Rainbow Six DreamHack Montreal, Jalan Pintas Menuju Six Invitational 2020

Six Invitational adalah salah satu dari beberapa jenis turnamen besar yang diselenggarakan oleh Ubisoft untuk cabang esports Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege. Menggunakan format turnamen tertutup, ajang tersebut punya gengsi yang sangat tinggi sebab semua tim yang bertanding adalah tim undangan. Tampil di Six Invitational adalah pembuktian bahwa suatu tim layak menyandang predikat salah satu tim terbaik di kancah Rainbow Six: Siege, selain kesempatan memenangkan sejumlah uang hadiah tentunya.

Ada beragam jalur yang saat ini bisa ditempuh oleh tim esports Rainbow Six: Siege agar mendapat tiket maju ke Six Invitational 2020. Misalnya dengan menjadi finalis di Pro League Season 10, atau menjuarai Six Major Raleigh. Salah satu di antaranya, yang akan digelar dalam waktu dekat, adalah event Rainbow Six DreamHack Montreal.

Rainbow Six DreamHack Montreal mendatangkan 16 tim esports dari berbagai belahan dunia untuk berkumpul dalam ajang festival game DreamHack di Montreal, Kanada. Mereka akan bertanding untuk memperebutkan dua hadiah: uang senilai US$75.000 (sekitar Rp1,07 miliar) dan undangan langsung ke Six Invitational 2020 pada bulan Februari mendatang. Acara ini akan digelar pada hari Jumat – Minggu, tanggal 6 – 8 September 2019.

Rainbow Six DreamHack Montreal - Invited Teams
Sumber: DreamHack

Dari 16 tim yang dimaksud, 12 di antaranya adalah tim undangan yang berasal dari Pro League maupun Challenger League. Mereka terdiri dari tim-tim sebagai berikut:

Sementara 4 sisanya akan diambil dari kualifikasi berupa turnamen BYOC (Bring Your Own Computer). Yang dimaksud turnamen BYOC adalah turnamen terbuka langsung on the spot, di mana siapa saja boleh turut serta asalkan membawa komputer dan perlengkapan sendiri. Ubisoft akan memilih 4 tim terbaik dari BYOC untuk masuk ke fase grup turnamen DreamHack Montreal bersama dengan tim-tim undangan di atas. Kemudian 8 tim teratas akan lolos dari fase grup untuk maju ke babak playoff. Adanya kualifikasi terbuka ini tidak menutup kemungkinan slot Six Invitational bisa jatuh ke tim underdog yang mengejutkan.

Rainbow Six DreamHack Montreal - Art
Sumber: Ubisoft

Ada beberapa ketentuan khusus terkait hak untuk maju ke Six Invitational. Contohnya, bila juara DreamHack Montreal sudah mendapat tiket Six Invitational dari jalur lain, maka slot kualifikasi akan diberikan pada peraih peringkat di bawahnya (juara 2, juara 3, dst). Ubisoft juga mewajibkan tim untuk memiliki roster tetap, setidaknya 3 dari 5 anggota roster tidak boleh diganti. Apabila terjadi perubahan roster melebihi itu sebelum Six Invitational 2020, maka slot mereka akan diberikan ke tim lain. Untuk informasi lebih lengkapnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi DreamHack atau situs resmi Rainbow Six: Siege.

Saat ini pendaftaran untuk turnamen BYOC telah dibuka, dan Ubisoft menyediakan channel Discord khusus untuk informasi seputar BYOC tersebut. Nantinya pertandingan-pertandingan DreamHack Montreal (termasuk BYOC) akan ditayangkan secara live di channel Twitch Rainbow Six: Siege. Melihat banyaknya nama tim besar yang turut berpartisipasi dalam acara ini, sepertinya Rainbow Six DreamHack Montreal akan jadi turnamen yang tidak boleh dilewatkan oleh para penggemar.

Sumber: DreamHack, Ubisoft

Epic Games Luncurkan Kompetisi Fortnite Musiman, Fortnite Champion Series

Setelah hype serta ancang-ancang yang cukup panjang, Fortnite World Cup digelar juga pada tanggal 29 Juli lalu. Kyle “Bugha” Giersdorf menjadi juara pertama, dan ajang ini mencetak rekor sebagai turnamen esports berhadiah terbesar di dunia—setidaknya untuk sekarang. Bersamaan dengan berakhirnya Fortnite World Cup, Epic Games juga meluncurkan update baru yang disebut Season X.

Anda mungkin bertanya-tanya, selanjutnya apa? Apa yang akan dilakukan Epic Games sebagai follow-up dari momen kejuaraan dunia ini? Dari pengumuman resmi yang telah beredar, tampaknya Epic Games ingin agar lebih banyak orang bisa merasakan serunya berkompetisi lewat Fortnite dan meraih hadiah. Berikut ini adalah beberapa program kompetisi yang disiapkan oleh Epic Games untuk meluncur dalam waktu dekat.

Fortnite Champion Series

Fortnite Champion Series adalah turnamen in-game yang diluncurkan Epic Games bersamaan dengan Season X. Mulai tanggal 17 Agustus, para pemain dapat membentuk tim terdiri dari tiga orang (Trios) kemudian berkompetisi di server regional masing-masing setiap hari Sabtu dan Minggu. Epic Games menyediakan prize pool tersendiri untuk setiap minggunya.

Turnamen ini akan memiliki leaderboard khusus dalam game yang sifatnya persisten. Kemudian setelah lima minggu, tim-tim terbaik dari setiap region server akan bertarung untuk menentukan siapa yang menjadi juara regional Season X Champions. Pertarungan puncak ini digelar pada tanggal 20 – 22 September 2019.

Epic Games tidak menyebutkan secara pasti jumlah hadiah yang akan didapatkan para peserta. Namun mereka berkata bahwa total hadiahnya mencapai “jutaan dolar” untuk Fortnite Champion Series musim pertama. Saat ini Epic Games juga hanya menyediakan turnamen untuk mode Trios, tapi hal itu bisa saja berubah di masa mendatang.

Fortnite Season X
Sumber: Epic Games

Fortnite Cash Cup

Selain Fortnite Champion Series, Epic Games juga meluncurkan kompetisi rutin dengan skala yang lebih kecil, yaitu Fortnite Cash Cup mulai tanggal 21 Agustus. Turnamen ini digelar setiap hari Rabu dan Kamis untuk Solo Cash Cup. Sementara Trios Cash Cup digelar setiap Jumat mulai 23 Agustus.

