Tips Memberikan Empati Bagi Anggota Tim

Memutuskan untuk mendirikan perusahaan berarti siap memimpin tim untuk berjuang. Pendekatan ke tim yang dibawahi tidak hanya soal teknis tetapi juga hubungan sosial guna terus membawa suasana nyaman dan produktif. Berempati adalah strategi yang tepat untuk meningkatkan hubungan sosial, namun harus ada batasan-batasan jelas untuk menghindari kesalahan.

Berikut beberapa hal yang dihindari dalam memberikan empati bagi anggota tim.

Merasa tahu bagaimana perasaan orang lain

Dalam sebuah perbincangan dengan anggota tim, membahas mengenai kesulitan mereka baik secara teknis maupun non teknis terkadang tanpa disadari muncul kalimat “Saya tahu bagaimana perasaan Anda”. Kalimat tersebut diharapkan bisa menimbulkan efek kesamaan rasa dan akhirnya bisa terhubung, namun hal tersebut tidak bekerja untuk semua orang. Terkadang malah memberikan efek sebaliknya.

Alternatif lainnya bisa menggunakan kalimat seperti “Kamu terlihat sangat frustasi, apa itu benar?” dan sejenisnya. Kalimat tersebut bisa membuat pemimpin seolah ingin tahu permasalahan dan menunjukkan kepedulian lebih kepada anggotanya.

Membandingkan cerita dengan milik sendiri

Sebagai pemimpin berkomunikasi intensif dengan anggota tim adalah sesuatu yang diwajibkan untuk menjaga segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Ketika tiba di mana seseorang anggota tim mengalami kejadian buruk atau kinerjanya sedang tidak baik jangan coba bandingkan kisah mereka atau kejadian mereka dengan cerita-cerita yang terjadi di diri sendiri.

Anda tidak perlu menceritkan pengalaman Anda tidak tidur demi mengerjakan masalah yang sama yang dihadapi anggota Anda, karena pengalaman dan kemampuan individu tentu berbeda. Untuk bisa menunjukkan rasa empati yang berkesan coba gunakan alternatif seperti “Saya dapat melihat Anda kesusahan tetapi saya harus mengatasi masalah kinerja tim secepatnya, apa yang bisa membantu Anda?”.

Memaksa orang menggunakan cara Anda

Setiap orang berkembang dengan pengalaman masing-masing. Kinerja, faktor pendukung, dan elemen-elemen lain tentu tidak sama. Jadi sebagai orang yang memiliki niatan berempati coba hindari memaksakan pengalaman pribadi Anda untuk diaplikasikan atau digunakan untuk menyelesaikan permasalahan orang lain.

Terlalu berlebihan

Apa pun yang berlebihan tidaklah baik. Termasuk memberikan nasihat. Jika ingin berempati lakukan secukupnya. Tidak usah terlalu banyak memberikan wejangan atau nasihat. Cukup sederhana dan sampaikan bahwa sebagai pemimpin Anda akan selalu bersama tim dan akan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Meningkatkan Keterlibatan Karyawan

Salah satu yang menjadi masalah startup adalah turnover karyawan atau tim. Anggota tim, jika bukan tim yang dari awal membangun binsis harus diyakinkan dan disatukan visinya untuk bisa membaur dan menjadi kesatuan dengan bisnis. Tujuan sederhananya tentu untuk menuju tujuan bersama-sama. Namun hal tersebut membutuhkan keterlibatan tim dan itu semua harus dibangun dan diupayakan sejak awal.

Keterlibatan anggota tim bukan hanya soal menyatukan visi dan misi. Hubungan keterlibatan juga bisa dipengaruhi kebijakan manajemen. Berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk bisa membantu lebih jauh melibatkan anggota tim ke dalam visi misi bisnis sehingga menghindari turnover karyawan dan mengelola hubungan baik anggota tim dengan tim manajemen.

