Platform Investasi Budidaya Lele IWAK Alami Kelebihan Investor

Perusahaan startup berkonsep budidaya makhluk hidup kini makin menunjukkan geliatnya di Tanah Air dengan berbagai macam variasinya. Kini muncul IWAK, sebuah platform digital yang menghubungkan investor dengan keluarga pembudidaya ikan lele. Kondisi terkini IWAK, sedang mengalami kelebihan investor. Calon investor pun kini diharuskan rela mengantre di daftar tunggu.

Dalam laman IWAK diumumkan pendaftaran investor baru ditutup untuk sementara tertanggal 5 Juli – 15 September 2016. Investor yang ingin masuk ke daftar tunggu diwajibkan untuk mengisi data diri dalam link yang disediakan.

Seperti dikutip dari portal berita Kedaulatan Rakyat, Rushan Faizal, pendiri IWAK, menceritakan sudah ada 50 investor yang sudah terdaftar dalam waiting list. Alasan pihaknya menutup sementara dikarenakan IWAK tengah melakukan pengembangan sistem dan manajemen.

Terhitung, per tahun lalu jumlah investor yang sudah bergabung mencapai 279 orang. Hasilnya 68 kolam ikan telah terpasang dan 15 keluarga petani hidup sejahtera. Secara nilai investasinya, pada Maret 2016 telah mencapai 500 juta Rupiah. Sementara itu, per Juli 2016 nilainya telah mencapai 900 juta Rupiah.

IWAK menargetkan sampai akhir tahun ini pihaknya bisa membangun 100 kolam dan mengelola dana investor sebesar 1,5 miliar Rupiah. Ditambah, ingin mengembangkan diri untuk budidaya ikan jenis lain di luar lele.

Kondisi ini terbalik bila dibandingkan saat IWAK baru pertama kali digagas oleh Rushan dan Hestyriani Anisa bersama tiga temannya mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) sekitar setahun lalu. Pada saat itu, dia mengaku sulit sekali menemukan investor mengingat statusnya masih sebagai mahasiswa.

Konsep awal yang ia tawarkan ke calon investor adalah sharing economy, menghubungkan orang yang punya lahan dengan investor, namun banyak menemui kebuntuan. Akhirnya mereka mulai menjaring investor dari kalangan keluarga sendiri dan tim IWAK hingga terkumpullah modal awal 30 juta Rupiah.

Rushan menjelaskan, komitmen yang diberikan kepada investornya adalah transparansi. Setiap hari dikirimkan SMS mengenai waktu pemberian makan, kondisi ikan, persediannya, dan lain-lain. Kemudian, tim IWAK juga menawarkan teman-temannya sebagai investor baik lewat jalur media sosial tapi hasilnya belum memuaskan.

Cara lain akhirnya ditempuh dengan cara door to door. Berbagai tanggapan pun diterima, ada yang hanya memuji, curiga takut dikira ingin menipu. Dari pengalaman tersebut, akhirnya IWAK bisa memilah investor yang potensial.

“Investor IWAK rata-rata adalah anak muda yang baru mulai bekerja dan ingin investasi. Mereka tertarik berinvestasi di kami karena minimal investasinya hanya 150 ribu Rupiah. Selain itu, mereka juga tertarik karena visi misi kami bukan semata mencari uang tapi karena ada keluarga yang harus dibantu,” ujar Anisa.

Dia menjelaskan, sistem bisnis IWAK adalah bagi hasil antara investor, petani dan IWAK sebagai pengelola. Persentasenya 50% untuk petani, 40% untuk investor, dan 10% untuk IWAK.

Untuk menjaga kredibilitas IWAK dimata investor, IWAK menyediakan laporan harian secara real time tentang kolam mereka masing-masing, keluarga petani, operator, besaran investasi, kondisi kolam, dan laporan keuangan secara transparan. Seluruh informasi bisa diakses melalu situs IWAK.

Ide awal IWAK

Ide awal mendirikan IWAK, sambung Rushan, terjadi saat dia sedang berkunjung ke rumah pamannya di Nganjuk, Jawa Timur. Di sana banyak sekali lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Sedangkan, segi kesejahteraan masyarakatnya sangat kurang. Dari situ, muncullah ide untuk membuat usaha rintisan berupa kolam portbale ikan lele. “Ikan lele dipilih karena mudah perawatannya dan cepat panennya,” kata Rushan.

Dengan ilmu yang ia dapat dari bangku kuliah jurusan Ilmu Komputer UGM, ia ingin melakukan hal yang tak sekedar bisnis saja tapi juga memiliki manfaat untuk orang yang membutuhkan. Terciptalah sensor yang bisa mengukur suhu kolam, Ph, hingga pemberian pakan secara otomatis.

Selain IWAK, di Indonesia juga ada perusahaan startup serupa berkonsep budidaya, yaitu iGrow. iGrow memiliki misi mengembangkan pertanian secara organik secara global. Platform ini memungkinkan orang-orang dapat bertani tanpa harus memiliki lahan atau keahlian bercocok tanam.

