Xiaomi Kenalkan Poco M3 Versi Pro dengan 5G dan Layar 90Hz, Harga Rp3 Jutaan

Masih ingat dengan Poco M3? Smartphone entry-level yang disiapkan oleh Xiaomi pada awal tahun 2021 tersebut dibekali spesifikasi tinggi di kelasnya tetapi dengan harga terjangkau, mulai dari Rp1.799.000 ditenagai chipset Snapdragon 662.

Kini Xiaomi telah memperkenalkan versi Pro dari Poco M3 dengan konektivitas jaringan 5G. Perangkat ini ditenagai chipset lebih powerful, refresh rate layar lebih tinggi, dan desain baru.

Dapur pacu Poco M3 Pro 5G mengandalkan chipset 5G dari MediaTek yakni Dimensity 700. SoC ini dibuat pada proses pabrikasi 7nm dan punya modem 5G yang menawarkan kecepatan download hingga 2,77Gbps.

Di dalam Dimensity 700 terdapat dua core Cortex-A76 yang berjalan pada 2,2GHz, enam core Cortex-A55 pada 2GHz, serta GPU ARM Mali-G57 MC2. Sebagai pembanding, Snapdragon 662 pada Poco M3 merupakan chipset 11nm dengan empat core besarnya menggunakan Cortex-A73 dan GPU Adreno 610.

Lebih lanjut, Poco M3 Pro 5G mengusung layar IPS 6,5 inci beresolusi FHD+ dalam rasio 20:9. Panelnya memiliki refresh rate lebih tinggi, 90Hz dengan kecerahan maksimum 400 nits, dan diproteksi Corning Gorilla Glass 3.

Beralih ke belakang, Poco M3 Pro 5G punya tampilan baru dalam balutan warna Poco Yellow, Power Black, atau Cool Blue. Lis yang membingkai modul kamera belakangnya kini memanjang vertikal dan permukaan covernya punya sentuhan akhir glossy.

Konfigurasi kameranya masih identik, ada tiga unit kamera belakang dengan kamera utama 48MP, 2MP macro, dan 2MP depth, serta 8MP untuk kamera depan. Peningkatan yang dibawa Poco M3 Pro 5G ialah kini didukung Dual-LED dual-tone flash dan perekaman videonya sudah mencapai 4K 30fps.

Selain itu, Poco M3 Pro 5G sudah langsung menjalankan MIUI 12 berbasis Android 11. Kapasitas baterainya turun dari 6.000 mAh menjadi 5.000 mAh dengan fast charging 18W. Fitur lainnya meliputi sensor sidik jari di samping, infrared blaster, slot microSD, jack headphone 3.5mm (dengan radio FM), dan NFC di beberapa wilayah.

Harga Poco M3 Pro 5G dibanderol dengan harga €180 (Rp3,1 jutaan) dengan RAM 4GB LPDDR4X dan penyimpanan internal UFS 2.2 64GB. Sementara, versi memori 6GB/128GB dijual €200 (Rp3,5 jutaan). Kita nantikan saja kehadirannya di Indonesia, bulan lalu Xiaomi juga meluncuncurkan Poco X3 Pro dan Poco F3.

Sumber: GSMArena

5G Myth-busting Bersama Samsung dan Telkomsel

Sampai artikel ini ditulis, pengguna smartphone di tanah air memang masih belum bisa menikmati jaringan 5G. Namun hal itu rupanya tidak mencegah pabrikan-pabrikan meluncurkan smartphone yang sudah sepenuhnya mendukung teknologi jaringan seluler generasi kelima tersebut di Indonesia.

Samsung adalah salah satunya. Trio Galaxy S21 Series 5G yang diperkenalkan pada bulan Januari lalu hadir membawa dukungan penuh terhadap jaringan 5G, meski memang untuk sementara masih dikunci via software sampai jaringannya benar-benar sudah tersedia secara resmi.

Harapannya adalah ketika jaringan 5G sudah resmi beroperasi di Indonesia, konsumen Galaxy S21 Series 5G hanya perlu mengunduh pembaruan perangkat lunak guna memaksimalkan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan teknologi 5G. Buat sebagian besar konsumen, ada semacam rasa lega yang didapat ketika membeli perangkat yang future proof, jadi wajar apabila Samsung dan pabrikan-pabrikan lainnya merasa perlu untuk meluncurkan smartphone 5G.

Selain meluncurkan smartphone 5G, pabrikan juga berupaya mengedukasi konsumen lewat semacam ajang sosialisasi. Melalui sebuah workshop bertemakan “5G Myth-busting”, Samsung mengundang Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel sebagai perwakilan dari operator untuk membahas mengenai mitos dan fakta seputar 5G beserta pengaruhnya bagi konsumen di Indonesia.

Taufiqul Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile (kiri) dan Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel / Samsung
Taufiqul Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile (kiri) dan Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel (kanan) / Samsung

Menurut Harry, keunggulan 5G dapat dipecah menjadi tiga karakteristik utama: kecepatan yang sangat tinggi (hingga 20 Gbps), latency yang sangat rendah (hingga 1 milidetik), dan kapasitas yang sangat besar (hingga 1 juta perangkat terhubung per km²). Selain berpotensi mengubah cara kita menjalani rutinitas sehari-harinya, 5G tentu juga bakal membawa perubahan besar terhadap transformasi di berbagai sektor industri.

Namun tetap saja semuanya kembali ke pertanyaan yang paling penting, yaitu kapan 5G akan tersedia di Indonesia. Sayangnya Harry pun juga belum bisa menjawab pertanyaan ini. “Tantangan terbesar penerapan 5G adalah terkait resource, dalam hal ini pengadaan spektrum yang masih dikaji oleh pemerintah,” ucap Harry dalam workshop yang berlangsung via Zoom ini. Menurutnya, kajian sangat perlu dilakukan demi memastikan pengalaman yang didapat konsumen nantinya bisa benar-benar optimal.

