Activision Blizzard Konfirmasi Akan Turut Memeriahkan Genre Battle Royale

Battle royale ialah genre permainan video paling top di planet Bumi saat ini, dan selaku dua franchise pionir, pertempuran antara PUBG dengan Fortnite tak hanya dilakukan di PC dan console current-gen saja, tetapi juga di mobile. Sebagai respons atas kepopularitasannya, sejumlah perusahaan gaming raksasa dilaporkan sangat tertarik untuk ambil bagian di sana.

Kita sudah mendengar rumor yang menyatakan bahwa Activision akan mengganti mode single-player di Call of Duty: Black Ops 4 dengan battle royale, serta agenda EA untuk membubuhkan formula last man standing berskala masif itu di game Battlefield mereka selanjutnya. Tapi di antara kedua perusahaan itu, baru Activision yang akhirnya mengonfirmasi akan mengadopsi formula battle royale, meski belum diketahui apa judul permainannya.

Dalam presentasi laporan pemasukan pada investor di tanggal 4 Mei silam, CEO Activision Bobby Kotick memuji keberhasilan Fortnite merangkul beragam kalangan gamer di seluruh usia dan jenis kelamin. Lalu rekannya, COO Coddy Johnson turut menjelaskan bagaimana battle royale bukan saja sukses menarik jutaan pemain baru untuk menikmati game di platform tradisional semisal PC dan console, tetapi juga perangkat bergerak.

Selanjutnya, CFO Spencer Neumann menyampaikan bahwa battle royale merupakan inovasi selanjutnya di industri gaming. Menurutnya, mode ini adalah ekspansi dari genre shooter yang telah lama menjadi spesialisasi Activision. Lewat battle royale, perusahaan melihat kesempatan untuk memublikasikan karyanya ke segmen konsumen yang lebih luas: pasar di kawasan Barat dan Timur.

Sejauh ini, Activison memang belum membenarkan bahwa battle royale akan dibubuhkan pada Call of Duty: Black Ops 4, namun sejumlah indikasi mengarah ke sana. Menurut COO Coddy Johnson, permainan anyar itu bukan hanya dikembangkan berbekal kepiawaian mereka dalam meracik FPS, tapi ‘turut disertai sejumlah terobosan baru’.

Berpartisipasinya Activision Blizzard memeriahkan genre battle royale sebetulnya juga mengisyaratkan dampak negatif naik daunnya formula ini terhadap bisnis perusahaan.

Satu game yang perjalanannya tidak sesukses harapan Activision Blizzard ialah Destiny 2. Dalam upaya mengembalikan jumlah pemain ke tingkatan yang menguntungkan, perusahaan cuma bilang akan memanfaatkan metode tradisional: membuat karakter pemain jadi lebih kuat, menyediakan reward lebih banyak, dan memastikan konten end-game lebih kaya.

Pertanyaannya kini adalah, franchise apa yang akan Activision Blizzard manfaatkan untuk melangkah masuk ke ranah battle royale secara perdana? Apakah betul Black Ops 4? Ataukah spin-off dari Call of Duty? Atau malah ditambahkan pada game yang ‘kurang menguntungkan’ seperti Destiny 2?

Sumber: Games Industry.

Call of Duty: Black Ops 4 Tidak Menyajikan Single-Player, Melainkan Battle Royale?

Sejak Call of Duty memulai kiprahnya 15 tahun silam, mode campaign single-player merupakan bagian tak terpisahkan dari permainan ini. Melalui campaign, studio-studio seperti Infinity Ward, Treyarch dan Sledgehammer Games bisa menyampaikan cerita. Tetapi sejumlah berita menyatakan bahwa kemungkinan permainan terbaru di seri itu akan menanggalkan single-player.

Informasi tersebut dilaporkan oleh sejumlah narasumber anonim pada Polygon. Informan-informan itu menyatakan bahwa Call of Duty: Black Ops 4 akan didistribusikan tanpa konten campaign standar. Activision sejauh ini belum memberikan tanggapan, hanya bilang mereka tidak mau mengomentari rumor dan spekulasi. Sang publisher tetap berniat untuk mengungkap seluruh detail mengenai game shooter anyar mereka di tanggal 17 Mei 2018.

