Facebook Gaming Jalin Kontrak Kerja Sama Eksklusif dengan Neymar

Menjalin kontrak kerja sama eksklusif dengan streamer kenamaan merupakan salah satu cara bagi platform livestreaming untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Platform seperti Twitch atau YouTube tidak segan membayar mahal demi ‘mengamankan’ jutaan follower yang dimiliki streamer-streamer populer. Yang terbaru, giliran Facebook Gaming yang mengambil langkah serupa, akan tetapi sosok yang digandeng mungkin jauh dari ekspektasi Anda.

Adalah Neymar, bintang sepak bola asal Brasil, yang baru-baru ini bergabung dengan Facebook Gaming untuk menyiarkan konten-konten gaming-nya secara eksklusif di platform tersebut. Ya, striker Paris Saint-Germain dengan nilai transfer termahal itu rupanya juga hobi bermain game selagi livestreaming.

Nilai kontraknya tidak disebutkan berapa, tapi yang pasti Neymar bakal menyiarkan sesi gaming-nya di Facebook selama beberapa kali setiap bulannya. Lalu setiap sebulan sekali, ia juga akan berkolaborasi dengan kreator yang berbeda-beda. Livestream resmi perdananya dijadwalkan berlangsung pada 18 Desember 2021 pukul 02.00 WIB di laman Facebook Neymar..

“Saya sangat senang bermitra dengan Facebook Gaming untuk livestream saya!” ucap Neymar dalam blog Facebook. “Dunia gaming selalu menjadi salah satu passion terbesar saya setelah sepak bola, dan saya tidak sabar untuk nongkrong dan bersenang-senang dengan siapapun yang memiliki passion yang sama,” imbuhnya.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, game apa yang kerap dimainkan oleh Neymar? Menurut Variety, Neymar sebelumnya sempat beberapa kali streaming CS:GO dan Call of Duty di Twitch. Bagaimana dengan FIFA 22? Entahlah, lagipula saya ragu skill bermain FIFA-nya bisa lebih jago daripada skill sepak bolanya yang sebenarnya. Kemungkinan malah Fortnite yang jadi salah satunya, apalagi mengingat Neymar sempat nongol di game tersebut pada bulan April lalu.

Kalau Anda masih heran kenapa Neymar, Anda mungkin belum benar-benar menyadari seberapa populer orang ini di media sosial. Di Facebook, Neymar punya sekitar 88 juta pengikut, sementara di Instagram, jumlah follower-nya malah mencapai angka 166 juta. Memang tidak semua dari total 254 juta orang itu tertarik dengan hobi gaming Neymar, tapi Facebook tentu tidak mau melewatkan kesempatannya. Di Twitch, Neymar tercatat memiliki 1,8 juta follower meski livestream terakhirnya berlangsung sekitar tujuh bulan lalu.

Sumber: Variety.

TikTok Uji Software Live Streaming untuk Perangkat Desktop, Ingin Saingi Twitch?

TikTok dikabarkan sedang menguji sebuah software live streaming untuk perangkat desktop bernama TikTok Live Studio. Sejauh ini baru tersedia buat beberapa ribu pengguna di negara-negara barat, software tersebut dapat digunakan untuk menyiarkan secara langsung konten dari komputer, konsol, maupun smartphone.

Untuk sekarang, fitur-fitur yang ditawarkan oleh TikTok Live Studio memang tergolong sangat sederhana, terutama jika dibandingkan dengan software-software populer macam OBS maupun XSplit. Contohnya, meski tersedia opsi untuk menyiarkan konten dalam orientasi portrait maupun landscape dari berbagai sumber, browser rupanya tidak termasuk salah satunya. Software ini juga belum menyediakan opsi untuk menyelipkan notifikasi pemberian tip maupun follower baru.