Tempatkan orang di posisi yang tepat

Setiap bisnis pasti mengidam-idamkan orang bertalenta bergabung dengan tim mereka. Dengan potensi tersebut diharapkan bisa membawa bisnis ke arah yang lebih baik. Untuk memaksimalkan mereka dan tidak hanya mendapatkan kemampuan dari perorangan, perlu keputusan yang bijak dari manajemen. Salah satunya menempatkan talenta-talenta terbaik di posisi yang tepat. Penempatan posisi ini selain menghindari ketidakcocokan kemampuan juga memberikan bukti nyata bahwa bisnis berusaha membuat posisi karyawan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Berikan pelatihan

Selain memberikan karyawan posisi yang tepat bisnis juga wajib memberikan mereka pelatihan. Fungsinya tentu untuk mengukur dan memberikan kemampuan baru bagi karyawan. Ini berkaitan erat dengan program pengembangan individu. Dengan program pelatihan karyawan akan lebih merasa diperhatikan dan hal tersebut akan lebih meningkatkan keterlibatan dengan tim dan bisnis secara umum.

Pemberian tugas yang berarti

Selain posisi yang tepat, pemberian tugas yang berarti bagi bisnis juga menjadi cara ampuh untuk menunjukkan bisnis membutuhkan kinerja prima karyawan sekaligus bisa memberikan dampak keterikatan lebih dengan karyawan. Semakin mereka merasa terlibat di dalam perkembangan bisnis karyawan akan mengerahkan kemampuan terbaik mereka untuk membawa bisnis ke arah yang lebih baik.

Lakukan pengecekan secara dan berkala diskusi

Ujung tombak dari strategi peningkatan keterlibatan karyawan dengan bisnis adalah manajemen atau pimpinan. Sebagai seorang pimpinan selain memiliki hubungan yang baik dengan karyawan memberikan perhatian terhadap kinerja mereka adalah sebuah kewajiban. Pemimpin harus melakukan pengecekan kinerja secara berkala sambil melakukan diskusi tentang keterlibatan masing-masing terhadap bisnis.

Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Memulai Startup Game

Banyak pilihan produk yang dapat dikembangkan oleh startup digital, salah satunya game. Di Indonesia sendiri startup game juga cukup berkembang, tidak hanya di Jakarta melainkan sampai di daerah seperti Bandung ataupun Yogyakarta. Kesempatannya cukup terbuka lebar, karena disasarkan langsung kepada konsumen –khususnya pengguna ponsel pintar. Dan untuk produk game sendiri, lifecycle-nya cukup kencang, sehingga membuka kesempatan kepada para pengembang untuk menghadirkan inovasinya.

Tidak cukup berbekal kemampuan teknis dan desain saja, ternyata ada beberapa hal lain yang perlu dimatangkan sebelum seseorang memutuskan untuk membangun startup yang fokus pada produk game. DailySocial berkesempatan untuk mewawancara beberapa pengembang game yang sudah terbukti mampu menghasilkan produk bagus. Ketika mengawali debut, mereka mengaku, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Frida Dwi atau akrab dipanggil Ube, seorang pengembang game dari Yogyakarta.

“Langkah awal dapat dimulai dengan jeli melihat kesempatan yang ada, sehingga memicu inovasi untuk mengembangkan produk yang disukai. Termasuk mengamati kemampuan internal, terkait kelebihan dan kelemahan tim, sampai strategi monetisasi yang akan dilakukan kelak,” ujar Ube.

Lebih lengkapnya, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin mengembangkan startup dengan produk game, berkaca pada fase awal yang pernah dilalui beberapa pengembang gam lokal.

Diawali dengan menganalisis pasar

Analisis pasar perlu dilakukan untuk mengawali debut, karena dasarnya startup game adalah perpaduan yang kental antara bisnis dengan kreativitas. Dari sisi kreativitas, debut pertama startup game adalah membangun awareness, salah satu strategi yang bisa dilakukan ialah melihat tren terkini. Seperti dicontohkan beberapa game yang diluncurkan menyesuaikan “isu terkini” di masyarakat, contohnya Tahu Bulat.

