God of War Akhirnya Resmi Masuk ke PC Tahun Depan

Perlahan tapi pasti, Sony akhirnya mengumumkan satu per satu game-game eksklusifnya ke platform PC. Bila sebelumnya Horizon Zero Dawn dan Uncharted 4 telah resmi diumumkan, kini giliran salah satu judul terbesar PlayStation 4 yaitu God of War yang diumumkan akan singgah ke PC.

God of War yang dirilis pada 2018 silam ini merupakan salah satu game eksklusif terbaik yang dimiliki Sony. Game ini berhasil menyabet berbagai penghargaan dan juga terjual hingga 19,5 juta kopi pada Agustus 2021 lalu. 3 tahun setelah dirilis, para gamer PC kini berkesempatan untuk bertualang dengan Kratos.

Hal ini juga menjadi momen penting bagi para gamer PC karena ini adalah kali perdana God of War tidak lagi menjadi game eksklusif untuk konsol milik Sony dan masuk ke PC setelah bertahan sejak 2005.

Trailer khusus juga dibuat oleh Sony untuk memberitahukan masuknya game ini ke platform PC. Nantinya game ini akan tersedia baik lewat Steam maupun Epic Games Store. Sedangkan game-nya sendiri akan dirilis pada 14 Januari 2022.

Senior Community Manager dari Santa Monica Studio, Grace Orlady juga menunjukkan antusiasmenya untuk dapat membawa karya terbaik timnya tersebut ke PC.

“Tujuan utama kami membawa God of War ke platform PC adalah untuk menyoroti konten-konten yang telah dibuat oleh tim kami dan memanfaatkan kekuatan hardware yang ditawarkan platform (PC) tersebut untuk menghadirkan versi performa tinggi dan juga menakjubkan untuk game ini.” Ungkap Grace di postingan blog resminya.

Image Credit: Sony

God of War versi PC ini nantinya tidak akan menawarkan konten tambahan dari game-nya. Namun ia akan mendukung opsi resolusi ‘true 4K’ dan juga framerate tanpa batas. Game-nya juga akan dibekali dengan pengaturan grafis yang dapat diatur untuk memaksimalkan performa PC masing-masing.

Para pemain yang nantinya membeli God of War versi PC juga akan menerima beberapa item eksklusif dari game-nya, antara lain:

  • Set Death’s Vow Armor untuk Kratos dan Atreus
  • Skin tameng Exile’s Guardian
  • Skin tameng Buckler of the Forge
  • Skin tameng Shining Elven Soul
  • Skin tameng Dökkenshieldr

Sayangnya hingga berita ini diangkat, God of War PC ini masih belum mengumumkan detail spesifikasi yang dibutuhkan untuk memainkan game ini. Kemungkinan, Santa Monica Studios akan merilis detail spesifikasi tersebut pada trailer berikutnya yang mungkin sekaligus memamerkan fitur-fitur yang akan ada di PC.

Ubisoft Dirumorkan Menyetujui Pengembangan Splinter Cell Baru

Ubisoft sepertinya tengah disibukkan dengan beragam proyek termasuk menghidupkan kembali judul-judul lama mereka. Bila sebelumnya seri Drivers tengah dihidupkan kembali untuk menjadi sebuah serial live-action, kini giliran seri Splinter Cell yang dikabarkan akan mendapatkan game baru.

Seri Splinter Cell sendiri telah vakum hampir 10 tahun. Meskipun sang protagonis Sam Fisher sempat muncul sebagai cameo di beberapa game Ubisoft lain seperti Ghost Recon: Wildlands, namun hal tersebut tidak mengobati kerinduan para fans untuk mendapatkan game Splinter Cell baru.

Berita baiknya, Ubisoft dikabarkan tengah mengembangkan seri terbaru Splinter Cell ini untuk mengambil kembali hati para fans yang merasa frustasi dengan usaha Ubisoft beberapa tahun terakhir. Dilansir dari VGC, sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa game Splinter Cell ini masih dalam tahap pengembangan awal.

