Lenovo Luncurkan Dua Tablet Android Baru, Tab P11 Pro dan Tab M10 HD Gen 2

Selain memperkenalkan Yoga 9i dan Yoga Slim 9i, Lenovo turut menyingkap dua tablet Android baru, yakni Lenovo Tab P11 Pro dan Tab M10 HD Gen 2. Kita awali dari Tab P11 Pro dulu, yang di atas kertas bisa menjadi alternatif yang cukup menarik terhadap iPad Pro maupun Samsung Galaxy Tab S7 yang dirilis baru-baru ini.

Nilai jual utama Tab P11 Pro terletak pada layarnya: OLED 11,5 inci dengan resolusi 2560 x 1600 pixel, lengkap beserta dukungan HDR10 maupun Dolby Vision. Bezel yang mengitarinya cukup tipis di angka 6,9 mm, sayang refresh rate layarnya masih standar, alias cuma 60 Hz. Tanpa harus terkejut, layarnya kompatibel dengan stylus opsional Lenovo Precision Pen 2.

Guna semakin menyempurnakan pengalaman multimedia yang didapat konsumen, Lenovo turut melengkapi Tab P11 Pro dengan empat buah speaker JBL yang mendukung teknologi Dolby Atmos. Semua itu dikemas dalam rangka aluminium unibody dengan tebal cuma 5,8 mm dan bobot 485 gram.

Tepat di atas layarnya (dalam orientasi landscape), ada sepasang kamera 8 megapixel yang mendukung teknologi pengenal wajah. Fungsinya selain untuk mewujudkan fitur face unlock, juga untuk membuat background jadi kabur saat pengguna memakai perangkat untuk video call. Di samping face unlock, pengguna juga bisa memanfaatkan sensor sidik jari yang tertanam pada tombol power milik Tab P11 Pro.

Beralih ke belakang, pengguna bakal menjumpai dua kamera ekstra, yakni kamera utama 13 megapixel dan kamera ultra-wide 5 megapixel. Performanya sendiri ditunjang oleh Qualcomm Snapdragon 730G, chipset yang sama persis seperti yang terdapat pada Google Pixel 4a. Konfigurasi RAM dan storage-nya sendiri ada dua: 4 GB + 128 GB, atau 6 GB + 128 GB, semuanya dengan slot microSD untuk ekspansi. Baterainya tercatat memiliki kapasitas sebesar 8.600 mAh.

Perangkat ini rencananya akan dijual seharga $499 di Amerika Serikat mulai bulan November mendatang. Lenovo juga menyediakan bundel lengkap bersama aksesori berupa stylus, keyboard, dan folio cover dengan kickstand terintegrasi seharga $600. Satu poin yang cukup menarik adalah, ketika keyboard-nya disambungkan, tampilan software-nya akan diubah secara otomatis menjadi mirip perangkat desktop.

Lenovo Tab M10 HD Gen 2

Tablet yang kedua ini lebih ditujukan buat anak-anak, terutama di saat mereka harus belajar dari rumah seperti sekarang. Itulah mengapa spesifikasinya terkesan biasa-biasa saja, dengan chipset MediaTek P22T dan pilihan RAM + storage antara 2 + 32 GB atau 4 + 64 GB (plus slot microSD).

Layar IPS-nya punya bentang diagonal 10,1 inci dan resolusi 1280 x 800 pixel. Dua unit speaker dan dua unit mikrofon telah disiapkan untuk memantapkan fungsinya sebagai alat bantu belajar. Namun kelebihan utamanya tersimpan pada software-nya; Tab M10 HD Gen 2 adalah salah satu tablet Android pertama yang dilengkapi mode baru racikan Google bernama Kids Space.

Jadi ketimbang menghadapkan anak-anak dengan tampilan Android seperti pada umumnya, Kids Space akan menyajikan tampilan yang lebih optimal buat keperluan bermain sekaligus belajar. Anak-anak bisa menciptakan karakternya sendiri, lalu berinteraksi dengan beragam konten (aplikasi, buku, video) yang menarik berdasarkan minat dan bakatnya masing-masing.

Dari perspektif sederhana, Kids Space dapat dilihat sebagai versi lebih advanced dan lebih permanen dari mode anak-anak biasa. Orang tua tidak perlu khawatir anak-anak mengunduh aplikasi yang aneh-aneh, sebab katalognya sudah dikurasi dan divalidasi oleh komunitas guru.

Koleksi videonya pun berasal dari YouTube Kids, dan Google juga sudah menyiapkan lebih dari 400 buku yang bisa dibaca secara cuma-cuma, dan ini baru buku-buku dari pasar Amerika saja. Semuanya tanpa melupakan fitur-fitur standar macam parental control yang merinci. Perangkat ini kabarnya akan dijual pada bulan September ini juga dengan harga mulai $130.