[Baca Juga: Platform Pembangun Pertanian Organik iGrow Bukukan Pendanaan Awal dari East Ventures dan 500 Startups dan iGrow Mudahkan Masyarakat Berinvestasi di Pertanian]

iGrow bekerja langsung dengan petani dan pemilik lahan. Pengguna mendaftar, memilih lahan dan pohon, lalu menginvestasikan sejumlah uang untuk proses pertanian. Kemudian, lahan digarap dan saat panen tiba dijual hasil produksinya. Hasil penjualan dibagi dengan persentase 40% untuk pengguna layanan, 40% untuk rekanan pengelola kebun, dan 20% untuk iGrow.

Kini sudah lebih dari 800 pengguna yang berinvestasi di iGrow dengan empat lahan luas di Jawa dan Bali.

Marketplace Florist Lokal Lovidovi Siap Ekspansi ke Pasar Asia Tenggara Pada Akhir 2017

Lovidovi, marketplace khusus menjual karangan dan buket bunga di Indonesia, mengungkapkan pada akhir tahun depan pihaknya akan mencoba menjajal pasar Asia Tenggara. Untuk sementara ini, di awal peluncurannya, Lovidovi akan memanfaatkan pasar Jabodetabek terlebih dahulu.

Lovidovi pertama kali berdiri pada Mei 2016 dan mulai bisa diakses situsnya oleh publik pada 3 Agustus 2016. Pendiri Lovidovi ada tiga orang, Sonny Pattipeilohy, Putri, dan Yudho. Sonny menjelaskan inisiasi awal pendirian marketplace ini berdasarkan pengalaman pribadi saat dirinya kesulitan saat mencari karangan bunga saat ingin merayakan suatu momen berharga.

Saat itu, pihaknya mulai menyadari hal ini bisa disolusikan dengan mendirikan marketplace khusus florist yang dapat mempertemukan penjual bunga dan pembeli.

“Berdirinya Lovidovi berasal dari pengalaman sendiri karena kesusahan mencari buket bunga yang menarik, sejak saat itu saya bersama dua teman saya berinisiatif mendirikan Lovidovi sebagai tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli,” ujarnya kepada DailySocial, Senin (8/8).

Sebetulnya, ada pemain serupa di Indonesia dengan fokus menjual karangan dan buket bunga yaitu Flower Advisor. Bedanya, Lovidovi berbentuk marketplace dengan menjaring florist lokal dengan penjual. Sementara, Flower Advisor berbentuk toko online yang menjual bunga dan barang komplementernya, mulai dari kue, lilin, boneka, parsel, dan wine. Selain itu yang juga beririsan adalah layanan yang menyediakan kebutuhan romance, seperti Asmaraku.

Kini, Lovidovi sudah berhasil menjaring 20 florist dengan 200 jenis bunga berlokasi di kawasan Jabodetabek dengan pusat kantor di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Sonny melanjutkan, ada beberapa kriteria khusus yang ditetapkan bila ada florist lainnya yang ingin bergabung, yang paling utama adalah menjaga kualitas bunga. Mengingat bunga sifatnya mudah layu dan tumbuhnya bergantung pada musim.

Selain itu, calon mitra juga harus mengirimkan form registrasi yang dapat ditemukan dalam situs. Mengirimkan data sampel produk, foto, dan harga agar nantinya bisa di-review oleh Lovidovi.

Adapun sistem pembagian hasil penjualan akan dilakukan secara bagi hasil. Mitra akan mendapatkan porsi 90%, sementara Lovidovi 10%. Namun bagi mitra yang baru bergabung, setiap 50 transaksi pertama mereka akan mendapatkan 100% hasil penjualan.

Sementara, untuk pengirimannya Lovidovi sudah menyediakan 50 kurir yang siap mengantar bunga ke tempat tujuan dengan pelayanan same day delivery. Menurutnya, Lovidovi tidak mengandalkan jasa kurir dari perusahaan logistik karena ingin menjaga kualitas bunga tetap segar dan utuh saat sampai ke tangan konsumen.

Ke depannya, pihaknya akan menjaring lebih banyak florist dari luar kota untuk bergabung di bawah jaringan Lovidovi. Nantinya juga akan ada kurir yang menjadi representatif perusahaan untuk menjaga kualitas bunga. “Nantinya setiap kota memiliki florist di bawah Lovidovi dan ada kurir dari kami yang bertugas mengantarkan bunga ke konsumen.”

Setelah itu, baru akan menggencarkan rencananya untuk ekspansi ke Asia Tenggara. Dari hasil riset China Horticulturan Business Services, lanjut Sonny, Lovidovi ingin mencoba untuk menggarap potensi lebih dari 11 milliar Dollar Amerika di pasar Asia.

“Ini target jangka panjang kami, sampai pertengahan tahun depan kami sudah bisa menjangkau seluruh Indonesia. Kemudian, pasar Asia Tenggara pada akhir tahun depan.”

Tantangan Lovidovi

Sonny mengungkapkan, tingkat belanja masyarakat Indonesia terhadap bunga terhitung masih kecil karena penggunaannya hanya untuk acara tertentu saja. Sehingga akhirnya malah dianggap buang-buang uang. Hal ini dinilai menjadi tantangan Lovidovi ke depannya agar dapat lebih membuat bunga menjadi suatu hal yang familiar untuk diberikan, tidak hanya saat tertentu saja.

Lovidovi dalam waktu dekat akan meluncurkan fasilitas bunga custom yang dapat disesuaikan sesuai keinginan konsumen dan menjual variasi cake sebagai barang komplementer dari bunga.

