Laporan Narasumber Mengindikasikan Kehadiran Call of Duty: Black Ops 4 di Tahun Ini

Sejak membawa gamer bertempur di Perang Dunia 2 15 tahun silam, franchise Call of Duty pelan-pelan terbagi ke beberapa seri yang dikerjakan oleh tim berbeda: Infinity Ward menangani seri utama dan Modern Warfare, Treyarch fokus pada Black Ops, lalu Sledgehammer berkesempatan menggarap ‘story arc‘ baru, yakni Advanced Warfare serta WWII.

Meski bukan game Call of Duty terbaik, WWII yang dirilis tahun lalu memberikan pemasukan senilai US$ 1 miliar (per bulan Desember) buat Activision, dan berhasil menghimpun 20,7 juta pemain di seluruh platform game. Fans juga boleh berbahagia karena publisher dikabarkan punya rencana untuk memastikan tahun 2018 tidak berlalu tanpa kehadiran permainan Call of Duty baru.

Berdasarkan informasi dari sejumlah narasumber berbeda, Eurogamer melaporkan bahwa Activison akan meluncurkan Call of Duty: Black Ops 4 di tahun ini. Seperti sebelum-sebelumnya, game dikerjakan oleh tim Treyarch. Berbeda dari seri-seri lain di franchise Call of Duty, tiga game Black Ops menghidangkan pemain ‘rasa’ yang berbeda. Permainan pertama di-setting di periode Perang Vietnam dan Perang Dingin, namun diarahkan ke tema sci-fi di game-game selanjutnya.

Untuk Black Ops 4, Treyarch kabarnya mencoba mengembalikan seri ini ke era modern, dan dibuat lebih realistis. Kemungkinan besar, langkah ini diambil akibat dari respons negatif gamer terhadap arahan futuristis dan yang diambil Infinite Warfare. Banyak orang juga menerka, latar belakang Perang Dunia kedua di Call of Duty: WWII merupakan respons Activision terhadap populernya Battlefield 1.


Eksistensi dari Call of Duty: Black Ops 4 pertama kali muncul dalam tweet seorang ‘insider industri gaming‘ bernama Marcus Sellars di awal minggu ini. Ia menyampaikan bahwa Black Ops 4 akan tersedia di PC, PlayStation 4, Xbox One, dan Switch. Khusus versi Nintendo Switch, game didukung fitur HD Rumble, kendali motion, dan DLC; port-nya sendiri ‘dikerjakan oleh perusahaan yang familer dengan game-game Call of Duty’.

Jika laporan ini akurat, maka Black Ops 4 akan menjadi permainan COD pertama yang mendarat di platform Nintendo sejak Call of Duty: Ghost di tahun 2013.

Activision menolak untuk memberikan komentar saat Eurogamer mintai keterangan. Kita bisa berasumsi, kebenaran dari berita ini akan terungkap tidak lama lagi karena biasanya sang publisher memanfaatkan E3 buat memamerkan permainan barunya, dan akan mengumumkannya sebelum event itu tiba.

Dan melihat tradisi Activision sejauh ini, seperti apapun game baru Call of Duty itu nanti, ia akan diluncurkan mendekati akhir tahun, tepatnya di bulan November.

Versi Baru Dari Super Nintendo Kabarnya Akan Meluncur Tahun Ini

NES Classic Edition adalah sebuah kejutan menyenangkan di tengah penantian terhadap Switch. Eksistensi versi mungil dari home console 8-bit Nintendo tersebut diumumkan pertengahan tahun lalu, dan meski menyimpan sejumlah kekurangan, produk itu menjadi incaran para gamer veteran. Ia diburu di mana-mana, dan proses produksi telah dihentikan.

Harapan masih belum sirna bagi Anda yang menginginkan NES Classic Edition namun gagal mendapatkannya. Berdasarkan laporan terbaru, perusahaan hiburan dari Jepang itu punya rencana untuk meluncurkan versi mini dari Super Nintendo Entertainment System, sistem permainan rumahan paling laris di era 16-bit yang dahulu bersaing keras dengan Sega Genesis/Mega Drive.