Hal ini wajar dan bisa dimaklumi jika melihat statusnya yang masih dalam tahap pengujian. Seiring waktu, fitur-fitur ekstra tentu bisa ditambahkan. Sayangnya, berdasarkan pernyataan yang diterima oleh TechCrunch, TikTok sendiri tidak berani menjamin ke depannya software ini bakal dirilis untuk publik secara luas.

Namun seandainya itu terjadi dan software ini dapat dipakai oleh seluruh pengguna, TikTok tentu punya peluang untuk bersaing dengan Twitch, YouTube, ataupun Facebook Gaming. Dengan kata lain, tidak menutup kemungkinan ke depannya kita bisa menikmati lebih banyak konten gaming secara live di TikTok.

Bagi para kreator gaming, platform live streaming seperti Twitch atau YouTube memang masih menjadi pilihan karena ketersediaan software-software pendukungnya di perangkat desktop. TikTok di sisi lain masih berfokus pada smartphone, dan ini jelas kurang ideal bagi mereka yang menyiarkan konten dari PC atau konsol. Namun itu bisa saja berubah berkat keberadaan TikTok Live Studio.

Gaming memang adalah yang paling mudah diasosiasikan dengan live streaming, akan tetapi tipe konten lain pun sebenarnya juga punya peluang yang sama. Pada kenyataannya, tujuan TikTok menguji software ini adalah untuk mempelajari bagaimana kreator menggunakannya, sehingga pada akhirnya TikTok bisa lebih menyempurnakannya untuk berbagai skenario penggunaan, tidak melulu gaming.

Sumber: TechCrunch. Gambar header: Solen Feyissa via Unsplash.

Tablet Samsung Galaxy Tab A8 yang Baru Dirancang Dukung Rutinitas Harian Penggunanya

Samsung telah mengumumkan Galaxy Tab A8 baru, tablet ini dirancang untuk mengoptimalkan rutinitas harian para penggunanya. Mulai dari menunjang cara belajar dan bekerja secara hybrid hingga hiburan.

Perangkat ini hadir dengan layar 10,5 inci beresolusi 1920×1200 piksel yang dapat memuat konten lebih banyak. Itu berkat penggunaan aspek rasio kekinian 16:10 yang menghadirkan ruang kerja ekstra dan banyak dipakai pada laptop premium.

Bezel di sekeliling layarnya memang tampak sedikit tebal, tetapi masih enak dipandang berkat desain bezel yang simetris. Setidaknya ini bisa digunakan untuk mengistirahatkan jempol dan mempererat pegangan.

Selain itu, desain bagian belakangnya terlihat cukup minimalis dalam balutan warna gray, silver, dan pink gold. Bodinya tipis dengan ketebalan hanya 6,9mm dan bobotnya 508 gram.

Empat speaker berkemampuan Dolby Atmos menawarkan pengalaman audio yang imersif untuk mendukung aktivitas hiburan seperti nonton film, mendengarkan musik, hingga bermain game. Samsung juga menyediakan aksesori book cover, clear edge cover, dan protective standing cover.

Berjalan di atas sistem operasi Android 11, Galaxy A8 baru mendukung cara multitasking secara split-screen dan floating window. Pengalamannya semakin disempurnakan dengan dukungan drag dan split.

Dari segi kinerja, Samsung tidak mengungkap tipe chipset yang digunakan oleh Galaxy Tab A8 dan hanya menampilkan informasi CPU octa-core 2GHz. Menurut Samsung, chipset baru yang digunakan menawarkan kinerja CPU dan GPU yang 10% lebih baik.  Semua kegiatan pada tablet ini didukung baterai 7.040 mAh dengan dukungan pengisian cepat 15W, meski dalam paket penjualan hanya dibekali adaptor charger 7,5W.

Galaxy A8 yang baru hadir dengan konfigurasi memori mulai dari 3GB/32GB, 4GB/64GB, dan 4GB/128GB dengan slot microSD yang bisa menampung hingga kapasitas 1TB. Ia tersedia dalam versi WiFi only atau LTE, kedua opsi didukung WiFi 5 (ac) dan Bluetooth 5. Konektivitas kabelnya mencakup headphone jack 3,5mm dan port USB-C 2.0).