Sayangnya tidak jelas studio Ubisoft mana yang akan mengerjakan proyek baru ini, mengingat beberapa seri sebelumnya juga dikerjakan oleh studio yang berbeda-beda. Namun disebutkan bahwa game ini tidak akan dikerjakan oleh Ubisoft Montreal.

Image credit: Ubisoft

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa ada kemungkinan kecil bahwa game ini akan diumumkan tahun depan. Meskipun tidak ada kepastian mengenai pernyataan ini, mengingat pihak Ubisoft juga tidak memberikan konfirmasi apapun mengenai bocoran ini.

Ubisoft sebenarnya telah mencoba membawa kembali Splinter Cell tahun lalu, namun banyak fans tidak gembira dengan proyek terbaru yang ternyata adalah game Virtual Reality (VR) yang dibuat lewat kerja sama dengan Facebook untuk Oculus.

CEO Ubisoft, Yves Gullemot bahkan menyebut bahwa membawa kembali Splinter Cell merupakan tugas yang berat bagi tim mereka. Pihak Ubisoft merasa bahwa mereka harus membawa sesuatu yang berbeda untuk seri ini namun para fans selalu menekankan untuk tidak mengubah banyak hal. Tekanan-tekanan tersebut bahkan disebut membuat banyak anggota tim yang takut untuk mengerjakan Splinter Cell.

Yves juga menjelaskan bahwa absennya Splinter selama beberapa tahun silam adalah karena kesuksesan judul-judul lain seperti Assassin’s Creed ditambah dengan judul-judul baru seperti Watch Dogs dan The Division yang menyedot semua sumber daya milik Ubisoft.

Jelang Akhir Tahun, Sausage Man Championship Akan Digelar dengan Prize Pool $50.000

Sausage Man memang jauh dari kata serius dan lebih terkesan konyol ketimbang game lain di genre-nya, tapi itu bukan berarti ia tidak punya peluang untuk ikut meramaikan kancah mobile esport. Menjelang akhir tahun 2021 ini, XD selaku pengembangnya bakal menggelar turnamen bertajuk Sausage Man Championship.

Turnamen ini merupakan kelanjutan dari All Star Royale yang berlangsung di bulan Oktober ini. Bedanya, kalau All Star Royale hanya bisa diikuti oleh kalangan streamer, Sausage Man Championship terbuka untuk umum. Dalam event berskala besar ini, tim-tim dari Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand bakal bertarung untuk memperebutkan total hadiah uang tunai sebesar $50.000.

Sausage Man Championship akan dibuka dengan Regional Tournament pada tanggal 8 November 2021 sebagai ajang kualifikasi para tim dari tiap-tiap negara. Dalam kualifikasi regional ini, ada prize pool sebesar $3.500 yang akan dibagi untuk empat tim pemenang (juara 1-4) dari masing-masing negara (Singapura/Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand).

Setelahnya, empat tim juara dari tiap-tiap negara tersebut (total 16 tim) akan bersiap untuk bertanding di babak Championship Tournament, yang bakal digelar selama dua hari mulai 17 Desember 2021. Total prize pool yang diperebutkan mencapai $36.000, dan juara pertamanya berhak membawa pulang $18.000 sendiri, sekaligus dikukuhkan sebagai Sausage Man Champion yang pertama dalam sejarah.

Buat yang tertarik mengikuti turnamen ini, Anda bisa langsung mendaftarkan tim Anda melalui tautan ini, paling lambat sampai 5 November 2021. Peraturan dan regulasi lengkap Sausage Man Championship 2021 juga dapat dibaca di sini.

Sejak diluncurkan secara resmi pada 29 Juni 2021, Sausage Man terbilang cukup berhasil memadukan gaya permainan battle royale yang familier dengan berbagai macam hal nyentrik. Sausage Man telah menarik lebih dari 20 juta pemain sejauh ini, dan tagar #SausageMan di TikTok juga sudah meraup 8,7 miliar view.