Informasi ini diungkapkan oleh Eurogamer berdasarkan bocoran dari narasumber terpercaya. Nama resmi perangkat belum diketahui, tapi jika kita berpedoman pada produk sebelumnya, boleh jadi sang produsen akan menyebutnya sebagai SNES Classic Edition atau Nintendo Classic Mini: SNES. Kabarnya proses pengembangan sudah dimulai, dan console siap dilepas di akhir tahun nanti.

Ada indikasi kuat SNES mini tersebut ialah alasan Nintendo menghentikan produksi NES Classic Edition. Belum lama ini mereka menjelaskan bahwa edisi mungil dari Nintendo Entertainment System tidak disiapkan sebagai produk permanen, melainkan ‘hadiah’ di momen Natal 2016. Nintendo beranggapan mereka sudah menentukan jumlah unit yang akan dijual secara tepat.

Ternyata permintaan konsumen terhadap NES Classic Edition jauh lebih tinggi dari perkiraan. Console tersebut terbukti sangat populer, terjual kira-kira dua unit setiap menit. Di eBay, harganya meroket. Produk yang awalnya ditawarkan seharga cuma US$ 60 jadi dijual sampai US$ 250 karena faktor kelangkaan. Pengapalan NES Classic Edition terus berjalan hingga awal tahun ini, sampai akhirnya produksi perangkat disetop.

Dari sudut pandang gamer sepuh, Super Nintendo dianggap jauh lebih superior ketimbang NES. Home console kedua Nintendo itu dibekali koleksi permainan yang lebih baik dan legendaris, contohnya seperti A Link to the Past, Donkey Kong Country, Super Metroid, Super Mario Kart, Super Mario World, Earthbound, Star Fox, sampai Super Mario RPG: Legend of the Seven Stars.

Semoga saja penyajian versi mungil SNES ini lebih memuaskan dari NES Classic Edition. Bukan masalah besar jika jumlah game tak bisa ditambah dengan kompensasi ada lebih banyak permainan di sana. Lalu alangkah baiknya jika Nintendo juga memberikan dukungan koneksi wireless di unit gamepad

Gambar header: Nintendo Wikia.

Seperti Inilah Penampakan Project Scorpio Versi Developer

Momen pengumuman resmi console yang Microsoft siapkan untuk menangani konten-konten next-gen semakin dekat. Belakangan, Microsoft sudah mengizinkan beberapa jurnalis dari media ternama buat mencoba dan membeberkan spesifikasi lengkap Project Scorpio. Dan setelah penantian panjang, wujud dari console ‘4K ready’ itu akhirnya terungkap.

Langkah ini berkaitan dengan upaya sang console maker memantapkan ekosistem Scorpio lewat pemberian akses pada developer buat mencoba dan menguji kemampuannya. Dan dari sana, tersingkaplah penampakan dari Project Scorpio. Satu hal paling menarik dari platform ini adalah Microsoft berhasil memampatkan hardware berperforma tinggi dalam perangkat yang tidak terlalu besar.

Arahan desain Scorpio tak jauh berbeda dari Xbox One standar maupun One S. Console mempunyai tubuh balok dengan warna putih di atas dan hitam di bawah. Di bagian depan area putih, berjejer lima lingkaran seperti tombol, lalu sepertinya ada sebuah tombol lebih kecil di dekat logo Xbox. Di bawahnya, saya melihat ada tiga port USB dan satu lagi tombol (power?). Di sana, tersaji pula layar OLED buat menunjukkan data performa seperti FPS.

Project Scorpio Developer Kit

Foto komparasi Scorpio dengan console Xbox One lain itu dipublikasikan oleh Gamasutra. Untuk sekarang, sulit menguliknya lebih jauh karena foto tersebut diambil dari sisi depan dan resolusinya tidak begitu besar. Eurogamer sendiri menjelaskan bahwa meskipun device ini merupakan versi ‘belum jadi’, cukup besar kemungkinan penampilan varian retail-nya tak jauh berbeda – melihat dari pengalaman Microsoft menyuguhkan dev-kit Xbox One dan Xbox One S.

Menariknya lagi, versi developer tersebut sengaja dibekali hardware yang lebih canggih dari versi konsumen. Group program manager Kevin Gammill menjelaskan alasannya pada Gamasutra: proses pengembangan game oleh developer akan lebih mudah dilakukan di perangkat berspesifikasi tinggi, baru kemudian di-downgrade, ketimbang diramu dari device berspesifikasi rendah lalu baru di-upgrade.

