The Game Awards 2021 Kembali Cetak Rekor Jumlah Penonton Baru

Sejak pertama kali dihelat di tahun 2014, ajang The Game Awards terus memecahkan rekor fenomenal setiap tahunnya. Puncaknya adalah tahun lalu, tepatnya ketika acaranya terpaksa digelar sepenuhnya secara virtual. Namun ternyata jumlah penontonnya malah naik hampir dua kali lipat menjadi 83 juta orang.

Tahun ini, The Game Awards kembali digelar secara fisik di Microsoft Theater di kota Los Angeles, dan jumlah penonton online-nya pun kembali terpecahkan (meski tidak sedrastis lompatan sebelumnya): sebanyak 85 juta orang menonton acaranya yang ditayangkan secara langsung melalui lebih dari 30 jaringan digital seperti YouTube, Twitch, Twitter, Facebook, TikTok, dan lain sebagainya.

Melalui sebuah siaran pers, pihak penyelenggara The Game Awards mengatakan bahwa ada sekitar 1,6 juta cuitan mengenai event tersebut di Twitter selama 2021. Selama delapan tahun berturut-turut, The Game Awards selalu sempat menjadi trending topic global nomor satu, dan tahun ini pun tidak terkecuali.

Selain mencetak rekor audiens baru, The Game Awards juga mencatatkan rekor watch time baru tahun ini, dengan lebih dari 1,75 juta jam watch time di channel The Game Awards sendiri, tidak termasuk siaran yang ditayangkan channel-channel lain. Angka tersebut naik 14% jika dibandingkan acara tahun kemarin. Partisipasi publik pun juga ikut meningkat 27%, dan tercatat ada lebih dari 23,2 juta suara yang dipungut sejak nominasi pemenang-pemenang penghargaannya diumumkan.

The Game Awards 2021 menghadirkan 30 kategori nominasi, termasuk beberapa kategori baru yang cukup menarik seperti Games for Impact dan Innovation in Accessibility. Untuk kategori Game of the Year, pemenangnya tahun ini adalah It Takes Two garapan Hazelight Studios. Anda bisa melihat daftar lengkap pemenang-pemenangnya di artikel berikut.

Di samping memberi penghargaan buat game-game terbaik, The Game Awards juga selalu ditunggu berkat sederet trailer game baru yang disajikannya. Tahun ini, ada beberapa kejutan yang tak disangka seperti Wonder Woman karya Monolith Productions, sekuel dari Warhammer 40.000: Space Marine, dan Alan Wake 2. Selengkapnya, Anda bisa menonton rangkuman 25 trailer game baru yang diumumkan di The Game Awards 2021 pada artikel ini.

Sumber: Game Informer.

Toge Productions Umumkan Enam Penerima Program Pendanaan Toge Game Fund Initiative

Juni lalu, Toge Productions mengumumkan sebuah program pendanaan bertajuk Toge Game Fund Initiative (TGFI). Program tersebut ditujukan untuk membantu studio-studio indie di kawasan Asia Tenggara dalam merealisasikan ide-idenya menjadi sebuah prototipe game yang dapat dimainkan, dengan sokongan modal hingga sebesar $10.000.

Setelah melangsungkan proses seleksi, Toge akhirnya mengumumkan enam proyek yang terpilih sebagai partisipan program TGFI. Masing-masing berasal dari studio yang berbeda, dan tidak semuanya berbasis di Indonesia.

Yang pertama adalah Project Darma karya Anoman Studio asal Indonesia. Project Darma merupakan sebuah game action bertempo cepat yang menceritakan tentang misi balas dendam seorang pembunuh bayaran melawan pimpinan-pimpinan bandit dalam setting Indonesia zaman modern. Game ini sebenarnya sudah diumumkan sejak sekitar dua tahun lalu, dan sekarang realisasinya tentu bakal semakin terjamin.

Selanjutnya, ada Ngopi Yuk! garapan Uniqx Studio asal Indonesia. Game ini diadaptasikan dari komik Webtoon berjudul sama, dengan cerita seputar kedai kopi tradisional di kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang sudah menjamu warga-warga lokal selama beberapa generasi. Game tentang kedai kopi dengan kreator Coffee Talk sebagai mentornya. Menarik.

Partisipan yang ketiga adalah Project Descent bikinan Kotakoren Games asal Malaysia. Project Descent merupakan sebuah game RTS dengan setting fantasi yang terinspirasi oleh budaya-budaya Asia Tenggara. Kalau Anda suka dengan game seperti Final Fantasy Tactics, game ini patut Anda pantau perkembangannya.

Berikutnya, ada Project Angkara besutan Trimatra Interactive asal Indonesia. Angkara merupakan sebuah shooter yang banyak terinspirasi FPS lawas Hexen, dengan setting fantasi yang kelam yang berdasar pada sejumlah mitologi Asia Tenggara. Ini bukan kali pertama Trimatra menggarap game yang terinspirasi Hexen. Sebelumnya, studio asal Surabaya ini sudah pernah mengerjakan game berjudul Ravensword: Undaunted.