Pada tanggal 28 Oktober nanti, Sausage Man akan kedatangan update baru bertemakan Amarah Dewa Dewi yang akan menyajikan banyak Kartu ID Legenda baru, lengkap beserta mode game anyar seperti Hide & Seek, Sniper Showdown, dan masih banyak lagi.

Semua Game di Steam Bakal Dikategorikan Berdasarkan Kompatibilitasnya dengan Steam Deck

Menjelang peluncuran resmi Steam Deck pada bulan Desember mendatang, Valve rupanya tengah sibuk meninjau ulang seluruh katalog Steam demi mengecek kompatibilitas masing-masing game dengan konsol genggamnya tersebut.

Seperti yang kita tahu, Steam selama ini memang lebih fokus mendistribusikan game untuk PC berbasis Windows ketimbang platform lain. Di saat yang sama, Steam Deck menjalankan sistem operasi berbasis Linux, dan hardware-nya juga berbeda dari PC tradisional. Artinya, tidak semua game yang tercantum di katalog Steam bakal berjalan secara optimal di Steam Deck.

Demi menghindari kesalahpahaman di kalangan konsumen Steam Deck, Valve akan membagi katalog Steam ke empat kategori yang berbeda: Verified, Playable, Unsupported, dan Unknown. Masing-masing disertai ikonnya tersendiri agar lebih mudah dikenali.

Game yang masuk kategori Verified dipastikan kompatibel dengan OS milik Steam Deck dan dapat dioperasikan sepenuhnya menggunakan controller-nya. Game di kategori ini juga siap disajikan di resolusi native milik Steam Deck (1280 x 800 atau 1280 x 720) tanpa masalah.

Tidak kalah penting, game dengan label Verified dijamin tidak akan bentrok dengan software anti-cheat. Nantinya, deretan game yang masuk kategori ini akan punya tempat sendiri di tab “Great on Deck”, baik di Store maupun di Library.

Kategori Playable mencakup game yang perlu diutak-atik secara manual oleh pengguna agar dapat dimainkan di Steam Deck. Agar lebih transparan, Steam akan memberikan detail lebih lengkap mengenai apa yang salah pada laman tiap-tiap game yang masuk kategori ini.

Salah satu contoh game yang masuk kategori Playable adalah Team Fortress 2, dengan alasan beberapa fiturnya tidak bisa diakses menggunakan controller Steam Deck (harus via touchscreen atau virtual keyboard), dan ada beberapa controller glyph yang tidak pas atau bahkan hilang.

Kategori Unsupported jelas ditujukan untuk game yang tidak bisa dijalankan oleh Steam Deck sama sekali. Contoh gampangnya adalah Half-Life: Alyx dan sederet judul game virtual reality (VR) lainnya. Pesan buat Valve: mungkin ini saat yang tepat untuk mengembangkan Half-Life: Alyx versi non-VR.

Terakhir, ada kategori Unknown yang sesimpel belum sempat dicek kompatibilitasnya oleh Valve. Mengecek satu demi satu game yang tersedia di katalog masif Steam tentunya bakal memakan waktu. Jadi upaya ini memang akan terus dijalankan meski Steam Deck nantinya sudah mulai dijual secara resmi.

Perlu dicatat, kategorisasi ini sifatnya tidak permanen. Semisal ada update yang dirilis oleh masing-masing developer game, atau jika software milik Steam Deck sendiri sudah semakin disempurnakan, kategori suatu game bisa saja berubah; dari sebatas Playable menjadi Verified, misalnya.

Valve saat ini juga tengah mengembangkan semacam fitur compatibility checker sehingga konsumen bisa mengecek koleksi game-nya masuk ke kategori mana saja sebelum membeli Steam Deck. Ikon kategorinya tadi akan muncul di setiap judul game, baik di Store maupun di Library.

Sumber: Valve via PC Gamer.

