Nine Tawarkan Pengalaman Baru Mencari Pasangan di Instagram

Masih ingat dengan fitur BestNine yang dirilis oleh startup asal Jepang bernama Lip Inc akhir tahun 2015 silam? Kampanye pertama yang dilakukan oleh Lip Inc berhasil mengumpulkan 70 juta page views dalam waktu 10 hari saja. Melihat besarnya potensi tersebut, Co-founder dan President Lip Inc Yusuke Matsumura, Ph.D tertarik untuk mengembangkan fitur tersebut menjadi sebuah dating app yang menarik dan tentunya berbeda dengan dating app pada umumnya.

“Saya telah mengamati beberapa dating app mulai populer dikalangan anak muda, saya pun tertarik untuk mencoba namun menemukan aplikasi seperti itu tidak memberikan solusi yang maksimal, proses menggeser ke kiri dan kanan menyenangkan pada awalnya, namun tidak mampu untuk membina hubungan yang serius dan berkelanjutan,” kata Yusuke.

Yusuke bersama partner yang saat ini menjabat sebagai Co-founder dan SEVP Lip. Inc. Mai Sekiguchi kemudian mencoba untuk mengembangkan aplikasi dating app Nine dengan memanfaatkan fitur dan hasil foto terbaik dari Instagram. Bersama tiga engineer, Yusuke dan Mai kemudian mulai membangun sistem yang bukan hanya menarik namun juga memiliki fungsi untuk pengguna. Saat ini Lip Inc telah mendapatkan investasi dari Cyberagent Ventures, Venture United, Primal Capital, dan Incubate Fund. Nine sendiri secara resmi diluncurkan pada bulan Januari 2016 dan mengklaim sudah memiliki konsumen signifikan di Indonesia.

“Saya melihat Instagram merupakan aplikasi sempurna untuk digunakan sebagai referensi dating app, hanya dengan menggunakan 9 foto terbaik profil serta informasi pengguna bisa dengan jelas terlihat, masalah baru yang kami hadapi adalah bagaimana caranya memperkenalkan produk ini kepada publik, dari situlah kemudian muncul ide untuk merilis kampanye BestNine,” kata Yusuke

BestNine merupakan web service sederhana yang memudahkan pengguna Instagram untuk melihat 9 foto paling populer (jumlah Likes terbanyak) sepanjang tahun 2015. Hanya dengan memasukan user ID di situs BestNine, dalam waktu yang tidak terlalu lama muncul tampilan cantik foto populer di Instagram milik pengguna.

“Kami mendapatkan respon yang positif dan strategi pemasaran yang baik bagi kami untuk mempromosikan Nine untuk kemudian menjadi sebuah dating app,” kata Yusuke.

5 Cara mudah menggunakan Nine

Di Indonesia Instagram merupakan salah satu media sosial paling favorit di kalangan pengguna smartphone. Hal ini memudahkan Nine yang sepenuhnya memanfaatkan Instagram sebagai platform untuk pengguna.

“Secara keseluruhan ada 5 langkah mudah yang bisa dilakukan oleh pengguna agar bisa mengakses Nine. Dimulai dari log in dengan akun Instagram yang dimiliki kemudian aplikasi Nine nantinya akan menampilkan pilihan 3 foto profil pengguna lain. Geser tampilan tersebut ke kanan jika suka dan semua bisa dilakukan secara anonymous. Jika Anda dan pengguna Nine lainnya saling menyukai profil masing-masing bisa segera chat,” kata Yusuke.

Semua foto yang tampil dalam Nine merupakan koleksi foto yang kerap di unggah ke Instagram, sehingga Anda sebagai pengguna bisa mengedit terlebih dahulu foto yang kurang berkenan dan menambahkan foto-foto terbaik yang disuka.

“Dengan menggunakan aplikasi Nine, pengguna bukan hanya bisa melihat foto profil Instagram milik pengguna lain, tapi juga bisa melihat informasi terkait (biodata) dan hashtag yang sering digunakan,” kata Yusuke.

Saat ini Lip Inc mengklaim telah memiliki 130 ribu pengguna yang sudah mendaftarkan akunnya ke Nine. Untuk aplikasi Nine sendiri saat ini masih tersedia di platform iOS saja. Untuk Android, Yusuke menjanjikan pertengahan bulan Februari akan segera dirilis.

Tahun 2016 ini Lip Inc memiliki rencana untuk mengembangkan fitur-fitur menarik untuk bisa menambah lebih banyak minat serta jumlah pengguna. Beberapa fitur baru yang akan segera diluncurkan, di antaranya adalah Picture Editor.

“Untuk saat ini pengguna masih belum bisa untuk memilih 9 foto pilihan, dengan pembaruan terkini nantinya pengguna bisa melakukan modifikasi dari pilihan yang ada,” kata Yusuke.

Didukung MNC Group, Layanan Fashion E-Commerce Premium BrandOutlet Hadir

Satu lagi fashion e-commerce lokal hadir di Indonesia. Adalah BrandOutlet, fashion e-commerce pertama yang didirikan oleh MNC Group, yang telah resmi beroperasi dan mencoba bermain di fashion e-commerce yang memiliki pasar yang besar di tanah air.

BrandOutlet memfokuskan pada label-label mode dan kecantikan pilihan dengan standar premium untuk laki-laki, perempuan, hingga anak-anak. BrandOutlet menghadirkan brand lokal dengan persentase 60% dan internasional sebanyak 40% dari total keseluruhan brand yang dijual. BrandOutlet milik MNC disebutkan tidak memiliki afiliasi dengan Brand Outlet yang berbasis di Inggris.

