Twitter Kini Dilengkapi Fitur Sticker untuk Membuat Foto yang Lebih Ekspresif

Di tahun 2016 ini, sticker merupakan elemen pendukung yang umum kita jumpai dalam media sosial maupun aplikasi pesan instan. Facebook, LINE, bahkan iMessage di iOS 10 pun juga dibekali dengan fitur sticker. Sadar akan pentingnya sticker di mata pengguna, Twitter pun ikut menyajikan fitur tersebut.

Kendati demikian, penggunaan sticker dalam Twitter sedikit berbeda, yaitu sebagai cara baru untuk berekspresi dengan foto. Yup, sticker dalam Twitter diperlakukan layaknya tool untuk menyunting foto. Anda bisa memilih beberapa sticker sekaligus dan menambatkannya ke bagian-bagian tertentu dalam foto.

Twitter membagi sticker ke dalam beberapa kategori. Ada aksesori, binatang, makanan, atau berdasarkan event tertentu seperti libur musim panas dan sticker tentang kelulusan. Masing-masing sticker yang Anda tempatkan di atas foto bisa dibesar-kecilkan ukurannya, diputar dan dipindah posisinya sesuka hati.

Menariknya, Twitter juga memperlakukan sticker seperti hashtag, yang berarti pengguna lain akan lebih mudah menemukan foto unggahan Anda yang dihiasi oleh sticker. Saat melihat sebuah foto yang memiliki sticker, Anda bisa menyentuh sticker tersebut dan seketika itu pula muncul timeline baru yang menampilkan foto-foto dari pengguna lain yang memakai sticker yang sama tapi dengan cara yang berbeda.

Dalam beberapa minggu ke depan, fitur sticker ini sudah bisa dinikmati oleh pengguna Twitter untuk Android dan iOS. Sticker juga akan muncul di twitter.com dan pengguna juga bisa mengkliknya satu per satu untuk menemukan berbagai foto ekspresif dari seluruh dunia.

Sumber: Twitter Blog. Gambar header: Twitter via freestocks.org.

Facebook Live Diganjar Fitur-Fitur baru, Termasuk Opsi Broadcast dari dalam Aplikasi MSQRD

Bersaing ketat dengan Periscope, Facebook punya rencana besar atas platform live streaming-nya, Facebook Live. Rencana ini mencakup integrasi MSQRD yang Facebook akuisisi pada bulan Maret lalu, serta sejumlah fitur menarik untuk broadcaster yang bekerja dalam tim.

Lewat update baru yang dirilis dalam beberapa minggu ke depan, pengguna MSQRD nantinya bisa menyiarkan video secara langsung ke Facebook Live dari dalam aplikasi. Hal ini berarti broadcaster bisa menambatkan beragam topeng 3D maupun efek lain pada wajahnya selagi video live-nya tengah berlangsung.

Selagi siaran berlangsung, broadcaster dapat menambatkan topeng 3D maupun efek lain dari aplikasi MSQRD / Facebook
Selagi siaran berlangsung, broadcaster dapat menambatkan topeng 3D maupun efek lain dari aplikasi MSQRD / Facebook

Bersamaan dengan itu, Facebook turut mendatangkan sejumlah fitur baru khusus untuk broadcaster yang memiliki Page terverifikasi. Utamanya adalah kemampuan untuk menjadwalkan live streaming sehingga para penonton bisa bercengkerama di ‘lobi virtual‘ selagi menunggu siarannya dimulai, sangat berbeda ketimbang sekarang dimana video live selalu muncul secara spontan.

Masih untuk broadcaster dengan Page terverifikasi, Facebook Live kini dibekali fitur kolaborasi dimana broadcaster bisa mengundang teman maupun salah satu penonton untuk ikut tampil di depan kamera di tengah-tengah siaran.

Fitur ini sangat ideal bagi broadcaster yang bekerja dalam tim, misalnya untuk menyajikan podcast atau melaporkan berita secara bergantian. Tidak cuma itu, fitur ini nantinya juga bisa diterapkan dalam skenario wawancara, dimana sang broadcaster dan tamunya tidak perlu berada dalam lokasi yang sama. Facebook berencana untuk menghadirkan fitur ini ke semua pengguna, tapi mereka belum bisa memastikan kapan.

