Belum Tinggalkan Platform Investasi, Ternaknesia Mulai Fokus ke Pemasaran Hasil Ternak

Ternaknesia merupakan sebuah platform digital untuk solusi peternakan. Tak hanya layanan investasi ke peternakan, ia berkembang menjadi platform pemasaran hasil peternakan yang kini menjadi fokus utama perusahaan. Tahun ini Ternaknesia menyiapkan berbagai rencana, termasuk menguatkan aspek pemasaran dan mengurus perizinan ke OJK.

Founder dan CEO Ternaknesia Dalu Nuzlul Kirom kepada DailySocial menceritakan, mereka saat ini mulai fokus pada aspek pemasaran hasil peternakan sejak tahun lalu. Saat ini Ternaknesia memiliki puluhan mitra peternak yang tersebar di kota-kota di Indonesia.

“Pertama perlu saya jelaskan bahwa Ternaknesia adalah platform digital pemasaran dan permodalan peternakan. Memang awalnya kami mengawali dan membesarkan aspek permodalan untuk peternakan melalui crowdfunding P2P (Peer to Peer).  Namun sejak 2018 kami mulai menguatkan aspek pemasaran hasil panen peternakan.”

“Sampai saat ini mitra peternak kami ada sekitar 57 peternak. Di antara peternak tersebut, hanya 16 peternak yang pernah dan sedang kami bantu aspek permodalan yang tersebar di seluruh kawasan Pulau Jawa. Dana yang kami kelola sampai saat ini sudah di atas 15 Miliar [Rupiah], begitu pula omset untuk pemasaran hasil ternak,” imbuhnya.

Nuzlul menjelaskan, perkembangan Ternaknesia sejauh ini tidak lepas dari upaya mereka menjaga kualitas layanan dan hubungan dengan pelanggan. Salah satu cara yang dilakukan adalah tetap menerima saran dan masukan dari pelanggan dan memberikan transparansi data berupa laporan rutin,  terutama yang berkaitan dengan investasi dan menyiapkan beberapa mitigasi risiko.

Mitigasi risiko

Meski mulai fokus pada pemasaran hasil ternak, perusahaan masih memiliki layanan investasi. Untuk itu Nuzlul memastikan pihaknyaa harus paham betul bagaimana menyiapkan mitigasi risiko-risiko yang ada. Salah satunya dengan terjun langsung ke lapangan.

Menurut Nuzlul, dirinya masuk ke beberapa asosiasi dan organisasi peternakan. Dua di antara nya adalah HPDKI (Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia) dan Aspetindo (Asosiasi Pengusaha Pengusaha Ternak Indonesia). Dengan bergabung ke dalam asosiasi, pihak Ternaknesia bisa menentukan apakah peternak yang mengajukan permohonan pendanaan bisa dipercaya atau tidak.

“Di sinilah kami terbantu untuk menentukan apakah peternak yang mengajukan permohonan pendanaan, bisa dipercaya atau tidak. Kami juga bisa melacak track record transaksi si peternak dari beberapa peternak di asosiasi ini, baik sebagai supplier maupun buyer,” jelasnya

Ternaknesia sendiri memberikan modal ke bisnis peternakan, bukan per hewan ternak. Dengan demikian jika ada satu-dua ekor hewan yang mati maka risiko akan ditanggung bersama oleh para investor. Ternaknesia juga memiliki standar peternakan yang akan didanai, seperti sudah berjalan minimal tiga tahun, memiliki kepastian pasar yang jelas, dan beberapa standar lainnya.

Penyaluran dana yang dilakukan Ternaknesia dibuat bertahap, dilihat dari perkembangan aktivitas para peternak. Mereka mengklaim rutin melakukan kunjungan untuk memantau dan mengawasi perkembangan ternak.