“Tantangannya adalah bagaimana membiasakan orang kembali ke kebiasaan untuk memberi bunga, maka dari itu nantinya kami akan beri terobosan berbagai penawaran untuk konsumen demi menambah value Lovidovi.”

Sementara ini, Lovidovi baru bisa diakses lewat situs resminya saja. Dua bulan lagi rencananya Lovidovi akan hadir dalam bentuk aplikasi smartphone untuk pengguna Android dan iOS.

DOKU Resmikan Kemitraan Strategis dengan PayEase, Dukung Transaksi Indonesia dan Tiongkok

DOKU, penyedia layanan pembayaran elektronik di Indonesia, telah meresmikan kemitraannya dengan PayEase, penyedia layanan pembayaran dari Tiongkok. Dengan adanya kemitraan ini, merchant yang sudah terkoneksi dengan DOKU dapat menerima pembayaran China UnionPay (CUP) dari konsumen Tiongkok.

Merchant DOKU juga dapat memasarkan produk maupun jasa yang dimiliki oleh PayEase, yakni SilkRoad Trade Ease (untuk produk) dan Travel Ease (untuk jasa pariwisata). Nabila Alsagoff, Chief Operating Officer DOKU, mengatakan kerja sama ini merupakan pertama kalinya dalam penyedia layanan pembayaran online non-perbankan di Indonesia yang memfasilitasi pembayaran China UnionPay bagi merchantnya.

“Kami berharap kerja sama ini dapat membuka lebar bagi merchant DOKU dalam memperluas pangsa pasarnya sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis mereka,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Senin (8/8).

Kevin Yim, Executive Vice President PayEase, menambahkan keuntungan bagi merchant DOKU lewat kerja sama ini adalah keberagaman bisnis dalam menawarkan produk dan jasa. Menurutnya, kerja sama ini akan menciptakan manfaat bagi 1,3 miliar warga Tiongkok dan 250 juta warga Indonesia, yang tercatat memiliki perputaran perdagangan lebih dari $42 miliar tahun lalu untuk komoditas kopi, ketela, dan produk 3C (computer, communication, consumer electronics).

Menurut riset yang dilakukan DOKU, potensi pasar e-commerce Tiongkok sangat menjanjikan dengan tingkat penetrasi yang mencapai 89% di kota tier 1 dan 2. Sedangkan untuk kota tier 3 dan 4 mencapai 62%. Pengguna belanja online yang berdomisili di kota tier 3 dan 4 bila diakumulasi mencapai 257 juta jiwa. Secara keseluruhan, pertumbuhan konsumsi pribadi konsumen Tiongkok diprediksi akan mencapai 42% hingga empat tahun mendatang.

Di Indonesia sendiri, DOKU telah digunakan lebih dari 20 ribu merchant mulai dari segmen korporat, UKM, start-up, dan online seller perorangan. DOKU juga melayani merchant internasional di beberapa negara seperti Papua Nugini dan negara-negara di kepulauan Pasifik.

Application Information Will Show Up Here

Lazada Indonesia Pilih Malaysia untuk Realisasikan UKM Indonesia “Go International”

Lazada Indonesia memilih Malaysia sebagai pilot project dalam memasarkan produk UKM lokal ke kancah internasional. Langkah ini awalnya diinisiasikan oleh pemerintah dengan harapan UKM lokal dapat bersaing secara global mengingat sudah dimulainya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada awal tahun ini.

Florian Holm, co-CEO Lazada Indonesia, menjelaskan pilot project ini sudah dimulai pada pekan lalu dan sudah ada lima UKM yang dilibatkan, salah satunya adalah Indo Camera Bag Surabaya. Di langkah awal ini, menurutnya, Lazada Indonesia menerapkan sistem jual beli. Maksudnya, Lazada Malaysia membeli produk UKM di Indonesia dari Lazada Indonesia, kemudian baru menjual lagi setelah barang sampai ke tempat tujuan.

Kendati demikian, Holm enggan membeberkan langkah lebih lanjut apakah akan ada perubahan strategi penjualan dan negara mana yang menjadi sasaran perusahaan berikutnya. Pihaknya hanya memastikan pilot project ini menjadi dukungan Lazada meningkatkan omzet bisnis UKM lokal dan memperluas pangsa pasar baru.

Menurutnya, keberadaan platform e-commerce dapat memberikan kesempatan lebih besar bagi pengusaha lokal untuk bersaing di pasar internasional. Melalui paket kebijakan ekonomi jilid XII, pemerintah menunjukkan dukungannya dengan memudahkan UKM dalam memajukan usahanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan pengusaha lokal untuk menyelesaikan sejumlah tantangan mulai dari penyediaan pelatihan, sistem pendukung, dan media pemasaran.

“Komitmen dari kami yakni dapat mengembangkan para pelaku UKM di Indonesia dengan memberikan akses terhadap lebih banyak lagi. Maka dari itu, sebagai langkah awal kami mulai memasarkan produk UKM ke Malaysia,” terangnya, Senin (8/8).

Sekadar informasi, Lazada Grup saat ini memiliki enam negara sebagai daerah operasionalnya, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Menggandeng KoinWorks untuk memberi pinjaman bagi UKM

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia, Lazada Indonesia mengadakan kampanye “Buatan Indonesia: Dari Indonesia Untuk Dunia.” Sebanyak 12 pengusaha lokal dilibatkan dalam kegiatan ini, dengan berbagai jenis produk mulai dari makanan, sepatu, kopi, perawatan kecantikan, hingga pakaian.