“Kami menargetkan semua pria dan wanita yang memiliki ketertarikan cukup besar dengan dunia fashion kelas premium, ragam produk fashion dan kecantikan kami hadirkan khusus untuk kalangan A+ dan B di Indonesia,” kata Chief Commercial Officer Valencia Tanoesoedibjo dalam acara soft launching BrandOutlet hari ini di Jakarta.

Nantinya vendor yang ingin bergabung dengan Brand Outlet harus memiliki kualitas pakaian yang prima serta model dan signature style yang elegan dan sophisticated, semua proses penyaringan vendor dilakukan oleh tim BrandOutlet.

“Untuk saat ini kami masih memilih siapa saja brand dan desainer yang layak untuk bermitra dengan BrandOutlet. Sebagai semi-marketplace kami ingin memberikan pilihan fashion yang terbaik untuk pelanggan,” ungkap Valencia, yang juga adalah anak pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

Ditambahkan juga oleh Valencia, sistem yang ada di BrandOutlet yaitu menjual produk yang sudah ready stock. Tersedia pula alternatif lain yang bisa dipilih yaitu produk-produk new arrival milik vendor dan desainer yang harus melalui proses pre-order.

“Kita usahakan semua produk pre-order tidak lebih dari 1 bulan pengirimannya, pilihan ini kami hadirkan untuk pelanggan setelah melihat makin banyaknya minat dari vendor dan desainer yang ingin menawarkan produk baru untuk pelanggan BrandOutlet,” kata Valencia.

Valencia enggan menyebutkan berapa besar investasi yang dikeluarkan oleh MNC Group untuk membangun BrandOtlet. Sejak kembangkan pertangahan tahun yang lalu dan mulai bisa diakses publik bulan Desember 2015, BrandOutlet telah memiliki sejumlah pelanggan dan transaksi aktif setiap harinya, serta ratusan brand serta produk pilihan dari desainer lokal.

Rencananya pada bulan Mei atau Juni, BrandOutlet akan menggelar grand launching dan turut mengundang partner, dalam hal ini pihak restoran, perusahaan telekomunikasi, dan lainnya.

Digital fashion show BrandOutlet

Saat ini BrandOutlet baru bisa diakses melalui desktop dan mobile web. Aplikasi mobile di platform Android dan iOS rencananya akan segera diluncurkan pada bulan April mendatang. Sementara itu, sistem pembayaran pilihan yang ditawarkan BrandOutlet adalah kartu kredit, ATM, dan Mandiri ClickPay.

Dalam hal pemasaran, BrandOutlet mengandalkan sepenuhnya koneksi yang dimiliki grup media terbesar dan terintegrasi di Asia Tenggara yaitu MNC Group. Nantinya secara berkelanjutan akan dilakukan promosi melalui televisi, radio, media online, media cetak di kanal-kanal MNC Group untuk mempromosikan brand serta vendor yang telah bermitra dengan BrandOutlet.

“Tentunya hal ini merupakan promosi yang menguntungkan bagi vendor kami yang ingin mendapatkan exposure lebih dengan bergabung bersama BrandOutlet. Kami pastikan semua pemasaran bisa dimanfaatkan dengan channel yang telah ada,” ungkap Valencia.

Untuk melengkapi informasi seputar fashion dan produk kecantikan untuk pelanggan, BrandOutlet juga memliki blog khusus BOmagz, sebagai kanal khusus yang ada dalam situs BrandOutlet. BrandOutlet juga menyediakan digital fashion show dan Bowalk.

“Untuk mendukung kegiatan kami, dalam waktu dekat BrandOutlet juga akan menggelar digital fashion show khusus untuk vendor dan desainer BrandOutlet. Rencananya semua produk fashion off the runway akan bisa dibeli oleh pelanggan BrandOutlet,” kata Valencia.

Pasca Perolehan Pendanaan, Layanan Berlangganan Pusat Kebugaran KFit Segera Perluas Layanan ke Indonesia

Setelah mendapatkan pendanaan Seri A sebesar $12 juta dari Venturra Capital, SIG, dan Axiata Digital Innovation Fund, aplikasi KFit yang menawarkan keanggotaan di berbagai pusat kebugaran tampaknya dalam waktu dekat akan berekspansi ke Indonesia. Layanan ini sempat membuka lowongan pekerjaan yang berbasis di Jakarta.

Telah hadir di 8 negara, Indonesia merupakan negara tujuan selanjutnya untuk ekspansi di Asia Tenggara. Rencana ini dibuktikan dengan sempat beredarnya iklan lowongan pekerjaan yang dibuka KFit khusus untuk Indonesia. Posisi yang dicari KFit adalah Business Development Executive.

Kapan rencana KFit akan meresmikan layanannya di Indonesia, hingga kini DailySocial belum mendapatkan konfirmasi. Indikator menarik jelas adalah masuknya Venturra Capital, yang berbasis di Jakarta, sebagai pemimpin putaran pendanaan kali ini.

Melihat kemudahan yang ditawarkan, KFit sepertinya menjawab kegelisahan masyarakat  yang ingin rutin berolahraga di pusat kebugaran dan kerap disulitkan dengan persyaratan pendaftaran, pembatalan, keterbatasan lokasi penggunaan pusat kebugaran dan tempat fitness hingga biaya bulanan yang dibebankan.

“Kami dari KFit selalu bertanya bagaimana cara terbaik untuk membantu masyarakat menemukan tempat fitness dan pusat kebugaran di sekitar. Akhirnya kami membuat aplikasi yang tepat untuk menjawab kebutuhan tersebut,” kata CEO KFit Joel Neoh kepada TechCrunch.

KFIT adalah layanan online-to-offline untuk keanggotaan di pusat kebugaran. Melalui aplikasi di iOS dan Android dan membayar biaya keanggotaan bulanan, pengguna sudah bisa berolahraga di berbagai tempat kebugaran di lokasi yang sudah bermitra. Saat ini KFIT telah bermitra dengan 4500 pusat kebugaran dan tempat fitness, serta menerima 250 ribu reservasi dari pengguna.

