Microsoft: Transformasi Tempat Kerja Dukung Peningkatan Produktivitas

Teknologi saat ini telah merubah cara kerja yang sifatnya konvensional menjadi lebih fleksibel dan memudahkan setiap pekerja. Mulai dari sistem kerja dengan cara remote atau mobile, penggunaan  cloud, hingga fasilitas pendukung dalam hal komunikasi, mengerjakan proyek hingga lainnya.

Baru-baru ini Microsoft merilis studi dengan tema New World of Work, yaitu transformasi tempat kerja bagi peningkatan produktivitas dan daya saing bisnis di Indonesia. Studi ini melibatkan 200 responden Indonesia, yang mengklaim telah memposisikan diri sebagai mobile worker. Indonesia saat ini dinilai telah mendukung cara kerja dengan sistem remote atau mobile worker kepada para pekerja, atau yang lebih dikenal dengan era gaya kerja baru New World of Work, sebanyak 67%, dan menyisakan hanya 29% pekerja yang saat ini belum terfasilitasi oleh tempat kerja untuk mengadopsi cara kerja baru. Kebijakan perusahaan hingga ketatnya kesempatan untuk mengakses informasi dan data penting melalui server internal perusahaan, menyulitkan para pekerja untuk bekerja secara mobile.

“Teknologi berperan sebagai kunci utama yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari manapun serta meningkatkan produktivitas. Namun, terdapat aspek lain seperti budaya organisasi, kebijakan, infrastruktur, peluang kolaborasi atau kemampuan untuk menanggulangi hal-hal yang menghalangi inovasi, yang menjadi semakin penting bagi organisasi dalam usahanya untuk lebih kompetitif.” Kata César Cernuda, President Microsoft Asia Pacific.

Dari hasil studi tersebut disebutkan juga bahwa sebanyak 89% pekerja di Indonesia menggunakan email untuk layanan komunikasi online, sementara sebanyak 89% menggunakan social tools, dan 75% pekerja menggunakan document collaboration tools dan sebanyak 70% menggunakan file sharing services untuk melihat dan berbagi dokumen. Sementara untuk keperluan rapat bersama atau internal meeting sebanyak 60% menggunakan virtual meeting tools.

Lingkungan kerja paperless

Selain gaya bekerja secara mobile dan memanfaatkan online tools untuk rutinitas kerja, teknologi juga memungkinkan kebiasaan di kantor untuk meminimalisir penggunaan kertas atau paperless, sehingga bukan hanya menghemat, namun semua bisa didokumentasikan secara online dan bisa diakses oleh seluruh tim. selain itu gaya kerja New World of Work juga terbukti membantu mempercepat bisnis dengan keuntungan seperti, tenaga kerja yang lebih produktif, kolaboratif, inovatif dan tempat kerja yang lebih menyenangkan.

“Peningkatan produktivitas merupakan tujuan krusial bisnis di Indonesia saat ini. Dari luar, bisnis nampak tidak bisa mendedikasikan Sumber Daya Manusia (SDM) mereka untuk menyelesaikan tantangan, atau menempatkan seorang spesialis untuk setiap peran. Namun faktanya, orang-orang yang ada dalam bisnis, baik yang bekerja sebagai karyawan maupun wirausaha cenderung memiliki beberapa peran,” ujar Peter Sutiono, Small & Midmarket Solutions & Partners (SMS&P) Director, Microsoft Indonesia.

Hasil studi lain yang dikeluarkan oleh Microsoft juga menunjukkan karyawan di negara berkembang lebih banyak diuntungkan dengan kebijakan yang lebih fleksibel dalam hal menggunakan perangkat kerja seperti laptop, smartphone perusahaan diluar kantor. Hal ini berbeda dengan kebiasaan para pekerja di negara maju yang menerapkan lebih ketat peraturan menggunakan alat-alat pendukung di luar kantor. Kebiasaan bring your own device pun semakin banyak dilakukan oleh pekerja di luar kantor.

Dalam hal ini Microsoft sebagai perusahaan dalam bidang perangkat dan produktivitas di era mobile first dan cloud first, mencoba untuk memberikan dukungan lebih kepada bisnis di Indonesia untuk mulai menerapkan cara kerja terkini yaitu New World of Work.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai hasil studi New World of Work beserta indeks pendukung lainnya, silakan klik link ini.

Targetkan Kalangan Perempuan, IDNtimes Luncurkan POPBELA

Hadir dengan informasi seputar dunia Fashion, beauty, relationship, dan karir, media online POPBELA resmi diluncurkan akhir bulan Februari ini di Indonesia. Situs yang dalam tampilannya serta konten yang ditawarkan hampir mirip dengan situs Popsugar, mencoba memberikan konten menarik khusus untuk wanita dengan muda Indonesia usia 20-30 tahun.

“POPBELA lahir dikarenakan dengan adanya kebutuhan para wanita muda di Indonesia. Banyak orang yang mencari inspirasi dan meningkatkan gaya hidup dan berbagai kebahagiaan dan hal-hal positif. Dengan konten yang interaktif dan worth-sharing, POPBELA hadir untuk segala kebutuhan wanita muda Indonesia,” kata Editor-in-Chief POPBELA Elisabeth Kurniawan kepada DailySocial.

Sebelumnya CEO POPBELA Winston Utomo telah menghadirkan media online IDNtimes dengan pendekatan ala Buzzfeed. Kehadiran POPBELA diharapkan bisa mengakomodir kebutuhan wanita akan informasi terkini, menarik dan tentunya menghibur untuk menginspirasi rutinitas setiap hari.