“Kami membuka pasar sendiri agar bisa menjadi offtaker hasil panen peternak. Dengan demikian paternak memiliki kepastian buyer yang aman dan menguntungkan. Latar belakang solusi ini dari kejadian yang riil yang pernah kami dapati adalah peternak tidak dibayar oleh buyer-nya, jadi di bayangan kami nantinya tercipta closed loop. Offtaker-nya dari kami, kemudian jika demand lebih besar kami bantu supplier dengan pemodalan sehingga investor yang terlibat dalam pemodalan juga merasa aman karena pasarnya pasti,” terang Nuzlul.

Rencana-rencana tahun ini

Tahun ini Ternaknesia sudah merencanakan beberapa hal. Termasuk di dalamnya menguatkan aspek pemasaran hasil ternak, baik produk harian maupun tahunan seperti perayaan Kurban. Penguatan ini rencananya akan difokuskan di Surabaya sebagai validasi pasar awal.

“Untuk fintech, tahun ini proyek investasi untuk peternakan kami kurangi karena fokus mengawasi dan mengontrol proyek yang sudah ada. Kami juga sedang mempelajari dan mengurus perijinan ke OJK. Selain itu, tahun ini kami mengembangkan aplikasi untuk peternak, sehingga manajemen mereka bisa lebih baik dan aktivitas mereka, terutama keuangan bisa lebih terpantau oleh kami dan investor,” tutup Nuzlul.

Application Information Will Show Up Here

Exabytes Acquire Master Web Network

Exabytes Capital Group (Exabytes), a Southeast Asia based platform, officially made an acquisition over Indonesia based PT Master Web Network (MWN) through SPV Masterweb Internation Pte. Ltd. It includes the subsidiary, PT Cyberdata Technology and PT Registrasi Nama Domain.

MWN is the second company created by Exabytes in Indonesia after PT Exabytes Network Indonesia in 2017. Founded in 1998, the company is to focus on website hosting service provider and others, including domain, cloud, VPS, and server management.

Indra Hartawan, Exabytes Indonesia’s Country Manager said the service intends to help SMEs in developing business online.

“We’ve been operating in Indonesia since 2017 by offering hosting and premium cloud service. Along with our development, we want to invest on low cost hosting to expand users in the country with more than 200 million population,” he said.

He also added, Exabytes catch a potential in Master Web Network with more than 50 thousand active subscribers, as an extra support for the group.

“Moreover, Exabytes Group has provide more than 120,000 active companies in total. We’re also looking for more investment, such as technology, automation, and talent training for internal MWN to help business growth and improve its services in Indonesia,” he added.

MWN’s CEO, Dhiar Lukito Adhi said this acquisition is crucial to help SMEs growth in Indonesia.

“We’re very impressed by Exabytes approach to help SMEs develop online business. Using expertise and professional team, is the key to cover broaden user base from local entrepreneurs in Indonesia,” Adhi said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Exabytes Akuisisi Master Web Network

Exabytes Capital Group (Exabytes), platform yang berbasis di Asia Tenggara, resmi mengakusisi PT Master Web Network (MWN) yang berbasis di Indonesia melalui perusahaan SPV Masterweb International Pte. Ltd. Akuisisi ini mencakup anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yaitu PT Cyberdata Technology dan PT Registrasi Nama Domain.

MWN sendiri merupakan perusahaan yang kedua yang dimiliki Exabytes di Indonesia setelah membentuk PT Exabytes Network Indonesia pada tahun 2017. Didirikan pada tahun 1998, perusahaan ini fokus pada penyediaan layanan hosting situs web dan layanan lainnya, termasuk nama domain, hosting cloud, VPS, dan managed server.

Disampaikan Country Manager Exabytes Indonesia Indra Hartawan, layanan perusahaan ini ditujukan untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dalam mengembangkan bisnis mereka secara online.

“Kami telah melakukan ini di Indonesia sejak 2017 dengan menawarkan layanan hosting dan cloud premium. Seiring pertumbuhan kami, kami juga ingin menambahkan hosting berbiaya rendah sehingga kami dapat melayani lebih banyak pelanggan di negara berpenduduk lebih dari 200 juta orang ini,” jelas Indra.

Indra menambahkan Exabytes melihat potensi Master Web Network, yang memiliki lebih dari 50.000 pelanggan aktif berbayar, dapat menjadi tambahan yang baik untuk grup perusahaan.