Secara bisnis startup pengembang game juga perlu menyadari dari awal tentang potensi pasar yang ada. Hal ini memicu munculnya beberapa pertanyaan, contohnya: jika mengembangkan game untuk anak-anak bagaimana prospeknya? Apakah game tersebut lebih baik dibuat dalam model gratis atau freemium? Dan lain sebagainya.

Menentukan konsep pengembangan

Setelah tahap analisis pasar, di tengah persaingan industri game, yakinkan diri sebelum bersaing. Jika tim yang dapat sudah berjalan buatlah konsep, sehingga tim dapat mencairkan ide untuk buat prototipe yang sekaligus menjadi ilustrasi game yang akan di luncurkan.

Setelah tahap analisis pasar, langkah selanjutnya ialah menentukan konsep. Dalam sebuah startup game, konsep tersebut akan berpengaruh secara keseluruhan. Jika konsep yang dipilih adalah game kasual, maka diperlukan tim yang mampu berkreasi –baik dari sisi desain, cerita ataupun pemrograman—untuk menyusun genre tersebut. Konsep dalam startup game adalah sebuah visi.

“Tim yang dibentuk haruslah solid, punya satu visi yang sama untuk project yang dibuat, karena tim yang berisi individu kuat, tidak selalu berarti akan menghasilkan produk yang baik dalam waktu yang reasonable. Diperlukan seorang project manager yang mampu mengelola flow dari proses produksi,” terang Dicky selaku Co-Founder Visionesia.

Menciptakan strategi pemasaran

Setelah konsep direncanakan dengan baik, selanjutnya tim perlu memikirkan strategi distribusi atau pemasaran yang akan dilakukan. Ini berkaitan erat dengan konsep dan riset pasar yang sebelumnya dilakukan. Pemasaran kadang harus dilakukan secara spesifik, menyesuaikan target pasar.

“Cara pemasaran yang kami tempuh saat ini dengan menggunakan media sosial, membangun Fans Page, dan mempublikasikan kemajuan dari proses development. Juga aktif di forum-forum yang berhubungan dengan pengembang game, baik regional maupun internasional,” ungkap Dicky.

Mengatasi Ketakutan Ketika Memulai Bisnis

Mengawali sebuah bisnis selalu dibarengi dengan perasaan mendebarkan, terkadang takut. Takut tidak bisa berkembang atau bahkan takut bisnis yang dikelola langsung gagal atau tidak diterima oleh masyarakat. Ketakutan-ketakutan ini sebenarnya merupakan sebuah hal wajar, hanya saja perlu mencari beberapa cara untuk keluar dari rasa takut untuk mendapatkan sebuah keyakinan.

Berikut beberapa tips untuk mengubah ketakutan menjadi sebuah keyakinan untuk memulai sebuah bisnis.

Memvalidasi ide dan memperkirakan waktu

Validasi ide adalah tahapan pertama yang harus diselesaikan seorang pebisnis. Karena jika tidak hal ini akan menimbulkan efek selanjutnya yang akhirnya menjadikan bisnis sia-sia. Andrew Tanyono, pendiri Promogo, sebuah layanan car advertising berbagi pengalamannya kepada DailySocial ketika memulai bisnisnya.

Menurutnya dua pertanyaan kunci harus dilalui, yakni menanyakan soal “apakah ini sebuah masalah ?” dan “apakah masalah ini butuh solusi?”. Menurutnya dua pertanyaan tersebut adalah kunci melangkah ke tahap selanjutnya.

Hal lain yang bisa mengurangi keraguan bahkan ketakutan memulai bisnis adalah soal waktu. Pertimbangkan waktu untuk memulai, pelajari pasar dan kebiasaan pengguna.

“Saya merasa ide Promogo ini tidak akan jalan kalau dimulai 3-4 tahun yang lalu. Timing adalah faktor besar yang meyakinkan saya. Ide Promogo bisa berjalan seperti sekarang karena saya lihat ada kesempatan di maraknya taxi online. Pengemudi dan pemilik mobil bisa mendapatkan uang tambahan dengan melakukan hal yang sama setiap harinya. Dan tentunya untuk brand, mereka ingin mobil yang berstiker merek ada di jalan pada setiap jamnya (pagi, siang, sore dan malam),” cerita Andrew.