Gammill kembali mengungkap hal yang jadi target mereka, yaitu menyajikan gaming di resolusi UHD sejati, tekstur 4K, framerate stabil, color gamut yang luas, dan audio ‘spasial’. Microsoft sebelumnya juga sempat mengonfirmasi akan membekali Scorpio dengan konektivitas HDMI ‘next-gen‘ 2.1 dan dukungan AMD FreeSync.

Lalu seberapa berbeda hardware Project Scorpio versi development kit dan retail? Jangan kaget, dev-kit menyimpan RAM DDR5 24GB (dua kali Scorpio standar), tambahan penyimpanan SSD 1TB, dengan GPU 44-compute unit – bukan lagi 40CU.

Project Scorpio kabarnya akan meluncur di kuartal empat tahun 2017.

Spesifikasi Hardware Project Scorpio Akhirnya Terungkap

Seperti Sony dengan PlayStation 4 Pro mereka, Project Scorpio merupakan jawaban Microsoft atas semakin tingginya standar penyajian konten hiburan. Eksistensinya diungkap lebih dulu dari hardware sang rival, namun console maker dari Amerika itu memutuskan untuk melepasnya di musim liburan 2017 nanti, saat ada lebih banyak orang mengadopsi TV 4K.

Tak lama setelah diumumkan, Microsoft juga sudah memberikan garis besar spesifikasi hardware Project Scorpio. Kabarnya, console ditenagai APU delapan-core dengan bandwith memori 320GB per detik, serta menyimpan performa grafis sebesar 6-teraflop demi menyajikan video game di resolusi native ultra high-definition. Scorpio juga sempat disebut-sebut sebagai console terkuat yang pernah dibuat.

Berdasarkan laporan staf Digital Foundry Rich Leadbetter dari kunjungannya ke kampus Redmond, tampaknya klaim Microsoft tersebut bukanlah janji kosong semata. Pemaparannya mengenai spesifikasi menunjukkan kesanggupan Scorpio buat menghidangkan 6-teraflop, namun ia masih dilarang untuk membeberkan rincian lainnya, termasuk harga. Simak spesifikasi lengkapnya di bawah:

  • CPU delapan-core custom x86, masing-masing berkecepatan 2,3GHz.
  • GPU 40 compute unit custom berkecepatan 1172MHz.
  • RAM GDDR5 sebesar 12GB dengan bandwith memori 326GB per detik.
  • Penyimpanan berbasis hard drive 2,5-inci berkapasitas 1TB.
  • Optical disc drive UHD Blu-ray.
  • Unit power supply terintegrasi.
  • Opsi input/output-nya seperti Xbox One S. Ada HDMI in dan out, dua port USB 3.0, S/PDIF, networking dan lock port.

Dari pengakuan Leadbetter, performa hardware Scorpio sangat luar biasa. Console ini sanggup menjalankan demo Forza Motorsport 6 di resolusi 4K dengan setting grafis setara Xbox One di 60 frame rate per detik. Forza Motorsport 6 ialah salah satu permainan yang paling menuntut kinerja hardware, dan berdasarkan acuan ini, Scorpio tak akan kesulitan menyuguhkan permainan lain di 60fps.

Banyak orang mengharapkan agar Scorpio mengusung teknolog CPU next-gen, namun Microsoft masih mempertahankan arsitektur lama agar console tetap kompatibel dengan software-software Xbox One yang sudah ada.

Sebagai rangkuman: prosesor Scorpio 30 persen lebih cepat dari pendahulunya, lalu kartu grafisnya 4,6 kali lebih bertenaga dari Xbox One. Komponennya dirancang untuk menyalurkan aset-aset game berkualitas tinggi lebih cepat, sangat membantu buat menyuguhkan konten 4K.

Kabarnya, desain Project Scorpio akan mengejutkan Anda, tapi tentu saja harganya tidak murah – boleh jadi di rentang US$ 500-650. Scorpio sudah mulai dipajang di Microsoft Store sejak bulan Maret 2017 kemarin.

Sumber tambahan: Eurogamer.