Solo Cash Cup di hari Rabu terbuka untuk siapa saja yang telah mencapai level Contender di Arena. Sementara turnamen hari Kamis hanya boleh diikuti mereka yang menyandang status Champion.

Fortnite Spotlight

Satu lagi program Epic Games dalam waktu dekat adalah Fortnite Spotlight. Pada dasarnya, Fortnite Spotlight adalah seri turnamen yang digelar dengan melibatkan organizer, kreator konten, dan komunitas Fortnite di seluruh dunia. Sayangnya Epic Games belum memberi info lebih lanjut tentang program ini, tapi melihat deskripsinya, kemungkinan sistem yang digunakan akan seperti Tekken World Tour Dojo.

Epic Games berkata bahwa program-program di atas hanyalah sebuah langkah awal. Mereka masih akan terus mengadakan event bersama para kreator dari berbagai wilayah. Sesuai dengan janji mereka tahun lalu untuk mendukung event dan komunitas di mana semua orang bisa turut berpartisipasi, tampaknya esports Fortnite akan tumbuh semakin pesat dan kuat di level akar rumput.

Sumber: Epic Games

Fitur-Fitur Menarik Mixer yang Menjadikannya Saingan Berat Twitch

Belum lama ini, jagat game streaming dikejutkan oleh keputusan besar yang dilakukan salah satu streamer terpopuler dunia, Tyler “Ninja” Blevins. Pria asal Swedia yang telah membesarkan namanya di Twitch itu mendadak berpindah platform dan melakukan streaming secara eksklusif di Mixer. Ini membuat banyak pihak bertanya-tanya, apa alasan Ninja melakukannya dan mengapa harus di Mixer ketimbang Twitch?

Bila Anda belum tahu, Mixer adalah platform streaming yang diluncurkan pada tahun 2016 oleh co-founder Matthew Salsamendi dan James Boehm. Awalnya bernama Beam, platform ini memenangkan kompetisi TechCrunch Disrupt New York 2016 Battlefield, kemudian diakuisisi oleh Microsoft tak lama sesudahnya. Mixer telah terintegrasi dengan Windows 10 dan Xbox One sejak tahun 2017, dan kini siap adu otot melawan Twitch setelah menjalin kontrak dengan Ninja.

Tapi kembali ke pertanyaan awal, mengapa harus Mixer? Apa kelebihan Mixer? Berikut ini beberapa fitur andalan Mixer yang membuatnya menarik dan bisa jadi pesaing berat Twitch sebagai platform utama game streaming Anda.

Mixer - Startup Battlefield 2016
Mixer (dulunya Beam) di acara Startup Battlefield 2016 | Sumber: TechCrunch

Protokol Faster Than Light

Sejak pertama kali diluncurkan, Mixer memiliki satu tujuan utama, yaitu mengubah dunia streaming dari sekadar video satu arah menjadi kegiatan interaktif bersama fans. Untuk itu, latency menjadi faktor kunci. Platform streaming sering kali menampilkan tayangan video terlambat beberapa detik dari game aslinya, namun berkat protokol jaringan yang disebut Faster Than Light, Mixer dapat menayangkan video dengan delay kurang dari satu detik (sub-second latency).

MixPlay

Fitur ini memungkinkan para penonton untuk berinteraksi dengan streamer lewat cara-cara selain chat. Contohnya, penonton dapat melakukan voting agar streamer mengambil pilihan dialog tertentu, memberikan tantangan atau bantuan dalam sebuah game, dan lain sebagainya. Pemain bahkan bisa memanipulasi isi game itu sendiri secara langsung. Sebagai contoh, fitur MixPlay di Minecraft dapat digunakan oleh penonton untuk memunculkan objek baru atau monster di layar.

MixPlay juga memungkinkan penonton untuk menambahkan suara, efek video, menampilkan statistik/leaderboard, dan pelengkap-pelengkap lainnya. Hasilnya adalah pengalaman menonton yang lebih komplet dibanding siaran streaming di platform lain.

Mixer - MixPlay
Lewat MixPlay, penonton bisa mempengaruhi konten siaran streaming

Share Controller

Fitur unik yang hanya dapat terjadi berkat protokol cepat seperti Faster Than Light, adalah adalah Share Controller. Penonton dapat mengambil alih kendali game dari tangan streamer, kemudian mengontrol game tersebut dari jauh. Jadi penonton tak hanya berperan sebagai penonton, namun juga dapat bermain bersama streamer favoritnya. Mixer juga menyediakan filter khusus untuk hanya menampilkan tayangan streaming yang mengaktifkan fitur Share Controller.

Cooperative Stream

Satu lagi fitur yang cukup keren adalah Cooperative Stream, atau Costream. Fitur ini memungkinkan para streamer untuk melakukan siaran bersama dengan layar split-screen. Pada saat artikel ini ditulis, Mixer memfasilitasi Costream dengan hingga empat streamer sekaligus.

Mixer - Costream
Tampilan Cooperative Stream di Mixer

HypeZone

Fitur yang akan sangat menarik bila diterapkan dalam kompetisi esports adalah HypeZone. Lewat fitur ini, tayangan streaming di Mixer dapat berpindah secara otomatis dari satu streamer ke streamer lain untuk menyoroti pemain yang paling dekat dari mencapai kemenangan. Beberapa game yang mendukung fitur HypeZone antara lain adalah Fortnite, PUBG, Rainbow Six: Siege, serta Call of Duty: Black Ops 4.

Skill, Spark, dan Ember

Update yang belum lama ini diluncurkan oleh Mixer dengan nama Season 2 memberikan berbagai tambahan fitur untuk membuat kegiatan menonton streaming lebih menarik. Salah satunya adalah Skill, yang membuat jendela chat jadi lebih berwarna. Skill terdiri dari berbagai macam hal, mulai dari sekadar stiker di chat, efek-efek khusus, hingga mini-game yang bisa dimainkan bersama-sama dengan penonton lainnya.

Penonton dapat membeli Skill dengan cara mengumpulkan “mata uang” yang disebut Spark. Tapi untuk membeli beberapa Skill premium, penonton bisa mengunakan Ember, yaitu mata uang khusus yang dapat dibeli dengan uang sungguhan.

Mixer - Team
Para streamer bisa berkoalisi dan membentuk Team

Team

Satu lagi yang menarik dari Mixer adalah di sini para streamer bisa berkoalisi dan mendirikan Team. Sebuah Team bisa merupakan grup kasual yang terdiri dari sekumpulan teman, hingga kerja sama besar yang melibatkan bisnis. Ini tentunya memudahkan penonton untuk menemukan hiburan dengan tema yang sama, juga membantu para streamer untuk berkolaborasi serta membesarkan komunitas. Mixer juga memiliki Team resmi bernama Mixer Partners.