Sumber: VentureBeat.

Instagram Kini Memiliki Lebih dari Setengah Miliar Pengguna

Peningkatan kualitas kamera smartphone dari tahun ke tahun yang sangat signifikan membuat layanan berbagi foto dan video macam Instagram semakin naik daun. Menjalani debutnya hampir enam tahun silam, Instagram kini sudah memiliki lebih dari 500 juta pengguna, dan 300 juta di antaranya merupakan pengguna aktif yang memakai Instagram setiap harinya.

Angka setengah miliar ini cukup fenomenal, apalagi mengingat baru sembilan bulan yang lalu Instagram mengumumkan jumlah penggunanya telah menembus angka 400 juta. Sebagai perspektif, Amerika Serikat yang merupakan negara dengan populasi terbesar ketiga saja dihuni oleh sekitar 323 juta jiwa.

Meski Amerika Serikat merupakan kampung halamannya, nyatanya sebagian besar pengguna Instagram – lebih dari 80 persen – tinggal di luar Negeri Paman Sam tersebut. Yup, komunitas pengguna Instagram punya ragam budaya yang begitu luas.

Pertumbuhan jumlah penggunanya juga tergolong cepat; saat diakuisisi oleh Facebook pada bulan April 2012, jumlah pengguna Instagram waktu itu hanya berkisar 30 juta saja. Pun demikian, 500 juta masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan WhatsApp atau malah Facebook sendiri.

Baik WhatsApp dan Facebook sejauh ini sudah menembus angka 1 miliar pengguna. WhatsApp mencapainya di bulan Februari lalu, sedangkan Facebook mempunyai 1,65 miliar pengguna aktif per akhir Maret 2016 kemarin.

Sumber: VentureBeat dan Instagram Blog. Gambar header: Instagram via Pixabay.

Video di Twitter dan Vine Sekarang Bisa Sampai 140 Detik

Menanggapi tingginya popularitas konten video di Twitter – jumlahnya meningkat lebih dari 50 persen sejak awal 2016 – jejaring sosial berlambang burung tersebut baru-baru ini meluncurkan update yang akan memberikan pengalaman baru bagi pengguna dalam mengonsumsi konten video.

Pembaruan yang paling utama adalah mengenai durasi maksimum dari video yang dapat diunggah. Sebelum ini, durasi maksimumnya cuma dibatasi 30 detik saja. Sekarang, pengguna dapat mengunggah video hingga 140 detik lamanya. Update ini berlaku untuk Twitter versi iOS, Android dan web, serta akan segera menyusul ke versi Mac dan Windows.

Pembaruan yang kedua menurut saya sedikit terinspirasi dari apa yang telah dilakukan Facebook, yakni video full-screen yang diikuti oleh video-video terkait di bawahnya. Jadi ketika suatu video atau Vine Anda sentuh, tampilannya akan berubah menjadi full-screen, dan Anda bisa scroll ke bawah untuk menyimak video-video lain yang relevan. Lebih jelasnya bisa Anda lihat sendiri dalam video berikut.

Selain video di Twitter, Vine juga kedapatan update serupa yaitu peningkatan durasi maksimum hingga 140 detik. Pun demikian, Twitter memastikan bahwa video berdurasi 6 detik yang sudah menjadi ciri khas Vine sejak awal tetap akan menjadi fokus utama.

Pengguna bisa menekan tombol "Watch more" untuk menonton versi panjang suatu video / Vine
Pengguna bisa menekan tombol “Watch more” untuk menonton versi panjang suatu video / Vine

Lewat update baru ini, pada dasarnya video 6 detik di Vine akan diperlakukan layaknya trailer untuk sebuah film pendek. Yang muncul di timeline pengguna masih merupakan video looping berdurasi 6 detik seperti biasa, akan tetapi pengguna juga bisa menekan tombol “Watch more” untuk menyaksikan versi lengkapnya yang ditampilkan secara full-screen.

Fitur baru Vine ini akan diluncurkan secara bertahap, diawali dengan sejumlah kreator terpilih, kemudian baru menyebar ke semua pengguna.

Sumber: Twitter Blog dan Vine Blog. Gambar header: Twitter via freestocks.org.