Arahan Baru Resident Evil 7: Biohazard Membuat Game Horor Ini Terasa Menyegarkan

Ternyata Yakuza 0 bukanlah satu-satunya game yang memperoleh sambutan hangat dari para reviewer di bulan Januari ini. Berdasarkan sejumlah ulasan media-media game terkemuka, upaya Capcom kembali ke tema survival horror sejati merupakan langkah tepat bagi permainan Resident Evil 7. Formulanya sangat kontras dari Resident Evil 6 yang lebih menitikberatkan action.

Resident Evil 7: Biohazard ialah permainan pertama di seri ini yang dikemas dalam sudut pandang orang pertama. Berdasarkan playable teaser Beginning Hour dan demo Lantern di Gamescom 2016, banyak orang melihat kemiripan game dengan P.T. Silent Hills, Sweet Home (permainan horor buatan Capcom, dirilis di tahun 1989), serta Alien: Isolation. Lalu seperti apa versi retail-nya? Ayo simak rangkuman review di bawah ini.

Lewat ulasan tanpa skor, Eurogamer memuji segi penyampaian cerita dan upaya Capcom mentransformasi lokasi permainan. Namun alasan mengapa reviewer tidak memberikan badge esensial adalah narasi anti-klimaks di bagian akhir game dan kurangnya orisinalitas gameplay. Saat sudah mengetahui taktik permainan dalam menyampaikan kejutan, Anda tidak akan lagi takut pada pintu-pintu dan lorong gelap yang awalnya tampak mengerikan.

Bagi PC Gamer, Resident Evil 7 adalah salah satu game yang mereka beri skor tertinggi di tahun ini, 9 dari 10. Meski bukan terobosan besar, Andy Kelly memuji Capcom karena RE7 kembali menyuguhkan formula-formula yang membuat game pertamanya begitu menegangkan tanpa ragu mengambil inspirasi dari permainan-permainan modern lain. Dan dengan memperkenalkan tokoh-tokoh baru, Resident Evil 7 bisa dinikmati baik oleh para veteran serta bersahabat bagi pendatang baru di seri ini.

Polygon punya penilaian serupa PC Gamer. Menurut Philip Kollar, transisi ke tampilan first-person mungkin membuat beberapa orang enggan memainkannya, namun perubahan ini sempurna dalam penyajian dunia game dan material-material permainan kreasi Capcom. Mungkin sulit menerka apakah Resident Evil 7 bisa jadi selegendaris game pertamanya ataupun Resident Evil 4, namun menilai dari kualitasnya, Capcom telah mengambil arahan yang tepat.

Memberikan nilai 7.7, IGN mengapresiasi usaha Capcom mencampur elemen-elemen yang membuat permainan pertama Resident Evil begitu mengagumkan bersama formula baru. Resident Evil 7 lebih menyerupai game petualangan dibanding shooter, dan reviewer menemukan banyak kesamaan antara Resident Evil 7 dengan pendahulunya itu – terutama pada puzzle. Sayangnya, beberapa hal terasa terlalu disederhanakan atau tidak pada tempatnya.

Destructoid menghadiahkan skor sempurna untuk Resident Evil 7, 10 dari 10. Menakarnya dari aspek produksi, ia merupakan game terbaik Capcom, baik dari sisi acting hingga audio. Dengan atau tanpa PlayStation VR, developer berhasil menciptakan atmosfer horor yang begitu menegangkan. Kekurangan pada minimnya variasi musuh terbayarkan oleh pertempuran seru melawan boss serta gameplay spektakuler. Bagi Destructoid, RE7 benar-benar di luar dugaan.

Di situs agregat review  OpenCritic, Resident Evil 7: Biohazard mendapatkan skor sementara 87.

Masalah Desain dan Teknis Nodai Ide Cemerlang The Last Guardian

Seperti Final Fantasy XV, The Last Guardian ialah salah satu permainan dengan waktu pengembangan yang lama, dimulai sembilan tahun silam. Fans akhirnya bisa bernafas lega saat Sony mengumumkan waktu pelepasannya di tahun ini, meski ada sedikit penundaan untuk membersihkan bug. Dan tepat di tanggal 6 Desember 2017, The Last Guardian resmi meluncur di PlayStation 4.