Adapun 12 UKM tersebut adalah Eksis Collectin Bandung, Jaxine Collectin Yogyakarta, Olympic Jakarta, Van Decka Shop Bandung, Kota Gede Shop Yogyakarta, Indo Camera Bag Surabaya, Kopi Sidi Kalang Medan, Coba Shop Bali, Makanan Enak Surabaya, Otten Coffee Medan, Sekar Jagat Bali, dan Wendy Sepatu Collection.

“Ke-12 UKM ini terpilih lewat berbagai pertimbangan, yang paling utamanya adalah mereka menjual produk sendiri,” terang Holm.

Dalam kampanye ini, Lazada Indonesia menggandeng KoinWorks sebagai jasa penyedia pinjaman untuk mendukung bisnis UKM. Benedicto Haryono, co-founder KoinWorks, mengatakan khusus kampanye ini pihaknya menaikkan jumlah dana yang dapat dipinjam oleh pengusaha UKM menjadi 1 miliar Rupiah dari awalnya 250 juta Rupiah dengan suku bunga sekitar 9% sampai 20%.

Pertimbangan ini diambil, mengingat banyaknya keluhan yang masih dirasakan pengusaha UKM dari sulitnya mendapat pinjaman dari perbankan. Padahal, potensi bisnisnya bisa menembus pasar internasional.

“Kami memberikan treatment khusus bagi pengusaha UKM yang sudah bergabung di Lazada karena mereka bisa dapat pinjaman hingga 1 miliar [Rupiah], sementara untuk non Lazada hanya bisa sebesar 250 juta. Kami percaya kualitas penjual yang dipilih Lazada adalah sudah well established,” ujarnya.

Layanan E-Commerce WinMarket Sasar 4 Segmen Pengusaha UKM

Pemain baru di segmen e-commerce lokal, PT Bimasakti Multi Energi (WinMarket) membidik empat golongan segmen pengusaha usaha kecil menengah (UKM) sebagai pangsa pasarnya. Menurut Ibnu Sunanto, CEO WinMarket, penawaran solusi yang tepat menjadi salah satu kekuatan WinMarket untuk meraih perhatian masyarakat Indonesia, mengingat setiap permasalahan yang dihadapi oleh tiap segmen itu berbeda.

Ibnu menjelaskan, segmen pertama WinMarket adalah pengusaha UKM yang ingin berjualan online namun belum memiliki produknya dan belum memiliki jaringan penjualannya. WinMarket memberikan solusi untuk pengusaha di segmen tersebut dengan menyediakan produk siap jual yang tersedia di situs. Adapun jumlahnya mencapai 250 ribu produk.

“Dengan tersedianya produk siap jual, mereka [pengusaha] pemula dapat memilih sendiri barang yang ingin mereka jual ke target pasarnya masing-masing,” ujar dia.

Segmen kedua, yakni pengusaha UKM yang saat ini sudah berjualan di e-commerce lainnya namun ingin menambah channel penjualan demi meningkatkan omzetnya. Solusi yang ditawarkan WinMarket adalah menyediakan dua jenis channel penjualan, yakni online dan offline.

Dia menerangkan, untuk pemasaran dengan jalur online maksudnya adalah ada fasilitas iklan baris yang muncul dalam beberapa jaringan e-commerce yang dimiliki WinMarket misalnya di PlasaMall dan dalam situs WinMarket itu sendiri. Sementara itu, untuk jalur offline, WinMarket sudah menyediakan 93 ribu reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Untuk menunjang omzet penjualan, perlu jalur tradisional. Dalam hal ini dimaksudkan penjualan offline, kami menyediakan 93 ribu tenaga pemasar yang siap menjual barang-barang pengusaha UKM di WinMarket.”

Segmen ketiga, lanjutnya, adalah segmen pengusaha yang ingin memasarkan brand-nya sendiri secara online. Saat ini, kebanyakan produk UKM yang dijual secara online di marketplace belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Inilah hal yang menyebabkan lebih dikenalnya brand e-commerce daripada produk UKM itu sendiri.

“Ambil contoh, misal penjual A berjualan di marketplace A. Pasti yang terkenal adalah marketplace A, bukan merek dagang si penjual A. Padahal, dasar penjualan yang baik adalah merek dagang penjual A dikenal seantero Indonesia. Kami mencoba menawarkan web toko online untuk pebisnis dengan berbagai desain premium, fitur lengkap, dan gratis agar brand mereka dapat dikenal.”

Untuk bisa mendapatkan toko online sendiri, pengusaha UKM hanya mengeluarkan dana untuk ongkos pembuatan domain saja dan perawatannya selama satu tahun. Sedangkan untuk desainnya sendiri tidak dipungut biaya. Pengusaha pun juga tidak diberikan persyaratan mengenai berapa banyak produk yang bisa dijual bila ingin membuka toko online sendiri, semuanya sesuai keinginan mereka sendiri.

“Biaya pembuatan domain sendiri bisa di-request-kan ke kita. Ambil contoh biayanya 80 ribu Rupiah per tahunnya. Maka kami akan men-charge-kan ke mereka sekitar 100 ribu.”