“Dengan itu Exabytes Group secara total saat ini melayani lebih dari 120.000 perusahaan aktif. Kami juga akan mencari sumber daya investasi lain seperti teknologi, otomasi, dan pelatihan bakat ke internal MWN untuk membantu mempercepat bisnis dan terus meningkatkan penawaran layanannya di Indonesia,” imbuhnya.

Menurut CEO MWN Dhiar Lukito Adhi, akuisisi ini sangat penting untuk bisa membantu pertumbuhan UKM di Indonesia.

“Kami terkesan dengan pendekatan Exabytes untuk membantu UKM mengembangkan bisnis mereka secara online. Dengan sumber daya para ekspertis dan tim profesional yang dimiliki, menjadi kunci bagi bisnis kami untuk terus berupaya menangkap basis pelanggan yang lebih besar dari pengusaha lokal di Indonesia,” terang Dhiar.

Mengenal Big Agent, Layanan yang Dikembangkan untuk Kurangi Pengangguran

Ralali, startup e-commerce B2B, kembali mengeluarkan inovasi dalam hal teknologi. Melalui pengembangan oleh tim Human Capital Development, Ralali meluncurkan solusi baru di bawah Business Innovasion Group (BIG), yakni “Big Agent” — sebuah aplikasi yang menawarkan solusi peluang mendapatkan penghasilan dengan mudah.

Mengusung tagline everyone for everything Big Agent menawarkan sejumlah pekerjaan sampingan, mulai dari survei data, menjual produk kepada pelanggan, melakukan survei bisnis, mengakuisisi pelanggan dan masih banyak lagi jenis pekerjaan yang bisa didapatkan.

Kehadiran Big Agent dianggap sebagai peran serta Ralali dalam membantu UKM di Indonesia untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. Aplikasi yang mulai berjalan di Oktober 2018 ini sudah memiliki 15.000 pengguna dengan rentang usia mulai dari 16 hingga 60 tahun dengan beragam latar belakang sosial.

“Aplikasi Big Agent menekankan pada metode insentif yang didapatkan oleh sobat agent atau user, tergantung dari jenis pekerjaan yang muncul pada beranda aplikasi Big Agent. Tidak ada unsur paksaan bagi Sobat Agent dalam menjalankan pekerjaan sampingan ini,” terang Head of Big Agent Peter Wijaya.

Peter lebih lanjut menjelaskan, pihaknya melihat kesulitan yang dihadapi UKM di Indonesia adalah memperluas dan mengembangkan usaha yang mereka miliki. Kehadiran Big Agent diharapkan mengoptimalkan tenaga freelancer untuk membantu UKM, sehingga UKM bisa lebih fokus pada pengembangan usaha.

Beberapa Sobat Agent yang Mendapatkan Reward atas loyalitas dan antusiasme yang diberikan kepada BIG Agent melalui Peforma yang Baik.
Beberapa Sobat Agent yang Mendapatkan Reward atas loyalitas dan antusiasme yang diberikan kepada BIG Agent melalui Peforma yang Baik.

“Harapannya adalah melalui adanya BIG Agent di Indonesia  ini, dapat membantu UMKM untuk bisa bertambah banyak, berkembang dan skala usahanya lebih besar. Tidak lupa aplikasi BIG Agent dapat membantu mengurangi pengangguran  dengan menewarkan pekerjaan sampingan,” imbuh Peter.

Saat ini Ralali memiliki beberapa solusi bisnis yang berada di bawah BIG, yakni Big Resto, Big Home, Big Office, Big Mart, dan Big Office. Semuanya dikhususkan untuk mendukung UKM Indonesia berkembang.

Sejauh ini Big Agent sudah menjangkau masyarakat di Medan, Padang, Palembang, Jabodetabek, Bandung, Cirebon, dan Surabaya. Dengan sambutan yang positif dari masyarakat, pihak Big Agent optimis bisa menjangkau lebih banyak kota di Indonesia.