Berlandaskan data

Ketakutan biasanya bersumber dari asumsi. Untuk menganulir hal tersebut cara yang bisa ditempuh adalah memperbanyak data. Mulai dari analisis pasar hingga menghitung kekuatan atau kelebihan dibanding dengan pesaing. Intinya bermodal data. Ini juga yang dilakukan oleh Alamsyah Cheung, pendiri Fox Logger, penyedia layanan GPS tracker yang kini sedang mencoba mengembangkan bisnisnya.

Alamsyah menuturkan, sebagai seorang pebisnis kegagalan bisa menjadi motivasi menambah keyakinan. Tentu dengan menerima dengan lapang dada kemudian menjadikannya pelajaran. Soal ketakutan memulai bisnis, ia menyampaikan takut itu hanya soal rasa, jika semua berbentuk angka masalah bisa dicari solusinya.

“Takut itu masalah rasa, coba dibuat menjadi angka. Seperti kalau begini untung berapa dan kalau begitu rugi berapa. Setelah tahu berapa, baru bisa atur soal bagaimana.  Bagaimana membuat ini tidak rugi,  bagaimana membuat ini untung sekian, dan seterusnya,” ujar Alamsyah.

Hal yang Perlu Dipahami Pengusaha di Fase Awal dalam Membangun Mentalitas

Menjalankan bisnis sendiri perlu didukung dengan mental wirausaha. Di antaranya banyaknya generasi muda yang memulai bisnisnya sendiri, masih ada beberapa yang ragu. Umumnya karena mereka tidak yakin bahwa perkembangan usahanya akan berhasil di jalankan. Mentalitas adalah salah satu yang perlu ditata di awal, karena dengan mentalitas yang kuat, seseorang akan mampu fokus terhadap apa yang ingin dicapai ketika berwirausaha.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diyakinkan untuk seorang pemula yang hendak meniti karier berwirausaha.

Perubahan adalah hal yang lumrah

Di titik awal berusaha, mungkin apa yang disebut traksi akan terlihat (walaupun sedikit). Kendati demikian harus meyakinkan pada diri sendiri, bahwa ketika bisnis memasuki titik traksi yang baik, bukan berarti harus berhenti menghadirkan formulasi baru. Perubahan adalah hal yang sangat lumrah dalam bisnis. Konsumen selalu menginginkan hal baru yang lebih memudahkan atau memberikan kenyamanan.

Perubahan bisnis ini, dalam arti yang sesungguhnya adalah mencoba memiliki strategi jitu untuk bertahan dalam peta persaingan. Jika seorang pengusaha tidak berani melakukan itu, dipastikan bisnisnya akan tertinggal dan gagal.

Piawai melihat kondisi

Informasi menjadi kunci, kemampuan analisis harus dimiliki bagi setiap penguasa. Hal ini perlu untuk dapat melihat hal-hal apa yang dapat mereka akomodasi dalam bisnis. Dalam artian, tren apa saja yang perlu dielaborasikan dalam bisnis. Kemampuan ini layak dimiliki, agar inovasi produk dan layanan dapat sejalan dengan kebutuhan konsumen yang ada saat ini.

Relevansi informasi sangat dibutuhkan oleh pengusaha saat melihat situasi bisnis, sehingga persaingan tidak menjadikan alasan pengusaha takut bersaing mengelola bisnisnya.

Menyikapi pendanaan awal

Pendanaan awal kadang menjadi kunci akselerasi bisnis di fase awal. Namun demikian harus disikapi dengan baik, salah satunya dengan menjalin sinergi strategis dengan investor. Bukan hanya sebagai penyuntik dana, seharusnya pengusaha turut meminta “lebih” kepada mereka, salah satunya pengetahuan dan bantuan pertimbangan ketika hendak melakukan keputusan yang signifikan.

Kebanggaan mempromosikan bisnis

Setidaknya ketika bisnis dimulai, perkenalkanlah inovasi yang dibuat kepada rekan-rekan di sekitar, kepada kolega dan sebagainya. Yakinkan mereka terhadap produk atau layanan tersebut, jika berhasil mintalah sebuah testimoni. Ini menjadi cara yang paling efisien untuk mengetahui posisi produk atau layanan di mata konsumen.