Dari pihak Samsung, upaya yang dilakukan adalah memastikan supaya perangkat 5G yang dijual telah mendukung banyak frekuensi sekaligus, termasuk yang kemungkinan besar bakal dipakai di Indonesia. Dengan kata lain, dari segi device-nya sudah benar-benar siap, demikian pula dari pihak operator. Kesimpulan yang serupa juga bisa ditarik dari acara 5G Academy yang diselenggarakan oleh OPPO bulan lalu.

Cukup disayangkan hingga kini masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab, seperti misalnya berapa kira-kira kenaikan harga tarif 5G jika dibandingkan dengan 4G. Semoga saja dengan semakin banyaknya smartphone 5G yang diluncurkan, pemerintah bisa tergerak untuk mempercepat komersialisasi jaringan 5G di tanah air.

Vivo S9 5G Resmi dengan SoC Dimensity 1100 dan Layar 90Hz

Vivo telah mengumumkan dua smartphone S series terbarunya, vivo S9 5G dan S9e 5G. Dari luar, penerus vivo S7 terlihat identik, karena bagian dalamnya yang mengalami perubahan. Tentu bisa ditebak, untuk vivo S9e merupakan versi hemat dari saudara pertamanya.

Mari mulai dari vivo S9 5G, sesuai namanya smartphone ini telah dibekali teknologi jaringan seluler generasi ke-5 dan menggunakan chipset MediaTek terbaru Dimensity 1100 yang memiliki modem 5G terintegrasi serta mendukung WiFi 6. Sebagai pembanding, generasi sebelumnya vivo S7 5G ditenagai oleh Snapdragon 765G.

MediaTek Dimensity 1100 ini dibuat dengan fabrikasi TSMC 6nm dan memiliki prosesor MediaTek APU 3.0 untuk menangani fitur-fitur berbasis AI. Serta, mengemas CPU octa-core yang terdiri dari empat inti Cortex-A78 2,6GHz dan empat inti Cortex-A55 2GHz, beserta GPU Mali G77 MC9. Performanya ditopang RAM 8GB dengan penyimpanan 128GB atau 12GB dengan penyimpanan 256GB.

Pada bagian muka, vivo S9 5G masih mengandalkan panel AMOLED 6,44 inci FHD+ dalam rasio 20:9. Bedanya kali ini sudah dibekali panel dengan refresh rate lebih tinggi yaitu 90Hz dan mendukung HDR10+.

Pada sektor fotografi, konfigurasi kamera vivo S9 5G tidak mengalami perubahan. Ada tiga unit kamera di belakang, dengan kamera utama 64MP f/1.8, didampingi kamera 8MP f/2.2 ultrawide, dan 2MP f/2.4 sebagai depth sensor. Sedangkan, kamera depannya 44MP f/2.0 dan 8MP ultrawide.

Untuk software, vivo S9 5G menjalankan OriginOS 1.0 berbasis Android 10. Semua aktivitas ber-smartphone mengandalkan daya dari baterai 4.000 mAh yang didukung fast charging 33W.

 

Beralih ke vivo S9e 5G, versi hemat ini mengalami beberapa penyesuaian spesifikasi di beberapa bagian. Sebut saja, chipset yang digunakan diturunkan dengan Dimensity 820 dan RAM sampai 8GB saja. Kamera depannya hanya satu dan menjadi 32MP, sisa spesifikasi yang lain hampir sama.

Saat ini, kedua smartphone vivo S9 series tersedia di Tiongkok. Harga vivo S9 5G varian 8GB/128GB dibanderol CNY 2.999 (Rp6,6 jutaan) dan CNY 3.299 (Rp7,2 jutaan) untuk varian 12GB/256GB. Sementara, vivo S9e 5G dimulai dari CNY 2.399 (Rp5,2 jutaan) untuk model 8GB/128GB dan CNY 2.699 (Rp5,9 jutaan) untuk 8GB/256GB.

Sumber: GSMArena

Tiga Pengumuman Paling Menarik OPPO di MWC Shanghai 2021

Event MWC Shanghai (MWCS) 2021 yang digelar pada tanggal 23 – 25 Februari membuka kesempatan bagi raksasa-raksasa teknologi Tiongkok untuk memamerkan sederet inovasi terbarunya. Sebagai perusahaan asli Tiongkok, OPPO tentu tidak mau melewatkan peluang ini.

Di artikel ini, saya akan menyoroti tiga pengumuman yang paling menarik dari OPPO di MWCS, mulai dari detail ekstra mengenai smartphone layar gulungnya, router 5G dengan teknologi antena yang cerdas, sampai inovasinya di bidang charging.

OPPO X 2021 dan teknologi Wireless Air Charging

OPPO X 2021

Pertama kali diumumkan pada bulan November tahun lalu, OPPO X 2021 merupakan smartphone unik yang layarnya dapat melebar ke samping berkat mekanisme gulung yang sangat menarik. Jadi dalam posisi tergulung, layarnya tercatat memiliki bentang diagonal 6,7 inci. Lalu dengan satu usapan pada tombol di samping kanan, layarnya otomatis akan melebar menjadi 7,4 inci.

Dibandingkan smartphone foldable yang lebih umum, OPPO X 2021 punya satu kelebihan: layarnya tidak punya bekas lipatan. Di saat yang sama, OPPO juga memastikan bahwa layarnya gulungnya ini tetap kokoh dengan cara melaminasinya dengan bahan baja setipis 0,1 mm yang fleksibel.

Namun layar gulung rupanya bukan satu-satunya faktor pencuri perhatian dari OPPO X 2021. Di ajang MWCS, OPPO juga mendemonstrasikan teknologi Wireless Air Charging yang dimilikinya. Sesuai namanya, teknologi ini memungkinkan proses pengisian ulang baterai perangkat via udara.

Dengan mengandalkan teknik resonansi magnetik, proses charging dengan output 7,5 W bisa langsung aktif ketika perangkat berada pada jarak 10 cm dari charging mat. Jadi seandainya pengguna duduk di depan meja yang dilengkapi charging mat, itu berarti pengguna dapat menggunakan perangkat untuk bermain game selagi baterainya di-charge.

Sebagai konteks, Xiaomi belum lama ini juga sempat mengumumkan teknologi charging via udara yang serupa. Kendati demikian, cara kerjanya sepertinya agak berbeda dari yang didemonstrasikan OPPO di MWCS ini.