Belum ada informasi terkait harganya, tablet ini rencananya akan tersedia di Eropa mulai akhir Desember dan wilayah lain seperti AS pada Januari 2022.

Sumber: GSMArena

Terinspirasi Axie Infinity, Koisan World Adalah Game Play-to-Earn Buatan Indonesia

Tren mendapatkan uang dari bermain game sebenarnya sudah eksis sejak awal era game online mulai menjamur. Bedanya, yang terjadi dulu bisa dibilang tidak disengaja, seperti misalnya ketika mendapat kartu super-langka di Ragnarok Online, dan ada pemain lain yang berani membayar mahal untuk menggaetnya.

Sekarang trennya tentu sudah bergeser, dan belakangan orang-orang kian menggandrungi game play-to-earn (P2E). Salah satu yang paling populer mungkin adalah Axie Infinity. Saking populernya, game bikinan studio asal Vietnam ini kerap dijadikan sumber inspirasi oleh game P2E lain, tidak terkecuali oleh game P2E buatan Indonesia berjudul Koisan World berikut ini.

Berpusat di kota Bandung, pengembangan Koisan World sebenarnya sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2020, akan tetapi game-nya sendiri baru diluncurkan dalam status pre-alpha pada bulan Agustus 2021 kemarin. Seperti Axie, Koisan World memerlukan modal awal untuk bermain, yakni untuk membeli telur-telur ikan koi yang nantinya bakal dipertarungkan satu dengan yang lainnya, dan yang semuanya merupakan aset NFT yang dapat diperjual-belikan.

Karakter ikan koi bersenjatakan bambu runcing / Koisan World

“Kenapa koi dan bukan ikan lain, gurame misalnya”, tanya saya kepada tim pengembang Koisan World. “Karena koi adalah ikan yang paling banyak digemari di seluruh dunia,” jawab Indra Kusuma, Chief Network Officer Koisan World. Dari sini bisa kita lihat bahwa yang target pasar yang diincar Koisan World sebenarnya bukan cuma kalangan gamer tanah air, melainkan juga pasar internasional.

Indra mengklaim Koisan memiliki blockchain-nya sendiri yang menggunakan algoritma SHA-256, dan seperti Axie, juga terdapat dua jenis cryptocurrency yang dilibatkan: Koisan International Coin (KIC) dan Toki2. Sebelum ini, KIC dikenal dengan nama Bitcoinee.

Saat saya tanya apa saja kekurangan dari Axie Infinity yang dapat ditutupi oleh Koisan World, Indra memberikan beberapa jawaban sekaligus. Dari sisi gameplay, Koisan menawarkan fitur bounty link (sistem referral) dan clan reward. Dibanding Axie, waktu bermain yang dibutuhkan untuk mendapatkan reward harian secara maksimal di Koisan relatif singkat.

Kemudian dari sisi infrastruktur teknologinya, Koisan memiliki suplai coin yang terbatas seperti Bitcoin, sehingga ini jelas bakal berpengaruh terhadap nilai tukarnya. Indra juga bilang bahwa timnya sudah menyiapkan “strategi yang ciamik” untuk menaikkan demand, sehingga akhirnya demand bisa menjadi sangat tinggi.

Antusiasme publik terhadap Koisan World cukup besar. Berdasarkan pernyataan CEO Koisan World, Edwin Eldrich Goni, kepada Detik, lebih dari 12.500 telur berhasil terjual dalam bulan pertama peluncurannya (pre-sale). Padahal, harga telur-telur ini tidak bisa dibilang murah; sekitar $35 per butir saat artikel ini ditayangkan, atau malah jauh lebih mahal buat telur-telur yang masuk kategori langka.

