NetEase Buka Sakura Studio di Jepang, Fokus ke Game Konsol Next-Gen

NetEase baru saja mengumumkan bahwa mereka akan membuka studio baru di Tokyo, Jepang. Studio yang dinamai Sakura Studio tersebut akan fokus untuk membuat game-game dari konsol generasi berikutnya, seperti Sony PlayStation 5 dan Xbox Series X.

“NetEase Games berharap, kami dapat mengintegrasikan teknologi dan keahlian manufaktur kami untuk memberikan pengalaman bermain game yang sama sekali baru bagi gamer,” kata NetEase, seperti dikutip dari Games Industry.

NetEase adalah perusahaan game terbesar kedua di Tiongkok setelah Tencent. Selama ini, perusahaan game Tiongkok biasanya tidak terlalu memerhatikan game konsol karena pemerintah melarang penjualan konsol. Selain itu, kontribusi game konsol ke total pemasukan industri game tidak mencapai dari 1 persen. Namun, belakangan, Tencent mulai tertarik untuk membawa game mereka ke konsol. Tencent juga menjadi distributor Nintendo Switch di negara asalnya. Jadi, tidak aneh jika NetEase juga tidak mau kalah.

Game PC dan mobile buatan NetEase terkenal dengan kualitasnya. Belum lama ini, mereka mencoba untuk masuk ke pasar game konsol dengan melakukan porting game battle royale mereka ke konsol,” kata Daniel Ahmad, analis senior di Niko Partners, perusahaan analisa game yang fokus ke pasar Asia, menurut laporan Pocket Gamer. “Sekarang, mereka mulai mempertimbangkan untuk menggunakan strategi multiplatform dengan membuat game yang bisa dimainkan di berbagai platform.”

Pada akhir Mei 2020, NetEase memberikan laporan keuangan terbarunya. Ketika itu, mereka mengatakan bahwa pemasukan mereka sepanjang Q1 2020 mencapai 17,1 miliar yuan (sekitar Rp33,8 triliun), naik 18,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Memang, di tengah pandemi virus corona, industri game di Tiongkok justru mengalami pertumbuhan. Begitu juga di Amerika Serikat.

Saat mengumumkan laporan keuangan mereka, NetEase juga membanggakan fakta bahwa beberapa game mereka mendapat pengakuan internasional, khususnya di Jepang. Dua game NetEase, Knives Out dan Identity V, memang terbukti populer di Negeri Sakura tersebut.

Sumber header: Facebook

Baru Dua Minggu, Crucible Pensiunkan Dua dari Tiga Mode Permainannya

20 Mei lalu, Amazon resmi meluncurkan game hero shooter-nya, Crucible. Dibanding Valorant, Crucible terkesan lebih MOBA – semoga bukan pertanda buruk – berkat satu mode permainan bernama Heart of the Hives.

Seperti yang bisa Anda lihat pada video di bawah, Heart of the Hives tidak cuma menempatkan dua tim (masing-masing berisikan 4 pemain) untuk saling membunuh begitu saja. Objektif utamanya justru adalah menumpas monster raksasa yang muncul di tengah-tengah map, lalu merebut organnya yang disebut dengan istilah “heart“. Tim yang berhasil merebut tiga heart lebih dulu adalah pemenangnya.

Berdasarkan pengakuan developer-nya, mode ini ternyata adalah yang paling populer di kalangan pemain Crucible. Maka dari itu, pengembangnya berniat untuk sepenuhnya berfokus menyempurnakan Heart of the Hives lebih jauh lagi.

Namun sebagai konsekuensinya, dua mode permainan lainnya, Alpha Hunters dan Harvester Command, bakal dipensiunkan. Keputusan ini memang terdengar agak mengganjal, apalagi mengingat Crucible baru berumur sekitar dua minggu.

Pun begitu, kita harus ingat bahwa Crucible masih berada dalam tahap Pre-Season, dan perubahan gameplay yang cukup drastis merupakan hal yang wajar sebelum suatu game kompetitif masuk ke Season 1.

Peralihan fokus ke satu mode saja juga berarti developer punya waktu lebih banyak untuk menyempurnakan sejumlah aspek lain sekaligus menambahkan fitur-fitur baru. Penyempurnaan ini disebut bakal datang dalam dua tahap.

