Qubicle Ingin Akomodir Komunitas untuk Produksi Konten Digital Bermutu

Setelah sebelumnya meluncurkan microsite untuk menghimpun pengguna dengan menghadirkan tantangan beserta kesempatan meraih hadiah, portal muda-mudi Qubicle kini telah hadir dalam versi penuhnya. Sesuai yang telah disampaikan sebelumnya, website konten besutan Codigo Cyberlin Metadata ini hadir untuk mengakomodir konten digital berbasis komunitas.

Quibicle diistilahkan sebagai social content network karena di dalamnya menggabungkan antara pendekatan media sosial dan juga content creation platform. Pengguna di sini dapat berkolaborasi mengkreasikan konten digital (berupa artikel atau konten multimedia) disesuaikan dengan minat atau hobi, sembari berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.

Dalam beberapa kesempatan Quibicle juga menghadirkan para selebritis untuk berkontribusi dalam membuat karya, dan pengguna lain pun dapat berkolaborasi dalam proses pembuatannya. Seperti disampaikan oleh Marketing and Communications Specialist Qubicle Avi Kurwet, Qubicle begitu selektif terhadap konten yang dihimpun. Visi Qubicle ingin menghimpun dan menayangkan konten berkualitas. Oleh karenanya proses moderasi juga diterapkan dalam menyajikan konten.

“Qubicle telah bekerja sama dengan berbagai content creator dan komunitas untuk menyediakan konten-konten yang bermutu di dalam Qubicle. Saat ini juga telah terdapat berbagai Qube atau kanal dengan bermacam hobi dan ketertarikan seperti fashion, dance, party, film, art, comedy. Kami ingin menjadi panggung unjuk diri komunitas-komunitas yang sering kali dilihat sebelah mata. Saat ini kami telah meluncurkan versi penuh Qubicle untuk mulai dinikmati pengguna,” ujar Head of Qubicle Ega Praditya.

Di versi terkini dari Qubicle, pengguna yang telah melakukan pendaftaran akan disajikan pada pilihan minat. Pengguna dapat memilih opsi yang disediakan untuk menyesuaikan konten yang akan ditampilkan pada halaman beranda.

“Dengan mengusung motto ’empower one, inspire many’, Qubicle juga akan menyediakan berbagai fasilitas offline seperti galeri untuk pameran, ruang kerja bersama bagi komunitas untuk berkarya, tempat rekaman suara untuk membuat album atau single, dan rekaman video,” pungkas Ega.

Survei: Masyarakat Indonesia Makin Selektif Berbelanja Berkat E-Commerce

Dalam tatanan masyarakat umum di Indonesia, dampak Internet terasa kental pada dua hal, yakni media sosial dan e-commerce. Kendati banyak sektor digital lain yang turut terdongkrak, tapi kedua poin tadi yang kini terlihat makin “menginfeksi” pola hidup di masyarakat. Kemudahan proses transaksi yang dihadirkan e-commerce dibawa viral melalui media sosial hingga berdampak luas di seluruh penjuru Indonesia.

Hal ini terbukti dengan sebuah survei bertajuk “Shopping is One Click Away! Online Shopping Survey 2016” yang dilakukan oleh Jajak Pendapat (JakPat) terhadap 430 reponden usia produktif (18-38 tahun) di berbagai penjuru Indonesia. Dari total responden yang mengikuti survei 87 persen di antaranya pernah melakukan transaksi jual/beli melalui layanan e-commerce. Dari persentase sisanya, yang belum pernah mencicipi layanan e-commerce, mayoritas (74 persen) mengatakan ke depan akan segera mencoba.

Survei JakPat 1

Dari survei tersebut turut, dilansir item terfavorit dalam transkasi jual/beli online, yakni produk busana (fashion), elektronik dan gadget, tiket bepergian, kosmetik dan perlengkapan rumah tangga. Secara garis besar barang-barang yang dibeli adalah barang tahan lama, mengingat proses jual/beli melalui e-commerce terkadang memerlukan waktu lama untuk pengemasan dan pengiriman.

Terkait metode pembayaran, persentase tertinggi masih dilakukan melalui transfer bank via ATM (70 persen), diikuti pembayaran tunai atau COD (14 persen), pembayaran online (Internet banking, e-money, QR, dan lain-lain) (9 persen), kartu kredit (4 persen) dan rekening bersama (2 persen).

Masyarakat semakin teliti dalam menentukan barang yang akan dibeli

Proses yang dilakukan secara virtual turut membangun karakteristik konsumen yang lebih teliti dalam memilih barang. Terlebih internet juga makin memudahkan penggunannya untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Dari survei yang dirilis JakPat, dari total responden yang mengatakan pernah melakukan transaksi e-commerce, 90 persen di antaranya menyatakan bahwa mereka selalu membaca review barang sebelum menentukan pembelian.

Tak hanya itu, nyaris semua konsumen e-commerce (99 persen) mengatakan selalu membaca ulasan tentang produk sebelum memutuskan untuk membeli. Mengulas produk secara matang tak terlepas dari proses adaptasi masyarkat secara menyeluruh terhadap layanan e-commerce. Untuk beberapa segmentasi masyarakat layanan e-commerce sudah menjadi bagian yang tak diragukan, namun untuk segmentasi lainnya proses tersebut masih baru, sehingga membutuhkan kehati-hatian.