Animal Crossing: New Horizons Bakal Dapat Update Gratis, Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT

Nintendo mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan update gratis untuk Animal Crossing: New Horizons. Sementara itu, BioWare mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan Dragon Age 4 untuk konsol next-gen dan PC, tapi tidak untuk konsol generasi sebelumnya. Pada minggu lalu, Valve juga memutuskan untuk memblokir game-game yang menggunakan NFT dan cryptocurrency dari Steam.

Final Fantasy 14 Jadi Game Final Fantasy Paling Menguntungkan

Saat ini, jumlah pemain Final Fantasy 14 mencapai 24 juta orang. Dengan begitu, game tersebut menjadi game Final Fantasy dengan keuntungan paling besar. Informasi ini diungkap oleh Game Director Naoki Yoshida. Final Fantasy 14 diluncurkan pada 2010. Pada 2015, jumlah pemain dari game itu mencapai 5 juta. Angka itu naik menjadi 10 juta orang pada 2017, menurut laporan IGN.

“Kita semua tahu, ketika Final Fantasy 14 diluncurkan, game ini mendapat sambutan yang kurang baik,” ujar Yoshida, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Sejak saat itu, kami berhasil mengubah game tersebut sehingga ia menjadi game yang memberikan kontribusi besar pada keuntungan perusahaan.”

Nintendo Bakal Luncurkan Update Gratis untuk Animal Crossing: New Horizons

Nintendo mengumumkan bahwa Animal Crossing: New Horizons akan mendapatkan update gratis pada 5 November 2021. Melalui update ini, New Horizons akan mendapatkan sejumlah fitur baru, termasuk lokasi, karakter, dan aktivitas baru. Salah satu lokasi baru yang bisa pemain kunjungi adalah Roost, yang diurus oleh Brewster. Para pemain akan bisa mengundang pemain lain ke pulau mereka untuk menikmati kopi di Roost.

Selain itu, pemain juga akan bertemu karakter baru bernama Kapp’n, yang bisa membawa pemain ke pulau-pulau terpencil. Selain update gratis, New Horizons juga akan mendapatkan ekspansi berbayar berjudul Happy Home Paradise. Ekspansi itu juga akan diluncurkan pada 5 November 2021, lapor VentureBeat.

Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT di Steam

Valve memutuskan untuk memblokir semua game yang menggunakan cryptocurrency atau NFT dari Steam. Mereka juga memperingatkan, ke depan, mereka akan melarang keberadaan game-game yang menggunakan cryptocurrency serta NFT. Memang, dalam satu tahun belakangan, game-game yang menggunakan cryptocurrency dan NFT menjadi semakin marak.

Keputusan Valve untuk memblokir game-game tersebut di Steam memang tidak akan menghentikan para developer untuk membuat game dengan cryptocurrency dan NFT. Namun, mengingat Steam adalah platform toko game digital terbesar, maka keputusan Valve untuk memblokir game dengan cryptocurrency dan NFT akan membatasi cakupan dari game-game itu, seperti yang disebutkan oleh ClutchPoints.

Dragon Age 4 Dirilis untuk PS5, Xbox Series X, dan PC

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC. Namun, game itu tidak akan tersedia untuk PlayStation 4 dan Xbox One. Hal ini menunjukkan, para developers game — seperti BioWare — telah siap untuk meninggalkan konsol generasi sebelumnya.

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X, dan PC.

Membuat game untuk konsol terbaru adalah keputusan yang masuk akal untuk para developer game. Namun, sebagian developer tampaknya enggan untuk melakukan itu. Pada Mei 2021, BioWare merilis Mass Effect: Legendary Edition. Namun, game itu tidak diluncurkan untuk PS5 dan Xbox Series X. Menurut laporan VentureBeat, EA dan BioWare justru meluncurkan game tersebut untuk PS4 dan Xbox One. Pemilik PS5 dan Xbox Series X/S yang ingin memainkan game itu dapat menggunakan fitur backward compatibility di konsol mereka.