Melihat fitur-fitur di atas, rasanya tak heran bila Mixer kemudian digadang-gadang sebagai platform yang akan “mengubah game streaming menjadi lebih dinamis”. Malah saya merasa menggunakan Mixer itu sendiri sudah seperti memainkan sebuah game, bukannya sekadar menonton siaran. Integrasinya dengan dua platform raksasa (Xbox dan Windows) juga jadi nilai plus besar, karena ini membuat para streamer dapat langsung menyiarkan game tanpa mengutak-atik software tambahan.

Apakah Mixer bisa mengalahkan Twitch di masa depan? Tidak ada yang tahu, akan tetapi kemungkinan itu jelas ada. Apalagi bila Twitch tidak melakukan adaptasi untuk menyaingi fitur-fitur menarik yang ditawarkan Mixer. Kepindahan Ninja juga bisa jadi momentum bagi streamer lain untuk ikut pindah ke platform tersebut. Siapa tahu dalam waktu dekat akan ada kompetisi esports yang melakukan kerja sama dengan Mixer juga. Mari kita pantau bersama bagaimana Microsoft akan mengeksekusi strateginya di masa depan.

Sumber: Mixer, TechCrunch, Eurogamer

Inilah Hasil Lengkap Seluruh Cabang Pertandingan Utama di EVO 2019

Festival dan kompetisi fighting game terbesar di dunia tahun ini, EVO 2019, baru saja selesai. Berbagai pertarungan seru dan drama menghiasi Mandalay Bay, Las Vegas, pada tanggal 2 – 4 Agustus (5 Agustus waktu Indonesia) kemarin, menjadikannya akhir pekan yang tak terlupakan bagi banyak orang. Bila Anda penggemar genre fighting game yang sempat menonton siaran pertandingan tersebut, tentu Anda tahu bagaimana hebohnya acara ini, terutama di beberapa cabang pertandingan yang memang sangat hype.

Kini para juara dunia telah ditetapkan, masing-masing pulang membawa hadiah tersendiri serta kebanggaan. Siapa saja mereka, dan bagaimana perjuangan mereka mendaki tangga kejuaraan EVO yang sangat kompetitif? Langsung saja simak di bawah.

Tekken 7

EVO 2019 - Tekken 7 Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

EVO cabang Tekken tahun ini mempertontonkan rivalitas antara dua “dewa” Tekken dunia, yaitu Knee dari Korea Selatan dan Arslan Ash dari Pakistan. Arslan Ash yang awal 2019 lalu menjadi juara EVO Japan 2019, melawan Knee yang merupakan juara EVO 2018. Hasilnya adalah pertarungan epik, diakhiri dengan Arslan Ash yang melakukan sujud syukur di panggung EVO setelah menumbangkan Knee. Arslan Ash jadi pemain pertama dunia yang memegang gelar EVO dan EVO Japan sekaligus!

Peringkat Top 8 EVO 2019 Tekken 7:

  • Juara 1: Team vSlash | Arslan Ash
  • Juara 2: ROX Dragons | Knee
  • Juara 3: Red Bull | Anakin
  • Juara 4: Yamasa | Take
  • Juara 5: Yamasa | Nobi
  • Juara 5: COOASGAMES | Noroma
  • Juara 7: THY | Chikurin
  • Juara 7: UYU | LowHigh

Street Fighter V: Arcade Edition

EVO 2019 - SFV Champion
Sumber: Bonchan

Setelah menjuarai CEO 2019 dan VSFighting 2019 kemarin, nama Bonchan langsung melejit jadi pemain yang difavoritkan untuk menjuarain EVO. Ekspektasi tersebut dijawab kontan oleh Bonchan dengan permainan Sagat dan Karin yang luar biasa. Pemain bernama asli Masato Takahashi ini sudah lama dipandang sebagai salah satu pemain Street Fighter terkuat di Jepang, namun baru kali ini ia membuktikannya dengan meraih trofi juara dunia EVO.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1: Red Bull | Bonchan
  • Juara 2: Nasr eSports | BigBird
  • Juara 3: Cygames | Infexious
  • Juara 4: Fudoh | Fujimura
  • Juara 5: iDom
  • Juara 5: Yoshimoto Gaming | Machabo
  • Juara 7: AZ | Kichipa-mu
  • Juara 7: ALUS | YangMian

Dragon Ball FighterZ

EVO 2019 - DBFZ Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Kazunoko yang jadi juara Dragon Ball FighterZ World Tour 2018/2019 ternyata harus puas terhenti di peringkat Top 8. Sebagai gantinya, babak Grand Final kali ini adalah runback (tanding ulang) dari EVO 2018 antara GO1 melawan SonicFox. Tahun lalu SonicFox jadi juaranya, tapi tahun ini GO1 berhasil membalas kekalahan tersebut dan meraih gelar EVO untuk pertama kalinya. Begitu seru dan penuh emosi pertandingan ini sampai-sampai setelahnya GO1 langsung tak kuasa menahan air mata.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1: Cyclops Athlete Gaming | GO1
  • Juara 2: Echo Fox | SonicFox
  • Juara 3: Cyclops Athlete Gaming | Fenritti
  • Juara 4: Vodafone Giants | Shanks
  • Juara 5: HiroHiro
  • Juara 5: Jumper7b
  • Juara 7: Evil Geniuses | NYChrisG
  • Juara 7: Burning Core | Kazunoko

Samurai Shodown

EVO 2019 - SamSho Champion
Sumber: Famitsu

Cabang Samurai Shodown di EVO 2019 benar-benar terasa seperti sebuah nostalgia. Bukan hanya karena franchise Samurai Shodown itu sendiri yang akhirnya bangkit setelah “tidur” sekian lama, kompetisinya di level Top 8 pun penuh dengan performa hebat dari nama-nama veteran, termasuk Infiltration, Justin Wong, Kazunoko, dan Alex Valle. Infiltration sudah pernah meraih gelar EVO di cabang Super Street Fighter IV: Arcade Edition (2012), Street Fighter x Tekken (2013), Street Fighter V (2016), dan kini Samurai Shodown (2019). Berikutnya gelar apa yang diincarnya?