E-commerce turut menghadirkan budaya baru dalam masyarakat

Istilah HARBOLNAS (Hari Belanja Online Nasional) dewasa ini makin banyak diketahui dan ditunggu-tunggu masyarakat. Dalam jangka waktu tertentu hampir semua layanan e-commerce di Indonesia menghadirkan penawaran diskon berlebih kepada pelanggannya. Dari responden survei yang sama, 60 persen di antaranya bersemangat menantikan pagelaran HARBOLNAS untuk memborong kebutuhan yang bisa didapat secara online.

[Baca juga: 76 Persen Pengguna Internet Mengetahui Gerakan Hari Belanja Online Nasional 2015]

Budaya HARBOLNAS pun turut mengencangkan kehadiran berbagai layanan e-commerce di Indonesia, baik pemain lokal ataupun asing.

Lazada didapuk sebagai layanan e-commerce terpopuler untuk kategori gabungan, diikuti Tokopedia dan OLX. Khusus untuk produk travel, Traveloka memimpin, diikuti Tiket di urutan selanjutnya.

Satu hal menarik adalah toko online di Instagram disebutkan sekarang lebih banyak digunakan dibanding Kaskus. Apakah terjadi pergeseran, terutama untuk jenis produk fashion yang kini menjadi primadona kalangan Instagrammer?

Survei JakPat 2

Kendati sudah banyak layanan e-commerce untuk kebutuhan umum ataupun spesifik, intensitas transaksi per orang masih terbilang belum optimal. Survei JakPat menuliskan bahwa 47 persen responden mengatakan bahwa dalam satu bulan belum tentu melakukan transaksi e-commerce. Sisanya minimal satu kali (26 persen), dua sampai tiga kali (16 persen) dan lebih dari tiga kali (11 persen). Namun tetap saja, persentase tersebut jika benar-benar mewakili populasi produktif di Indonesia jumlahnya tentu sangat besar. Tak heran jika pemain e-commerce berbondong melakukan berbagai usaha untuk akuisisi pelanggan.

Riset CA Technologies Perlihatkan Kesiapan Indonesia Menuju Era Ekonomi Digital

CA Technologies baru saja meluncurkan edisi perdana Application Economy Index (AEI) Asia Pasifik & Jepang (APJ) 2016, yang dirancang untuk mengidentifikasi kesiapan pasar di dunia digital. Dalam survei ini ditemukan bahwa Indonesia berada di urutan terakhir di antara negara-negara tetangga dalam hal kesiapan integrasi, pengembangan dan mengambil manfaat dari penggunaan aplikasi.

CA Research 1

“Terlepas dari apakah mereka merupakan berada pada kelompok Disruptors, Challengers atau Mainstream, pasar masih harus fokus untuk menciptakan kondisi bagi kalangan bisnis untuk berkembang dalam era application economy. Mereka dapat melakukannya dengan terus melakukan yang terbaik sesuai dengan karakteristik kunci sukses mereka, sambil terus mengatasi hambatan saat ini dan masa yang akan datang,” kata Managing Director TRPC Lim May-Ann selaku rekanan CA Technologies dalam melakukan riset.

Indeks tersebut mengevaluasi tiga pilar utama yang penting untuk sebuah application economy yang dinamis. Masing-masing pilar tersebut terdiri dari berbagai parameter, yakni (1) keterlibatan dan dukungan pemerintah dalam inovasi teknologi, (2) infrastruktur internet dan seluler dan (3) kejelian bisnis. Sayangnya di setiap parameter nilai Indonesia jeblok dengan peringkat terendah dalam poin pertama.

“Kinerja Indonesia tidak mencerminkan potensi Indonesia yang sepenuhnya. Hasil riset tersebut menunjukkan gambaran dari situasi saat ini, dan menunjukkan perekonomian negara-negara Asia dalam hal seberapa kondusif situasi pasar mereka untuk pengembangan aplikasi dan akses ke pasar saat ini,” kata Nick Lim selaku Vice President Asia South CA Technologies.

Bagian kedua penelitian CA menelaah mengenai pemimpin masa depan dari application economy dengan menggunakan Market Potential Accelerators (MPA). Indeks ini mengevaluasi faktor-faktor yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mempercepat potensi pasar dalam application economy yang baru.

CA Research 2

Ketika MPA mulai digunakan, Indonesia siap untuk melompat tujuh posisi ke posisi ke-3 jika kesenjangan pasar dapat ditangani. Beberapa peluang yang menguntungkan Indonesia termasuk dukungan yang kuat dari dalam negeri bagi iklim usaha, dan populasi pengguna media sosial yang cerdas yang menggunakan internet seluler, aplikasi dan jaringan sosial di dunia maya setiap hari. Indonesia juga memiliki populasi terbesar ketiga pengguna ponsel pintar dan populasi demografis usia muda terbesar ketiga di kawasan ini.

Kenaikan peringkat Indonesia dalam MPA menggarisbawahi bagaimana disruption dapat membantu pasar bergerak maju dalam application economy, meskipun terlihat lambat pada saat awal. Perusahaan harus bertindak cepat untuk menangkap pangsa pasar dan pemerintah perlu mendukung dengan kebijakan untuk mendorong infrastruktur lebih dari yang diperlukan saat ini.