Segmen terakhir, yakni pengusaha dengan bisnis yang sudah well established namun hanya memiliki pembayaran transfer antar bank saja sebagai sarana pembayarannya. WinMarket memberikan solusi multiple metode pembayaran. Pihaknya menawarkan 18 jenis metode pembayaran sebagai hasil kerja sama dengan 137 bank yang bisa dinikmati pengusaha untuk melancarkan bisnisnya agar dapat berjualan secara 24 jam.

Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, Ibnu menerangkan biaya yang perlu dikeluarkan sekitar 250 ribu per bulannya. Langkah awalnya dengan mengisi dokumen administrasi yang bisa didapat dari situs WinMarket, kemudian proses verifikasi bisa memakan waktu hingga 7 hari sebelum dapat dipergunakan.

Menurut dia, seluruh solusi yang ditawarkan WinMarket berangkat dari sejumlah masalah yang masih belum ditawarkan oleh pemain e-commerce saat ini. Maka dari itu dia berharap solusi tersebut dapat menarik minat pengusaha untuk bergabung.

Pada tahun pertama ini, WinMarket menargetkan dapat menjaring 100 ribu pengusaha UKM dengan tingkat transaksi sebesar 800 ribu per tahunnya. Dia memproyeksikan butuh waktu antara 1,5 tahun hingga 2 tahun bagi WinMarket untuk mulai menghasilkan profit dan mulai dikenal masyarakat secara luas.

Membangun kepercayaan

Bisnis manapun memerlukan adanya jalinan kepercayaan antara penjual dan pembeli. Untuk itu, startup asal Sidoarjo, Jawa Timur juga memberikan beberapa aturan yang perlu dipatuhi oleh penjual. Salah satunya, yakni sistem transfer apabila terjadi transaksi.

WinMarket memberikan jaminan paling lama tiga hari barang sampai ke tangan konsumen. Uang penjualan tidak akan ditransfer secara langsung masuk ke rekening penjualan, melainkan dimasukkan ke saldo WinMarket. Bila barang pesanan sudah sampai, penjual baru dapat mencairkan saldonya.

Selain itu, WinMarket menjamin seluruh produk yang tersedia di marketplace-nya adalah barang resmi, bukan dari black market. Didin Noor Ali, Direktur Komersial dan Partnership WinMarket mengatakan perusahaan mengacu pada daftar barang yang diperbolehkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Perusahaan secara periodik melakukan filter daftar barang-barang yang dijual oleh pebisnis.

“Kami pakai acuan barang yang diperbolehkan oleh Kominfo. Ini akan sangat berguna sekali bagi subplayer kita karena disusun secara rinci dalam database dan rapi, sehingga ketika ada produk yang masuk secara ilegal dapat di lacak dengan cepat. Kami juga sadar marketplace itu bisa menjadi sarang masuknya barang BM, makanya kami coba bangun trust untuk konsumen dengan menyediakan barang-barang yang terjamin legalnya,” pungkasnya.

Hacktiv8 Berikan Beasiswa Penuh untuk Pembaca DailySocial

Untuk menjawab kebutuhan industri terhadap perkembangan teknologi digital yang cukup pesat, perlu diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM) dengan skill yang sesuai. Sebelumnya diberitakan, terjadi ketimpangan antara supply dan demand di Indonesia bagi lulusan perkuliahan yang ingin bekerja di perusahaan berbasis digital.

Permasalahan ini akhirnya menjadi multidimensional, karena melibatkan pemerintah, institusi, dan mahasiswa itu sendiri. Daripada berlarut-larut mencari siapa yang salah, seluruh pihak perlu terlibat untuk menciptakan solusi yang nyata dengan melakukan langkah percepatan.

Hacktiv8 sebagai lembaga pelatihan pemrograman intensif untuk menjadi full stack developer di Jakarta, melakukan kerja sama dengan portal berita DailySocial mengadakan beasiswa penuh bagi pembaca menjadi peserta didik baru untuk menjadi seorang developer handal.

Hacktiv8 mensyaratkan usia calon pelamar antara 20 sampai 30 tahun dan telah menyelesaikan pendidikan SMA atau sederajat. Selain itu, peserta harus dapat mengikuti kelas intensif yang diadakan selama 12 minggu tanpa cuti, dengan durasi 11 jam per harinya.

Adapun kelasnya sendiri dimulai pada 29 Agustus 2016. Calon peserta yang berminat bisa mengisi formulir registrasi lewat tautan ini dan sertakan alasan mengapa anda adalah kandidat yang tepat untuk menerima beasiswa paling lambat 11 Agustus 2016. Sesi wawancara akan dilakukan mulai tanggal tersebut. Pengumuman pemenang beasiswa dilakukan pada 15 Agustus 2016.

Pihak Hacktiv8 membatasi peserta didik hanyalah yang berdomisili di wilayah Jabodetabek, sama sekali belum terdaftar sebagai peserta Hacktiv8, dan belum pernah/sedang menerima beasiswa di program lainnya, misalnya Women in Tech atau College Scholarship.

Penerima beasiswa juga tidak bisa menyerahkan hadiahnya kepada orang lain, diuangkan, atau ditransferkan sisanya apabila tidak lulus.

Hacktiv8 merupakan portofolio startup perusahaan modal ventura lokal RMKB Ventures.

Tunggu apalagi? Raih beasiswanya dengan mendaftarkan diri Anda sekarang.