“Kami melihat banyak wanita muda di Indonesia yang menginginkan  sebuah media yang dapat menginspirasi hidup mereka, mulai dari fashion, lifestyle, karir, sampai hubungan mereka dengan kekasihnya. Hal ini yang ingin dicapai oleh POPBELA, kita ingin menjadi sebuah media online yang dapat menjadi sahabat bagi setiap wanita muda di Indonesia,” kata Winston.

Dipimpin Elisabeth sebagai Editor-in-Chief, yang sebelumnya sempat berkarier sebagai Senior Buyer di Cartier dan Saint Laurent New York, POPBELA mengklaim dalam waktu 3 minggu sejak peluncuran telah mencapai 5 juta pageviews di situsnya.

Konten-konten yang berkiblat ke media seperti Buzzfeed, Popsugar, Lifehack, About.com mengusung konsep buzz untuk meningkatkan daya saingnya di media sosial. Selain menyenangkan dan menghibur, konten-konten tersebut juga bersifat ringan dan dengan mudah diserap oleh pembaca yang menggunakan desktop, tablet, hingga smartphone.

”Kami sangat berambisius untuk menjadi perusahaan media dan teknologi terdepan di Indonesia yang menghubungkan wanita muda melalui creative content yang worth sharing, yang mengutamakan inovasi dan tren terkini,” kata Elisabeth.

Paprika Hadirkan Aplikasi Cashback “Poin” di Jakarta

Satu lagi layanan cashback hadir di Indonesia bernama Paprika, kali ini digawangi oleh 4 orang anak muda asal Medan. Sudah menjalankan bisnisnya sejak bulan Juli 2015 silam, Paprika telah memiliki jumlah pengguna lebih dari 20 ribu dan telah memproses 45 ribu transaksi di Medan. Secara total Paprika mengklaim telah memproses nilai transaksi lebih dari Rp 7 miliar. Di kuartal pertama tahun 2016 Paprika sudah resmi hadir di Jakarta. Saat ini Paprika sudah bisa diunduh di platform iOS dan Android.

Cashback minimal 10% dari total tagihan

Melalui aplikasi Paprika, pengguna bisa berbelanja di outlet-outlet favorit seperti Gold’s Gym, Ron’s Laboratory, Alegro, dan masih banyak lagi. Pada saat akan membayar, pengguna hanya perlu menunjukkan QR Code yang ada di aplikasi Paprika dan akan langsung mendapatkan cashback minimal 10 persen dari total tagihan.

Poin yang didapatkan oleh pengguna nantinya secara otomatis akan tersimpan di smartphone, poin kemudian bisa dibelanjakan di berbagai outlet Paprika. Saat ini Paprika telah bermitra dengan lebih dari 400 outlet.

“Kami percaya bahwa konsumen adalah pihak yang mengkonsumsi materi promosi, jadi kami ingin tempat usaha yang membayar langsung kepada konsumen” jelas Kalvin Yap, CEO Paprika.

Dengan berbelanja minimal Rp 20 ribu pengguna dengan mudah bisa menggunakan poin yang telah terkumpul di seluruh outlet yang bekerjasama dengan Paprika. Lalu, mereka bisa segera menggunakannya bila sudah mengumpulkan 10 ribu poin (senilai dengan Rp 10 ribu). Sistem tersebut dinamakan “universal cashback.”

Menargetkan 2000 kemitraan dengan pemilik usaha

Fitur andalan yang ditawarkan kepada pemilik usaha adalah dashboard khusus yang nantinya bisa digunakan untuk melihat data dari pengguna, feedback dan informasi terkait lainnya. Nantinya pemilik usaha bisa memanfaatkan data tersebut untuk promosi dan akuisisi pelanggan.

Untuk menyediakan lebih banyak pilihan kepada pengguna, tahun 2016 ini Paprika menargetkan untuk menambah jumlah kemitraan dengan pemilik usaha hingga 2 ribu jumlahnya.

“Kami ingin membantu mempromosikan tempat usaha mitra kami, sehingga mereka bisa lebih fokus membuat produk yang berkualitas, serta memberikan layanan yang memuaskan,” kata Kalvin.

Masih menjalankan bisnisnya secara bootstrapping saat ini Paprika masih terus melakukan penggalangan dana. Diharapkan pendanaan tersebut bisa digunakan untuk memperbanyak jumlah outlet dan pengguna, sekaligus mengembangkan platform Paprika.

Semua layanan yang diberikan tentunya kembali lagi kepada feedback dari pengguna, seberapa besar fitur-fitur yang diberikan bisa memberikan manfaat lebih kepada pengguna. Hal ini terkait dengan pilihan outlet yang idealnya lebih beragam, “mainstream” dan disukai.

Application Information Will Show Up Here

“Uber for Business” Resmi di Indonesia

Uber for Business hari ini secara resmi diluncurkan oleh Uber untuk membantu perusahaan melakukan koordinasi dalam hal penggunaan transportasi kepada pegawai. Dengan menghadirkan sistem penagihan dan pendaftaran yang mudah dan cepat, semua informasi yang diperlukan bisa dikirimkan kepada perusahaan ketika proses pengantaran selesai dilakukan.