Proyek yang kelima adalah The Secret Life of Dorian Pink buatan AmberLimShin asal Malaysia. Game ini merupakan sebuah narrative RPG yang agak nyeleneh, dengan lakon utama yang bertujuan untuk menyelamatkan pacarnya dari neraka, dengan cara mengambil keputusan-keputusan yang meragukan, mengumpulkan kawan, dan meledakkan donat. Nyeleneh, tapi penuh intrik.

Terakhir, ada Sunset Satellite karya Twilight Foundry Games asal Malaysia. Sebelumnya sempat diumumkan di event Level Up KL 2021, Sunset Satellite dideskripsikan sebagai sebuah 3D interactive fiction yang penuh atmosfer dan emosi, dengan narasi seputar pertumbuhan dan penerimaan. Grafik bergaya lo-fi membuat game ini terkesan sangat chill untuk dimainkan.

Selain menerima bantuan dana tanpa terikat kontrak eksklusif maupun sistem royalti, keenam developer indie tadi juga bakal menerima mentoring dari beberapa anggota veteran Toge Productions. Program TGFI ini benar-benar bertujuan untuk membantu, dan Toge sendiri hanya mendapatkan hak sebagai pihak pertama yang menawarkan diri untuk menjadi publisher.

Kabar baiknya, Toge masih membuka program TGFI buat developer-developer lain yang berminat mengikuti. Detail lebih lengkap sekaligus persyaratannya dapat dilihat langsung di situs Toge Productions.

Sumber: IGN dan Virtual SEA.

Pamflet Gran Turismo 7 Bocorkan Banyak Detail Game-nya

Penundaan perilisan Gran Turismo 7 ke tahun 2022 mendatang memang cukup mengecewakan banyak gamer, terutama fans Gran Turismo yang telah menunggu cukup lama untuk seri barunya ini. Apalagi sang developer, Polyphony Digital juga tidak terlalu banyak membagikan detail dari game-nya.

Namun berkat pamflet yang sempat difoto diunggah oleh akun Twitter bernama riku (@bookkyamp), banyak detail baru dari Gran Turismo 7 yang akhirnya terungkap. Riku mendapatkan pamflet tersebut dari Yodobashi Camera, salah satu toko perbelanjaan besar di Jepang.

Dalam pamflet gratis tersebut, banyak detail baru mengenai Gran Turismo 7 yang dibagikan. Termasuk detail bahwa akan ada lebih dari 420 model mobil dengan kualitas tertinggi. Game-nya disebut akan memiliki lebih dari 90 trek balap dengan cuaca dan pemandangan yang realistis.

Pamflet tersebut juga mengonfirmasi kembalinya GT Mode yang sebelumnya sempat absen. Dalam GT Mode tersebut pemain disebut dapat menikmati kehidupan pecinta mobil. Mulai dari membeli, menjual, memodifikasi, dan juga balapan.

Selain itu, terdapat juga informasi yang cukup detail mengenai area-area yang dapat didatangi oleh para pemain dalam progres single-player career, antara lain:

Mode Campaign Gran Turismo 7. Credit: Sony

License Center

  • Tempat para pemain akan memulai, dan juga kembali untuk mengambil lisensi mengemudi yang lebih tinggi. Pemain akan mempelajari berbagai teknik mengemudi mulai dari yang paling dasar hingga yang kompleks untuk balapan

Garage

  • Garasi akan menjadi pusat aktivitas dari para pemain nantinya. Dan pemain dapat menyimpan hingga 1.000 mobil di dalamnya, menyetel, atau bahkan sekadar memandangi detail-detailnya.

Brand Central

  • Sebuah shopping mall yang berisi 60 brand mobil dengan lebih dari 300 model mobil yang diproduksi di atas tahun 2011.

Used Cars Dealer

  • Seperti namanya, tempat ini akan menjual mobil-mobil lama yang sudah tidak diproduksi lagi. Pemain dapat mencari mobil-mobil Jepang legendaris dari tahun 80-an dan 90-an di sini.

Tuning Shop

  • Tempat berbelanja part dan aksesoris untuk memodifikasi mesin mobil yang pemain miliki. Mulai dari mesin, ban, rem, suspensi, hingga supercharger, turbo, dan berbagai modifikasi lainnya.

GT Auto

  • Toko ini berfokus pada modifikasi visual dari mobilnya. Ada lebih dari 130 pelek dan lebih dari 600 part aero untuk memodifikasi mobil pemain. Pemain juga dapat mengganti cat, memberikan livery, mengganti oli, dan bahkan mencuci mobil di sini.

Scapes

  • Setelah puas memodifikasi dan menyetel mobilnya, pemain dapat menuju tempat ini untuk memilih lebih dari 2.500 lokasi foto di 40 negara di seluruh dunia. Pemain dapat menempatkan mobil favortinya di latar indah dan mengambil foto HDR yang realistis.

World Circuits

  • Pemain juga dapat mengakses berbagai sirkuit yang telah disediakan oleh Gran Turismo 7 mulai dari sirkuit nyata seperti Le Mans dan Nürburgring, hingga sirkuit fiksi ikonik Gran Turismo seperti Trail Mountain.

Mission Challenge

  • Bagi yang membutuhkan tantangan lebih, tempat ini akan memfasilitasi para pemain dengan berbagai event unik mulai dari 0-400m Battle, Drifting, Max Speed Challenge, dll.