Ingin menjadi active lifestyle platform

Berawal dari model bisnis yang memudahkan pengguna untuk mendaftarkan diri menjadi anggota pusat kebugaran, saat ini KFit telah melakukan inovasi dengan menambahkan fitur-fitur baru serta pilihan lebih kepada pelanggan.

“Saat ini KFIT mulai berevolusi menjadi ‘active lifestyle platform’ yang nantinya akan memperluas layanannya lebih dari sekedar pusat kebugaran dan tempat fitness saja.” kata Joel.

Ekspansi tersebut nantinya akan memfokuskan seputar layanan kebugaran terpadu, bukan menjadi marketplace alat-alat olahraga dan produk terkait lainnya. Intinya KFit ingin menjadi layanan online-to-offline terlengkap untuk kebugaran dan fitness di kawasan Asia Pasifik.

Tahun 2016 ini KFit berencana secara agresif mengumpulkan pendapatan, setelah tahun sebelumnya, hingga kuartal ketiga, sekitar 80% dana yang dimiliki telah dihabiskan untuk menambah jumlah tim.

Bantu UKM dan Startup Dapatkan Investasi, OJK Buat Regulasi Khusus di Pasar Modal

OJK mencatat, dari data yang dimiliki saat ini, masih ada sekitar 54 juta UKM yang kesulitan mendapatkan pendanaan dari bank. Regulasi yang ada mengharuskan UKM dan startup untuk memenuhi persyaratan ketat yang dikeluarkan oleh BI dan OJK jika ingin meminjam dana yang besar untuk pengembangan usaha. Hal tersebut cukup memberatkan UKM dan startup, yang pada akhirnya lebih memilih untuk mendapatkan investasi dari angel investor hingga ventura kapital asing.

Menjawab kendala tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Nurhaida menegaskan secara eksplisit, selaku regulator OJK ingin mendorong perkembangan UKM dan juga startup. Dalam 5 tahun terakhir OJK mencatat UKM dan startup merupakan kelompok industri yang turut mendukung ekonomi nasional. Banyak UKM yang berkembang namun masih belum memiliki akses pendanaan dari Bank.

“Kami usahakan bagaimana UKM mendapat jalan keluar, maka kami pertimbangkan masuk ke pasar modal. Akan tetapi tidak gampang untuk masuk bursa karena harus ada syarat modal minimum, underwriter yang merupakan biaya bagi mereka. UKM di satu sisi berpotensi berkembang tetapi terlalu kecil untuk masuk papan reguler,” ujarnya Nurhaida kepada Bareksa.

Nantinya OJK akan melakukan pengkajian UKM dan startup yang ingin mengembangkan usahanya melalui saham perdana (IPO) di lantai bursa. OJK dan pihak terkait juga akan memastikan membuat aturan khusus dan juga memisahkannya dari yang sudah ada saat ini untuk menjamin likuiditas saham bagi investor.

Melibatkan angel investor bantu UKM dan startup

Salah satu kendala yang saat ini tengah dijajaki solusinya oleh OJK adalah terkait dengan papan utama dan papan pengembangan. Papan utama untuk perusahaan yang memiliki minimal aset Rp 100 miliar, sementara itu papan pengembangan untuk para emiten yang belum dapat memenuhi persyaratan utama namun memiliki potensi untuk berkembang, dengan nilai aset minimal Rp 5 miliar.

Yang menjadi kendala saat ini untuk UKM dan startup adalah kedua bidang usaha tersebut belum tentu dapat memenuhi syarat untuk menawarkan saham di bursa dan belum layak tercatat di papan pengembangan. Hal itu juga akan menjadi pertimbangan para investor yang akan melakukan perdagangan di bursa.

Mengakali kendala tersebut OJK bersama BEI berencana untuk memasukan UKM dan startup ke papan pengembangan khusus, dengan memanfaatkan angel investor yang diharapkan dapat mendukungan perkembangan usaha UKM dan startup layak masuk ke pasar modal.

“Kalau perdagangan tidak likuid, saham mereka tidak menarik. Maka, kami harus mempersiapkan selengkap mungkin, termasuk siapa yang akan membantu perdagangan sekunder di bursa. Bila masuk di papan tetapi tidak ada perdagangan kan sayang,” kata Nurhaida.

Akan disiapkan sistem pembentuk pasar (market maker) yang akan memastikan saham lebih mudah diperdagangkan atau likuid. Rencana ini merupakan bagian program OJK tahun 2016.

Justin Kan dan Pengalamannya Sebagai Entrepreneur Kelas Dunia

Akhir pekan lalu (30/01), entrepreneur kelas dunia asal Amerika Serikat yang sebelumnya telah sukses mendirikan Justin TV, Twitch, dan saat ini memegang posisi sebagai Partner di venture capital Y Combinator Justin Kan hadir di Jakarta dalam suatu sesi Ask Me Anything yang digelar layanan fintech Xendit dan @America. DailySocial turut hadir dalam acara tersebut dan mencermati beberapa poin penting tentang pengalamannya sebagai seorang entrepreneur.

Nama Justin Kan tentunya sudah tidak asing lagi dikalangan pelaku dan penggiat startup. Kesuksesannya meniti karir sebagai entrepreneur telah dimulai sejak pertama kali ia membuat Kiko, sebuah AJAX web calendar bersama rekannya Emmet Shear. Dengan model bisnis yang sederhana, Justin berhasil menjual idenya tersebut kepada investor untuk mendapatkan pendanaan.

“Ketika melakukan penggalangan dana pastikan Anda selaku pendiri startup meninggalkan kesan kepada investor jika mereka tidak menginvestasikan kepada startup Anda akan rugi besar dan kehilangan momen yang berharga,” kata Justin.