Sumber: The Verge dan Lenovo.

Manfaat AON Smart Sensor Milik OPPO Reno4 Pada Konteks Sehari-hari

Dari sekian banyak keunggulan OPPO Reno4, satu yang mungkin agak jarang dibahas adalah terkait AON Smart Sensor. Buat yang tidak tahu, sensor ini berada tepat di samping kamera depan Reno4, memanfaatkan bantuan kecerdasan buatan (AI) demi mewujudkan empat fitur pintar yang sangat terpakai dalam konteks penggunaan sehari-hari.

Keempat fitur yang saya maksud adalah Smart Spying Prevention, Smart Air Control, Smart Rotation dan Smart Always-on Display. Dalam artikel ini, saya akan mencoba membahasnya satu per satu, lengkap beserta sejumlah contoh skenario penggunaannya masing-masing.

Smart Spying Prevention

Smart Spying Prevention

AON Smart Sensor pada Reno4 cukup pintar untuk bisa mengenali wajah penggunanya, dan manfaatnya dapat pengguna nikmati lewat fitur yang pertama. Smart Spying Prevention dirancang agar detail pesan pada notifikasi di lock screen bisa disembunyikan seandainya yang memegang ponsel bukanlah sang pemilik.

Barulah ketika si pemilik yang memegang ponsel, detail pesan pada notifikasi akan ditampilkan sepenuhnya. Fitur ini sudah pasti sangat berguna ketika sedang nongkrong bersama teman-teman, terutama saat harus meninggalkan smartphone di atas meja bersama mereka yang terkenal iseng dan jahil.

Lebih lanjut, Smart Spying Prevention juga bisa bekerja ketika ada orang lain yang mencoba mengintip ke arah layar ponsel. Begitu terdeteksi ada wajah asing yang mengintip, lagi-lagi detail pesan akan langsung disembunyikan. Lalu ketika orang itu sudah pergi, barulah detail pesannya akan ditampilkan kembali. Semuanya demi melindungi privasi pengguna Reno4 secara efektif dan efisien.

Smart AirControl

Smart AirControl

Fitur yang kedua ini sangat berfaedah bagi yang gemar makan sambil memakai smartphone, terutama jika makannya menggunakan tangan. Smart AirControl pada dasarnya didesain supaya sensor dapat mengenali beragam gerakan tangan (gesture), lalu menerjemahkannya menjadi input navigasi pengganti sentuhan.

Selain saat makan, fitur ini tentu juga sangat berguna untuk kegiatan lain seperti memasak. Jadi selagi ponsel menampilkan resep masakan yang dibagikan seorang teman di Facebook, pengguna bisa menggulirkan halaman layar ke atas atau bawah hanya dengan melambaikan tangannya di depan layar. Lalu ketika ada panggilan telepon yang masuk, pengguna juga bisa menjawabnya menggunakan gesture, tidak perlu mencuci tangan terlebih dulu.

Bicara soal cuci tangan, fitur ini pastinya bisa membantu meminimalkan kontak langsung dengan layar perangkat, terutama kalau pengguna memang belum sempat mencuci tangannya. Alternatifnya, apabila pengguna rutin memakai sarung tangan selagi berada di luar selama pandemi, berkat fitur ini Reno4 bisa dikendalikan tanpa harus melepas sarung tangannya terlebih dulu.

Smart Rotation

Smart Rotation

Untuk fitur yang ketiga, saya kira pihak yang paling diuntungkan adalah ‘kaum rebahan’, yakni mereka yang hobi menggunakan ponselnya selagi berbaring di atas kasur, sofa, atau apapun yang bisa dibaringi. Manfaat Smart Rotation paling kentara saat memegang ponsel selagi badan dalam posisi tidur miring.

Umumnya, jika fitur rotasi layar otomatis (auto-rotate) menyala, maka orientasi layar akan berubah menjadi landscape dalam posisi seperti ini. Nah, berkat Smart Rotation, orientasinya bisa tetap portrait karena sensor mampu mendeteksi orientasi wajah pengguna, terlepas dari tubuhnya sedang terbaring atau tidak.

Menggunakan fitur Smart Rotation berarti orientasi layar tidak akan tiba-tiba miring sendiri selagi pengguna sedang tiduran. Lebih lanjut, pengguna juga tidak perlu mengaktifkan fitur auto-rotate setiap kali hendak menonton video, lalu mematikannya kembali saat sudah selesai. Semua itu akan diatur sendiri oleh Smart Rotation.

