Game Tomb Raider Baru Akan Diumumkan Sebentar Lagi

Lara Croft telah lama bertualang sebelum Nathan Drake, John Marston ataupun Captain Price muncul di console generasi keenam hingga platform current-gen. Namun kehadiran game-game modern dengan konten sinematik mendorong Square Enix – pemilik franchise Tomb Raider – untuk mengikuti permintaan pasar. Dan di tahun 2013, dilepaslah reboot dari Tomb Raider.

Arahan baru ini ternyata cocok bagi Lara Croft, menyemangati Square Enix dan Crystal Dynamics untuk menggarap sekuelnya, Rise of the Tomb Raider. Respons pemain ternyata lebih positif lagi. Para gamer memuji aspek grafis, gameplay, serta karakter permainan. Terhitung di akhir tahun 2017 kemarin, game ini terjual hampir tujuh juta kopi. Dan sudah cukup lama diketahui, Square Enix tengah meramu sekuel keduanya, yang konon diberi judul Shadow of the Tomb Raider.

Dan di minggu ini, Square Enix meng-update situs TombRaider.com sehingga menampilkan ilustrasi mirip gerhana matahari, dengan informasi tanggal di bawahnya. Permainan kemungkinan besar akan resmi diumumkan pada hari ini tanggal 15 Maret, tepat pukul 06:00 pagi PDT (Pasific Daylight Time). Jika waktu ini dikonversi ke WIB, maka penyingkapan akan dilakukan jam 20:00 malam nanti.

Shadow of the Tomb Raider 2

Namun bukan hal ini saja yang terungkap di situs permainan Tomb Raider. Jika berkenan berhadapan dengan deretan kode, silakan lihat source laman tersebut. Tersembunyi di antara baris huruf dan angka, tersingkaplah deskripsi singkat permainan dan tanggal rilisnya. Informasi di sana juga sekali lagi mengonfirmasi judul yang diusung game, yakni Shadow of the Tomb Raider. Square Enix menuliskan: ‘Shadow of the Tomb Raider adalah penutup klimaks kisah awal mula Lara Croft’. Dan permainan akan tersedia pada tanggal 14 September 2018.

Shadow of the Tomb Raider 1

User Twitter Nibellion juga sempat mengunggah bocoran video teaser trailer. Resolusinya memang rendah dan durasinya cukup singkat, namun di sana saya bisa melihat bagaimana Lara Croft dihadapkan pada situasi serupa dua game pendahulunya: ia dikejar-kejar oleh tentara paramilimeter dan kembali harus mengerahkan seluruh kemampuannya (termasuk memanjat tebing) untuk bertahan hidup.

 

 

Info lain yang saya tangkap ialah setting permainan. Di bocoran trailer itu, Lara tampaknya akan bertualang di daerah dengan hutan tropis. Tebakan saya adalah daerah Amerika Selatan karena sesi akhir video memperlihatkan bangunan mirip kuil suku Aztec.

Dan berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya, hampir bisa dipastikan Square Enix akan melepas Shadow of the Tomb Raider di platform permainan utama seperti PlayStation 4, Xbox One dan PC.

Via Kotaku.

Apakah Rise of the Tomb Raider di PlayStation 4 Lebih Baik dari Versi PC dan Xbox One?

Upaya Square Enix dalam menyegarkan kembali petualangan Lara Croft terbilang sukses. Reboot Tomb Raider di tahun 2013 terjual lebih dari satu juta kopi hanya dalam 48 jam, mendorong publisher serta developer Crystal Dynamics menggarap penerusnya, Rise of the Tomb Raider. Setelah dirilis di Xbox One hampir setahun silam, game akhirnya tiba di console current-gen Sony.

Demi memuaskan gamer PlayStation 4 yang telah lama menanti kehadiran Rise of the Tomb Raider, developer membundel permainan dengan beragam bonus. Versi PS4 ini merupakan edisi ulang tahun Tomb Raider ke-20, menyajikan level baru di dalam Croft Manor, mode nightmare dan endurance (mode survival multiplayer co-op) serta dukungan kompatibilitas PlayStation VR.