Menurut narasumber, alasan dihilangkannya campaign single-player dari Black Ops 4 adalah karena proses pengembangan mode tersebut belum rampung. Informan lain menyatakan, hal ini disebabkan oleh keputusan Treyarch buat mengekspansi multiplayer, diarahkan ke mode Zombie yang populer di seri Black Ops, sehingga mereka tidak bisa menyelesaikan single-player. Sebagai penggantinya, Treyarch akan mencantumkan mode kooperatif.

Situs fan Call of Duty Charlie Intel malah punya info yang lebih spektakuler. Narasumbernya mengabarkan bahwa Activision punya agenda untuk membubuhkan mode battle royale di Black Ops 4 sebagai respons kepopularitasan formula last man standing itu di kalangan gamer. Menariknya, bagian ini tidak dikerjakan Treyarch, melain oleh Raven Software yang sempat membantu pengembangan Black Ops III, Infinite Warfare, serta Modern Warfare Remastered.

Kabar serupa juga diungkapkan oleh Kotaku berdasarkan sumbernya sendiri. Buat Anda yang belum familier dengan battle royale, mode ini mengadu pemain dalam satu arena besar dan menantang mereka untuk bertahan hidup selama mungkin. Orang yang terakhir masih hidup keluar sebagai pemenangnya. Sejumlah permainan battle royale juga mempersilakan gamer buat menghimpun timnya sendiri.

Dalam perjalanan Call of Duty, multiplayer perlahan-lahan berevolusi hingga eksistensinya tak hanya jadi pelengkap, namun berperan sebagai bagian krusial yang bisa memperpanjang usia permainan. Tapi apakah menghilangkan single-player merupakan langkah tepat? Buat saya pribadi, mode campaign serta segala elemen sinematik di dalamnya ialah identitas penting dari seri Call of Duty.

Dan betulkah penyebab hilangnya single-player dikarenakan kurangnya waktu pengembangan? Jika memang butuh waktu lebih banyak, apa salahnya mengundur peluncuran game ini? Lalu seandainya Activision benar-benar ingin menyajikan battle royale, akan lebih baik bagi mereka untuk mengikuti jejak Fortnite dengan menghidangkan dua game secara terpisah.

Tak Lagi Eksklusif, Crash Bandicoot N. Sane Trilogy Akan Hadir di PC, Xbox One dan Switch

Salah satu tren populer di kalangan publisher era console generasi kedelapan ini adalah upaya me-remaster permainan lawas ke platform anyar. Di PlayStation 4, upaya ini diterapkan pada The Last of Us, God of War, Star Ocean hingga Crash Bandicoot. Judul terakhir ini mendapatkan perlakuan istimewa karena merupakan franchise paling ikonis di PlayStation pertama.

Rencana menghadirkan versi remaster Crash Bandicoot bertajuk ‘N. Sane Trilogy’ di PS4 diungkap di E3 2016. Pengembangannya dilakukan oleh Vicarious Visions, yakni tim di belakang seri Skylanders, dan permainan dilepas bulan Juni silam. Respons gamer terhadap Crash Bandicoot N. Sane Trilogy ternyata sangat positif – game terjual lebih dari dua juta kopi di seluruh dunia. Namun Activision tampaknya berambisi buat menyajikannya ke lebih banyak pemain.

Dalam acara Nintendo Direct minggu lalu, Nintendo mengumumkan bahwa Crash Bandicoot N. Sane Trilogy akan hadir di Switch. Lalu tak lama, tersingkap pula agenda Activision buat meluncurkan permainan di PC dan Xbox One. Ketiga versi ini dibekali konten yang sama seperti versi PlayStation 4, terdiri dari permainan pertama, Cortex Strikes Back dan Warped.

Crash Bandicoot N. Sane Trilogy 2

Crash Bandicoot N. Sane Trilogy rencananya akan mendarat secara bersamaan di PC, Xbox One dan Switch – di tanggal 10 Juli nanti. Menariknya lagi, gerbang pre-order di Xbox One dan Steam sudah terbuka sejak beberapa hari lalu. Dan khusus buat versi Windows, permainan ini tidak membutuhkan PC berspesifikasi high-end buat menjalankannya, memudahkan kita untuk bernostalgia.