Taralite Hadirkan Sistem KTA Online untuk Kebutuhan Spesifik

Bisnis keuangan digital kian bertumbuh di Indonesia dengan berbagai model yang disajikan. Beberapa startup juga sudah mulai mereplikasi cara tradisional yang biasa dilayani perbankan dalam sebuah layanan online. Contohnya adalah Taralite, sebuah layanan online yang menyediakan layanan kredit kepada penggunanya.

Taralite mengklaim bahwa model bisnis digital yang kini dilakukan adalah yang pertama di Indonesia. Kendati demikian, saat ini juga sudah ada UangTeman, yang menjalankan sistem bisnis di sektor yang sama, hanya saja dengan jumlah pinjaman dan jangkauan yang lebih kecil. Layanan Taralite juga memberikan pinjaman sesuai dengan spesifikasi kebutuhan, misalnya untuk kebutuhan pendidikan, kredit usaha, persalinan, ataupun umroh.

Modal untuk pinjaman Taralite menggunakan dana yang dimiliki perusahaan dan bekerja sama dengan beberapa rekanan perbankan. Hal ini yang disebut Co-Founder Taralite Abraham Viktor (Bram) sebagai simbiosis mutualisme yang dijalin oleh layanan fintech dengan institusi keuangan yang sudah ada. Kerja sama ini penting bagi Taralite karena saat ini operasionalnya sudah meliputi daerah-daerah di luar Jawa. Bahkan sudah sampai Papua.

Bram mengatakan bahwa sampai saat ini Taralite belum mengucurkan alokasi khusus untuk pemasaran besar, sistem agen masih menjadi cara yang dinilai efektif untuk melebarkan bisnis. Taralite saat ini membuka kemitraan kepada masyarakat untuk dapat menjadi agen yang memasarkan pinjaman dengan imbal balik berupa komisi.

Dengan bunga mulai dari 0.9% per bulan dan proses yang diklaim lebih efisien, diyakini Taralite akan menjadi solusi terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan dana pinjaman seara cepat. Hal ini terbukti, saat ini Taralite rata-rata menghimpun 100-200 pengajuan pinjaman dari masyarakat untuk diseleksi dan ditindaklanjuti.

Ketika ditanya tentang bagaimana Taraline mengantisipasi risiko para peminjam nakal, Bram menjawab:

“Sebenarnya yang kami lakukan hanya mendigitalkan proses umum yang ada di sistem pinjaman konvensional. Jika di bank ada survei untuk menentukan besarnya pinjaman, kami memiliki sistem scorecard yang juga digunakan untuk menentukan kebutuhan tersebut. Jika di bank ada penyerahan berkas-berkas, di Taralite pun sama, hanya saja prosesnya online. Dan untuk pengingat peminjam harus melakukan pembayaran, itupun kami lakukan dengan pendekatan digital. Pada dasarnya konsep yang diterapkan sama.”

Secara khusus saat ini Taralite juga telah bermitra dengan Uber. Hal ini untuk mempermudah pengguna ketika ingin mendapatkan pinjaman dana untuk pembelian mobil yang akan digunakan bisnis. Taralite bekerja sama dengan Uber untuk membantu calon driver Uber (Uber Partner) baru maupun yang sudah menjadi Uber Partner memiliki mobilnya sendiri.

Bram juga menanggapi bahwa untuk industri fintech di Indonesia saat ini yang menjadi tantangan terbesar adalah regulasi. Oleh karenanya saat ini pihaknya terus mengkonsolidasikan langkah bisnisnya kepada OJK.

Kepada DailySocial, pria yang juga masuk dalam daftar “The Top Young Asian Venture Capitalists And Fintech Entrepreneurs versi Forbes” ini menyampaikan:

“Kebetulan sebelum wawancara ini saya juga baru meeting dengan OJK. Artinya kami masih selalu mencoba terus berdiskusi dengan pihak terkait. Regulasi bagi kami penting, untuk menjadi sebuah landasan. Di Indonesia menurut saya regulasi lahirnya cukup lama. Jika dibandingkan di Amerika, ketika industri fintech berjalan sudah 3 tahun, pemerintah segera mengeluarkan regulasi terkait. Di Indonesia prosesnya belum secepat itu. Tapi kami selalu mengupayakan untuk mengikuti aturan yang ada.”

Sebelumnya pada November tahun lalu, Taralite berhasil membukukan pendanaan dari ANGIN. Kala itu pendanaan difokuskan pada perekrutan talenta dan pemekaran layanan.

Membuat Aplikasi Mobile Sendiri dengan KOLA

Saat ini pendekatan digital sudah menjadi bagian krusial di berbagai sektor bisnis. Kedekatan pola hidup masyarakat dengan teknologi menjadikan semua ingin dapat diakses secara daring. Menyikapi kebutuhan ini, pengembang solusi digital KOLA berkomitmen mempermudah pengguna untuk memiliki solusi digital, dalam hal ini aplikasi mobile untuk menunjang operasional bisnisnya.

Dituturkan Founder KOLA Dani Purnama, peluang yang coba diambil KOLA adalah saat ini jika perusahaan ingin menciptakan sebuah aplikasi mobile dengan kustom dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu pendekatan baru coba diambil. Dengan membeli aplikasi seharga Rp 3.850.000 untuk platform Android dan Rp 5.850.000 untuk platform Android dan iOS, pembeli aplikasi dapat memodifikasi dan mendesainnya sesuai yang diinginkan.

