Saints Row Reboot Akhirnya Diumumkan dan Terlihat Lebih Modern

Seperti yang telah kami kabarkan sebelumnya bahwa Saints Row akan mendapatkan reboot pada gelaran Gamescom. Dan kelihatannya Deep Silver memenuhi janjinya dengan menunjukkan cukup banyak hal pada pengumuman perdananya.

Lewat trailer perkenalannnya, Volition langsung memberikan sebuah rasa yang benar-benar berbeda dari Saints Row sebelumnya. Chief Creative Officer dari Volition juga menjelaskan bahwa mereka memang memutuskan untuk membawa kembali seri Saints Row kepada akarnya.

“Jadi, dengan serinya yang kini di-reboot, game-nya akan memiliki cerita yang benar-benar baru. Game ini tidak akan terhubung ke cerita game-game Saints Row yang sebelumnya kami kerjakan,” ungkap Boone.

Perbedaan tersebut memang terlihat jelas di trailer perdananya yang seakan benar-benar berusaha lepas dari keempat seri originalnya. Voilition membangun ulang cerita untuk seri reboot ini dengan karakter-karakter baru. Pemain tetap akan menjadi bos untuk 3rd Street Saints.

Namun latar belakang ceritanya kini diubah dan dibuat lebih modern. Alih-alih menjadi geng kriminal, tim Anda akan memiliki usaha bisnis yang menjurus ke praktek kriminal — semacam perusahaan startup namun terkait dengan banyak hal ilegal.

Karena sudah terlanjur terjun, akhirnya pemain dan juga timnya akan berusaha untuk mengambil alih kontrol kota Santo Ileso dengan melawan geng lain yang menguasai berbagai area seperti Los Panteros, The Idols, dan Marshall.

Karakter yang muncul di game-nya benar-benar baru (Image Credit: Deep Silver)

Selain cerita, karakter-karakter pendukung terutama para letnan sekaligus teman satu tim juga mendapat pembaruan yang tidak terkait sama sekali dengan cerita Saints Row sebelumnya. Desain para karakter pendukungnya pun kini diubah menyesuaikan dengan tema besarnya.

Meskipun mengambil cerita dan karakter-karakter yang tidak terkait, namun Boon mengungkapkan bahwa timnya akan memberikan beberapa referensi dari game-game mereka sebelumnya. Selebihnya game ini akan benar-benar baru dari berbagai aspek.

Saints Row reboot ini direncanakan rilis pada 25 Februari 2022 mendatang untuk berbagai platform seperti PC, PS5, PS4, Xbox Series X|S, dan juga Xbox One.

Di Balik Tutupnya Sony Manchester, Studio yang Menggarap Game PSVR

Sony Manchester didirikan pada 2015. Ketika itu, studio tersebut ditugaskan untuk membuat game AAA bagi PlayStation VR. Namun, lima tahun kemudian, Sony memutuskan untuk menutup studio tersebut. Keputusan ini mengejutkan orang-orang yang bekerja untuk Sony Manchester. Pasalnya, saat itu, studio bahkan masih membuka lowongan baru.

Selama lima tahun berdiri, Sony Manchester tidak pernah membeberkan proyek yang mereka kerjakan. Para pemimpin studio itu bahkan tidak memberitahukan game yang mereka kembangkan pada orang-orang yang melamar di studio tersebut. Mereka hanya memberikan informasi tentang proyek yang mereka buat setelah pelamar diterima sebagai karyawan studio.

Ketika menutup studio di Manchester, juru bicara PlayStation mengungkap bahwa alasan mereka adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Namun, para pelaku industri gaming tetap bertanya-tanya: proyek apa yang dikerjakan oleh Sony Manchester? Untuk menjawab pertanyaan itu, Polygon mewawancarai sejumlah orang yang pernah bekerja di studio tersebut. Hanya saja, para narasumber enggan untuk disebutkan namanya karena mereka sudah menandatangani kontrak Non-Disclosure Agreement (NDA) alias kontrak kerahasiaan terkait tugas mereka di Sony Manchester.

Awal Berdiri Sony Manchester

Ketika Sony Manchester didirikan pada 2015, posisi Studio Director diisi oleh Sam Coates. Sebelum itu, Coates pernah menjadi bagian dari Sony Creative Development Group, yang merupakan bagian dari Sony Interactive Entertainment Eropa. Tugas dari divisi tersebut adalah untuk melakukan user testing dan riset serta mengembangkan game-game baru.

Coates turun tangan langsung untuk membesarkan Sony Manchester. Ketika studio baru berdiri, dia membawa 15 developer yang punya pengalaman bekerja untuk studio-studio besar. Sementara itu, Coates bertanggung jawab pada Mark Green yang merupakan Research Director di Sony dan Eric Matthews, yang menjabat sebagai Vice President of Sony Worldwide Studios dan merupakan pendiri Bitmap Brothers.