Namun demikian, setelah mulai berjalan, web calendar miliknya tidak terlalu banyak digunakan oleh masyarakat. Untuk bisa mengembalikan pendanaan yang diberikan oleh investor, Justin dan rekan akhirnya menjual perusahaan miliknya melalui eBay ke Tucows.

“Pengalaman tersebut tentunya membuat saya lebih percaya diri dan belajar dari kesalahan yang telah dibuat. Ternyata salah satu kunci kesuksesan untuk menjadi entrepreneur yang sukses adalah buat produk yang baik, lemparkan ide tersebut ke publik,” kata Justin

Cara unik yang ditempuh oleh Justin untuk menjual perusahaan melalui eBay ternyata membuahkan hasil. Tidak lama kemudian perusahaan pertama miliknya telah resmi terjual.

Setelah gagal membangun usahanya yang pertama, Justin kemudian mulai mengembangkan ide untuk membangun usaha yang baru. Munculah ide untuk membuat live streaming reality show Justin.TV. Ide unik dan tergolong segar tersebut ternyata disambut dengan baik oleh Paul Graham dari Y Combinator, yang kemudian bersedia untuk memberikan investasi kepada Justin untuk mengembangkan Justin.TV.

Kehadiran Justin.TV kemudian melahirkan ide untuk membuat Twitch, platform video dan komunitas untuk para gamer. Para gamer dari seluruh dunia bisa terhubung dengan sistem dari Twitch, mereka bisa menyiarkan, menonton dan chatting dengan siapa dan darimana pun ketika bermain.

“Twitch dibangun berdasarkan feedback yang kami terima dari para pengguna Justin.TV. Mereka melemparkan ide alangkah baiknya jika mereka bisa melihat para gamer profesional sedang bermain dan ditayangkan secara live stream online, kami akhirnya mulai merubah platform dan membuat Twitch,” kata Justin.

Justin mengklaim saat ini pengguna Twitch di seluruh dunia sudah mencapai 100 juta orang setiap bulannya. Pada tahun 2014 perusahaan raksasa Amazon membeli Twitch  dengan nilai $970 juta (atau sekitar Rp 13 triliun). Video-video Twitch sudah menjangkau lebih dari 55 juta gamer. Rata-rata, menurut Justin, pengguna menonton 106 menit per hari.

Ciptakan ide bisnis yang unik dan tentunya bersifat ‘niche’ untuk memulai startup, tahap selanjutnya, ketika ide sudah ditentukan, buat produk yang menarik dan langsung lemparkan produk tersebut ke publik,” kata Justin.

Asia Tenggara dan potensinya menjadi kawasan startup terpadu

Saat ini Justin Kan menjabat sebagai Partner di Y Combinator. Salah satu tugas yang dibebankan kepadanya adalah mencari startup-startup baru yang yang berpotensi untuk diberikan investasi oleh Y Combinator.

Selama ini Y Combinator mencatat dari 12 ribu startup yang mengirimkan pitch deck-nya, hanya sekitar 100 startup yang kemudian dilirik oleh Y Combinator (0,8%). Saat ini Y Combinator telah menghasilkan 800 startup, 1600 founder dengan nilai total valuasi keseluruhan berjumlah $65 miliar (sekitar Rp 890 triliun).

Startup yang telah mendapatkan pendanaan dari Y Combinator di antaranya adalah airbnb, Dropbox, Twitch, Xendit, wepay, 9gag, reddit, codeacademy dan masih banyak lagi. Selain Amerika Serikat, saat ini Y Combinator telah melakukan investasi di negara-negara seperti India, Indonesia, Tiongkok, Singapura Amerika Latin hingga Afrika.

“Kami selalu memilih ragam startup untuk didanai mulai dari e-commerce, fintech dan lainnya. Pastikan dengan jelas Anda mengetahui bisnis yang anda jalankan dan seorang Founder harus memiliki insight serta skill yang baik untuk mengembangkan startup mereka,” kata Justin.

Asia Tenggara merupakan pasar yang dibidik secara khusus oleh Y Combinator saat ini, meskipun belum banyak startup yang didanai (kurang lebih hanya sekitar 1% jumlahnya). Justin melihat Indonesia memiliki potensi yang besar untuk investasi.

“Masyarakat indonesia banyak jumlahnya dan sebagian besar dari mereka menggunakan smartphone secara rutin. Pasar tersebut yang tentunya kami bidik sebagai pasar yang luar biasa,” ungkap Justin.

Kerika ditanya startup seperti apa yang berpotensi besar di Indonesia, Justin menyebutkan fintech merupakan sektor yang cukup menjanjikan. Faktanya adalah saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bankable, merupakan pasar yang memiliki potensi besar untuk dibidik.

Sektor lain yang juga menarik perhatian Justin adalah layanan on-demand seperti yang telah dilakukan oleh Go-Jek, Uber dan Grab.

“Di Amerika Serikat mahal sekali untuk mempekerjakan pegawai, sehingga sulit untuk mengembangkan model bisnis seperti Go-Jek yaitu dengan kemitraan. Tidak heran ketika layanan on-demand seperti Go-Jek cukup populer dan disukai oleh publik dan tentunya digunakan setiap harinya,” ungkap Justin.

Dalam kesempatan tersebut Justin juga melihat layanan Go-Massage yang dihadirkan oleh Go-Jek cukup menarik dan berpotensi menjadi besar untuk ke depannya.