Dengan harga yang “ekonomis” ini, KOLA mengharapkan bahwa akan banyak kalangan UKM yang diuntungkan. Terutama UKM yang ingin menciptakan basis digital untuk aplikasinya. Terkait dengan skema modifikasi aplikasi, KOLA semacam telah menyiapkan template dan check list fitur yang dapat dipilih. Pengguna dapat memilih fitur apa saya yang akan dimasukkan ke dalam aplikasi, misalnya saat ini sudah ada News, Shop, Biography, Contact dan beberapa lainnya yang umum digunakan di aplikasi.

Selain itu KOLA juga telah memiliki tiga layout template yang dapat dipilih, dengan beberapa pilihan warna disesuaikan dengan brand pemesan. Terkait dengan desain ini KOLA juga membuatnya untuk dapat diubah secara dinamis, kapan pun pemesan butuhkan untuk mengubah bisa memperbarui. Saat ini tim KOLA mengaku sedang mengupayakan penambahan fitur dan pilihan desain yang ada.

Disampaikan oleh Co-Founder KOLA Idham Budiman, terkait varian aplikasi, saat ini KOLA sudah menyediakan beberapa tipe yang dapat dikerjakan. Mulai dari aplikasi untuk personal branding, aplikasi menu makanan, discography musik, katalog dan sebagainya. Beberapa waktu ke depan varian akan semakin dilengkapi oleh KOLA mengingat berbagai sektor bisnis sudah ingin mematangkan keberadaannya di ranah digital.

Idham menambahkan bahwa aplikasi mobile yang dikembangkan KOLA dijamin dapat lolos ke toko aplikasi, baik Google Play ataupun App Store dengan kredensial yang dimiliki KOLA. Setiap aplikasi yang dibuat ternyata masih di bawah publisher KOLA. Aplikasi yang dibuat dengan template yang disediakan KOLA, dikatakan Idham, sudah terverifikasi dan layak terbit di toko aplikasi, sehingga KOLA juga sangat mewanti-wanti terkait konten yang dimasukkan ke dalamnya, agar selalu di-update dan tidak melanggar aturan tiap toko aplikasi.

Memotivasi Diri untuk Bekerja Keras

Pernahkah mengalami saat hari-hari terasa begitu penat? Badan begitu lemas untuk bagun di pagi hari? Atau bahkan merasa bad-mood ketika harus menjalani aktivitas? Itu semua tak lain disebabkan kurangnya motivasi diri. Motivasi menjadi salah satu bagian penting dalam menjalani hidup. Karena berbagai hal akan terasa sulit ketika seseorang tidak memiliki sesuatu yang “menggerakkan diri” untuk melakukan berbagai tugas.

Motivasi menjadi salah satu komponen utama untuk meraih sukses, untuk apapun itu. Mulai dari sukses dalam karier, berwirausaha, ataupun studi. Motivasi adalah apa yang membuat kita terdorong dan bersemangat untuk bertindak, menghadapi medan sulit yang harus dilalui. Lalu bagaimana kiat untuk memotivasi diri untuk senantiasa mau bekerja keras melakukan berbagai hal yang harus dijalani?

Berikut ini beberapa tips yang dirangkum pada sebuah diskusi di Quora untuk menjawab pertanyaan “bagaimana saya dapat memotivasi diri untuk bekerja keras?”.

Menyikapi hambatan dengan bijak

Seringkali kita mengalami beban pikiran ketika dihadang sebuah masalah dalam menjalani tugas. Penolakan proposal, kesalahan penyusunan sistem ataupun kritikan dari klien kadang membuat kita merasa lemas dan kurang bersemangat. Ketika beban pikiran itu masih mengganjal, semangat menjadi hilang, dalam menjalankan aktivitas kita menjadi kurang bergairah.

Tak ada cara lain selain mencoba melihat hambatan tersebut secara lebih bijak. Ketika kita melihat sebuah masalah sebagai sebuah hal yang besar, dalam mindset kita akan dikatakan bahwa itu adalah sebuah hal yang sulit untuk dipecahkan. Berbeda saat kita melihat masalah tersebut sebagai bagian kecil dari apa yang telah kita lakukan, rasanya masih banyak hal lain yang bisa disyukuri dan membuat kita bersemangat untuk memperbaikinya.

Dengan menghargai pencapaian yang telah dilalui dan potensi diri, maka keluh kesah tersebut akan luntur, dan membuat kita bangkit kembali. Selalu berpikir, di luar sana masih banyak orang-orang yang memiliki masalah lebih besar dari kita, lihat dunia sekitar.

Pikirkan kembali tentang cita-cita dalam hidup

Ketika seseorang mempercaai apa yang ia lakukan akan berdampak baik, maka antusias itu akan bertumbuh. Selalu mencoba berpikir bahwa hidup kita terbatas, untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan maka kita harus bekerja keras menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawab. Hargai setiap waktu dalam hidup sebagai sebuah kesempatan unik untuk berkembang dan memperbaiki diri, sembari berjuang untuk merealisasikan apa yang dicita-citakan.

