DScussion #46: Ferry Tenka dan Tantangan Orami Pasca Merger

Banyak kendala dan tantangan yang dihadapi industri e-commerce saat ini. Hal inilah yang kemudian menjadi fokus Orami usai mergernya Bilna dan Moxy Febuari 2016 silam. Hal yang menjadi perhatian adalah soal pelayanan dan pengiriman.

Salah satu solusi yang akan dilakukan Orami di Indonesia adalah memastikan pengalaman yang seamless. Mereka juga mengembangkan teknologi operasional yang nantinya secara menyeluruh akan diterapkan oleh Orami secara regional. Berikut adalah wawancara lengkap DScussion dengan CEO Orami Indonesia Ferry Tenka.

MoxyBilna Rebranding Menjadi Orami

Hari ini secara resmi merger yang sebelumnya telah dilakukan oleh Bilna dan Moxy pada awal tahun 2016 kini melebur menjadi satu nama baru yaitu Orami. Di bawah payung Orami, mereka menargetkan konsumen perempuan dengan produk andalan seperti keperluan bayi, perlengkapan rumah, fashion, kebutuhan harian, dan perlengkapan hewan peliharaan.

Merger yang dilakukan oleh Bilna dan Moxy telah melalui proses sekitar dua tahun lamanya, disertai dengan perbincangan serta diskusi lebih mendalam dengan pihak investor, yaitu Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), Gobi Partners, Ardent Capital, Velos Partners, dan co-founder Facebook Eduardo Saverin. Secara keseluruhan funding yang diterima Orami berjumlah $15 juta (sekitar 202 miliar Rupiah).

“Sebuah hal yang luar biasa kami bisa bekerja sama dengan berbagai investor SMDV dengan kekuatan lokalnya, Ardent Capital dengan jangkauannya yang luas di regional, Gobi Partners yang berpengalaman di social commerce dan ekonomi wanita, serta tambahan kekuatan dari orang-orang hebat seperti Eduardo Saverin dan Velos Partners,” kata CEO Orami Jeremy Fichet saat jumpa pers hari ini di JW Marriot Jakarta.

Sinergi dalam bentuk Orami ini disebutkan dilakukan untuk menciptakan sebuah destinasi online paling luas dan besar yang didedikasikan untuk para perempuan, serta turut ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi perempuan yang pesat di regional.

Di Indonesia, Orami menggunakan branding “Bilna by Orami”, sementara di Thailand mereka menggunakan branding “Moxy by Orami”.

Orami berpusat di Jakarta dan mengklaim Januari dan Februari 2016, pasca merger, menjadi bulan terbaik dalam sepanjang sejarah perusahaan. Penggabungan hampir 500 karyawan di Indonesia diklaim berhasil menyatukan dua kultur yang berbeda menjadi satu kesatuan yang saling membangun.

Dengan sistem marketplace yang terkurasi serta model ritel Orami menjanjikan produk berkualitas untuk perempuan yang berasal dari vendor asal Indonesia, Thailand, hingga Tiongkok. Dengan menyasar pasar Indonesia yang semakin pesat perkembangannya, diharapkan semua kebutuhan dapat terakomodir sesuai dengan tagline dari Orami yang baru yaitu “have it all”.

“Indonesia merupakan pasar yang besar, baik dari perkembangan e-commerce hingga minat pasar yang ada. Selain menargetkan konsumen yang cukup besar jumlahnya kami juga ingin bermitra dengan vendor-vendor yang memiliki produk berkualitas dari Indonesia,” kata Jeremy.

Orami mengklaim sebagai satu-satunya layanan e-commerce yang menerapkan model ritel dalam layanan bisnisnya, karena itu menjadi penting untuk memilih vendor berkualitas, melakukan pengiriman barang kepada pelanggan secara seamless hingga penanganan layanan pelanggan yang terbaik.

Social commerce dan collection sebagai kelebihan Orami

Dalam acara peresmian tersebut, disebutkan pula keunggulan yang membedakan Orami dengan e-commerce lainnya, yaitu fitur Social Commerce dan Collection. Dengan fitur Collection, pengguna bisa melakukan kurasi secara personal produk apa saja yang diinginkan mulai dari harga, merek, dan lainnya, kemudian pilihan tersebut bisa dibagikan di semua media sosial yang ada. Sementara untuk Social Commerce, Orami akan menyediakan magazine atau blog yang berisikan informasi, tips dan artikel menarik lainnya khusus untuk wanita.

“Karena 90% produk yang kami hadirkan khusus untuk wanita kami pun berupaya untuk menghadirkan platform yang lengkap untuk pengguna bukan hanya belanja namun juga mengekspresikan diri di media sosial mendapatkan informasi terkini seputar dunia perempuan dan lainnya,” kata Jeremy.