Selain upgrade grafis, ada banyak fitur baru yang Vicarious Visions bubuhkan di N. Sane Trilogy. Tim developer melengkapinya dengan sistem checkpoint, kemampuan save (manual ataupun otomatis), serta menu pause. Di aspek gameplay, tersedia mode time trial (pertama kali disuguhkan dalam Warped) serta kebebasan untuk menikmati seluruh level menggunakan saudari Crash, Coco Bandicoot. Vicarious Visions juga melakukan penggarapan ulang pada cutscene dan audio, termasuk mengganti dialog dengan versi yang lebih baru.

Crash Bandicoot N. Sane Trilogy 1

Saat pertama kali dirilis di PS4, Crash Bandicoot N. Sane Trilogy memperoleh sejumlah penghargaan, misalnya Best Remake/Remade IGN dan Game Informer tahun 2017, serta masuk sebagai nominasi Best Remake di New York Game Awards 2018.

Melihat dari perspektif gamer PC dan jika dibandingkan dengan game Steam lain, buat saya harga Crash Bandicoot N. Sane Trilogy masih tergolong mahal. Di sana, permainan dijajakan di harga Rp 426 ribu, sedangkan ada banyak permainan lain dengan konten lebih kaya dan harga lebih murah. Saran saya: jangan beli sekarang, tunggu hingga ada promo.

Via GameSpot.

Activision Umumkan Call of Duty: Black Ops 4, Siap Dirilis Bulan Oktober 2018

Ketika mayoritas publisher kini tak lagi buru-buru dalam melepas game blockbuster mereka, Activision enggan melepas kebiasaan ini. Sejak 2005, sang publisher tidak pernah absen dalam merilis Call of Duty tiap tahun. Bahkan tanpa bocoran serta rumor yang beredar bulan lalu, eksistensi dari penerus permainan shooter Activison tersebut hampir bisa dipastikan.

Melalui kabar dari informan bernama Marcus Sellars via Twitter-nya, dilaporkan bahwa Activision dan Treyarch tengah mengembangkan Call of Duty: Black Ops 4 buat console dan PC. Berita ini kemudian diperkuat oleh pengakuan narasumber berbeda pada Eurogamer beberapa hari setelahnya. Dan baru di bulan Maret ini Activision resmi mengumumkan Black Ops 4 lewat sosial media dan video teaser trailer.

Belum ada detail apapun mengenai game, kecuali agenda acara pengungkapan dan waktu peluncurannya. Momen pelepasan game ini ternyata dilakukan lebih cepat dibanding perkiraan saya, jatuh pada tanggal 12 Oktober 2018. Segala rincian mengenainya sendiri akan disingkap di ‘Community Reveal Event’ pada tanggal 17 Mei 2018 – kira-kira sebulan sebelum E3 2018 digelar. Saya menerka, permainan nantinya dapat dijajal di sana, dan kita akan mendapatkan trailer baru.

Trailer teaser yang Activision baru publikasikan tidak banyak menjelaskan gameplay, cuma berisi potongan-potongan adegan. Di sana, saya melihat tulisan ’24 jam sebelum serangan pertama’, peringatan ‘DEFCON 2’, wajah Alex Mason serta nomor-nomor yang muncul di kepalanya, drone, sesi pertempuran di masa depan, serta zombie. Selanjutnya, logo permainan Black Ops 4 muncul di akhir video – menunjukkan ‘IIII’, bukan angka Romawi IV.

Call of Duty Black Ops 4 1

Berdasarkan kabar yang sudah beredar, setidaknya ada dua kemungkinan latar belakang game yang diusung Treyarch. Informan Marcus Sellars bilang bahwa game di-setting di era modern, sedangkan Kotaku menyampaikan bahwa Black Ops 4 akan membawa Anda ke medan tempur masa depan.