Rise of the Tomb Raider PS4 2

Meski begitu, melimpahnya konten memang belum menjawab satu pertanyaan besar: seperti apa performa Rise of the Tomb Raider di PlayStation 4? Apakah game tampil lebih baik dari versi Xbox One? Lalu bagaimana jika dikomparasi ke versi PC? Tim Digital Foudry Eurogamer mencoba memberikan jawabannya melalui video perbandingan dan analisis grafis mendetail.

Kabar gembira bagi fans, Rise of the Tomb Raider di PlayStation 4 memang menyuguhkan keunggulan grafis dibanding Xbox One. Gap-nya memang tidak banyak, tapi bisa jadi kebanggaan gamer PS4: walaupun keduanya berjalan di resolusi 1080p, hanya versi PlayStation 4 saja yang mampu menjaga jumlah pixel saat cutscene. Di console Microsoft itu, resolusi cutscene diturunkan ke 1440×1080.

Fokus Nixxes Software, yaitu tim yang bertanggung jawab mem-porting Rise of the Tomb Raider ke PC dan PS4, ialah penyempurnaan pada performa. Mereka menghilangkan efek motion blur demi memastikan tidak adanya penurunan frame rate di area-area bergrafis berat – contohnya seperti Geothermal Valley yang cukup membebani Xbox One. Masalah ini sendiri sebetulnya sudah tidak lagi muncul di Xbox One S.

Rise of the Tomb Raider PS4 1

Namun tak sulit ditebak, versi PlayStation 4 belum mampu menyusul superioritas game di PC. Digital Foundry menemukan bahwa Nixxes belum memaksimalkan kapabilitas hardware PS4. Rise of the Tomb Raider baru ini masih menggunakan solusi anti-aliasing serupa Xbox One, tidak ada update pada teknologi filtering, lalu level detail di tekstur masih sama. Frame rate per detik juga dikunci di 30 untuk memastikan permainan tersaji stabil.

Tapi terlepas dari apapun platform pilihan Anda, Rise of the Tomb Raider tetap merupakan game petualangan yang tidak boleh dilewatkan – wajib main jika Anda sama sekali belum sempat menikmatinya.

Apakah PlayStation 4 Pro Merupakan Console Pamungkas Sony yang Kita Tunggu-Tunggu?

Meski eksistensinya hampir bisa dipastikan setelah jadi bahan spekulasi penghuni internet sejak bulan April, kemampuan Sony untuk menahan diri dan tidak banyak memberi bocoran mengenai PlayStation 4 Pro patut dipuji. Produk akhirnya disingkap resmi di PlayStation Meeting minggu lalu, dan ketika ia dirilis November besok, Pro akan menjadi console tercanggih di pasar saat ini.

Pengumuman PlayStation 4 Pro menyingkirkan segala mitos mengenai Neo yang sempat berseliweran. Hardware lebih mumpuni memang memungkinkannya menyajikan visual dan frame rate lebih baik, serta tentu saja, kapabilitas menangani PlayStation VR secara lebih optimal. Namun Pro bukanlah console spesialis 4K gaming yang sebagian orang harapkan, TweakTown bahkan melihat sebuah kelemahan.

Di artikelnya, TweakTown menyampaikan bahwa hardware PlayStation 4 Pro yang mulai ‘usang’ dapat menyebabkan masalah bottleneck. Tunggu dulu, apa benar begitu? Perlu Anda ketahui, Pro merupakan console pertama bersenjata mikroarsitektur terbaru besutan AMD, Polaris. Sistem dibekali GPU 4,2-TFLOP, hampir menyamai kemampuan Radeon RX 470, sanggup meng-upscale permainan ke 4K dengan resolusi native di 1080p 60fps.

Sayangnya ada kendala pada komponen lainnya. PlayStation 4 Pro diketahui masih menggunakan chip AMD Jaguar yang ada di PlayStation 4 standar, dengan memori sistem GDDR5 8GB serupa. Sony memang sudah meng-overclock kecepatan Jaguar dari 1,6GHz ke 2,1Ghz, kemudian meningkatkan bandwith RAM GDDR5 di sana; namun sejatinya, komponen tetaplah sama, tanpa ada upgrade besar pada CPU dan kecepatan RAM.

Hardware yang mulai menua itu berpotensi memberi masalah buat developer. Mengapa? Dengan begini, para desainer game harus mengorbankan sejumlah fitur ketika mereka ingin menyuguhkan kemampuan upscale ke 4K serta menjalankan permainan di native 1080p 60fps. Boleh jadi efek-efek visual seperti pencahayaan, bayangan, dan partikel tidak terhidang maksimal.