Modal dan kekuatan yang telah didapatkan ini akan digunakan untuk memperkaya pilihan produk-produk untuk wanita secara keseluruhan, fokus untuk memaksimalkan komponen social commerce, mengoptimalkan strategi mobile dan teknologi dalam sebuah platform yang sama dalam satu regional serta memperluas sebuah end-to-end user experience.

Saat ini kunjungan pengguna di situs Orami telah mencapai 3 juta pengunjung setiap bulannya dan 75% di antaranya adalah perempuan, dengan jumlah pemesanan per harinya bisa mencapai 12 ribu pesanan (dalam waktu tertentu).

Orami juga akan memaksimalkan jangkauan untuk berekspansi terhadap pasar-pasar baru di Asia Tenggara. Strategi pemasaran yang dilancarkan oleh Orami selain memanfaatkan media sosial dan lainnya adalah bekerja sama dengan komunitas perempuan yang tersebar di Indonesia.

Saat ini Orami baru bisa diakses di desktop dan mobile browser. Dalam dua bulan mendatang, aplikasi untuk platform Android akan dirilis. Dalam hal teknologi, Orami mengedepankan strategi mobile first.

“Selain memberikan produk berkualitas dan terlengkap, diharapkan dalam waktu 2 tahun ke depan Orami bisa menjelma menjadi e-commerce khusus perempuan terdepan di Indonesia,” tuntas Jeremy.

Moxy dan Bilna Merger Membentuk MoxyBilna

Mengawali tahun 2016, dua layanan e-commerce yang fokus pada perempuan dan keluarga mengumumkan penggabungan operasinya. Moxy, yang didukung Ardent Capital, dan Bilna mengumumkan merger kedua perusahaan menjadi MoxyBilna. Group CEO Moxy Jérémy Fichet menjadi Group CEO MoxyBilna, Co-Founder dan CFO Bilna Eka Himawan menjadi Group CFO, Co-Founder dan CEO Bilna Ferry Tenka menjadi Executive Chairman perusahaan baru dan memimpin operasional di Indonesia, sedangkan pemimpin operasional Moxy di Indonesia Andrew Senduk bakal menjadi Chief Revenue Officer.

Kuatnya cengkeraman layanan e-commerce besutan Rocket Internet berdana besar di Asia Tenggara, seperti Lazada dan Zalora, membuat sejumlah layanan e-commerce lainnya berkonsolidasi untuk menjadi pesaing tangguh. MoxyBilna adalah salah satunya.

MoxyBilna dibentuk didasari kesamaan pangsa pasar. Bilna yang awalnya menyasar pasar ibu dan anak kini melebar ke pasar barang kebutuhan keluarga. Moxy sendiri adalah layanan e-commerce yang fokus ke produk perempuan, termasuk di dalamnya produk untuk anak dan bayi. Moxy, sebelumnya bernama WhatsNew, diluncurkan di Indonesia sekitar 7 bulan lalu.

Secara statistik, perempuan di kawasan ini adalah pendorong utama kegiatan belanja online, dengan 63% melakukan browsing produk dan layanan setidaknya sekali sehari, sedangkan 49% kini memilih berbelanja online ketimbang offline. Setiap laporan dan survei soal e-commerce di Indonesia selalu menempatkan produk perempuan di urutan teratas untuk segmen produk paling dicari.

Dalam pernyataannya, Fichet mengatakan, “Kemitraan ini akan membuat MoxyBilna pemain e-commerce terdepan di kawasan [Asia Tenggara]. Posisi dan jejak Bilna yang kuat di Indonesia, dipadukan dengan kekuatan Moxy di ekosistem e-commerce produk perempuan di Thailand dan Indonesia bakal membentuk entitas serius yang menjadi ‘tujuan belanja perempuan #1 di Asia Tenggara’.”

Tenka menambahkan, “Dengan langkah ini, kami telah menggandakan daya beli dan volume transaksi, secara bersama membentuk skala ekonomi yang jauh lebih berarti dan memudahkan kami menawarkan hal yang lebih baik untuk konsumen kami. Dengan menjadi entitas bersama, kami sekarang memiliki posisi yang baik di Thailand dan Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan dan ekspansi [ke negara lain] dalam waktu 18 bulan.”

Setelah merger, operasional Moxy di Indonesia akan dipegang oleh Bilna, sementara platform dan operasional Bilna bakal menjadi benchmark bagi ekspansi grup ke negara lain. Kantor Bilna di Jakarta akan menjadi pusat operasional MoxyBilna dan kami mendapatkan konfirmasi tidak bakal terjadi layoff akibat merger ini karena mereka sedang ekspansi besar-besaran.