Crucible

Di tahap pertama, developer akan berfokus menyajikan fitur-fitur esensial seperti voice chat, opsi surrender, mini map, mekanisme untuk mengatasi pemain yang AFK, dan penyempurnaan seputar latency. Performa game (frame rate) juga akan ikut dibenahi, demikian pula hit feedback, proses matchmaking, dan langkah-langkah buat memandu para pemain baru (onboarding).

Pada tahap keduanya, developer akan menyempurnakan map Heart of the Hives sekaligus makhluk yang menjadi lawan dalam mode tersebut. Dukungan custom game juga bakal ditambahkan, demikian pula fitur-fitur sosial yang lebih baik lagi. Selebihnya, semuanya bergantung pada masukan yang developer terima pasca penyempurnaan tahap pertama.

Pengembang Crucible cukup transparan terkait berbagai hal yang perlu dibenahi sekaligus ditambahkan, dan publik dipersilakan memantau prosesnya lewat suatu board Trello. Setelah semuanya benar-benar matang, barulah Crucible siap memulai Season 1.

Crucible saat ini sudah bisa diunduh secara cuma-cuma lewat Steam.

Sumber: Eurogamer dan Crucible.

Tepati Janji, EA Kembali Hadirkan Koleksi Game Terbitannya di Steam

Oktober tahun lalu, beredar kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan bahwa EA hendak menghadirkan kembali koleksi game-nya di Steam berkat kemitraan yang dijalin antara EA dan Valve. Mengejutkan karena EA sudah punya platform distribusinya sendiri yang bernama Origin sejak lama, dan hampir semua game terbitannya hanya dijual lewat situ.

Demi membuktikan keseriusannya, EA pun merilis Star Wars Jedi: Fallen Order di Steam sebulan setelahnya.

Sekarang, sekitar 25 game lain terbitan EA akhirnya juga ikut menyusul. Judul-judul tenar yang sebelumnya hanya tersedia di Origin macam Dragon Age: Inquisition, Crysis 3, Need for Speed Heat, maupun Plants vs. Zombies: Battle for Neighborville kini bisa dibeli lewat Steam, dan kebetulan semuanya juga sedang didiskon besar-besaran.

Sisanya akan menyusul lagi ke depannya, dan EA bakal mengumumkan kloter game selanjutnya melalui live stream EA Play Live pada tanggal 11 Juni nanti.

Command & Conquer Remastered Collection / EA
Command & Conquer Remastered Collection / EA

Bukan cuma game lama saja, EA juga berjanji untuk membawa judul-judul yang baru dirilis ke Steam. Command & Conquer Remastered Collection adalah salah satu contohnya, meski game itu sebenarnya juga merupakan game lawas yang akhirnya digarap ulang.

Juga sangat menarik adalah rencana EA untuk segera menghadirkan layanan berlangganannya, EA Access, di Steam. Menarik karena EA sebenarnya sudah punya layanan subscription bernama Origin Access buat kalangan gamer PC, dan EA Access sendiri merupakan layanan serupa yang ditujukan untuk konsumen Xbox One dan PlayStation 4.

Andai tidak ada perubahan, EA Access bakal ditawarkan dengan tarif $5 per bulan atau $30 per tahun. Selain akses tanpa batas ke sejumlah game, fasilitas yang pelanggan dapatkan mencakup diskon untuk pembelian game yang tidak termasuk dalam katalog layanan.

Sumber: PC Gamer dan EA.

Riot Games Bakal Investasikan Rp142,8 Miliar ke Studio Game Milik Kaum Minoritas

Pembunuhan George Floyd, seorang pria berkulit hitam, menyebabkan ribuan warga Amerika Serikat turun ke jalan untuk protes, menuntut kesetaraan hak bagi orang-orang berkulit hitam. Hal ini mendorong Riot Games untuk ikut serta dalam membantu golongan minoritas tumbuh dan berkembang di dunia gaming.

“Di Riot Games, kita memiliki platform tidak hanya untuk mendukung gerakan penting, tapi juga memberikan kesempatan yang bisa mengubah hidup banyak orang. Salah satunya adalah dengan membuka akses ke modal dan sumber daya, karena peningkatan ekonomi bisa memberikan kesetaraan,” kata President Riot Games, Dylan Jadeja, seperti dikutip dari VentureBeat. Dia menjelaskan, melalui tim Corporate Development, Riot akan memberikan modal sebesar US$10 juta (sekitar Rp142,8 miliar) pada bisnis-bisnis game yang didirikan oleh perempuan dan golongan minoritas lainnya.