“Uber for Business memungkinkan karyawan untuk menagihkan perjalanan bisnis mereka ke akun perusahaan. Sistem penagihan sentralisasi akan membantu bagian administrasi, pemimpin tim di perusahaan bahkan pemilik usaha kecil dengan menyediakan informasi perjalanan melalui tagihan dan membantu para karyawan dengan menghubungkan mereka untuk mendapatkan perjalanan Uber yang aman, dapat diandalkan tanpa harus repot mengumpulkan kuitansi perjalanan tagihan yang tercetak,” ungkap juru bicara Uber Asia Tenggara Karun Arya.

Sebelum resmi diluncurkan, Uber telah melakukan rangkaian uji coba kepada pengguna pada tahun 2015 untuk memastikan kelancaran pendaftaran hingga penagihan. Uber mengklaim Uber for Business ini merupakan permintaan atau feedback langsung dari pengguna yang kebanyakan berasal dari kalangan pegawai dan sudah menjadi pengguna setia Uber setiap harinya. Uber for Business sudah bisa digunakan di Jakarta, Bali, Bandung dan Surabaya. Di Indonesia sendiri Uber for Business akan head-to-head dengan GrabWork yang menjadi fokus baru Grab.

Perusahaan yang ingin mendaftarkan perusahaannya dalam Uber for Business bisa mengunjungi situs Uber for Business dan membuat akun resmi. Setelah itu pilih metode pembayaran yang dipilih dengan menambahkan data karyawan ke dalam akun. Secara otomatis karyawan yang didaftarkan menerima email undangan untuk bergabung dengan akun perusahaan. Semua pembayaran bisa langsung di monitor oleh pihak finance, manager hingga administrasi yang dikeluarkan secara mingguan, bulanan dan tahunan secara detil.

Bagi karyawan yang sebelumnya telah menjadi pengguna Uber dan telah memiliki akun pribadi, bisa melakukan verifikasi setelah menerima email undangan dari akun perusahaan. Kemudian untuk metode pembayaran bisa dengan mudah diganti berdasarkan keperluan pribadi atau perusahaan.

Biaya perjalanan Uber for Business akan sama dengan biaya perjalanan Uber reguler yang diklaim mampu menghemat hingga 60 persen dari biaya perjalanan pengguna, memanfaatkan solusi on-demand ini.

Application Information Will Show Up Here

Delapan Tren Startup Global Sepanjang Tahun 2016

Dalam tulisan di halaman Medium-nya, Nikhil Basu Triverdi dari Shasta Ventures, yang memfokuskan pemberian pendanaan Seri A, membagikan 8 tren yang saat ini tengah diminati oleh konsumen dan tentunya bisa dijajaki oleh calon pelaku startup. Sebagian besar merupakan potensi dan peluang yang selama ini dicermati Nikhil bersama patner di Shasta Ventures. Berikut 8 tren startup yang bisa digali tahun 2016 ini.

1. Layanan yang kurang populer

Selama ini tentunya Anda sudah melihat tren startup seperti apa yang diminati dan disukai oleh konsumen. Mulai dari layanan on-demand, e-commerce, e-payment dan masih banyak lagi. Ketika semua pelaku startup berlomba-lomba untuk memberikan layanan yang serupa dengan fitur yang diklaim “lebih unggul” dari pemain lainnya, cobalah untuk mengolah atau membuat suatu layanan baru yang menurut Anda kurang populer, belum ditangkap oleh pelaku startup lainnya namun bisa jadi disukai oleh kalangan ritel dan pelaku usaha. Shasta Ventures baru saja mendanai sebuah startup yang memberikan layanan unik, yaitu meningkatkan kinerja jaringan Wi-Fi di rumah, kantor, dan di tempat lainnya dengan nama eero.

Ciptakan peluang baru yang berfungsi sebagai ‘enabler’ teknologi dan diperlukan secara rutin oleh konsumen.

2. Suara sebagai platform

Salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi adalah voice assistant atau platform yang memanfaatkan suara untuk mencari, melakukan sesuatu di smartphone Anda. Bukan hanya mudah dan efisien, platform ini belum banyak dikembangkan oleh startup namun telah terbukti ampuh dan disukai oleh konsumen sebut saja Siri dan Alexa. Teknologi dengan memanfaatkan suara atau voice technology nanti juga bisa dikembangkan sebagai aplikasi untuk perdagangan, komunikasi, hiburan dan lainnya.

3. Consumer finance

Tren startup yang satu ini mulai banyak dikembangkan sejak awal tahun 2015 hingga awal tahun 2016. Mulai dari layanan pinjaman uang secara mobile, transfer, membayar hingga membeli produk dengan sistem pembayaran online dan aplikasi mulai banyak bermunculan dan digunakan oleh konsumen.

Tingkat keamanan dan kepercayaan juga sudah dibuktikan oleh startup, perusahaan telekomunikasi, perusahaan keuangan dan pihak terkait lainnya untuk memberikan layanan consumer finance atau pembiayaan konsumen. Diperkirakan tahun 2016 ini makin banyak startup yang mencoba bermain dan menghadirkan fitur-fitur paling terkini untuk konsumen.

4. Perumahan

Kesuksesan yang telah diraih oleh Airbnb telah membuka pintu bagi para pelaku startup yang ingin menawarkan konsep dan layanan serupa. Bukan hanya menguntungkan bagi wisatawan, layanan yang diberikan oleh Airbnb juga telah memberikan peluang baru bagi pemilik rumah, apartemen, dan tempat tinggal lainnya untuk memanfaatkan potensi yang ada dengan cara mudah secara online.