Buktinya sudah ada dan Anda bisa melihatnya langsung. Tim Digital Foundry Eurogamer yang sudah lebih dulu menjajalnya menjelaskan bahwa PlayStation 4 Pro sedikit kesulitan menjalankan Rise of the Tomb Raider di resolusi full-HD serta 60 frame rate per detik secara konsisten karena bottleneck, dan menyebutnya sebagai kelemahan fundamental. Meskipun developer diberi akses ke RAM tambahan sebesar 512GB, hal ini masuk belum cukup mengakomodasi tekstur ultra-HD.

Anda dapat menyimak komparasi Rise of the Tomb Raider versi PC dengan PS4 Pro persembahan Digital Foundry di bawah. Mengapa varian console masih belum mampu menyamai komputer? Itu karena versi Pro mempunyai aset yang sama seperti milik Xbox One – hanya setara setting high di PC, bukan very high.

Lalu kenapa Sony terburu-buru melepas PS4 Pro? Alasannya cukup sederhana, dengan meluncurkannya lebih dulu, mereka berkesempatan menjual device lebih banyak dari Project Scorpio.

The Witcher 3 Kembali Jadi Jawara, Kali Ini di SXSW Gaming Awards 2016

Dimulai sejak 2014, SXSW Gaming Awards merupakan cara penyelenggara South by Southwest (biasa ditulis SXSW) menghargai industri gaming. Dalam penyelenggaraannya, tim SXSW mencoba mengambil sebuah pendekatan ideal: tidak fokus pada produk yang dijual, namun menitikberatkan seni penciptaan video game. Dan di akhir minggu lalu, mereka mengumumkan para pemenang SXSW Gaming 2016.

Ada banyak ajang pemberian penghargaan game dilangsungkan belum lama ini. Dan jika selalu mengikuti berita terbarunya, Anda pasti tidak kesulitan menebak siapa yang kembali jadi juara: dari 22 kategori penilaian, The Witcher 3: Wild Hunt meraih tiga kemenangan, termasuk gelar bergengsi Video Game of the Year; diikuti oleh Bloodborne dan Rise of the Tomb Raider, masing-masing dengan dua trofi.

Beberapa judul familier lagi-lagi muncul dalam list, di antaranya ialah Metal Gear Solid V: The Phantom Pain, Ori and the Blind Forest, serta Rocket League. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat di bawah:

gamingawards_winnertiles_1024x576-01_sfx

gamingawards_winnertiles_1024x576-02_musicalscore

gamingawards_winnertiles_1024x576-03_technical

gamingawards_winnertiles_1024x576-04_visual

gamingawards_winnertiles_1024x576-05_animation

gamingawards_winnertiles_1024x576-06_art

gamingawards_winnertiles_1024x576-07_convergence

gamingawards_winnertiles_1024x576-08_multiplayer

gamingawards_winnertiles_1024x576-09_esports

gamingawards_winnertiles_1024x576-10_personality

gamingawards_winnertiles_1024x576-11_character

gamingawards_winnertiles_1024x576-12_crowdfunded

gamingawards_winnertiles_1024x576-13_newip

gamingawards_winnertiles_1024x576-14_gameplay

gamingawards_winnertiles_1024x576-15_design

gamingawards_winnertiles_1024x576-16_narrative

gamingawards_winnertiles_1024x576-17_mattcrump

gamingawards_winnertiles_1024x576-18_ttgoty

gamingawards_winnertiles_1024x576-19_mgoty

gamingawards_winnertiles_1024x576-20_vgoty

Dan dua judul di bawah adalah penerima Gamer’s Voice Award, dipersembahkan bagi game terbaik yang diciptakan oleh developer independen, dipilih langsung oleh pengunjung acara SXSW Gaming:

gamingawards_winnertiles_1024x576-21_gamersvoice-mp

gamingawards_winnertiles_1024x576-22_gamersvoice-sp

Sumber: SXSW.