Tokoh utamanya juga belum diketahui. Permainan Black Ops satu dan dua fokus pada petulangan agen CIA Alex Mason di tahun 1960 sampai akhir 80-an. Di game kedua, seri Black Ops mulai memperkenalkan pemain pada tema masa depan, walaupun sebagian porsinya menyugukan konflik berlatar belakang perang dingin. Baru di Black Ops 3 Treyarch menyuguhkan setting futuristis sepenuhnya serta tokoh protagonis baru – untuk pertama kalinya mempersilakan Anda memilih gender dan mengustomisasi penampilan kerakter.

Sedikit berbeda dari bocoran bulan lalu, Call of Duty: Black Ops 4 saat ini baru diumumkan untuk PC, Xbox One dan PlayStation 4. Activision sama sekali belum menyinggung versi Nintendo Switch-nya. Fakta menarik lainnya adalah, versi Windows Black Ops 4 rencananya akan didistribusikan melalui Battle.net – seperti Destiny 2.

Laporan Narasumber Mengindikasikan Kehadiran Call of Duty: Black Ops 4 di Tahun Ini

Sejak membawa gamer bertempur di Perang Dunia 2 15 tahun silam, franchise Call of Duty pelan-pelan terbagi ke beberapa seri yang dikerjakan oleh tim berbeda: Infinity Ward menangani seri utama dan Modern Warfare, Treyarch fokus pada Black Ops, lalu Sledgehammer berkesempatan menggarap ‘story arc‘ baru, yakni Advanced Warfare serta WWII.

Meski bukan game Call of Duty terbaik, WWII yang dirilis tahun lalu memberikan pemasukan senilai US$ 1 miliar (per bulan Desember) buat Activision, dan berhasil menghimpun 20,7 juta pemain di seluruh platform game. Fans juga boleh berbahagia karena publisher dikabarkan punya rencana untuk memastikan tahun 2018 tidak berlalu tanpa kehadiran permainan Call of Duty baru.

Berdasarkan informasi dari sejumlah narasumber berbeda, Eurogamer melaporkan bahwa Activison akan meluncurkan Call of Duty: Black Ops 4 di tahun ini. Seperti sebelum-sebelumnya, game dikerjakan oleh tim Treyarch. Berbeda dari seri-seri lain di franchise Call of Duty, tiga game Black Ops menghidangkan pemain ‘rasa’ yang berbeda. Permainan pertama di-setting di periode Perang Vietnam dan Perang Dingin, namun diarahkan ke tema sci-fi di game-game selanjutnya.

Untuk Black Ops 4, Treyarch kabarnya mencoba mengembalikan seri ini ke era modern, dan dibuat lebih realistis. Kemungkinan besar, langkah ini diambil akibat dari respons negatif gamer terhadap arahan futuristis dan yang diambil Infinite Warfare. Banyak orang juga menerka, latar belakang Perang Dunia kedua di Call of Duty: WWII merupakan respons Activision terhadap populernya Battlefield 1.


Eksistensi dari Call of Duty: Black Ops 4 pertama kali muncul dalam tweet seorang ‘insider industri gaming‘ bernama Marcus Sellars di awal minggu ini. Ia menyampaikan bahwa Black Ops 4 akan tersedia di PC, PlayStation 4, Xbox One, dan Switch. Khusus versi Nintendo Switch, game didukung fitur HD Rumble, kendali motion, dan DLC; port-nya sendiri ‘dikerjakan oleh perusahaan yang familer dengan game-game Call of Duty’.

Jika laporan ini akurat, maka Black Ops 4 akan menjadi permainan COD pertama yang mendarat di platform Nintendo sejak Call of Duty: Ghost di tahun 2013.

Activision menolak untuk memberikan komentar saat Eurogamer mintai keterangan. Kita bisa berasumsi, kebenaran dari berita ini akan terungkap tidak lama lagi karena biasanya sang publisher memanfaatkan E3 buat memamerkan permainan barunya, dan akan mengumumkannya sebelum event itu tiba.

Dan melihat tradisi Activision sejauh ini, seperti apapun game baru Call of Duty itu nanti, ia akan diluncurkan mendekati akhir tahun, tepatnya di bulan November.

