5G Adalah Kunci Utama Agar Cloud Gaming Bisa Mainstream

Tidak bisa dimungkiri, cloud gaming bakal merevolusi cara kita mengonsumsi video game. Dengan hanya bermodalkan smartphone dan koneksi internet yang cepat sekaligus stabil, kita bisa memainkan deretan game yang semestinya hanya sanggup dijalankan oleh PC dan console.

Meski menjanjikan, pada kenyataannya cloud gaming masih jauh dari kata mainstream. Berdasarkan laporan terbaru dari Niko Partners, pasar yang dapat dijangkau oleh cloud gaming di Asia diperkirakan hanya mencakup sekitar 150 juta orang, dan hampir separuhnya sendiri berasal dari Tiongkok.

Padahal, kita tahu bahwa Asia merupakan salah satu pasar gaming terbesar di dunia, dengan estimasi jumlah gamer sebanyak 1,5 miliar orang. Terlepas dari itu, pasar yang dapat dijangkau oleh cloud gaming di Asia diproyeksikan bisa menembus angka 500 juta orang di tahun 2025. Namun syaratnya, 5G harus mainstream lebih dulu.

Kenapa 5G? Karena pasar gaming Asia cenderung lebih besar di segmen mobile, sehingga wajar apabila sebagian besar gamer di kawasan Asia bakal mencicipi cloud gaming untuk pertama kalinya dengan menggunakan smartphone. Agar itu bisa terwujud, sebagian besar populasi perlu memiliki akses ke jaringan 5G terlebih dulu.

Bukan kebetulan kalau kemudian perusahaan-perusahaan telekomunikasi melihat cloud gaming sebagai salah satu use case utama 5G. Di Tiongkok misalnya, tiga provider terbesarnya — China Unicom, China Mobile, dan China Telecom — sudah menawarkan layanan cloud gaming kepada para pelanggannya.

Seiring cloud gaming bertambah mainstream, Niko Partners percaya sektor lain yang masih dalam lingkup gaming pun juga akan ikut bertumbuh, seperti misalnya live streaming, esports, playable ads, native cloud games, user generated content, dan masih banyak lagi.

Untuk sekarang, pasar cloud gaming yang paling berkembang di Asia ada di Korea, Jepang, dan Taiwan. Di antara ketiganya, Korea Selatan diyakini sebagai pasar yang paling matang untuk cloud gaming. Di sisi sebaliknya, Filipina, Malaysia, dan India adalah yang paling lambat perkembangan pasar cloud gaming-nya.

Cloud gaming juga bisa menguntungkan developer game mobile

Berkat cloud gaming, game mobile yang terkenal berat seperti Genshin Impact pun dapat dimainkan di perangkat low-end / miHoYo

Perlu dicatat, cloud gaming tidak hanya memungkinkan para gamer mobile untuk mengakses game PC maupun console saja, tapi juga memungkinkan mereka untuk memainkan game mobile kelas high-end di smartphone kelas low-end tanpa harus berkompromi dengan penurunan performa maupun kualitas grafik.

Ini berarti yang bisa menjangkau lebih banyak konsumen dengan bantuan cloud gaming bukan hanya developer game PC dan console saja, melainkan juga developer game mobile. Contohnya adalah miHoYo.

Beberapa bulan lalu, miHoYo sempat bekerja sama dengan penyedia solusi cloud WeLink untuk merilis versi cloud dari game andalannya, Genshin Impact, sehingga konsumen yang perangkatnya sudah berumur pun tetap bisa ikut memainkan game yang dikenal berat itu.

Berhubung game-nya tidak perlu diunduh dan diinstal melalui App Store ataupun Play Store, miHoYo pun jadi bisa menawarkan konten in-app purchase secara langsung ke pemain tanpa perlu melibatkan Apple dan Google sebagai perantaranya.

Alhasil, mereka bisa mendapat pemasukan yang lebih besar karena tidak dipotong 30% oleh Apple dan Google, dan yang perlu mereka bayar hanyalah jasa yang disediakan WeLink itu tadi. Singkat cerita, developer game mobile pun juga bisa diuntungkan oleh maraknya tren cloud gaming.

Sumber: Niko Partners. Gambar header: Microsoft.

Mineski Global Mendapatkan Rp150,9 Miliar dalam Pendanaan Seri A

Mineski Global baru saja mendapatkan US$10,6 juta (Rp150,9 miliar) dalam pendanaan seri A yang dipimpin oleh Exacta Capital Partners dan partisipasi dari Endeavor Catalyst, yang berbasis di New York.

Rocket Equities, firma investasi yang fokus di Asia Tenggara, menjadi perantara dalam kesepakatan tadi.

Dikutip dari Esports Insider, Ronald Robinson, Founder, Chairman, dan CEO of Mineski Global, mengatakan, “Semangat kami untuk terus jadi pelopor yang membantu kami menentukan masa depan. Dengan pertumbuhan game dan esports yang masif, kami percaya sekaranglah saat yang tepat untuk investasi di masa depan tadi.”

“Seiring dengan kami yang terus berevolusi dan tetap mendisrupsi industri gaming dan esports, kami membuka kesempatan untuk brands dan gamers mendefinisikan ulang engagement dan entertainment dengan cara baru. Kami sangat bersyukur bisa mendapatkan dukungan dari investor untuk terus melanjutkan pertumbuhan kami yang kencang.” Lanjutnya.

Dari sumber yang sama, Vincent Yang, Director of Mizuho Asia Partners Pte. Ltd., mewakili Exacta Capital Partners, berkomentar, “Kami bersemangat untuk berinvestasi di Mineski Global karena posisinya yang unik untuk menciptakan dan menangkap value di ekosistem esports. Mereka memiliki pengalaman esports yang panjang, rekam jejak, dan kemampuan eksekusi yang membuatnya berbeda dengan perusahaan esports lainnya. Terlebih lagi, kami percaya dengan visi para founder-nya untuk melebarkan esports ke khalayak yang lebih luas lewat format-format baru seperti Mineski Games dan GG Trucks.”

Sedangkan Allen Taylor, Managing Director di Endeavor Catalyst, menyatakan, “Mineski Global adalah organisasi esports terbesar di Asia Tenggara. Kami senang bisa berpartner dengan CEO, CFO, dan seluruh anggota dari Mineski Global dalam perjalanannya naik ke level selanjutnya. Dengan perkembangan mereka, kami tidak sabar melihat signifikansinya kepada industri esports global ataupun regional.”

MPL Indonesia

Buat yang belum tahu, Mineski Global juga memiliki cabang di Indonesia. Mereka adalah organizer dari 2 liga esports profesional terbesar dan terlaris di Indonesia saat ini, MPL dan PMPL Indonesia. Mineski Global, atau sebelumnya disebut Mineski Event, menjadi organizer MPL Indonesia sejak Season 3. Sedangkan untuk PMPL, Mineski menggarap liga tersebut sejak Season 1 hingga sekarang.

Harga Tidak Sampai Sejuta, Logitech G435 Hadirkan Koneksi Lightspeed Wireless dan Bluetooth Sekaligus

Pasar headset gaming nirkabel dengan harga terjangkau ($100 ke bawah) terus bertambah panas. Setelah Razer dan JBL, kini giliran Logitech yang menghadirkan penawarannya di segmen ini lewat Logitech G435.

