate viewfinder juga meningkat. Tambahan lainnya seperti mode focus area Zone baru, serta peningkatan mode metering, dan fitur white balance.

Sony RX100 VA memiliki nomor model DSC-RX100M5A dan dengan santainya menggantikan model lama di situs resmi Sony. Harga masih sama, yakni US$999.99 atau sekitar Rp14 jutaan di pasar Amerika Serikat.

Sumber: DPreview

Adobe Membuat Versi Komplet dari Photoshop untuk iPad

Perusahaan pembuat software Adobe memang telah merilis sejumlah aplikasi edit foto berlabel Photoshop di platform mobile. Sebut saja Photoshop Express, Photoshop Lightroom, Photoshop Mix, Photoshop Sketch, dan Photoshop Fix.

Sayangnya, tak ada satupun aplikasi Photoshop mobile yang membawa fitur penuh seperti yang dimiliki versi PC-nya. Namun hal tersebut sebentar lagi akan berubah, kabarnya Adobe sedang mengembangkan aplikasi Photoshop berfitur komplet untuk iPad.

Versi awal dari aplikasi tersebut dan detail lebih lengkapnya akan diumumkan di konferensi tahunan Adobe MAX pada bulan Oktober nanti dan dijadwalkan mendarat di App Store untuk iPad pada tahun 2019.

Adobe ingin membuat aplikasinya lebih kompatibel di seluruh platform, untuk menarik lebih banyak pengguna berlangganan layanan Creative Cloud miliknya. Mengajak semua kalangan pengguna untuk dapat lebih mudah melakukan banyak hal kreatif dan saling terhubung apapun device dan platform yang kita digunakan.

Ya, popularitas iPad Pro di industri kreatif, mungkin telah mengubah pikiran Adobe. Dukungan aksesori berupa pensil dan layar dengan refresh rate adaptif tinggi hingga 120Hz, memang membuat iPad Pro ideal untuk mengedit foto atau membuat desain grafis.

Sayangnya, aplikasi Photoshop di iPad kurang powerful, karena itu mereka memutuskan menulis ulang aplikasinya. Mengingat project ini masih dalam tahap awal, jadwal mungkin bisa berubah.

Sumber: PhoneArena

Mengikuti Perkembangan Industri Game Lokal di Bekraf Game Prime 2018

Kemarin dan hari ini 14-15 Juli 2018, saya sangat antusias meliput salah satu event pameran game terbesar Indonesia yakni Bekraf Game Prime 2018 di Balai Kartini, Jakarta.

Event yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif ini adalah salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap industri game lokal dan menyediakan panggung bagi developer game di Tanah Air. Agar para developer game lokal mampu menjadi tuan rumah di negara sendiri sekaligus dapat bersaing di tataran global.

Ada banyak sekali suguhan menarik di sana, berikut di antaranya.

Merambah ke Platform Konsol

Bekraf-Game-Prime-2018-8
Bermain game Valthirian Arc: Hero School Story besutan Agate di Nintendo Switch

Dalam beberapa tahun terakhir, mungkin Anda sering mendengar suksesnya sejumlah developer game lokal membuat game di platform mobile dan PC. Namun, bagaimana dengan platform konsol?

Debut developer game Indonesia di platform konsol baru di mulai pada tahun 2017. Di mana developer game Mintsphere berhasil merilis video game berjudul Fallen Legion di PS4 dan PSVita.

Sementara di tahun 2018 ini, datang dari Toge Production yang merilis game Ultra Space Battle Brawl dan menjadi game Indonesia pertama di platform Nintendo Switch.

Selain itu, Lentera Nusantara dengan game Ghost Parade dan Agate dengan game Valthirian Arc: Hero School Story juga segera meluncur di platform konsol.

Ya, sampai saat ini developer game Indonesia yang mengembangkan game konsol memang bisa dihitung dengan jari. Kenapa?

Bekraf-Game-Prime-2018-1
Game Ultra Space Battle Brawl buatan Toge Production di Nintendo Switch

Bertemu di Bekraf Game Prime 2018, Sabtu (14/7/2018), Kris Antoni Hadiputra Nurwono selaku Founder sekaligus CEO dari Toge Productions mengungkap permasalahannya.

“Masalahnya adalah Indonesia belum termasuk dalam negara yang didukung oleh sebagian besar pembuat konsol, terutama Sony dan Nintendo. Para developer lokal sangat sulit untuk  mendapatkan akses langsung ke development kit konsol yang diinginkan.”

Ia juga menambahkan untuk mengembangkan game konsol, developer game harus mendapatkan development kit dan terdaftar sebagai developer partner untuk mulai mengembangkan game. Apa sih development kit?