Good growth vs bad growth

Salah satu poin penting yang juga dibagikan Justin adalah bagaiamana mendiferensiasi antara pertumbuhan yang baik atau buruk pada startup. Pertumbuhan yang baik atau good growth tentunya adalah ketika produk startup disukai oleh pengguna dan memiliki jumlah pengguna yang aktif setiap harinya. Namun demikian jika saat ini produk yang Anda miliki belum memiliki traksi yang cukup signifikan, tidak ada salahnya untuk mempertahankannya.

“Apakah buruk membuat sesuatu yang tidak menghasilkan uang? Jika produk tersebut terbukti bermanfaat dan digunakan oleh beberapa pengguna saja, carilah investor yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mengembangkan. Jika saat ini belum banyak traksi, kemungkinan besar suatu hari nanti akan berpotensi untuk sukses,” tuntas Justin.

Berrybenka Hadirkan Pop Up Store di Kota Medan

Salah satu komitmen dari Berrybenka tahun 2016 ini adalah menghadirkan pengalaman online-to-offline (O2O) yang bertujuan untuk menjangkau penetrasi yang lebih luas, mendukung dan menjadikan Berrybenka sebagai fashion brand lokal terbesar dan menjadi fashion e-commerce yang customer focus. Rencana tersebut sebelumnya disampaikan secara langsung oleh CEO Berrybenka Jason Lamuda.

“Pelanggan adalah inspirasi terbesar dan alasan di balik semua hal yang kami lakukan. Tiga komitmen kami untuk tahun 2016 di antaranya adalah menghadirkan pengalaman online-to-offline (O2O) yang terintegrasi,” kata Jason.

Dalam kesempatan tersebut Jason juga memaparkan rencananya untuk menggelar pop up store di kota-kota besar Indonesia.

Setelah sebelumnya menggelar pop up store di Bandung, akhir bulan Januari ini, Berrybenka membuka pop up store di kota Medan, tepatnya mulai tanggal 29 Januari hingga 28 Februari 2016 di Mal Centre Point lantai dasar. Dalam kegiatan kali ini, Berrybenka bermitra dengan Bank Mandiri dan Indosat Ooredoo.

“Sebagai salah satu pelopor fashion e-commerce yang membawa pengalaman belanja online di Indonesia, Berrybenka terus bertumbuh dan menjadi destinasi belanja favorit bagi semakin banyak pelanggan kami. Tahun ini salah satu komitmen kami adalah menghadirkan pengalaman online-to-offline (O2O) yang terintegrasi demi menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh nusantara, salah satunya lewat pop up store di kota Medan ini,” kata  Managing Director PT Berrybenka Danu Wicaksana dalam rilisnya hari ini.

Berrybenka Pop Up Store menghadirkan kemudahan pengambilan produk di Pop Up Store via “COD (Cash On Delivery) Station” khusus untuk pelanggan di Medan dan sekitarnya, serta free wrapping box dengan kotak kemasan spesial Berrybenka edisi Valentine untuk pembelanjaan tertentu.

Portal Berita Online Facetofeet Hadirkan Informasi Tren Fashion dan Makeup

Sejak tahun 90an sudah banyak blogger-blogger bermunculan di Indonesia, namun sepak terjangnya semakin diperhitungkan pada tahun 2015 silam. Sudah banyak blogger-blogger yang menuai kesuksesan dengan hanya bermodalkan ulasan di blog pribadi miliknya. Berawal dari kesuksesan blog pribadi yang dimilikinya, Sasya, fashion dan beauty blogger muda berusia 26 tahun, kemudian mulai mengembangkan ide bisnis untuk membuat sebuah portal berita online yang berisikan informasi lengkap seputar dunia kecantikan dan gaya hidup perempuan. Portal ini juga berusaha membantu perempuan menemukan produk kecantikan yang tepat melalui berbagai ulasan produk.

Dibantu suaminya Ramadhan Pradhana, selaku Co-Founder Facetofeet yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja di bidang teknologi dan pemrograman, situs Facetofeet hadir di Indonesia.

“Awalnya saya memberikan advice apa saja yang harus di rapihkan untuk blog Sasya istri saya, karena memang basic saya orang product mantan pegawai Detik dan MatahariMall. Setelah itu kami berpikir kenapa tidak sekalian saja punya media yang jangkauannya lebih besar lagi. Tidak hanya bicara tentang makeup tapi masuk ke fashion dan lifestyle,” kata Ramadhan.

Telah hadir sejak tahun 2014, Facetofeet tidak hanya memberikan berita seputar dunia kecantikan dan gaya hidup perempuan, tetapi juga berusaha membantu untuk menemukan produk kecantikan yang tepat melalui berbagai ulasan produk, memberikan berbagai tips yang menarik agar perempuan bisa menemukan identitas diri mereka melalui makeup dan fashion yang tepat.

Redaksi Facetofeet dipimpin Sasya, beauty blogger yang terkenal dengan blog HelloSasyachi.com dan telah memiliki pengalaman di bidang kecantikan. Selain artikel dan ulasan produk, Facetofeet juga menghadirkan video tutorial dan juga kolom ‘Ask Sasyachi’ yang memudahkan para pembaca bertanya langsung seputar kecantikan kepada Sasya.

“Sekarang ini kami baru membagi berita per channel. Untuk fiturnya di awal bulan Januari ini kami membuat microsite untuk Chief Editor kami dengan nama Ask Sasyachi. User dapat bertanya dengan Sasya [tentang] apapun, mulai dari makeup, kecantikan dan lainnya,” kata Ramadhan.

Bantuan pendanaan dari angel investor

Sejak awal didirikan, Facetofeet mengandalkan pendanaan pribadi, namun dengan makin besarnya rencana pengembangan yang ada, baru-baru ini Sasya dan Ramadhan telah mengantongi investasi dari angel investor lokal.