Tak hanya itu, Riot Games juga bekerja sama dengan Florida A&M University untuk membuat kurikulum khusus game bagi calon programmer. Mereka juga akan memberikan beasiswa bagi siswa berkulit hitam yang tertarik dengan pengembangan game. Beasiswa senilai US$50 ribu (sekitar Rp701 juta) itu akan diberikan melalui Thurgood Marshall Scholarship Fund. Riot juga akan terus memberikan investasi ke organisasi pendidikan, seperti Girls Who Code, Urban TxT, Reboot Representation, dan lain sebagainya, menurut laporan Daily Esports.

Untuk melawan rasisme, Riot memberikan US$1 juta (sekitar Rp14,3 miliar) dari Dana Dampak Sosial mereka ke The Innocence Project dan American Civil Liberties Union (ACLU). Sebagai lembaga nirlaba, The Innocence Project bertujuan membantu orang-orang tak bersalah yang dituduh telah melakukan kejahatan. Sementara ACLU merupakan organisasi yang melindungi hak masyarakat Amerika Serikat melalui jalur hukum.

Riot bukan satu-satunya perusahaan game yang membuat donasi dalam melawan rasisme. Sebelum ini, Electronic Arts juga telah memberikan donasi sebesar US$1 juta pada Equal Justice Initiative serta National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) Legal Defense & Educational Fund. Sementara Zynga, pembuat FarmVille, juga menyumbangkan US$1 juta ke sejumlah organsiasi, seperti ACLU, NAACP, Thurgood Marshall College Fund, Northside Achievement Zone, dan Race Forward.

Selama belasan tahun, Riot Games dikenal sebagai developer yang hanya membuat satu game, yaitu League of Legends, salah satu game esports paling populer di dunia. Namun, belakangan, mereka meluncurkan beberapa game baru, termasuk Valorant.

Deretan Event Gaming Paling Dinanti di Pertengahan 2020

Memasuki bulan Juni, segudang berita dari perhelatan E3 biasanya sudah membanjiri media-media gaming. Tahun ini tidak demikian. Seperti yang kita ketahui, E3 2020 resmi dibatalkan akibat pandemi COVID-19.

E3 boleh batal digelar, namun itu bukan berarti industri gaming tahun ini harus melesu. Demi tetap menjaga suasananya tetap meriah di tengah pandemi, sejumlah developer dan publisher memutuskan untuk mengadakan event digitalnya sendiri.

Berikut adalah daftar event gaming paling dinanti di pertengahan tahun 2020. Selain yang digelar developer dan publisher, ada pula event yang diadakan oleh media gaming maupun pihak ketiga lainnya.

Sony PlayStation 5: The Future of Gaming

Sony PS5 Future of Gaming

Tidak seperti Xbox Series X, wujud PlayStation 5 hingga kini masih misteri. Entah kapan Sony bakal mengungkapnya, tapi yang pasti event digital ini dimaksudkan untuk memamerkan sejumlah game yang bakal tersedia di console tersebut.

Awalnya dijadwalkan berlangsung pada tanggal 4 Juni via Twitch dan YouTube, event ini akhirnya Sony tunda sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap kasus rasisme di Amerika Serikat yang tengah ramai dibicarakan. Sony belum mengungkap jadwal penggantinya.

Night City Wire

Night City merupakan nama lokasi utama dalam game Cyberpunk 2077. Mendengar namanya saja, kita sudah tahu bahwa event ini bakal mengungkap lebih banyak lagi mengenai karya terbaru CD Projekt Red tersebut.

Live stream Night City Wire dijadwalkan berlangsung pada tanggal 11 Juni, akan tetapi akhirnya ditunda menjadi 25 Juni atas alasan yang sama seperti Sony tadi.

Guerrilla Collective

Guerrilla Collective

Guerrilla Collective adalah festival game baru hasil kolaborasi antara Media Indie Exchange dan Kinda Funny Games Showcase. Acara dijadwalkan berlangsung mulai 13 – 15 Juni mendatang.