OPPO 5G CPE Omni dan antena yang bisa memutar

OPPO 5G CPE Omni

Router 5G yang dibekali modem bikinan Qualcomm ini sepintas kelihatan biasa saja, tapi di dalamnya bernaung dua macam sistem antena yang cerdas. Yang pertama OPPO namai O-Reserve, yang dirancang untuk menangkap sinyal 5G yang paling optimal dari spektrum sub-6GHz. Selanjutnya ada antena O-Motion 360° yang dapat memutar sendiri demi mengepaskan dengan arah sinyal 5G mmWave yang diterima.

Berdasarkan pengujian yang OPPO lakukan baru-baru ini bersama Qualcomm dan Ericsson, Omni berhasil mencatatkan downlink speed setinggi 4,06 Gbps di jaringan 5G mmWave. Dengan kinerja sebaik ini, Omni dan 5G tentu sudah bisa menggantikan peran internet kabel bagi sebagian konsumen, sekaligus menjembatani komunikasi antar perangkat IoT secara efisien.

VOOC flash charge untuk semua

VOOC flash charging accessories

Mungkin inilah pengumuman yang paling mengejutkan. Setelah sekian lama mengembangkan teknologi pengisian daya cepat sendiri, OPPO akhirnya membuka peluang bagi pabrikan lain untuk ikut menggunakannya lewat sistem lisensi. Sebelum ini, OPPO hanya melisensikan teknologi VOOC flash charging-nya ke OnePlus, yang sendirinya masih berada di bawah satu konglomerasi induk.

Sejauh ini sudah ada tiga pabrikan yang berminat menggunakan teknologi VOOC flash charging: Anker, FAW-Volkswagen, dan NXP Semiconductors. Untuk Anker, saya yakin sebagian besar dari kita sudah sangat familier dengan brand ini, dan ke depannya kita tinggal menunggu Anker meluncurkan adaptor atau power bank yang mendukung VOOC flash charging.

Untuk FAW-Volkswagen, kabarnya joint venture antara FAW Group dan Volkswagen Group ini bakal mengintegrasikan teknologi VOOC flash charging ke mobil-mobil VW yang dibuat di Tiongkok. Lalu untuk NXP Semiconductors, mereka bakal memproduksi papan sirkuit yang mendukung teknologi VOOC flash charging demi memudahkan integrasi di banyak bidang sekaligus.

Dalam kesempatan yang sama, OPPO juga memamerkan kembali generasi anyar VOOC flash charging yang sempat mereka umumkan tahun lalu. Utamanya 125W SuperVOOC flash charger dan 65W AirVOOC wireless charger, tidak ketinggalan pula 50W Mini SuperVOOC charger yang ukurannya cuma sebesar biskuit.

Sumber: OPPO.

5G dan Implikasinya Terhadap Fitur-Fitur Gadget

Hari demi hari, kita semakin sering mendengar kata 5G disebut. Teknologi jaringan seluler generasi kelima ini memang masih belum bisa dibilang mainstream, tapi cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi, sama halnya seperti ketika 4G mengambil alih status mainstream dari 3G.

Di titik ini, sebagian besar dari kita mungkin sudah paham betul mengenai kelebihan yang ditawarkan 5G, tapi tidak ada salahnya kita mengingat kembali. Satu keunggulan utamanya tentu adalah soal kecepatan. Dalam skenario yang paling ideal menggunakan spektrum mmWave (millimeter wave), 5G tercatat bisa mencapai kecepatan download setinggi 1,8 Gbps, dan ini rupanya masih jauh dari kapabilitasnya secara teoretis.

Namun seperti yang saya bilang, kita semua mungkin sudah tahu soal itu. Yang lebih menarik untuk dibahas adalah bagaimana implikasi 5G dapat berujung pada lahirnya fitur-fitur baru yang spesifik pada beragam gadget yang kita gunakan sehari-harinya.

Kalau kita ingat-ingat, dulu sebelum ada jaringan 3G, ponsel hanya kita gunakan untuk sebatas mengirim SMS atau MMS. Barulah ketika 3G sudah mainstream, aplikasi chatting macam BBM atau WhatsApp mulai bertambah populer. Kemudian pada saat 4G sudah tersedia, giliran fitur video call yang jadi pilihan khalayak. Ini membuktikan bahwa setiap generasi akan menghadirkan fitur-fitur anyar yang bermanfaat, dan 5G tentu tidak akan luput dari itu.

Guna mengeksplorasi topik ini lebih jauh, saya pun memutuskan untuk berkonsultasi dengan dua sosok yang sudah mengikuti perkembangan industri telekomunikasi sejak lama, khususnya di Indonesia. Mereka adalah Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia, dan Lucky Sebastian, seorang pakar yang sudah tidak asing lagi di kalangan komunitas pencinta gadget.

Dari penerus VoLTE sampai hilangnya expansion slot smartphone

Layanan cloud gaming seperti Microsoft xCloud bakal sangat terbantu oleh adanya 5G / Microsoft
Layanan cloud gaming seperti Microsoft xCloud bakal sangat terbantu oleh adanya 5G / Microsoft

Kita mulai dari yang paling sederhana dulu, yakni fitur panggilan telepon (audio). Di saat 5G sudah menjadi mainstream, panggilan telepon kemungkinan besar akan dialihkan ke jaringan 5G sepenuhnya, meneruskan standar VoLTE (Voice over LTE). Untuk panggilan video, hampir bisa dipastikan 5G bakal meningkatkan kualitasnya secara cukup signifikan. Kita tidak perlu terkejut seandainya video call dalam resolusi 4K bakal menjadi standar ke depannya.

Lanjut ke aspek lain, yaitu gaming, Lucky berpendapat bahwa 5G bakal menjadikan layanan cloud gaming seperti Google Stadia atau Microsoft xCloud kian populer lagi. Pasalnya, seperti yang kita tahu, layanan-layanan semacam ini benar-benar bergantung pada sepenuhnya kecepatan dan kestabilan koneksi internet, dan dua hal tersebut memang merupakan keunggulan utama yang ditawarkan oleh 5G.