Smart Always-on Display

Reno4

Anda yang hobi membaca e-book atau artikel-artikel panjang di smartphone kemungkinan besar pernah mengalami hal ini: saat sedang serius membaca, layar ponsel tiba-tiba mati sendiri setelah 1 atau 2 menit. Bukan salah siapa-siapa, tapi memang biasanya di pengaturan ponsel, fitur auto screen-off secara default ditetapkan sesingkat itu demi membantu menghemat baterai.

Daripada mengharuskan pengguna mengganti durasi auto screen-off setiap kali mereka hendak membaca, Reno4 menawarkan fitur Smart Always-on Display yang akan memastikan layar tidak mati sendiri selama pengguna masih menatap ke arahnya. Jadi biarpun fitur auto screen-off diset 30 detik, layar Reno4 akan tetap menyala sampai seterusnya, sebelum akhirnya mati sendiri ketika pengguna sudah mengalihkan pandangannya.

Keempat fitur di atas memang tidak langsung kelihatan manfaatnya secara kasat mata, dan mungkin jauh lebih sulit diukur ketimbang performa perangkat maupun hasil jepretan kameranya. Namun itu semua bukan berarti fitur-fiturnya jarang terpakai, dan terbukti justru malah sangat membantu dalam praktik sehari-hari.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

DJI Osmo Mobile 4 Andalkan Magnet Ketimbang Mekanisme Penjepit Tradisional

DJI baru saja meluncurkan Osmo Mobile 4 (OM 4), gimbal smartphone generasi terbaru yang membawa perubahan minor tapi cukup signifikan. Secara fisik, ia kelihatan nyaris identik dengan Osmo Mobile 3, dan perbedaan yang paling kentara terletak pada komponen penjepitnya.

Seperti yang bisa kita lihat, OM 4 tak lagi dibekali penjepit seperti pendahulunya. Sebagai gantinya, ia memanfaatkan magnet untuk menggotong smartphone. Untuk memasangkan smartphone ke OM 4, pengguna punya dua opsi. Opsi yang pertama mungkin adalah yang paling fleksibel, yakni dengan memakai aksesori penjepit yang porsi tengahnya dilengkapi magnet.

Opsi kedua adalah yang bersifat semi-permanen dan melibatkan aksesori ring holder, lagi-lagi dengan bantuan magnet di tengahnya. Kedua aksesori ini sudah termasuk dalam paket penjualan standar DJI OM 4. Kedengarannya memang sepele, akan tetapi mekanisme mounting baru ini bisa dipastikan jauh lebih memudahkan daripada model sebelumnya.

Selebihnya, OM 4 cukup mirip seperti OM 3. Desain foldable yang diperkenalkan tahun lalu tetap dipertahankan, malahan DJI mengklaim OM 4 sedikit lebih kecil dan lebih ringan lagi ketimbang pendahulunya, dan di saat yang sama punya komponen motor yang lebih baik.

Layout tombol beserta joystick-nya tidak diubah, dan daya tahan baterainya pun tetap hingga 15 jam pemakaian. Di saat darurat, OM 4 juga dapat dialihfungsikan menjadi power bank dadakan.

Beberapa fitur pintar yang bisa diakses melalui aplikasi DJI Mimo juga telah disempurnakan, dan DJI tidak lupa untuk menambahkan sejumlah fitur baru pula. Salah satu yang mungkin menarik untuk dicoba adalah mode CloneMe Panorama, yang memungkinkan pengguna untuk menggandakan subjek foto (atau dirinya sendiri) dalam satu tangkapan gambar.

Di samping itu, DJI juga mengklaim bahwa OM 4 lebih cekatan soal tracking dibanding sebelumnya, terutama ketika diletakkan di atas permukaan datar – dengan bantuan tripod tentu saja, yang ternyata juga sudah masuk dalam paket penjualan. Membedakan subjek antara orang dewasa, anak-anak, maupun binatang peliharaan juga bisa dilakukan secara lebih baik oleh OM 4.

Di Amerika Serikat, DJI OM 4 saat ini sudah resmi dipasarkan seharga $149. Memang sedikit lebih mahal daripada harga OM 3 saat pertama kali dipasarkan, tapi sekali lagi aksesori-aksesori yang disertakan memang jauh lebih lengkap.

Sumber: DJI dan The Verge.

Mengenal Fitur-Fitur Fotografi dan Videografi Unggulan OPPO Reno4

Melanjutkan tradisi yang dimulai oleh tiga generasi sebelumnya, OPPO Reno4 hadir mengunggulkan kemampuan fotografi dan videografi yang mumpuni. Di atas kertas, spesifikasi kameranya sebenarnya sudah sangat kapabel: kamera utama 48 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 8 megapixel f/2.2, kamera macro 2 megapixel, kamera monokrom 2 megapixel, dan kamera depan 32 megapixel.