“Target di tahun ini BIG Agent berharap dapat meningkatkan jumlah Sobat Agent  yang bergabung sebanyak  250.000 dan dapat mencangkup jangkauan 25 kota di Indonesia,” tutup Peter.

Application Information Will Show Up Here

Ekrut Secures Pre-Series A Funding

Ekrut recruitment platform has announced to secure Pre-Series A funding with undisclosed value. It was led by Venturra Discovery, Venturra Capital’s investment arm. Bizreach Inc also participated in this round, including all the previous ones, such as East Ventures, Prasetia Dwidharma, and SkyStar Capital.

This funding will be used to speed up Ekrut’s business growth, including to improve product quality and data science by making efficient recruitment. It applies also to the recommendation system of talent platform.

Using the current funding, Ekrut has plan to improve talent and entrepreneur network in Indonesia to build stronger value with lower cost.

“In the last decade, we’ve seen how technology has helped the multi-industry and disrupt the usual way. It’s ironic how the highly skilled process of recruiting middle-high level managers is still manual, with specific mechanism and difficult way to sort the best candidates. It requires unique and special solution to provide classified candidates based on technology skill identification, which we believe exist in Ekrut,” Venturra Discovery’s Managing Partner, Raditya Pramana said.

Ekrut was founded by Steven Suliawan and Ardo Gozal which premise is hard to acquire talents with relevant experience, particularly in technology. The company is said to have 2,700 network companies with 120,000 skilled talents.

“We finally identify the market issues and decided to solve it.” Suliawan said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Moselo Kembali Pivot, Kini Fokus Jadi Marketplace Produk Kreatif dan “Handmade”

Pertengahan tahun lalu, Moselo memosisikan diri sebagai marketplace untuk jasa kreatif — setelah awalnya dikembangkan sebagai aplikasi chat commerce. Kini ia kembali pivot, sesuai dengan kesesuaian pasar, menjadi marketplace yang lebih banyak menawarkan produk kreatif.

“Ya betul, kami pivot menjadi marketplace khusus produk kreatif dan handmade, namun untuk jasa kreatif masih bisa diakses di salah satu menu creative services. Kami masih melihat ada beberapa demand dari customer, namun tidak sebesar produk kreatif,” jelas CEO Moselo Richard Fang.

Pivot ini dimulai sejak Agustus 2018. Kemudian di Desember 2018 Moselo secara penuh menjadi marketplace yang fokus pada produk kreatif dan handmade. Menurut data internal, sejak Desember 2018 mereka mengalami pertumbuhan bisnis 10% tiap bulan dan transaksi tumbuh 25% setiap bulannya.

Sejauh ini Moselo sudah memiliki 1.500 Moselo Expert, mendapatkan 25.000 pengguna, dan mendapatkan ribuan transaksi.

“Sampai saat ini, rata-rata ratusan juta Rupiah tiap bulan sudah diterima oleh para expert yang tergabung di marketplace Moselo,” imbuh Richard.

Setelah fokus pada produk kreatif dan handmade, Richard mengaku perusahaan mendapatkan capaian positif. Di bulan Maret 2019 kemarin mereka baru saja menerapkan sistem fee 10% dari setiap transaksi.

“Untuk revenue model, di bulan Maret 2019 kemarin kami baru menerapkan sistem Moselo Fee 10% dari setiap transaksi. Sejauh ini kami belum bisa share angkanya, namun sudah menunjukkan potensi yang menjanjikan,” jelas Richard.

Salah satu produk yang dijual di Moselo, Mayyumi Glass

Moselo mengemban misi menghubungkan Moselo Expert lokal, yang mayoritas masih bersifat solopreneur, untuk bertransformasi menjadi bisnis kreatif yang bisa membuka lapangan pekerjaan di lingkungan sekitar mereka.

Melalu teknologi, kreativitas, dan edukasi yang relevan, pihak Moselo yakin bisa berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi kreatif, khususnya dalam menyambut puncak demografi di tahun 2030 mendatang.