Development kit sendiri adalah sebuah alat atau perangkat hardware khusus yang bentuknya mirip dengan konsol komersil, namun memiliki banyak fleksibilitas yang mendukung para developer dalam mengembangkan video game untuk dirilis di sebuah konsol.

Game PC Lokal DreadOut Diangkat ke Layar Lebar

Bekraf-Game-Prime-2018-11

Hal menarik lainnya di Bekraf Game Prime 2018 datang dari game bergenre survival horror buatan Digital Happiness yakni DeadOut. Game yang dirilis di Steam sejak tahun 2014 ini adalah satu game PC lokal yang berhasil menembus pasar global.

Meneruskan kesuksesan DreadOut, Digital Hapiness juga telah merilis DreadEye sebagai game VR pada November 2017 lalu. Nah selain melalui teknologi virtual reality, perasaan mencekam dan atmosfer yang seram dari hantu-hantu khas Indonesia di DreadOut nantinya juga bisa dirasakan di bioskop kesayangan Anda.

Bekraf-Game-Prime-2018-9

Ya, untuk pertama kalinya game asli buatan developer lokal akan diangkat ke layar lebar. Digital Happiness bekerja sama dengan rumah produksi lokal GoodHouse.id untuk memproduksi ‘DreadOut The Movie‘.

Tentu saja, game dan film DreadOut akan memiliki alur cerita yang berbeda. Namun, tetap ada elemen-elemen penting dari game DreadOut. Tantangan terbesar membuat film yang diadaptasi dari game adalah sulitnya memenuhi ekspektasi gamer yang tinggi.

Perkembangan Industri Game di Indonesia

Bekraf-Game-Prime-2018-10

Sebenarnya masih banyak hal-hal menarik di sana, saya juga sempat mencoba berbagai game-game lokal yang bahkan belum dirilis atau masih dikembangkan, serta mencoba berbagai kompetisi mini. Lalu, bagaimana perkembangan industri game lokal?

Kalau menurut analis Newzoo, pada tahun 2017 industri game Indonesia menempati peringkat 16 dunia dan mereka memperkirakan nilai industri game di Indonesia mencapai US$882.

Dari angka tersebut, membuat Indonesia menjadi pasar game terbesar di Asia Tenggara. Bila pertumbuhannya konsisten maka diprediksi nilainya bakal mencapai US$1,82 miliar di tahun 2021.

Sayangnya, menurut data Asosiasi Game Indonesia (AGI), pada tahun 2017 pangsa pasar perusahaan game lokal hanya sebesar 5 persen. Maka dari itu, AGI menargetkan bahwa pangsa pasar perusahaan lokal dapat naik hingga 10 persen dalam lima tahun mendatang.

Lenovo Umumkan Tiga PC ThinkStation P330 Series, Paket Kecil Bertenaga Besar

Lenovo telah mengumumkan produk workstation terbarunya, yakni ThinkStation P330 series. Meliputi P330 Tower, P330 small form factor (SFF), dan P330 Tiny.

ThinkStation P330 series ini dirancang untuk bisa memenuhi kebutuhan komputasi di sektor dunia usaha. Ketiganya dikemas dalam body lebih ramping, tapi dengan prosesor lebih handal dan kapasitas memori lebih besar.

lenovo-umumkan-workstation-thinkstation-p330-series-4

Dalam hal ukuran, salah satu perubahan besar terjadi pada P330 Tower dan SFF, di mana Lenovo berhasil menyusutkan footprint hingga 30 persen lebih kecil. Sedangkan P330 Tiny punya ukuran yang sama dengan pendahulunya, namun masih merupakan workstation terkecil di dunia.

Mengenai spesifikasinya, P330 Tower dan SFF tersedia dalam konfigurasi yang sama. Sebut saja CPU Intel Xeon E-2100, pilihan prosesor hingga Intel Core i7 generasi ke-8, GPU Intel UHD atau Intel UHD, dukungan RAM hingga 64GB, dan memori Intel Optane berkecepatan tinggi 32GB.

Beralih ke P330 Tiny, pilihan yang tepat bagi mereka yang memiliki workspace terbatas. Perangkat ini dibekali dengan Intel Core i7 generasi ke-8, pilihan GPU Quadro P1000, P620, atau Intel UHD, konfigurasi RAM hingga 32GB, dan storage 2TB.

lenovo-umumkan-workstation-thinkstation-p330-series-2

Ketiga ThinkStation P330 series ini menargetkan kalangan enterprise dan akan tersedia secara global mulai bulan Agustus. Harga belum diberitahu, tapi generasi sebelumnya paling dasar mulai dari Rp10 jutaan ke atas.

Sumber: Slashgear