Namun apalah arti semua itu tanpa didukung oleh fitur-fitur pintar yang dirancang untuk semakin memaksimalkan peran smartphone sebagai alat bantu berkreasi. Itulah mengapa Reno4 juga datang membawa sederet fitur fotografi dan videografi yang menarik. Berikut adalah penjelasan singkat dari fitur-fiturnya.

AI Color Portrait

Kita mulai dari yang paling memikat perhatian, yakni AI Color Portrait. Berkat fitur ini, pengguna dapat mengisolasi subjek foto secara lebih maksimal lagi. Jadi ketimbang sekadar membuat latar belakang terlihat kabur, kenapa tidak sekalian dihilangkan saja warnanya?

Itulah premis sederhana dari AI Color Portrait. Hasil akhir foto yang diambil menggunakan fitur ini akan menampilkan subjek dengan warna yang lengkap, dan sisanya hitam-putih. Yang lebih istimewa lagi adalah, fitur ini berlaku untuk kamera belakang maupun kamera depan, serta bisa juga digunakan saat merekam video.

AI Monochrome Video

Alternatif dari AI Color Portrait untuk perekaman video adalah fitur AI Monochrome Video. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membuat warna-warna tertentu saja dalam frame video jadi lebih menonjol. Jadi kalau yang dipilih adalah warna merah, maka semua yang tidak masuk dalam spektrum warna merah akan dijadikan hitam-putih.

960 fps AI Smart Slow-Motion

Sesuai namanya, fitur ini hadir untuk membantu pengguna menciptakan aksi slow-motion yang sangat dramatis dalam resolusi maksimum 720p. Begitu dramatisnya, aksi yang sebenarnya hanya memakan waktu satu detik saja jadi bisa memiliki durasi 10 detik saat ditampilkan dalam format slow-motion.

Ultra Steady Video 3.0

Sama seperti Reno sebelum-sebelumnya, Reno4 turut dibekali fitur Ultra Steady Video guna memuluskan hasil rekaman video penggunanya, dan pada versi 3.0 ini, fiturnya juga bekerja saat pengguna merekam memakai kamera depan. Alternatifnya, ada Ultra Steady Video Pro yang siap dipakai ketika memerlukan peredaman secara ekstrem, semisal ketika harus merekam sambil berlari atau bersepeda.

SoLoop

Selesai merekam klip demi klip, saatnya semua itu diedit dan dikemas menjadi satu video yang menarik untuk ditonton dari awal hingga akhir. Stok aplikasi edit video yang tersedia di Google Play memang luar biasa banyak, akan tetapi Reno4 sudah punya yang ter-install secara default, serta cukup pintar untuk meracikkan sendiri kumpulan klipnya sekaligus menyinkronisasikan semuanya dengan musik yang selaras.

Night Flare Portrait

Dahulu smartphone kesulitan untuk mengambil gambar yang bersih di malam hari. Sekarang, Reno4 bahkan bisa menambahkan efek bokeh yang lebih dramatis jika diperlukan. Fitur Night Flare Portrait justru bisa bekerja maksimal saat matahari sudah mulai terbenam, dan pada lokasi dengan banyak kelap-kelip lampu.

Ultra Dark Mode dan Ultra Clear 108MP Image

Dua fitur ini sudah OPPO kembangkan sejak lama, dan tentu saja kembali dijadikan hidangan utama pada Reno4. Pada kenyataannya, fitur Night Flare tadi bisa dibilang merupakan evolusi yang lebih spesifik dari Ultra Dark Mode ini. Pun demikian, Ultra Dark Mode tetap hadir untuk kebutuhan memotret di kegelapan secara umum.

Ultra Clear 108MP Image di sisi lain hadir buat para penggemar fotografi landscape, sebab fitur ini dirancang supaya perangkat dapat menjepret beberapa gambar sekaligus, lalu menyatukannya menjadi foto beresolusi 108 megapixel dengan tingkat detail yang luar biasa.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Asus Perkenalkan Zenfone 7 dan Zenfone 7 Pro

Lebih dari setahun setelah memperkenalkan Zenfone 6, Asus kembali mencuri perhatian dengan memperkenalkan penerusnya. Bukan cuma satu, melainkan dua perangkat sekaligus, yakni Zenfone 7 dan Zenfone 7 Pro.