Ketika gaming sudah bisa disalurkan melalui cloud, itu berarti smartphone tidak lagi memerlukan chipset yang luar biasa kencang, sebab semua pemrosesannya berjalan di server. Namun itu bukan berarti spesifikasi smartphone 5G ke depannya bakal lebih jelek daripada yang ada sekarang.

Justru sebaliknya, spesifikasi smartphone 5G kelas low-end nantinya malah bisa setara dengan ponsel kelas mid-end sekarang. Tren ini sudah mulai dibuktikan dengan munculnya chipset Qualcomm Snapdragon 480, yang kalau menurut Lucky arsitekturnya sudah bisa disetarakan dengan chipset Snapdragon seri 6 atau 7.

Kalau gaming bisa dialihkan ke cloud, bagaimana dengan produktivitas? Saya membayangkan kehadiran 5G nantinya bisa membantu memopulerkan layanan cloud video editing. Jadi bukan sekadar menyimpan videonya ke cloud saja, tapi juga langsung menyuntingnya secara online menggunakan perangkat apapun yang memiliki browser.

Proses rendering bisa dipercepat berkali-kali lipat karena mengandalkan keperkasaan komputer server, bukan perangkat yang kita gunakan, dan hasilnya bisa langsung diunduh dalam hitungan detik berkat 5G. Dalam skenario seperti ini, seorang video editor profesional pada dasarnya dapat bekerja di mana saja dan kapan saja, tidak perlu harus membawa-bawa laptop seharga puluhan jutanya ke mana-mana.

Satu hal menarik diungkapkan oleh Shannedy. Ia membayangkan bagaimana nantinya kombinasi 5G dan AI (artificial intelligence) dapat mewujudkan skenario video atau voice call dengan lawan bicara yang berbeda bahasa. Jadi kita hanya perlu berbicara menggunakan bahasa ibu masing-masing, dan smartphone kita akan menerjemahkannya secara instan, bukan lagi sebatas menampilkan caption terjemahan secara real-time.

Bisa dibayangkan betapa bergunanya fitur terjemahan instan ini untuk bidang-bidang seperti pendidikan atau kesehatan. Seandainya saya tertarik mengikuti kelas online mengenai winemaking, saya bisa langsung berguru pada para ahlinya di Itali, dan interaksi kami tidak akan terganggu sama sekali berkat fitur terjemahan instan semacam ini.

Standalone VR headset macam Oculus Quest 2 bakal 'naik kelas' dengan bantuan 5G / Oculus
Standalone VR headset macam Oculus Quest 2 bakal ‘naik kelas’ dengan bantuan 5G / Oculus

Kedua narasumber juga sependapat mengenai dampak positif 5G terhadap perkembangan teknologi virtual reality. Menurut Lucky, salah satu problem yang dialami konsumen saat ini adalah resolusi konten VR yang terbilang rendah. Di saat kecepatan download dan upload sudah tidak lagi menjadi penghambat, konten VR dalam resolusi 8K pun dapat disajikan dengan mudah.

Ketika problem-problem seputar teknologi VR ini sudah bisa diatasi dengan adanya 5G, tentu kita juga akan menyaksikan kemunculan berbagai layanan baru berbasis VR dari berbagai bidang. Dalam kasus kursus winemaking saya tadi, bukan tidak mungkin kelasnya dilangsungkan lewat medium VR, sehingga sesi belajar membuat wine yang saya ikuti bisa semakin interaktif lagi ketimbang sebatas video call biasa.

Juga menarik adalah opini Lucky mengenai kuota data. Ia memperkirakan bahwa ke depannya sistem kuota data kemungkinan akan hilang di saat 5G sudah benar-benar matang. Dengan kata lain, paket internet 5G dapat kita gunakan tanpa batasan kuota sedikit pun, dan itu dimungkinkan berkat bandwidth 5G yang lebar, serta dapat menampung koneksi berkali lipat lebih banyak.

Di titik itu, 5G tentu dapat menjadi fondasi yang sangat kuat untuk machine-to-machine communication. Keberadaan perangkat seperti 5G CPE (atau bisa juga kita sebut 5G router) bakal membantu mewujudkan konsep rumah pintar yang benar-benar wireless. Jadi ketimbang sepenuhnya mengandalkan internet kabel, konsumen juga punya opsi untuk menggunakan 5G sebagai sumber koneksi internet utama di kediamannya masing-masing.

Sebaliknya, apakah kehadiran 5G juga bakal berdampak pada ditinggalkannya sejumlah fitur lawas? Bisa jadi demikian. Salah satu yang langsung terpikirkan adalah expansion slot pada smartphone. Menurut Lucky, kehadiran 5G akan membuat fitur ini jadi tidak lagi relevan. Pasalnya, kecepatan akses ke cloud menggunakan jaringan 5G akan sama gegasnya dengan kecepatan perangkat mengakses media penyimpanan internal.

Di awal tahun 2021 ini, kita bahkan sudah melihat semakin banyak pabrikan yang tak lagi menyertakan expansion slot pada smartphone bikinannya. Lihat saja Samsung; dari tiga model Galaxy S21 yang mereka rilis, tidak ada satu pun yang bisa konsumen jejali dengan kartu microSD. Bukti lainnya datang dari OPPO; Reno5 5G yang mereka luncurkan belum lama ini tidak dilengkapi slot microSD, sedangkan Reno5 biasa punya.

Sepenting itukah 5G?

5G jadi kian relevan di era perekaman video 8K / Samsung
5G jadi kian relevan di era perekaman video 8K / Samsung

Pertanyaan di atas boleh dibilang adalah pertanyaan klise yang sebelumnya juga sering ditanyakan ketika 4G baru mulai diimplementasikan. Memang mudah sekali mengabaikan premis yang ditawarkan suatu teknologi baru jika kita belum pernah mencobanya, tapi begitu kita sudah menjajal, mungkin akan sulit untuk kembali ke skenario sebelumnya.