Tidak tanggung-tanggung, Logitech bahkan memasang harga yang lebih murah lagi, tepatnya $80. Menariknya, harga yang amat kompetitif itu tetap bisa diimbangi dengan fitur yang lengkap. Dari segi konektivitas misalnya, G435 tak hanya mendukung sambungan Lightspeed (wireless 2,4 GHz) via dongle USB-A saja, tapi ia juga dapat dihubungkan ke perangkat mobile via Bluetooth.

Selain PC, G435 juga ideal untuk digunakan bersama PlayStation 4 maupun PlayStation 5. Pasalnya, di samping mendukung Dolby Atmos dan Windows Sonic, G435 juga kompatibel dengan teknologi spatial audio Tempest 3D milik PS5.

Melihat desain dan materi-materi promosinya, G435 terkesan jenaka, dan ternyata ia memang tidak cuma ditargetkan untuk konsumen dewasa saja. Headset ini rupanya juga punya fitur ramah anak, yang ketika diaktifkan bakal membatasi volume maksimal menjadi 85 dB saja.

Desainnya pun sangatlah ringkas, dengan bobot tidak lebih dari 165 gram. Dari situ sudah bisa ditebak kalau sebagian besar strukturnya terbuat dari plastik. Menariknya, bagian-bagian plastik ini mencakup minimal 22 persen materi daur ulang, dan Logitech tidak segan menyebut G435 sebagai headset gaming nirkabel paling ramah lingkungan yang pernah mereka produksi.

Keunikan lain yang bakal kita jumpai pada desain G435 adalah absennya boom mic. Sebagai gantinya, ia justru mengandalkan sepasang mikrofon beamforming yang tertanam langsung di earcup. Untuk kinerja audionya, G435 mengandalkan sepasang driver berdiameter 40 mm.

Dalam sekali pengisian, baterainya bisa bertahan sampai sekitar 18 jam pemakaian. Charging-nya sudah mengandalkan USB-C, tapi sayang tidak ada informasi apakah ia dapat tetap digunakan selagi baterainya diisi ulang. Perlu dicatat juga, Anda tak akan menemukan jack audio 3,5 mm di headset ini.

Di Indonesia, Logitech G435 kabarnya akan dijual lengkap dalam tiga pilihan warna mulai bulan November 2021 dengan kisaran harga Rp929.000, lebih murah daripada kurs dolarnya. Menarik.

3 Kunci Mobile Esports Sukses: Mobilitas, Aksesibilitas, dan Gaya Hidup

Dalam daftar lima turnamen esports paling populer di Agustus 2021, ada tiga turnamen mobile esports. Hal ini menunjukkan, mobile esports kini tidak lagi bisa dipandang sebelah mata. Salah satu kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan industri mobile esports adalah Asia Tenggara. Tidak heran, mengingat kebanyakan negara di Asia Tenggara memang merupakan negara mobile first.

Menurut data dari white paper berjudul Games & Esports: Bona Fide Sports, yang merupakan hasil kerja sama Tencent dan Newzoo, pertumbuhan industri esports di Asia Tenggara di masa depan hampir mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan industri esports global. Pada periode 2019-2024, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) dari industri esport di Asia Tenggara mencapai 20,8%. Sebagai perbandingan, tingkat CAGR dari industri esports global di periode yang sama hanya mencapai 11,1%.

Mobile Esports Jadi Kunci Pendorong Pertumbuhan Industri di ASEAN

Pada akhir 2021, jumlah penonton esports di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 42,5 juta orang. Indonesia menjadi negara dengan jumlah penonton esports paling banyak, mencapai 17 juta orang. Vietnam menduduki posisi kedua dengan jumlah fans esports sebanyak 8,1 juta orang. Berbanding lurus dengan jumlah penonton yang terus bertambah, pemasukan industri esports di Asia Tenggara pun juga menunjukkan tren naik. Pada 2021, jumlah pemasukan industri esports di Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$39,2 juta. Angka ini diduga akan naik menjadi US$72,5 juta pada 2024.

Dalam white paper dari Tencent dan Newzoo disebutkan bahwa kunci pertumbuhan dari industri mobile esports di Asia Tenggara adalah persaingan terbuka. Ada tiga faktor yang membuat sebuah mobile game menjadi game esports yang populer, yaitu mobilitas, aksesibilitas, dan lifestyle.

Semakin tinggi aksesibilitas sebuah game, maka kemungkinannya untuk menjadi populer pun semakin besar. James Yang, Director of PUBG Mobile Global Esports, Tencent Games menjelaskan, sebuah game akan bisa menjadi game esports yang populer di Asia Tenggara jika game itu bisa dimainkan di smartphone kelas menengah atau bahkan kelas pemula sekalipun. Selain itu, model bisnis yang digunakan pada sebuah game juga menentukan. Biasanya, game esports yang populer menggunakan model bisnis free-to-play atau gratis. Hybrid.co.id pernah membahas mengapa game esports yang populer biasanya merupakan game gratis di sini.

James Yang. | Sumber: DailySpin

Di Amerika Utara dan Eropa Barat, game esports yang populer adalah game PC, seperti Dota 2, League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive, Rainbow Six Siege, dan lain sebagainya. Namun, di Asia Tenggara, popularitas mobile esports mengalahkan ketenaran game esports PC maupun konsol. Dua game esports yang paling banyak ditonton oleh masyarakat ASEAN adalah PUBG Mobile dan Mobile Legends. Walau memang, masih ada orang-orang yang menjadi fans setia dari game esports PC, seperti Dota 2 dan CS:GO.

Salah satu alasan mengapa mobile esports jauh lebih populer dari game esports PC adalah karena sebagian besar populasi online di Asia Tenggara mengenal internet melalui smartphone. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Newzoo, sekitar 82% populasi online di Asia Tenggara bermain mobile game. Tak hanya itu, sebanyak 39% responden menjadikan smartphone sebagai perangkat gaming utama mereka.

“Kami melihat perubahan tren di industri esports, dari game PC dan konsol ke mobile game,” ujar James Yang, Director of PUBG Mobile Global Esports, Tencent Games, dikutip dari situs resmi Tencent. “Tren ini dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan hardware perangkat mobile dan keberadaan jaringan 5G.”

Memang, saat ini, performa smartphone semakin mumpuni. Faktanya, sejak beberapa tahun lalu, mulai muncul kategori smartphone gaming. Sesuai namanya, smartphone gaming mengutamakan fitur-fitur untuk bermain game dan memang ditujukan untuk para mobile gamers. Tak hanya itu, aksesori untuk bermain game pun mulai muncul di pasar, seperti controllers dan paddlers.

Controller dari smartphone. | Sumber: Android Central

Dengan keberadaan aksesori itu, pengalaman bermain game di smartphone semakin menyerupai pengalaman bermain game di konsol dan PC. Dalam 10 tahun belakangan, mobile game pun mulai berubah, menjadi semakin kompleks. Hal ini dibuktikan dengan kemunculan game-game ber-genre MOBA dan battle royale, yang pada awalnya hanya muncul di PC atau konsol.