Call of Duty: WWII Bisa Dicoba Gratis Para Gamer PC Lewat Open Beta Akhir September Nanti

Setelah membawa Anda melanglang buana ke medan tempur modern hingga luar angkasa, Call of Duty akhirnya akan pulang ke asalnya: era Perang Dunia kedua, melalui Call of Duty: WWII. Besar kemungkinan, kembalinya Call of Duty ke era tersebut dipengaruhi oleh jenuhnya gamer terhadap tema futuristis serta kesuksesan game terbaru buatan sang rival, Battlefield 1.

Activision bukan hanya membuntuti EA dalam tema, tapi juga metode mempromosikan permainan. Sebelum dirilis awal November nanti, developer Sledehammer Games sempat melangsungkan tes multiplayer beta di console, tersedia eksklusif bagi mereka yang melakukan pre-order. Kali ini gerbang beta dibuka spesial bagi para penikmat game di Windows. Dan Sledgehammer tidak melakukannya sendirian, uji coba tersebut dibantu pula oleh tim Raven Software.

Developer menjelaskan bahwa open beta Call of Duty: WWII di PC menyuguhkan potongan kecil dari konten multiplayer, dan di sana, kesempatan mencoba terbuka untuk semua orang – bukan hanya buat mereka yang mem-pre-order saja. Sesi ini diadakan demi membantu Sledgehammer menyajikan pengalaman online yang optimal, dan kita bisa menguji performa PC dalam menanganinya.

Ada tiga hal yang jadi sasaran Sledgehammer melalui pelaksanaan open beta di PC. Pertama, mereka ingin melakukan tes penuh pada sistem-sitem gameplay serta kemampuan infrastruktur backend online saat diakses pemain dalam jumlah besar. Kedua, lewat beta, pemain di PC bisa menjajal langsung mode multiplayer-nya sebelum membeli. Dan ketiga adalah sebagai metode mencari informasi buat mengoptimalkan permainan sembari merekatkan hubungan dengan komunitas PC.

Dalam pengumumannya, Sledgehammer tak lupa menyingkap daftar kebutuhan hardware PC minimal yang dibutuhkan untuk menjalankan Call of Duty: WWII. Berikut rinciannya:

  • Sistem operasi Windows 7 64-Bit atau OS Windows terbaru
  • Prosesor Intel Core i3 3225 atau setara
  • RAM 8GB RAM
  • Penyimpanan 25GB
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 660 2GB atau AMD Radeon HD 7850 2GB atau lebih baik
  • DirectX 11
  • Koneksi internet broadband
  • Kartu suara kompatibel DirectX

Hardware-hardware yang ditampilkan memang tidak begitu tinggi. Namun perlu diketahui bahwa yang info di atas itu ialah daftar minimal, dan developer juga menyampaikan adanya kemungkinan untuk mengubahnya lagi.

Sesi open beta Call of Duty: WWII di Windows akan dimulai pada tanggal 29 September dan berakhir 2 Oktober. Selanjutnya, game akan meluncur di PC, Xbox One dan PlayStation 4 pada tanggal 3 November 2017.

Sumber: Sledgehammer Games.

Kehadiran Microtransaction Jadi Kekhawatiran Utama Para Gamer Destiny 2

Destiny 2 bukan saja menjadi salah satu permainan paling dinanti di tahun 2017, tapi ia merupakan game pertama di seri Destiny yang tersedia di Windows, membuatnya jadi perhatian kalangan gamer PC. Untuk sekarang, Destiny 2 baru tersedia di PlayStation 4 dan Xbox One, meluncur di tanggal 6 September kemarin. Gamer PC harus menunggu hingga 24 Oktober nanti.

Saat artikel ini ditulis, baru ada beberapa media yang memublikasikan ulasan dengan skor. Sejauh ini, penilaian mereka terhadap Destiny 2 cukup positif. Di situs agregat review OpenCritic, Destiny 2 memperoleh skor rata-rata sementara 83. Namun tulisan-tulisan reviewer sedikit mengindikasikan sedikit kekecewaan karena permainan tersaji kurang optimal dan adanya skema microtransaction pay-to-win.

Attack of the Fanboy ialah salah satu media yang memberikan Destiny skor tertinggi, yaitu 4,5 dari 5 bintang. Menurut sang pengulas, game ini menyajikan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya, lalu perluasan pada konten dinilai ‘lebih masuk akal’. Mode campaign, multiplayer kooperatif, serta mode kompetitifnya tergabung sempurna, membentuk sebuah pengalaman bermain yang fokus dan utuh.