Activision Perkenalkan Sistem Anti-Curang untuk Call of Duty

Activision memperkenalkan sistem anti-curang untuk Call of Duty, yang disebut Ricochet. Demi mengurangi jumlah orang yang bermain curang, Ricochet dilengkapi dengan beberapa fitur, seperti dari alat untuk memonitor kecurangan, proses penyelidikan untuk mengidentifikasi cheaters, update untuk memperkuat keamanan akun pemain, dan lain sebagainya. Dengan ini, Activision berharap, mereka bisa mengatasi masalah kecurangan yang membuat banyak pemain Call of Duty frustasi. Ricochet akan diluncurkan bersamaan dengan Call of Duty: Vanguard, yaitu pada 5 November 2021, menurut laporan VentureBeat.

DC Fandome 2021 Berikan Info Baru untuk 2 Gotham Knights dan Suicide Squad

DC Comics dan Warner Bros akhirnya mengadakan kembali gelaran DC Fandome kedua mereka tahun ini. Selain mengumumkan berbagai film dan serial baru dari berbagai superhero favorit, DC juga memberikan update untuk deretan game-game yang tengah mereka kerjakan.

Yang pertama adalah Gotham Knights. Game Batman terbaru tanpa kehadiran Batman ini menghadirkan trailer terbaru yang berfokus kepada ceritanya. Terutama pada Court of Owls yang akan menjadi musuh utama dalam game-nya nanti.

Masih sama seperti sebelumnya, game buatan WB Games Montreal ini menampilkan Nightwing, RedHood, Robin, dan Batgirl yang tengah menginvestigasi keberadaan Court of Owls yang ternyata telah menguasai kota Gotham sejak lama. Court of Owls sendiri ditampilkan menjadi sebuah organisasi misterius yang cukup berbahaya dan harus dihentikan.

Meskipun membawa musuh yang benar-benar baru, namun kelihatannya wajah-wajah lama dari game Batman akan muncul kembali dalam game ini. Seperti Penguin yang dalam trailer-nya terlihat memberikan informasi terhadap Court of Owls ini kepada Nightwing.

Kedua adalah Suicide Squad: Kill the Justice League yang sama-sama mengeluarkan trailer untuk ceritanya. Bisa dibilang game ini terasa lebih megah dan wah ketimbang Gotham Knight. Bagaimana tidak, dalam game ini pemain akan menjadi Suicide Squad atau Task Force X dengan misi yang cukup gila yaitu membunuh para anggota Justice League.

Mirip dengan Gotham Knight, tim protagonis dalam game ini juga terdiri dari empat karakter yaitu Harley Quinn, Deadshot, King Shark, dan Captain Boomerang. Keempat karakter ini terlihat memiliki misi untuk mengalahkan invasi alien yang menyerang kota Metropolis, namun misi tersebut berubah ketika ditampilkan bahwa para anggota Justice League kini menjadi jahat (kemungkinan karena pengaruh para alien) dan harus dibunuh.

Para fans tentunya akan gembira melihat karakter-karakter superhero favorit mereka akhirnya dapat masuk ke dalam game buatan Rocksteady ini secara bersamaan. Dalam trailer-nya, terlihat keberadaan Superman, Green Lantern, Wonder Woman, Flash, dan bahkan Batman lewat Batmobile-nya.

Kedua game ini akan dirilis pada 2022 mendatang meskipun masih belum memiliki tanggal rilis yang pasti. Dan mengingat kita masih memiliki cukup waktu hingga tahun depan, kelihatannya kedua game ini akan memperlihatkan lebih banyak informasi ke depannya.

Detail dan Spesifikasi PC untuk GTA Trilogy Remaster Akhirnya Bocor

Diharapkan atau tidak oleh para fans, namun Rockstar telah resmi mengumumkan datangnya GTA Trilogy: The Definitive Edition. Sayangnya Rockstar tidak memberikan banyak informasi saat pengumumannya minggu lalu, namun mereka memang berjanji akan membagikan lebih banyak detail beberapa minggu ke depan.