Selain smartphone yang semakin mumpuni, alasan lain yang mendorong pertumbuhan ekosistem mobile esports di Asia Tenggara adalah kemunculan jaringan 5G. Sekarang, ada beberapa negara Asia Tenggara yang telah mulai menggelar jaringan 5G, seperti Indonesia. Selain itu, Singapura, Malaysia, dan Thailand pun telah memulai pembangunan jaringan 5G.

Dampak Pandemi ke Industri Esports

Esports adalah salah satu industri yang mendapatkan imbas positif dari pandemi virus corona. Selama pandemi, jumlah orang yang menonton konten esports di platform streaming game naik. Menurut Newzoo, jumlah penonton esports di dunia pada akhir 2021 akan mencapai 474 juta orang. Sebagai perbandingan, pada 2020, jumlah penonton esports adalah 435,9 juta orang dan pada 2019, angka itu hanya mencapai 397,8 juta orang.

Menariknya, Yang mengatakan, tidak semua penonton konten esports memainkan game yang diadu. Dia juga mengungkap, sepanjang 2020, jumlah hours watched dari kompetisi-kompetisi PUBG Mobile mencapai lebih dari 200 juta jam. Dia juga optimistis, para penonton PUBG Mobile baru — yang mulai menonton konten esports saat pandemi — akan tetap setia bahkan setelah keadaan mulai berangsur pulih. Selama pandemi, banyak kompetisi esports yang digelar secara online. Ke depan, menurut Yang, kompetisi esports akan digelar dengan model hibrida, yang menggabungkan model turnamen offline dan online.

Sekarang, tidak banyak kompetisi esports yang digelar secara offline. | Sumber: Blibli

Esports adalah tren penting yang tidak bisa kita acuhkan,” ujar Yang, seperti dikutip dari The Star. “Para pemegang kepentingan — baik di dalam maupun luar industri esports — akan mendapatkan untung jika mereka bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem competitive gaming.”

Sementara itu, Hugo Tristão, Esports Head, Newzoo mengatakan, sekarang, industri esports telah menjadi bagian penting dari industri game. Karena itu, di masa depan, akan bermunculan pelaku industri esports baru, mulai dari organisasi esports, penyelenggara turnamen, perusahaan broadcasting, sampai perusahaan marketing khusus esports.

Fakta dan Informasi 7 Archon di Genshin Impact Sejauh Ini

Genshin Impact merupakan salah satu game besutan miHoYo yang sedang menarik perhatian banyak gamers. Pasalnya, game tersebut memiliki gameplay yang asyik serta banyaknya karakter keren yang bisa digunakan.

Dimulai dengan sejarah kompleks The Seven, para dewa yang disebut Archon di dunia Teyvat dalam Genshin Impact. Sejarah 7 negara dimulai dengan hadirnya pertarungan dahsyat berjuluk Archon War.

https://images5.alphacoders.com/116/thumb-1920-1167777.png
Sumber: Genshin Impact

Peperangan ini memisahkan 7 negara yang juga dikuasai oleh 7 Archon di masing-masing benua.

Memang tidak semua pemain Genshin Impact memahami sepenuhnya mengenai jalan cerita game terebut. Padahal, Genshin Impact memiliki cerita unik seperti asal mula Vision yang membawa kekuatan elemen, prinsip atau idealisme masing-masing Archon, hingga jalan cerita para Archon di masing-masing negara.

Berikut rangkuman terkini mengenai 7 Archon atau The Seven yang ada di Genshin Impact:

7. Barbatos

barbatos genshin impact
Sumber: Genshin Impact
  • Nama Karakter: Venti
  • Elemen: Anemo (Angin)
  • Negara: Mondstadt
  • Idealisme: Kebebasan

Di Genshin Impact, Mondstadt dan Barbatos akan menjadi cerita pembuka di dunia Teyvat yang diawali dengan pertemuan dengan Venti, sang Archon di Monstadt, serta naganya yaitu Dvalin.

Salah satu hal yang tergambarkan dari Mondstadt adalah idealisme yang diterapkan oleh Barbatos. Para penduduknya diberikan kebebasan untuk mengelola negaranya tanpa campur tangan langsung sang Archon.

Meski melepas Mondstadt, Barbatos sempat membentuk aliansi The Four Winds yaitu Dragon of the East (Dvalin), Wolf of the North (Andrius), Lion of the South (Grand Master/Jean), dan Falcon of the West (Vennessa/Prajurit Favonius) untuk melindungi negara tersebut.

Berkaca pada jalur cerita, Barbatos bukan dewa yang ceroboh. Menjadi salah satu Archon asli dari dua yang tersisa, Barbatos sangat bijak menyikapi berbagai hal dengan pengalamannya sebagai sang dewa selama 2.600 tahun lamanya.

bard venti
Sumber: Genshin Impact

Pada Genshin Impact, sosok asli Barbatos sebenarnya adalah peri angin namun sekarang mengambil wujud temannya, seorang penyanyi/penyair yang sudah meninggal.

6. Morax (Rex Lapis)

zhongli genshin impact
Sumber: Genshin Impact
  • Nama Karakter: Zhongli
  • Elemen: Geo (Tanah)
  • Negara: Liyue
  • Idealisme: Kontrak

Sebelumnya Barbatos disinggung sebagai salah satu Archon asli dari dua yang tersisa. Selain Barbatos, Morax atau Rex Lapis merupakan Archon asli yang belum digantikan sejak 2.000 tahun lamanya.

Sang Archon Geo mendapat julukan Rex Lapis dari para penduduk
Liyue. Diceritakan pada Genshin Impact bahwa Rex Lapis diserang oleh kekuatan misterius.

exuvia zhongli
Sumber: Genshin Impact

Kala itu, Rex Lapis mengambil bentuk naga bernama Exuvia yang jatuh dari langit. Pada masa Archon War, Morax juga memiliki banyak pelindung seperti Yaksa dan Adepti.

yaksa genshin impact
Sumber: Genshin Impact

Kehadiran Liyue sebagai salah satu negara yang besar juga tidak terlepas melalui peran Morax. Perkembangan ekonomi negara Liyue, keamanan, hingga hubungan antar negara berlandaskan dari berapa kuatnya Rex Lapis di dunia Teyvat.

5. Baal / Beelzebul

baal beelzebul genshin impact
Sumber: Genshin Impact
  • Nama Karakter: Raiden
  • Elemen: Electro (Listrik)
  • Negara: Inazuma
  • Idealisme: Keabadian

Bila di game Genshin Impact sang karakter utama mendapatkan sambutan hangat oleh 2 Archon sebelumnya, kasus berbeda terjadi di negara Inazuma. Sang Archon, Raiden Shogun memiliki kebijakan yang cukup ketat untuk penduduk dan pendatang di negaranya.

Tepat pada patch Genshin Impact 2.1, sosok Raiden Shogun diperkenalkan. Pada jalan ceritanya, Raiden memutus hubungan pulau Inazuma dengan dunia luar melalui kebijakan yang ketat. Bisa dibilang, Baal merupakan salah satu dewa di Teyvat yang kurang terbuka dengan para rakyat Inazuma.