Gran Turismo 7 akan dirilis pada 4 Maret 2022 mendatang untuk PlayStation 5 dan juga PlayStation 4.

5 Game Keluaran Tahun 2021 dengan Jumlah Pemain/Unduhan Terbanyak

Sudah bukan rahasia apabila game free-to-play (F2P) selalu juara dalam hal banyak-banyakan pemain. Namun pada kenyataannya, game premium pun juga bisa memiliki jumlah pemain yang masif, terutama jika dibarengi dengan strategi pemasaran yang apik, seperti misalnya mengikutkan game-nya ke dalam sebuah layanan subscription.

Di artikel ini, saya telah merangkum 5 game keluaran tahun 2021 dengan jumlah pemain/unduhan terbanyak. Berhubung yang masuk hitungan hanyalah game yang dirilis di tahun 2021, Anda jelas tidak akan menemukan game-game yang sudah lama eksis dan masih sangat populer seperti Fortnite atau Apex Legends di sini. Namun seperti yang saya bilang, game yang tercantum tidak semuanya F2P.

Pokémon Unite – 50 juta unduhan

Diluncurkan lebih dulu di Nintendo Switch pada bulan Juli 2021, Pokémon Unite merupakan salah satu fenomena industri video game tahun ini. Per Desember 2021 ini, game tersebut sudah diunduh sebanyak 50 juta kali. Cukup mengesankan mengingat versi Android dan iOS-nya baru dirilis pada bulan September.

Selain sangat populer, Pokémon Unite juga berhasil menyabet gelar prestisius game Android terbaik 2021 versi Google Play. Demam MOBA memang masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda, dan game ini hanya semakin memopulerkan tren tersebut, sekaligus menginspirasi franchise besar lain untuk ikut berpartisipasi.

PUBG: New State – 45 juta unduhan

Game anyar lain yang luar biasa populer tahun ini adalah PUBG: New State. Hanya sekitar satu bulan lebih sejak peluncurannya di tanggal 11 November 2021, game ini rupanya telah menerima lebih dari 45 juta unduhan. Hype seputar game ini memang sudah dibangun sejak pertengahan tahun, jadi tidak heran apabila popularitasnya langsung meledak dalam waktu yang singkat.

Menjelang pergantian tahun, PUBG: New State juga baru kedatangan update besar pertamanya. Salah satu fitur baru yang paling menarik adalah Merit Point System, yang dirancang untuk mengurangi kebiasaan toxic para pemain.

Forza Horizon 5 – 10 juta pemain

Seperti yang saya bilang di awal, menawarkan game premium via layanan subscription merupakan cara yang sangat efektif dalam membangun userbase yang besar, dan Forza Horizon 5 adalah contoh terbaiknya. Game ini dirilis pada tanggal 9 November 2021 lalu di PC, Xbox Series X/S, Xbox One, dan layanan subscription Xbox Game Pass sekaligus. Dalam kurun waktu hanya 10 hari, game ini rupanya berhasil menggaet lebih dari 10 juta pemain.

Forza Horizon 5 merupakan sukses besar bagi Xbox Game Studios. Di ajang The Game Awards 2021, game ini membawa pulang tiga penghargaan sekaligus: Best Sports/Racing Game, Best Audio Design, dan Innovation in Accessibility. Menariknya, seri game balap yang amat sukses ini sebenarnya berawal dari sebuah spin-off.

Back 4 Blood – 6 juta pemain

Contoh lain game premium dengan userbase yang besar berkat keterlibatan layanan subscription adalah Back 4 Blood. Seperti Forza, penerus tak resmi seri Left 4 Dead ini juga dirilis di Xbox Game Pass di hari pertama peluncurannya pada 12 Oktober 2021 kemarin. Sekitar dua minggu kemudian, Back 4 Blood dikabarkan telah dimainkan oleh lebih dari 6 juta pemain.

Kesuksesan Forza Horizon 5 dan Back 4 Blood ini semestinya bisa memicu ketertarikan developer dan publisher lain untuk mempertimbangkan layanan subscription dalam strategi pemasarannya, khususnya buat game-game premium yang memiliki elemen multiplayer. Pasalnya, seperti yang kita tahu, userbase yang besar memang merupakan salah satu kunci keberhasilan dari suatu game multiplayer.

FIFA 22 – 9,1 juta pemain

2021 punya dua game sepak bola baru, yakni FIFA 22 dan eFootball 2022, akan tetapi yang bernasib mujur cuma satu. Di saat eFootball 2022 banyak dianggap sebagai salah satu game tergagal tahun ini, FIFA 22 justru bisa dibilang cukup berhasil. Dalam kurun waktu cuma seminggu sejak dirilis pada 1 Oktober kemarin, FIFA 22 diklaim sudah memiliki 9,1 juta pemain.

Ketersediaannya di beberapa platform sekaligus tentu menjadi salah satu alasan di balik kesuksesannya — FIFA 22 bahkan juga tersedia di layanan cloud gaming Google Stadia. Namun menariknya, FIFA 22 sebenarnya mempunyai perbedaan yang cukup drastis antara versi konsol last-gen dan next-gen, utamanya terkait pergerakan dan animasi pemain, yang terkesan lebih realistis di konsol next-gen berkat pemanfaatan teknologi Hypermotion.