Media Sosial Lokal Kapoocino Tawarkan Pengalaman Berinteraksi yang Unik

Kapoocino merupakan aplikasi media sosial asal Surabaya dengan pendekatan yang unik. Platform tersebut memungkinkan antar pengguna untuk bisa saling berinteraksi lewat kuis tebak-tebakan yang disampaikan lewat foto atau video. Dengan pendekatan yang berbeda, Kapoocino mencoba menawarkan cara pertemanan yang lebih interaktif, karena tidak sekedar mengunggah foto, memberi komentar atau bertebar emoticon saja.

Dijelaskan oleh Co-Founder Kapoocino Edouardo Santoso Tantular inspirasi mengembangkan layanan tersebut didapat saat keempat Co-Founder Kapoocino sedang kumpul bersama di sebuah kafe, tujuannya untuk menghibur salah satu rekan yang galau. Mereka melihat sebuah keniscayaan, orang-orang di sekitarnya justru terlalu asik dengan gadget-nya, seperti tidak peduli padahal sedang berkumpul dengan teman. Saat itu langsung terlintas ide untuk memikirkan bagaimana caranya mengubah keadaan tersebut, namun dengan tetap melibatkan gadget sebagai media pengantarnya.

“Di sinilah yang membuat Kappocino berbeda dengan media sosial lainnya, karena user tidak hanya dibatasi sekedar melihat, menyukai atau memberi komen dari setiap pengguna yang mengunggah sesuatu. Sehingga user yang tidak terlalu eksis hanya bisa melihat dan tidak bisa ikut interaksi. Kami mencoba buat sesuatu yang berbeda, dengan membuat media sosial berbasis kuis,” ujarnya saat dihubungi DailySocial, Kamis (4/8).

Ide pun mulai dituangkan pada Februari 2016, dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk pengembangan hingga muncul versi beta pada 24 Mei 2016 untuk perangkat Android. Versi resminya pun mulai beredar sejak Juli kemarin. Pasca acara press conference launching Kapoocino digelar beberapa hari lalu, pihaknya mencatat jumlah pengguna Kapoocino kini sudah menembus angka sekitar 3.000 orang.

“Kami ingin sebanyak mungkin orang Indonesia yang memakai aplikasi ini. Selain bentuk dukungan terhadap karya anak bangsa sekaligus menunjukkan bahwa aplikasi ini bisa bersaing di kalangan internasional.”

Dia mengungkapkan, untuk membuat aplikasi ini pihaknya telah menggelontorkan investasi sebesar Rp 500 juta. Dana tersebut berasal dari kantong sendiri (bootstrapping). Menurut Edo, bila ke depannya ada investor yang berminat untuk menanamkan uangnya ke tempatnya, dia memberi beberapa batasan. Salah satunya, investor harus berasal dari lokal demi menjaga citra baik Kapoocino sebagai aplikasi buatan anak bangsa.

Sekedar informasi, pendiri Kapoocino terdiri dari empat orang. Mereka adalah Edouardo Santoso Tantular selaku bagian admin dan keuangan, Achmad Izzag selaku bagian pemasaran, Fendy Mahatma Putra selaku developer lead dan Bahtera Kurniawan Jaya selaku bagian kreatif. Kini, tim Kapoocino sudah bertambah 10 orang lainnya untuk mengembangkan aplikasi.

Pihaknya pun mengklaim saat ini belum ada aplikasi media sosial serupa, baik dari lokal maupun global yang menggunakan kuis sebagai basis utamanya. Sementara ini, Kapoocino baru tersedia untuk pengguna Android saja, untuk iOS dan versi PC-nya kini masih dalam tahap penyempurnaan.

Interface sederhana disajikan untuk memudahkan adaptasi pengguna

IMG_20160804_134214
Saat pertama menggunakan Kapoocino, pengguna diharuskan untuk membuat akun. Antar muka yang ditawarkan pun dibuat ringkas sehingga tidak membuat pengguna awam menjadi bingung. Kemudian, pengguna yang sudah terdaftar bisa langsung membuat kuis tebak-tebakan sesuai keinginannya.

Kuis yang ditawarkan bisa berupa video atau foto dengan memberikan pilihan jawaban pilihan ganda atau isian. Jumlah pilihan gandanya pun bisa dimodifikasi dengan minimal dua opsi harus tersedia.

Untuk mempercantik tampilan pertanyaan, foto atau video bisa disunting memakai filter yang tersedia dan menambah sticker berupa tiga maskot Kapoocino itu sendiri, yakni, Kaps, Poc dan Ino. Setelah itu, pengguna bisa memberikan respon berupa jawaban, baru bisa tercipta interaksi karena pengguna penjawab kuis bisa memberikan komentar.

“Bila user belum memberikan jawaban, maka dia belum bisa memberikan komentar sebab ditakutkan ada spoiler jawaban,” terang Edo.

Selain itu juga terdapat ragam fitur yang segera dapat diakses pengguna. Salah satunya wall off fame, secara periodik setiap pengguna yang mendapat respon jawaban terbanyak dari seluruh Indonesia akan mendapatkan kesempatan profil yang terpampang di laman tersebut, selayaknya fungsi wall of fame bekerja.

Kemudian, pengguna yang terpampang di wall of fame akan mendapat sejumlah poin yang dapat di-redeem atau ditukarkan dengan hadiah bentuknya berupa voucher untuk berbelanja di merchant mitra Kapoocino.