Beberapa nama familier yang bakal terlibat dalam event ini di antaranya adalah 11 Bit Studios (Frostpunk), Coffee Stain (Goat Simulator), Humble Bundle, Nightdive (System Shock Remake), Paradox Interactive, Sega, ZA/UM (Disco Elysium), dan yang mungkin paling dinantikan sesinya adalah Larian Studios, yang berjanji untuk mengungkap lebih detail soal gameplay Baldur’s Gate 3.

EA Play Live

Biasanya merupakan bagian dari E3, EA Play Live kali ini harus diselenggarakan secara mandiri dan sepenuhnya dalam format digital pada tanggal 11 Juni mendatang. Juga seperti sebelumnya, acara ini bakal menyingkap sejumlah judul game olahraga terbaru besutan Electronic Arts.

Semoga saja EA juga sempat berbagi sedikit soal Battlefield anyar, yang kabarnya siap dirilis tahun depan.

Steam Game Festival: Summer Edition

Steam Game Festival: Summer Edition

Ajang tahunan Steam ini kabarnya bakal menyediakan akses ke versi demo dari sejumlah game anyar dalam durasi terbatas. Acaranya akan dimulai dari tanggal 9 Juni – 14 Juni.

PC Gaming Show

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, PC Gaming Show bakal memamerkan beragam judul menarik yang bakal hadir di platform PC, termasuk halnya sejumlah judul indie yang mungkin kurang mendapat sorotan publik. Acaranya bakal disiarkan pada tanggal 13 Juni (ditunda satu minggu dari jadwal aslinya) di channel YouTube PC Gamer, Twitch, Facebook sekaligus Twitter.

Future Games Show

Future Games Show

GamesRadar, sepupu PC Gamer yang masih di bawah satu induk perusahaan (Future Plc), juga akan menghelat acaranya sendiri yang bertajuk Future Games Show. Tanggal siarannya sama, 13 Juni, tapi kemungkinan jamnya yang berbeda.

Sebanyak 30 game kabarnya bakal disajikan, dan acaranya bakal dibawakan oleh Nolan North beserta Emily Rose (voice actor dan actress Uncharted) sebagai host.

New Game+ Expo

Disiarkan lewat Twitch pada tanggal 23 Juni mendatang, New Game+ Expo merupakan hasil kolaborasi antara sejumlah publisher dan developer Jepang macam Atlus, Koei Tecmo, SNK, Natsume, Arc System Works dan masih banyak lagi.

BitSummit Gaiden

Bitsummit Gaiden

Masih seputar game Jepang, BitSummit Gaiden yang diselenggarakan oleh Japanese Independent Games Aggregate (JIGA) bakal menjadi panggung demonstrasi sejumlah judul-judul indie terbaru dari Negeri Sakura. Acara bakal berlangsung selama dua hari mulai tanggal 27 Juni.

The Escapist Indie Showcase

Sesuai judulnya, acara yang diselenggarakan Escapist Magazine bersama GOG ini bakal menyuguhkan sederet konten dari lebih dari 70 developer indie. Acara akan berlangsung selama lebih dari satu hari mulai 11 Juni, dengan hari kedua dan seterusnya yang diisi oleh sesi gameplay sekaligus diskusi.

Summer Game Fest Developer Showcase

Summer Game Fest Developer Showcase

Summer Game Fest merupakan serangkaian event digital hasil inisiatif Geoff Keighley, yang sendirinya dikenal sebagai penggagas acara The Game Awards. Summer Game Fest bakal punya sesi Developer Showcase-nya sendiri, satu di tanggal 22 Juni, dan satu lagi di 20 Juli, dan bakal menyajikan berbagai konten dari sejumlah developer indie macam Panic, The Behemoth, thatgamecompany, Ustwo, maupun Annapurna Interactive.

Ubisoft Forward

Seperti halnya EA, Ubisoft juga berencana menggelar digital showcase-nya sendiri yang bertajuk Forward. Apa saja game baru yang bakal dipamerkan? Sudah pasti Assassin’s Creed Valhalla, demikian pula judul-judul yang sempat tertunda seperti Watch Dogs Legion, Rainbow Six Quarantine, dan Gods & Monsters.

Gamescom 2020

Gamescom 2020

Tidak seperti E3, Gamescom tahun ini memilih menempuh jalur digital sepenuhnya. Sesi pembukanya, Opening Night Live, bakal disiarkan pada tanggal 27 Agustus mendatang. Gamescom 2020 juga disiapkan sebagai penutup dari rangkaian acara Summer Game Fest itu tadi.