 

Menumbuhkan Mental Berkarya di Lingkungan Kerja

Menjadi profesional kadang menjadi kebanggaan tersendiri, melalui pengalaman serta kemapanan yang dimiliki. Namun tak jarang orang merasa jenuh karena apa yang dilakukan bukanlah sesuatu yang ia gemari. Orang banyak bilang tentang passion, diterima atau tidak, memang passion yang sesuai dengan kriteria pekerjaan akan memberikan kepuasan tersendiri bagi tiap orang, bahkan akselerasi perkembangannya bisa jauh lebih cepat.

Namun demikian, kadang keadaan mengantarkan kita pada kondisi harus mampu beradaptasi dengan berbagai jenis lingkungan kerja –termasuk yang tidak sesuai dengan minat. Karena kadang ada tuntutan lain yang harus dipertimbangkan. Jangan khawatir, itu semua ada solusinya, yakni dengan mengubah pola pikir sehingga menjadikan kesempatan dan pekerjaan yang ada sebagai sarana penumbuhan diri.

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjadikan lingkungan kerja dapat membuat kita senantiasa menumbuhkan kemampuan diri dan memberikan keuntungan bagi pengembangan profesi.

Menyatu dengan tempat bekerja

Langkah awal yang dapat dilakukan ialah mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menyatu dengan workflow yang ada. Cara paling mudah dengan memahami visi dan misi perusahaan, biasanya pendampingan dari CEO atau pemimpin bisnis akan memberikan gambaran, sekaligus motivasi, tentang sumbangsih apa yang bisa seseorang berikat sehingga berdampak signifikan pada laju bisnis.

Memang hal ini membutuhkan waktu yang cukup, apalagi jika seseorang baru masuk dalam dunia kerja profesional atau fresh graduate. Pemahaman secara bertahap ini, membuat investasi waktu yang diperoleh akan membawakan sebuah peluang tersendiri yang cukup baik.

Mencoba menikmati pekerjaan

Setelah berada di lingkungan kerja profesional, tantangan selanjutnya adalah mendapat tugas yang berbeda dari sebelumnya. Walaupun beban yang diemban bagi pemula tidak terlalu berat, transmisi dari pekerjaan sebelumnya membuat seseorang sedikit terganggu dengan mentalnya.

Namun, semua tugas yang diberikan tentu sudah sesuai prosedur atasan untuk pegawai baru dengan klasifikasi seperti ini. Jangan khawatir dengan proses yang ada, bila ingin menyesuaikan diri dengan pekerjaan hadapi dengan cara menikmati tugas yang diberikan.

Mengubah pola pikir

Semangat dalam melakukan sesuatu akan banyak bergantung pada mentalitas, sehingga sangat penting untuk memastikan pola pikir ketika bekerja berada pada jalur yang tepat. Misalnya anggap saja bekerja ini menjadi sebuah investasi untuk mencari pengalaman baru, atau sebagai batu loncatan untuk misi pengembangan diri yang lebih baik lagi.

 

Daftar Pertanyaan Sebelum Peluncuran Bisnis

Sehari sebelum peluncuran bisnis baru selalu menjadi malam yang menegangkan. Sebagai pemilik, tentu banyak perasaan berkecamuk, seperti khawatir kalau bisnisnya tidak bisa diterima di pasar atau malah apa yang telah dilakukannya merupakan sebuah kesalahan. Semua hal itu wajar.

Sebagai pertimbangan, berikut beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ke diri sendiri sebelum meluncurkan bisnis baru. Sebagai sebuah persiapan mental, dan mungkin persiapan jika mendapatkan beberapa pertanyaan.

Mengapa saya memulai menjalankan bisnis ini ?