Horizon Zero Dawn adalah salah satu game yang pernah dikerjakan oleh Matthews dan Green.

Sama seperti Coates, Matthews dan Green juga pernah menjadi bagian dari Creative Development Group. Keduanya juga punya andil dalam pengembangan sejumlah game populer, seperti Horizon Zero Dawn, Until Dawn: Rush of Blood, dan Tearaway Unfolded. Meskipun Coates melapor pada Matthews dan Green, kedua pria itu bekerja di kantor Sony di London.

Sejak studio di Manchester didirikan, Sony tidak pernah memberikan penjelasan detail tentang proyek yang dikembangkan di studio tersebut. Sony bahkan baru mengumumkan keberadaan studio Manchester pada Mei 2015. Alasannya, fans menemukan lowongan pekerjaan dari Sony, yang mencari developer di kawasan Manchester. Walau Sony mengatakan bahwa mereka akan memberikan informasi lebih lengkap akan studio baru mereka di Manchester, informasi tentang studio itu hanya bisa didapat dari lowongan kerja yang Sony buat. Dari lowongan itu, diketahui bahwa Sony Manchester bertugas untuk membuat game AAA untuk PlayStation VR.

Menurut narasumber Polygon, salah satu game yang dibuat oleh Sony Manchester dinamai CSAR: Combat, Research, and Rescue, yang sering disingkat sebagai Rescue. Game itu didasarkan pada Desert Strike, game action klasik yang diluncurkan pada 1992 untuk Sega Genesis. Hanya saja, kali ini, Sony Manchester akan membuat game Rescue dengan teknologi yang lebih modern. Konsep untuk membuat Rescue sebenarnya datang dari Evolution Studios, yang membuat game racing DriveClub.

Sama seperti di Desert Strike, dalam Rescue, para pemain akan terbang menggunakan helikopter untuk menembaki musuh dan melakukan tugas penyelamatan. Selain itu, pemain juga akan didampingi oleh seorang kopilot dan mendapatkan akses ke kapal induk yang berfungsi sebagai markas utama. Di kapal induk, para pemain akan bisa memilih misi yang akan mereka jalankan berikutnya.

Masalah Kepemimpinan Sony Manchester

Salah satu masalah yang dihadapi Sony Manchester adalah proses pengembangan game yang berjalan dengan sangat lambat. Menurut beberapa mantan karyawan, hal ini disebabkan oleh model kepemimpinan Matthews dan Green, yang cenderung melakukan micromanagement.

Tim Sony Manchester akan menghabiskan waktu sekitar 6-12 bulan untuk membuat game dengan desain yang telah ditentukan sebelumnya. Namun, para pemimpin proyek lakukan akan meminta tim developer untuk mengubah sesuatu, mulai dari artstyle yang “terlalu biru” sampai posisi NPC. Dan hal ini menyebabkan para developer harus mengulang pekerjaan mereka. Jadi, tidak heran jika Sony Manchester menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk membuat prototipe.

Walau kantor utama Matthews dan Green di London, mereka pergi Manchester seminggu sekali. Saat berkunjung ke Manchester, mereka biasanya turun tangan langsung pada proses pengembangan game. Dan hal ini justru menjatuhkan moral sebagian karyawan. Alasannya, mereka merasa seolah-olah mereka tidak dipercaya untuk menyelesaikan tugas mereka. Ketika Polygon mencoba untuk mengonfirmasi hal ini pada Matthews dan Green, Matthews tidak memberikan respons dan Green memutuskan untuk tidak mmeberi komentar.

Matthews dan Green mengunjungi Sony Manchester seminggu sekali. | Sumber: KitGuru

“Komunikasi jadi masalah,” kata salah satu mantan karyawan Sony Manchester. “Eric dan Mark sama sekali tidak terbuka pada ide yang diajukan oleh anggota tim.” Dia menjelaskan, sebagian besar ide yang diajukan oleh tim Sony Manchester ditolak. Kecuali jika ide itu memang sama seperti apa yang Matthews dan Green ingin lakukan.

“Kami punya seorang produser. Namun, dia tidak bisa melakukan tugasnya karena Eric dan Mark tidak menyukai rencana yang mendetail,” ujar sang mantan pegawai. Dia bercerita, proses untuk membuat satu musuh baru bisa memakan waktu selama berbulan-bulan. Padahal, musuh yang dibuat masih dalam tahap pra-produksi.