Dengan kebijakannya yang ketat, Baal sebagai Archon Electro tidak memberikan vision Electro untuk waktu bertahun-tahun lamanya kepada beberapa orang (diceritakan pada misi akhir di Liyue).

https://i.ytimg.com/vi/vmWXp4865_Y/maxresdefault.jpg
Sumber: Genshin Impact

Dari segi cerita, Baal yang asli sebenarnya sudah lama meninggal dan yang kini mengisi posisinya adalah Beelzebul, saudaranya. Raiden Makoto mendapatkan julukan Baal sedangkan sang saudaranya yaitu Raiden Ei memiliki julukan Beelzebul.

Beelzebul sendiri terus melanjutkan posisinya sebagai sosok Baal untuk posisi dewa di Inazuma. Selain itu, Raiden Ei juga seorang sosok pengganti Archon Electro yang tidak mengikuti langsung Archon War yang berlangsung 2.000 tahun yang lalu.

4. Archon Sumeru

Karakter Cyno dari negara Sumeru. Sumber: Genshin Impact
  • Nama Karakter: Belum Diketahui
  • Elemen: Dendro (Alam)
  • Negara: Sumeru
  • Idealisme: Kebijaksanaan

Tidak banyak yang diketahui tentang negara Sumeru, hanya beberapa informasi yang dibocorkan melalui manga resmi yang dirilis oleh miHoYo .

Meskipun demikian, satu hal yang sudah diinformasikan Archon Dendro merupakan seorang perempuan sekaligus Archon termuda di antara The Seven yang menjaga Sumeru selama 500 tahun lamanya.

3. Archon Fontaine

http://genshintool.com/wp-content/uploads/2021/06/unnamed-file-488.jpg
Karakter Lyney dan Lynette dari negara Fontaine. Sumber: Genshin Impact
  • Nama Karakter: Belum Diketahui
  • Elemen: Hydro (Air)
  • Negara: Fontaine
  • Idealisme: Keadilan

Sama seperti negara Sumeru, Archon Hydro dari negara Fontaine juga belum memiliki banyak informasi yang diberikan. Hanya ada dua karakter yang sudah diumumkan berasal dari Fontaine yaitu Lyney dan Lynette.

Archon yang dijuluki Dewa Keadilan satu ini juga memiliki informasi yang sangat sedikit sejauh ini. Selain sudah digambarkan sebagai seorang perempuan, Archon Fontaine juga dikabarkan menjadi dewa yang kurang percaya dengan perkembangan negaranya sendiri.

2. Murata

http://genshintool.com/wp-content/uploads/2021/07/unnamed-file-58.jpg
Karakter Iansan dari negara Natlan. Sumber: Genshin Impact
  • Nama Karakter: Belum Diketahui
  • Elemen: Pyro (Api)
  • Negara: Natlan
  • Idealisme: Perang

Sosok negara yang paling ditakuti karena kental dengan peperangan adalah Natlan. Archon dengan nama Murata ini merupakan sosok perempuan yang kuat dan dominan ketika masa Archon War berlangsung.

Dari rilisan manga resmi dari miHoYo saat Barbatos dan Vennessa berbicara, diceritakan bahwa nama sang Dewa Perang, Murata tampil selayaknya Ares dalam mitologi Yunani kuno ketika para prajurit menyerukan namanya saat berperang.

1. Tsaritsa

Pulcinella, Harbringer ke-5 dari negara Snezhnaya. Sumber: Genshin Impact
  • Nama Karakter: Tsaritsa
  • Elemen: Cryo (Es)
  • Negara: Snezhnaya
  • Idealisme: Belum Diketahui

Meski belum banyak informasi yang tersebar, namun Snezhnaya bisa dibilang sebagai negara dengan banyak karakter yang sudah muncul. Beberapa lawan seperti Fatui, kehadiran La Signora di Mondstadt, sejarah 11 Harbringer, hingga nama Tsaritsa sebagai Archon Cyro sudah diceritakan selama Genshin Impact berlangsung.

Satu hal yang belum diumumkan terkait Tsaritsa adalah wujudnya sebagai ratu di Snezhnaya dan idealisme sebagai seorang Archon. Banyak rumor yang beredar bahwa idealisme dari Tsaritsa adalah Dewa Kekuatan hingga Dewa Kehancuran.

Dari cerita yang diungkapkan melalui Travail, Tsaritsa merupakan sosok ratu yang kejam dan tidak memiliki rasa hormat kepada para penduduknya.

Sama seperti 5 Archon sebelumnya, Tsaritsa bukan merupakan sosok Archon asli yang berpartisipasi pada Archon War yang berlangsung pada 2.000 tahun yang lalu.

BenQ MOBIUZ EX2710S: Pilihan Terbaik Monitor Gaming 165Hz

Ada banyak monitor untuk gaming yang tersedia di pasar untuk dipilih bagi pada penikmat gadget. Namun, tidak banyak yang memiliki fitur-fitur untuk menolong penggunanya untuk berhasil dalam sebuah game. Untungnya, BenQ memiliki banyak pilihan untuk monitor yang seperti itu. Salah satunya adalah BenQ MOBIUZ EX2710S Gaming Monitor.

Dengan MOBIUZ EX2710S, BenQ menawarkan pengalaman bermain game untuk gamer enthusiast. Monitor yang satu ini menawarkan refresh rate hingga 165 Hz. Hal tersebut berbeda dengan saudaranya yang memiliki nama sama, namun tanpa akhiran “S”, yaitu EX2710 yang memiliki refresh rate hingga 144 Hz saja. Panelnya sendiri sudah menggunakan IPS.

BenQ MOBIUZ EX2710S datang pula dengan Motion Picture Response Time (MPRT) 1 ms. Selain itu, teknologi HDRi juga mampir pada layar yang satu ini untuk mengoptimalkan gambar untuk meningkatkan warna, kontras, dan detail. Layar  ini juga sudah mendukung standar dari AMD, yaitu Freesync Premium yang menawarkan latensi rendah.

Tidak hanya tampilan saja yang ditawarkan pada BenQ MOBIUZ EX2710S, layar ini juga memiliki speaker. Speakernya sendiri sudah menggunakan treVolo, yaitu lini speaker buatan BenQ dengan daya 2,5 watt sebanyak dua buah. BenQ juga sudah menanamkan chip DSP untuk menambah depth, clarity, definition, presence, dan pencitraan bidang stereo.

BenQ MOBIUZ EX2710S sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Dimensi layar 27″
Rasio 16:9
Resolusi 1920×1080
Tipe panel IPS
Dimensi 539.6 x 614.1 x 216.7 mm
Berat total 6,2 KG
Port 2x HDMI 2.0 / Display Port 1.2 / audio jack‎‎‎
Response Time 1 ms MPRT
Kontras 1000:1
Speaker 2x 2,5 watt
Daya 55 watt

Tentunya, BenQ juga tidak ketinggalan untuk menyematkan teknologi eye care. Teknologi ini sendiri bakal membuat mata para penggunanya tidak lelah jika memakainya seharian. Monitor ini juga sudah bisa diatur tinggi rendahnya sehingga pengguna tidak akan sakit punggung akibat posisi kepalanya yang selalu terlalu ke atas atau ke bawah.