Di lain pihak, para fans ternyata sudah tidak sabar dan mulai mencari bocoran apapun yang disembunyikan oleh Rockstar di dunia maya. Dan usaha tersebut ternyata membuahkan hasil, karena para fans berhasil menggali banyak informasi dari kompilasi remaster ini. Para fans berhasil mendapatkan informasi rating, detail improvisasi grafis, hingga yang terakhir spesifikasi yang dibutuhkan untuk memainkan versi PC-nya nanti.

Anggota GTAForums bernama allo8cr adalah salah satu orang yang berhasil mendapatkan berbagai informasi yang belum dirilis tersebut dari server milik Rockstar. Salah satu bocoran yang menarik adalah deskripsi improvisasi grafis yang akan diimplementasikan ke dalam tiga GTA remaster tersebut.

“Tiga kota ikonik, tiga cerita epik. Mainkan trilogi original klasik Grand Theft Auto: Grand Theft Auto III, Grand Theft Auto: Vice City, dan Grand Theft Auto: San Andreas yang diperbarui untuk generasi modern. Sekarang dengan peningkatan menyeluruh termasuk pencahayaan baru yang indah dan juga peningkatan untuk dunianya, tekstur resolusi tinggi, peningkatan jarak pandang, mekanisme kontrol ala GTA V, dan banyak lagi.”

Meskipun tidak ada bocoran screenshot yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, namun setidaknya kita dapat membayangkan perubahan apa saja yang akan diimplementasikan ke dalam game-nya nanti. Namun perlu dipahami bahwa ketiga game ini tetaplah remaster dan bukan remake sehingga basis game originalnya masih tidak akan banyak berubah.

Selain detail mengenai improvisasi, spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk GTA Trilogy ini juga ikut bocor. Bisa dibilang semua improvisasi grafis yang ditawarkan membuat ukuran ketiga game ini membengkak hingga enam kali lipat dari ukuran GTA Trilogy original. Dan berikut detail dari spesifikasi PC lengkapnya.

Image credit: Rockstar

Minimum:

  • Intel Core i5-2700K / AMD FX-6300
  • Nvidia GeForce GTX 760 2GB / AMD Radeon R9 280 3GB
  • 8 GB RAM
  • 45 GB Storage Space
  • Windows 10

Recommended:

  • Intel Core i7-6600K / AMD Ryzen 5 2600
  • Nvidia GeForce GTX 970 4GB / AMD Radeon RX 570 4GB
  • 16 GB RAM
  • 45 GB Storage Space
  • Windows 10

Dapat terlihat bahwa spesifikasi yang dibutuhkan meningkat drastis hampir di segala aspek. Perlu diingat juga bahwa semua informasi ini tidak datang secara resmi sehingga masih ada kemungkinan ada detail-detail yang mungkin berubah saat Rockstar memberikan detailnya secara resmi nanti.

Legion of Racers Umumkan Kompetisi Sim Racing Baru Bertajuk E-Cities Championship

Legion of Racers (LOR) mengumumkan kompetisi sim racing baru bertajuk E-Cities Championship 2021 untuk game Assetto Corsa. Sesuai namanya, E-Cities Championship akan berfokus menyajikan kota-kota ternama sebagai sirkuit balapannya.

Pada seri pertamanya ini, kota yang menjadi pilihan tentu saja adalah Singapura, yang tidak lain merupakan markas besar LOR sendiri. Spesifiknya, yang dijadikan arena balap adalah kawasan perbelanjaan kenamaan Orchard Road.

Orchard Road Street Circuit ini memiliki total panjang 3,2 km dan terdiri dari 10 tikungan. Selama bertanding, partisipan bakal menjumpai beberapa destinasi wisata populer di Singapura seperti Mandarin Gallery, Wheelock Place, Ion Orchard, dan Ngee Ann City.

Orchard Road Street Circuit dirancang semirip mungkin dengan aslinya dengan memanfaatkan teknologi digital twin rancangan IES. Proses pengerjaannya memakan waktu sekitar tujuh bulan. Dua bulan pertamanya bahkan dihabiskan hanya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang relevan, mulai dari video, foto, street view, sampai model fotogrametri dan gambar tangkapan satelit.