Diperkirakan inovasi terbaru dalam sektor perumahan makin banyak pilihannya dan menyentuh lebih banyak aspek yang mendukung, seperti gudang penyimpanan, penyewaan rumah, asuransi dan dekorasi rumah.

5. Nutrisi

Dunia kuliner juga merupakan salah satu sektor yang banyak dipilih oleh pelaku startup, namun untuk tahun 2016 diperkirakan akan banyak bermunculan layanan kuliner yang menyajikan makanan siap saji, siap masak, dan siap antar dengan kandungan nutrisi yang baik, bisa dikontrol, dan bisa diminta dengan menu yang beragam. Makin besarnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, menjadikan peluang baru yang bisa ditekuni oleh pelaku startup.

6. Tidur

Banyak fakta yang menyebutkan bahwa gangguan teknologi merupakan penyebab sulitnya tidur.  Jika dicermati secara menyeluruh, belum ada startup yang menawarkan software atau hardware untuk membantu tidur menjadi lebih baik. Tentunya akan menjadi menarik jika potensi ini bisa digali, diadopsi, dan dikembangkan menjadi teknologi yang bermanfaat.

7. Genomik

Salah satu tren startup yang bisa dikembangkan yaitu penelitian dengan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan penelitian genome dan arah yang jelas untuk menciptakan obat-obat yang bersifat personal. Bagaimana big data bisa membantu memperlancar penelitian tersebut? Tentunya akan menjadi menarik untuk dicermati.

8. Mobil tanpa pengemudi (self-driving vehicles)

Saat ini sudah banyak merek mobil terkemuka hingga perusahaan telnologi yang mulai mengembangkan mobil tanpa pengemudi atau self-driving vehicles. Selain bisa berpotensi menjadi teknologi terdepan untuk masa mendatang, mobil tanpa pengemudi juga diprediksi bisa “mengganggu” berbagai industri terkait. Tentunya akan menjadi menarik jika pelaku startup tertarik untuk mengembangkan dan menciptakan produk yang menarik untuk mobil tanpa pengemudi.

Go-Box Resmi Hadir di Yogyakarta dan Semarang

Setelah melancarkan layanannya di Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Bali dan Bandung , salah satu layanan di aplikasi Go-Jek, Go-Box kembali melakukan ekspansi ke kota besar di Indonesia, Yogyakarta dan Semarang merupakan kota terbaru yang disambangi oleh Go-Box. Dengan 150 pengemudi yang tersedia, Go-Box sudah bisa dipesan oleh pengguna di Yogyakarta mulai hari ini.

Dengan pilihan kendaraan mulai dari pickup bak, pickup box, engkel bak, engkel box pengguna bisa memesan layanan pengantaran melalui aplikasi Go-Jek di platform Android dan iOS. Harga pengiriman yang ditawarkan mulai dari Rp 7000 hingga Rp 9500 dihitung berdasarkan jarak tempuh. Terdapat tarif awal yang berlaku untuk setiap jarak pertama lima kilometer dan setelah itu tarif ditentukan per kilometer.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Head of Operational Go-Box Indonesia Arif Fadilah yang memberikan presentasi untuk media di Yogyakarta terkait dengan perluasan willayah, kepuasan pelanggan serta rencana ekspansi yang telah dilakukan oleh Go-Box.

“Kami dari Go-Jek ingin memberikan dampak bagi kemajuan kesejahteraan sosial masyarakat dengan teknologi. Kita memadukan teknologi untuk social entreprising masyarakat,” kata Arif Fadilah kepada Tribun.

Dibandingkan pesaingnya, seperti Deliveree atau Arkos, Go-Box sejauh ini memiliki banyak keunggulan, termasuk area jangkauan yang ke lebih banyak kota.

Selain klaim aman, proses pemesanan hingga pengiriman yang ditawarkan oleh Go-Box juga terbilang mudah terlacak melalui smartphone, bisa dipesan 24 jam, multi destinasi, menyediakan laporan pengiriman, dan tentunya harga yang transparan. Selain itu, untuk pengiriman barang, Go-Box juga memastikan penggunaan satu armada bisa digunakan untuk mengantar barang hingga ke 15 titik pengiriman sekaligus.

“Tarif kami transparan sejak awal dan bisa dilihat dalam aplikasinya. Saat ini di Yogyakarta tersedia 150 driver kami yang siap melayani pemesanan pengguna,” kata Arif.

Asuransi juga diberikan untuk memastikan barang yang diantar bisa tiba dengan aman ditempat tujuan. GO-BOX telah bekerja sama dengan pihak penyedia asuransi terpercaya untuk mengganti kerusakan atau kehilangan barang hingga maksimal Rp 500 ribu.

Go-Box sendiri masih terus menawarkan kemitraan kepada pengemudi, pemilik mobil rental dan perorangan, untuk menjadi pengemudi Go-Box dengan iming-iming penghasilan pengemudi mencapai rata-rata Rp 5 juta setiap bulannya.

Application Information Will Show Up Here

MoxyBilna Rebranding Menjadi Orami

Hari ini secara resmi merger yang sebelumnya telah dilakukan oleh Bilna dan Moxy pada awal tahun 2016 kini melebur menjadi satu nama baru yaitu Orami. Di bawah payung Orami, mereka menargetkan konsumen perempuan dengan produk andalan seperti keperluan bayi, perlengkapan rumah, fashion, kebutuhan harian, dan perlengkapan hewan peliharaan.