Laptop Gaming atau Profesional? Dell Inspiron 15 Bisa Jadi Keduanya

Membahas Dell dan gaming, konsumen level antusias pasti akan langsung teringat pada brand premium yang mereka akuisisi di tahun 2006: Alienware. Dell dahulu sempat memasarkan produk gaming sendiri dan hingga kini masih belum rela berpisah dari gagasan itu. Tapi gerak-gerik Dell Indonesia jadi bertambah menarik saat mereka memperkenalkan satu produk anyar di kelas Inspiron.

Setelah kurang lebih sebulan silam membawa banyak sekali device baru, perusahaan Amerika pimpinan Michael Dell itu menghadirkan notebook Inspiron ‘gaming‘ 15-inci ke Indonesia. Langkah tersebut tidak biasa karena keluarga Inspiron umumnya ditargetkan pada khalayak entry-level. Di acara ini, fitur Inspiron 15 perlahan-lahan tersingkap. Ternyata ia tak cuma sanggup menangani game, notebook juga cocok untuk para pekerja kreatif.

Dell Inspiron 15 05

Choose your side: pro or fun‘, itulah tajuk yang Dell angkat dalam konferensi pers Inspiron 15. Dari penuturan mereka, produk diramu sebagai solusi hiburan dan bekerja di waktu bersamaan. Buat mentenagai notebook ini, Dell menggaet Intel dan mengusung prosesor Core i7-6700HQ. Di sisi grafis, Inspiron 15 ditopang Nvidia GeForce GTX 960M. Terdapat pula memori RAM DDR3L 16GB, penyimpanan hard drive hybrid 1TB, dan baterai 6-cell 74Whr.

Dell Inspiron 15 12

Selain komponen perangkat keras tersebut, Dell menyematkan layar sentuh Truelife dengan resolusi ultra-HD 3840×2160. GTX 960M mungkin belum sanggup menyuguhkan pengalaman 4K gaming sejati, namun panel sangat berguna bagi kalangan profesional – khususnya desainer serta video editor. Kapabilitas Inspiron 15 Dell perlihatkan melalui demo sederhana, di mana sistem mampu me-render video dan menjalankan game bersamaan – cuma dipisahkan oleh tombol alt-tab.

Dell Inspiron 15 08

Dell Inspiron 15 06

Satu pertanyaan saya masih belum terjawab, mengenai persentase sRGB dan Adobe RGB di layar. Gamer mungkin bisa memaklumi ketidakakuratan warna, tetapi aspek ini sangat krusial bagi profesional, terutama fotografer serta desainer grafis. Untuk perbandingan, MSI Prestige mempunyai tingkat reproduksi warna mendekati sRGB 100 persen. Dell memilih display glossy; dapat menyampaikan warna lebih baik, namun rentan terhadap pantulan.

Dell Inspiron 15 14

Untuk mendukung kelengkapan hiburan, Dell membekali Inspiron 15 dengan pengeras suara Waves MaxxAudio Pro plus subwoofer build-in. Speaker diletakkan di area atas papan ketik, tepat di bawah display. Penempatan itu ditambah performanya memungkinkan speaker menghasilkan output yang lantang, mampu mengalahkan suara background musik di lokasi acara.

Dell Inspiron 15 09

Dell Inspiron 15 10

Di sisi penampilan, sejumlah pendekatan diambil oleh Dell. Bukan rahasia lagi, identitas produk gaming umumnya ditunjukkan dengan pemakaian warna hitam serta merah, dan sang produsen Amerika itu tidak mau ketinggalan. Inspiron 15 bertubuh hitam, lalu Dell mengimplementasikan warna merah pada logo di punggung layar, speaker, dan area touchpad.

Dell memamerkan kapabilitas gaming Inspiron 15 dengan Project CARS dan Rise of the Tomb Raider. Game memang memiliki genre berbeda dan waktu rilis yang cukup jauh, namun mereka mempunyai satu kesamaan: sama-sama bergrafis cantik dan menuntut hardware canggih buat menjalankannya. Meski awalnya ragu laptop sanggup menangani kedua permainan, rasa skeptis saya hilang setelah menjajalnya secara langsung.

Dell Inspiron 15 07

Di preset medium resolusi 1920×1080 (full-HD) dan beberapa fitur filtering non-aktif, Inspiron 15 dapat menyajikan Project CARS dengan sangat mulus – setara gaming notebook bersenjata GeForce GTX 960M. Representasi Dell bilang, device sebenarnya juga bisa mengangkat game di ‘2K’, tapi kenapa tidak sekalian 4K?