Twitter Akuisisi Magic Pony untuk Dorong Pengembangan Machine Learning

Keseriusan Twitter mengembangkan teknologi Machine Learning tampaknya bukan sekadar mencari sensasi. Setelah mengakuisisi Madbits  dan Whetlab di tahun 2014 dan 2016, kali ini perusahaan bergambar burung berkicau tersebut kembali melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi startup Magic Pony Technology yang juga mengembangkan teknologi machine learning.

Magic Pony adalah startup yang bermarkas di London yang mengembangkan teknik penggunaan jaringan syaraf dan mesin pembelajar untuk memperluas data gambar. Penerapan teknologi ini misalnya untuk meningkatkan kualitas foto atau video yang dijepret dari ponsel atau membantu mengembangkan grafis untuk keperluan virtual reality ataupun implementasi augmented reality.

Berkaca pada latar belakang itu, maka pembelian Magic Pony ini tampaknya merupakan salah satu cara paling tepat untuk memperkaya layanan foto dan video di aplikasi kepunyaan Twitter. Di awal tahun, Twitter juga pernah mengungkapkan adanya proyek penelitian teknologi machine learning yang secara khusus menargetkan sebuah algoritma yang dapat meningkatkan resolusi video berkualitas rendah menggunakan grafis biasa.

CEO Twitter, Jack Dorsey dalam tulisannya mengatakan bahwa teknologi machine learning Magic Pony akan membantu mereka membangun kekuatan tim dengan bakat-bakat kelas dunia. Sehingga Twitter dapat terus menduduki tempat terbaik.

Magic Pony sendiri terdiri atas 11 tim bergelar PhD dan mempunyai latar belakang yang sangat baik dalam teknologi computer vision, neuroscience dan deep learning. Pasca akuisisi, tim di belakang Magic Pony akan bergabung dalam tim Twitter Cortex, sekumpulan ahli yang bekerja menciptakan produk yang memudahkan orang untuk berbagi dan berpartisipasi.

Sumber berita Twitter dan Magic Pony.

Ikuti Jejak Twitter dan Facebook, Tumblr Bakal Rilis Layanan Video Live

Tumblr yang notabene dimiliki oleh Yahoo tampaknya tengah mempersiapkan diri untuk ikut memeriahkan layanan video live seperti halnya Periscope dari Twitter dan Live dari Facebook. Berdasarkan sejumlah bukti yang didapatkan, Tumblr bakal merilis layanan barunya tersebut pada hari Selasa waktu setempat (21/6) atau malam nanti waktu Indonesia. Paling lambat besok kebenaran kabar ini akan terjawab.

Menurut lansiran Techcrunch, seorang pengguna Twitter bernama David Chartier mendapati adanya sebuah akun Livevideo.tumblr.com yang secara beruntun menerbitkan beberapa teaser terkait layanan live video tersebut. Teaser juga menyebutkan beberapa hal seperti pertunjukan cara bermain basket dari Harlem Globetrotters, sesi tanya jawab bersama Adam J. Kurtz dan sesumbar bakal menyiarkan video langsung dari planet Mars.

teaser fitur live video di Tumblr
Teaser siaran langsung dari Mars via Tumblr

Pihak Tumblr sendiri sampai saat ini belum memberikan keterangan resminya, namun Techcrunch dapat mengonfirasi bahwa akun Live Video bukan dari pihak ketiga, melainkan berkaitan langsung ke perusahaan milik Yahoo tersebut. Masih menurut sumber yang sama, Yahoo berencana merilis inisiatif konten live yang lebih besar di hari Selasa termasuk opsi untuk pengguna Tumblr menyiarkan video langsung.

Apabila ekspansi ini benar adanya, maka Yahoo akan berkompetisi secara langsung dengan Twitter, YouTube dan Facebook. Tapi, Yahoo diuntungkan dengan pengalaman mereka membesut Yahoo Live pada tahun 2008, tapi harus pensiun dini hanya 9 bulan setelah diresmikan. Paling tidak, sekarang harusnya mereka sudah banyak belajar dari kegagalan itu.

Sumber berita Techcrunch.