Merger yang dilakukan oleh Bilna dan Moxy telah melalui proses sekitar dua tahun lamanya, disertai dengan perbincangan serta diskusi lebih mendalam dengan pihak investor, yaitu Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), Gobi Partners, Ardent Capital, Velos Partners, dan co-founder Facebook Eduardo Saverin. Secara keseluruhan funding yang diterima Orami berjumlah $15 juta (sekitar 202 miliar Rupiah).

“Sebuah hal yang luar biasa kami bisa bekerja sama dengan berbagai investor SMDV dengan kekuatan lokalnya, Ardent Capital dengan jangkauannya yang luas di regional, Gobi Partners yang berpengalaman di social commerce dan ekonomi wanita, serta tambahan kekuatan dari orang-orang hebat seperti Eduardo Saverin dan Velos Partners,” kata CEO Orami Jeremy Fichet saat jumpa pers hari ini di JW Marriot Jakarta.

Sinergi dalam bentuk Orami ini disebutkan dilakukan untuk menciptakan sebuah destinasi online paling luas dan besar yang didedikasikan untuk para perempuan, serta turut ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi perempuan yang pesat di regional.

Di Indonesia, Orami menggunakan branding “Bilna by Orami”, sementara di Thailand mereka menggunakan branding “Moxy by Orami”.

Orami berpusat di Jakarta dan mengklaim Januari dan Februari 2016, pasca merger, menjadi bulan terbaik dalam sepanjang sejarah perusahaan. Penggabungan hampir 500 karyawan di Indonesia diklaim berhasil menyatukan dua kultur yang berbeda menjadi satu kesatuan yang saling membangun.

Dengan sistem marketplace yang terkurasi serta model ritel Orami menjanjikan produk berkualitas untuk perempuan yang berasal dari vendor asal Indonesia, Thailand, hingga Tiongkok. Dengan menyasar pasar Indonesia yang semakin pesat perkembangannya, diharapkan semua kebutuhan dapat terakomodir sesuai dengan tagline dari Orami yang baru yaitu “have it all”.

“Indonesia merupakan pasar yang besar, baik dari perkembangan e-commerce hingga minat pasar yang ada. Selain menargetkan konsumen yang cukup besar jumlahnya kami juga ingin bermitra dengan vendor-vendor yang memiliki produk berkualitas dari Indonesia,” kata Jeremy.

Orami mengklaim sebagai satu-satunya layanan e-commerce yang menerapkan model ritel dalam layanan bisnisnya, karena itu menjadi penting untuk memilih vendor berkualitas, melakukan pengiriman barang kepada pelanggan secara seamless hingga penanganan layanan pelanggan yang terbaik.

Social commerce dan collection sebagai kelebihan Orami

Dalam acara peresmian tersebut, disebutkan pula keunggulan yang membedakan Orami dengan e-commerce lainnya, yaitu fitur Social Commerce dan Collection. Dengan fitur Collection, pengguna bisa melakukan kurasi secara personal produk apa saja yang diinginkan mulai dari harga, merek, dan lainnya, kemudian pilihan tersebut bisa dibagikan di semua media sosial yang ada. Sementara untuk Social Commerce, Orami akan menyediakan magazine atau blog yang berisikan informasi, tips dan artikel menarik lainnya khusus untuk wanita.

“Karena 90% produk yang kami hadirkan khusus untuk wanita kami pun berupaya untuk menghadirkan platform yang lengkap untuk pengguna bukan hanya belanja namun juga mengekspresikan diri di media sosial mendapatkan informasi terkini seputar dunia perempuan dan lainnya,” kata Jeremy.

Modal dan kekuatan yang telah didapatkan ini akan digunakan untuk memperkaya pilihan produk-produk untuk wanita secara keseluruhan, fokus untuk memaksimalkan komponen social commerce, mengoptimalkan strategi mobile dan teknologi dalam sebuah platform yang sama dalam satu regional serta memperluas sebuah end-to-end user experience.

Saat ini kunjungan pengguna di situs Orami telah mencapai 3 juta pengunjung setiap bulannya dan 75% di antaranya adalah perempuan, dengan jumlah pemesanan per harinya bisa mencapai 12 ribu pesanan (dalam waktu tertentu).

Orami juga akan memaksimalkan jangkauan untuk berekspansi terhadap pasar-pasar baru di Asia Tenggara. Strategi pemasaran yang dilancarkan oleh Orami selain memanfaatkan media sosial dan lainnya adalah bekerja sama dengan komunitas perempuan yang tersebar di Indonesia.

Saat ini Orami baru bisa diakses di desktop dan mobile browser. Dalam dua bulan mendatang, aplikasi untuk platform Android akan dirilis. Dalam hal teknologi, Orami mengedepankan strategi mobile first.

“Selain memberikan produk berkualitas dan terlengkap, diharapkan dalam waktu 2 tahun ke depan Orami bisa menjelma menjadi e-commerce khusus perempuan terdepan di Indonesia,” tuntas Jeremy.

Dimo Luncurkan “Pay by QR”, Metode Pembayaran dengan QR Code

Bicara mengenai masa depan dari cashless tentunya menjadi hal yang menarik, apalagi saat ini sudah banyak perusahaan komunikasi, startup dan pihak terkait lainnya yang menawarkan layanan payment gateway memanfaatkan sepenuhnya teknologi dan meminimalisir penggunaan uang kertas.