Ini adalah pertanyaan paling fundamental. Ini menguji diri sendiri mengenai tujuan yang sebenarnya ingin dicapai melalui bisnis ini. Banyak alasan tentunya untuk memulai sebuah bisnis, bisa karena berawal dari rasa bosan menjadi pegawai, atau memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekitar, atau bahkan ingin mencari keuntungan. Semua alasan tersebut kembali ke diri sendiri.

Namun, untuk bisa bergerak maju bisnis harus memulai tujuan. Tanyakan hal ini ke dalam diri sendiri untuk meyakinkan, apakah benar bisnis ini beroperasi dan berorientasi untuk maju? Atau jangan-jangan bisnis ini hanya menjadi rencana emosional yang tidak ada alasan mendasar sehingga tidak mau akan dibawa ke mana.

Siapa target pasar saya?

Pertanyaan ini sebenarnya merupakan pertanyaan yang paling sering dilontarkan untuk memulai bisnis. Seringnya di tahap awal, di tahap mencari ide dan validasi. Namun pertanyaan ini tidak ada salahnya jika ditanyakan lagi ke diri sendiri sebelum peluncuran bisnis baru. Tentu fungsinya untuk validasi dan meyakinkan diri sendiri pasar yang ingin ditargetkan jelas dan ada. Tidak mengambang dan baru mencari pasar setelah diluncurkan.

Apa strategi digital saya?

Sebagai bisnis yang diluncurkan di era digital penting untuk menyiapkan hal ini. Ini pertanyaan untuk membantu menemukan penetrasi digital apa yang ingin dilakukan. Apakah dalam hal pemasaran, penjualan, atau bahkan proses manajemen internal yang dilakukan. Memikirkan strategi ini memang tidak bisa hanya semalam, perlu persiapan panjang. Termasuk untuk menjawab pertanyaan ini.

Apa yang menjadi kekuatan bisnis saya?

Berbisnis artinya berkompetisi. Baik berkompetisi dengan pesaing maupun berkompetisi terhadap kebutuhan pelanggan. Sebagai bentuk keyakinan bisa bersaing di industri dan optimisme memenangi pasar, pertanyaan “Apa yang menjadi kekuatan dari bisnis saya ?” harus dijawab. Jika gagal menjawabnya, mungkin peluncuran bisnis bisa ditunda. Setidaknya sampai menemukan faktor pembeda dan keunggulan.

Pendekatan untuk Menjalin Hubungan Baik dengan Pengguna

Pemasaran menjadi salah satu strategi penting bagi setiap bisnis untuk membantu mengenalkan produk atau layanan yang dikembangkan. Dalam perkembangannya pemasaran memiliki banyak bentuk. Pendekatan-pendekatan pemasaran selanjutnya disesuaikan dan dirumuskan berdasarkan data. Tujuannya sama, membangun hubungan yang baik dengan pengguna. Cara lain untuk bisa membangun hubungan yang baik dengan pengguna adalah dengan menguatkan branding.

Berikut beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk bisa membangun hubungan yang baik dengan pengguna.

Berhenti mengganggu orang

Kampanye pemasaran biasanya memiliki target pengguna yang spesifik. Bagi pengguna yang masuk dalam kriteria tersebut pasti akan mendapat beberapa konten pemasaran, apakah itu email, pop-up web, dan lain sebagainya. Hal yang menyebalkan dari menjadi target pemasaran adalah harus rela dikirimi secara berkala konten-konten pemasaran. Jika terlalu sering akan menimbulkan rasa mengganggu. Imbasnya, bukan menjalin hubungan yang baik tetapi malah cenderung mengganggu.

Salah satu alternatif untuk ini adalah dengan memberikan gimmick yang sedikit berbeda. Misalnya, setiap pembelian sebuah produk bisnis akan menyumbangkan produk atau barang lain untuk mereka yang membutuhkan. Cara ini memang tidak memiliki imbas langsung ke pembeli langsung, hanya saja cara di atas menimbulkan efek word of mouth berantai yang bisa berdampak pada penilaian masyarakat terhadap brand.