Setting visual saya ubah ke high di 3840×2160. Windows notifikasi Steam dan video intro jadi menciut, namun Project CARS tetap lancar (tidak ada penghitung FPS, saya menebak di 30-an lebih). Inspiron 15 baru bertekuk lutut jika filtering dinyalakan.

Dell Inspiron 15 01

Untuk Rise of the Tomb Raider sendiri, Anda harus puas dengan preset medium di full-HD. Di level ini, frame rate kisaran 40 bisa tercapai, walaupun di sejumlah adegan saya melihat sedikit penurunan. Anda tetap bisa menggunakan preset high buat mengambil screenshot, sayangnya game menjadi tidak terlalu nyaman dimainkan. Rise of the Tomb Raider di 3840×2160 masih diluar kapabilitas Inspiron 15.

Dell Inspiron 15 sudah tersedia di toko-toko retail resmi Dell, kabarnya semenjak awal tahun ini. Dengan fitur-fitur menarik di atas, notebook dibanderol di harga yang ‘masuk akal’, Rp 19,4 juta.

Dell Inspiron 15 04

[Review] Notebook Gaming MSI GS40 6QE Phantom

Untuk memperoleh pengalaman gaming maksimal, hanya ada satu device yang langsung terbersit di benak para gamer PC puritan: komputer dekstop tower. Para produsen ternama mencoba mengubah pendapat mereka melalui beragam laptop berperforma tinggi, memastikan konsumen tidak kehabisan pilihan. Dan buat saya, MSI GS40 6QE Phantom bisa mengubah persepsi banyak orang.

GS40 6QE Phantom merupakan evolusi dari GS30 2M, dengan konsep desain yang jauh lebih matang. Dalam uji coba selama beberapa minggu ini, sejumlah kendala pada produk notebook gaming memang masih muncul di sana. Akan tetapi, saya juga melihat banyak aspek unggulan yang membuat perangkat patut dipertimbangkan oleh kalangan gamer hardcore – terutama jika Anda sering bepergian.

Tak banyak laptop berlayar 15,4-inci ke bawah yang sanggup menangani permainan-permainan bergrafis berat, dan mungkin inilah alasannya mengapa kepopularitasan sistem gaming berdesain padat belakangan meningkat. Dan fakta bahwa sang produsen Taiwan menyediakan notebook high-end 14-inci menguatkan dugaan tersebut. Dalam tubuh kecilnya, MSI memampatkan segala macam hardware bertenaga.

Silakan simak ulasan lengkapnya:

Design

Di ranah notebook gaming, warna hitam berbumbu merah tampaknya sudah menjadi ciri khas. Meski demikian, dengan berpegang pada kiblat desain sang produsen, GS40 6QE Phantom memiliki rancangan menawan. Bagi saya ia ideal: tidak terlalu menarik perhatian namun tetap merepresentasikan tema gaming. Tubuh GS40 6QE memanfaatkan material plastik dan logam.

Review MSI GS40 6QE Phantom 42

Di belakang layar, tekstur brushsed metal vertikal dipadu bersama dua pasang lekukan yang menyerupai kap mobil muscle. Dan garis merah pembatas antara logam dan plastik memperkuat imajinasi tersebut. Di bawah logo MSI, ada branding tameng naga Gaming G-Series, menyala ketika laptop dinyalakan. Kesan simpel pada penampilan juga terjaga sewaktu lid Anda buka.

Review MSI GS40 6QE Phantom 40

Review MSI GS40 6QE Phantom 39

Frame hitam plastik mengelilingi layar 14-inci, dan logo MSI perak kembali hadir di sana. Area papan ketik menggunakan brushed metal hitam yang sama seperti punggung. Di pojok kiri atas terdapat tombol power segi tiga asimetris. Keyboard backlight SteelSeries-nya hanya bisa menyala merah, tapi tentu faktor kosmetik ini tidak memengaruhi kinerjanya.

Review MSI GS40 6QE Phantom 33

Memiliki tubuh setebal 21,8-22,8mm serta rasio panjang dan lebar 345x245mm, GS40 6QE belum dapat dimasukkan di kategori ultra-thin. Walaupun begitu, notebook sangat portable, dengan bobot hanya 1,6-kilogram. Tidak sulit menyelipkan unit ini (beserta adapter) ke tas. Dan karena MSI tidak bersikeras mengusung konsep ultrabook, konstruksinya terasa mantap.