Di Amerika Serikat sendiri kebiasaan ini sudah mulai dilakukan secara rutin, dengan menggunakan sistem pembayaran seperti Apple Pay dan untuk transportasi sepenuhnya menggunakan kartu kredit seperti Uber dan masih banyak lagi. Di Indonesia hingga saat ini pemerintah masih gencar menyusun formula yang tepat mengenai National Payment Gateway, seiring dengan makin banyaknya sistem pembayaran alternatif yang menjadi ‘enabler’ dari teknologi terkini.

Salah satu sistem pembayaran yang memanfaatkan sepenuhnya smartphone dan dihadirkan oleh PT. Dimo Pay Indonesia (dulunya FLASHiZ Indonesia), startup yang bergerak dalam bidang mobile payment, adalah Pay by QR. Dimo didukung SMDV sebagai investor utamanya.

Pay by QR merupakan metode pembayaran baru yang dikembangkan oleh Dimo dan dapat digunakan oleh para pengguna smartphone melalui berbagai sumber (bank, telco, e-wallet) di merchant apa pun yang sudah menjadi mitra dari Pay by QR. Pay by QR sudah bisa diunduh di platform iOS dan Android. Pay by QR sudah mendukung aplikasi Dompetku, Uangku, Simobi, dan Zimplepay.

Pada dasarnya, Pay by QR merampungkan seluruh data pembayaran yang biasa disalurkan dalam berbagai jenis data ke dalam sebuah Quick Response (QR) Code yang dapat “dipahami” dan diproses oleh seluruh pihak yang terlibat secara real time. Pay by QR dapat ditampilkan oleh merchant melalui berbagai cara, baik itu melalui monitor komputer, dicetak melalui mesin EDC, maupun langsung dari screen sebuah smartphone.

“Dengan memindai QR code penagihan tersebut, dana yang berada pada pihak sumber akan dialirkan ke pihak tujuan. Setelah pembayaran berhasil dilakukan, kedua pihak (sumber dan tujuan) akan mendapat notifikasi dari pihak penerbit submber dana mengenai transaksi pembayaran melalui Pay by QR,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly.

Fitur andalan menawarkan kemudahan pembayaran dan penagihan

Fitur utama yang ditawarkan kepada pengguna smartphone yang memiliki aplikasi ini adalah kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan, seperti pembayaran maupun penagihan. Untuk melakukan penagihan, pengguna hanya perlu memasukan jumlah dana pada sistem Pay by QR, yang nanti akan diterjemahkan menjadi QR code, sementara pihak lainnya hanya perlu memindai QR code melalui sistem Pay by QR yang tersambung pada mobile banking/aplikasi e-money mereka untuk melakukan pembayaran.

“Cara kerja ini dapat menghemat waktu dan menyederhanakan proses perpindahan dana dari sumber dana satu ke sumber dana lainnya,” kata Brata.

Fitur lain yang terdapat dalam aplikasi ini adalah Loyalty, yaitu setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah tercatat secara otomatis dan nasabah sendiri berhak untuk mendapatkan potongan harga atau promo khusus lainnya (jika tersedia) setelah jumlah transaksi tertentu tercapai. Ada pula fitur Tipping, yaitu nasabah dengan leluasa dapat langsung memberikan dan mengatur jumlah uang tips dari aplikasi.

Kemudahan yang ditawarkan Pay by QR bagi merchant dari sisi bisnis adalah potensi untuk mendapatkan pelanggan baru dari para pengguna layanan uang elektronik dari bank maupun  perusahaan telekomunikasi mana pun. Merchant pun dapat memiliki sistem pembayaran digital yang cepat, efisien, dan aman. Merchant tidak lagi memerlukan banyak mesin EDC karena semua transaksi dapat dilakukan secara digital. Selanjutnya, perihal keamanan, semua masalah yang mungkin mengancam transaksi menggunakan uang kartal (uang sobek, uang palsu, bahkan perampokan) dapat diminimalisasi.

Pay by QR juga dapat mempersingkat waktu yang biasanya dibutuhkan untuk menerima jenis pembayaran lain, yang pada akhirnya bisa memangkas antrian panjang di kasir yang kerap membuat pelanggan frustrasi.

“Dalam hal ini Issuer sendiri tidak perlu lagi berlomba-lomba untuk menghabiskan dana dan waktu yang sangat besar guna mencari participating merchants yang bisa menampung pembayaran dari nasabah mereka. Ini merupakan win-win solution untuk semua pihak,” kata Brata.

Strategi pemasaran dan target Dimo

Saat ini Dimo telah menjalin kemitraan dengan beberapa sumber dana (source of fund) yang memiliki aplikasi digital, diantaranya adalah Uangku (Smartfren), Dompetku (Indosat), Zimplepay (El John Digital Finance) dan Simobi (Bank Sinarmas). Dimo juga telah menjangkau lebih dari 150 merchant atau gerai perbelanjaan.

Fokus utama dari Dimo saat ini adalah memberikan edukasi terhadap partner untuk lebih mengenal Pay by QR sebagai metode pembayaran yang cepat, efisien dan aman, terutama kepada source of fund dan merchant. Pada saat yang bersamaan Dimo juga terus mengembangkan teknologi pembayaran digital lainnya yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan jika siap akan segera diluncurkan pada tahun ini.