Tunjukkan kepedulian terhadap value yang ditawarkan

Sebagai bisnis yang memiliki orientasi pada produk dan pengguna menunjukkan kepedulian terhadap value yang ditawarkan dengan kebutuhan pengguna adalah yang utama. Jika bisnis mengedepankan kecepatan dan kemudahan dalam membeli dan mendapatkan barang yang dibeli bisnis harus bisa merealisasikannya dengan mendesain sebuah layanan yang membuat proses beli dan kirim menjadi sederhana. Sangat sederhana. Dalam proses mewujudkannya jangan sungkan untuk menjalin kerja sama dengan bisnis atau layanan lain. Selama bisa berdampak untuk kepuasan pelanggan tidak ada salahnya dilakukan.

Pendekatan ini akan menjadi salah satu yang optimal sebagai cara mempererat hubungan dengan pengguna. Sederhananya, bisnis tahu apa yang ditawarkan dan kemudian menghasilkan layanan yang diharapkan pengguna. Pada dasarnya untuk menjalin hubungan yang baik dengan pengguna bisa diawali dengan memenuhi harapan

Berdamai dengan Kegagalan

Kegagalan sangat akrab bagi para pengusaha. Termasuk yang bermain dalam lingkup startup. Mereka yang sekarang berada di puncak pasti sudah melewati beberapa tahap, dan bangkit dari kegagalan sudah tentu menjadi satu hal yang harus dilalui. Bukan perkara mudah memang bisa bangkit dari kegagalan dan keterpurukan. Butuh berdamai dengan keadaan untuk selanjutnya bisa menapaki kembali proses perjuangan untuk bangkit.

Berikut beberapa tips bagi pendiri startup untuk bisa tetap memperjuangkan mimpinya mencapai kesuksesan.

Perjelas mengapa sebuah ide harus ditinggalkan

Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika terlalu banyak menghabiskan energi dan dana untuk hal-hal yang berakhir gagal. Mungkin di balik itu semua tersimpan sebuah pelajaran, namun untuk bisa cepat bangkit dari situasi ini cobalah untuk memperjelas tanda-tanda sebuah ide atau langkah harus segera ditinggalkan. Cepat beranjak dari kesia-siaan.

Jika ide sudah pernah berhasil dilakukan sebelumnya dan mengalami situasi yang lebih buruk, selanjutnya pastikan untuk menghitung biaya dan energi yang dikeluarkan untuk proses-proses yang dilakukan. Semua dihitung dan dikalkulasi, dari sana nanti akan muncul data yang nantinya bisa jadi bahan pertimbangan apakah ide dilanjutkan atau tidak. Dari sana juga nanti akan muncul pertimbangan, dari mana bisnis harus bangkit dan menghindari proses-proses yang percuma namun menghabiskan banyak sumber daya.

Jangan lupakan pelajaran yang didapat dari pengalaman

Seperti layaknya pengalaman kegagalan pun sebenarnya merupakan guru yang berharga. Untuk itu melewati prosesnya harus tetap dipelajari. Pengalaman akan menuntun kita ke arah yang lebih baik, dengan belajar dari pengalaman gagal, langkah selanjutnya bisa mempertimbangkan untuk menghindari langkah yang sama.

Menuliskan atau mendokumentasikan kegagalan bisa menjadi cara yang terbaik. Nantinya dokumentasi tersebut akan berguna jika di kemudian hari menemui situasi yang sama atau menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan sulit.

Seperti jika telah menghabiskan banyak dana untuk kampanye pemasaran tidak efektif, coba dokumentasi proses tersebut secara rinci. Berapa yang dihabiskan, kanal pemasaran apa yang dipakai, siapa targetnya, bagaimana dengan momentumnya, dan hal-hal lain. Bentuk itu sebagai sinyal atau tanda untuk strategi selanjutnya, agar bisa dihindar.

Membangun pola pikir bersyukur atas kegagalan

Gagasan memikirkan kegagalan dengan rasa syukur mungkin akan terasa seperti menaburi garam di tumpukan luka. Tapi memang begitu adanya. Salah satu motivasi terbaik untuk bisa bangkit dari keterpurukan adalah mengubah anggapan bahwa kegagalan merupakan akhir dari segalanya. Mulainya merangkul kegagalan tersebut, jadikan kenangan kegagalan layaknya pengalaman-pengalaman lainnya dan mulailah hal-hal baru. Karena kegagalan sama halnya dengan kesedihan lain, satu-satunya jalan keluar adalah dengan melaluinya, dengan bahagia.