“Untuk redeem point, itu masih dalam tahap rencana. Namun arahnya kami ingin seperti itu, demi menarik user baru lebih banyak lagi menggunakan aplikasi Kapoocino,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Alasan Tersembunyi Di Balik Matinya Startup

Banyak artikel yang menyebutkan matinya sebuah startup disebabkan oleh tiga hal, yakni kurang modal, kinerja tim di bawah standar, atau product-market fit yang tidak cocok. Ketiga alasan ini memang benar. Meskipun demikian, ada satu faktor lagi yang biasanya jarang diperhatikan. Kepala Pemasaran Adknowledge Anita Newton menyebutkan matinya startup bakal lebih cepat dari prediksi bila tidak memiliki akses ke pengambil keputusan.

Menurut Newton, akses mulai terbuka saat pembuat keputusan untuk berkata “ya”. Anda perlu tahu siapa sosok yang bisa dijadikan sebagai decision maker.

Lance LeMay, Managing Partner OpenAir Equity Partners, mengatakan bila Anda memiliki ide terbaik, memperoleh akses ke pelanggan, pengecer, pemerintah, pengemasan barang, atau lainnya, namun tidak memiliki akses ke seorang decision maker akan sangat sulit untuk bergerak, apalagi bagi startup. Menurut Le May, punya akses ke pelanggan lebih penting daripada akses ke permodalan.

Pernah dalam suatu kesempatan, Newton menanyakan ke sejumlah pendiri startup, berapa banyak dari mereka yang mendapatkan tawaran untuk membuka akses baru, entah akses membuka pelanggan, orang berpengaruh, atau venture capital. Rupanya yang menjawab “ya” hanya sekitar 30%. Dengan kata lain, 70% dari sisanya adalah tawaran yang hanya omong kosong belaka karena diberikan oleh orang yang tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.

Tingginya persentase ini menjadi alasan di balik startup mati lebih cepat. Untuk itu ada tiga strategi yang bisa dilakukan untuk membuka akses menjadi lebih terbuka:

Harus tegas dan disiplin

Bila seorang kolega baik bersikeras ingin bekerja sama dengan sesama alumnus membangun startup impian, percayalah mereka akan datang ke tempat Anda. Namun terkadang mereka sibuk sehingga tidak memprioritaskan Anda. Untuk itu, Anda perlu tegas dan disiplin dengan memberlakukan aturan sederhana, yaitu proses pendekatan secara tiga kali namun dengan cara yang berbeda. Apabila tidak ada respon yang Anda dapat dari mereka, tinggalkan, lalu cari lainnya.

Tes menguji tekanan

Lakukan tes ini saat Anda hendak mempekerjakan seorang tenaga pemasaran. Misalnya bagaimana mendonasikan uang sebesar 500 Dollar untuk beramal. Lalu Anda pastikan mereka tidak ada nama relasi, siapapun itu, dalam daftar donasi. Kemudian, minta mereka bagaimana tindak lanjutnya.

Kemungkinan dari tes ini, Anda akan diejek. Akan tetapi, Anda perlu perhatikan bahwa Anda sedang membangun startup dengan tingkat kegagalan dan kesuksesan yang bisa diukur dalam beberapa hari atau minggu ke depan, bukan pada tahun depan. Jika calon kandidat menampik tugas dari Anda, artinya mereka tidak cocok bekerja di lingkungan kewirausahaan.

Orisinalitas sebagai pintu gerbang menuju keterbukaan akses

David Segura, pendiri Giant Media, perusahaan distribusi video native, awalnya beroperasi dalam ruangan basement kemudian akhirnya menjadi platform video asli terbesar di Amerika Serikat.

Segura setuju bahwa perkenalan dengan pelanggan adalah sumber dari sebuah perusahaan baru.

“Akses penting untuk kesuksesan startup, karena hasil lebih sering diperlukan dengan cepat, agak berbeda dengan perusahaan pada umumnya,” ujarnya.

Dia menambahkan, akses dapat menjadi pembuka jalan untuk sebuah hubungan yang nyata.

“Sebagai pendiri dan pekerja, saya lebih menghargai hubungan yang orisinal. Saya juga lebih suka mempekerjakan seseorang yang sudah berada di titik menengah karier mereka daripada senior yang sudah berteman dengan 1000 orang di LinkedIn tapi tidak punya hubungan orisinal dengan para decision maker,” pungkasnya.

Acer dan Project 6 ID Hadirkan Aplikasi Khusus untuk Penggemar Golf

Acer Indonesia dan Project 6 ID berkolaborasi untuk menghadirkan aplikasi khusus untuk para golfer Indonesia dinamai SixGolfer. Aplikasi tersebut merupakan bentuk dukungan kepada golfer mulai dari pemula hingga professional, hingga pebisnis yang memanfaatkan golf sebagai lobi bisnis. Sejauh ini SixGolfer belum tersedia secara bebas di Google Play.

Pengguna SixGolfer dapat mengakses beragam informasi interaktif seputar golf, mulai dari event terkini, resevasi real time untuk golf course, driving range, golf tour, hingga tournament handling. Aplikasi ini sudah ditanam ke dalam perangkat Android milik Acer, Iconia Talk 7.