Unboxing

Selain monitor dan kakinya, inilah yang bisa didapatkan pada paket penjualan dari BenQ MOBIUZ EX2710S

Desain

BenQ MOBIUZ EX2710S datang dengan panel layar In-Plane Switching atau IPS. Monitor ini menawarkan response time yang cepat, yaitu 1 ms MPRT. MPRT (Moving Picture Response Time) berhubungan dengan berapa lama piksel tetap terlihat di layar. Semakin lama piksel tetap terlihat, semakin membuat blur atau trail gambar bergerak yang dihasilkan dari sebuah adegan.

Layarnya sendiri juga sudah mendukung refresh rate 165 Hz yang sejajar dengan dapat menampilkan 165 fps tanpa tearing. EX2710S ternyata juga sudah mendukung FreeSync Premium, yaitu standar tampilan gaming dari AMD.

Height Adjustable Monitor ini memang bisa diatur ketinggiannya sehingga pas dengan sudut pandang para penggunanya. Hal ini tentu saja membuat leher dan punggung menjadi tidak pegal. Monitor ini juga bisa diatur untuk “menengok” ke kanan mau pun ke kiri, sehingga posisinya bisa dengan nyaman untuk diatur.

Pada bagian belakang dari monitor ini sudah terdapat beberapa port, yaitu dua buah HDMI 2.0, sebuah Display Port 1.2, serta audio 3,5 mm. Selain itu, pada bagian kanannya terdapat beberapa tombol yang meliputi tombol menu, daya, serta sebuah tombol navigasi 4 arah. Pada bagian bawah terdapat sebuah sensor cahaya untuk mengendalikan fitur Brightness Intelligence secara otomatis. Speaker juga diposisikan pada bagian bawah dari layar monitor ini.

Berbicara mengenai tombol navigasi 4 arah, pada BenQ MOBIUZ EX2710S tentu sudah terdapat On Screen Display yang terdiri dari menu dan juga QuickOSD. Pada QuickOSD sendiri, pengguna dapat mengatur dan beralih ke pengaturan game yang sering digunakan dengan cepat. Dan Anda juga dapat mengatur setting layar ini langsung pada menunya.

HDRi

Saat ini, mungkin kebutuhan akan visual terhadap sebuah konten sudah merupakan keharusan. Bagian gambar dari sebuah gambar, video, mau pun game juga akan lebih baik berkat teknologi ini. HDR (High Dynamic Range) sendiri akan mengangkat bagian yang gelap menjadi lebih terlihat serta membuat warnanya tetap terjaga. Hal inilah yang ingin dipecahkan oleh BenQ.

BenQ telah mengembangkan teknologi miliknya sendiri untuk memenuhi kebutuhan ini, yaitu HDRi. Dengan demikian, pengguna bisa mendapatkan pengalaman visual yang lebih mendalam dengan detail yang jelas dan realistis dalam pemandangan gelap dengan mempertahankan kejernihan di layar. Fitur HDRi juga dapat meningkatkan konten SDR (Standard Dynamic Range) dengan fitur HDR yang diemulasi agar sangat mirip dengan HDR aslinya. BenQ membagi fitur ini untuk game dan cinema.

Pada Game HDRi, akan meningkatkan detail gambar seperti pada detail gelap serta menyeimbangkan tingkat kecerahan. Pada sebuah game, hasilnya akan lebih terlihat pada saat sedang berada di ruang gelap yang ditembus dengan seberkas sinar matahari. Sedangkan untuk Cinema HDRi, warna dan kontras akan ditingkatkan sehingga warna yang tersaturasi akan lebih baik, terutama pada warna kulit. Hal ini juga akan berpengaruh pada gambar yang tingkat kecerahan serta kontras yang tinggi.

Anda bisa melihat perbandingan atau perbedaan hasil antara yang menggunakan HDR dengan yang menggunakan HDRi pada dua foto berikut ini. 

Contoh perbandingan HDR dan HDRi Game:

Contoh perbandingan HDR dan HDRi Cinema:

treVolo

Mungkin bagi mereka yang belum menggunakan BenQ masih asing dengan treVolo. TreVolo sendiri merupakan merek BenQ yang memproduksi perangkat-perangkat audio. EX2710S dilengkapi dengan speaker 2.5W, yang dirancang dan dikalibrasi oleh treVolo. Hal tersebut menghasilkan suara akustik penuh dengan lima pengaturan suara dan mode suara preset secara maksimal.

Dengan menggunakan BenQ MOBIUZ EX2710S, pengguna tidak lagi membutuhkan sebuah speaker tambahan. Namun, jika pengguna ingin menggunakan headphone saat bermain, langsung saja tancapkan pada port audio 3,5 mm di bagian belakang monitor ini.

Menonton dan bermain: Layar enak dipandang dan tidak lelah

Masa pandemi COVID menyebabkan semua orang harus bekerja dan sekolah di rumah. Walaupun PPKM sudah diturunkan level-nya, namun sebagian besar, termasuk saya, masih cukup ngeri untuk pergi keluar rumah. Bermain game dan menonton video merupakan salah satu cara saya dan anak-anak untuk menghilangkan kebosanan di rumah. Dan menggunakan layar dengan dimensi 27 inci memang cukup pas untuk kedua kebutuhan tersebut.

Saat BenQ MOBIUZ EX2710S datang ke rumah saya sekitar dua minggu yang lalu, langsung saya buka dan rakit. Karena ini monitor yang diarahkan untuk bermain game, tentu saja saya tidak sabar untuk bermain game favorit saya dengan monitor dari BenQ Ini. 

Saya pun melakukan pengujian dengan menggunakan beberapa judul game. Game pertama yang saya mainkan adalah Valorant. Pengalaman yang didapatkan tentu saja sangat jauh berbeda ketika menggunakan game ini di 165 fps. Hasilnya memang sangat berbeda jika dibandingkan dengan monitor 60 Hz yang saya gunakan sampai saat ini.

 

Dengan menggunakan HDRi Game, kecerahannya memang tidak setinggi HDRi Cinema. Akan tetapi, HDRi Game akan menjamin bahwa kita bisa melihat musuh pada tempat-tempat gelap. Hal ini cukup membantu saya saat bermain game action adventure seperti Shadow of The Tomb Raider. Hal tersebut juga berlaku pada saat bermain CS:GO di beberapa map.

Selain untuk teman bermain di PC, monitor BenQ MOBIUZ EX2710S juga akan cocok untuk gaming dengan perangkat lain, misalnya console generasi lanjut seperti PS5 dan Xbox terbaru.

Saya juga mencoba monitor ini untuk menonton beberapa video dari layanan streaming berbayar. Tentunya, saya ingin mencoba menggunakan HDRi dari BenQ dengan profile HDRi Cinema. Ternyata memang setiap video yang saya tonton menjadi lebih cerah dan tajam.

Semua video dengan tone gelap bisa saya lihat dengan lebih baik. Beberapa film superhero juga dapat saya tonton dengan lebih baik jika dibandingkan dengan HDR biasa. Pada monitor ini juga sudah ada HDR biasa yang warnanya sedikit lebih warm dibandingkan dengan HDRi. Tingkat ketajamannya pun juga berbeda.

Saat HDRi saya aktifkan, menu Eye Care pada OSD BenQ MOBIUZ EX2710S pun juga aktif. Hal ini berarti Brightness Intelligence pada layar ini juga bisa diaktifkan. Dan benar saja, menonton beberapa video tidak membuat mata saya lelah. Hal ini bahkan berlanjut hingga malam hari.