Cheat Code Central juga menyodorkan skor tinggi, yakni 88. Reviewer memuji aspek visual, terutama tiap kali pemain mengunjungi planet-planet baru. Di sana, ada banyak lokasi menarik untuk dijelajahi dan item-item buat dikumpulkan. Meski jalan ceritanya tidak revolusioner, narasi menyempurnakan pengalaman bermain secara keseluruhan. Lalu kombinasi dari campaign, side quest dan event komunitas membuat dunia permainan jadi hidup.

Gadgets 360 punya pendapat berbeda. Destiny 2 memang menawarkan banyak hal untuk dilakukan, apalagi setelah mode co-op-nya (Strikes dan Raid) aktif tanggal 13 September besok. Bungie juga dipuji karena berhasil memperkokoh aspek yang jadi kekuatan di permaian sebelumnya. Namun Gadgets 360 belum merasa yakin developer bisa berkomitmen menjaga kualitas game pasca-rilis. Buat sekarang, reviewer mengeluhkan bug (banyaknya laporan crash di PS4 Pro) dan sistem pay-to-win di dalam permainan.

Bagi Destructoid, Destiny 2 belum layak disebut sebagai sekuel sejati dan memanggilnya ‘Destiny 1.5’. Sisi positifnya, tak seperti game pertama, eksplorasi dalam Destiny 2 lebih terasa memuaskan. Namun seperti Gadgets 360, Destructoid juga menyayangkan adanya sistem pay-to-win. Destiny 2 merupakan game premium dengan season pass. Kehadiran micropayment yang berpotensi merusak keseimbangan gameplay sulit ditolerir.

Dalam artikel review-in-progress, VentureBeat memberikan penilaian positif untuk Destiny 2. Sejauh ini pengalaman bermainnya cukup menakjubkan, dan Destiny 2 berhasil memperbaiki segala kekurangan yang ada pada game sebelumnya. Meski begitu, reviewer belum tahu apakah mode multiplayer Crucible bisa menjaga gameplay tetap menyegarkan, terutama buat gamer yang telah menikmatinya lebih dari 40 jam.

Konten yang Bisa Anda Nikmati di Sesi Open Beta Destiny 2 di PC

Terlambat masih jauh lebih baik dari pada tidak ada sama sekali. Situasi ini seringkali ditemui para gamer PC. Terkadang, mereka harus menunggu dengan sabar kehadiran judul-judul multi-platform. Prosesnya mungkin butuh beberapa minggu, bulan, tapi juga ada yang membuat para pemain menanti hingga beberapa tahun (ambil saja contohnya Grand Theft Auto V).

Untung saja hal ini tak terjadi pada Destiny 2. Selain menyingkap rencana buat melepas game itu di Windows, Bungie berbaik hati untuk mengadakan program open beta Destiny 2 di PC, setelah sebelumnya dilangsungkan di console. Developer paham rasa penasaran para gamer PC dan memutuskan untuk menyiapkan sejumlah kejutan. Sesudah mengungkap daftar hardware yang dibutuhkan agar PC bisa menangani Destiny 2, Bungie juga mengumumkan segala kontennya.

Bungie menjelaskan bahwa digelarnya open beta di Windows ialah bentuk dari uji coba tahap akhir sebelum mereka meluncurkannya. Mengingat Destiny 2 merupakan game pertama di franchise ini yang digarap juga buat PC, developer merasa perlu mencari tahu lebih jauh bagaimana performa permainan di platform itu sembari memberi kesempatan bagi gamer untuk menjajalnya (sekaligus membuat mereka tambah penasaran).

Di open beta untuk PC nanti, Anda bisa mencicipi misi singleplayer bertajuk Homecoming, serta menikmati Inverted Spire Strike, Countdown on Midtown dan Control on Jevelin-4. Versi ini juga sudah menyimpan sejumlah perbaikan yang sebelumnya diminta oleh para tester (di console), mengenai seberapa sering pemain dapat mengakses ‘power ammo‘ dan terkait kemampuan super karakternya.