Bilna telah dua kali mengumumkan perolehan pendanaan, yang terakhir sekitar dua tahun yang lalu, dan disebutkan Co-Founder Facebook Eduardo Saverin juga berinvestasi ke layanan ini. Ferry Tenka sendiri merupakan Co-Founder Disdus yang diakuisisi Groupon dan menjadi Groupon Indonesia.

Di tahun 2016 ini, tren konsolidasi bakal menjadi bumbu menarik perkembangan ekosistem startup yang lebih solid, baik untuk pasar Indonesia maupun pasar Asia Tenggara secara umum.

Bilna Berusaha Mewujudkan One-stop Marketplace Untuk Keperluan Keluarga

Bilna Turut Luncurkan Warehouse Perdana Mereka / Bilna

Sekitar enam bulan yang lalu, Bilna yang merupakan marketplace khusus untuk produk keperluan anak dan ibu memperluas kategorinya dengan menambahkan kategori gadget dan elektronik. Kini pihaknya kembali menambahkan beberapa kategori lain guna mengakomodir kebutuhan ibu rumah tangga dengan lebih lengkap. Bilna juga membangun warehouse baru untuk mendongkrak pelayanan di sekitar Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Continue reading Bilna Berusaha Mewujudkan One-stop Marketplace Untuk Keperluan Keluarga

Golden Gate Ventures Prepares $50 Million for Southeast Asian Startups

Golden Gate Ventures just announced its second round of investment in Southeast Asia worth no less than $50 million. During the first round , Golden Gate successfully planted 25 investment worth around $35 million, which was coming from a number of investors including Temasek, Eduardo Saverin (Facebook’s Co-Founder), and Monitor Capital Partners. Golden Gate Ventures’ vision is to bridge Silicon Valley and Asia, in terms of startup development. Continue reading Golden Gate Ventures Prepares $50 Million for Southeast Asian Startups

Bilna Perluas Kategori Barang, Tetap Bidik Kebutuhan Keluarga

Belanja Perlengkapan Anak dan Keluarga di Bilna / Shutterstock

Memanfaatkan pencapaian lebih dari satu juta pengunjung setiap bulannya, Bilna memutuskan memperluas barang yang disediakan di marketplace-nya dengan menawarkan berbagai kategori baru namun dalam target pelanggan yang sama. Perluasannya termasuk dalam kategori gadget dan elektronik.

Continue reading Bilna Perluas Kategori Barang, Tetap Bidik Kebutuhan Keluarga

Tantangan dan Peluang Lansekap E-commerce di Indonesia

Tantangan dan peluang e-commerce di Indonesia
Tantangan dan peluang e-commerce di Indonesia

Empat pelaku e-commerce di Indonesia, Startup Advocate Paypal – Choon Yan Tan, CEO WhatsNew Indonesia – Andrew Senduk, CMO Luxola – Adrien Barthel, dan CEO Bilna – Ferry Tenka, membahas tantangan dan peluang e-commerce ke depannya di Indonesia dalam panel diskusi Echelon Indonesia 2015.

Continue reading Tantangan dan Peluang Lansekap E-commerce di Indonesia

CGI Opens Registration for Startup Incubation Batch 2015 (UPDATED)

A new batch of Ciputra GEPI Incubator’s (CGI) incubation has officially been inaugurated. The program will last for six months, and the selected startups will be guided to seal capital and other benefits. To join the program, startups must register themselves no later than this January. Continue reading CGI Opens Registration for Startup Incubation Batch 2015 (UPDATED)

Ferry Tenka: “Tak ada Jalan Pintas untuk Jadi Entrepreneur”

Lelaki ini pernah memiliki pekerjaan sesuai bidang dikuasai, gaji cukup, namun tetap saja dia merasakan ada sesuatu yang kurang. Parahnya, kalau ditanya pun dia tak tahu apa yang kurang dalam hidupnya saat itu. CEO Bilna Ferry Tenka yang pernah merasakan hal itu.

Continue reading Ferry Tenka: “Tak ada Jalan Pintas untuk Jadi Entrepreneur”

Di Tahun Pertama Bilna Raup Dua Juta Konsumen Dengan Rata-Rata 400 Ribu Rupiah Per Transaksi

Hari ini Bilna merayakan ulang tahunnya yang pertama. Selama satu tahun ini, awak Bilna melakukan kontemplasi, dan mencatat banyak sekali perkembangan dan pertumbuhannya. Pada perayaan ulang tahun pertamanya ini, awak Bilna membuka hasil riset pasarnya.

Continue reading Di Tahun Pertama Bilna Raup Dua Juta Konsumen Dengan Rata-Rata 400 Ribu Rupiah Per Transaksi