Jauh di Mata, Jauh di Hati

Masalah lain yang dihadapi oleh studio Manchester adalah sikap tidak acuh dari Sony. Jika dibandingkan dengan studio internal Sony yang lain, jumlah staf studio Manchester memang tidak banyak, tidak lebih dari 30 orang. Alhasil, Sony seolah-olah melupakan keberadaan studio Manchester. Lebih dari satu mantan karyawan Sony Manchester bahkan menganggap studio itu sebagai proyek sampingan untuk Matthews.

Mantan pegawai Sony Manchester juga merasa mereka tidak bekerja untuk studio internal Sony. Pasalnya, kantor mereka tidak memiliki branding Sony sama sekali. Selain itu, mereka juga harus berbagi kantor yang mereka gunakan dengan perusahaan lain. Padahal, mereka seharusnya dipindahkan ke tempat lain yang memang memiliki branding Sony dan bisa mereka gunakan tanpa harus berbagi dengan perusahaan lain. Lagi, hal ini menjatuhkan semangat para karyawan Sony Manchester.

Tiga narasumber mengatakan, saat baru diterima di Sony Manchester, para staf biasanya punya semangat tinggi. Mereka bangga karena mereka bisa bekerja untuk studio internal Sony, mengembangkan game baru. Namun, setelah mereka bekerja di sana selama beberapa bulan, mereka akan sadar bahwa kenyataan jauh berbeda dari harapan mereka.

Tugas Sony Manchester adalah membuat game AAA untuk PSVR. | Sumber: The Verge

Sony Manchester tidak memiliki banyak staf. Walau ditugaskan untuk membuat game AAA, jumlah pegawai di sana tidak pernah melebihi 30 orang. Mereka juga sering membuka lowongan kerja. Namun, para petinggi studio enggan untuk menambah karyawan, terutama ketika mereka masih ada di fase pra-produksi. Mereka berencana untuk menambah pegawai ketika proyek pengembangan game sudah masuk fase produksi, yang terus tertunda.

Pada 2016, sejumlah staf Sony Manchester memutuskan untuk meninggalkan studio itu. Salah satunya adalah Gary Napper, yang menjabat sebagai Lead Designer. Pada Juni 2016, dia pindah ke Supermassive Games. Selain itu, Richard Heasman, yang menjabat sebagai Principal VFX Artist, dan Amrish Wadekar sebagai Principal Environment Artist, juga memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan Codemasters. Bahkan Sam Coates, yang menjabat sebagai Studio Director, akhirnya keluar pada Juli 2016 dan bergabung dengan Lego Group.

Setelah kepergian Coates, Matthews dan Green harus mengisi posisi yang kosong di Sony Manchester. Akhirnya, Matthews menduduki posisi Studio Director dan Green menjadi Creative Director. Meskipun begitu, keduanya tetap bekerja dari London. Mereka sempat menambah jumlah staf Sony Manchester dengan merekrut mantan developer dari Ubisoft Reflections, Sony Liverpool, Sony XDev, dan Electronic Arts. Sayangnya, perekrutan karyawan baru tidak mempercepat proses pengerjaan game di Sony Manchester.

Pada akhir 2018, Matthews dan Green sempat memindahkan tim desain Sony Manchester ke London. Harapannya, hal ini akan membuat mereka bekerja dengan lebih cepat. Namun, keputusan tersebut justru membuat komunikasi antara tim Manchester dan London menjadi semakin buruk.

Tutupnya Sony Manchester

Ada banyak perubahan yang terjadi pada Sony di 2019. Pada November 2019, mereka menunjuk Head of Worldwide Studios baru, yaitu Hermen Hulst. Tugasnya adalah untuk mengatur tim developer internal Sony. Perubahan lainnya adalah Shuhei Yoshida melepaskan jabatannya sebagai President of Worldwide Studios dan menjadi Head of Independent Developer Initiatives.

Restrukturisasi ini membuat Sony meninjau kembali proyek mereka yang tengah berjalan, termasuk Sony Manchester. Studio itu kini mendapatkan tekanan dari Sony untuk menunjukkan hasil dari kerja mereka selama beberapa tahun terakhir. Dan pada akhirnya, tim Sony Manchester mulai menunjukkan hasil. Sayangnya, hal itu tidak menyelamatkan mereka. Sony tetap memutuskan untuk menutup studio di Manchester. Hulst mengunjungi studio Manchester untuk mengumumkan hal ini pada para staf di Februari 2020.

Sejak saat itu, banyak mantan pekerja Sony Manchester yang pindah ke studio lain yang juga bermarkas di Manchester, seperti Firesprite dan Lucid Games. Kedua studio itu juga merupakan rekan Sony dalam membuat The Persistence VR dan Destruction AllStars. Setelah Sony Manchester dibubarkan, Matthews lalu menjabat sebagai Head of Game Development di TT Games, sementara Green menduduki posisi Director of Game Development di perusahaan yang sama.