Sekarang mungkin kita sudah cukup puas dengan kecepatan menggunggah video 1080p menggunakan jaringan 4G. Namun kenyataannya sudah semakin banyak smartphone yang mampu merekam video 4K maupun 8K, dan ukuran video yang semakin besar ini bakal membuat 4G megap-megap.

Di setiap pergantian generasi, selalu ada yang namanya masa transisi. 5G tidak akan langsung menggantikan 4G dalam sekejap, sebab cakupan areanya juga akan diperluas secara bertahap sebelum akhirnya mampu menjangkau semuanya.

Menurut Shannedy, ketika 5G sudah mencapai skala ekonominya, semua smartphone dari kelas premium hingga low-end akan menawarkan konektivitas 5G. Di saat 5G sudah tersedia secara luas dan harga smartphone-nya sudah sangat terjangkau, maka tidak ada lagi alasan untuk tetap menggunakan smartphone 4G. Sama halnya dengan saat ini, hampir tidak ada lagi smartphone yang hanya memiliki konektivitas 3G.

Kesimpulannya, 5G mungkin belum terkesan penting sekarang, dan saya tidak heran seandainya sebagian besar konsumen masih bersikap tidak acuh. Namun satu hal yang harus selalu kita ingat adalah, 5G itu tidak akan hanya dinikmati oleh pengguna smartphone saja. Jaringan infrastruktur transportasi, kesehatan, industri berat, pertanian, dan lain sebagainya, semuanya juga akan terbantu oleh kehadiran 5G.

Di artikel ini pun saya baru membahas mengenai fitur-fitur anyar yang bisa 5G hadirkan di smartphone maupun gadget lain secara umum. Saya sama sekali belum membahas dampak positifnya di segmen lain, seperti misalnya otomotif. Mungkin ini bisa jadi topik pembahasan kita berikutnya.

Gambar header: Depositphotos.com.

OPPO Reno5 5G dan Tren Mobile Gaming di Era 5G

Melihat tren 5G, sebagian dari kita mungkin bertanya dalam hati: “Mengapa saya butuh 5G?” “Saya sudah bisa streaming video dengan lancar menggunakan 4G, jadi buat apa 5G?” Memang mudah mengabaikan premis yang ditawarkan suatu teknologi baru jika kita belum pernah mencobanya, tapi begitu kita sudah menjajal, mungkin akan sulit untuk kembali ke skenario sebelumnya.

5G nantinya bakal seperti itu. Ketika kita sudah merasakan betapa cepatnya mengunggah video beresolusi 4K atau bahkan 8K menggunakan jaringan 5G, kita mungkin bakal marah-marah ketika mengulangi hal yang sama di jaringan 4G. Namun kecepatan download dan upload yang ngebut bukan satu-satunya kelebihan yang ditawarkan 5G, melainkan juga latency yang sangat rendah.

Bicara soal latency, sudah pasti sektor yang paling terpengaruh adalah gaming. Menggunakan 5G, latency dapat ditekan hingga serendah 5 milidetik, dan itu berarti nyaris tidak ada jeda antara pergerakan di dalam game dengan input dari Anda sebagai pemain. Bandingkan dengan 4G, yang mungkin hanya bisa mencatatkan latency 50 milidetik dalam kondisi terbaik.

5G sudah terbukti bisa diandalkan untuk turnamen esport sekalipun / Vodafone
5G sudah terbukti bisa diandalkan untuk turnamen esport sekalipun / Vodafone

Reliabilitas 5G untuk gaming bukan lagi sebatas teori. Tahun 2019 kemarin, Vodafone dan ESL sempat mengadakan turnamen esport yang sepenuhnya berlangsung di atas jaringan 5G milik Vodafone di Itali. Kalau dalam konteks gaming kompetitif dan di taraf profesional saja 5G sudah bisa diandalkan sepenuhnya, apalagi dalam konteks casual gaming sehari-hari?

Singkat cerita, industri mobile gaming maupun gaming secara umum akan sepenuhnya terbantu oleh 5G, dan jika Anda rutin bermain game di smartphone, Anda pasti menginginkan 5G nantinya. Saya bilang “nanti” karena memang teknologi jaringan seluler generasi kelima ini masih belum dikomersialkan di Indonesia.

Kapan pastinya jaringan 5G akan tersedia secara resmi di Indonesia masih tanda tanya, tapi dalam acara 5G Academy yang digelar oleh OPPO belum lama ini, para pemain industri telekomunikasi di Indonesia – mulai dari penyedia device, penyedia teknologi, sampai penyedia layanan – sebenarnya sudah sangat siap, dan mereka hanya tinggal menunggu lampu hijau dari pemerintah.

OPPO Reno5 5G Gaming Mode

Dengan kata lain, tidak ada salahnya apabila kita sebagai konsumen sudah mulai mengambil ancang-ancang dari sekarang. Ponsel 5G juga sudah mulai dijual di tanah air, seperti misalnya OPPO Reno5 5G, meski memang konektivitas 5G-nya masih dikunci, dan baru akan dibuka saat jaringannya sudah tersedia.

Berhubung 5G bakal sangat ideal untuk mobile gaming, Reno5 5G otomatis juga telah dibekali dengan performa yang cukup mumpuni. Chipset Qualcomm Snapdragon 765G + RAM 8 GB yang tertanam, dipadukan dengan layar AMOLED 6,4 inci yang memiliki resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz, pastinya mampu menyuguhkan pengalaman gaming yang smooth – dan tanpa cela seandainya 5G nanti sudah bisa dinikmati.

Supaya pengalaman yang didapat lebih maksimal lagi, solusi berbasis software pun juga ikut diterapkan. Sistem operasi ColorOS 11.1 pada Reno5 5G punya sejumlah fitur yang didedikasikan untuk keperluan gaming, seperti misalnya Gaming Shortcut Mode yang bakal semakin mempercepat waktu loading awal suatu game.

OPPO Reno5 5G

Buat yang khawatir 5G nantinya bakal semakin menguras baterai smartphone, Reno5 5G sudah menyiapkan solusi berupa 65W SuperVOOC 2.0, teknologi pengisian daya cepat yang mampu mengisi penuh baterai perangkat dalam waktu 35 menit saja. Kalaupun sedang terburu-buru, charging selama 15 menit saja sudah bisa mengisi sekitar 60% dari total kapasitas yang dimiliki baterainya (4.300 mAh).