“Jika 100.000 expert membuka lowongan pekerjaan untuk 10 karyawan saja, maka 1 juta lapangan kerja tersebut akan tercapai. Ketika itu terjadi, barulah Moselo bisa dikatakan sukses,” ungkap Richard.

Di tahun 2019 ini Moselo merencanakan lebih sering mengadakan event Moselo Art Market. Event pertama dijadwalkan pada 27-28 April 2019. Event semacam itu diharapkan bisa membantu para Moselo Expert untuk bisa lebih dikenal di masyarakat.

“Target kami adalah bisa mencapai 100.000 pengguna di akhir 2019,” tutup Richard.

Application Information Will Show Up Here

Ekrut Amankan Pendanaan Pra-Seri A

Platform perekrutan Ekrut mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan Pra-Seri A dengan nominal yang tidak disebutkan. Pendanaan kali ini dipimpin Venturra Discovery, seed investment arm dari Venturra Capital. Bizreach Inc juga terlibat dalam pendanaan kali ini, termasuk seluruh investor yang terlibat di putaran sebelumnya, seperti East Ventures, Prasetia Dwidharma, dan Skystar Capital.

Investasi kali ini rencananya akan digunakan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis Ekrut, termasuk meningkatkan kualitas produk dan data science dengan melakukan perekrutan yang efisien. Peningkatan juga dilakuan untuk sistem rekomendasi pada talenta platform.

Dengan pendanaan yang didapat, Ekrut juga berencana meningkatkan jaringan pengusaha dan talenta di Indonesia untuk membangun value yang lebih kuat dengan biaya operasi yang lebih rendah.

“Dalam dekade terakhir kami melihat bagaimana teknologi telah membantu mendorong pertumbuhan multi industri dan mengganggu cara melakukan sesuatu. Sangat ironis bahwa proses perekrutan manajer tingkat menengah ke atas yang sangat terampil masih sangat manual, dengan secara khusus melalui mekanisme penyortiranyang yang sangat sulit untuk menyoroti kandidat yang baik. Ini membutuhkan solusi unik dan spesial untuk meneydiakan klasifikasi kandidat berdasarkan pengidentifikasi kemampuan teknologi, yang kami percaya Ekrut miliki,” ujar Managing Partner Venturra Discovery Raditya Pramana menanggapi pendanaan ini.

Ekrut dibangun oleh Steven Suliawan dan Ardo Gozal dengan premis sulitnya startup mencari talenta dengan relevansi pengalaman yang sesuai, khususnya di bidang teknologi. Perusahaan mengklaim sudah memiliki 2.700 jaringan perusahaan dengan 120.000 kandidat yang terampil.

 

“Kami akhirnya mengidentifikasi masalah di pasar dan memutuskan untuk menyelesaikannya. ” terang Steven.

Mengenal SAM Element, Provider PaaS untuk IoT

SAM Element, sebuah startup yang berbasis di Surabaya, didirikan sebagai premis penyedia Platform as a Service (PaaS) untuk memudahkan banyak pihak untuk mengembangkan perangkat IoT. SAM Elemen menghadirkan tools, modul konektivitas, cloud storage, dan servis terintegrasi.

CEO SAM Element Agustinus Rudy kepada DailySocial menjelaskan, SAM Element hadir sebagai sebuah startup PaaS yang dapat digunakan oleh pabrikan untuk mengubah perangkat yang dimiliki menjadi smart device/IoT device, sehingga dapat masuk ke pasar IoT dengan lebih cepat, lebih murah, dan dengan risiko minimal.

Solusi SAM Element memungkinkan pabrikan elektronik tetap fokus dalam pengembangan perangkat elektronik dan menghasilkan sensor dengan kualitas terbaik.

“Kami di SAM Element memberikan mereka tools & connectivity modules, ready to use app, cloud storage and analytic, and integration services. Kita juga dapat memberikan akses ke developer API jika mereka membutuhkan untuk membangun aplikasi yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan mereka,” terang Rudy.

SAM Element saat ini masih berjalan dengan pendanaan sendiri atau bootstrap. Tahun ini SAM Element tengah berusaha menambah partner sebanyak-banyaknya untuk mulai berkolaborasi membangun industri 4.0 secara lebih cepat dan lebih baik.