“Kami beruntung mendapatkan dana dari beberapa angel investor yang penting di Indonesia dan kami belum bisa memberikan infonya siapa saja saat ini. Kami gembira karena dengan suntikan ini traction di arah yang benar dan kami bersyukur atas kepercayaan ini dan berharap semoga akan membuat Facetofeet bisa berkembang lebih besar sesuai dengan plan kami,” kata Ramadhan.

Dengan menargetkan wanita Indonesia usia 18 hingga 35 tahun, hingga kini Facetofeet telah memilki tiga kontributor yang bertugas untuk memberikan informasi, tips, dan ulasan seputar tren produk kecantikan dan fashion. Secara keseluruhan jumlah pegawai FacetoFeet saat ini 10 orang, 5 orang di antaranya adalah pegawai tetap.

“Kami masih melakukan proses pencarian siapa saja kontributor yang tepat untuk bergabung dengan kami, sejak awal kami buat artikel yang paling banyak di baca adalah artikel tentang kecantikan, tips dan tutorial, untuk artikel mengenai lifestyle / relationship juga sangat juga ramai dibaca,” kata Ramadhan.

Strategi pemasaran dan target tahun 2016

Hingga akhir tahun 2015, Facetofeet mencatat jumlah pengunjung yang mengakses situs berjumlah 90 ribu dengan jumlah pageviews 750 ribu. Target Facetofeet tahun ini, dengan mengandalkan pemasaran melalui media sosial dan pendanaan yang baru saja didapatkan, adalah jumlah pengunjung setiap bulannya bisa mencapai 250 ribu.

“Selain pemanfaatan media sosial secara offline, kami juga berencana untuk mengikuti ragam bazaar, pop up market dan lainnya. Sementara dari sisi konten lebih ke arah video. Kami akan mencoba membuat tutorial video yang menarik dengan gaya Facetofeet, merapikan branding mulai dari logo hingga desain baru yang bertujuan untuk memperkuat identitas kita,” tutup Ramadhan.

XL Axiata dan SK Planet Kembali Suntik Dana 695 Miliar Rupiah untuk Elevenia

Platform marketplace elevenia awal tahun 2016 ini kembali mendapatkan pendanaan dari pemiliknya, XL Axiata dan SK Planet Korea Selatan sebesar $50 juta (sekitar 695 miliar Rupiah). Secara keseluruhan jumlah total investasi yang didapatkan elevenia sejak awal didirikan, hampir dua tahun yang lalu, adalah sekitar $110 juta (1,5 triliun Rupiah).

Dalam acara temu media hari ini, CEO elevenia James Lee mengungkapkan kesuksesan yang telah diraih oleh tim elevenia selama dua tahun beroperasi merupakan kepercayaan yang diberikan oleh investor dan stakeholder sehingga awal tahun ini elevenia kembali menerima dana segar.

“Tentunya dengan jumlah investasi yang baru dikucurkan target transaksi untuk tahun 2016 harus meningkat jumlahnya, setelah tahun 2015 elevenia berhasil mendapatkan nilai transaksi sebesar Rp 1,3 triliun. Tahun 2016 ini kami menargetkan jumlah transaksi sebesar Rp 3,5 triliun,” kata James.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk aktivitas pemasaran, pengembangan platform, service dan produk, menambah jumlah pegawai, dan memindahkan kantor pusat elevenia ke gedung yang lebih besar.

“Untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen kami juga butuh untuk memaksimalkan seluruh aset yang telah kami miliki,” ungkapnya.

elevenia mengklaim sebagai market innovator di awal tahun ini telah memiliki rata-rata 20 ribu transaksi per hari, 4 juta produk yang tersedia di desktop dan aplikasi, 30 ribu penjual, 2 juta anggota yang terdaftar. Sementara itu hingga bulan Januari 2016 kunjungan di situs serta aplikasi secara keseluruhan berjumlah 40 juta pengunjung.

“Kami tidak pernah berhenti berinovasi untuk terus memberikan yang terbaik bukan hanya bagi konsumen, seller namun juga partner yang selama ini telah memberikan rasa percaya mereka kepada kami sebagai salah satu pemain di dunia e-commerce Indonesia,” kata James.

Mendukung National Payment Gateway

Dalam kesempatan yang sama turut hadir CFO Elevenia Lila Nirmandari. Terkait rencana pemerintah untuk membuat National Payment Gateway, Lila mengungkapkan pihaknya mendukung rencana pemerintah.

“Selama peraturan tersebut tidak menyulitkan dan tentunya melibatkan pihak-pihak yang tepat pada proses pembuatannya kami melihat tidak ada masalah dan akan mendukung semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah begitu juga dengan roadmap e-commerce dan perpajakan,” kata Lila.

Selama ini Lila mencatat transaksi terbesar yang dipilih oleh pengguna di elevenia sebagian besar berasal dari bank transfer dengan persentase sebanyak hampir 50%, disusul dengan kartu kredit sebesar 30%. Sementara untuk metode pembayaran lain, seperti e-money, masih sedikit jumlahnya yaitu hanya 1% saja.

“Kami melihat saat ini pengguna masih kesulitan untuk melakukan pembayaran dengan e-money, karena biasanya masing-masing operator memiliki batasan dan tidak memberikan kebebasan kepada penggunanya, mungkin ini bisa juga dijadikan masukan agar bisa dikoreksi oleh operator,” ungkap Lila.

Hal menarik yang juga disampaikan oleh Lila adalah selama ini elevenia tidak pernah menawarkan metode pembayaran dengan Cash on Delivery (COD), pilihan pembayaran yang selama ini cukup populer oleh pembeli e-commerce di Indonesia.

“Kami melihat sejak awal COD cenderung mengalami kegagalan sebanyak 30%, untuk itu elevenia tidak pernah untuk menambah pilihan pembayaran COD sekarang dan seterusnya,” kata Lila.