Semua itu tentu saja tanpa melupakan faktor-faktor penting yang memang konsumen cari dari sebuah smartphone, seperti misalnya kamera yang selalu bisa diandalkan setiap saat. Di Reno5 5G, konsumen bakal dimanjakan oleh kombinasi kamera utama 64 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, kamera monokrom 2 megapixel, dan kamera selfie 32 megapixel.

Untuk harganya, OPPO Reno5 5G dijual dengan banderol Rp6.999.000. Harganya memang terpaut 2 juta rupiah dibanding Reno5 versi 4G, tapi selisih yang cukup lumayan tersebut pada akhirnya bisa terbayarkan berkat paket lengkap yang lebih future-proof.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Qualcomm Umumkan Snapdragon X65, Modem-RF System 5G 10 Gigabit Pertama di Dunia

Qualcomm telah mengumumkan Snapdragon X65 5G Modem-RF System, modem 5G generasi keempat ini menjanjikan kecepatan konektivitas hingga 10 Gigabit per detik dan mendukung 3GPP Release 16 pertama di dunia. Sebagai informasi, generasi sebelumnya modem 5G Snapdragon X60 yang merupakan bagian dari chipset Snapdragon 888 memiliki kecepatan download maksimum 7,5Gbps.

Saat ini modem 5G Snapdragon X65 dalam tahap penggunaan sampel oleh OEM dan ditargetkan untuk diluncurkan pada perangkat komersil pada tahun 2021. Selain Snapdragon X65, Qualcomm juga mengumumkan Snapdragon X62 5G Modem-RF System, solusi modem-ke-antena yang dioptimalkan untuk penggunaan umum pada pengaplikasian mobile broadband.

qualcomm-umumkan-snapdragon-x65-1

Transisi ke 5G memberikan kesempatan terbesar untuk Qualcomm karena teknologi selular siap memberikan manfaat kepada setiap industri. Kami meraih pencapaian signifikan dengan Snapdragon X65 5G Modem-RF System, memungkinkan kecepatan konektivitas hingga 10 Gigabit per detik dan mendukung spesifikasi 5G terbaru yang memiliki peran penting dalam berbagai kasus penggunaan 5G baru, tidak hanya terbatas untuk mendefinisikan ulang pengalaman ponsel premium, namun juga membuka kemungkinan-kemungkinan baru dari perluasan 5G pada mobile broadband, compute, XR, IoT untuk industri, jaringan 5G swasta, dan akses nirkabel tetap,” jelas Cristiano Amon, President dan CEO terpilih, Qualcomm Incorporated.

Modem 5G Snapdragon X65 dirancang untuk mendukung kecepatan tercepat 5G yang tersedia saat ini dan inovasi kuncinya mencakup arsitektur yang dapat di-upgrade melalui pembaruan software di masa depan. Serta, untuk memfasilitasi pengadopsian fitur-fitur baru, meningkatkan umur perangkat, dan membantu mengurangi biaya kepemilikan – terlebih karena perluasan 5G pada industri-industri baru terkait seperti compute, IoT industri, dan akses nirkabel tetap.

Selain itu, modem ini menggunakan modul antena Qualcomm 545 mmWave yang mendukung daya transmisi lebih tinggi dan juga mendukung semua frekuensi global mmWave, termasuk jaringan n259 (41 GHz) terbaru. Dengan teknologi pengaturan antena AI yang memberikan peningkatan signifikan pada kinerja selular dan efisiensi daya. Sebagai contoh, penggunaan AI menghasilkan peningkatan akurasi dalam mendeteksi genggaman tangan sebanyak 30 persen dibanding generasi sebelumnya.

Snapdragon X65 5G Modem-RF System ini juga dilengkapi teknologi Qualcomm 5G PowerSave 2.0 yang membangun teknologi penyimpanan daya baru yang ditentukan oleh 3GPP Release 16 seperti Connected-Mode Wake-Up Signal. Serta, Qualcomm Smart Transmit 2.0, teknologi peningkatan sistem yang memanfaatkan kesadaraan sistem modem-ke-antena untuk meningkatkan kecepatan pengunggahan data dan memperluas jangkauan untuk pita-pita mmWave dan Sub-6 GHz sementara memenuhi persyaratan emisi RF.

Rangkaian peningkatan tersebut didesain untuk memberikan pengalaman 5G superior dengan kecepatan yang ditingkatkan, jangkauan lebih luas, dan dukungan daya baterai sepanjang hari. Modem 5G Snapdragon X65 siap untuk mendukung generasi terbaru smartphone flagship dan perluasan 5G dalam segmen-segmen seperti PC, mobile hotspot, IoT industri, akses nirkabel tetap, dan jaringan 5G pribadi.

OPPO Gelar 5G Academy Sebagai Ajang Sosialisasi Sekaligus Edukasi Mengenai Teknologi Jaringan 5G di Indonesia

Kehadiran OPPO Reno5 5G secara resmi di Indonesia bisa dilihat sebagai indikasi awal bahwa implementasi teknologi jaringan seluler generasi kelima di negara ini sudah semakin dekat. OPPO memang masih mengunci konektivitas 5G di perangkat tersebut, akan tetapi mereka berkali-kali menegaskan bahwa mereka bakal langsung membukanya begitu jaringan 5G di sini memang sudah masuk tahap komersialisasi.

OPPO rupanya tidak mau menyia-nyiakan waktu untuk sebatas menunggu. Hari ini, 4 Februari 2021, mereka menggelar acara OPPO 5G Academy, dengan tema perbincangan mengenai 5G dari sisi teknologi dan infrastruktur di edisi pertamanya ini. Selain awak media, kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini juga diikuti oleh kalangan mahasiswa, komunitas, maupun para konsumen Reno5 5G itu sendiri.