Neymar Jr. Tanda Tangani Kontrak dengan Facebook Gaming, Game Indie Indonesia Masuk Nintendo Indie World Showcase

Tencent baru saja mengakuisisi Turtle Rock, developer dari Left 4 Dead pada minggu lalu. Selain itu, Aniplex juga membeli studio di balik Fate/Grand Order, yang merupakan bagian dari DelightWorks. Sementara Nintendo memamerkan sejumlah game indie yang akan diluncurkan di Switch melalui Nintendo Indie World Showcase. Salah satu game indie yang dipamerkan di sana merupakan game buatan developer Indonesia. Terakhir, Neymar Jr. telah menandatangani kontrak dengan Facebook Gaming. Dengan begitu, dia resmi menjadi kreator konten game di platform tersebut.

Tencent Akuisisi Turtle Rock, Developer dari Left 4 Dead

Minggu lalu, Tencent mengakuisisi Slamfire Inc, perusahaan induk dari Turtle Rock, developer dari Evolve dan Left 4 Dead. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai akuisisi tersebut. Tencent mengungkap, Turtle Rock akan tetap beroperasi secara mandiri di bawah kepemimpinan dari Phil Robb dan Chris Ashton, dua pendiri dari studio tersebut. Sebelum ini, Turtle Rock menggandeng Warner Bros. untuk merilis Back 4 Blood di PC dan konsol pada Oktober 2021. Game tersebut juga tersedia di Xbox Game Pass.

“Kami senang karena kami akan menjadi bagian dari keluarga Tencent,” kata President dan General Manager, Turtle Rock, Steve Goldstein, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Tencent memiliki rekan-rekan yang hebat, jaringan yang luas, dan pengetahuan akan gaming yang dalam. Dukungan dari mereka akan membantu kami untuk membuat game ambisius yang selalu kami impikan. Pada saat yang sama, kami tetap menjadi perusahaan mandiri.”

Neymar Jr. Jadi Kreator Konten Game di Facebook Gaming

Neymar Jr., salah satu pemain sepak bola terpopuler yang juga merupakan gaming enthusiast, baru saja menandatangani kontrak eksklusif dengan Facebook Gaming. Siaran debutnya diadakan pada 17 Desember 2021. Ketika itu, dia memainkan Counter-Strike: Global Offensive dan Crab Game. Neymar memang merupakan salah satu atlet dengan pengikut paling banyak di media sosial. Di Facebook, dia punya 88 juta followers. Sementara di Instagram, dia punya 166 juta pengikut, dan di Twitter, jumlah pengikutnya mencapai 55,4 juta orang.

Neymar mengaku senang karena mendapatkan kontrak eksklusif dengan Facebook Gaming. Di halaman Facebook-nya, dia berkata, “Bermain game merupakan salah satu hobi favorit saya. Saya tidak sabar untuk berbagi kesenangan bermain saya di halaman Facebook saya,” katanya, menurut laporan dari Dot Esports.

Aniplex Akusisi Tim Developer dari Fate/Grand Order

Aniplex, perusahaan pembuat anime, telah mengakuisisi divisi game development dari DelightWorks, yang merupakan kreator dari mobile game Fate/Grand Order. Melalui akuisisi tersebut, divisi pengembangan game itu akan melakukan rebranding dan menjadi bagian dari Aniplex. Sementara DelightWorks akan terus beroperasi mandiri. Aniplex sendiri merupakan perusahaan anak dari Sony Music Entertainment Japan. Mereka juga merupakan publisher dari Fate/Grand Order sejak game itu dirilis pada Juli 2015.

Studio pembuat Fate/Grand Order diakuisisi oleh Aniplex.

“Kami yakin, akuisisi ini akan memberikan kami lebih banyak kesempatan untuk membuat game baru di masa depan,” kata President dan CEO DelightWorks, Yoshinori Ono, menurut laporan GamesIndustry. “Dan hal ini membuat kami sangat senang.”

Nintendo Indie World Showcase Pamerkan 2 Game Indie Asal Asia Tenggara

Nintendo Indie World Showcase terbaru memamerkan sejumlah game indie yang akan bisa diluncurkan di Switch. Beberapa game yang Nintendo pamerkan antara lain Omori, Sea of Stars, Chicory, dan Don’t Starve Together. Selain itu, ada dua game indie buatan developer Asia Tenggara yang masuk dalam Indie World Showcase. Kedua game itu adalah Timelie dari Urnique Studio asal Thailand serta Afterlove EP dari Pikselnnesia asal Indonesia.

Afterlove EP merupakan game terbaru buatan Mohammad Fahmi, kreator dari Coffee Talk. Game yang menggabungkan elemen rhythm game dengan visual novel itu dibuat oleh Pikselnesia dan akan dirilis oleh Fellow Traveller. Cerita dari Afterlove EP bercerita tentang musisi bernama Rama yang sedang bersedih karena kehilangan kekasihnya.

Sementara Timelie adalah isometric puzzle-game. Dalam game ini, pemain akan bermain sebagai perempuan muda yang ditemani seekor kucing dalam dunia yang dipenuhi dengan robot berbahaya. Di sini, pemain akan bisa mengendalikan waktu, seperti menghentikan waktu sesaat atau bahkan melakukan rewind.