Pada bulan Desember ini, Koisan World telah meluncurkan platform marketplace-nya, dan yang dapat diperjual-belikan rupanya bukan cuma ikan-ikan koi itu tadi saja, melainkan juga lahan virtual dan sejumlah in-game item pendukung lainnya, lagi-lagi mirip seperti yang Axie tawarkan. Kalau melihat roadmap Koisan World, agenda terdekat mereka untuk sekarang adalah merilis aplikasinya di Android, iOS, dan PC, serta meluncurkan reward coin buat para pemain.

OPPO Find N Adalah Smartphone Foldable Pertama OPPO, Berikut Fitur Unggulan dan Spesifikasinya

Pada hari kedua pegelaran OPPO INNO Day 2021, OPPO akhirnya mengumumkan smartphone flagship foldable atau ponsel lipat pertamanya, mari sambut OPPO Find N. OPPO mengerjakan perangkat foldable ini selama empat tahun dan Find N adalah hasil final dari enam generasi prototipe yang mereka kembangkan.

Pete Lau, Chief Product Officer of OPPO, mengatakan, “Form factor baru mengantarkan era baru yang menarik dalam teknologi smartphone. OPPO telah menginvestasikan banyak waktu dan upaya untuk menghasilkan pendekatan yang lebih baik untuk smartphone foldable, bereksperimen dengan berbagai form factor, desain engsel, material layar, dan aspek rasio, untuk menciptakan perangkat baru yang memenuhi kebutuhan lebih banyak pengguna“.

Dengan OPPO Find N, kami bertujuan untuk mengubah persepsi orang tentang apa yang dapat ditawarkan oleh smartphone dan mulai membuat perangkat foldable lebih mudah diakses oleh audiens yang lebih besar“, tambahnya.

Fitur dan Spesifikasi OPPO Find N

OPPO Find N mengusung konsep serupa seperti Samsung Galaxy Fold3. Ia memiliki dua layar, satu di luar yang bisa dipakai seperti smartphone pada umumnya dan satu lagi di dalam yang terlipat secara vertikal.

Layar luarnya 5,49 inci menggunakan panel AMOLED 60 Hz dan diproteksi Gorilla Glass Victus. Ditopang resolusi 1972×988 piksel (402 ppi) dalam aspek rasio 18:9 yang lebih proporsional dibandingkan layar luar 6,2 inci milik Galaxy Z Fold3 yang menggunakan aspek rasio 25:9 yang terlalu tinggi dan sempit.

Ketika dibuka, pengguna akan disambut layar bagian dalam berukuran 7,1 inci beresolusi 1792×1920 piksel (370 ppi) dalam rasio yang lebih landscape 9:8.4. Artinya, pengguna dapat menonton video, bermain game, atau membaca buku tanpa harus memutar perangkat. Berdasarkan pengujian terverifikasi dari TUV membuktikan bahwa hampir tidak ada bekas lipatan bahkan setelah 200.000 kali buka tutup.

Di aspek layar, OPPO menggunakan custom Serene Display dengan 12-lapisan dan material kaca yang sangat tipis yakni Flexion Ultra Thin Glass 0.03 mm. Lapisan utama layar adalah LTPO AMOLED yang dapat menyesuaikan refresh rate antara 1 Hz dan 120 Hz agar sesuai dengan konten yang ditampilkan dan touch sampling rate dapat naik hingga 1.000 Hz.

Untuk engsel, OPPO mengembangkan jenis engsel baru yang disebut Flexion Hinge terdiri dari 136 komponen. Desain engsel water-drop yang unik ini menghilangkan celah antara dua bagian saat dilipat dan menawarkan FlexForm Mode, engselnya dapat menahan dua bagian pada sudut mana pun antara 50 derajat dan 120 derajat.