Sebagai game yang paling dinanti-nanti, respons para reviewer tampak terbagi. Beberapa media tak segan memberikan The Last Guardian nilai sempurna, tapi tak sedikit dari mereka menyodorkan skor rendah. Alasannya hampir senada: masalah teknis dan desain, serta kurang mulusnya eksekusi.

Salah satu media yang memberikan skor tertinggi adalah Hardcore Gamer. Bagi sang reviewer, The Last Guardian merupakan mahakarya Team Ico. Semua ilmu mereka dituangkan dalam game demi menciptakan sebuah petulangan terbesar. Permainan ini menghidangkan pengalaman gaming jempolan di PlayStation 4, dengan skala tak tertandingi serta grafis terbaik di console. Memang ada sedikit kekurangan, tapi hal itu tidak mengurangi kualitasnya.

Melalui ulasan tanpa skor, Christian Donlan dari Eurogamer mempunyai pendapat serupa. Baginya, The Last Guardian ialah permainan esensial, pewaris sejati Shadow of the Colossus. Dan meskipun Anda bisa melihat banyak benang merah dengan sang pendahulu, permainan ini secara percaya diri menyuguhkan kisah baru, fokus pada hubungan antara seorang bocah dengan makhluk raksasa. Di sisi teknis sendiri, Eurogamer mengeluhkan kendala pada kamera.

Game Informer juga merasa puas pada mutu The Last Guardian. Sang reviewer menyatakan bahwa game ini menitikberatkan kerja sama dan tema persahabatan, serta bukan permainan yang sekedar memberikan Anda misi buat diselesaikan. Game ini membuat Anda tersenyum saat melihat Trico melakukan kekonyolan, memicu rasa iba sewaktu ia disakiti musuh, serta memunculkan rasa lega ketika makhluk raksasa ini muncul dan membantu Anda di momen yang tepat.

Jim Sterling (via Jimquisition) sendiri tampak kurang puas pada faktor teknis, hanya menyodorkan skor 6,5. Baginya, The Last Guardian seharusnya sudah dirilis 10 tahun silam karena game mengusung desain gameplay kuno dan AI yang kurang pintar. Ditakar dari perspektif permainan puzzle, The Last Guardian sangatlah buruk, untungnya aspek negatif tersebut tertutupi oleh cerita tentang persahabatan. Terlepas dari kekurangan itu, Sterling berpendapat bahwa kita tetap harus angkat topi pada kerja keras tim developer-nya.

Sejauh ini, nilai terendah diberikan oleh iDigitalTimes, yaitu dua dari lima bitang. Pengulas bilang, dalam The Last Guardian, rasa kagum dan frustasi tercampur aduk. Menurutnya, game ini tidak menyenangkan buat dimainkan, dan gameplay-nya tampak sengaja dirancang buat menghalagi progres. Ditambah masalah pada kamera, pengalamannya jadi lebih buruk lagi.Tapi iDigitalTimes juga mengakui bahwa ada momen-momen indah di sana, dan animasi Trico sangatlah mengagumkan.

Saat artikel ini ditulis, The Last Guardian memperoleh skor rata-rata sementara 78 di situs agregat review OpenCritic.

Terlepas Dari Sejumlah Kekurangan, Mayoritas Reviewer Menyukai Final Fantasy XV

Lamanya masa pengembangan Final Fantasy XV berdampak pada tingginya harapan serta antusiasme para fans, membuatnya jadi salah satu permainan yang paling dinanti di 2016. Tepat di tanggal 29 November ini, Square Enix akhirnya melepas mahakaryanya itu – maka jangan heran jika ada beberapa rekan Anda yang cuti atau tiba-tiba ‘sakit’ dalam satu atau dua hari ini.

Meski FFXV sangat ditunggu-tunggu, aturan main membeli game tetaplah sama: sebelum mengeluarkan uang, Anda sangat direkomendasikan untuk membaca ulasan-ulasannya terlebih dulu. Dan di artikel ini, saya sudah menyiapkan rangkumannya.

Menurut saya, review tanpa skor Eurogamer merupakan yang paling komprehensif. Mereka memuji banyak faktor di FFXV, di antaranya ialah chemistry masing-masing karakter utama, sistem pertempuran, sampai penyajian open world. Sayangnya, ada kelemahan di sisi penyampaian cerita dan plot. Sang reviewer berpendapat, narasi FFXV berpotensi membingungkan para pendatang baru, bahkan potongan-potongan trailer Omen dan adegan di film Kingsglaive tak bisa mengobatinya.