Sumber header: Dual Shockers

A New Multiplayer Racing Mode Is Coming to Microsoft Flight Simulator

With the current running of Gamescom 2021, Microsoft Flight Simulator has certainly turned a lot of heads with the announcement of their major update. There are new aircraft, improvements in several flight regions, and a whole new game mode that will be introduced. Make sure to strap your seatbelts in because we have a lot of content to cover. 

Multiplayer

Microsoft Flight Simulator, for the most part, has focused on single-player gameplay. However, this expansion will introduce a new multiplayer mode where you can race against your friends or other simmers and showcase your piloting skills.  To keep the integrity of realism of the game, the developers actually teamed up with RARA or the Reno Air Racing Association and based the racing mode on the STIHL National Championship Air Races. Consequently, we will most likely see some themes in the multiplayer mode, such as vintage World War 2 fighter planes or classic jets like the De Havilland Vampire. The release date of the Reno Air Races expansion pack was unfortunately not specified. However, Microsoft did announce that it will be available around this Fall.

World Update 6

Germany, Austria, and Switzerland have been drastically refurbished in the upcoming World Update on September 7th . There will be new aerial imagery and major overhauls on the 3D terrains of Basel, Graz, Vienna, and the extensive mountain ranges of the Alps. Furthermore, custom-made regional landmarks or famous locations, airports, and new flight missions will also be added. Needless to say, this update will immensely improve the visuals of the game and provide a more realistic experience to simmers. To top that all off, World Update 6 will be completely free to download in the in-sim marketplace.

New Aircraft

Last but not least, Microsoft also announced that they will be adding a new series of aircraft called Local Legends, which introduces planes that are more well-known in specific regions. One of the teased aircraft is called the Junkers JU-52, which just happens to originate from Germany, a country touched up in the World Update. Again, the developers go as far as collaborating with Bernd Junkers, the grandson of the original JU-52 designer in 1930, and an experienced pilot of the craft to assure that every element of the plane is as accurate and realistic as it can be. The Junker JU-52 will be available to purchase for $14.99 on the same date as the World Update.

But enough with history, let’s venture into the future because Microsoft Flight Simulator will also be releasing a next-generation aircraft. Microsoft has been working closely with Volocopter’s eVTOL (electric vertical take-off and landing) air taxi prototype to create VoloCity. VoloCity does closely resemble a helicopter, a highly requested aircraft that Microsoft also plans to introduce in the future. For now, however, the VoloCity air taxi will only be released later in November.

Modder Fallout: London Kini Direkrut Bethesda

Kemampuan komunitas modder saat ini memang terus menunjukkan perkembangan yang impresif. Beberapa modder bahkan dapat membuat sebuah game baru dari game yang sudah ada, seperti apa yang terjadi pada mod Fallout: London.

Mod ini mengubah hampir seluruh game Fallout 4 menjadi sebuah game Fallout baru yang berlatar di London, Inggris. Dan tidak hanya dunianya saja yang berubah, namun juga cerita baru yang diusung.

Bahkan Bethesda dikabarkan cukup terkesan dengan proyek mod berukuran DLC ini. Sehingga, mereka memutuskan untuk merekrut penulis dari mod Fallout: London ini untuk bergabung. Berita tersebut bahkan diumumkan juga oleh akun Twitter dari Fallout: England.

Dalam cuitan yang berisi screenshot dari postingan panjang di Discord tersebut sang pengembang menjelaskan kepergian Kepala Penulis mereka, Stephanie Zachariadis kini menuju Bethesda. Mereka memberikan dukungan kepada Stephanie dan berharap dirinya mampu memberikan cerita dan misi inovatif yang dilakukannya untuk Fallout: London saat di Bethesda nanti.

“Stephanie telah menjadi pilar penting bagi tim dan telah membantu menciptakan cerita utama yang fantastis dan menarik, sekaligus dialog yang kami rasa akan sangat Anda nikmati, dan kami tahu bahwa dia akan membawa bakat tersebut ke Bethesda dan Todd Howard (salah satu petinggi di Bethesda),” ungkap tim Fallout England.

Pihak pengembang Fallout: London juga menginformasikan kepada para fans untuk tidak perlu khawatir terhadap proses pengembangan mod ini karena Stephanie telah menyelesaikan penuh cerita dari Fallout: London. Sehingga penulis baru yang nantinya akan bergabung pun akan meneruskan sisa pekerjaan Stephanie sebelumnya, tanpa mengubah cerita atau misi yang sudah dibuat.

Fallout: London sendiri masih berada dalam tahap pengembangan, dengan progres yang terus diinformasikan kepada para fans lewat postingan di Twitter maupun video update mereka di YouTube.