Peringkat Top 8 EVO 2019 Samurai Shodown:

  • Juara 1: Infiltration
  • Juara 2: Burning Core | Kazunoko
  • Juara 3: Justin Wong
  • Juara 4: HB | Reinald
  • Juara 5: LU | Alex Valle/CaliPower
  • Juara 5: RB
  • Juara 7: TF | DidimoKOF
  • Juara 7: Brook | ZJZ

Super Smash Bros. Ultimate

EVO 2019 - SSBU Champion
Sumber: Echo Fox

Super Smash Bros. Ultimate (SSBU) membuktikan bahwa game ini memang layak menjadi cabang EVO dengan jumlah partisipan terbanyak. Bermain mengandalkan Joker dari Persona 5, MKLeo sempat nyaris tereliminasi tapi ia melakukan bracket reset di Grand Final dengan skor 3-2. Momentum tidak berhenti sampai di situ, karena kemudian MKLeo meraih angka sempurna dan mengalahkan Tweek dengan skor 3-0. Pemuda berusia 18 tahun ini pun menjadi juara perdana EVO untuk cabang Super Smash Bros. Ultimate.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Super Smash Bros. Ultimate:

  • Juara 1: Echo Fox | MKLeo
  • Juara 2: Team SoloMid | Tweek
  • Juara 3: Solary | Gluttony
  • Juara 4: eUnited | Samsora
  • Juara 5: ProtoBanham
  • Juara 5: Raito
  • Juara 7: GameWith | Zackray
  • Juara 7: Rogue | Light

Mortal Kombat 11

EVO 2019 - MK11 Champion
Sumber: SonicFox

Keistimewaan SonicFox alias Dominique McLean bukan hanya karena dia ahli bermain fighting game, tapi karena ia mampu berkompetisi di lebih dari satu cabang sekaligus. Setelah runner-up di Dragon Ball FighterZ, SonicFox langsung beraksi di Mortal Kombat 11 dan membawa pulang gelar juara. Tampaknya posisi pemain yang satu ini sebagai raja game buatan NetherRealm Studios masih sulit untuk diingkari.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Mortal Kombat 11:

  • Juara 1: Echo Fox | SonicFox
  • Juara 2: Burning Core | Dragon
  • Juara 3: Nasr Esports | TekkenMaster
  • Juara 4: UYU | Deoxys
  • Juara 5: PxP | A Foxy Grampa
  • Juara 5: Panda Global | Tweedy
  • Juara 7: Panda Global | Hayatei
  • Juara 7: Noble | Semiij

Soulcalibur VI

EVO 2019 - Soulcalibur Kayane
Sumber: Chris Bahn/Kayane

Cabang Soulcalibur VI tahun ini cukup spesial karena prestasi yang diraih Kayane, satu-satunya pemain perempuan yang mencapai peringkat Top 8 di EVO. Apalagi EVO juga untuk pertama kalinya mengadakan panel berjudul “The Women of the FGC” yang mendiskusikan peran perempuan di komunitas fighting game. Performa Yuttoto yang memenangkan kejuaraan dengan Voldo pun sangat mengesankan. Siapa bilang Voldo di Soulcalibur hanya joke character?

Peringkat Top 8 EVO 2019 Soulcalibur VI:

  • Juara 1: BNE | Yuttoto
  • Juara 2: BlueGod
  • Juara 3: Oplon | SkyII
  • Juara 4: Woahhzz
  • Juara 5: Tamonegi
  • Juara 5: Panda Global | Shen Chan
  • Juara 7: Orange | Kayane
  • Juara 7: DF | Saiyne

Under Night In-Birth Exe:Late[st]

EVO 2019 - UNIST Champion
Sumber: Robert Paul/EVO

Popularitas Under Night In-Birth pelan tapi pasti semakin tumbuh, dan tahun ini di EVO berhasil menjadi salah satu game kategori anime fighters dengan partisipan terbanyak—lebih tinggi dari BlazBlue dan hampir sama dengan Dragon Ball FighterZ. French Bread selaku developer seri ini pun menjawab dedikasi para penggemar dengan mengumumkan game baru setelah turnamen berakhir, yaitu Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r].

Peringkat Top 8 EVO 2019 Under Night In-Birth Exe:Late[st]:

  • Juara 1: WP | ClearLampO
  • Juara 2: Ouhuu-Hittou
  • Juara 3: Hishigata
  • Juara 4: Kure
  • Juara 5: Neji
  • Juara 5: PUB | Rikir
  • Juara 7: Libekichi
  • Juara 7: Senaru

BlazBlue: Cross Tag Battle

EVO 2019 - BBCTAG Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Sama seperti Super Smash Bros. Ultimate, cabang BlazBlue: Cross Tag Battle juga dihadiri oleh penampilan karakter dari seri Persona. Bila juara SSBU menang menggunakan Joker, di sini Kyamei berhasil sampai ke Grand Final mengandalkan Akihiko Sanada dan Mitsuru Kirijo dari Persona 3. Tapi sayangnya ia harus menyerah terhadap duet Ruby Rose dan Yang Xiao Long dari RWBY, yang dimainkan oleh Shinku.

Peringkat Top 8 EVO 2019 BlazBlue: Cross Tag Battle:

  • Juara 1: Gravity Gaming | Shinku
  • Juara 2: FCRYUKYU | Kyamei
  • Juara 3: Domi
  • Juara 4: Mekasue
  • Juara 5: CYCLOPS Athlete Gaming | Fenritti
  • Juara 5: Bace
  • Juara 7: JonaKim
  • Juara 7: Susano’o | KojiKOG
EVO Japan 2020 - Announcement
Sumber: EVO Japan

Itulah deretan peraih prestasi di ajang Evolution Championship Series 2019. Setelah semua pertandingan berakhir, pihak EVO rupanya sudah menyiapkan panggung kompetisi berikutnya: EVO Japan 2020! Tiga game utama sudah diumumkan yaitu BlazBlue: Cross Tag Battle, Soulcalibur VI, dan Tekken 7, tapi ini masih akan terus bertambah. Sementara waktu dan lokasinya telah ditetapkan pada 24 – 26 Januari 2020, di Makuhari Messe International Exhibition Mall, Chiba, Jepang. Kita tunggu saja akan seseru apa kompetisi itu nantinya.

Sumber: EVO, EventHubs

Chaos Theory Ungkap Roster Clash Royale Untuk CRL Asia Season 2

Chaos Theory umumkan roster terbaru mereka untuk Clash Royale League Asia 2019 Season 2. Roster terbaru yang beranggotakan Ridel “BenZer” Yesaya Sumarandak, Rifqi “Carrollus” Azmi Azza, Mohammad “Dexterz” Fabian, dan Fransiskus “JayTV” Ananda Wijaya, adalah percobaan kedua tim asal Singapura ini menggunakan roster all-Indonesia.