“Hadirnya inovasi ini tak luput dari berkembangnya teknologi dari sebuah device. Aplikasi SixGolfer di dalam tablet Acer ini akan membantu golfer dan pebisnis untuk memanfaatkan teknologi untuk hobi, mengembangkan skill bermain golf, hingga memenangkan lobi bisnis,” terang Effendy Thendean, General Manager Commercial Business Acer Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Senin (1/8).

Aplikasi tersebut mulai dikenalkan dalam event Club Invitational Golf Game 2016 (29 Juli 2016) dan Crazy Golf Tournament 2016 (31 Juli 2016) di hadapan 600 golfer yang berasal dari komunitas golf club se-Jabodetabek dan Indonesia General Manager Association (IGMA).

Pada event tersebut, para golfer dapat meng-input dan mengakses live score melalui aplikasi SixGolfer.

Pemain serupa

Sebelum aplikasi SixGolfer diluncurkan, sudah ada beberapa pemain serupa yang ditemukan dalam aplikasi berbasis Android. Salah satunya, T-Golf Booking, JakGolf, dan Cepamagz.com (media online khusus mengulas golf Indonesia).

T-Golf Booking mengklaim sebagai aplikasi pertama yang menawarkan fitur booking golf secara online, mencari lokasi golf di Indonesia, dan melakukan pembayaran. Sementara itu, JakGolf menawarkan informasi secara cepat mengenai pencarian lokasi golf berdasarkan lokasi, nama, dan memberikan navigasi, dan prakiraan biayanya.

Terakhir, Cepamagz.com merupakan media online yang dibuat oleh CEPA Beyond Golf Cummunity yang khusus membahas golf, bisnis, dan lifestyle.

MNC Play Siap Rambah Layanan Smart Home

PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play), anak usaha MNC Grup, mengungkapkan siap merambah layanan Smart Home pada akhir tahun ini. Layanan ini nantinya akan mulai dijual saat acara pameran gadget tahunan Indocomtech 2016 pada November 2016.

Oscar Prajnaphalla, Marketing Communication Manager MNC Play, mengatakan saat ini di Indonesia pemain penyedia layanan jaringan broadband belum banyak yang sepenuhnya terjun di layanan Smart Home, sebagian besar masih setengah-setengah misalnya hanya menyediakan kamera CCTV saja tanpa jaringan TV kabel, atau lainnya.

“Kami siap meluncurkan Smart Home, rencananya saat ajang pameran Indocomtech 2016 di November 2016 nanti,” ujarnya saat mengunjungi kantor DailySocial, Senin (1/8).

Langkah awal pemasaran perusahaan, akan menawarkan ke seluruh pelanggan existing yang tersebar di enam kota, beberapa diantaranya Jakarta, Surabaya, Malang, Bandung, dan Medan. Target pasarnya dikerucutkan untuk kelompok menengah atas dengan tingkat mobilitas tinggi.

Pengalaman baru yang siap diberikan adalah mengendalikan perangkat rumah tangga lewat smartphone, termasuk kamera CCTV, alarm rumah, membuka atau menutup pintu gerbang, gorden, menyalakan atau mematikan lampu dan AC, dan lain-lain. Intinya, lanjut Oscar, berbagai perangkat rumah tangga bisa diotomasi dan diakses lewat aplikasi di smartphone.

Pihaknya optimis layanan baru ini bisa menarik perhatian konsumen, mengingat permintaan (demand) sudah ada, tapi penawaran (supply) belum. Biaya yang dikenakan memang cukup mahal, meskipun belum bisa diungkapkan untuk umum. Menurutnya, biaya tersebut hanya dikeluarkan satu kali saat pertama kali mendaftar.

“Memang agak mahal, tapi ini one time only. Jadinya biaya hanya dikeluarkan saat pertama kali daftar, pelanggan akan dapat hardware-nya, pemasangan, hingga instalasi. Ke depannya kami akan coba buat fasilitas cicilan untuk pelanggan yang tertarik.”

Ke depannya, perusahaan akan menambah sejumlah fitur baru untuk penyempurnaan layanan smart home. Contohnya, mengatur persentase (tingkat terang dan redup) nyala lampu, pengaturan lewat voice command, dan memodifikasi alarm dengan memasukkan lagu.

Pemain baru

MNC Play termasuk pemain baru di dunia penyedia jaringan broadband yang lahir pada 2014. Sebelumnya sudah ada beberapa nama perusahaan sejenis yang beredar di Indonesia, sebut saja Indihome, First Media, CBN, Biznet, dan MyRepublic. Meski baru seumur jagung, namun MNC Play sudah merambah beberapa kota yang belum terjamah kompetitor. Meskipun demikian MNC Play mengakui ada kesulitan tertentu untuk meningkatkan cakupan, bahkan untuk kota Jakarta.

Kesulitan perluasan cakupan tersebut, juga menjadi salah satu alasan MNC Play belum memilih jalur pemasaran lewat iklan di media. Untuk itu, strategi perusahaan dalam menarik banyak konsumen caranya dengan melakukan riset pasar potensial di suatu perumahan, mulai dari mengukur luas dan penghuninya.

“Kami lakukan strategi riset pasar potensial, kebanyakan kami lebih menyasar pelanggan dari kalangan perumahan, dengan mengukur luas wilayahnya dan menghitung potensial pelanggannya,” tutupnya.