Dalam update terakhirnya, mereka menunjukkan perkembangan dari kota London yang akan menjadi tempat bertualang para pemain nanti. Kemudian mereka mengenalkan monster-monster baru yang akan menghuni game-nya.

Begitu juga sistem cuaca baru yang diklaim akan memberi pengalaman baru. Lengkap dengan cuaca baru seperti hujan asam yang dijanjikan akan ditunjukkan pada video update berikutnya. Terakhir, tim Fallout London juga menunjukkan beberapa musik baru yang akan menjadi soundtrack game-nya.

Stray Blade, Game Soul-like Action RPG yang Brutal Diumumkan

Genre RPG pada sebuah video game tidak ada habisnya dan akan selalu ada di hati para penggemarnya. Pada Gamescom 2021, Strayblade diumumkan melalui trailer pendek.

Walaupun footage Stray Blade sudah dirilis pada Gamescom 2019, namun kali ini 505 Games, selaku developer, menyatakan Stray Blade resmi diumumkan dengan seluruh aspeknya yang lebih dipoles.

Stray Blade merupakan sebuah RPG single-player terbaru hasil kerjasama antara Point Blank Games dan 505 Games (Sniper Elite III, Payday 2, Dead by Deadlight). Game ini terinspirasi dari Dark Souls namun memiliki suasana dan panorama yang cerah. Walau demikian, game ini cukup brutal saat bertarung.

Sumber: xbox.com

Stray Blade menggabungkan tema era medieval Eropa dengan sihir & makhluk fantasi. Pada trailer-nya, ditampakkan juga sedikit gameplay dan sistem inventory. Developer mendeskripsikan sistem pertarungan pada Stray Blade dengan istilah “Hyper-responsive Combat System”. Sistem tersebut memadukan antara reflek yang cepat dan strategi dalam mengantisipasi serangan untuk mengontrol laju pertarungan.

Selain bertarung, pemain juga akan disuguhkan sebuah dunia fantasi bernama Acrea. Di dunia ini, pemain akan menjelajahi banyak tempat, seperti reruntuhan kuno, gua-gua es sampai padang gurun. Banyak hal yang dapat dilakukan di sana, mulai dari mengungkap rahasia dunia Acrea, menemukan bahan crafting yang langka, sampai bertemu dengan makhluk-makhluk legendaris.

sumber: Stray Blade

Seperti RPG kebanyakan, pertarungan dan eksplorasi menjadi fokus utama di game ini. Dengan berpetualang dan mengalahkan musuh, kita akan mendapatkan berbagai item, seperti material langka, blueprint, senjata, harta karun, skill, dan juga kejutan-kejutan lainnya.

Salah satu mekanik menarik pada game ini adalah sistem “Changing World”, yaitu perubahan pada dunia yang dapat ditentukan akibat perilaku dari pemain. Pemain juga bisa mengunjungi kembali tempat yang sudah pernah dikunjungi dan masih dapat menemukan hal baru yang belum pernah dialami sebelumnya. Jadi setiap langkah pemain memiliki konsekuensi masing-masing.

Stray Blade direncanakan akan dirilis pada tahun 2022, walaupun belum dengan tanggal yang pasti. Game ini bakal dirilis untuk platform PlayStation 5, Xbox Series X|S dan PC melalui Steam dan Epic Game Store.

Developer Steamworld Quest Mengumumkan Game Terbaru Mereka, The Gunk

Saat Gamescom 2021, Xbox mengumumkan berbagai game yang menarik perhatian. Salah satu game tersebut adalah The Gunk, sebuah game action adventure yang dikembangkan atas hasil kerja sama antara Thunderful dan Image & Form Games.

Pemain akan bermain sebagai Rani, seorang penambang luar angkasa yang berkelana demi mencari sumber daya alam yang dapat dijual. Ia berkelana bersama dengan rekannya, Beck.

Mereka berdua tiba di sebuah planet asing yang awalnya terlihat gersang. Namun tak disangka, mereka menemukan The Gunk, yakni sebuah substansi menyerupai slime yang tidak diketahui asal usulnya. The Gunk berpotensi menjadi sebuah komoditas baru yang memiliki daya jual tinggi.

Sumber: Thunderfull

Yang menjadi masalah adalah, The Gunk dapat membahayakan lingkungan di sekitarnya. Slime ini dapat mengubah flora dan fauna yang disentuhnya, menjadi buas dan berbahaya.

Melalui trailer pendek, The Gunk menunjukkan apa yang dapat pemain lakukan. Di game ini, eksplorasi menjadi aspek terpenting. Pemain akan mendapatkan petualangan di berbagai medan, mulai dari padang gurun, hutan rimba, gua-gua subterranean, dan masih banyak lagi.