Menonton video dengan genre action juga sangat menyenangkan pada layar ini. Tidak ada lagi yang namanya ghosting atau blur saat adegan-adegan dengan kecepatan tinggi. Saya mencoba menonton film Batman v Superman pada adegan melawan Doomsday menjadi lebih nyaman karena memang tajam.

Berbicara mengenai film Zack Snyder yang satu ini, tentu tidak asing lagi dengan scene dark yang menyelimuti filmnya. Jika HDRi Cinema tidak mengangkat kecerahannya, BenQ sudah menyediakan fitur Light Tuner yang bisa mengangkat kecerahannya. Saya menggunakan Light Tuner sampai nomor 6 untuk meningkatkan kecerahannya. Dan film tersebut akan bisa dilihat dengan bagus.

Untuk mencoba refresh rate dari monitor ini, tentu saja Test Ufo masih menjadi salah satu benchmark yang saya unggulkan. Benchmark gratis ini bisa menampilkan refresh rate asli dari sebuah monitor. Dan benar saja, monitor ini langsung terdeteksi sebagai 165 Hz.

Saya juga mencoba menggunakan suara dari speaker yang ada. Saya menggunakan monitor yang satu ini didalam ruangan sekitar 4×3, sehingga suara yang dihasilkan memang sudah cukup untuk bermain dan menonton video. Walaupun begitu, suaranya memang akan terdengar lebih kecil jika digunakan pada ruang keluarga yang cukup terbuka.

Menggunakan tombol navigasi dari BenQ MOBIUZ EX2710S juga memudahkan saya dalam memilih pada menu OSD. Saat menyentuhnya, jari saya gerakkan ke arah yang sesuai dengan option yang ingin saya pilih. Untuk memilihnya, saya tinggal menekan tombol navigasi tersebut di tengah. BenQ sepertinya memang sudah memikirkan untuk navigasi OSD yang nyaman.

Terakhir, tentu saja monitor ini saya gunakan untuk menulis artikel. Sebagai informasi saja, artikel ini saya tulis dengan memakai BenQ MOBIUZ EX2710S sebagai layarnya. Memang sangat nyaman untuk mengetik sebuah artikel pada layar 27 inci dengan fitur kenyamanan mata yang dimiliki oleh BenQ. Biasanya saya harus mengistirahatkan mata sejenak saat menulis, namun sepertinya tidak berlaku untuk BenQ MOBIUZ EX2710S.

Tentunya, Anda harus mencobanya sendiri untuk menggunakan monitor BenQ MOBIUZ EX2710S. Pengalaman tersebut memang akan lebih baik jika langsung melihat dan merasakannya sendiri.

Verdict

Dengan banyaknya monitor gaming yang dijual di Indonesia, tentu membuat susah untuk memilih yang mana yang mau dibeli. Pastikan bahwa monitor tersebut memiliki fitur-fitur yang mampu membuat mata nyaman saat memandangnya. Tentunya, BenQ memiliki banyak solusi monitor yang bisa membuat penggunanya tidak lelah saat melihat layarnya seharian. Salah satunya adalah BenQ MOBIUZ EX2710S.

BenQ MOBIUZ EX2710S memiliki fitur kenyamanan untuk bermain serta menonton video. Dengan fitur HDRi, kualitas gambar yang ditampilkan akan menjadi semakin baik. Untuk bermain game, monitor ini sudah mendukung refresh rate 165 Hz serta mendukung AMD Freesync Premium. Tidak lupa, response time pada BenQ MOBIUZ EX2710S yang sudah 1 ms MPRT.

Selain menampilkan gambar yang baik, monitor ini juga memiliki speaker yang bagus pula. Dengan dua speaker dari treVolo membuat kita bisa mendengarkan suara dari sebuah konten dengan baik. Monitor ini juga sudah memiliki 2 HDMI 2.0 serta sebuah Display Port 1.2. Dan tentunya, monitor ini juga sudah menggunakan Height Adjustable Stand yang bisa membuat posisinya lebih fleksibel.

BenQ menjual MOBIUZ EX2710S pada harga Rp. 6.565.000. Tentunya harga ini tergolong terjangkau untuk sebuah monitor gaming dengan fitur melimpah. Monitor ini cocok untuk para gamer yang memiliki budget terbatas namun tidak ingin melihat tearing saat bermain game. BenQ juga memberikan 3 tahun garansi untuk panel, service, dan spare part.

Informasi Produk: BenQ MOBIUZ EX2710S

Link pembelian:  Tokopedia

Rangkuman keunggulan monitor BenQ MOBIUZ EX2710S

  • Layar yang nyaman untuk dipandang
  • Refresh Rate hingga 165 Hz
  • Mendukung AMD Freesync Premium
  • Menu OSD yang nyaman dan mudah untuk dinavigasi
  • Speaker dengan suara yang bagus dari treVolo
  • Teknologi HDRi yang membantu meningkatkan kualitas gambar untuk game dan video
  • Posisi layar yang adjustable

Disclosure: Artikel ini didukung oleh BenQ. 

 

7 Monitor Gaming Terbaik untuk Gamer Kasual Maupun Kompetitif

Sebagai periferal komputer yang masih relevan di era modern, monitor kini dapat dibagi berdasarkan target pasarnya: gaming atau non-gaming. Namun kalau mau kita kerucutkan lagi, monitor gaming pun sebenarnya masih bisa kita bagi lagi menjadi gaming kasual dan gaming kompetitif. Sama-sama gaming, tapi kebutuhannya berbeda.

Untuk gaming kasual, yang diincar biasanya adalah fitur-fitur untuk memperindah kualitas visual macam HDR maupun dukungan fitur adaptive sync (AMD FreeSync atau Nvidia G-Sync) yang lengkap. Untuk gaming kompetitif, entah yang masih amatiran atau sudah masuk level esports, yang dicari biasanya adalah refresh rate setinggi mungkin dan motion blur seminimal mungkin.

Artikel ini bermaksud untuk memberikan referensi bagi yang hendak membeli monitor gaming di pasar tanah air. Berhubung kita mempunyai bujet dan spesifikasi PC yang berbeda, saya sengaja mengelompokkan pilihannya berdasarkan subkategori seperti “kasual 1080p”, “kasual 4K”, “kompetitif 240 Hz”, dan seterusnya.

Kasual 1080p, alias monitor gaming kelas bujet terbaik

Kalau sebatas mencari monitor untuk bermain di resolusi 1080p 60 fps, jujur Anda tidak perlu mengumpulkan referensi banyak-banyak, sebab monitor non-gaming pun saja sebenarnya sudah cukup untuk itu. Namun kalau Anda punya bujet di kisaran 3,1 jutaan rupiah, maka AOC 24G2 bisa jadi pilihan yang tepat.

Monitor ini mengemas panel IPS 23,8 inci dengan resolusi 1920 x 1080, refresh rate 144 Hz, dan waktu respon 1 milidetik (MPRT). Ia mendukung FreeSync Premium, tapi kehadiran DisplayPort berarti Anda juga dapat mencobanya dengan G-Sync meski tidak ada sertifikasi resmi dari Nvidia.