Square Enix Hentikan Penjualan Final Fantasy XIV untuk Sementara

Belum lama ini, Square Enix meluncurkan expansion untuk Final Fantasy XIV, Endwalker. Expansion tersebut juga merupakan expansion terbesar dari FFXIV. Jadi, tidak heran jika ada banyak orang yang ingin memainkan expansion itu. Server Final Fantasy XIV kebanjiran begitu banyak pemain sehingga Square Enix terpaksa harus menghentikan penjualan dari game itu, baik secara offline maupun online.

“Para pemain harus menunggu waktu lama untuk bisa berrmain karena tingginya durasi bermain para gamers, melewati kapasitas server kami, khususnya pada peak time. Jadi, kami memutuskan untuk memberhentikan penjualan Final Fantasy XIV Starter Edition dan Complete Edition,” kata Producer FFXIV, Naoki Yoshida, dikutip dari Kotaku. Tentu saja, hal ini hanya berlaku sementara.  Yoshida mengatakan, pemberhentian penjualan itu hanya berlaku selama beberapa hari.

Sumber header: Wikipedia

Netflix Dikabarkan Tengah Garap Film Live Action Megaman

Portfolio film adaptasi video game yang hadir di Netflix kelihatannya terus bertambah. Yang terbaru, Netflix dikabarkan tengah menggarap film adaptasi dari seri Mega Man. Meskipun proyek ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh Netflix, namun rumah produksi Supermarché kedapatan menuliskan proyeknya tersebut di website-nya.

Proyek film adaptasi Mega Man ini bukanlah hal yang baru karena sebenarnya telah dimulai sejak 2015 bersama 20th Century Fox. Namun proyek tersebut berpindah ke Disney pada 2019 setelah akuisisi Fox dan akhirnya diambil alih oleh Netflix pada 2020 lalu.

Image Credit: Capcom

Sayangnya, tidak ada informasi pendukung tentang progres yang telah berjalan terhadap film adaptasi video game ini. Namun melihat fakta bahwa belum ada jajaran pemeran yang diumumkan, kelihatannya proyek Mega Man ini masih dalam tahap awal pengembangan.

Meskipun belum menunjukkan hal apapun, namun para fans mulai khawatir terhadap kelanjutan film adaptasi Mega Man ini, terutama karena film ini akan menjadi film live-action. Faktanya, film adaptasi live-action video game sangat rawan gagal terutama dari sisi penerjemahan visualnya.

Franchise Mega Man telah ada sejak tahun 1987 dan menjadi salah satu seri paling populer milik Capcom yang membuatnya diadaptasi ke dalam komik dan juga serial TV. Sayangnya popularitas Mega Man mulai meredup pada tahun 2000-an yang bahkan menyebabkan serinya berhenti pada Rockman EXE Operate Shooting Star di tahun 2009.

Namun nama tenar Mega Man sebenarnya terus berlanjut, terutama pada senjata ikoniknya yaitu Mega Buster. Senjata ini bahkan sempat muncul dalam video game Capcom lainnya, yaitu Devil May Cry 5 dan bahkan di film bertema video game milik Ryan Reynolds, Free Guy.

Film adaptasi video game memang tengah gencar dilakukan oleh berbagai franchise video game. Terlepas dari sukses atau tidaknya filmnya nanti, namun daftar dari film adaptasi game ini memang terus bertambah seiring waktu.

Hingga sekarang saja sudah tercatat ada beberapa film dan serial yang akan dirilis seperti musim kedua dari The Witcher, sekuel dari film Sonic, film adaptasi Super Mario dengan Chris Prat, Uncharted dengan Tom Holland dan Mark Wahlberg, hingga serial TV Halo yang baru saja diumumkan.

Sumber: IGN, The Verge

Daftar Game Premium Keluaran Tahun 2021 dengan Angka Penjualan Terbesar

Salah satu cara menilai keberhasilan suatu video game adalah dengan melihat performa penjualannya. Game seperti Cyberpunk 2077 boleh saja menerima kritikan pedas, tapi kalau game-nya ternyata laku keras dan terjual lebih dari 13 juta kopi dalam kurun waktu hanya 10 hari, sah-sah saja apabila game-nya dinyatakan berhasil.

2020 punya Cyberpunk, lalu bagaimana dengan 2021? Game Premium (alias yang dijual bukan free to play) apa saja yang dirilis tahun ini yang memiliki angka penjualan terbesar? Well, sayangnya tidak semua publisher memiliki kebijakan transparansi yang sama, sehingga kita tidak bisa mengetahui performa penjualan dari setiap game yang dirilis di tahun 2021.

Meski begitu, ada beberapa publisher yang secara terbuka menyingkap seberapa banyak game besutannya terjual. Berikut adalah daftar game premium keluaran tahun 2021 dengan angka penjualan terbesar, minimal 1 juta kopi.

Valheim – 7,9 juta kopi

Oke, game ini memang tidak bisa dikategorikan sebagai game AAA kalau melihat skala tim pengembangnya (yang cuma beranggotakan lima orang), akan tetapi angka penjualan yang dicatatkan terlalu besar untuk tidak dicantumkan di artikel ini: 7,9 juta kopi per 30 Juni 2021. Padahal, game-nya baru dirilis di bulan Februari 2021, dan itu pun dalam status early access (dan masih berlanjut hingga sekarang).