Seperti pendahulunya, duo Zenfone 7 ini masih mempertahankan konsep rotating/flip camera yang unik. Dibandingkan pop-up camera, konsep seperti ini bisa dibilang lebih fleksibel karena kamera yang digunakan di depan atau belakang sama persis, dan tentu saja layar perangkat jadi tidak perlu dibubuhi tompel atau poni sedikit pun.

Jumlah kameranya bertambah satu dibanding tahun lalu. Baik Zenfone 7 dan Zenfone 7 Pro sama-sama mengemas kamera utama 64 megapixel (Sony IMX686), kamera ultra-wide 12 megapixel (Sony IMX363) yang dibekali Dual Pixel AF, dan kamera telephoto 8 megapixel dengan 3x optical zoom.

Khusus pada Zenfone 7 Pro, Asus menyertakan OIS pada kamera utama dan kamera telephoto-nya. Zenfone 7 di sisi lain tidak punya OIS sama sekali. Urusan video, kedua ponsel siap merekam dalam resolusi maksimum 8K 30 fps.

Selain meng-upgrade modul kameranya, Asus turut menyempurnakan mekanisme flip-nya. Dibanding milik Zenfone 6, gerakannya lebih cepat sekaligus lebih halus, dan fisiknya pun juga lebih tangguh. Menurut Asus, kinerja mekanisme flip-nya baru akan mengalami penurunan setelah 100x dipakai setiap hari selama lima tahun.

Pembaruan yang tak kalah signifikan bisa kita dapati pada layarnya. Panel yang digunakan bukan lagi LCD seperti tahun lalu, melainkan OLED dengan bentang diagonal 6,67 inci dan resolusi 1080p. Lebih istimewa lagi, refresh rate-nya tercatat di angka 90 Hz, sedangkan touch sampling rate-nya di 200 Hz. Tingkat kecerahan maksimumnya juga mengesankan di angka 1.000 nit.

Anehnya, Asus memilih untuk menyatukan sensor sidik jari dengan tombol power di samping ketimbang menyembunyikannya di balik layar OLED milik Zenfone 7 dan Zenfone 7 Pro. Melapisi bagian depan dan belakangnya adalah kaca Gorilla Glass, dan bobot keduanya termasuk berat di angka 230 gram meski menggunakan rangka aluminium.

Well, itu bukan terlalu masalah kalau spesifikasinya memang mumpuni. Pada ZenFone 7 Pro, chipset yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon 865+ (sama seperti ROG Phone 3), lengkap beserta RAM LPDDR5 8 GB, dan storage UFS 3.1 berkapasitas 256 GB. Zenfone 7 sedikit lebih inferior dengan chipset Snapdragon 865 standar, RAM 6 atau 8 GB, serta storage 128 GB. Keduanya sama-sama mendukung ekspansi via microSD.

Asus sekali lagi memercayakan baterai 5.000 mAh untuk Zenfone 7 dan Zenfone 7 Pro, dan kali ini lengkap beserta dukungan fast charging 30 W; 34 menit charging mampu mengisi 0 – 60%, naik drastis dibanding Zenfone 6 yang membutuhkan waktu 57 menit untuk proses yang sama persis.

Asus telah menunjuk 1 September sebagai jadwal peluncuran globalnya. Harganya belum dirincikan, akan tetapi di Taiwan Zenfone 7 dijajakan mulai NT$21.990 (± Rp11 jutaan), sedangkan Zenfone 7 Pro mulai NT$27.990 (± Rp14 jutaan).

Sumber: GSM Arena.

Versi Baru Find My Mobile Bisa Temukan Ponsel Samsung Tanpa Koneksi Internet

Pengguna smartphone Samsung pastinya sudah cukup familier dengan Find My Mobile, fitur yang dirancang supaya pengguna bisa mencari lokasi perangkatnya dari kejauhan, yang sangat berguna seandainya perangkat tertinggal di suatu tempat, atau malah dicuri orang.

Asalkan ponselnya terhubung ke internet, entah via Wi-Fi atau jaringan seluler, maka pengguna dapat menemukannya lewat Find My Mobile. Yang terbaru, fitur ini bahkan tidak lagi membutuhkan koneksi internet. Berdasarkan laporan XDA Developers, versi teranyar Find My Mobile (versi 7.1.08.0) kini telah dilengkapi dengan fitur Offline Finding.

Bagaimana bisa ponsel mengomunikasikan lokasinya tanpa koneksi internet? Dengan mengandalkan bantuan ponsel-ponsel Samsung lain yang ada di sekitarnya. Jadi saat fitur Offline Finding ini diaktifkan, ponsel-ponsel lain yang ada di sekitar (yang juga mengaktifkan fitur yang sama) bisa melacak keberadaan ponsel tersebut.