Untuk urusan sedot menyedot, Rani diperlengkapi dengan Pumpkin, sebuah sarung tangan canggih yang berdaya sedot tinggi. Pumpkin dapat di-upgrade untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi. Saat Pumpkin dipakai menyedot The Gunk, ekosistem istimewa dari planet tersebut akan langsung bekerja dengan menghijaukan kembali daerah tersebut. Sang developer menjanjikan pengalaman yang memuaskan saat melihat lingkungan rusak yang kembali asri seperti sedia kala.

Sumber: Thunderfull

Bagi yang belum tahu, developer di balik The Gunk adalah developer yang sama dengan yang menangani game Steamworld Quest. Game yang dirilis pada 2019 tersebut menuai kesuksesan dan mendapatkan respon positif.

Sang developer juga menyatakan bahwa pengalaman bermain yang didapatkan akan bergantung dengan platform yang digunakan pemain. Untuk Xbox One, pemain dapat bermain di 30 fps yang stabil. Sedangkan apabila pemain bermain di Xbox Series X|S atau pada high-end PC, pemain dapat menikmati game ini dengan 60 FPS dan resolusi 4K.

The Gunk direncanakan rilis pada Desember tahun ini untuk Xbox One, Xbox Series X | S dan PC, serta akan menjadi game eksklusif Xbox pada Xbox Game Pass sejak hari pertama.

Anti-Cheat Terbaru COD: Warzone Dikabarkan Efektif Menghalau Para Cheater

Permasalahan utama yang lumrah dihadapi oleh game-game free-to-play adalah para cheater yang membuat permainan menjadi tidak menyenangkan. Game battle-royale di universe Call of Duty yaitu Warzone juga tidak lepas dari hal tersebut.

Namun pengembang Raven Software sepertinya kini telah berhasil membuat sistem anti-cheat yang efektif untuk menghalau para hacker dan cheater untuk masuk ke dalam Warzone. Raven dan Activision memang telah berusaha keras mencari cara untuk memerangi para hacker yang jumlahnya terus bertambah dengan cepat.

Dan akhirnya kerja keras tersebut terbayar. Karena, menurut pengakuan dari beberapa orang yang mengaku sebagai hacker dari COD: Warzone, sistem anti-cheat yang baru mampu memblokir hardware dan menghalau para hacker untuk beraksi kembali menggunakan akun baru.

Sistem anti-cheat terbaru ini mulai diimplementasikan mulai 11 Agustus lalu. Hasilnya, ada lebih dari 50.000 akun yang berhasil di-ban. Raven Software juga mengatakan lewat cuitannya di Twitter bahwa mereka mendengarkan komplain para pemain tentang keberadaan para hacker ini dan berjanji akan mengabarkan perkembangan situasinya.

Pengembangan sistem ban-hardware terbaru ini kemungkinan besar adalah hasil dari para streamer besar yang memilih untuk memboikot Warzone karena banyaknya cheater yang berkeliaran. Begitu juga para fans yang ikut mengingatkan bahwa para cheater ini sebelumnya cukup mudah untuk kembali hanya dengan membuat akun baru.

Meskipun sistem anti cheat baru ini terbilang cukup sukses untuk menghalau para cheater, namun tidak sedikit fans yang menganggap bahwa Raven dan Activision terlambat untuk mengimplementasikan sistem ban hardware ini. Pasalnya, sudah terlalu banyak pemain yang beralih dari Warzone termasuk para streamer ternama seperti NICKMERCS, Courage, TimTheTatMan, dll.

Call of Duty Warzone memang dikabarkan telah berhasil tembus 100 juta orang pada bulan April lalu. Namun jumlah tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah cheater yang semakin banyak. Semoga saja dengan sistem anti cheat terbaru yang diimplementasikan ini efektif untuk waktu yang lama sehingga para pemain lama bisa kembali ke Warzone dengan tenang.

Apalagi Warzone baru saja memasuki musim kelimanya pada pertengahan Agustus lalu yang akan membawa berbagai hal baru termasuk Battle Pass, senjata, Perks, dan Gulag baru.

Bekerja Sama dengan Militer, Beberapa Pegawai Unity Ungkapkan Kekecewaan

Menyebut nama Unity kepada para gamer tentunya akan mengingatkan mereka kepada salah satu engine game yang telah digunakan oleh banyak game selama hampir 20 tahun. Game-game modern seperti Genshin Impact, Fall Guys, hingga Mobile Legends bahkan juga dibuat dengan Unity.