Berdiri sejak tahun 2017, Chaos Theory merupakan salah satu organisasi esports yang selalu mengandalkan atlet esports Indonesia untuk kancah kompetisi Clash Royale. Salah satu pemainnya adalah “BenZer” Ridel, peraih medali emas eksebisi cabang esports Clash Royale dalam gelaran Asian Games 2018 lalu.

Kendati BenZer mendapatkan medalinya pada tahun 2018, kekuatan Chaos Theory justru baru muncul di kancah Asia mulai tahun 2019 ini. Tahun 2018 lalu, prestasi mereka di CRL Asia terbilang kurang memuaskan. Season 1 tahun 2018 mereka harus puas terhenti di peringkat 12, lalu pada musim berikutnya terhenti di peringkat 5-6.

Masuk CRL Asia 2019 Season 1, prestasi mereka secara mengejutkan semakin meningkat lagi. Pada musim tersebut, mereka mendapatkan peringkat ketiga di dalam kompetisi berformat liga tersebut. Mereka menantang keras dua tim asal Jepang yang jadi jagoan Clash Royale di Asia, yaitu PONOS Sports dan juga GameWith.

“Bicara dari komposisi pemain, gue menganggap ini adalah komposisi terbaik dari 4 musim belakangan.” ucap Rosesa, manajer tim Chaos Theory yang juga terkenal sebagai observer Dota ternama, mengatakan kepada kami. “Tidak ada lagi language barrier, ditambah pelatih mereka saat WCG, Carrollus, kini juga turut bermain. Dengan hal itu, menurut saya akan membuat roster ini jadi lebih klop dan punya peluang menang yang lebih besar.” Rosesa melanjutkan.

Dengan sebelumnya berada di peringkat ketiga, sepertinya tinggal konsistensi yang menjadi kunci roster all-Indonesia Chaos Theory ini. “Bicara target, Insya Allah target kita adalah juara Asia dan lolos ke World Finals.” Rosesa menjawab, bicara soal target untuk CRL Asia 2019 Season 2. “Untuk persiapan kompetisi ini kita akan bootcamp di Korea Selatan, karena juga kebetulan memang CRL Asia diadakan di sana.”

Sumber: Chaos Theory Official Page
Tim Indonesia di bawah bendera Chaos Theory saat bertanding di dalam gelaran WCG. Sumber: Chaos Theory SG Official Page

Sementara waktu, jadwal pertandingan CRL Asia 2019 Season 2 masih menunggu pengumuman resmi dari sang pengembang, Supercell. Tetapi, melihat jadwal tahun sebelumnya, yang mana musim kedua CRL Asia masuk ke dalam season “fall”, maka kemungkinan besar CRL Asia akan mulai digelar pada Oktober mendatang.

Mari kita dukung agar para pemain Clash Royale Indonesia tersebut bisa mendapatkan hasil yang terbaik dan membanggakan Indonesia di kancah internasional. Jika Anda ingin tahu bagaimana perjuangan BenZer dan kawan-kawan di CRL Asia Season 2 nanti, anda bisa langsung saja subscribe kanal Youtube Clash Royale League Asia.

 

 

Konten Obrolan Santai Bisa Dekatkan Streamer dengan Penonton

Menjadi atlet esports kini tidak hanya sebuah mimpi yang sulit digapai. Namun, jika Anda tidak tertarik untuk menjadi atlet esports profesional, ada beberapa pekerjaan lain yang bisa Anda pertimbangkan, misalnya saja caster, manajer, dan bahkan pelatih.

Anda juga bisa mempertimbangkan untuk menjadi seorang streamer. Menurut Dotesports, penghasilan streamer bisa melebihi pendapatan atlet esports, setidaknya jika Anda sukses menjadi streamer populer. Alasannya, karena streamer memiliki berbagai sumber pendapatan, seperti sponsor dan donasi para penonton.

Namun, ini bukan jalan yang mudah. Anda harus siap untuk bersaing dengan puluhan ribu streamer lainnya. Berdasarkan data TechCrunch, per Februari 2018, Twitch memiliki 27 ribu streamer. Itu tidak termasuk streamer yang menggunakan platform lain, seperti YouTube dan Facebook.

Jika atlet esports memamerkan keahlian mereka, streamer biasanya menawarkan hal yang lain. Ketika mengobrol dengan Hybrid, Agree Cory, Public Relation & Social Media Executive dari Game.ly mengatakan bahwa sekadar jago bermain game saja tidak cukup untuk menjadi seorang streamer.

Game.ly salah satu layanan streaming game di Indonesia. Sumber: Hybrid
Game.ly salah satu layanan streaming game di Indonesia. Sumber: Hybrid

Dia menyebutkan, ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh streamer selain jago bermain, seperti humoris, punya personalitas yang unik, dan juga passion terhadap apa yang dia lakukan.

Untuk tampil unik, masing-masing streamer biasanya memiliki gayanya sendiri. Belakangan, mulai muncul tren streamer yang membuat video tidak saat mereka bermain, tapi sekadar berbincang-bincang dengan penonton atau menunjukkan kehidupan mereka di dunia nyata.

Keberadaan fitur Just Chatting pada Twitch memudahkan para streamer untuk melakukan ini. Seperti namanya, dalam sesi Just Chatting, streamer biasanya hanya mengobrol dengan para penonton, misalnya dengan membaca pesan yang diberikan penonton dan menonton video yang disarankan fans.

Dari segi penonton, pertumbuhan penonton sesi Just Chatting di Twitch memang tidak stabil. Meskipun begitu, Just Chatting tetap bisa menjadi cara bagi streamer untuk mendekatkan diri dengan penonton mereka.

Ini bisa memperkuat emotional attachment penonton pada streamer. Penonton yang memiliki emotional attachment lebih kuat pada seorang streamermemiliki kesempatan lebih tinggi untuk membeli produk yang mendapatkan endorsement dari sang streamer.

Berdasarkan riset Transforming celebrities through social media: the role of authenticityand emotional attachment oleh Christine M. Kowalczyk dan Kathrynn R. Pounders, media sosial membantu selebritas untuk mendekatkan diri dengan fansnya. Fans melihat bahwa interaksi seorang artis di media sosial lebih otentik jika dibandingkan dengan apa yang sang artis lakukan di depan kamera. Ini justru membuat mereka lebih menyukai sang selebritas.

Interaksi yang lebih otentik akan memperkuat emotional attachment seorang fan dengan seorang selebritas. Ini membuat para fans menjadi lebih mau untuk membeli barang yang ditawarkan oleh sang artis. Dalam kasus streamer, interaksi dalam Just Chatting juga bisa membuat para penontonnya mau untuk memberikan donasi.