Remaster Kingdoms of Amalur: Reckoning Siap Meluncur dengan Penyempurnaan Visual Sekaligus Gameplay

Penggemar berat RPG semestinya ingat dengan game berjudul Kingdoms of Amalur: Reckoning. Kalau tidak, kemungkinan besar Anda masih asyik dengan Skyrim kala itu. Ya, Kingdoms of Amalur boleh dibilang merupakan RPG yang agak underrated, dan sedikit banyak alasannya adalah karena perilisannya terlalu dekat dengan Skyrim.

Buat yang melewatkan game ini atau yang kangen dengan setting open-world-nya yang memukau, ada kabar gembira buat Anda. Versi remaster-nya yang berjudul Kingdoms of Amalur: Re-Reckoning sedang bersiap untuk meluncur pada tanggal 18 Agustus 2020.

Sebagai sebuah remaster, Amalur: Re-Reckoning menjanjikan kualitas visual yang lebih baik sekaligus gameplay yang disempurnakan, lengkap beserta semua DLC-nya yang pernah dirilis. Grafiknya bisa Anda lihat lewat beberapa screenshot di bawah, dan versi remaster-nya ini dikerjakan oleh studio asal Jerman, Kaiko Games, yang portofolionya mencakup remaster dari Darksiders dan Darksiders 2.

Amalur dirilis di bulan Februari 2012, hanya sekitar tiga bulan setelah Bethesda meluncurkan salah satu game terbaiknya tersebut. Tidak lama setelah Amalur dirilis, developer-nya, 38 Studios, dinyatakan bangkrut, dan bersamanya hilang lore fantastis Amalur ciptaan novelis D&D ternama, R.A. Salvatore.

Harapan kembali muncul di tahun 2018, tepatnya ketika beredar kabar bahwa THQ Nordic berhasil memenangkan lelang hak kepemilikan atas Amalur. Semoga saja setelah Re-Reckoning, sekuelnya juga bisa ikut digarap.

Secara gameplay, Amalur sangatlah menarik untuk dimainkan. Combat-nya cukup fleksibel dengan perpaduan elemen stealth sekaligus sihir. Menjelang perilisannya dulu, pengembangnya mendeskripsikan gameplay Amalur sebagai hasil perkawinan antara God of War dan Elder Scrolls IV: Oblivion.

Pada kenyataannya, lead designer Amalur adalah Ken Rolston, sosok yang juga bertanggung jawab atas posisi yang sama dalam pengembangan Oblivion sekaligus prekuelnya, Morrowind.

Sumber: Eurogamer.

Program Gratisan Epic Games Store Justru Bantu Tingkatkan Penjualan Game di Platform Lain

Beberapa minggu terakhir ini, Epic Games Store (EGS) menerima perhatian lebih besar dari biasanya. Kita tahu bahwa mereka rutin memberikan game gratisan setiap minggunya, tapi kita mungkin tidak menyangka kalau game gratisannya bisa sebergengsi GTA V.

Epic Games juga belum menunjukkan tanda-tanda mau berhenti bagi-bagi game AAA. Setelah GTA V, penawaran gratisnya mencakup Civilization VI dan Borderlands: The Handsome Collection. Lalu yang mungkin jadi pertanyaan, apakah developer dan publisher-nya tidak rugi dengan adanya program seperti ini?

Tidak, karena tentu saja Epic Games telah membayar pihak developer dan publisher sebagai bentuk kompensasinya, seperti dijelaskan oleh Creative Assembly, yang baru-baru ini mengumumkan bahwa game terbarunya, Total War Saga: Troy, bisa didapat secara gratis pada hari pertama perilisannya di Epic Games Store.

Lebih lanjut, program gratisan EGS justru malah bisa membantu meningkatkan penjualan di platform lain seperti Steam. Hal itu diungkapkan langsung oleh CEO Epic Games, Tim Sweeney, pada wawancaranya bersama GameSpot.

"Mystery Game" mengindikasikan game gratisan selanjutnya adalah judul blockbuster / Epic Games
“Mystery Game” mengindikasikan game gratisan selanjutnya adalah judul blockbuster / Epic Games

Tanpa membeberkan data yang spesifik, beliau mengklaim bahwa game yang pernah digratiskan di EGS malah bertambah laris penjualannya. Bukan cuma di Steam, tapi juga di platform console sekaligus.