Dengan solusi yang ditawarkan, mereka menargetkan konsumen dari pengguna pabrikan elektronik dan pengembang software. SAM Element saat ini sudah memiliki beberapa pelanggan, di antaranya Pemkab Sidoarjo dan Elitech (penyedia medical devices).

“Karena SAM Element hadir sebagai platform, maka target pengguna adalah pabrikan elektronik dan pengembang software, di mana mereka masing-masing dapat saling menghasilkan produk yang berkualitas tanpa perlu dipusingkan urusan software bagi mereka pengembang hardware atau dipusingkan urusan hardware bagi mereka pengembang software,” imbuh Rudy.

Ia menambahkan, akses ke dalam platform terbuka bagi siapa saja,  mulai dari penghobi IoT, UKM hingga enterprise.

Fitur-fitur SAM Element

SAM Element mengklaim telah mengembangkan platform dan produk yang bisa diandalkan dari segi ketahanan dan keamanan data. Setiap layanan SAM Element disebut dilengkapi dengan proses enkripsi terbaru dan setiap transaksi data diwajibkan melewati proses otentikasi yang ketat.

Untuk memastikan keamanan data, SAM Element juga mewajibkan seluruh pengembang yang menjadi mitra untuk wajib dan tunduk pada standar keamanan yang telah ditetapkan perusahaan.

SAM Element juga menyediakan modul konektivitas yang siap digunakan dan diintegrasikan dengan IoT, mulai dari konektivitas untuk jaringan Mesh, LTE, LORA, WIFI, dan beberapa jaringan lainnya.

“SAM Element percaya bahwa setiap kesuksesan mitra merupakan kesuksesan SAM Element. Oleh karena itu, SAM Element menempatkan dukungan teknik sebagai satu hal penting dalam membangun bisnis berkelanjutan. Dengan dukungan teknik, SAM Element ingin memastikan mitra mendapatkan layanan yang maksimal,” imbuh Rudy.

Application Information Will Show Up Here

Menkominfo Tandatangani Rancangan Peraturan Frekuensi untuk IoT

Pemerintah Indonesia menunjukkan dukungan terhadap penerapan teknologi Internet of Things (IoT) melalui Rancangan Peraturan Menteri (RPM) yang baru saja ditandatangani Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Pelaksana Tugas Kepala Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu menyampaikan, RPM ini memiliki urgensi untuk memenuhi ketersediaan spektrum frekuensi radio sebesar 350 MHz, untuk mobile broadband sesuai target Rencana Strategis Kementerian Kominfo tahun 2015-2019, melalui penetapan pita frekuensi radio dan ketentuan teknis penggunaan alat atau perangkat telekomunikasi Licensed Assisted Access (LAA).

“Dukungan tersebut berupa penetapan pita frekuensi radio dan ketentuan teknis penggunaan alat dan/atau perangkat telekomunikasi Low Power Wide Area (LPWA) Nonseluler,” terang Ferdinandus.

Menurut Ferinandus, latar belakang dibuatnya RPM ini adalah untuk melaksanakan ketentuan Pasal 68 ayat (3) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 9 Tahun 2018 tentang Ketentuan Operasional Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio.

RPM yang diteken Menkominfo ini menetapkan alat-alat atau perangkat telekomunikasi yang beroperasi pada spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas yaitu Wireless Local Area Network (WLAN), Peranti Jarak Dekat (Short Range Device), Low Power Wide Area Nonseluler (LPWA Nonseluler), Licensed Assisted Access (LAA), Dedicated Short Range Communication (DSRC), dan alat-alat yang beroperasi pada pita frekuensi radio yang digunakan berdasar izin kelas yang sejenis sesuai tingkat teknologi dan karakteristiknya.

“Ketentuan penggunaan frekuensi radio berdasarkan izin kelas, yaitu digunakan secara bersama (sharing) pada waktu, wilayah, dan/atau teknologi secara harmonis antar pengguna, dilarang menimbulkan gangguan yang merugikan, tidak mendapatkan proteksi interferensi dari pengguna lain dan wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditetapkan,” kata Ferdinandus seperti dikutip Bisnis.