Photo by Caspar Camille Rubin on Unsplash
Photo by Caspar Camille Rubin on Unsplash

Bagaimana dengan pasar lokal

Tim-tim esports di Indonesia biasanya memiliki kanal YouTube resmi dan di layanan streaming lain seperti Nimo TV. Biasanya, kanal ini digunakan untuk memberikan pengumuman, seperti kemunculan tim baru atau persiapan mereka menjelang turnamen. Namun, tidak sedikit juga video yang berisi konten non-gaming.

Misalnya, RRQ pernah membuat video tentang “penggerebekan” markas tim mereka. Contoh lainnya adalah ketika EVOS membuat video tentang pengalaman mereka mencari jajanan di Singapura.

Selain sebagai cara untuk berinteraksi dengan penonton, video seperti ini juga bisa digunakan oleh tim esports untuk iklan. Ini pernah EVOS lakukan bersama Lenovo pada 2017. EVOS tidak mempromosikan layanan service center Lenovo secara terang-terangan. Sebagai gantinya, mereka membuat skenario untuk menunjukkan kualitas service center Lenovo.

Pilihan untuk menggunakan saluran resmi tim untuk konten non-gaming sebenarnya sah-sah saja, bahkan sepertinya followers akun juga banyak yang menyukai. Namun kalau menilik dari sisi branding, ada jalan lain yang bisa dilakukan. Misalnya membedakan channel yang digunakan untuk strategi engagement dan akun yang memang menyasar pemirsa esports, yang ingin melihat update jadwal, pembaruan terkini dan hal lain terkait tim esports.

Jika interaksi yang ingin dikejar, kanal resmi yang dikelola tim bisa pula sebenarnya menampilkan anggota tim yang melakukan streaming (lewat akun resmi bukan akun pribadi si atlet), dan membuka interaksi dengan penonton. Atau membuka sesi latihan untuk bisa ditonton agar para fans bisa mengerti, seberapa keras tim berlatih, ini bisa juga membangkitkan dukungan ketika tim akan bertanding.

Obrolan santai saat latihan yang kemudian menjadi konten penting sebenarnya lagi menjadi tren di esports. Setidaknya di genre Fighting Game (Street Fighter V). Para pemain asal Jepang sering kali melakukan streaming sambil mengobrol dengan para penonton atau fans. Dan terkadang dalam orbolan ini hadir konten-konten penting yang akhirnya dibahas media. Beberapa contohnya adalah ketika Daigo membahas tentang hitbox controller atau ketika Bonchan membahas tentang Punk di konten streaming lalu mereka bertemu di pertandingan resmi. Pertarungan tersebut menjadi sengit bukan karena memang match-nya seru tapi ada ‘bumbu’ lain karena obrolan streaming sebelumnya.  Tim esports Echo Fox juga kerap melakukan sesi streaming santai yang dibagikan lewat akun resmi.

Obrolan dengan fans atau penonton yang dilakukan streamer tidak hanya bisa membentuk personalitas yang unik agar menjadi pembeda dengan streamer lain. Namun bisa juga menjadi sarana untuk memberikan relasi dengan para penonton, fans atau penggemar. Ini bisa pula dilakukan oleh anggota tim esports baik dengan akun personal atau akun tim.

Sumber gambar header:  Con Karampelas on Unsplash.

Mengulik Tim Esports yang Menyediakan Merchandise untuk Para Fans

Sama seperti tim olahraga lain, kemenangan adalah sesuatu yang penting bagi tim esports. Namun, itu saja tidak cukup.

Tim esports banyak yang beroperasi layaknya startup. Agar dapat membiayai dan menyediakan fasilitas yang diperlukan oleh pemain, tim esports harus punya manajemen keuangan yang baik.

Salah satu sumber pemasukan tim esports adalah sponsor. Mulai tren mengikuti di luar negeri, di Indonesia, merek non-endemik pun mulai tertarik untuk menjadi sponsor, sebut saja seperti GoPay, Pop Mie, dan Dua Kelinci. Ketiga merek itu tidak bergerak di bidang game atau industri terkait game. Tapi itu tidak menghentikan mereka untuk menjadi sponsor dari tim-tim esports ternama.

Masing-masing tim esports biasanya memiliki caranya sendiri untuk mengatur keuangannya. Misalnya, CEO RRQ, Andrian Pauline memfokuskan timnya untuk mendapatkan kemenangan.

Sementara EVOS ingin agar namanya tidak hanya dikenal sebagai tim esports, tapi juga brand lifestyle. Tidak ada pilihan yang salah karena masing-masing tim memang biasanya memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda.

Untuk bisa menjadi brand lifestyle, EVOS memutuskan untuk bekerja sama dengan brand streetwear Thanksinsomnia. Meski terkesan tidak biasa, strategi seperti yang dijalankan EVOS ini juga digunakan di dunia internasional.

Organisasi esports Andbox baru saja mengumumkan kerja samanya dengan Mother Design dan Public School untuk membuat merchandise bagi para fans esportsMerchandise pertama yang akan diluncurkan oleh Andbox beragam, mulai masker, kaos kaki, hingga jaket hoodie.

andbox 01

Tidak semua orang bermimpi untuk menjadi atlet esports profesional. Ada pula orang-orang yang sudah puas dengan menjadi penonton. Sama seperti fans olahraga seperti basket atau sepak bola, para fans tim esports bisa menunjukkan kecintaannya pada tim favoritnya dengan cara beragam. Salah satunya, membeli dan menggunakan merchandise.

Inilah yang menjadi sasaran Andbox dengan membuat merchandise.

Co-founder dari fashion brand Public School, Maxwell Osborne berkata bahwa desain merchandise Andbox akan didasarkan pada gaya street wear khas New York dan menggunakan warna-warna mencolok yang biasa ditemukan di dunia digital.

“Kami berusaha untuk berpikir layaknya gamer, menempatkan diri kami di posisi mereka dan mengerti cara pikir mereka,” kata Osborne. Dia menjelaskan, proses membuat merchandise untuk para fans esports ini tidak jauh berbeda dengan membuat merchandise untuk para fans olahraga konvensional lainnya.

Pada akhirnya, Public School harus mempertimbangkan jenis pakaian yang biasa fans esports gunakan, baik ketika mereka menonton turnamen esports langsung atau pakaian sehari-hari mereka.

Merchandise bukanlah satu-satunya bisnis Andbox.

Andbox pertama kali diperkenalkan pada bulan Juni oleh Sterling.VC, pemilik tim New York Excelsior (NYXL) yang berlaga di Overwatch League. Andbox dibuat dengan tujuan untuk “merepresentasikan” komunitas gaming di New York.