Hingga kini elevenia mengklaim produk seperti pulsa, token pulsa eletrik dan pln serta voucher lainnya masih menjadi pilihan pengguna ketika menggunakan elevenia. Sementara itu untuk produk lainnya yang juga banyak di incar adalah smartphone, fashion dan produk kecantikan.

Saat ini elevenia juga tengah mempersiapkan layanan baru yang sudah mulai ditawarkan kepada masyarakat yaitu mobile gift card, yaitu fitur yang memudahkan pengguna untuk mengirimkan ragam pilihan gift card untuk teman, keluarga dan lainnya melalui smartphone. Terdapat 35 partner yang saat ini sudah  bermitra dengan elevenia dan jumlahnya akan terus ditambah hingga Maret 2016 mendatang.

“Saat ini fitur gift card sudah bisa diakses oleh pengguna namun masih terbatas jumlahnya. Diharapkan pada bulan Maret mendatang kami sudah bisa meluncurkan secara resmi produk menarik ini,” kata Lila.

Mengajak pelaku UKM bermitra dengan elevenia

Untuk lebih menjangkau pelaku UKM, elevenia juga kerap melakukan kegiatan offline di berbagai kota di Indonesia, diharapkan dengan kegiatan ini dapat mengedukasi para pelaku UKM yang belum terbiasa berjualan dan membeli produk secara online, dan tentunya menarik lebih banyak pelaku UKM untuk menjadi seller di elevenia.

Terkait dengan pembangunan gudang yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh pelaku e-commerce lainnya di Indonesia, elevenia seperti yang ditegaskan oleh James Lee tidak berniat untuk membangun gudang penyimpanan di Indonesia.

“elevenia tidak ada rencana untuk membangun gudang, karena kami melihat cukup besar kendalanya jika harus membangun gudang dan menampung barang-barang dari para seller kami untuk dikirimkan kepada pembeli. Untuk itu kami akan terus mengandalkan kemitraan dengan partner logistik kami, seperti JNE, TIKI, First Logistic dalam hal logistik,” kata James.

Di kesempatan tersebut James juga mengungkapkan sebagian besar pengguna terdaftar dan tidak terdaftar di elevenia menggunakan mobile untuk mengakses dan membeli semua produk yang ada di elevenia.

“Kami mencatat hampir 65% pengguna mengakses dan membeli produk elevenia langsung dari smartphone, membuktikan Indonesia memang negara mobile dengan jumlah penggunaan kartu prepaid terbanyak dan platform Android paling populer,” tuntas James.

Girls in Tech dan Impiannya Mendukung Kemajuan Perempuan Indonesia di Dunia Teknologi

Fakta menunjukkan ketika perempuan diminta untuk memberikan ide membuat suatu produk yang bersentuhan dengan teknologi, sebagian besar dari mereka akan berusaha membuat suatu produk yang berfungsi dan dibutuhkan oleh sesama perempuan. Hal tersebut yang ditangkap oleh Co-CEO Think.Web Digital and Technology Agency Anantya yang juga menjabat sebagai Co-Founder Girls in Tech Indonesia.

“Ada yang memiliki ide membuat marketplace bagi para penyuka craft sampai ada ide yang bertujuan untuk membantu para perempuan untuk bisa stand up against bullying. Hal ini memperlihatkan bahwa adopsi teknologi dan juga kemudahan akses pada informasi dan pengetahuan memungkinkan lebih banyak perempuan untuk memulai inisiatif mereka,” kata Anantya.

Anantya juga mencatat dalam waktu dua tahun terakhir eksistensi perempuan di dunia teknologi, startup dan lainnya telah menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Mulai dari munculnya CEO-CEO perempuan, hingga angel investor dan programmer.

Salah satu kegiatan yang diinisiasi Girls in tech Indonesia untuk terus memberikan motivasi, pembelajaran serta menampung minat serta ide perempuan Indonesia adalah dengan menggelar kompetisi WomenWin beberapa waktu lalu.

“Dari activity WomenWin, saya melihat ada banyak perempuan yang mengirimkan ide dan juga rencana bisnis yang mempergunakan teknologi sebagai enabler mereka,” ungkap Anantya.

Visi dan misi Girls in Tech

Dimulai dari keinginan untuk saling berbagi informasi, berkembang lebih jauh dan juga berkolaborasi, Anantya bersama dengan dua teman lainnya yaitu Aulia Halimatussadiah, CTO Nulisbuku.com, dan Ria Ariyanie, Managing Director Talk Link, sepakat untuk membentuk wadah khusus untuk para wanita yang bekerja di bidang teknologi atau yang memiliki passion dan ingin tahu lebih jauh seputar teknologi.

“Kami sepakat untuk kemudian berafiliasi dengan sebuah wadah global dalam Girls In Tech dengan menghadirkan chapter Indonesia. Kebetulan kami memiliki visi dan misi yang sama dan berusaha untuk selalu menghadirkan tambahan pengetahuan, sebagai teman ngobrol bareng dan juga sama-sama melakukan peningkatan diri dengan bantuan teknologi,” kata Anantya.

Girls In Tech Indonesia secara rutin menghadirkan meetup tahunan dan juga acara ngobrol bareng. Salah satu kegiatan terakhir yang dilakukan adalah program WomenWin yang berhasil mengidentifikasi perempuan-perempuan dengan luar biasa dan membantu mereka leverage more dengan dorongan teknologi.

Di tahun 2016 ini Girls in Tech senantiasa mendukung seluruh upaya para perempuan Indonesia untuk bisa menguasai dan mengetahui lebih teknologi dan hal-hal terkait lainnya. Salah satu kegiatan rutin yang terbukti membantu para perempuan Indonesia membuka diri dan menambah wawasan adalah kegiatan sharing atau berbagi.