Di luar industri game, engine ini juga digunakan di beragam keperluan pengolahan grafis seperti film, arsitketur, otomotif, hingga keperluan militer. Untuk yang terakhir, meskipun perusahaan Unity sendiri dengan bangga menyebutkan bahwa mereka bekerja sama dengan militer, namun kabar terbaru ternyata menunjukkan bahwa beberapa pegawai Unity tidak menyukai kerja sama tersebut.

Laporan tersebut diungkap oleh Vice yang melakukan wawancara terhadap tiga narasumber yang berasal dari pegawai dan juga mantan pegawai dari Unity yang meminta disembunyikan identitasnya untuk masalah keamanan.

Menurut pengakuan dari para narasumber ini, proyek-proyek Unity yang bekerja sama dengan militer tersebut akan diberi kode nama “GovTech“. Unity sendiri mengumumkan proyek tersebut kepada publik pada bulan Maret 2021 lalu bahwa mereka mengembangkan teknologi di semua produk mereka untuk membantu pemerintah dalam beradaptasi dengan AI (artificial intelligence) dan machine learning.

Kerja sama antara kedua belah pihak itu menimbulkan kekhawatiran pada para pegawai terkait masalah etika yang muncul dari potensi persilangan antara proyek militer dan non-militer. Mereka mengambil contoh kecerdasan buatan atau AI yang awalnya dikembangkan untuk video game, dapat juga berakhir di dalam proyek militer tanpa mereka ketahui.

Salah satu sumber tersebut juga mengutarakan bahwa dirinya bergabung ke Unity karena percaya mereka memiliki tujuan untuk memberdayakan developer dan juga membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Lebih blak-blakan, sumber tersebut menyebut bahwa dirinya kini tersadar bahwa mencari keuntungan lewat perang merupakan cara tercepat untuk mencari keutungan secara universal di industri teknologi.

unity ipo
Image Credit: Unity

Setelah Vice mencoba menghubungi pihak Unity untuk meminta komentar, sang CEO John Ritccitiello disebutkan langsung mengeluarkan pernyataan internal kepada seluruh pegawai Unity bahwa kontrak mereka dengan militer sangat terbatas. Dan Unity tidak akan mendukung program kerja sama yang mereka tahu melanggar prinsip atau nilai-nilai perusahaan.

Namun ternyata pesan yang disampaikan kepada lebih dari 4.000 karyawan Unity tersebut malah menimbulkan reaksi negatif. Karena kenyataannya hanya segelintir karyawan yang mengetahui keterlibatan Unity dengan militer, sedangkan berkat pernyataan tersebut semua karyawan kini mengetahuinya.

Hal ini akhirnya membuat sang CEO berjanji akan membuat pertemuan terbuka untuk seluruh pegawai Unity yang akan diadakan hari Selasa waktu setempat untuk membahas bersama terkait topik kerja sama militer tersebut.

This Asterix & Obelix Beat ’em Up Game Will Be Released on November

Announced a couple of months ago, Asterix & Obelix: Slap Them All! is a beat ’em up game that will bring you nostalgia. Developed by Mr. Nutz Studio, you will be playing as Asterix and his companion against many enemies, including pirates, brigands, legionnaires, Normans, and, obviously, Romans in this game.

According to its official blog post, the game will be released on November 25 on Nintendo Switch, PS4, PC, and Xbox One. It’s also backward compatible on PS5 and Xbox Series X|S.

“Mr Nutz Studio is in charge of developing Asterix and Obelix: Slap them All! and making this adventure as faithful to the original material as possible. The developers chose to go with an artistic direction very close to the comic book where the characters, the scenery and the animations are hand drawn. It’s a real tribute to the 2D animated classics and is executed in a style that will surely appeal to Asterix fans and retro gamers alike.” Said in the post.

As you can see in the trailer above, the game seems really fun and you can play it solo or with a friend.

There is also a Limited Edition version that will give you the game with some bonuses, such as a keychain, two sticker sheets, and three lithographs. Another version is the Collector Edition that will give you an additional 27cm Asterix figurines alongside the bonuses from the Limited Edition.

It’s interesting to see beat ’em up games getting more attention recently. Asterix & Obelix, Mayhem Brawler, River City Girls, TMNT: Shredder’s Revenge, and Streets of Rage 4 are some examples of the new beat ’em up games.

Streets of Rage 4, in particular, is one of the most interesting. It’s not only bringing some nostalgia and catering to casual players to do couch co-op with friends and family but also providing challenges for the hardcore players. Let’s see if Asterix & Obelix could manage to do that too.

Genshin Impact Versi 2.1 Hadirkan Banyak Konten Baru, dari Karakter, Event, sampai Fitur Memancing

Genshin Impact telah mengumumkan berbagai hal yang akan dirilis pada versi 2.1. Banyak konten baru yang menanti pemain di versi ini, mulai dari karakter, event, region, boss sampai fitur yang menarik. MiHoYo membeberkan semuanya itu melalui livestream di Twitch dan Bilibili pada tanggal 20 Agustus kemarin.