GamesRadar sendiri memberikan skor tinggi, yakni 9 dari 10, mengapresiasi tiga faktor dalam game: epiknya dunia permainan, kekompakan dari empat tokoh utama ala anime-nya, serta cara Square Enix menyuguhkan pertempuran. Meski demikian, GamesRadar juga mengakui bahwa jalan cerita FFXV berantakan serta tak masuk akal. Sang pengulas berpendapat, boleh jadi hal ini adalah dampak dari tercampur aduknya beragam ide dalam lamanya proses penggarapan.

Andrew Reiner dari Game Informer bilang, FFXV tak seperti RPG open world yang pernah ia mainkan. Developer berusaha mati-matian untuk membuatnya unik, dan meski keputusan itu membuat desain game sedikit bermasalah, Final Fantasy XV tetap mampu menyuguhkan pengalaman bermain yang memuaskan. Game Informer berharap, Square Enix berkenan memanfaatkan struktur permainan serupa FFXV di kreasi-kreasi mereka selanjutnya.

Gamespot menyodorkan skor 8 buat FFXV. Sang reviewer tidak menyalahkan jika ada fans ataupun gamer baru yang kecewa dengan permainan ini. Karakter-karakter permainan kurang mengesankan, lalu plot-nya gampang ditebak. Beberapa hal terasa dangkal, namun aspek lainnya terlalu kompleks. Walau demikian, keindahan dunia game serta kontennya membuat Gamespot tetap merekomendasikan Anda menikmati Final Fantasy XV.

Skor paling rendah diberikan oleh ThisGenGaming, hanya 7 dari 10. Di judul ulasan, Charlie Oakley menuliskan bahwa FFXV merupakan pengalaman mengecewakan untuk pemula. Hype tidak sesuai dengan eksekusi. Sang pengulas memang memuji penyampaian karakter, dialog mereka, dan kemampuan permainan menghidangkan sensasi berpetualang. Sayang sekali aspek-aspek negatif menodai hal itu, ditambah lagi game berjalan kurang optimal di Xbox One.

Via situs agregat review OpenCritic, Final Fantasy XV berhasil mengumpulkan skor rata-rata sementara 85.

Sun dan Moon Ialah Game yang Tidak Boleh Dilewatkan Fans Pokémon Sejati

Demam Pokémon Go yang sempat melanda dunia mungkin sudah usai, namun bagi fans sejati, November ialah bulan spesial. Di periode ini, Game Freak resmi merilis permainan role-playing baru mereka, Pokémon Sun dan Moon di console handheld 3DS. Saat artikel ini ditulis, game memang belum tersedia, tapi media-media terkemuka sudah menayangkan artikel ulasan mereka.

Konklusi mereka mengindikasikan bahwa Pokémon Sun dan Moon merupakan permainan esensial di Nintendo 3DS yang tidak boleh dilewatkan para penggemarnya. Ayo simak apa kata para reviewer.

Eurogamer berpendapat, Pokémon Sun dan Moon memberikan satu pengalaman utuh. Karakter-karakternya menarik, bukan hanya sekedar nama tokoh dan lawan-lawan yang Anda hadapi. Orang-orang yang Anda temui, wilayah tempat Anda tinggal, musik permainan, dan tiap-tiap spesies Pokémon merupakan jiwa dari petualangan tersebut. Dengan Pokémon Sun dan Moon, franchise ini bukan hanya sekedar hadir, tapi kembali terasa menyegarkan.

Bagi Nintendo Life, Sun dan Moon ialah permainan Pokémon terbaik yang pernah Game Freak ciptakan. Reviewer memuji desain Poké Pelago, jalan cerita, pengalaman berpetualang, side quest, presentasi game, melimpahnya konten dan bagaimana permainan terasa begitu menyenangkan dari awal sampai akhir. Developer berhasil menyeimbangkan mekanisme baru tanpa mengusik kenyamanan kalangan gamer hardcore. Sun dan Moon mendapatkan skor 10/10 dari sang pengulas.