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya ketika dihubungi DailySocial mengungkapkan, pihaknya menyambut positif regulasi yang disahkan ini. Regulasi yang mengesahkan penggunaan frekuensi untuk IoT ini sejalan dengan program Asosiasi IoT Indonesia untuk terus mendorong pertumbuhan ekosistem IoT di Indonesia.

Teguh mengatakan, “Tentunya kami dari Asosiasi IoT Indonesia, menyambut positif sekali dengan telah disahkannya regulasi penggunaan frekuensi yang dialokasikan untuk pengguna dan penyedia IoT di tanah air.”

“Hal ini sejalan dengan program kami di tahun ini untuk terus mendorong penetrasi pertumbuhan ekosistem IoT di Indonesia mulai dari para makers, penyedia jaringan, penyedia platform, hingga penyedia aplikasi dan solusi IoT untuk semua sektor baik industri, konsumer, kesehatan, pertanian, perikanan, perkotaan, transportasi hingga perbankan,” jelasnya.

Go-News Jadi Produk Pertama Kolaborasi Gojek dengan Pihak Ketiga

Akhir Oktober kemarin DailySocial sempat mewartakan inovasi terkini Gojek yang saat itu kami sebut dengan istilah “in-app news”. Gojek kemudian memformalisasi produk ini dengan nama Go-News, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna bisa membaca berita melalui aplikasi Gojek.

Menurut Sony Radhityo, Head of Third-Party Platform Gojek, sejauh ini Gojek sudah membangun lebih dari 19 produk dan Go-News adalah produk pertama yang dibangun dengan kolaborasi pihak ketiga.

“Sebelum Go-News, semua produk dalam platform Gojek dibuat untuk transaksi. Kami belum menjelajah ke ranah produk-produk non-transaksional. Ini berarti bahwa ketika pengguna kami tidak perlu membeli makanan, memesan tumpangan, mencari pijatan, atau semua kasus penggunaan transaksional lainnya, mereka memiliki insentif yang sangat kecil untuk membuka aplikasi kami,” ungkap Sony.

Go-News dihadirkan dengan harapan agar pengguna tetap membuka aplikasi Gojek meski tidak sedang ingin bertransaksi. Versi pertama Go-News menggandeng Kumparan, salah satu media yang masuk dalam portofolio Go-Ventures.

DailySocial mencoba menguhubungi pihak Gojek mengenai Go-News ini. VP Corporate Communications Gojek Group Kristy Nelwan menjelaskan bahwa saat ini mereka memang menampilkan konten berita dari Kumparan, namun tidak menutup kemungkinan untuk juga menampilkan konten berita lainnya.

“Saat ini, Go-News menyajikan berita yang dikurasi oleh Kumparan. Ke depannya, kami terus terbuka pada kesempatan untuk menjalin kerja sama lain agar dapat terus menyajikan konten berita bagi para pelanggan Gojek,” terang Kristy.

Perjalanan menuju super app

Perusahaan berusaha berkembang menjadi apa yang disebut sebagai super app. Sebuah konsep yang menjadikan aplikasi Gojek sebagai aplikasi super lengkap, tidak hanya berbasis transaksional seperti saat ini.

Go-News adalah bagian dari perjalanan tersebut. Berawal dari menyajikan konten berita untuk menjaga pengguna tetap berinteraksi dengan aplikasi Gojek, Go-News bisa jadi bagian penting dalam proses menjaga jumlah kunjungan.

“Agregator berita Go-News merupakan salah satu perwujudan komitmen Gojek sebagai super app terdepan di Indonesia untuk memudahkan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan teknologi. Jadi, hanya dengan menggunakan satu aplikasi Gojek, pelanggan dapat memenuhi berbagai kebutuhannya dengan praktis dan nyaman, dalam hal ini termasuk akses terhadap konten berita terkini,” terang Kristy.

Application Information Will Show Up Here