Dapur pacunya ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888 dengan RAM 12GB LPDDR5 dan penyimpanan internal UFS 3.1 512GB. Kapasitas baterainya 4.500 mAh dengan dukungan pengisian cepat 33W SuperVOOC, nirkabel 15W AirVOOC, dan reverse charging 10W.

Selain itu, total ada lima kamera yang menempel pada bodi OPPO Find N. Tiga di bagian belakang dan dua kamera selfie di layar luar dan dalam. Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX766 50MP (1/1.56 inci, piksel 1.0 µm). Berpadu kamera 16MP dengan lensa ultrawide 14mm (IMX481), dan kamera 13MP dengan lensa telephoto 52mm (S5K3M5).

OPPO Find N akan tersedia di pasar Tiongkok mulai tanggal 23 Desember 2021. Harganya mulai dari RMB 7.699(Rp17,3 jutaan) untuk versi 8GB/256GB dan RMB 8.999 (Rp20,2 jutaan) untuk versi 12GB/512GB. Belum ada informasi kapan OPPO Find N meluncur ke pasar global dan ketersediaannya di Indonesia.

Sumber: OPPO

Rumor: CPU Intel Alder Lake Tanpa E-Core

Meskipun ide menggabungkan 2 jenis core CPU antara performa dan efisiensi (P-core dan E-core) memang menarik dan akan sangat berguna untuk laptop, implementasinya untuk performa gaming jauh dari kata sempurna.

Pertama, beberapa sistem DRM game jadi tidak compatible dengan CPU Alder Lake yang memiliki kombinasi P-core dan E-Core. Meski sekarang jumlahnya sudah berkurang jauh, awalnya bahkan ada 50 game lebih yang tidak bisa berjalan di CPU Alder Lake — dan Anda harus mengaktifkan fitur Legacy Mode alias mematikan E-core.

Selain itu, kenyataannya, performa gaming di banyak game juga justru lebih baik saat kita mematikan E-core. Anda dapat melihatnya sendiri dari pengujian Hardware Unboxed di bawah ini.

Makanya, mungkin akan lebih menarik jika Intel juga merilis CPU Alder Lake yang tidak memiliki E-core — mengingat para gamer yang ingin memaksimalkan performa gaming juga tidak akan menggunakannya (setidaknya sampai sekarang).

Rumornya, menurut Videocardz, akan ada 2 CPU baru nantinya yang tidak akan dilengkapi dengan E-core. Kedua CPU tersebut adalah i3 12100F dan i5 12400F. i3 12100F akan memiliki 4 P-core dan 8 threads. Sedangkan i5 12400F akan dilengkapi dengan 6 P-core dan 12 threads.

Seri i7 juga akan mendapatkan varian F, yaitu 12700F. Namun CPU ini tetap akan memiliki 8 P-core dan 4 E-core. Jumlah P-core dan E-core dari 12700F tadi masih sama dengan 12700K yang sudah dirilis namun 12700F dikabarkan akan memiliki kecepatan dan kebutuhan daya yang lebih rendah.

Varian-varian CPU baru tadi dikabarkan baru akan dirilis setidaknya Januari 2022. setelah CES 2022.

Varian CPU Alder Lake tadi layak ditunggu laporan hasil performanya. Pasalnya, meski implementasi kombinasi antara P-core dan E-core tidak maksimal untuk gaming, P-core Alder Lake membuat CPU Intel generasi ke-12 ini menempati posisi juara sebagai CPU gaming saat ini.

Konten Video Minecraft Tembus 1 Triliun View di YouTube

Apa game yang paling populer di YouTube? Grand Theft Auto? Fortnite? Roblox? Jawaban yang benar adalah Minecraft. YouTube baru saja mengumumkan bahwa, sejak pertama kali konten video Minecraft muncul di platformnya pada tahun 2009, kalau ditotal semuanya sudah ditonton sebanyak 1 triliun kali. Ya, selama sekitar 12 tahun, Minecraft rupanya telah menyumbang 1.000.000.000.000 view buat YouTube.