Mengoleksi monster masih jadi tema utama permainan ini, tapi Game Informer menjelaskan juga bagaimana Pokémon Sun dan Moon berbeda dari game sebelumnya. Saat X dan Y menandai lompatan di sisi grafis, Sun dan Moon menunjukkan keberanian Game Freak merombak mekanisme permainan demi menciptakan kreasi yang lebih baik. Namun dengan segala perubahannya, Sun dan Moon masih merupakan game Pokémon sejati, dan hal tersebut adalah sebuah langkah positif.

Destructoid memublikasikan dua review, masing-masing didedikasikan pada versi Sun serta Moon, dan menyodorkan nilai 9 di kedua artikelnya. Di salah satu tulisan, menurut mereka permainan Pokémon baru ini telah melangkah ke arah yang tepat. Ekspektasi para fans tinggi dan perubahan gameplay memang mengejutkan, tapi Game Freak tidak mengecewakan, permaina terasa lebih hidup serta mampu memenuhi imajinasi para pecinta Pokémon.

Polygon menyampaikan, ulang tahun Pokémon ke-20 diperingati oleh sang pemilik IP dengan mengedepankan aspek-aspek yang membuat permainan ini begitu istimewa. Sun and Moon sendiri menandai kesiapan Pokémon untuk berubah, walaupun evolusinya tidak mengorbankan semangat asli permainan ini. Sun dan Moon mungkin belum se-legendaris Red, Silver dan X, namun ia adalah sebuah pernyataan bahwa Pokémon masih bisa jadi game menakjubkan.

Sejauh ini apresiasi dari para reviewer terlihat sangat tinggi. Di situs agregat ulasan OpenCritic, Pokémon Sun dan Moon sukses memperoleh nilai rata-rata sementara 88.

Ayo Simak Pendapat Reviewer Mengenai Sony PlayStation 4 Pro

PlayStation 4 Pro, sebuah upgrade hardware dari Sony di era console generasi kedelapan, rencananya akan meluncur beberapa hari lagi. Sejumlah media terpilih diberi kesempatan menjajal kemampuannya terlebih dulu, dan dampak positifnya bagi konsumen adalah kita bisa mempelajari opini profesional mereka, menjadikannya sebagai panduan sebelum membeli.

Jadi apakah PS4 Pro layak Anda pinang atau apakah keberadannya masih belum seesensial versi standar console current-gen Sony itu? Ayo simak dulu apa pendapat para reviewer ternama.

Merupakan salah satu media yang telah menguji Pro secara intensif, Eurogamer bilang bahwa produk ini ialah pilihan terbaik jika Anda belum mempunyai console. PS4 Pro menyuguhkan performa GPU dua kali lipat, CPU lebih cepat, kemampuan display dan streaming media ‘future-proof‘, serta kapasitas hard disk dua kali lebih lapang. Bahkan bagi pemilik PS4 pun, Pro cukup dianjurkan apalagi jika Anda mengidamkan peningkatan mutu visual dan performa.

Bagi Engadget, PlayStation 4 Pro merupakan hardware sempurna buat memamerkan TV 4K Anda, namun bukanlah upgrade wajib bagi user PS4. Saat ini, Pro adalah home console paling mumpuni, tapi Anda memerlukan dukungan TV high-end agar bisa mengeluarkan seluruh potensinya. Beberapa hal tetap perlu diingat: PS4 Pro tidak mempunyai optical drive Blue-ray 4K dan pemain harus menunggu update agar bisa menikmati game-game yang kompatibel di mode ‘pro’.

Gamespot sendiri merekomendasikan PlayStation 4 Pro, baik buat pemilik TV 4K ataupun mereka yang belum punya console. Cukup dengan membayar US$ 100 lebih dari varian standar, Anda memperoleh lebih banyak port, hard drive lebih besar, dan fitur-fitur future-proof. Bahkan beberapa game tampil lebih baik di resolusi full-HD. PS4 Pro tentu akan diapresiasi oleh pencinta grafis berkat penyempurnaan efek anti-aliasing dan output warna yang lebih cerah, tapi sekali lagi, perbedaannya tidak begitu signifikan.