Alasannya, menurut Tim, adalah “increased awareness“; banyak gamer yang baru menyadari bahwa suatu game sangat menarik untuk dimainkan pasca mendapatkannya secara cuma-cuma via EGS, dan itu pada akhirnya menginspirasi gamer lain – yang mungkin tidak sempat mengklaim game-nya selama digratiskan oleh EGS – untuk membeli game tersebut.

Kalau tidak digratiskan, mereka mungkin tidak akan pernah terpikir untuk mencoba game yang bukan termasuk dalam genre favoritnya. Tim memakai Satisfactory sebagai contoh, yang mungkin kurang banyak dilirik karena masuk kategori simulasi. Peluang seperti inilah yang ingin EGS hadirkan melalui program game gratisannya.

Buat Epic Games sendiri, tentu saja program gratisan ini berjasa membawa jutaan konsumen baru ke ekosistemnya. Meski mungkin untuk mengubah mereka menjadi konsumen yang loyal memerlukan lebih dari sekadar koleksi game gratisan; fitur-fitur baru dan penyempurnaan terhadap Epic Games Launcher tentu tidak kalah penting, dan untungnya Epic Games sudah mulai menerapkannya.

Sumber: GameSpot.

Epic Games Ingin Bawa Epic Games Store ke Android

Epic Games menantang dominasi Steam sebagai platform distribusi digital melalui Epic Games Store. Salah satu strategi mereka adalah menawarkan game gratis dan game eksklusif. Pada Mei 2020, mereka juga meluncurkan beberapa fitur baru di EGS, termsauk modding dan sistem refund.

Dalam wawancara dengan GameSpot, CEO Epic Games, Tim Sweeney mengungkap kesulitan mereka dalam menghadapi Steam. Dia juga membahas tentang rencana Epic Games terkait EGS di masa depan. Salah satu rencana mereka adalah meluncurkan Epic Games Store di Android dan iOS. Sweeney percaya, fitur cross-play antar platform akan menguntungkan industri game. Karena itulah, dia tertarik untuk menyediakan EGS di platform mobile.

epic games store android
Fortnite launcher kini telah berubah. | Sumber: NDTV

“Kami ingin membawa Epic Games Store di iOS di masa depan, dan kami pasti akan menyediakannya di Android,” kata Sweeney, dikutip dari GameSpot. “Kami pikir, strategi ini adalah cara yang baik untuk membantu industri berkembang. Tak hanya itu, memasuki ekosistem mobile juga bisa membantu Epic sebagai developer game untuk menumbuhkan audiens Fortnite serta mempelajari bagaimana mengoperasikan platform distribusi game di PC dan Android.” Dia lalu menambahkan, Epic Games Store juga akan terbuka untuk developer pihak ketiga, sama seperti yang mereka lakukan dengan Unreal Engine dan berbagai layanan Epic Online.

Ini bukan kali pertama Epic Games mengungkap rencananya untuk membawa EGS ke perangkat mobile, khususnya Android. Pada 2018, dalam wawancara dengan Game Informer, Sweeney mengatakan bahwa mereka akan menyediakan EGS untuk PC dan Mac pada 2018 sebelum meluncurkan toko game digital tersebut di Android dan iOS pada 2019. Sayangnya, setelah tahun 2019 berlalu, EGS belum tersedia untuk perangkat mobile. Namun, Sweeney dan Epic tampaknya masih tertarik untuk membawa EGS ke perangkat mobile.

Buktinya, pada Oktober 2019, Epic Games memberikan update untuk Fortnite Launcher. Dengan update tersebut, launcher itu tidak hanya bisa digunakan untuk mengunduh update Fortnite, tapi juga menjadi toko distribusi digital. Di Android, Anda bisa menemukan toko digital lain selain Google Play, seperti Galaxy Store dari Samsung. Hanya saja, hal serupa tidak bisa dilakukan di iOS.

Dirilis 13 Agustus 2020, Total War Saga: Troy Bisa Didapat Secara Gratis di Hari Pertamanya

Kabar gembira bagi para penggemar seri game strategi Total War. Judul terbarunya yang diumumkan tahun lalu, Total War Saga: Troy, akhirnya mendapat jadwal rilis pasti, yakni 13 Agustus 2020 melalui platform Epic Games Store.