“Girls In Tech dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tempat ngobrol dan juga untuk berkembang bersama dengan bantuan teknologi. Oleh karena itu sharing adalah salah satu hal yang menjadi core dalam beragam kegiatan yang Girls In Tech Indoensia lakukan. Mulai dari sesi sharing soal teknologi, sesi workshop yang membahas topik yang lebih spesifik, sampai sesi mentoring intensif yang dilakukan bersama dengan dukungan lokal dan global resource,” kata Anantya.

Tantangan perempuan Indonesia tahun 2016

Salah satu kendala terbesar dan tentunya masih menjadi tantangan para perempuan Indonesia saat ini adalah rendahnya belief system atau tingkat kepercayaan yang dimiliki masyarakat dan juga mungkin perempuan itu sendiri, belief system dan image yang menyatakan bahwa teknologi itu identik dan hanya dikuasai kalangan laki-laki saja.

“Padahal sebenarnya tidak demikian, saya mengalami sendiri bahwa banyak sekali perempuan di sekeliling saya yang sangat fasih menggunakan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka dan juga dalam mendukung aktivitas pekerjaan/bisnis yang mereka lakukan. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan untuk mencoba dan juga keterbukaan akses terhadap informasi/pengetahuan. Ini yang coba untuk dijembatani oleh Girls In Tech melalui rangkaian workshop dan sharing session yang dilakukan,” kata Anantya.

Masih banyak tentunya rencana serta target dari Girls in Tech sepanjang tahun 2016 ini, sebagai wadah bagi para perempuan yang ingin mengembangkan diri dan menambah pengetahuan di dunia teknologi, GIT senantiasa menghadirkan perempuan-perempuan yang bisa menjadi sumber inspirasi dalam pemanfaatan teknologi.

“WomenWin adalah salah satu sarana yang kami pikir tepat untuk melakukan hal ini. Semakin banyak perempuan yang bisa memanfaatkan teknologi, semakin banyak pula kemajuan yang bisa didapat,” tuntas Anantya.

Karthik Shetty Resmi Menjadi Country Manager Zomato Indonesia

DailySocial sempat memberitakan mengenai Djunadi Satrio yang tidak lagi menjabat sebagai Country Manager Zomato Indonesia. Pada kesempatan kali ini kami mendapatkan kesempatan istimewa berbincang dengan Country Manager baru Zomato Indonesia, yang sebelumnya pernah menjabat di posisi yang sama saat awal Zomato diluncurkan di Indonesia tahun 2013, Karthik Shetty.

Secara resmi, Karthik menjadi Country Manager untuk Zomato Indonesia dan pihak Zomato tidak berniat untuk mencari Country Manager lokal. Alasan keluarnya Djunadi Satrio diinformasikan untuk mencari peluang baru.

“Saya selaku tim senior Zomato dipercaya untuk memimpin kembali Zomato Indonesia yang sebelumnya telah saya tinggalkan. Untuk tahun 2016 hingga selanjutnya saya akan memimpin Zomato Indonesia,” kata Karthik.

Tidak berbeda jauh dengan rencana bisnis Zomato Indonesia pada tahun sebelumnya, untuk tahun 2016 Zomato Indonesia akan melancarkan monetisasi dengan menawarkan produk-produk baru untuk pihak restoran. Setelah peluncuran produk White Label, Table Reservation dan Point of Sales (POS) akan segera diluncurkan pada kuartal ketiga tahun ini.

“Saat ini produk tersebut telah bisa diakses oleh pihak restoran di India dan negara lainnya. Untuk Indonesia saat ini masih dalam persiapan dan jika berjalan dengan lancar pertengahan tahun 2016 akan segera kami rilis,” kata Karthik.

Jumlah restoran yang telah terdaftar di Zomato Indonesia untuk Jabodetabek hingga saat ini berjumlah 19 ribu restoran. Karthik menambahkan fokus utama Zomato adalah mengumpulkan lebih banyak profit dari pihak restoran, menambah jumlah pengguna dan terus menghadirkan inovasi menarik, memiliki fungsi terbaik yang dibutuhkan pengguna.

“Hingga tahun 2015 jumlah jumlah pengguna Zomato Indonesia tiap bulannya mencapai 1,4 juta pengguna. Sementara untuk jumlah kunjungan (page visit) yang mengakses Zomato Indonesia melalui situs dan aplikasi berjumlah 4 juta pengunjung setiap bulannya. 85 ribu kunjungan di situs serta aplikasi setiap hari,” ungkap Karthik.

Ekspansi ke Bandung dan Surabaya

Zomato Indonesia saat ini tengah mempersiapkan ekspansi layanan ke Bandung, Jawa Barat, pada kuartal ketiga tahun 2016. Bandung dipilih sebagai kota tujuan Zomato Indonesia setelah melihat makin banyaknya pertumbuhan restoran serta kunjungan wisatawan lokal dari Jabodetabek, dan bahkan luar kota, ke Bandung.

“Kami berencana akan segera merilis Zomato di Bandung melihat besarnya potensi di kota ini. Selanjutnya, sesuai dengan rencana bisnis, Zomato Indonesia juga akan melakukan ekspansi ke Surabaya,” kata Karthik.

Indonesia saat ini adalah negara kedua di Asia Tenggara yang memiliki peningkatan jumlah pengguna serta restoran secara signifikan setelah Filipina. Bulan November 2015 silam Zomato juga baru diluncurkan di Malaysia.

“Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang memiliki pasar yang cukup antusias menerima keberadaan Zomato, meskipun saat ini sudah banyak kompetitor lainnya yang bermain di bidang usaha yang sama, kami yakin dengan jumlah data yang kami miliki serta bisnis model yang solid Zomato bisa tetap bertahan dan tentunya menjadi nomor satu,” kata Karthik.