Berpikir sederhana tentang apa yang dikerjakan

Pada dasarnya ketika “upaya” + “konsistensi” maka akan menghasilan sebuah pencapaian gemilang. Jika kita membiasakan untuk konsisten dalam mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab, maka kita akan melihat kemajuan. Semua butuh dosis yang tepat, pun demikian ketika kiat melakukan aktivitas pekerjaan.

Sama halnya sebuah tumbuhan yang membutuhkan porsi yang tepat antara luasan tanah, pupuk, air dan sinar matahari untuk memekarkan bunga yang indah. Kita dalam bekerja juga demikian, hidup ini bukan tentang menempatkan sebuah usaha yang sangat keras, kemudian berhenti, namun lakukan secara perlahan, nikmati, namun konsisten. Maka semua itu akan terasa nyaman dan sederhana untuk dikerjakan.

Memfokuskan perhatian pada proses

Menempatkan perhatian terlalu besar kepada sebuah tujuan akhir seringkali menghadirkan stres dan kecemasan berlebih terkait dengan waktu eksekusi suatu pekerjaan. Ubah pola pikir ini untuk bisa mencintai dengan proses pekerjaan yang sedang berjalan. Seseorang akan menemukan motivasi lebih ketika berhenti berfokus pada tujuan akhir, dan mulai menikmati perjalanan yang dilalui.

Berproses sembari terus menatap pada tujuan

Ketika seseorang mengemudi, penting untuk menyadari apa yang terjadi di sekitar, tetapi juga penting untuk mengetahui ke mana roda melaju.

Sambil menikmati proses yang sedang berjalan, lihat apa yang menjadi tujuan jangka panjang dari apa yang sedang dikerjakan. Tak ada salahnya untuk meluanangkan waktu merayakan berbagai pencapaian yang sudah dilakukan, sebagai pengingat bahwa langkah yang sudah berjalan semakin pendek. Penting untuk mengenali kemajuan yang ditoreh, tak peduli seberapa kecil kemajuan itu, karena apa yang sudah dicapai adalah batu-batu loncatan menuju tujuan tersebut.

Kesehatan adalah segalanya

Bugarnya fisik kita menjadi salah satu awal yang baik untuk memulai hari. Dengan memanjakan tubuh untuk sehat, maka akan memudahkan bagi kita untuk memupuk semangat dalam mengerjakan berbagai tugas yang harus diselesaikan. Kesehatan mental juga penting diperhatikan untuk meningkatkan motivasi. Dengan membiarkan otak fresh, maka akan mempermudah kita fokus dan berkonsentrasi untuk melakukan berbagai hal, termasuk mendapatkan inspirasi untuk karya-karya kita.

Menerima tantangan baru dan mau belajar

Cari kesempatan tambahan untuk belajar, untuk terus tumbuh sebagai pribadi baik dan profesional. Temukan mentor jika diperlukan, atau belajar dari orang-orang yang menjadi inspirasi. Temukan berbagai tantangan baru, seharusnya internet sudah sangat memudahkan untuk ini. Cari cara baru untuk menyelesaikan berbagai hal dengan lebih cerdas.

Cara Google Menciptakan Tim Yang Produktif

Ada sebuah cerita menarik tentang “Project Aristotle” yang dilaksanakan Google untuk meneliti dan menganalisis tentang Googler (karyawan Google) untuk membangun tim yang lebih produktif. Beberapa tahun proses analisis tersebut berjalan, dengan melibatkan ratusan karyawan, pada akhirnya ditemukan formula ajaib yang hingga saat ini diterapkan dalam operasional keseharian di kantor Google.

Secara garis besar hasil temuan Project Aristotle mencoba menempatkan pengalaman terbaik secara psikologis bagi anggota tim untuk dapat mendapatkan value lebih dari apa yang dikerjakan. Konsep ini secara umum bisa direplikasi dalam berbagai segmen bisnis. Termasuk untuk menjadi salah satu rujukan bagi team leader atau pimpinan startup untuk membuat anggota tim betah dan produktif dalam bekerja.

Setidaknya ada lima poin utama yang menjadi kunci terbangunnya sebuah teamwork produktif ala Google, di antaranya:

Memberikan rasa aman secara psikologis kepada karyawan

Pada dasarnya setiap pekerjaan membutuhkan keputusan, dilanjutkan atau dibatalkan, dikerjakan atau ditunda, dipublikasikan atau disembunyikan. Semua membutuhkan keputusan dari orang yang bertanggung jawab di perkerjaan tersebut. Dan dari setiap keputusan yang diambil mau tak mau menyajikan risiko yang harus ditanggung.

Pada poin ini, tim didesain untuk merasa nyaman ketika harus mengambil risiko dalam tim, tanpa merasa kurang nyaman atau bahkan malu. Mengambil keputusan dalam sebuah tim memang tampak sederhana, namun tak sedikit merasa ragu, malu, atau kurang kuasa untuk melakukannya. Hal ini yang perlu dipelihara sejak dini, untuk meyakinkan bahwa setiap keputusan yang diambil adalah yang terbaik.

Bahu-membahu untuk sebuah ketergantungan positif

Tim berisi sekumpulan orang di dalamnya. Bekerja di dalam tim bukan menjadi seorang Superman yang harus melakukan semuanya sendiri. Tim yang baik adalah ketika seseorang merasa nyaman ketika harus mengandalkan orang lain untuk melakukan sesuatu dengan kualitas maksimal.