Find My Mobile Offline Finding

Sejauh ini memang belum ada penjelasan mendetail dari Samsung, tapi saya menebak cara kerjanya mirip seperti fitur Community Find yang dimiliki Bluetooth tracker Tile, yang sangat berguna ketika ingin mencari perangkat yang sudah berada di luar jangkauan Bluetooth. Di samping ponsel, deskripsi fiturnya juga menerangkan bahwa fitur ini berlaku untuk smartwatch dan TWS.

Fitur ini sifatnya opsional dan tidak aktif secara default. Berhubung fitur ini melibatkan informasi lokasi pengguna, Samsung juga menyediakan opsi untuk mengenkripsi informasi lokasi bagi yang sangat peduli terhadap topik privasi. Idealnya, Find My Mobile tetap lebih efektif dengan dukungan koneksi internet, tapi setidaknya sekarang fitur ini tetap bisa bekerja meski perangkat sedang offline.

Bisa dibayangkan fitur ini bakal sangat bermanfaat ketika kita sedang berkunjung ke luar negeri dan memiliki akses yang terbatas ke internet. Tentu saja fitur ini akan semakin efektif di negara-negara yang memang pangsa pasarnya didominasi oleh Samsung, sebab semakin banyak pengguna smartphone Samsung di suatu lokasi, semakin besar pula kemungkinan ponsel yang hilang untuk ditemukan di area tersebut.

Sumber: XDA Developers via 9to5Google.

OPPO A53 Dirilis, Unggulkan Layar 90 Hz di Harga 2 Jutaan

Belum lama setelah meluncurkan Reno4, OPPO sudah menyiapkan penawaran baru di segmen menengah ke bawah. Perangkat yang saya maksud adalah OPPO A53, dan ia cukup istimewa karena sudah dibekali layar 90 Hz meski harganya berada di kisaran 2 jutaan rupiah.

Secara teknis, layarnya merupakan panel LCD 6,5 inci beresolusi 1600 x 720 pixel. Di samping refresh rate 90 Hz, OPPO tidak lupa membekali layarnya dengan touch sampling rate 120 Hz supaya pengalaman yang didapat pengguna bisa jadi lebih mulus lagi. Mengapit layarnya adalah sepasang speaker dengan dukungan teknologi Dirac 2.0 untuk semakin memaksimalkan perannya di sektor multimedia.

Seperti yang bisa kita lihat, ada lubang kamera kecil di layarnya yang dihuni oleh modul 16 megapixel f/2.0. Kamera belakangnya sendiri ada tiga; kamera utama 13 megapixel f/2.2, kamera portrait 2 megapixel f/2.4, dan kamera macro 2 megapixel f/2.4. Di dekat kamera belakangnya, tampak sebuah sensor sidik jari konvensional yang pastinya konsumen sudah sangat familier.

Urusan spesifikasi, A53 mengandalkan chipset Snapdragon 460 yang Qualcomm rilis di bulan Januari lalu, lengkap beserta RAM LPDDR4X berkapasitas 4 GB, serta storage internal UFS 2.1 64 GB. Perangkat turut dilengkapi slot microSD buat yang membutuhkan kapasitas penyimpanan ekstra.

Yang cukup istimewa adalah baterainya. Meski tebal bodi A53 tidak lebih dari 8,4 mm, ia ternyata mengemas baterai berkapasitas 5.000 mAh. Bukan cuma itu, baterainya juga sudah mendukung pengisian daya cepat 18 W. Melengkapi semua itu adalah sistem operasi dengan antarmuka versi terbaru, yakni ColorOS 7.2.

Di Indonesia, program pre-order OPPO A53 saat ini telah dibuka di beberapa situs e-commerce. Penjualan perdananya sendiri dijadwalkan berlangsung pada 27 Agustus, dengan banderol resmi Rp 2.499.000. Warna yang tersedia ada dua, yakni Fancy Blue dan Power Black.

3 Fitur ColorOS 7.2 di OPPO Reno4 yang Sangat Berguna untuk Pemakaian Sehari-hari

Secara hardware, OPPO Reno4 terbukti sudah menang banyak jika dibandingkan dengan pendahulunya. Namun seperti yang kita tahu, hardware saja tidak cukup untuk menggambarkan kualitas dari sebuah smartphone secara menyeluruh. Software juga memegang peran yang tak kalah krusial, dan di sini Reno4 boleh berbangga dengan antarmuka ColorOS 7.2 yang diusungnya.