“Untuk saat ini, kami masih memfokuskan kegiatan pemasaran untuk terus menjangkau potential partners, baik itu merchant maupun source of fund. Di waktu mendatang yang mungkin cukup dekat, kami baru akan memperluas fokus pemasaran Pay by QR ke publik,” tuntas Brata.

Lima Rasa Takut Yang Menghambat Kesuksesan Calon Wirausahawan

Dibutuhkan keberanian besar untuk memulai sesuatu yang baru, mengubah nasib dan gaya hidup. Apakah itu beralih profesi hingga keputusan untuk menjadi seorang pengusaha. Banyak para profesional yang pada akhirnya tetap bekerja sebagai pegawai atau stuck di posisi yang ada, karena kurangnya mental berani yang dimiliki.

Rasa takut yang berkepanjangan bisa menghambat seseorang untuk memulai sesuatu hal yang baru, terutama jika langkah baru yang akan diambil memiliki risiko yang besar serta harus membuat seseorang bertaruh pada sesuatu, seperti keraguan akan prospek dalam waktu ke depan.

Banyak yang harus dipertaruhkan dalam kehidupan yang dijalani saat ini, sehingga rasa takut pun sulit untuk dihindari. Idealnya adalah seorang pengusaha harus memiliki mental yang cukup tebal dan pastinya siap untuk menghadapi semua rasa kekhawatiran yang ada.

Berikut ini adalah 5 rasa takut yang biasanya membayangi para calon pengusaha ketika hendak mulai melakukan inovasi dan perubahan yang besar dalam kehidupan.

Takut dikritik

Ketika mulai menjalankan sesuatu yang baru atau melakukan perubahan yang cukup besar di kehidupan, kalangan terdekat seperti keluarga, orang tua dan teman adalah orang-orang yang pertama bakal mengkritisi bahkan meragukan keputusan yang diambil. Jika seseorang mampu menyakinkan mereka bahwa keputusan yang diambil adalah benar dan sudah tepat, bisa menjadi langkah awal ketika nanti seseorang tersebut telah memiliki perusahaan sendiri atau mulai membangun usaha, akan lebih terbiasa menghadapi kritikan dan mampu untuk mengendalikannya.

Takut kehilangan penghasilan

Kepentingan untuk bisa bertahan hidup, membayar semua kebutuhan sehari-hari serta penghasilan yang tetap terkadang membuat seseorang merasa enggan untuk memulai usaha baru dari awal. Rasa takut kehilangan uang dan penghasilan merupakan salah satu alasan yang bisa menghambat kemajuan diri. Insting untuk bertahan hidup menyulitkan seseorang untuk maju dan melakukan perubahan yang drastis sebagai wirausahawan. Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah keluar dari ‘comfort zone’ dan mulai gali lebih dalam potensi diri agar bisa keluar dari rasa takut yang ada.

Takut gagal

Pernyataan yang satu ini pastinya kerap menghampiri bagi mereka yang ingin melakukan kegiatan yang baru dan tentunya berbeda dari rutinitas sehari-hari. Kekhawatiran untuk gagal menjalankan usaha, memimpin tim hingga meluncurkan produk tidak bisa dihindari dengan mudah. Yang perlu diingat adalah sudah banyak para pengusaha sukses yang mengalami kegagalan di awal karier dan usaha, namun pada akhirnya banyak juga di antara mereka yang menuai kesuksesan, intinya adalah ketika kegagalan datang pada usaha, coba pelajari, koreksi dan bangun kembali motivasi yang ada.

Takut terlihat kurang cerdas

Terkadang ide yang awalnya terlihat ‘tidak masuk akal’ akan mengundang pertanyaan besar dan tanggapan yang cenderung negatif dari kalangan sekitar. Jika seseorang yakin dengan produk yang dimiliki dan pada akhirnya bisa membuktikan fungsi serta manfaat dari ide yang Anda ciptakan, takut terlihat kurang cerdas di kalangan umum akan dapat teratasi. Semua tentu saja kembali lagi kepada pribadi masing-masing, sejauh mana bisa tampil dengan baik dalam hal melempar ide dan produk kepada publik.

Takut sukses

Tidak semua orang mau mengambil risiko untuk mendapatkan kesuksesan lebih. Karena hal tersebut merupakan proses panjang yang memerlukan dedikasi, kegigihan dan kemampuan yang terbaik. Banyak di antara kita yang hingga kini diajarkan untuk menerima semua hal apa adanya dan tidak usah bermimpi setinggi langit untuk mendapatkan kesuksesan. Hal tersebut bisa menjadi kebiasaan yang pada akhirnya mengurangi motivasi dan kurangnya rasa percaya diri dalam perjalanan karier seseorang.

Pada akhirnya jika seseorang memiliki keyakinan dan tujuan yang jelas, kesuksesan bisa diraih dengan mudah, dan stabilitas serta pertumbuhan usaha akan berjalan dengan alami. Seseorang pun bisa lebih baik menguasai keadaan dan menerima kesuksesan tanpa rasa khawatir.

Luncurkan GnB Accelerator, Fenox VC dan Infocom Terapkan Mentoring Ala Silicon Valley

Besarnya populasi serta tingginya penetrasi startup digital menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang banyak disasar oleh venture capital (VC) dan investor spesialis teknologi. Bukan sekedar menginvestasikan modal, beberapa di antaranya bersemangat untuk singgah, karena Indonesia juga merupakan pasar yang dinilai dinamis, antusias dan terbilang siap untuk menerima layanan, teknologi serta informasi yang ada.