Namun yang paling saya suka darinya adalah, ergonomic stand-nya benar-benar ergonomis, apalagi mengingat bagian ini memang paling sering dikompromikan di kisaran harganya. Jadi selain bisa di-tilt, monitor ini juga bisa swivel, bisa diatur ketinggiannya, ataupun diputar orientasinya dari landscape ke portrait.

Link pembelian: AOC 24G2

Monitor terbaik untuk gaming kasual di resolusi 1440p

Bagi yang memiliki kartu grafis di atas kelas mainstream, tidak ada salahnya mengincar monitor 1440p. Dan bagi yang cukup beruntung sempat meminang RTX 3070, tidak ada salahnya juga mencari monitor yang sepenuhnya kompatibel dengan G-Sync. Berdasarkan pertimbangan tersebut, pilihannya pun jatuh pada ViewSonic Elite XG270Q

Monitor ini mengusung panel IPS 27 inci dengan resolusi 2560 x 1440, refresh rate 165 Hz, dan waktu respon 1 milidetik (GTG). Panelnya memiliki color gamut 95% DCI-P3, serta telah mengantongi sertifikasi DisplayHDR 400. Kompatibilitasnya dengan G-Sync pun dijamin tanpa masalah karena sudah diuji langsung oleh Nvidia sendiri.

Harganya? Rp8.199.000.

Link pembelian: ViewSonic Elite XG270Q

Monitor terbaik untuk gaming di resolusi 4K

 

Tidak peduli stoknya langka atau tidak, eksistensi kartu grafis seperti RTX 3080, RTX 3090, maupun RX 6800 XT dan RX 6900 XT pada akhirnya membuat 4K gaming jadi kenyataan. Namun agar dapat menikmatinya dengan maksimal, Anda butuh dukungan monitor yang tepat. Salah satu opsi terbaik yang tersedia di pasaran saat ini adalah LG UltraGear 27GN950-B, yang bisa dibeli seharga Rp11.990.000.

Perangkat ini mengemas panel Nano IPS 27 inci dengan resolusi 3840 x 2160, refresh rate 144 Hz, dan waktu respon 1 milidetik (GTG). Dengan color gamut 98% DCI-P3 dan sertifikasi DisplayHDR 600, kualitas visual yang disajikan tentu bakal sangat prima. Bagi yang membutuhkan G-Sync, Anda tak perlu khawatir mengingat monitor ini memang telah tercantum di situs Nvidia.

Link pembelian: LG UltraGear 27GN950-B

Monitor 240 Hz terbaik untuk gaming kompetitif

 

Monitor gaming besutan Zowie (BenQ) kerap menjadi pilihan di banyak turnamen esports profesional. Tentu ada alasan kuat yang mendasarinya, dan salah satunya adalah teknologi DyAc+ (Dynamic Accuracy Plus) yang BenQ implementasikan.

Secara mendasar, DyAc+ merupakan sebuah teknik motion blur reduction (MBR). Saya tidak perlu menjelaskan terlalu teknis karena artikelnya bakal kepanjangan, tapi yang pasti DyAc+ sangatlah efektif dalam hal meminimalkan motion blur, dan Anda bisa menonton sendiri demonstrasinya di YouTube. Saking efektifnya, monitor dengan DyAc+ kerap disebut memiliki motion clarity setara monitor CRT.

Salah satu monitor yang dibekali DyAc+ adalah BenQ Zowie XL2546K. Ia mengemas panel TN 24,5 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 240 Hz. Jujur spesifikasinya di atas kertas terkesan tidak menarik, apalagi kalau melihat harganya yang mencapai angka Rp9.603.000. Namun saya kira memang tidak ada orang yang membeli monitor ini karena spesifikasinya. Yang diincar murni adalah teknologi DyAc+ itu tadi.

Link pembelian: BenQ Zowie XL2546K

Monitor 360 Hz terbaik untuk gaming kompetitif

Memainkan CS:GO dengan frame rate yang konstan berada di kisaran 360 fps itu sangat mungkin dilakukan di tahun 2021 ini. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah monitor Anda cukup kencang untuk menampilkan frame sebanyak itu setiap detiknya?

Kalau jawabannya tidak, maka sudah saatnya Anda upgrade monitor tersebut ke Asus ROG Swift PG259QN. Monitor seharga Rp14.645.000 ini istimewa karena mengemas panel dengan refresh rate sebesar 360 Hz. Tipe panel yang digunakan pun sudah IPS, dengan bentang diagonal 24,5 inci dan resolusi 1080p. Seandainya membutuhkan, monitor ini pun juga sudah sepenuhnya mendukung Nvidia G-Sync.

Link pembelian: Asus ROG Swift PG259QN

Monitor gaming terbaik dengan layar curved

Saya tahu tidak semua orang suka dengan layar curved, dan itulah mengapa saya memilih untuk menyendirikannya. Namun kalau Anda suka, sekalian saja pilih yang paling melengkung yang ada di pasaran saat ini, yaitu Samsung Odyssey G7 32″.

Monitor ini memiliki layar dengan angka kurvatur 1000R, dan tingkat kelengkungannya diklaim setara kontur mata manusia, sehingga mampu menghadirkan sensasi immersive yang lebih mantap ketimbang monitor curved dengan kurvatur 1500R atau 1800R.

Spesifikasi panelnya pun tidak main-main: VA 31,5 inci dengan resolusi 2560 x 1440, refresh rate 240 Hz, dan waktu respon 1 milidetik (GTG). Untuk keperluan gaming kasual, Odyssey G7 32″ juga telah mengantongi sertifikasi DisplayHDR 600, plus sepenuhnya kompatibel dengan G-Sync. Siapkan dana sebesar Rp13.299.000 untuk meminangnya.

Link pembelian: Samsung Odyssey G7 32″

Monitor gaming terbaik dengan layar curved dan ultrawide

Kalau Anda punya dana yang lebih besar sekaligus kartu grafis yang lebih perkasa, maka pilihan yang lebih tepat adalah Samsung Odyssey G9 49″. Jujur belum ada monitor lain dengan bentuk seekstrem ini. Layarnya luar biasa lebar dengan bentang diagonal 49 inci, dan tingkat kelengkungannya pun juga berada di angka 1000R.

Menggunakan monitor ini pada dasarnya sama seperti mendempetkan dua monitor 27 inci, dengan total resolusi sebesar 5120 x 1440. Dari segi refresh rate atau waktu respon, ia identik dengan adiknya tadi (Odyssey G7). Yang lebih superior adalah tingkat kecerahannya, yang mampu mencapai angka 1.000 nit, membuatnya pantas menyandang sertifikasi DisplayHDR 1000 dari VESA.

Tertarik? Siapkan saja bujet sebesar Rp22.999.000.

Link pembelian: Samsung Odyssey G9 49″

Project Eve Pamerkan Grafis Fantastis dan Pertarungan Sengit nan Brutal

Semenjak diumumkan pada tahun 2019, akhirnya Project Eve merilis trailer perdana mereka. Perpaduan antara gameplay yang intens, musik latar yang upbeat, dan grafis yang memukau, menjadikannya sebagai salah satu game yang ditunggu-tunggu dari deretan game yang dipamerkan di ajang PlayStation ShowCase 2021 kemarin.