Facebook Slideshow Permudah Akses Video Iklan Bagi Pengguna dengan Koneksi Internet yang Lambat

Dibandingkan banner iklan, iklan dalam wujud video tentunya jauh lebih menarik di mata konsumen. Akan tetapi yang kerap menjadi masalah adalah koneksi internet. Video, seperti yang kita tahu, mengonsumsi data dalam jumlah cukup besar, sehingga penerapan video iklan di negara-negara berkembang seperti Indonesia terkadang terasa kurang efektif.

Untuk itulah Facebook merilis fitur Slideshow di bulan Oktober tahun kemarin. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan berbagai macam bisnis, baik yang berskala besar seperti Coca-Cola ataupun yang kecil, untuk menyajikan video iklan yang bisa ditonton di semua perangkat – termasuk feature phone – dengan kecepatan koneksi yang beragam.

Proses yang diperlukan untuk membuat video iklan Slideshow juga sangat simpel. Slideshow sejatinya terbentuk dari beberapa gambar – bisa menggunakan aset gambar lama yang diambil dari iklan televisi – yang kemudian dikemas menjadi video dengan efek animasi yang menarik perhatian. Berbeda dari video iklan biasa, konsumsi datanya sangatlah kecil.

Contoh video iklan yang memakai format Facebook Slideshow / Facebook
Contoh video iklan yang memakai format Facebook Slideshow / Facebook

Berkat Slideshow ini pula banyak brand yang tidak lagi merasa khawatir, mengingat iklan yang mereka buat dapat ditonton oleh konsumen yang memiliki koneksi internet dengan kecepatan terbatas – cuma terbatas di 2G misalnya. Dengan demikian, pesan dari brand pun dapat diantarkan secara utuh.

Facebook sendiri menjadi medium iklan yang efektif karena jangkauannya yang sangat luas. Interaksi antara pengguna dan pelaku bisnis juga berlangsung cukup erat di Facebook, sehingga pada akhirnya Slideshow bisa membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.

Berdasarkan pengakuan Facebook, sejauh ini iklan Slideshow telah ditonton di 200 negara. Indonesia sendiri termasuk dari 10 negara berkembang dimana Slideshow terbukti efektif.

Periscope Hadirkan Fitur Moderasi Komentar Berdasarkan Input Penonton

Sebuah media sosial tidak akan bisa sukses tanpa komunitas, sehingga sudah menjadi tanggung jawab media sosial untuk menjaga dan mempertahankan rasa kebersamaan dalam komunitasnya. Kondisi serupa turut dialami Periscope, dimana mereka terus memperkenalkan fitur-fitur baru sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Salah satu yang terbaru adalah fitur moderasi komentar. Keputusan ini didasari oleh meningkatnya jumlah komentar spam atau yang terkesan kasar pada sejumlah siaran. Kenapa ini bisa terjadi? Well, karena dari awal Periscope memang ingin menyediakan platform live streaming yang bersifat terbuka, dan keterbukaan ini pastinya datang dengan konsekuensi tersendiri.

Moderasi komentar dalam Periscope berjalan secara transparan dan mengandalkan input dari para penonton. Jadi ketika sedang menonton, kita bisa melaporkan komentar-komentar yang muncul sebagai spam atau abuse. Setelahnya, proses voting akan dilakukan dengan sejumlah penonton lain dengan tujuan menanyakan pendapatnya mengenai komentar tersebut; apakah benar spam, abuse, atau malah tidak ada masalah.

Hasil voting akan ditampilkan ke semua pemilih. Jika mayoritas voter benar memilih spam atau abuse, maka sang pembuat komentar akan menerima notifikasi bahwa ia tak bisa ikut berpartisipasi dalam kolom chat untuk sementara waktu. Dihukum supaya jera, gampangnya begitu.

Menurut Periscope, sistem moderasi ini dipastikan tidak akan mengganggu jalannya broadcast, baik bagi pihak penonton maupun penyiar. Sang penyiar pun juga bisa memilih jikalau ia tak mau ada moderasi komentar pada siarannya, sedangkan penonton juga bisa mengabaikan voting dengan memilih opsinya pada menu pengaturan terlebih dulu.

Sumber: Periscope Blog.

Batasan 140 Karakter di Twitter Tidak Lagi Mencakup Link, Lampiran Media Maupun Username

Seiring perkembangannya, Twitter telah berevolusi dari sekadar sarana bertukar pesan menjadi medium untuk mengekspresikan diri dalam beragam cara. Penambahan berbagai fitur seperti jajak pendapat, pencarian GIF sampai integrasi Periscope adalah beberapa contoh dari evolusi Twitter hingga ke titik ini.