Dengan sekitar 140 juta pemain, Minecraft sendiri sebenarnya sudah tergolong sebagai salah satu game terpopuler sejagat. Di YouTube, ada lebih dari 35.000 channel yang tersebar di 150 negara yang aktif membuat konten video Minecraft.

“Alasan mengapa Minecraft bisa begitu sukses di YouTube adalah karena video YouTube merupakan sebuah medium untuk bercerita,” ucap Lydia Winters, Chief Storyteller Mojang Studios seperti dikutip oleh The Verge. “Jadi ketika Anda punya Minecraft, dan Anda bisa menceritakan apapun yang Anda mau di dunia Minecraft, ini menjadi alasan besar mengapa ada banyak sekali orang yang membuat konten Minecraft,” imbuhnya.

Minecraft memang sangat mengedepankan aspek kreasi, dan YouTube sendiri merupakan tempat berlabuhnya kreator dari seluruh dunia. Keduanya seperti diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Di ajang The Game Awards 2021 baru-baru ini, sosok yang memenangkan gelar Content Creator of the Year adalah Dream, yang channel-nya dipenuhi video-video Minecraft.

Menariknya, video-video Minecraft yang viral tidak selalu menampilkan gameplay dari permainan Minecraft itu sendiri. Tidak sedikit video Minecraft populer yang sebenarnya merupakan animasi komputer (CGI), tapi yang art style-nya sengaja dibuat menyerupai estetika kotak-kotak Minecraft. Contohnya seperti koleksi 100 video pendek “Minecraft RTX” yang dibuat oleh kreator Jake Fellman.

Tren konten video Minecraft di YouTube terus berkembang setiap tahunnya. Di tahun 2010 misalnya, konten-konten yang populer kebanyakan adalah tutorial cara bermain Minecraft. Namun seiring waktu, berbagai ‘genre’ video Minecraft mulai bermunculan, termasuk salah satunya genre animasi itu tadi.

Buat yang masih ingin tahu lebih jauh lagi, silakan kunjungi minisite YouTube yang menjabarkan sejarah Minecraft di YouTube secara merinci. Di situ, Anda juga bisa melihat berapa banyak view yang Anda sumbang dari total 1 triliun view itu tadi.

Sumber: CNET dan The Verge.

Roblox Kembali Dituntut Karena Dianggap Tidak Aman bagi Anak-anak

Kesuksesan Roblox sebagai sebuah taman bermain digital bagi banyak orang termasuk anak-anak di seluruh dunia kini semakin dipertanyakan. Sebelumnya pada Agustus lalu, model bisnis Roblox dikritik karena dianggap mengeksplotiasi para kreatornya yang tidak sedikit adalah anak di bawah umur.

Kini, Roblox kembali dituntut karena dianggap membahayakan para pemain dan developer yang masih di bawah umur tersebut. Tuduhan tersebut merupakan hasil investigasi dari kanal Youtube People Make Games yang menyoroti para developer muda ini dan juga praktek jual beli item Roblox.

Dalam videonya yang berjudul “Roblox Pressured Us to Delete Our Video. So We Dug Deeper”, People Make Games melanjutkan investigasi pada para developer game yang masih dini tersebut. Roblox sendiri pada dasarnya lebih mengarah ke sebuah platform untuk mengembangkan video game ketimbang sebuah video game.

Game ini juga sangat berfokus pada anak-anak baik untuk pemain maupun para developer game di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya Roblox, para developer game Roblox ini juga semakin mengembangkan timnya.

Namun yang tidak disadari oleh Roblox Corporation adalah para developer ini tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk beroperasi layaknya tim developer game profesional. Sehingga para developer Roblox ini saling berinteraksi dan bekerja di berbagai media sosial di luar pengawasan Roblox seperti di Discord.