Project Eve bertempat di bumi yang telah porak poranda. Diceritakan bahwa umat manusia terpaksa keluar dari bumi, setelah kalah melawan NA:tives yang menyerbu bumi. NA:tives merupakan ras Alien misterius dengan berbagai ukiran dan variasi. Ras ini identik dengan mata yang ada di sekujur tubuh dan memiliki tentakel.

Untuk merebut bumi kembali, pemain akan bermain sebagai Eve, seorang penyintas dari pasukan paratrooper yang dikirim untuk berperang melawan NA:tives.

sumber: PlayStation

Mekanisme pertarungan Eve akan bertumpu pada Beta Gauge. Dengan mengumpulkan Beta Gauge, pemain dapat memakai berbagai jenis skill, seperti menembus Super Armor, mengeksekusi serangan cepat, mengganggu kombo lawan, dan masih banyak lagi.

Cara pemain mengumpulkan Beta Gauge adalah dengan menangkis dan menghindari serangan musuh. Selain skill, Beta Gauge juga dapat dipakai untuk mendapatkan Buff atau mengaktifkan serangan besar. Hal tersebut dijelaskan langsung oleh Kim Hyung Tae selaku Game Director pada PlayStation Blog.

Pemain nantinya juga dapat menemukan kostum yang modis, yang dapat ditemukan di sepanjang game, untuk mempercantik penampilan Eve.

sumber: PlayStation

Selain bertarung, banyak rintangan yang akan dihadapi Eve saat menjelajahi medan pertempuran, seperti memanjat dinding, berselancar di terowongan, berayun dengan tali, dan masih banyak lagi. Pemain juga dapat menemukan item yang tersebar luas saat berpetualang.

Shift Up Studio adalah developer yang mengorkestrasikan game tersebut. Studio ini dikenal dari Destiny Child, sebuah game mobile yang dirilis pada 2016.

Dengan segudang pengalaman di industri game mobile, mereka akhrinya mencoba membuat Project Eve, yang merupakan game konsol pertama mereka. Walaupun demikian, mereka dapat membuktikan hasil game AAA yang sangat memukau melalui trailer pertama.

Project Eve belum mengumumkan tanggal rilis dari game ini dan masih dalam proses pengembangan sampai saat ini.

Realme GT Master Edition Becomes the Official Smartphone for PMPL ID S4

With the rise of mobile esports, it is no wonder that smartphone brands start to get interested in sponsoring esports tournaments. Realme is one of the smartphone brands that has shown interest in mobile esports. The latest esports tournament that realme sponsors is PUBG Mobile Pro League (PMPL) Indonesia Season 4.

With this sponsorship, realme GT Master Edition becomes the official smartphone for PMPL ID S4. Realme GT Master Edition has a 6,43″ AMOLED screen and is powered by Snapdragon 778G 5G. If you are interested to know more about its performance, you can read our review here.

Marketing Director, realme Indonesia, Palson Yi said that PMPL ID S4 is not the first esports tournament that realme sponsored. On early 2020, realme became the sponsor for Mobile Legends Professional League (MPL) Season 5. While on June 2021, realme partnered with Nizar Lugatio Pratama aka Microboy. Yi also explained that realme has sponsored other esports tournaments in other countries. In fact, realme is the main sponsor for PMPL SEA Championship, that will be held on October 2021.

realme GT Master Edition in Voyager Grey. | Source: realme

The reason why realme is interested to sponsor esports tournaments, specifically in Indonesia, is because it hopes to support the youth so they can excel at things they love, including mobile esports. “We are very proud to help facilitating and opening up new opportunities for the young talents in esports through our products,” said Yi to Hybrid.co.id in an email.

“This time, we chose to partner up with PMPL because PUBG Mobile is known as a mobile game that requires a high specification smartphone to play on,” said Yi. “On the other side, Indonesia is one of the most active markets for PUBG Mobile. Knowing that, we are eager to make a reliable smartphone accessible at the best price possible.”

Asterigos Tawarkan Sensasi Bertarung di Era Fantasi ala Romawi Kuno

Asterigos merupakan salah satu game yang dipamerkan saat PlayStation Showcase 2021. Action RPG ini menjadi salah satu game yang berhasil mencuri perhatian pemain. Melalui trailer pendek, Asterigos menunjukkan sedikit cerita dan gameplay-nya.

Pemain akan bermain sebagai Hilda, seorang ksatria berani dari Northwind Legion. Ia sedang mencari ayahnya yang hilang dan pergi berkelana. Sampai suatu ketika ia memasuki sebuah kota mistis yang terkutuk. Di situ, ia menyaksikan sejarah dan rahasia di balik kebangkitan dan keruntuhan dari kota tersebut. Hilda akan menemui banyak pilihan sulit, yang akan menentukan nasib dari seluruh kerajaan tersebut.

Developer Asterigos, Acme Gamestudio, menyatakan bahwa game ini akan berfokus pada tiga aspek yaitu eksplorasi, storytelling, dan tantangan.

Pemain akan menjelajahi Aphes, sebuah kota yang dipenuhi dengan misteri dan musuh yang diam di kota tersebut. Mulai dari reruntuhan kota, penjara bawah tanah, hingga arena pertarungan seperti Colloseum.

sumber: Asterigos

Cerita yang terjadi pada game ini akan diceritakan dengan berbagai perspektif, untuk memberikan pengalaman bermain yang unik dan menarik. Sepanjang perjalanannya, apapun yang diperbuat Hilda akan mengubah sejarah kota tersebut.

Untuk pertarungannya, Asterigos memiliki mekanisme pertarungan yang unik. Pemain dapat memakai berbagai jenis senjata, dengan keunikannya masing-masing. Senjata-senjata tersebut adalah:

1.Sword and Shield

Sword & Shield adalah senjata yang seimbang, baik dari segi pertarungan maupun pertahanan. Senjata ini mampu menahan hampir segala jenis serangan.

2.Daggers / Dual Blades

Daggers merupakan senjata yang menawarkan gameplay yang gesit dan lincah. Dengan pertarungan tempo tinggi dan kemampuan menghindari serangan, pemain dapat mengontrol alur pertarungan dengan cepat.

3.Hammer

Seperti RPG lain, Hammer merupakan senjata kuat namun dengan tempo permainan yang lebih lambat. Serangan kuat dari Hammer mampu mendobrak pertahanan musuh dengan mudah.

4.Staff

Pasti ada yang kurang, tanpa adanya penggunaan sihir di RPG fantasi. Pemain dapat menyerang dari jarak yang jauh dengan Staff, bahkan sebelum musuh mampu mendekati pemain.

5.Bracelets

Berbeda dengan Staff yang memiliki gameplay yang aktif, Bracelets memberikan gameplay yang reaktif. Pemain dapat menaruh magic mines di area sekitar, yang akan meledak bila ada musuh yang mendekat. Bracelets juga dapat memberikan serangan sihir jarak dekat.


Belum ada tanggal rilis yang diberikan oleh Acme Gamestudio, namun developer memastikan bahwa game ini akan dirilis pada akhir musim semi 2022 (Maret-Mei) untuk PlayStation 4 dan diikuti dengan Playstation 5 pada akhir musim gugur 2022 (September-November). Nantinya Asterigos direncanakan rilis untuk PC, PlayStation 4, dan PlayStation 5.