Review MSI GS40 6QE Phantom 22

Review MSI GS40 6QE Phantom 24

Saran saya ialah, selalu bersihkan notebook setelah dipakai: minyak dan lemak mudah menempel pada area-area logam yang sering disentuh, terutama palm rest dan layar.

Build quality

Seperti tradisi Micro-Star International, build quality-nya tidak meragukan. Ia memang bukan produk rugged, tapi struktur kokoh GS40 6QE sanggup menjaganya dari kerusakan dalam pemakaian normal, terutama ketika laptop tertindih. Gap sambungan antar bagiannya sangat tipis dan konsisten, LCD tidak terdistorsi sewaku belakang layar ditekan, dan tubuh bawah baru benar-benar bergerak jika saya menekannya dengan tenaga.

Review MSI GS40 6QE Phantom 41

Review MSI GS40 6QE Phantom 38

Lid-nya tipis, walaupun Anda tidak perlu cemas sewaktu mengangkatnya dengan satu tangan. Sayangnya layar tidak bisa dibuka hingga sejajar body. Ketika didorong ke posisi paling ujung, ia akan memantul, mengindikasikan potensi titik kelemahan.

Display

MSI membekali GS40 dengan panel IPS 14-inci full-HD premium besutan LG Philips. Komponen ini adalah salah satu elemen andalannya. MSI tidak repot-repot mencoba menjejalkan 4K (apa gunanya UHD di layar14-15-inci?), alih-alih, mereka memaksimalkan apa yang ada. Display tersebut cerah, sanggup menghasilkan warna-warni cemerlang, dan mempunyai viewing angle luas. Ia dilapisi finish matte anti-glare buat melawan terjangan sinar matahari.

Review MSI GS40 6QE Phantom 18

Review MSI GS40 6QE Phantom 25

Dari sedikit riset di internet, panel mempunyai jangkauan sRGB 86 persen, cukup baik; sayangnya AdobeRGB hanya 56 persen. Artinya, GS40 memang diramu buat gaming, bukan untuk kalangan profesional. Setting display dan setup window/icon dapat dikonfigurasi sesuai keinginan lewat app Dragon Gaming Center serta MSI Sizing Options.

Keyboard, touchpad & palm rest

Review MSI GS40 6QE Phantom 29

Presentasi papan ketik GS40 6QE tidak semewah notebook gaming atau desktop replacement top-end MSI dengan warna-warni LED, namun SteelSeries membuatnya sangat nyaman digunakan bermain. Kombinasi tuts huruf berukuran kurang lebih 14,5x15mm dan gap hampir 4mm memberikan ruang lapang bagi jari saya untuk menari lincah di atasnya. Keyboard-nya reponsif, lalu key travel-nya sangat memanjakan mereka yang gemar mengetik.

Review MSI GS40 6QE Phantom 28

Dua tombol utama mouse tersembunyi di area bawah touchpad persegi panjang berdimensi kira-kira 15×7-cm. Tekstur halus di bagian ini menjaga kendali kursor mouse tetap mulus dan akurat. Di ‘momen-momen darurat’, touchpad seringkali saya pakai buat menikmati XCOM 2, dan saya tidak menemui kendala. Tentu saja Anda memerlukan mouse sungguhan ketika memainkan game shooter atau MOBA.

Review MSI GS40 6QE Phantom 30

Touchpad diletakkan tepat di tengah-tengah tombol spasi, sedikit menyerong ke kiri dari zona palm rest, namun masih berada di area tengah. Terdapat ruang yang lebar di palm rest sebelah kiri sehingga pangkal jempol Anda tidak mengganggu.

Connectivity

Perlu diketahui, dengan membeli GS40 6QE, Anda harus sepenuh hati menerima metode distribusi game digital. Tim desainer notebook telah meninggalkan optical disk drive di masa lalu, dan mencoba mengamankan masa depannya dengan kehadiran sebuah port USB 3.1 Type-C Thunderbolt 3. Selain itu terdapat dua USB 3.0 di masing-masing sisi, HDMI 1.4, card reader SD, mini-DisplayPort, port LAN, dan sepasang colokan audio in/out 3,5mm standar.