Misalnya, ada seorang developer di sebuah startup, banyak modul yang harus diselesaikan dalam waktu dekat, maka dari modul yang ada ia harus menyerahkan kepada tim tester dan quality assurance untuk memastikan apa yang sudah buat berjalan dengan baik. Tim yang baik harus mampu mengkondisikan bahwa developer memiliki kepercayaan kepada tim tester dan quality assurance, bahkan merasa dapat mengandalkannya untuk mampu mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan.

Cara yang paling efektif adalah dengan mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab dan peranan setiap anggota dalam tim.

Struktur dan kejelasan peranan anggota tim

Menyambung poin sebelumnya, bagian ini harus selalu didefinisikan secara mendetil di awal. Setiap anggota harus mengetahui dan memiliki pedoman tentang tujuan, peranan dan rencana eksekusi pekerjaan secara jelas. Membiasakan peranan pekerjaan dilakukan tumpang tindih akan menghadirkan kerancuan bagaimana sebuah tim berproses.

Developer mengerjakan tugasnya mengembangkan source code. Desainer mengerjakan tugasnya menciptakan user interface yang baik. Tester memastikan semua berjalan dengan baik, dan sebagainya. Semua harus memiliki definisi peran yang jelas, dan tugas team leader untuk menciptakan sebuah urutan proses yang dinamis. Kendati pada akhirnya semua akan saling berkolaborasi, namun tanggung jawab tetap harus didefinisikan secara spesifik.

Menciptakan makna secara lebih personal

Tanyakan pada anggota tim, apakah apa yang ia kerjakan juga memberikan manfaat untuk dirinya secara pribadi? Jika jawabannya “iya”, maka itulah menghadirkan “passion” ke dalam setiap pekerjaan yang diberikan. Memberikan makna dalam setiap pekerjaan dapat berbentuk dari berbagai macam hal. Misalnya, memberikan ilmu baru, mempertemukan dengan orang baru, melibatkan hobi ke dalam pekerjaan dan sebagainya.

Untuk beberapa produk yang didedikasikan untuk konsumen, bagaimana tanggapan baik konsumen dan penggunaan yang optimal oleh konsumen juga kadang memberikan kepuasan pribadi kepada pengembang. Ketika algoritma yang ditemukan oleh tim dalam sebuah proyek berjalan baik saat diimplementasikan, hal tersebut juga melibatkan “meaning” lebih karena melibatkan kepuasan secara personal.

Memiliki dampak untuk kehidupan

Setelah merasa puas karena melakukan hal yang berarti bagi hidupnya. Pupuk anggota tim untuk dapat merasa puas bahwa apa yang telah ia kerjakan memberikan banyak dampak dan menciptakan sebuah perubahan yang baik. Ketika sebuah startup pengembang e-learning merasakan bagaimana sekolah-sekolah dapat terhubung dengan baik untuk kolaborasi pendidikan, jadikan ia merasa bangka bahwa telah memberikan sumbangsih terhadap kemajuan pendidikan bangsa.

Selebrasi semacam ini menciptakan sebuah pemikiran di alam bawah sadar, ketika tim mengerjakan sesuatu, mereka akan berpikir bahwa apa yang mereka kerjakan adalah berujung pada terciptanya sebuah perubahan, dengan impact yang dapat dirasakan oleh orang lain. Menjadi sebuah kebanggaan tentunya.

Social Media Week Jakarta 2016 Sukses Digelar

Pagelaran Social Media Week Jakarta 2016 selesai digelar pada Minggu lalu. Antusiasme dari berbagai kalangan terlihat jelas dari terborongnya tiket di setiap sesi yang disediakan panitia. Mengangkat tema besar “The Invisible Hand: Hidden Force of Technology”, menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang concern di dunia IT dan media sosial untuk mengetahui update terkini dari teknologi dunia.

Saat ditemui DailySocial di sela-sela sesi Minggu lalu, Chairman Social Media Week Jakarta Antonny Liem mengatakan:

“SMW yang ada saat ini sudah tidak lagi hanya tentang media sosial, tapi sudah menampilkan berbagai aspek tentang teknologi, media sosial menjadi salah satu bagian di dalamnya. Dalam satu minggu orang dari berbagai kalangan berkumpul mengikuti berbagai sesi untuk berdiskusi dan membicarakan tentang teknologi.”

Antonny juga menyampaikan bahwa acara yang dilakukan tahun ini merupakan tindak lanjut SMW Jakarta yang diadakan tahun lalu, yang merupakan pertama kalinya SMW dibawa ke Indonesia. Animo yang cukup tinggi pada batch pertama menantang penyelenggara untuk menyukseskan kembali SMW Jakarta untuk kali kedua.

Tema SMW tahun ini secara global ingin mencoba melihat lebih dekat berbagai teknologi yang saat ini sudah kian melekat di aspek kehidupan. Seperti disampaikan oleh Kepala Bekraf Triawan Munaf dalam sesi keynote-nya, bahwa saat ini hidden technology berada dalam dua kelompok besar, good force dan bad force.