Tidak bisa dimungkiri, popularitas Valheim terbantu oleh tren genre game survival yang memang sedang naik daun kala itu. Berkat art style-nya yang unik dan musik orisinalnya yang menenangkan, Valheim ibarat angin segar di tengah banyaknya game open-world survival dengan formula yang serupa, belum lagi ditambah mitologi Norse yang menjadi dasar narasinya.

Monster Hunter Rise – 7,5 juta kopi

Monster Hunter: World yang dirilis di tahun 2018 merupakan game terlaris yang pernah Capcom buat, dengan total lebih dari 20 juta kopi terjual dalam kurun waktu tiga tahun lebih. Alhasil, wajar jadinya kalau kita menaruh ekspektasi tinggi terhadap penerusnya, Monster Hunter Rise, dan game ini pun rupanya tidak mau mengecewakan.

Per Oktober 2021, Monster Hunter Rise telah berhasil terjual sebanyak 7,5 juta kopi, dan itu semua hanya berasal dari platform Nintendo Switch saja. Tahun depan, angka tersebut bisa dipastikan bakal bertambah drastis mengingat versi PC-nya bakal dirilis di bulan Januari, disusul oleh expansion berjudul Sunbreak di pertengahan tahun.

Super Mario 3D World + Bowser’s Fury – 7,45 juta kopi

Anda yang pernah punya Nintendo Wii U pasti tahu bahwa Super Mario 3D World bukanlah game baru, akan tetapi versi Switch-nya baru diluncurkan pada bulan Februari 2021, dan langsung menjadi salah satu judul game Switch terlaris tahun ini.

Per November lalu, Super Mario 3D World + Bowser’s Fury (judul versi Switch-nya) telah terjual sebanyak 7,45 juta kopi secara global, lebih banyak daripada total penjualan versi Wii U-nya selama sekitar tujuh tahun (5,88 juta kopi).

Naraka: Bladepoint – 6 juta kopi

Sifat alami battle royale yang mempertemukan seabrek orang sekaligus membuat game yang masuk kategori ini punya potensi untuk selalu laku keras, tidak terkecuali Naraka: Bladepoint. Battle royale dengan sistem combat yang banyak melibatkan seni bela diri ini telah terjual sebanyak 6 juta kopi per November 2021, hanya tiga bulan setelah peluncuran resminya.

Selain sukses secara finansial, game terbitan NetEase ini juga mendapat respons yang positif dari publik. Belum lama ini, 24 Entertainment selaku pengembangnya sempat menggelar kompetisi global bertajuk Naraka: Bladepoint World Championship (NBWC) dengan total hadiah sebesar $1,5 juta. Turnamennya masih berlangsung saat artikel ini ditayangkan, dan Anda bisa menonton siaran ulangnya di Twitch seandainya tertarik.

Resident Evil Village – 5 juta kopi

Dirilis secara resmi pada Mei 2021, Resident Evil Village berhasil terjual lebih dari 5 juta kopi dalam kurun waktu sekitar lima bulan saja. Pencapaian ini sekaligus membuktikan bahwa penggemar seri Resident Evil sangat menikmati permainan yang disajikan dari sudut pandang orang pertama (first-person view), yang pertama kali diterapkan pada Resident Evil 7 di tahun 2017. Seperti sekuelnya, RE7 juga sukses besar dan telah terjual sebanyak 10 juta kopi per Oktober 2021.

Di acara The Game Awards 2021, RE Village sempat mendapatkan beberapa nominasi, dan salah satu karakter beserta pemerannya berhasil membawa pulang gelar Best Performance, yakni Maggie Robertson yang memerankan karakter Lady Dimitrescu.

It Takes Two – 3 juta kopi

Dibandingkan game-game lain di artikel ini, It Takes Two adalah yang paling unik karena harus dimainkan oleh dua orang setiap saat. Persyaratan itu otomatis membuatnya jadi terkesan agak underrated, tapi itu rupanya tidak mencegahnya bersinar dari segi penjualan. Per Oktober 2021, It Takes Two tercatat sudah terjual sebanyak 3 juta kopi. Menariknya, meski perlu dimainkan oleh dua orang, yang membeli game-nya sebenarnya cukup satu orang saja berkat fitur bernama Friend’s Pass.

Kesuksesannya secara finansial turut dibarengi rekognisi publik. It Takes Two berhasil merebut gelar paling prestisius di The Game Awards 2021, yakni Game of the Year, tidak ketinggalan pula Best Multiplayer Game.

MLB The Show 21 – 2 juta kopi

Dikembangkan oleh San Diego Studio (anak perusahaan PlayStation Studios), MLB The Show 21 adalah game pertama dari franchise MLB The Show yang dirilis di luar ekosistem PlayStation. Game ini resmi diluncurkan pada bulan April 2021 kemarin di PS5, PS4, Xbox Series X/S, dan Xbox One, dan itu berdampak positif pada penjualannya.