Di seri pertamanya ini, LOR menggandeng OUE Limited sebagai sponsor utama E-Cities Championship 2021. Turnamen ini diperkirakan bakal diikuti oleh sekitar 200 sim racer dari seluruh dunia, dan pihak penyelenggara sudah menyiapkan total hadiah uang tunai sebesar S$10.000 untuk tiga pemenang.

Babak qualifier akan digelar pada 5-7 November 2021. Artinya, partisipan punya waktu tiga hari untuk mencatatkan waktu terbaiknya di Orchard Road Street Circuit. Setelahnya, 25 sim racer dengan waktu terbaik akan bertanding di babak final pada tanggal 14 November 2021. Lebih lengkapnya soal OUE E-Cities Championship 2021 bisa dilihat langsung di situs resminya, termasuk laman untuk mengunduh track Orchard Road Street Circuit.

Dalam siaran persnya, Lim Keong Wee selaku co-founder LOR mengatakan, “Melalui teknologi online dan digital twinning, OUE E-Cities Championship 2021 bermisi untuk menghubungkan komunitas dari seluruh dunia melalui sim racing dengan rute-rute yang unik di setiap kota.”

“Di samping elemen balapan, OUE E-Cities Championship 2021 juga akan menghadirkan marketing destinasi dan hiburan untuk semua kota yang akan dibuatkan sirkuit balapannya,” imbuhnya.

Ya, LOR memang sudah punya rencana untuk menggelar kompetisi-kompetisi berikutnya di lebih banyak kota virtual ke depannya. Timnya bahkan sudah mulai mengembangkan e-circuit berbasiskan kota-kota seperti Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, dan Jakarta.

Melvin Moh, co-founder LOR, berharap inisiatif semacam ini bisa berujung pada terbentuknya basis yang kuat bagi para sim racer di kawasan Asia Tenggara untuk terus berpartisipasi dalam kejuaraan-kejuaraan, dan pada akhirnya dikukuhkan sebagai jawara regional setelah semua babak terselesaikan.

Pearl Abyss Tunjukkan Proses Pembuatan DokeV

DokeV milik Pearl Abyss memang menjadi salah satu kejutan yang tidak terduga dalam gelaran Gamescom pada Agustus lalu. Dengan konsep yang terasa fresh dan menyenangkan, DokeV memang berpotensi besar untuk menjadi game pesaing Pokemon nantinya.

Setelah dua bulan tanpa kabar, akhirnya Pearl Abyss memperlihatkan beberapa hal baru dari pengembangan Dokev ini. Lewat akun Twitternya, DokeV menceritakan bahwa mereka tampil di dalam acara “OMG_Electronics” milik Subusu News.

Dalam acara tersebut Pearl Abyss menunjukkan tur belakang layar atau behind-the-scenes dalam pembuatan DokeV dan juga menampilkan beberapa gameplay baru.

Acara OMG-Electronics tersebut sudah dapat ditonton di Youtube, dan bahkan telah menyediakan subtitle Bahasa Inggris untuk memudahkan penonton non-Korea untuk memahami percakapannya.

Dalam turnya tersebut, diperlihatkan bagaimana developer Pearl Abyss membangun proyek baru ambisiusnya ini. Yang pertama ditunjukkan adalah proses 3D scan yang ternyata dilakukan oleh Pearl Abyss ke banyak obyek di dalam game-nya.

Diperlihatkan juga bagaimana proses pemindaian yang dilakukan oleh Pearl Abyss terhadap benda nyata di dalam sebuah ruangan khusus yang berisi banyak kamera, yang biasanya digunakan dalam film dan juga game-game AAA.

Tidak berhenti untuk obyek-obyek kecil saja, Pearl Abyss ternyata juga melakukan pemindaian 3D untuk bangunan dan bahkan berbagai tekstur lingkungan yang nantinya akan digunakan di dalam game-nya.