“OPPO 5G Academy menjadi sebuah platform OPPO Indonesia untuk melakukan edukasi mengenai jaringan 5G kepada masyarakat. Pada acara ini, masyarakat akan mendapatkan gambaran mengenai teknologi dan manfaat 5G. OPPO juga mengundang stakeholder jaringan 5G, pada acara perdana ini dihadiri oleh Qualcomm dan Smartfren Telecom. Acara ini sekaligus menjadi ajang perkenalan teknologi 5G OPPO dan juga perangkat yang sudah mendukung teknologi ini yakni OPPO Reno5 5G,” tutur Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

OPPO Reno5 5G / OPPO Indonesia
OPPO Reno5 5G / OPPO Indonesia

Aryo di sini hadir sebagai narasumber yang mewakili pihak penyedia perangkat. Dua narasumber lainnya adalah Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia yang mewakili pihak penyedia teknologi, dan Sukaca Purwokardjono, Deputy CEO Mobility Smartfren Telecom yang mewakili pihak penyedia jaringan. Ada cukup banyak hal yang dibahas, utamanya gambaran umum mengenai teknologi 5G, baik dari sisi perkembangan teknologi, implementasi, kegunaan dan pemanfaatan jaringan ini di masa depan.

Sebagai pihak yang menyediakan teknologinya, Qualcomm siap bekerja sama dengan mitra OEM dan ODM untuk meluncurkan perangkat 5G di Indonesia seperti OPPO yang menggunakan Snapdragon 765G pada Reno5 5G. “Jaringan 5G akan memberikan banyak keuntungan bagi konsumen, terutama untuk kecepatan, latensi yang lebih rendah, dan biaya per bit yang lebih rendah,” papar Shannedy Ong.

Di saat yang sama, pihak operator juga menjadi bagian penting dalam struktur pengembangan jaringan 5G sebagai penyedia layanan, dan Smartfren adalah salah satu operator yang sudah sangat siap menyediakannya. “Kami yakin implementasi 5G di Indonesia akan menjadi game changer bagi industri sekaligus memberikan manfaat besar pada konsumen. Agar manfaat tersebut dapat terwujud, diperlukan sinergi dari seluruh stakeholder dalam ekosistem telekomunikasi,” jelas Sukaca Purwokardjono.

Modem 5G untuk rumahan bikinan OPPO / OPPO Indonesia
Modem 5G untuk rumahan bikinan OPPO / OPPO Indonesia

Sentimen yang ditunjukkan ketiga pihak ini pada dasarnya adalah, mereka semua sudah sangat siap menghadapi komersialisasi 5G, dan sekarang hanya tinggal menunggu pemerintah menetapkan regulasinya. Menurut Aryo, acara OPPO 5G Academy ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara penyedia device, penyedia teknologi, dan penyedia jaringan, sekaligus membuktikan bahwa mereka sudah 100% siap.

Shannedy berharap komersialisasi 5G di Indonesia bisa terjadi tahun ini juga, dengan catatan semuanya berjalan sesuai rencana. Sementara itu, Sukaca memprediksi antara akhir 2021 atau awal 2022. Dalam waktu dekat, Smartfren sendiri masih akan melakukan uji coba jaringan 5G lagi.

Ketiga narasumber juga sepakat bahwa manfaat 5G nantinya tidak hanya bisa dirasakan oleh kalangan enterprise saja, tetapi juga kalangan konsumen secara umum. Spesifiknya, mereka akan merasakan peningkatan dari sektor hiburan; kegiatan seperti streaming film, cloud gaming, maupun upload video pasti akan sangat terbantu oleh tingginya kecepatan sekaligus rendahnya latensi yang ditawarkan oleh konektivitas 5G.

Juga menarik adalah pembahasan singkat mengenai bagaimana teknologi-teknologi lama akan ditinggalkan di era 5G. Teknologi seperti jaringan 2G misalnya, bisa saja tereliminasi di saat 5G sudah mainstream, apalagi mengingat kita sekarang sudah bisa melangsungkan panggilan telepon via jaringan data. Contoh lainnya adalah expansion slot di smartphone, yang ke depannya mungkin akan ditinggalkan karena konsumen sudah bisa sepenuhnya mengandalkan cloud storage berkat 5G.

MediaTek Umumkan Dua Chipset 5G 6nm, Dimensity 1200 dan 1100

MediaTek telah meluncurkan dua chipset 5G terbarunya, Dimensity 1200 dan Dimensity 1100 dengan fitur AI, kamera, dan multimedia untuk mendukung teknologi 5G yang lebih kuat. Keduanya merupakan chipset MediaTek pertama yang diproduksi dengan teknologi proses 6nm TSMC.

Dimensity 1200 memiliki CPU octa-core dengan konfigurasi 1+3+4. Satu inti dengan Arm Cortex-A78 ultra-core hingga 3GHz untuk kinerja ekstrem, tiga inti super Arm Cortex-A78, dan empat inti efisiensi Arm Cortex-A55 yang berjalan pada 2.0GHz.

Dimensity 1100 juga mengemas CPU octa-core yang mencakup empat inti Arm Cortex-A78 yang beroperasi hingga 2,6GHz dan empat inti efisiensi Arm Cortex-A55. Kedua chipset menggunakan tipe GPU yang sama, Arm Mali-G77 9-core.

Dimensity-1200-EN-tilted

Selain itu, Dimensity 1200 mendukung kecepatan refresh tinggi di angka 168Hz dan 144Hz untuk Dimensity 1100. Keduanya mendukung teknologi game HyperEngine 3.0 dari MediaTek ditambah multi-touch boost.

Adapun kemampuan fotografinya, Dimensity 1200 mendukung hingga resolusi 200MP dengan HDR-ISP lima inti dan 108MP untuk Dimensity 1100. Chipset ini mengintegrasikan versi terbaru dari prosesor AI hexa-core MediaTek (MediaTek APU 3.0), untuk komputasi kinerja tinggi yang hemat daya.

Keduanya mendukung fitur kamera AI termasuk AI-Panorama Night Shot, AI Multi-Person Bokeh, AI noise reduction (AINR) dan kemampuan HDR. Chipset juga mendukung fitur pemutaran video baru yang disempurnakan dengan AI termasuk AI SDR-to-HDR.