Andbox bertanggung jawab atas NYXL dan tim yang akan berlaga di turnamen Call of Duty. Tidak hanya itu, Andbox juga akan mengadakan berbagai acara untuk mendekatkan diri dengan komunitas penggemar esports di New York.

Sejak awal, para fans esports di New York memang sering mengadakan acara nonton bareng, layaknya penggemar olahraga lainnya. Tim NYXL sendiri juga mendukung hal ini. Mereka bekerja sama dengan para penyelenggara untuk mengadakan acara dengan komunitas, seperti nobar atau meet-and-greet.

Sekarang, para fans sepak bola atau basket bisa menggunakan baju atau jaket dari tim kesayangannya secara luas untuk menunjukkan dukungan mereka. Tentunya sama sekali tidak menutup kemungkinan, hal yang sama akan terjadi pada fans esports di masa dekat.

Sumber: Adweek, Bloomberg, Business Insider.

Kalahkan EVOS, BOOM ID Dominasi ESL Indonesia Championship Season 2

BOOM ID masih mendominasi ESL Indonesia Championship Season 2.

Tim ini tidak hanya menduduki peringkat satu pada pekan ke-4 turnamen, mereka juga tidak pernah kalah dalam 8 pertandingan. Dua minggu lalu, Muhammad “InYourDream” Rizky kembali bermain untuk BOOM ID. Bersama tim barunya, InYourDream berhasil mengalahkan EVOS Esports, yang merupakan mantan timnya.

Saat ini, EVOS Sports dan Alter Ego ada di posisi kedua dan ketiga dengan poin 15. Keduanya berhasil memenangkan 5 pertandingan dari 8 pertandingan. Posisi ke-4 diisi oleh PG.Barracx yang berhasil memenangkan 4 pertandingan dari 7 laga, termasuk pertandingan melawan The Prime.

current standing

Sementara itu, pertandingan antara Antrophy dan PG.Orca berakhir dengan imbang. Antrophy merupakan tim baru meski mereka memiliki Yabyoo dan Nafari sebagai pemain senior, sementara PG.Orca adalah tim Pondok Gaming yang terdiri dari pemain-pemain muda.

Alter Ego, yang kini diperkuat oleh Farand “KoaLa” Kowara yang sudah dikenal dari zaman DotA, berhasil mengalahkan tim baru Hans Pro Gaming.

ESL Indonesia Championship Season 2 merupakan liga Dota 2 yang menggunakan sistem double round-robin. Itu artinya, dalam 7 minggu selama kompetisi berlangsung, 8 tim yang bertanding dalam liga ini akan bertanding dengan satu sama lain sebanyak 2 kali. Empat tim terbaik akan mendapatkan tiket untuk bertanding di Grand Final ESL Indonesia Championship Season 2.

Turnamen yang memiliki total hadiah sebesar US$20 ribu (setara Rp280 juta) ini didukung oleh Mercedez sebagai Premium Sponsor serta Acer Predator dan Logitech sebagai Official Partner.

Dari 8 tim yang bertanding dalam Season 2 ini, 4 di antaranya merupakan tim-tim teratas dalam ESL Indonesia Championship Season 1, yang telah selesai diadakan pada awal tahun ini.

Empat tim sisanya akan masuk ke fase relegasi. Di sini, 4 tim tersebut harus bertanding dengan 4 tim terbaik dari babak kualifikasi terbuka. Pertandingan 8 tim dalam fase relegasi diadakan pada 15 dan 16 Juni lalu. Empat tim terbaik akan lolos untuk bertanding di ESL Indonesia Championship Season 2.

Turnamen ini akan berlangsung selama 7 minggu. Empat minggu pertama berakhir pada 31 Juli lalu. Minggu ke-5 akan dimulai pada 27 dan 28 Agustus mendatang. Sementara babak semifinal akan diadakan pada 7 dan 8 September.

Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa melihat jadwal pertandingan dalam turnamen ini di bawah:

• Week 1: 16 & 20 Juli 2019
• Week 2: 21 & 22 Juli 2019
• Week 3: 23 & 24 Juli 2019
• Week 4: 30 & 31 Juli 2019
• Week 5: 27 & 28 Agustus 2019
• Week 6: 3 & 4 September 2019
• Week 7: 5 & 6 September 2019
• Semifinal: 7 & 8 September 2019

Season 1 dari ESL Indonesia Championship dimulai sejak November 2018 dan berakhir pada Maret lalu. Dalam turnamen tersebut, BOOM ID keluar sebagai pemenang setelah bertanding dengan Aura Esports dalam babak final. Dua semifinalis lainnya adalah PG.Barracx dan The Prime.

Menariknya, meski The Prime sempat menjadi semifinalis Season 1, kali ini, mereka justru menjadi juru kunci. Setelah bertanding dalam 7 laga, mereka hanya berhasil memenangkan 1 pertandingan. Mereka kini memiliki 2 pemain baru dari Filipina. Tampaknya, mereka masih belum bisa menemukan ritme yang sesuai.

Ini menunjukkan bahwa tak selamanya tim yang mendominasi akan selalu keluar sebagai pemenang. Ini memunculkan pertanyaan apakah BOOM ID akan bisa mempertahankan posisi mereka sebagai tim yang mendominasi di scene Dota 2 Indonesia? Atau akan ada tim lain yang akan muncul menjadi yang pengganti.

Disclosure: Hybrid adalah perwakilan Media Relations untuk ESL Indonesia Championship Season 2

SteelSeries Sponsori Tim OG, Tambahan Motivasi Jelang The International 2019?

Kompetisi esports Dota 2 paling bergengsi tahun ini, The International 2019, semakin hari semakin dekat saja. Pertengahan Agustus nanti, tim-tim Dota 2 terbaik dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di Shanghai untuk membuktikan siapa berhak menyandang gelar juara dunia. Prize pool fantastis menanti, saat ini jumlahnya sudah tembus US$31,3 juta atau kurang lebih Rp444,2 miliar, mengalahkan rekor yang baru saja dicetak Fortnite World Cup.

The International 2019 (TI9) merupakan tantangan tersendiri bagi tim OG yang tahun lalu memenangkan TI8. Mereka hadir bukan sebagai penantang, melainkan pemegang gelar juara bertahan. Apalagi beberapa peserta lain, seperti Virtus.Pro, Vici Gaming, dan Team Secret, belakangan menunjukkan performa gemilang. Sementara Team OG justru mengalami penurunan, karena mereka tidak berhasil memenangkan turnamen Major dan Minor satu pun.