Dalam kurun waktu hanya dua bulan, MLB The Show 21 berhasil terjual lebih dari 2 juta kopi di semua platform. Pada bulan pertama peluncurannya, MLB The Show 21 bahkan tercatat sebagai game digital dengan penjualan terbanyak di Amerika Serikat, baik untuk platform PlayStation maupun Xbox, mengalahkan Outriders yang juga dirilis di bulan yang sama.

Ratchet & Clank: Rift Apart – 1,1 juta kopi

Terakhir, ada Ratchet & Clank: Rift Apart yang berhasil terjual lebih dari 1,1 juta kopi dalam sebulan pertama peluncurannya di bulan Juni lalu. Menariknya, angka tersebut berasal dari penjualan di platform PlayStation 5 saja, sebab game-nya memang tidak tersedia di platform last-gen dengan alasan keterbatasan kapabilitas hardware.

Penilaian media terhadap game ini juga positif, dan tidak sedikit yang melihatnya sebagai salah satu cara terbaik untuk mendemonstrasikan kapabilitas hardware PS5. Beberapa bahkan ada yang memuji grafiknya, menyebut kualitasnya sudah mendekati level grafik di film-film bikinan Pixar.

Koreksi: ada pengubahan istilah AAA dalam artikel menjadi game premium.

Facebook Gaming Jalin Kontrak Kerja Sama Eksklusif dengan Neymar

Menjalin kontrak kerja sama eksklusif dengan streamer kenamaan merupakan salah satu cara bagi platform livestreaming untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Platform seperti Twitch atau YouTube tidak segan membayar mahal demi ‘mengamankan’ jutaan follower yang dimiliki streamer-streamer populer. Yang terbaru, giliran Facebook Gaming yang mengambil langkah serupa, akan tetapi sosok yang digandeng mungkin jauh dari ekspektasi Anda.

Adalah Neymar, bintang sepak bola asal Brasil, yang baru-baru ini bergabung dengan Facebook Gaming untuk menyiarkan konten-konten gaming-nya secara eksklusif di platform tersebut. Ya, striker Paris Saint-Germain dengan nilai transfer termahal itu rupanya juga hobi bermain game selagi livestreaming.

Nilai kontraknya tidak disebutkan berapa, tapi yang pasti Neymar bakal menyiarkan sesi gaming-nya di Facebook selama beberapa kali setiap bulannya. Lalu setiap sebulan sekali, ia juga akan berkolaborasi dengan kreator yang berbeda-beda. Livestream resmi perdananya dijadwalkan berlangsung pada 18 Desember 2021 pukul 02.00 WIB di laman Facebook Neymar..

“Saya sangat senang bermitra dengan Facebook Gaming untuk livestream saya!” ucap Neymar dalam blog Facebook. “Dunia gaming selalu menjadi salah satu passion terbesar saya setelah sepak bola, dan saya tidak sabar untuk nongkrong dan bersenang-senang dengan siapapun yang memiliki passion yang sama,” imbuhnya.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, game apa yang kerap dimainkan oleh Neymar? Menurut Variety, Neymar sebelumnya sempat beberapa kali streaming CS:GO dan Call of Duty di Twitch. Bagaimana dengan FIFA 22? Entahlah, lagipula saya ragu skill bermain FIFA-nya bisa lebih jago daripada skill sepak bolanya yang sebenarnya. Kemungkinan malah Fortnite yang jadi salah satunya, apalagi mengingat Neymar sempat nongol di game tersebut pada bulan April lalu.

Kalau Anda masih heran kenapa Neymar, Anda mungkin belum benar-benar menyadari seberapa populer orang ini di media sosial. Di Facebook, Neymar punya sekitar 88 juta pengikut, sementara di Instagram, jumlah follower-nya malah mencapai angka 166 juta. Memang tidak semua dari total 254 juta orang itu tertarik dengan hobi gaming Neymar, tapi Facebook tentu tidak mau melewatkan kesempatannya. Di Twitch, Neymar tercatat memiliki 1,8 juta follower meski livestream terakhirnya berlangsung sekitar tujuh bulan lalu.

Sumber: Variety.

TikTok Uji Software Live Streaming untuk Perangkat Desktop, Ingin Saingi Twitch?

TikTok dikabarkan sedang menguji sebuah software live streaming untuk perangkat desktop bernama TikTok Live Studio. Sejauh ini baru tersedia buat beberapa ribu pengguna di negara-negara barat, software tersebut dapat digunakan untuk menyiarkan secara langsung konten dari komputer, konsol, maupun smartphone.

Untuk sekarang, fitur-fitur yang ditawarkan oleh TikTok Live Studio memang tergolong sangat sederhana, terutama jika dibandingkan dengan software-software populer macam OBS maupun XSplit. Contohnya, meski tersedia opsi untuk menyiarkan konten dalam orientasi portrait maupun landscape dari berbagai sumber, browser rupanya tidak termasuk salah satunya. Software ini juga belum menyediakan opsi untuk menyelipkan notifikasi pemberian tip maupun follower baru.

Hal ini wajar dan bisa dimaklumi jika melihat statusnya yang masih dalam tahap pengujian. Seiring waktu, fitur-fitur ekstra tentu bisa ditambahkan. Sayangnya, berdasarkan pernyataan yang diterima oleh TechCrunch, TikTok sendiri tidak berani menjamin ke depannya software ini bakal dirilis untuk publik secara luas.