Makin banyaknya startup yang menjadi ‘trigger’ menjadikan  para VC, investor dan lainnya bersemangat membantu supaya bisa lebih berkembang dan eksis secara global.

Salah satu VC yang tertarik untuk memberikan kontribusi lebih kepada dunia startup di Indonesia adalah Fenox VC. Perusahaan modal ventura dari Silicon Valley Amerika Serikat tersebut berniat membangun program akselerator untuk startup Indonesia dengan nama GnB Accelerator, bekerja sama dengan Infocom Corporation, perusahaan Teknologi Informasi terkemuka di Jepang.

“Kerja sama ini kami satukan dalam nama baru yaitu GnB Accelerator, sebuah program yang mempertemukan pelaku startup dengan mentor asal Silicon Valley, Jepang dan Indonesia untuk memberikan pelajaran serta pelatihan kepada startup Indonesia agar mampu tampil secara global,” kata General Partner dan CEO Fenox VC Anis Uzzaman kepada media dalam acara peresmian GnB hari ini di Jakarta.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala dari Program GnB Accelerator Kentaro Hashimoto, yang akan berbagi wawasan serta pengalaman berskala internasional bersama dengan Fenox VC dalam investasi tahap awal (seed funding) bersama jaringan bisnis Infocom Corporation.

“Infokom berharap bisa meluncurkan ragam perusahaan dan pengusaha lebih banyak lagi dari Indonesia. Kami juga berharap dapat mengajak lebih banyak startup untuk mengikuti program akselerator dan pada akhirnya dapat mengakuisisi perusahaan yang terbukti  sukses,” kata Kentaro.

Program akselerator ini akan berjalan selama 12 minggu, batch pertama  6 startup saja yang berhak mengikuti program akselerator. Selanjutnya untuk batch kedua dipilih 10 startup terbaik yang berhak mengikuti program akselerator GnB. Pendaftaran untuk batch pertama telah dilakukan bulan April – Juni 2015, sementara untuk batch kedua pada bulan Oktober – Desember 2015.

Dalam kesempatan tersebut Anis juga menyebutkan informasi terkini mengenai pendaftaran untuk startup yang ingin mengikuti batch terbaru yang akan dibuka mulai bulan April – Juni 2016. Peserta yang tertarik untuk bergabung bisa melihat website GnB.

“Program ini secara resmi akan digelar dua kali dalam satu tahun dan startup yang telah diterima mengikuti program akselerator GnB akan mendapatkan seed funding sebesar $ 50 ribu,” kata Anis.

Selain seed funding, nantinya startup yang berhak mengikuti program akselerator akan mendapatkan ruang kantor, akses kepada jaringan profesional Fenox VC dan Infocom Corporation yang luas, di antaranya mentor, penasihat, partnership dengan perusahaan terkemuka dan investor tambahan.

“GnB Accelerator akan menjadi sebuah perubahan yang signifikan di Asia Tenggara. Kami akan memiliki tim lokal yang berasal dari Silicon Valley dan Jepang untuk bekerja sama dengan para karyawan lokal,” kata Anis.

Anis mengklaim pendekatan global dan multinasional ini sebelumnya belum pernah dilakukan, dan diharapkan kehadiran GnB merupakan tempat yang tepat untuk mendukung usaha startup di Asia Tenggara khususnya Indonesia.

Terkait dengan rencana pemerintah untuk menciptakan 200 entrepreneur berkualitas tahun 2016 ini, Anis mengatakan peluncuran GnB Accelerator belum menjadi bagian dari program pemerintah tersebut. Namun jika pemerintah Indonesia menawarkan dan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, bisa jadi GnB akan turut membantu pemerintah mewujudkan rencana tersebut.

Mengadopsi gaya mentoring Silicon Valley

GnB Accelerator, Fenox VC dan Infocom Corporation bersama-sama akan mendampingi dan mendukung entrepreneur lokal membangun bisnis dalam industri yang beragam seperti mobile, internet konsumen, SaaS, cloud dan layanan kesehatan berbasis IT.

Dengan menghadirkan mentor asal Silicon Valley dan pelaku startup serta VC di Indonesia, secara intensif startup yang berhak mengikuti program akselerator akan mendapatkan rangkaian pelatihan, pembelajaran, konsultasi dengan gaya mentoring seperti yang diterapkan di Silicon Valley.

Para mentor lokal yang nantinya akan membantu setiap batch program akselerator di antaranya adalah Wilson Cuaca dari East Ventures, Kevin Mintaraga dari Bridestory, Diajeng Lestari dari HijUp dan Joshua Kevin dari Talenta.

Sementara untuk mentor asal Silicon Valley yang akan memberikan mentoring di antaranya Vivek Ladsariya, Jeff Quigley, Chris Abshire dan Ken Kurita, semua mentor tersebut berasal dari Fenox VC.

“Nantinya startup terbaik yang mengikuti program akselerator akan diberi dukungan secara menyeluruh usai mengikuti program, melancarkan bisnis hingga startup diakuisisi atau IPO,” kata Anis.

Kegiatan menarik yang digelar oleh GnB sebagai bagian dari program akselerator adalah Demo Day. Berlangsung di Jakarta, para pelaku startup berkesempatan untuk bertemu langsung dengan VC ternama.

“Selain itu kami juga berusaha untuk membawa venture capital terbaik dari seluruh dunia agar berinvestasi di Indonesia sebagai bagian dari program akselerator GnB,” tuntas Anis.