Hal tersebut berarti, para developer yang masih anak-anak tersebut bekerja untuk perusahaan di luar tanggung jawab Roblox dengan lingkungan dan praktek kerja yang tidak aman. Apalagi anak-anak tersebut bekerja tanpa kontrak yang jelas, sehingga kemungkinan timbulnya praktek eksploitasi kerja tanpa adanya kompensasi yang jelas.

image credit: Roblox.com

Selain itu, People Make Games juga mengklaim bahwa Roblox Collectible Market yang merupakan tempat jual-beli item Roblox bekerja layaknya judi. Karena penjual bebas memasang harga tanpa batasan untuk item-item kosmetik yang mereka jual, padahal item-item tersebut hanya bisa dibeli dengan uang asli yang dikonversi menjadi mata uang game.

Beberapa penjual bahkan berani memasang harga hingga $15.000 atau sekitar Rp215 juta. Harga tersebut mungkin kelewatan mahal untuk sebuah game yang dimainkan mayoritas oleh anak-anak berumur 12 tahun atau bahkan kurang. Lebih mengkhawatirkannya, beberapa pemain yang tidak ingin terkena potongan 30% yang dikenakan Roblox akan menjual atau membeli item tersebut dari website di luar game yang tidak resmi.

Sayangnya, meskipun kontroversi yang dihadapi Roblox tersebut cukup serius tetapi Roblox Company tidak memberikan respon terhadap isu yang disoroti oleh People Make Games ini.

Remake Splinter Cell Orisinal Mulai Digarap Menggunakan Engine Milik The Division

Kabar gembira bagi para penggemar seri game stealth Splinter Cell. Setelah delapan tahun sejak terakhir melihat aksi Sam Fisher di Splinter Cell: Blacklist, kita akhirnya bakal bisa bermain sebagai agen rahasia veteran itu kembali. Namun ketimbang di sebuah game baru, Sam justru akan kembali ke game yang menjadi debut perdananya, yakni Splinter Cell orisinal.

Lewat sebuah siaran pers, Ubisoft mengumumkan bahwa mereka telah memulai pengembangan remake dari game Splinter Cell yang pertama. Berhubung ini remake dan bukan remaster, otomatis perubahan yang dibawa bakal sangat signifikan. Utamanya, remake Splinter Cell ini bakal digarap menggunakan engine Snowdrop, engine yang sama yang dipakai untuk mengembangkan seri game The Division maupun game Avatar yang akan datang tahun depan.

Meski dikerjakan dari nol, remake ini tentu masih akan tetap mempertahankan jalan cerita game aslinya. Ubisoft bahkan memastikan bahwa alurnya bakal tetap linear dan tidak dibuat menjadi open-world seperti kebanyakan game Ubisoft belakangan ini. Fokus utamanya adalah menghadirkan visual yang jauh lebih baik, serta beberapa penyempurnaan mekanik agar game bisa memenuhi ekspektasi gamer modern.

Ubisoft tidak lupa menekankan bahwa remake Splinter Cell ini bakal tetap memprioritaskan elemen stealth ketimbang action. Pemain sekali lagi bakal diajak untuk mengobservasi dan merencanakan langkah-langkahnya secara matang guna menyelesaikan misi sebisa mungkin tanpa terdeteksi oleh lawan. “Stealth Action Re-redefined,” mungkin seperti itu slogan yang bakal dipakai oleh remake-nya.

Tentunya bakal sangat menarik melihat esensi game Splinter Cell orisinal dikawinkan dengan engine Snowdrop. Game aslinya yang digarap menggunakan Unreal Engine 2.0 sudah tergolong ciamik dalam hal implementasi efek bayangan dan pencahayaan yang dinamis (karena ini merupakan bagian dari gameplay, bukan sekadar pemanis visual saja), dan itu semestinya bakal disempurnakan lebih jauh lagi di remake-nya berkat penggunaan engine yang jauh lebih modern.