Lima Tips Mengerucutkan Ide Setelah Brainstorming

Mendapatkan ide untuk pengembangan bisnis, tidak selalu datang dari diri Anda sendiri. Bisa saja datang setelah brainstorming bersama tim bisnis, sebab pada dasarnya ide itu datang kapan saja.

Akan tetapi untuk skenario brainstorming, cara untuk memancing ide datang adalah dengan mengambil langkah mundur. Anda perlu meluangkan waktu untuk mengevaluasi ulang seluruh ide yang ada dengan mengerucutkannya sesuai angle yang dibidik.

Dalam artikel ini akan dibahas lebih detail yang mungkin akan berguna bagi tim Anda, setelah melakukan brainstorming. Berikut rangkumannya:

Gunakan sticky notes untuk mengurutkan ide

Tuliskan semua ide terbaik dalam sticky notes dan mulailah memberi peringkat dalam catatan tersebut. Misalnya ada 25 gagasan, mulailah memberi peringkat masing-masing gagasan dari yang terbaik sampai yang terburuk dalam tumpukan masing-masing lima kertas.

Setelah itu ambil 10 besar dan mulai persempit lagi. Ulangi terus sampai tersisa beberapa ide yang Anda butuhkan saja. Anda bisa memakai platform Trello yang berbentuk seperti papan kanban, jika Anda dan tim tidak berada di ruangan yang sama.

Mengombinasikan sejumlah ide

Untuk melakukan hal ini, Anda bisa membagi-bagi ide menjadi beberapa kategori. Kemudian menggabungkan ide dan ciptakanlah dari sana. Periksa persamaan dan lihat mana yang paling sesuai dengan model bisnis Anda bila diterapkan.

Dengan menggabungkan gagasan, lalu mendekonstruksi, dan merekonstruksi ide akan menghasilkan ide yang terbaik. Ini mencerminkan kerja sama tim dan bisa dipastikan seluruh anggota tim Anda akan menyukai hasilnya.

Ambil rehat sejenak

Menghasilkan berbagai ide baru setiap hari dan berusaha untuk mewujudkannya. Kemudian bangun di esok harinya dan melakukan hal yang sama. Anda perlu mengambil rehat sejenak dengan meluangkan waktu sebentar untuk peninjauan ulang dari catatan lama. Kegiatan seperti ini akan memicu timbulnya pikiran yang lebih segar dan perspektif yang lebih obyektif.

Bergantung pada tingkat urgensi

Bekerja di perusahaan startup, memaksa Anda untuk bekerja secara cepat. Proses pengambilan keputusan pun, harus cepat dan tepat sesuai kebutuhan perusahaan. Untuk menentukan ide mana yang harus Anda ambil, sebaiknya pertimbangkan unsur urgensi sebagai sesuatu yang paling diutamakan.

Bila Anda belum terbiasa untuk memahami definisi dari apa itu ‘penting’ dan ‘mendesak’. Anda bisa memanfaatkan bagan Gantt, untuk menentukan di mana sumber daya yang tersedia dan kapan waktu alokasinya.

Prioritaskan berdasarkan dampak, keyakinan, dan kemudahan

Gunakan kerangka I.C.E untuk menentukan gagasan dengan pengaruh tertinggi. Hal-hal apa saja yang paling berpengaruh? Apa yang paling Anda percayai? Seberapa mudah melakukannya? Lalu jawab pertanyaan tersebut dengan buat skor untuk setiap ide.

Dari situ, Anda akan memiliki daftar prioritas. Kemudian wujudkan ide tersebut secara satu persatu sesuai dengan sumber daya yang Anda miliki. Akan tetapi, ketika Anda menemukan sebuah ide tidak realistis untuk diwujudkan meski sudah di tengah jalan, sebaiknya tetap lanjutkan sampai selesai.