CNET berpendapat, PlayStation 4 Pro tidak memberikan sebuah perbedaan besar namun peningkatan kualitas visual bisa segera diliat dari sejumlah game. Perubahan baru betul-betul bisa dirasakan dalam beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun ke depan. Yang saat ini Sony butuhkan adalah ‘killer app‘, dan untuk sekarang, tidak ada alasan kuat untuk membeli PS4 Pro seandainya Anda sudah punya model standar. Ingat juga, Microsoft sedang menggodok Project Scorpio dan device ini kabarnya lebih mumpuni dari Pro.

TechRadar menyodorkan skor empat dari lima bintang buat PlayStation 4 Pro. Di bagian konklusi, reviewer menyampaikan bahwa PS4 Pro adalah opsi terbaik bagi mereka yang baru ingin berkecimpung ke dalam ekosistem PlayStation. Tapi bagi para gamer PS4 – terutama untuk mereka yang tidak mempunyai TV 4K ataupun niatan membeli PlayStation VR – ada peluang membayarkan harga lebih mahal tidak memberikan banyak manfaat. Di game, frame rate dan mutu tekstur memang meningkat, tapi lompatannya tidak begitu besar.

Sony menjajakan PlayStation 4 Pro di harga US$ 400, produk akan mulai dirilis pada tanggal 10 November 2016.

Apakah Rise of the Tomb Raider di PlayStation 4 Lebih Baik dari Versi PC dan Xbox One?

Upaya Square Enix dalam menyegarkan kembali petualangan Lara Croft terbilang sukses. Reboot Tomb Raider di tahun 2013 terjual lebih dari satu juta kopi hanya dalam 48 jam, mendorong publisher serta developer Crystal Dynamics menggarap penerusnya, Rise of the Tomb Raider. Setelah dirilis di Xbox One hampir setahun silam, game akhirnya tiba di console current-gen Sony.

Demi memuaskan gamer PlayStation 4 yang telah lama menanti kehadiran Rise of the Tomb Raider, developer membundel permainan dengan beragam bonus. Versi PS4 ini merupakan edisi ulang tahun Tomb Raider ke-20, menyajikan level baru di dalam Croft Manor, mode nightmare dan endurance (mode survival multiplayer co-op) serta dukungan kompatibilitas PlayStation VR.

Rise of the Tomb Raider PS4 2

Meski begitu, melimpahnya konten memang belum menjawab satu pertanyaan besar: seperti apa performa Rise of the Tomb Raider di PlayStation 4? Apakah game tampil lebih baik dari versi Xbox One? Lalu bagaimana jika dikomparasi ke versi PC? Tim Digital Foudry Eurogamer mencoba memberikan jawabannya melalui video perbandingan dan analisis grafis mendetail.

Kabar gembira bagi fans, Rise of the Tomb Raider di PlayStation 4 memang menyuguhkan keunggulan grafis dibanding Xbox One. Gap-nya memang tidak banyak, tapi bisa jadi kebanggaan gamer PS4: walaupun keduanya berjalan di resolusi 1080p, hanya versi PlayStation 4 saja yang mampu menjaga jumlah pixel saat cutscene. Di console Microsoft itu, resolusi cutscene diturunkan ke 1440×1080.

Fokus Nixxes Software, yaitu tim yang bertanggung jawab mem-porting Rise of the Tomb Raider ke PC dan PS4, ialah penyempurnaan pada performa. Mereka menghilangkan efek motion blur demi memastikan tidak adanya penurunan frame rate di area-area bergrafis berat – contohnya seperti Geothermal Valley yang cukup membebani Xbox One. Masalah ini sendiri sebetulnya sudah tidak lagi muncul di Xbox One S.

Rise of the Tomb Raider PS4 1

Namun tak sulit ditebak, versi PlayStation 4 belum mampu menyusul superioritas game di PC. Digital Foundry menemukan bahwa Nixxes belum memaksimalkan kapabilitas hardware PS4. Rise of the Tomb Raider baru ini masih menggunakan solusi anti-aliasing serupa Xbox One, tidak ada update pada teknologi filtering, lalu level detail di tekstur masih sama. Frame rate per detik juga dikunci di 30 untuk memastikan permainan tersaji stabil.

Tapi terlepas dari apapun platform pilihan Anda, Rise of the Tomb Raider tetap merupakan game petualangan yang tidak boleh dilewatkan – wajib main jika Anda sama sekali belum sempat menikmatinya.