Sebagai versi yang paling gres, ColorOS 7.2 menghadirkan sederet penyempurnaan dan fitur baru. Dalam artikel ini, saya akan membahas tiga fitur anyar ColorOS 7.2 di Reno4 yang bisa dibilang paling bermanfaat untuk pemakaian sehari-hari, yakni AI App Preloading, Icon Pull-Down Gesture, dan Quick Return Bubble.

AI App Preloading

Pada versi terbarunya ini, ColorOS memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempelajari kebiasaan masing-masing pengguna. Seiring waktu, AI yang semakin terlatih tersebut jadi bisa memprediksi aplikasi-aplikasi apa saja yang akan dibuka oleh pengguna berdasarkan skenario-skenario penggunaan sebelumnya.

Dari situ aplikasi-aplikasinya (maksimal 5) akan dimuat lebih awal di dalam RAM (preload) sehingga bisa terbuka lebih cepat daripada biasanya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan OPPO sendiri, kecepatan membuka aplikasinya bisa naik sampai hampir 24% lebih gegas berkat fitur AI App Preloading.

Istimewanya, kinerja yang lebih kencang ini dapat terwujud tanpa mempengaruhi daya tahan baterai perangkat sedikit pun. Dengan kata lain, fitur AI App Preloading sama sekali tidak mengonsumsi daya baterai. Performa perangkat jadi lebih cepat tapi baterainya sama iritnya seperti sebelumnya, kira-kira begitu penjelasan sederhana dari kegunaan fitur ini.

Icon Pull-Down Gesture

Seperti yang bisa kita lihat, Reno4 mengemas layar yang berukuran cukup besar: AMOLED 6,4 inci dengan resolusi 2400 x 1080 pixel. Layar seluas ini tentu sangat nyaman dipakai untuk menonton atau bermain game, tapi terkadang bisa sedikit menyulitkan ketika harus dioperasikan menggunakan satu tangan.

Solusinya adalah fitur Icon Pull-Down Gesture ini. Pada tampilan homescreen, pengguna bisa mengusapkan jarinya ke arah atas dari tepi kiri atau kanan layar untuk menciutkan barisan icon aplikasi menuju ke ujung bawah layar. Jadi tanpa harus melepaskan jari dari layar setelah mengaktifkan gesture swipe ke atas tadi, pengguna bisa langsung memilih aplikasi yang hendak dibuka.

Satu gerakan yang mulus untuk mengakses semua icon aplikasi yang tampil di homescreen. Kedengarannya memang sepele, tapi jika diakumulasikan berkali-kali setiap harinya, fitur ini pasti bisa membantu meningkatkan efisiensi penggunaan.

Quick Return Bubble

Fitur ini bisa kita temukan di menu Convenience Tools di dalam Settings, menandakan kegunaannya untuk memberikan kemudahan ekstra. Fungsinya adalah untuk menampilkan informasi penting dari sebuah aplikasi yang sedang berjalan di background, dan manfaatnya bakal paling terasa bagi pengguna yang gemar bermain game kompetitif. Lebih jelasnya langsung saya beri contohnya saja.

Anggap Anda sedang menunggu proses matchmaking di game Mobile Legends, lalu ada pesan WhatsApp dari atasan yang masuk. Saat Anda mengklik notifikasi pesan tersebut, jendela game Mobile Legends akan diperkecil menjadi semacam chat bubble, lengkap beserta timer yang menunjukkan berapa lama lagi permainan bakal dimulai. Selesai membalas pesan dari bos, cukup klik bubble-nya tersebut untuk kembali bermain.

Contoh lainnya bisa juga ketika pengguna sedang menunggu karakternya respawn. Selagi menunggu, pengguna dapat membuka aplikasi lainnya, dan Quick Return Bubble akan menunjukkan berapa detik lagi sebelum karakternya hidup kembali di permainan. Sejauh ini sudah ada tiga game yang kompatibel dengan fitur ini, yaitu Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Arena of Valor.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Google Maps Versi Baru Punya Tampilan Peta yang Lebih Komprehensif

Ada yang baru dari Google Maps. Kali ini bukan lagi tampilan aplikasinya yang diperbarui, melainkan tampilan petanya itu sendiri. Meski mungkin terdengar sepele buat sebagian orang, penyempurnaan visual seperti ini sebenarnya bisa berujung pada informasi yang lebih mendetail saat memantau suatu area di peta.

Jadi dengan memanfaatkan koleksi foto satelit yang diklaim telah mencakup lebih dari 98% populasi Bumi, Google menerapkan algoritma pemetaan warna baru, menerjemahkannya menjadi peta digital yang lebih berwarna sekaligus lebih komprehensif. Google bilang pembaruannya sudah bisa dinikmati oleh konsumen di 220 negara yang berbeda.