Perubahannya cukup halus sehingga hanya para gamer sesi open beta terdahulu yang dapat merasakannya (developer juga ‘menantang’ tester untuk mencari perbedaan antara versi lama dan baru). Namun jika kebetulan ini merupakan pertama kali Anda memainkan open beta Destiny 2, Bungie mengimbau Anda agar jangan sungkan buat menceritakan pengalaman tersebut di forum.

Bungie juga memberikan sentuhan khusus bagi Destiny 2 di PC, khususnya untuk menanggulangi masalah cheating. Developer tidak memaparkan metodenya, namun secara garis besar, permainan dirancang agar mampu menahan upaya penambahan kode oleh aplikasi-aplikasi third-party. Dan pendekatan ini kabarnya akan memengaruhi ‘cara pemain berkomunikasi dan meng-capture konten’.

Di Windows PC, sesi open beta akan dimulai pada tanggal 29 Agustus, berlangsung hingga 31 Agustus 2017. Kecuali jika Anda sebelumnya telah memesan game ini. Bagi mereka yang mem-pre-order, akses beta dibuka sehari lebih cepat, yakni di tanggal 28 Agustus.

Sumber: Bungie. Header: GeForce.com.

Alasan Mengapa Versi PC Game Destiny 2 Disajikan Via Battle.net

Lewat acara live stream gameplay minggu lalu, Bungie menyingkap segala detail mengenai Destiny 2, sekuel game shooter multiplayer yang dahulu dihadirkan secara ekslusif untuk console. Rangkumannya bisa Anda simak di artikel ini, dan di sana, mungkin Anda telah melihat hal unik terkait bagaimana permainan ini didistribusikan di Windows PC.

Secara mengejutkan, Blizzard Entertainment mempersilakan Bungie untuk memanfaatkan Battle.net sebagai platform penyajian Destiny 2. Sebelumnya, Battle.net hanya dikhususkan buat franchise game milik developer legendaris itu – Contohnya Diablo, Warcraft, serta Overwatch. Lalu apa alasan Blizzard membuat pengecualian? Penjelasannya mereka ungkap di website resmi.

Langkah itu terkait kolaborasi tiga arah antara pihak Blizzard, Bungie, serta Activision selaku publisher Destiny 2. Hubungan mereka cukup erat mengingat Activision dan Blizzard adalah anak perusahaan Activision Blizzard. Meski PC boleh dibilang merupakan ‘rumahnya’ Blizzard, developer mengakui bahwa mereka ternyata ialah penggemar berat game Destiny dan merasa terhormat bisa membantu memublikasikannya di Windows.

“Kami sangat menyukai Destiny dan kami beranggapan, Destiny 2 akan jadi permainan yang luar biasa,” tutur Blizzard. “Blizzard sudah lama mengokohkan infrastruktur internet buat mendukung permainan-permainan kami. Menciptakan jaringan client untuk Destiny 2 dari awal – pertama kalinya tersaji di PC – akan memperpanjang periode pengembangan game; sedangkan kami ingin bisa segera menikmati Destiny 2. Jadi kami tawarkan kemudahaan ini ke Activision.”

Dengan menjadi salah satu permainan Battle.net, Destiny akan ditopang berbagai fitur yang ada di sana, termasuk integrasi software ke sosial media. Selain didukung fungsi chatting, kita bisa langsung melakukan live stream ke Facebook. Chat dapat dilakukan seperti di game Blizzard lain, dan Anda bisa melihat status kawan-kawan (misalnya mereka sedang bermain Heroes of the Storm dan lain-lain). Dan kabar gembiranya lagi, kita bisa memakai Blizzard Balance untuk membeli Destiny 2.

Tentu meski ditunjang fitur-fitur khas Battle.net, pengelolaan dan pengoperasian server dilakukan sepenuhnya oleh Bungie, termasuk layanan konsumen. Blizzard sendiri fokus pada platform Battle.net dan digital shop.

Walaupun Destiny 2 PC disuguhkan via Battle.net, Blizzard menegaskan bahwa mereka tidak punya rencana untuk menghadirkan permainan third-party lain di platform tersebut. Menurut Blizzard, jumlah game yang tidak terlalu banyak memastikan mereka bisa menjaga mutu kualitas layanan secara maksimal.