Pengembangan Splinter Cell Remake ini dipimpin oleh Ubisoft Toronto, studio yang sebelumnya bertanggung jawab atas Splinter Cell: Blacklist. Meski saat ini Ubisoft Toronto sedang aktif merekrut karyawan baru, mereka memastikan bahwa beberapa sosok veteran yang sebelumnya punya pengalaman dengan game Splinter Cell bakal ikut berpartisipasi dalam pengembangan remake ini.

Juga menarik adalah bagaimana Ubisoft melihat remake ini sebagai fondasi yang solid untuk masa depan franchise Splinter Cell. Apakah ini berarti mereka ke depannya juga akan me-remake Pandora Tomorrow dan Chaos Theory, atau lanjut mengerjakan game Splinter Cell yang benar-benar baru? Well, kita harus ekstra sabar menunggu jawabannya, sebab remake Splinter Cell yang pertama ini pun juga masih belum punya estimasi jadwal rilis sama sekali.

Semoga saja Ubisoft bisa memberikan update yang lebih banyak soal ini tahun depan, bertepatan dengan perayaan ulang tahun Splinter Cell orisinal yang ke-20 pada November 2022.

Sumber: Ubisoft.

TKNZ Bermisi Menjadi Museum Digital untuk Esports dan Gaming Lewat NFT

Segala sesuatu yang bersifat digital pada dasarnya dapat diubah menjadi NFT (non-fungible token). Mulai dari gambar, GIF, audio, sampai video, semuanya bisa dikemas ulang menjadi aset NFT yang tercatat di blockchain secara permanen. Ini berarti NFT juga bisa dijadikan medium arsip yang ideal di samping sebatas instrumen investasi.

Menurut startup asal London yang menamai dirinya TKNZ (dibaca tokenz), NFT merupakan medium yang tepat untuk mengabadikan momen-momen paling berkenang di dunia esports dan gaming. Konsepnya kurang lebih mirip seperti yang ditawarkan NBA Top Shot, akan tetapi yang khusus diperuntukkan esports dan gaming ketimbang olahraga basket.

Kalau di NBA Top Shot kita bisa memiliki momen slam dunk dahsyat LeBron James, di TKNZ kita dapat memiliki momen fountain hook Dendi ataupun momen-momen clutch lain yang tak kalah legendaris di sepanjang sejarah esports dan gaming. Begitu kira-kira perbandingan sederhananya.

TKNZ sejauh ini memang belum merilis kartu-kartu memorabilia esports dan gaming ini — rencananya baru di tahun 2022 — namun yang pasti nantinya kartu-kartu tersebut bakal dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kelangkaannya: Rare (warna biru), Epic (warna ungu), dan Legendary (warna emas). Semakin langka, otomatis jumlah kartu yang tersedia semakin sedikit.

Kartu-kartu ini nantinya akan TKNZ jual dalam bingkisan acak (pack), dan setiap pengguna hanya diperbolehkan membeli hingga 3 pack dari setiap edisi (drop) guna menghindari monopoli. Kartu-kartu di dalamnya kemudian bebas kita perjual-belikan di marketplace.

Selain informasi tingkat rarity-nya, setiap NFT di TKNZ juga akan dibekali informasi-informasi tambahan yang berbeda-beda untuk setiap esports/game. TKNZ juga berencana memperkaya setiap NFT dengan metadata esports, semisal informasi event yang diambil dari database Liquipedia, demi memberikan konteks pada masing-masing NFT.

Secara teknis, TKNZ menggunakan blockchain Flow (sama seperti NBA Top Shot), akan tetapi pengembangnya sudah punya rencana untuk mengintegrasikan TKNZ dengan Solana, Binance Smart Chain, Polygon, Polkadot, Enjin’s Efinity, dan WAX ke depannya.

Selagi menanti kehadirannya, Anda bisa mengklaim NFT gratis dari TKNZ dengan mendaftarkan email dan membagikan cuitan di Twitter.