Akan tetapi di saat yang sama tidak sedikit pengguna yang merasa kebebasannya berekspresi sedikit terbatasi. Seperti yang kita tahu, satu Tweet hanya bisa mencakup 140 karakter, dan itu sudah termasuk tautan, lampiran media maupun nama akun pengguna lain dalam Tweet balasan. Untuk itu, Twitter akan membuat perubahan besar dalam beberapa bulan ke depan.

Nantinya, batasan 140 karakter ini tidak lagi mencakup link, username maupun lampiran media seperti foto, video, GIF, jajak pendapat ataupun Quote Tweet. Dengan kata lain, 140 karakter itu murni hanya untuk pesan yang ingin Anda sampaikan, dan konten ekstra yang disebutkan tadi tidak lagi masuk dalam hitungan.

Batasan 140 karakter di Twitter nantinya murni hanya untuk pesan yang ingin Anda sampaikan / Twitter
Batasan 140 karakter di Twitter nantinya murni hanya untuk pesan yang ingin Anda sampaikan / Twitter

Perubahan ini tentu saja akan membuat percakapan dalam Twitter berjalan lebih lancar. Kalau sebelumnya pengguna harus banyak menyingkat-nyingkat kata karena me-mention beberapa akun sekaligus, nantinya tidak lagi demikian. Lebih lanjut, pengguna tak perlu lagi menggunakan “.@” kalau ingin Tweet balasan muncul di timeline.

Tidak cuma itu saja, Twitter nantinya juga bakal menyediakan tombol Retweet untuk Tweet Anda sendiri. Jadi seandainya Anda merasa ada Tweet bagus yang terlewatkan oleh para follower, Anda tinggal melakukan Retweet atau Quote Tweet.

Lalu kenapa Twitter harus menunggu sampai beberapa bulan mendatang? Well, perubahan ini tentunya akan memiliki dampak yang signifikan, sehingga Twitter pun merasa para mitra pengembangnya butuh waktu yang cukup untuk melakukan penyesuaian terhadap beraneka produk yang dibuat menggunakan API Twitter.

Sumber: Twitter Blog. Gambar header: Twitter – Flickr.

Mencari Live Video di Facebook Kini Lebih Mudah Berkat Peta Interaktif

Facebook terus mematangkan platform Live Video-nya guna menghadapai persaingan ketat dari Periscope. Baru-baru ini, Facebook meluncurkan fitur Live Map untuk desktop. Fitur ini pada dasarnya merupakan sebuah peta interaktif yang menampilkan semua video yang tengah disiarkan secara langsung dari seluruh penjuru dunia.

Pada gambar di atas, bisa kita lihat bahwa di Asia kebanyakan Live Video berasal dari Thailand, Vietnam dan Taiwan, yang diwakili oleh titik-titik biru pada peta. Tentu saja jika digeser ke sebelah kiri, Anda akan menjumpai lebih banyak lagi titik-titik biru di Amerika Serikat.

Saat mouse diarahkan ke suatu titik, akan muncul preview dari video beserta nama broadcaster dan berapa lama live stream telah berlangsung. Melengkapi informasi tersebut adalah garis-garis biru yang menandakan dari mana saja penontonnya berasal, seperti yang bisa dilihat pada gambar di bawah.

Selain dari mana asal broadcaster, Live Map juga akan menampilkan asal para penontonnya / Facebook
Selain dari mana asal broadcaster, Live Map juga akan menampilkan asal para penontonnya / Facebook

Untuk mengakses Live Map, pengguna bisa memilih opsi “Live Video” yang terpampang pada bagian aplikasi di sebelah kiri. Fitur ini tentunya dapat memudahkan pengguna mencari video-video live baru ketimbang harus mem-follow seseorang atau suatu brand dan menunggu notifikasinya muncul.

Seandainya pengguna hanya ingin menonton suatu Live Video yang sedang ramai, sidebar di sebelah kiri bisa membantu. Di situ akan ditampilkan deretan video berdasarkan popularitas dan jumlah penontonnya.

Sumber: Engadget.