Berdasarkan update terbaru, perilisan versi PC Destiny 2 akan sedikit lebih terlambat dari varian console, yang jatuh pada tanggal 8 September 2017 nanti.

Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Permainan Destiny 2

Bersamaan dengan pengumumannya di ujung bulan Maret 2017, penyingkapan Destiny 2 dibarengi satu kejutan menarik: sekuel game shooter multiplayer Bungie tersebut tak lagi dirilis secara eksklusif untuk console. Saat itu, publisher baru mengungkap latar belakang cerita permainan dan karakter-karakter yang akan hadir di sana lewat teaser bertajuk Last Call dan trailer Rally the Troops.

Sesuai agenda, beberapa jam lalu Bungie memamerkan porsi gameplay dari Destiny 2 untuk pertama kalinya via event live stream, dan di sana tersibaklah beragam fitur baru dan bermacam-macam upgrade. Jika kebetulan Anda melewatkannya, tak perlu khawatir, saya sudah menyiapkan rangkuman informasinya di sini.

Persenjataan

Akan ada dua tipe senjata baru, yaitu senapan mesin dan pelontar granat. Sistem penyajian persenjataan juga diubah dari kategori ‘primer, sekunder dan senjata kelas berat’ menjadi tiga slot Kinetic, Energy sertaPower.

Class

Destiny 2 tetap mengusung pembagian kelas seperti permainan pertamanya, yakni Warlock, Titan dan Hunter. Meski tidak ada varian baru, masing-masing memiliki rangkaian ‘kemampuan super’ anyar. Warlock misalnya, bisa menggunakan gerakan serangan berbasis pedang Dawnblade; Titan dapat memanfaatkan skill Sentinel buat memunculkan perisai; lalu Hunter dibekali kemampuan mengeluarkan Arcstrider – tongkat buat menghantam musuh.

Lokasi dan aktivitas

Developer menjanjikan ada lebih banyak aktivitas selain berpatroli. Bungie telah menyiapkan empat dunia baru untuk Anda jelajahi: Titan, Io, Nessus, serta European Dead Zone di Bumi. Meski patroli tetap dipertahankan, Destiny 2 lebih banyak menyuguhkan aspek eksplorasi, dengan peta dua kali lebih luas dibanding game pertama.

Di sana, Anda bisa mengerjakan mode Adventures, menerima side-quest dari NPC, berburu harta karun dan menemukan Lost Sectors. Sebagai tambahan, Anda tidak perlu lagi pergi ke orbit buat pindah lokasi.

Kabar kurang baiknya adalah, achievement dan progres Anda di game pertama tidak bisa ditransfer ke Destiny 2.

Narasi

Kadar konten cerita di Destiny 2 akan lebih kental, menawarkan banyak cutscene dan dialog antar-karakter. Musuh utama Anda faksi Red Legion ras Cabal, yang dipimpin oleh raksasa bernama Ghaul. Tower, yang berperan sebagai area hub, telah mereka luluh lantakkan, dan sang Speaker menghilang.

Multiplayer

Mode Crucible di Destiny 2 menyajikan pertempuran PvP empat lawan empat. Multiplayer kini difokuskan pada tim-tim yang lebih kecil, dan di sana, Bungie turut mengenalkan mode baru bernama Countdown.

Season pass

Seperti pendahulunya, akan ada Expansion Pass untuk Destiny 2, terdiri dari dua expansion pack. Masing-masing add-on berisi misi tambahan, aktivitas multiplayer coop, mode multiplayer kompetitif, dan segala macam persenjataan serta perlengkapan baru.

Waktu peluncuran

Destiny 2 akan dirilis di PC, PlayStation 4 dan Xbox One pada tanggal 8 September 2017. Versi PC-nya sendiri akan disuguhkan secara eksklusif via Battle.net milik Blizzard Entertainment. Sebelum diluncurkan nanti, Bungie berencana buat melangsungkan uji coba beta – tapi waktu spesifiknya sendiri belum diketahui.

Sumber: Gamespot & Venture Beat.