Eksklusif? Ya, tim Creative Assembly dan Sega selaku publisher sekaligus perusahaan induknya rupanya telah meneken kontrak agar game ini bisa menjadi penawaran eksklusif Epic Games Store selama satu tahun pasca perilisannya. Namun kabar baiknya adalah, Total War Saga: Troy bisa didapatkan secara cuma-cuma di hari pertama peluncurannya.

Jadi jangan lupa catat di kalender dan buat reminder, sebab periode gratisan ini hanya berlaku selama 24 jam pertama. Menurut pengembangnya, ini merupakan kado yang sangat istimewa bagi franchise Total War, yang bakal merayakan ulang tahun ke-20 tidak lama lagi.

Total War Saga: Troy

Total War Saga: Troy terbilang unik karena ia mencoba meleburkan sejumlah elemen mitologi ke dalam peristiwa sejarah yang, hingga saat ini, juga masih dipertanyakan kebenarannya. Dalam naskah aslinya, kisah Perang Troya banyak diselipi elemen supranatural, seperti misalnya makhluk-makhluk mitos macam minotaur dan centaur.

Menariknya, seperti dijelaskan secara mendetail oleh tim Creative Assembly, mereka punya interpretasinya sendiri akan elemen mitologi di game ini. Ketimbang menggambarkan minotaur sebagai seekor banteng bertubuh manusia, game menyajikannya sekadar sebagai prajurit bertubuh besar yang mengenakan tengkorak banteng sebagai topeng.

Demikian pula untuk centaur, yang dalam game ini tidak lebih dari sekadar pasukan berkuda ketimbang makhluk campuran manusia dan kuda. Di sini bisa kita lihat bahwa Creative Assembly masih lebih memprioritaskan aspek sejarah, selagi di saat yang sama mencoba menambahkan bumbu penyedap guna meningkatkan keasyikan bermain.

Sumber: PC Gamer dan Creative Assembly.

Publisher Cities: Skyline Bakal Buka Studio Baru di Spanyol, Dinamai Paradox Tinto

Paradox Interactive, perusahaan di balik Age of Wonders: Planetfall dan Cities: Skyline, baru saja mengumumkan bahwa mereka akan membuka studio baru di Barcelona, Spanyol. Studio tersebut akan dinamai Paradox Tinto. Paradox Interactive sendiri bermarkas di Stockholm, Swedia. Selain di Swedia, mereka juga membuka kantor di dua negara lain, yaitu Amerika Serikat (Berkeley dan Seattle) serta Belanda (Delft). Dengan ini, Paradox memiliki 7 studio di 4 negara. Keputusan Paradox untuk membuat studio baru berarti munculnya lowongan baru di industri game.

“Kesuksesan studio kami dalam beberapa tahun belakangan memungkinkan kami untuk terus mencoba ide baru. Hal ini juga membuat kami menjadi lebih ambisius sehingga sekarang, kami tengah mengembangkan lebih banyak game,” kata Chief Operating Officer Paradox, Charlotta Nilsson, menurut laporan VentureBeat. “Saat ini, kami membuka sekitar 70 lowongan baru di 7 studio kami. Pada 2020 saja, kami berencana menambahkan kurang lebih 200 pegawai baru.”

Paradox Interactive masuk dalam daftar 10 publisher terbaik versi Metacritic. Paradox mengkhususkan diri dalam membuat game ber-genre strategi. Beberapa franchise game strategi buatan Paradox antara lain Crusader Kings dan Europa Universalis. Untuk memimpin studio barunya, Paradox menunjuk Johan Andersson, kreator Europa Universalis yang telah bekerja di perusahaan selama lebih dari 25 tahun. Tugas pertama Paradox Tinto adalah mengembangkan franchise Europa Universalis. Sementara di masa depan, mereka akan ditugaskan untuk mengembangkan game-game strategi lain.

“Saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan pada saya untuk membuat studio baru di lokasi baru, memungkinkan saya untuk menggunakan semua pengetahuan yang telah saya dapatkan dalam membuat game selama bertahun-tahun,” kata Andersson, seperti dikutip dari Gematsu. “Tujuan saya adalah membuat tim dan membangun studio dari nol untuk terus mengembangkan merek Europa Universalis dan di masa depan, membuat game-game strategi baru.”

Sumber header: Twitter