Event SMW membawakan banyak case study dan insight untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sisi bad force tersebut tidak mungkin dihilangkan, kecuali dengan memperbanyak sisi good force yang ada.

Rama Mamuaya dalam sesi keynote SMW Jakarta membahas tentang lanskap bisnis teknologi Indonesia

Banyak hal memang yang mencoba dikuak dalam SMW Jakarta kali ini. Salah satunya disampaikan CEO DailySocial Rama Mamuaya tentang lanskap bisnis teknologi di Indonesia. Rama menyampaikan banyak hal seputar tren startup di tahun 2015, mulai dari ulasan produk on-demand, pendanaan, hingga bisnis fintech yang mulai menjadi perbincangan hangat dewasa ini.

Sebagai salah satu pemateri keynote, Rama menyampaikan testimoninya untuk acara SMW di tahun ini:

“Di tahun kedua ini, SMW telah membuktikan diri menjadi event yang wajib dihadiri untuk semua insan digital di Indonesia, terutama marketer, startup dan siapa pun yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai dunia digital di Indonesia.”

Social Media Week masih akan bergulir di berbagai belahan dunia yang lain. Melihat antusias masyarakat di Indonesia yang begitu bersemangat, sangat dimungkinkan untuk putaran berikutnya SMW akan hadir kembali di Jakarta, dengan tema bahasan yang lebih segar, sesuai tren yang sedang menjadi perbincangan hangat di kancah teknologi global.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Social Media Week Jakarta 2016

Tips Manajemen Waktu dengan Teknologi

Sebagai pekerja profesional sering kali kita berada di sebuah titik kesibukan ekstra, kadang merasa waktu 24 jam sehari terlalu pendek untuk menyelesaikan berbagai tugas dan pekerjaan yang sudah di ujung deadline. Dan paling sering kejadian seperti itu dialami ketika berbagai hal yang telah kita rencanakan tidak terjadwal secara baik, sehingga tumpang-tindih agenda membuat kita tidak fokus dengan apa yang dikerjakan.

Time management yang baik dapat menjadi solusi untuk mengurangi inefisiensi dari pelaksanaan kegiatan harian kita. Dengan memastikan semua agenda tertata rapi, akan mempermudah kita untuk mengestimasi alokasi waktu untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan harian, Terutama bagi seorang profesional yang mungkin memiliki kegiatan harian lain, misalnya sedang melaksanakan studi lanjut atau memiliki side job sebagai wirausahawan.

Di abad smartphone ini, kita sangat diuntungkan dengan perangkat kecil nan canggih yang mampu kita kustomisasi untuk menjadi asisten virtual guna mengatur penjadwalan kegiatan harian. Berikut ini beberapa tips pemanfaatan teknologi untuk time management yang lebih baik.

Rajin Mengatur Jadwal Kegiatan Harian

Menuliskan apa saja agenda yang harus dilakukan hari ini dengan mengalokasikan waktunya dapat dijadikan kebiasaan sebelum tidur atau di pagi hari ketika bangun tidur. Mengidentifikasi apa saja yang harus kita kerjakan hari ini akan memberikan kita alokasi waktu yang tepat serta prioritas yang pas untuk menyelesaikan apa yang menjadi tanggungan hari ini.

Gunakan kalender di sistem email atau di ponsel untuk menuliskan penjadwalan harian kita. Selain mudah untuk dituliskan, kalender yang terintegrasi sistem email (misalnya Google Calendar, Outlook Calendar dan lain-lain) mudah diintegrasikan dan memiliki sistem reminder dengan perangkat lain, misal komputer yang digunakan untuk bekerja.

Namun kadang kita harus mengelola lebih dari satu sistem kalender, semisal memiliki kegiatan profesional lebih dari satu (masing-masing memiliki sistem email yang berbeda), dan juga memiliki kalender personal. Berapa aplikasi kalender di ponsel otomatis dapat menampilkan dalam satu buah tampilan. Jika tidak bisa menggunakan aplikasi yang menyatukan kalender, misal di perangkat Windows 8 atau Windows 10 bisa memanfaatkan aplikasi gratis One Calendar untuk memudahkan mengatur penjadwalan dari sistem email yang berbeda.

Membuat catatan to-do-list

Target harian atau mingguan juga dapat menjadi prioritas untuk selalu dicatat. Apa saja target hari ini atau minggu ini, atur semua dalam aplikasi to-do-list yang saat ini sudah banyak pilihannya, baik di perangkat smartphone ataupun komputer, bahkan yang bisa diakses di keduanya. Di setiap to-do-list berikan tanda juga bagaimana prioritas pekerjaan tersebut, apakah sebuah pekerjaan yang urgent atau biasa-biasa saja, termasuk mengatur kapan tenggang waktu pengerjaan pekerjaan tersebut.

Mencatat jadwal ataupun daftar tugas memang kadang menjenuhkan. Namun manfaat yang akan diberikan dari terorganisirnya semua kegiatan dan tugas yang harus diselesaikan akan lebih banyak, karena mengurangi risiko terjadinya kelalaian atau agenda yang terlewatkan. Setelah dicatat, kedisiplinan yang akan menentukan hari kita.