Perjalanan OG antara TI8 ke TI9 sempat melalui sejumlah lika-liku. Setelah menjadi juara dan mengambil libur panjang, OG mengalami beberapa kali pergantian pemain beberapa kali. Awalnya ana (Anathan Pham) pergi meninggalkan tim, digantikan oleh Pajkatt (Per Anders Olsson Lille). Hanya bertahan 2 bulan, Pajkatt kemudian digantikan oleh iLTW (Igor Filatov), pemain pinjaman dari tim Espada. Tapi kemudian di bulan Maret lalu ana kembali bergabung dengan OG, suatu hal yang disambut meriah oleh para penggemar sebab permainan ana yang dahsyat berperan besar dalam mengantar OG menjadi juara TI8.

Roster OG kini kembali sama dengan susunan ketika mereka bermain di TI8, yaitu:

  • ana (Anathan Pham)
  • Topson (Topias Taavitsainen)
  • Ceb/7ckngMad (Sebastien Debs)
  • JerAx (Jesse Vainikka)
  • Notail (Johan Sundstein)

Menjelang TI9, OG juga mengumumkan masuknya sponsor baru di tim mereka, yaitu brand perlengkapan gaming populer SteelSeries. Kerja sama ini melanjutkan tradisi SteelSeries yang telah lama mendukung dunia esports, khususnya Dota 2.

“OG adalah salah satu nama terbesar di esports, dan sebuah kekuatan dominan yang selalu hadir di tengah-tengah komunitas Dota 2,” kata CEO SteelSeries, Ehtisham Rabbani, dalam pengumuman resminya, “Kami bangga bisa bekerja dengan mereka dan memberikan perlengkapan yang mereka butuhkan untuk terus menang di level tertinggi.” Kedua pihak tidak menjelaskan nilai finansial ataupun detail kerja samanya, tapi dari pernyataan ini kita bisa menyimpulkan bahwa salah satu peran SteelSeries adalah sebagai penyedia hardware.

“Senang sekali bisa bekerja dengan SteelSeries lagi, produk-produk mereka telah menjadi bagian dari seluruh hidup saya,” kata CEO sekaligus kapten OG, Johan “Notail” Sundstein, “Ini adalah babak yang menarik bagi kami dan saya mengharapkan hal-hal hebat.” SteelSeries mungkin baru saja menjalin kerja sama dengan OG, tapi brand ini sudah punya sejarah dengan Notail ketika ia masih bermain untuk tim Fnatic dulu.

OG akan maju ke Shanghai pada tanggal 15 – 25 Agustus nanti untuk mempertahankan gelar juara dunia mereka dari incaran tim-tim yang tak kalah kuat. Bisakah kerja sama sponsor baru ini memberi suntikan semangat pada tim OG dan membuat mereka menunjukkan performa hebat seperti The International 2018?

Sumber: OG

21 Agustus, PSSI Akan Gelar Kompetisi Esports di Indonesian Football Expo 2019

Perkembangan industri esports yang pesat perlahan tapi pasti semakin menarik minat banyak pihak untuk ikut terjun berpartisipasi ke dalamnya. Di luar negeri, organisasi-organisasi olahraga konvensional pun sudah cukup lazim ikut andil dalam dunia esports. Tak jarang ada tim olahraga yang punya tim esports juga, misalnya klub bola Manchester City atau FC Barcelona.

Indonesia rupanya tak mau ketinggalan menyambut tren baru tersebut. Belum lama ini, Deputi Sekretaris Jenderal PSSI, Marshal Masita, berkata bahwa PSSI tengah melakukan persiapan untuk menggelar kompetisi esports. Marshal menyampaikannya dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh BolaSport.com.

Marshal bercerita tentang beberapa kegiatan yang sedang direncanakan PSSI untuk periode semester kedua tahun 2019. Jadwal mereka cukup padat, meliputi ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 di tanggal 5 September (melawan Malaysia) dan 10 September (melawan Thailand), juga laga tandang melawan Uni Emirat Arab di tanggal 3 Oktober.

Marshall Masita
Sumber: Firzie A. Idris/BolaSport.com

Itu baru untuk timnas senior, sementara timnas U-19 akan menghadapi dua laga uji coba di Stadion Mandala Krida Yogyakarta (4 September) dan Stadion Patriot Bekasi (7 September). Ini masih ditambah dengan kualifikasi Piala Asia U-16, di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya.

Ajang esports yang disebut di awal tadi merupakan bagian dari acara Indonesian Football Expo 2019. Marshal berkata, “Satu lagi agenda ada pada 21 – 25 Agustus 2019 ada Indonesian Football Expo yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Ada beberapa agenda seperti workshop, exhibition, dan esports competition.” Ia menambahkan, “Esports ini yang mungkin kami akan berbicara banyak. Ini pertama kalinya PSSI bikin kompetisi esports.” Game yang dipertandingkan, sudah pasti adalah FIFA 19.

Football Expo 2019
Sumber: PSSI

Meski baru pertama kali menggelar turnamen, PSSI sebetulnya sudah merencanakan program esports hingga tahun depan. Kompetisi di Indonesian Football Expo 2019 adalah jembatan untuk Liga 1 Esports yang akan digelar pada musim 2020. “Kami (PSSI) punya angan-angan ingin menggelar Liga 1 Esports. Turnamen ini akan menjadi cikal bakalnya,” ujar Marshal.

Saat ini klub sepak bola di Liga 1 yang memiliki klub esports memang jumlahnya baru sedikit. Ada Bali United dengan timnya yang bernama Island of Gods, juga PSS Sleman dengan tim bernama Elang Jawa Esports (EJS). Tapi Marshal percaya bahwa jumlah ini akan jadi semakin banyak, sama seperti perkembangan Liga 1 Putri. Oleh karena itu tahun ini PSSI mengadakan kompetisi berwujud turnamen dulu, baru tahun depan membuat format liga. “Jumlah pesertanya terserah, bisa berapa pun,” tandasnya.

Alasan pembentukan Liga 1 Esports itu sendiri, menurut Marshal adalah karena industri esports yang sedang berkembang pesat di Indonesia. “Esports ini industrinya jalan. Sponsor banyak yang ingin ambil bagian di dalamnya. Jadi kami akan membuat turnamen esports dulu pada 21 – 25 Agustus,” kata Marshal. Semoga saja Liga 1 Esports ini bisa terwujud dan menghasilkan bibit atlet esports yang mampu bersaing di kancah kompetisi internasional nantinya.

Sumber: BolaSport.com