Melihat contoh-contoh perbandingan sebelum dan sesudah update-nya di bawah, bisa kita simpulkan bahwa versi baru Google Maps mampu menggambarkan kondisi alam suatu lokasi secara lebih akurat. Ambil contoh peta negara Islandia, yang ternyata lebih banyak padang rumput hijaunya ketimbang area yang diselimuti es/salju.

Contoh lain yakni peta negara Maroko; kita bisa melihat bahwa areanya tidak melulu padang pasir karena dekat dengan Gurun Sahara, tapi juga ada bagian subur di sebelah utara yang menghadap ke Laut Mediterania. Saat memperbesar peta suatu gunung misalnya, kita juga dapat melihat apakah puncaknya diselimuti oleh salju atau tidak pada versi baru Google Maps ini.

Selain di peta alam liar, algoritma baru ini juga punya dampak positif pada peta kawasan urban. Dalam beberapa bulan ke depan, di kota-kota seperti London, New York, dan San Francisco, pengguna bakal melihat informasi jalanan yang jauh lebih akurat, dengan bentuk dan ukuran (sesuai skala) yang sangat mendekati aslinya.

Di beberapa titik, pengguna bahkan bisa mengetahui di mana saja jalanan yang punya trotoar. Informasi-informasi ini tentu saja sangat berguna terutama untuk kaum difabel yang menggunakan kursi roda, atau yang sering bepergian dengan buah hatinya selagi membawa stroller.

Di samping itu, informasi jalanan yang lebih mendetail seperti ini tentu sangat bermanfaat di tengah pandemi yang tak kunjung berakhir, khususnya bagi yang memilih untuk bersepeda atau berjalan kaki ketimbang menggunakan transportasi umum. Kota-kota lainnya dipastikan bakal menyusul ke depannya, tapi Google tidak bilang kapan.

Sumber: Google.

Tips Menjaga Privasi Dokumen, Foto dan Video di OPPO Reno4

Di era yang serba digital, serba terhubung dan canggih, privasi menjadi isu yang kian santer didengungkan. Tidak hanya di platform online, privasi juga menjadi salah satu fokus sejumlah perusahaan peracik perangkat smartphone.

Seperti yang dilakukan oleh OPPO yang membenamkan fitur Private Safe, tool pengaman yang bertugas melindungi berkas pengguna di perangkatnya dari paparan oknum atau aktivitas lain yang tidak diketahui oleh pemiliknya.

Fitur ini bisa Anda nikmati di perangkat terbaru OPPO yaitu Reno4. Perangkat yang belum lama ini dijual secara resmi di Indonesia. Reno4 adalah produk seri Reno terbaru dari OPPO yang hadir dengan spesifikasi bisa diandalkan terutama untuk urusan video dan foto. Reno4 juga hadir dengan ColorOS paling baru yaitu versi 7.2 yang menghadirkan beragam fitur menarik dan berguna untuk kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah yang berhubungan dengan privasi.

Bagaimana cara mengakses fitur Privasi di Reno4 untuk melindungi foto, dokumen atau video berikut penjelasannya:

  • Awali dengan membuka menu Settings atau Pengaturan, kemudian geser layar untuk menemukan menu Privacy.

privacy safe_1

  • Lalu tap menu Private Safe.

privacy safe_2

  • Sebelum dapat mengunci foto dan dokumen, Anda perlu membuat kata sandi yang menjadi tameng akses orang lain. Tap, Set Password.

privacy safe_3

  • Buatlah sandi yang sulit ditebak tapi mudah Anda ingat.
  • Lalu setelah sandi berhasil dibuat, Anda akan mendapati beberapa pilihan jenis file yang hendak dikunci, kita mulai dari foto terlebih dahulu, maka tap menu Photos.

privacy safe_4

 

  • Tap ikon plus di sudut kanan atas.
  • Kemudian tandai foto-foto yang hendak disembunyikan dari publik, dan tap Done.

privacy safe_5

  • Selesai, foto-foto yang ditandai akan dipindahkan ke ruang Private Safe sehingga tidak bisa dilihat oleh orang lain yang tidak memiliki akses.
  • Ulangi langkah di atas untuk jenis file lainnya, mulai Audio, Documents dan lain-lain.

privacy safe_6

Dengan menerapkan langkah di atas, Anda seperti mempunyai brankas di ponsel Anda sendiri, menjauhkan file-file penting dari orang lain yang tidak Anda inginkan untuk bisa mengakses.

Fitur seperti ini cukup berguna, tidak sebatas menghindari bocornya informasi pribadi, tapi juga mencegah file terhapus secara tidak sengaja oleh anak ataupun orang lain.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial dan didukung oleh OPPO.