Versi 2.1 dapat dinikmati oleh pemain pada tanggal 1 September mendatang. MiHoYo juga memberikan preview page mengenai isi dari versi 2.1. Berikut ini adalah ringkasan mengenai apa saja yang akan hadir pada patch mendatang.

sumber: Genshin Impact

Karakter

Setelah secara resmi memasuki region Inazuma pada patch 2.0, akhirnya miHoYo mengumumkan bahwa Raiden Shogun dapat dimainkan di patch 2.1. Archon Electro ini memang menjadi spotlight selama pemain berada di Inazuma. Digambarkan memegang pedang pada splash art-nya, miHoYo juga sudah menyatakan bahwa senjata dari Raiden adalah sword.

Raiden Shogun akan dirilis bersamaan dengan Kujou Sara, sang jendral dari Komisi Tenryou. Seperti di cerita, karakter bintang 4 ini berelemen electro dengan senjata bow. 

Setelah Raiden Shogun dan Kujou Sara, karakter selanjutnya adalah Sangonomiya Kokomi. Ia merupakan pimpinan dari pemberontak yang melawan dekrit pemburuan Vision yang berlaku. Ia diumumkan dengan predikat healer dengan elemen Hydro dan senjata catalyst. Hal yang paling menarik dari karakter ini adalah ia akan menjadi karakter pertama dengan crit rate minus 100%.

Sumber: Genshin Impact

Karakter terakhir yang diperkenalkan adalah Aloy dari Horizon Zero Dawn. Gameplay karakter hasil kolaborasi antara Genshin Impact dan Horizon Zero Dawn ini ditampakkan pada akhir livestream.

Karakter Cryo bersenjata bow ini terlebih dahulu akan dinikmati oleh pemain PlayStation, lalu disusul dengan pemain mobile dan PC pada versi 2.2. Walaupun sequel dari Horizon Zero Dawn resmi ditunda, namun Aloy akan tetap bergabung ke dunia Genshin Impact sesuai jadwal. Untuk mendapatkan Aloy secara gratis, Anda dapat melihatnya di sini.

Sumber: Genshin Impact

Region, Story dan Boss

Setelah akhir yang menggantung pada patch 2.0, cerita perjalanan Traveler akan dilanjutkan. Setelah berhasil menghalau pasukan Shogun, pemain akan diceritakan lebih lanjut mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Inazuma. Pada live stream juga ditampakkan Scaramouche, karakter yang terakhir kali muncul pada patch 1.1. Bahkan Scaramouche sempat menjadi trending topic nomor dua di Twitter setelah live stream berakhir.

Dua pulau yang akan datang akan melengkapi Inazuma sebagai sebuah region  secara keseluruhan. Dua pulau tersebut adalah pulau Watatsumi yang menjadi markas pasukan pemberontak dan Pulau Seirai yang selalu diselimuti badai petir. Cerita lanjutan sepertinya akan berlokasi pada dua pulau tersebut.

Sumber: Genshin Impact

Genshin Impact juga menampakkan tiga boss baru, dua boss untuk material dan satu boss mingguan. La Signora, seorang petinggi dari Fatui, akan menjadi lawan tanding pemain dengan kombinasi elemen es dan api. Keterlibatannya pada kondisi suatu region menjadi hal yang menarik untuk diikuti.

Sumber: Genshin Impact

Fitur Memancing

Setelah fitur membuat rumah dan berkebun ala The Sims, Genshin Impact mengenalkan juga fitur memancing. Untuk detail lebih lanjut mengenai fitur ini, Genshin Impact telah merilisnya di sini.

Seperti fitur di Serenitea Pot, fitur memancing akan menjadi fitur permanen di Genshin Impact.

Sumber: Genshin Impact

Event

Ada beberapa event menarik bertabur hadiah pada versi 2.1. Nantinya akan ada festival Moonchase di Liyue, sebuah perayaan musiman yang dirayakan di bawah cahaya rembulan. Ada juga event login yang berhadiah sampai 10x Wish. miHoYo menjanjikan bahwa hadiah Primogem untuk versi 2.1 akan berjumlah lebih dari 2000 Primogem.

Selain itu miHoYo akan mereset semua bonus top-up untuk Genesis Crystal di versi 2.1. Seperti pembelian pertama kali, pemain akan mendapatkan bonus Genesis Crystal dua kali lipat saat top-up.

Genshin Impact dapat Anda unduh secara gratis di iOS App Store dan Google Play Store untuk mobile, dan website resmi Genshin Impact untuk PC.