Selain obyek dan detail lingkungan yang dibuat serealistis mungkin, Pearl Abyss juga memberikan perhatian khusus terhadap gerakan animasi karakter-karakter dalam DokeV.

Untuk hal tersebut, Pearl Abyss juga memiliki ruangan khusus motion capture yang digunakan untuk merekam animasi para karakter ketika bergerak, menaiki kendaraan, hingga bertarung.

Source: Pearl Abyss

Terakhir ditampilkan juga bagaimana semua elemen yang telah dibuat sebelumnya diimplementasikan ke dalam game. Dalam videonya, ditunjukkan juga secara perdana gameplay DokeV ini yang masih dalam tahap developer build.

Developer Pearl Abyss juga sempat menjawab beberapa pertanyaan dari para fans, seperti inspirasi game-nya yang ternyata datang dari film seperti Ghostbuster dan serial animasi klasik di Korea Selatan. Begitu juga latar pulaunya yang ternyata merupakan gabungan memori masa kecil dan juga imajinasi dari developer.

Sayangnya terlepas dari beberapa informasi mengenai pembuatannya, Pearl Abyss masih belum mengumumkan kapan DokeV ini akan dirilis nantinya.

Isu EA Lepas Nama FIFA Disebabkan oleh Masalah Biaya Lisensi yang Terlalu Tinggi

Belum selesai terkejut dengan keputusan Konami untuk mengubah nama legendaris Pro Evolution Soccer (PES) menjadi eFootball, kini para pecinta game sepak bola dikejutkan dengan keinginan EA untuk ikut mengganti nama game mereka yaitu FIFA menjadi EA Sports FC.

Padahal EA telah menggunakan nama FIFA sebagai game sepak bolanya tersebut sejak tahun 1993. Kerja sama keduanya telah menghasilkan 38 buah game di berbagai platform hingga tahun ini. Namun sayangnya  kerja sama jangka panjang tersebut sepertinya akan segera berakhir setelah EA mendaftarkan nama EA Sports FC.

Banyak fans yang bertanya-tanya mengenai alasan rebranding tersebut dan akhirnya laporan terbaru dari New York Times memberikan penjelasan bahwa hal tersebut dilakukan karena masalah lisensi. Dalam perjanjian barunya FIFA disebut meminta $1 miliar untuk lisensi namanya setiap empat tahun.

sumber: FIFA

Ditambah lagi, FIFA juga disebut membatasi monetisasi yang dapat dilakukan EA dari game-nya. Padahal EA Sports yang menangani game FIFA merasa bahwa mereka seharusnya diizinkan untuk mengeksplorasi pendapatan mereka dari ekosistem game-nya seperti highlight dari game, turnamen offline, hingga ke produk-produk digital termasuk NFT.

Hasil mengejutkan tersebut sebenarnya tidak diambil dalam waktu singkat, bahkan pihak EA menyebutkan bahwa mereka telah melakukan negosiasi dengan FIFA selama 2 tahun ke belakang. Namun sayangnya permintaan FIFA yang meningkat lebih dari dua kali lipat dianggap terlalu mahal.

Sumber: FIFA

Meskipun harus mengubah nama salah satu franchise paling ikoniknya namun EA mengatakan tidak terlalu khawatir dengan hal tersebut. EA merasa dominasi mereka di pasar game sepak bola tidak akan terganggu oleh para kompetitor meskipun harus berganti nama.

Pasalnya, meskipun tidak akan lagi menggunakan lisensi nama FIFA, EA tetap memiliki lebih dari 300 lisensi serupa ke berbagai organisasi dan liga sepak bola dari seluruh dunia seperti UEFA, Premier League, Serie A TIM, dll. Apalagi meskipun tanpa lisensi FIFA, EA tetap dapat menggunakan nama dan wajah dari para pemain, nama tim, nama stadion, dan berbagai lisensi yang telah dimiliki oleh EA.