Gunakan asisten virtual untuk mengingatkan

Siri, Cortana atau Google Now merupakan beberapa asisten virtual bawaan ponsel yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi pengingat yang baik untuk setiap kegiatan yang sudah kita agendakan di kalender. Sama seperti layaknya seorang sekretaris, ia akan mengingatkan tentang agenda-agenda yang harus dijalankan sesuai yang telah dituliskan dalam kalender. Bahkan beberapa asisten virtual sudah dibekali dengan kemampuan untuk mampu terintegrasi dengan aplikasi lain.

Misal ketika agenda meeting di luar kantor, asisten virtual akan memberikan estimasi waktu ke tujuan dengan menghubungkan dengan aplikasi peta, bahkan dapat memperkirakan kepadatan lalu lintas sehingga memberikan kita kesempatan untuk menyesuaikan. Kendati aplikasi asisten virtual masih banyak kekurangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penggunanya, namun terkait integrasi dengan aplikasi di ponsel sistem-sistem tersebut sudah sangat bisa diandalkan.

Mengelola dokumen atau pekerjaan di cloud

Terakhir adalah dengan memastikan pekerjaan atau tugas dapat dicek di mana saja. Sistem penyimpanan cloud yang saat ini mudah dipasangkan di berbagai perangkat, sekaligus mampu terintegrasi dengan aplikasi produktivitas dapat membuat kita untuk senantiasa dapat memaksimalkan waktu bekerja. Tak melulu harus di komputer kantor untuk mengelola pekerjaan, karena ketika terjebak kemacetan atau harus berteduh di cafe, dengan perangkat yang kita bawa masih bisa mengelola pekerjaan-pekerjaan yang kita buat.

Hal ini akan memberikan efektivitas pemanfaatan waktu jika terjadi penundaan dikarenakan hal yang tidak diinginkan, misal jadwal meeting yang molor. Sehingga agenda tetap dapat terselamatkan dengan baik, dan tidak membuat kita membuang-buang waktu begitu saja dengan tetap bisa selalu terhubung dengan berkas pekerjaan.

Mengembangkan Diri Di Lingkungan Kerja Profesional

Bagi fresh graduate atau yang baru mencicipi dunia profesional di kisaran waktu yang belum lama, pengalamannya di dunia kerja harus benar-benar disiasati dengan baik. Karena ini akan sangat berdampak dengan bagaimana karier ke depan seseorang. Banyak hal yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengembangan diri dan melakukan pematangan kompetensi.

Lingkungan kerja profesional memberikan pembelajaran langsung dan juga tidak langsung kepada seseorang untuk dapat mengembangkan diri. Dan berikut ini beberapa hal yang dapat diikuti untuk memaksimalkan lingkungan profesional yang sedang digeluti sebagai media pengembangan kompetensi diri.

Jangan ragu menerima tantangan dari atasan

Tak jarang pimpinan menunjuk kita secara langsung untuk memikul tanggung jawab yang lebih dari yang biasa dikerjakan. Kita harus bersyukur ketika pimpinan perusahaan melakukannya, karena artinya ia meyakini bahwa kita bisa melakukannya. Jangan sia-siakan kesempatan. Jadikan itu sebagai untuk belajar sekaligus menguji diri.

Menjadi kesempatan emas karena jika mungkin terjadi kekeliruan masih akan dimaklumi, karena ini hal yang baru untuk seorang pekerja baru. Namun tetap saja, semua harus dikerjakan maksimal. Justru jika bisa menghadirkan prestasi gemilang akan semakin meningkatkan kepercayaan pimpinan untuk memberikan tanggung jawab krusial lainnya. Jangan pernah ragu untuk menerima tantangan lebih.

Amati rekan senior dan jangan sungkan untuk belajar dengannya

Menjalin hubungan baik kepada sesama rekan kerja, terutama senior akan memberikan dampak baik bagi pengembangan profesi diri. Senior juga dapat kita jadikan contoh. Dengan kita mengamat bagaimana ia melakukan komunikasi profesional dengan klien, bagaimana menyelesaikan pekerjaan secara efisien akan membawa kita pada level selanjutnya di jenjang karier. Menganalisis hasil kerja senior juga akan memberikan pembelajaran tentang kualitas hasil keluaran kerja.

Ketika mengalami kesulitan jangan pernah ragu untuk berdiskusi, terlebih dengan pimpinan mengontrol langsung kinerja kita. Melibatkan mereka dalam setiap pekerjaan, tentu sesuai porsi dan proporsionalnya, akan memberikan keakraban dan memberikan nilai lebih kepada pekerjaan kita atas insight yang diberikan.

Manfaatkan kesempatan untuk terhubung ke lebih banyak orang

Komunikasi dan relasi menjadi salah satu landasan fundamental kesuksesan seseorang. Ketika kita bekerja di sebuah perusahaan, manfaatkan betul kesempatan untuk mengenal lebih banyak orang baru. Manfaatkan jalinan komunikasi dan relasi yang terus bertumbuh. Biasanya kesempatan ini akan datang lebih sering ketika kita makin dipercaya oleh pimpinan, atau memiliki jalinan baik dengan rekan kerja senior.

Dengan memiliki banyak relasi, tak menutup kemungkinan akan bermanfaat ketika suat saat nanti mungkin saja kita “ditakdirkan” untuk menjadi seorang pengusaha atau untuk menunjang kebutuhan profesi lainnya yang membutuhkan bantuan relasi terkait.