Soal konektivitas, Dimensity 1200 dan 1100 mengemas modem 5G yang terintegrasi dengan teknologi 5G UltraSave dari MediaTek untuk penghematan daya yang besar. Keduanya mendukung setiap generasi konektivitas dari 2G hingga 5G, serta mendukung fitur konektivitas terbaru termasuk arsitektur mandiri dan non-mandiri 5G, agregasi operator 5G (2CC) lintas frequency division duplex (FDD) dan time division duplex (TDD), dynamic spectrum sharing (DSS), True Dual SIM 5G (5G SA + 5G SA), dan Voice over New Radio (VoNR).

Juga mendukung Bluetooth 5.2, yang memungkinkan pengguna melakukan streaming ke beberapa perangkat nirkabel secara bersamaan. Serta, mendukung audio true wireless stereo dengan latensi rendah dan pengkodean LC3.

Dimensity 1200 telah menerima sertifikasi TÜV Rheinland untuk kinerja 5G-nya, dengan pengujian riil yang mencakup 72 skenario. Sertifikasi tersebut memverifikasi bahwa chipset ini menyediakan konektivitas 5G yang andal, serta menawarkan pengalaman 5G berkualitas kepada pengguna di berbagai kondisi.

Banyak OEM, termasuk Xiaomi, Vivo, OPPO, dan realme, menyatakan dukungan untuk chip Dimensity baru dari MediaTek. Perangkat pertama dengan chipset MediaTek Dimensity 1200 dan 1100 yang baru diharapkan memasuki pasar pada akhir Q1 dan awal Q2 tahun ini. Selain itu, kolaborator industri lain juga mendukung chipset MediaTek 5G termasuk Arm, China Mobile, Tetras.AI, ArcSoft, dan Tencent Games.

Sumber: GSMArena

Qualcomm Berikan Kemampuan 5G pada Chipset Entry Level Snapdragon 480

Selama ini, perangkat yang memiliki kemampuan untuk terkoneksi dengan jaringan 5G masih pada kelas-kelas premium dan mainstream. Hal tersebut dikarenakan cip seperti Snapdragon 865 dan 765 sudah memiliki modem 5G. Hal tersebut tentu saja belum bisa dirasakan oleh para pengguna yang hanya mampu membeli perangkat entry level. Namun, Qualcomm sepertinya sudah memperhitungkan masalah tersebut.

Qualcomm baru sama memperbarui jajaran chipset seri 400 mereka. Qualcomm memperkenalkan Snapdragon 480 yang dilengkapi dengan kemampuan untuk terkoneksi pada jaringan 5G yang akan datang. Chipset ini dibangun pada proses pabrikasi 8nm yang sudah terpasang modem Snapdragon X51 5G yang terintegrasi dengan dukungan untuk jaringan mmWave dan Sub-6 GHz mode Standalone (SA) and Non-standalone (NSA); Time Division Duplexing (TDD), Frequency Division Duplexing (FDD), dan Dynamic Spectrum Sharing (DSS).

“Qualcomm Technologies terus mempercepat komersialisasi 5G secara global untuk menjadikan smartphone 5G lebih mudah diakses, terutama saat seluruh orang di dunia terus terhubung dari jarak jauh,” sebut Kedar Kondap, Vice President, Product Management, Qualcomm Technologies, Inc. “Snapdragon 480 5G Mobile Platform akan terus melampaui ekspektasi OEM serta konsumen dalam menghadirkan fitur kelas atas dan menengah dengan harga yang terjangkau.”

Snapdragon 480 5G Mobile Platform - Logo - Indoors

Snapdragon 480 juga menawarkan antena WiFi 2×2 dan mampu terkoneksi dengan jaringan WiFi 6. Selain itu, smartphone dengan kelas mainstream ke bawah juga bakal memiliki Bluetooth 5.1 yang bisa terkoneksi dengan kebanyakan perangkat audio nirkabel yang ada saat ini. Selain itu, SD 480 juga memiliki GPS Dual-frequency dan NavIC untuk menentukan lokasi dengan lebih akurat.

Pada sisi kinerja, Snapdragon 480 ternyata sudah mengadopsi CPU Cortex A76 yang kencang pada Kryo 460 Gold-nya. Pada sisi cluster hemat daya, diisi oleh Kryo 460 Silver. Berikut adalah spesifikasi dari Snapdragon 480

CPU 2x Kryo 460 Gold (Cortex A76) 2 GHz

6x Kryo 460 Silver (Cortex A55) 1,8 GHz

GPU Adreno 619
Modem Snapdragon X51 5G
Konektivitas mmWave + Sub-6 Ghz; Wi-Fi 6; Bluetooth 5.1
RAM 2x 16-bit @ 2133MHz LPDDR4x
ISP Spectra 345 hingga 64 MP
DSP Hexagon 686

Jika dilihat, Snapdragon 480 bisa menggunakan kamera hingga resolusi 64 MP dengan Spectra 345. Hal ini tentu saja bakal membuat perangkat-perangkat dengan harga murah mampu mengambil gambar dengan resolusi tinggi dengan metode quad bayer. ISP yang satu ini juga mampu menangkap gambar dari tiga kamera secara bersamaan. Selain itu, SD 480 juga mampu menangkap tidak video dengan resolusi 720p secara bersamaan.

Saat ini, smartphone gaming sudah dilengkapi dengan layar yang memiliki refresh rate tinggi. Snapdragon 480 juga mampu memberikan tampilan dengan refresh rate 120Hz pada resolusi FHD+. Jadi, kita bisa berharap bahwa tahun 2021 merupakan awal dari smartphone dengan harga rendah yang memiliki layar yang lebih baik.

Qualcomm Snapdragon 480 tentunya bakal menarik pada saat dibenamkan pada smartphone dengan harga yang terjangkau. Kabarnya, para produsen smartphone seperti vivo, Oppo, Xiaomi, Motorola, dan Nokia akan mengeluarkan perangkat dengan Snapdragon 480 ini pada kuartal pertama tahun 2021. Tentunya, kita juga berharap bahwa dengan hadirnya perangkat 5G dengan harga yang terjangkau membuat pemerintah bisa mempercepat hadirnya jaringan tersebut di Indonesia.