Namun seandainya itu terjadi dan software ini dapat dipakai oleh seluruh pengguna, TikTok tentu punya peluang untuk bersaing dengan Twitch, YouTube, ataupun Facebook Gaming. Dengan kata lain, tidak menutup kemungkinan ke depannya kita bisa menikmati lebih banyak konten gaming secara live di TikTok.

Bagi para kreator gaming, platform live streaming seperti Twitch atau YouTube memang masih menjadi pilihan karena ketersediaan software-software pendukungnya di perangkat desktop. TikTok di sisi lain masih berfokus pada smartphone, dan ini jelas kurang ideal bagi mereka yang menyiarkan konten dari PC atau konsol. Namun itu bisa saja berubah berkat keberadaan TikTok Live Studio.

Gaming memang adalah yang paling mudah diasosiasikan dengan live streaming, akan tetapi tipe konten lain pun sebenarnya juga punya peluang yang sama. Pada kenyataannya, tujuan TikTok menguji software ini adalah untuk mempelajari bagaimana kreator menggunakannya, sehingga pada akhirnya TikTok bisa lebih menyempurnakannya untuk berbagai skenario penggunaan, tidak melulu gaming.

Sumber: TechCrunch. Gambar header: Solen Feyissa via Unsplash.

Terinspirasi Axie Infinity, Koisan World Adalah Game Play-to-Earn Buatan Indonesia

Tren mendapatkan uang dari bermain game sebenarnya sudah eksis sejak awal era game online mulai menjamur. Bedanya, yang terjadi dulu bisa dibilang tidak disengaja, seperti misalnya ketika mendapat kartu super-langka di Ragnarok Online, dan ada pemain lain yang berani membayar mahal untuk menggaetnya.

Sekarang trennya tentu sudah bergeser, dan belakangan orang-orang kian menggandrungi game play-to-earn (P2E). Salah satu yang paling populer mungkin adalah Axie Infinity. Saking populernya, game bikinan studio asal Vietnam ini kerap dijadikan sumber inspirasi oleh game P2E lain, tidak terkecuali oleh game P2E buatan Indonesia berjudul Koisan World berikut ini.

Berpusat di kota Bandung, pengembangan Koisan World sebenarnya sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2020, akan tetapi game-nya sendiri baru diluncurkan dalam status pre-alpha pada bulan Agustus 2021 kemarin. Seperti Axie, Koisan World memerlukan modal awal untuk bermain, yakni untuk membeli telur-telur ikan koi yang nantinya bakal dipertarungkan satu dengan yang lainnya, dan yang semuanya merupakan aset NFT yang dapat diperjual-belikan.

Karakter ikan koi bersenjatakan bambu runcing / Koisan World

“Kenapa koi dan bukan ikan lain, gurame misalnya”, tanya saya kepada tim pengembang Koisan World. “Karena koi adalah ikan yang paling banyak digemari di seluruh dunia,” jawab Indra Kusuma, Chief Network Officer Koisan World. Dari sini bisa kita lihat bahwa yang target pasar yang diincar Koisan World sebenarnya bukan cuma kalangan gamer tanah air, melainkan juga pasar internasional.

Indra mengklaim Koisan memiliki blockchain-nya sendiri yang menggunakan algoritma SHA-256, dan seperti Axie, juga terdapat dua jenis cryptocurrency yang dilibatkan: Koisan International Coin (KIC) dan Toki2. Sebelum ini, KIC dikenal dengan nama Bitcoinee.

Saat saya tanya apa saja kekurangan dari Axie Infinity yang dapat ditutupi oleh Koisan World, Indra memberikan beberapa jawaban sekaligus. Dari sisi gameplay, Koisan menawarkan fitur bounty link (sistem referral) dan clan reward. Dibanding Axie, waktu bermain yang dibutuhkan untuk mendapatkan reward harian secara maksimal di Koisan relatif singkat.

Kemudian dari sisi infrastruktur teknologinya, Koisan memiliki suplai coin yang terbatas seperti Bitcoin, sehingga ini jelas bakal berpengaruh terhadap nilai tukarnya. Indra juga bilang bahwa timnya sudah menyiapkan “strategi yang ciamik” untuk menaikkan demand, sehingga akhirnya demand bisa menjadi sangat tinggi.

Antusiasme publik terhadap Koisan World cukup besar. Berdasarkan pernyataan CEO Koisan World, Edwin Eldrich Goni, kepada Detik, lebih dari 12.500 telur berhasil terjual dalam bulan pertama peluncurannya (pre-sale). Padahal, harga telur-telur ini tidak bisa dibilang murah; sekitar $35 per butir saat artikel ini ditayangkan, atau malah jauh lebih mahal buat telur-telur yang masuk kategori langka.

Pada bulan Desember ini, Koisan World telah meluncurkan platform marketplace-nya, dan yang dapat diperjual-belikan rupanya bukan cuma ikan-ikan koi itu tadi saja, melainkan juga lahan virtual dan sejumlah in-game item pendukung lainnya, lagi-lagi mirip seperti yang Axie tawarkan. Kalau melihat roadmap Koisan World, agenda terdekat mereka untuk sekarang adalah merilis aplikasinya di Android, iOS, dan PC, serta meluncurkan reward coin buat para pemain.