Review MSI GS40 6QE Phantom 21

Review MSI GS40 6QE Phantom 23

Gaming experience

Untuk notebook gaming di kelasnya, kinerja MSI GS40 6QE Phantom berada di atas rata-rata. Saya menginstal Rise of the Tomb Raider, Fallout 4, dan XCOM 2; semua berjalan lancar di 1080p dengan sedikit kustomisasi opsi grafis – dibahas lebih lengkap di segmen gaming performance di bawah.

Problem yang saya temui dalam pemakaian terkait pada audio dan temperatur, keduanya secara tidak langsung saling berhubungan.

Review MSI GS40 6QE Phantom 32

Review MSI GS40 6QE Phantom 34

Walaupun bidang penyajian suara ditopang oleh speaker Dynaudio dan software Nahimic, output terdengar kurang lantang, apalagi sewaktu Anda membawa GS40 buat bermain atau menonton video di tempat ramai. Masalah tersebut jadi lebih buruk saat notebook mengolah app bergrafis berat semisal video game, karena menyebabkan kipas pendingin berputar lebih kencang. Dengungannya meng-interferensi speaker.

Review MSI GS40 6QE Phantom 36

Dan sayangnya lagi, fan tersebut belum mampu membuat notebook tetap sejuk. Temperatur permukaan kadang mencapai tingkatan mengkhawatirkan, terutama wilayah atas dekat dengan monitor. Suhu tinggi juga menjalar ke keyboard, untungnya panas tidak mencapai palm rest.

Semua fitur krusial MSI bundel dalam aplikasi Dragon Gaming Center. Di sana Anda bisa memonitor sistem (pemakaian CPU, GPU, memori, baterai, penyimpanan, kecepatan fan) dan mengkases mode (green, comfort dan sport), mengatur software utility (GeForce Experience serta Xsplit Gamecaster), serta meng-kustomisasi instant play.

Hardware

Via Speccy, ini dia daftar spesifikasi hardware dan sistem operasinya.

Review MSI GS40 6QE Phantom 01

Review MSI GS40 6QE Phantom 03

Review MSI GS40 6QE Phantom 02

Benchmark

Berikut ialah hasil benchmark dengan menggunakan Unigine Valley 1.0, Heaven 4.0, 3DMark Fire Strike dan Final Fantasy IV Heavensward.

Di Valley dan Heaven, saya memanfaatkan setting custom di resolusi full-HD. Selain opsi multi-monitor dan 3D, semua pilihan saya set di tingkat paling tinggi dengan API DirectX 11. Di bawah ini skor terbaiknya.

Review MSI GS40 6QE Phantom 06

Review MSI GS40 6QE Phantom 07

Ini nilai 3DMark Fire Strike:

Review MSI GS40 6QE Phantom 04

Review MSI GS40 6QE Phantom 05

Dan ini hasil uji coba benchmark Final Fantasy IV Heavensward benchmark di 1920×1080.

Review MSI GS40 6QE Phantom 08

Gaming performance

Mayoritas waktu review, saya habiskan untuk menjajal Rise of the Tomb Raider. Setting default permainan berada di high (paling tinggi adalah very high), dan game berjalan sangat fantastis di full-DH. Bahkan dengan efek bloom, vignette dan motion blur, lens flare, film grain dan teknologi Purehair menyala; frame rate terjaga stabil di 45-an, hanya sesekali turun ke 40. Di GS40 6QE, tak sulit mengatakan bahwa Rise of the Tomb Raider merupakan salah satu game bergrafis terbaik saat ini.

Anda akan lebih mengerti kecanggihan hardware dengan menikmati screenshot-screenshot di bawah.

Review MSI GS40 6QE Phantom 12

Review MSI GS40 6QE Phantom 16

Review MSI GS40 6QE Phantom 13

Review MSI GS40 6QE Phantom 49

Review MSI GS40 6QE Phantom 11

Review MSI GS40 6QE Phantom 14

Review MSI GS40 6QE Phantom 15

Review MSI GS40 6QE Phantom 09

XCOM 2 sendiri berjalan sedikit lebih berat karena sepertinya terdapat problem performa pada game. Terlepas dari itu, GS40 6QE sanggup menyikatnya di opsi grafis high (satu level di bawah maximum): full-HD, anisotropic filtering 8x, anti-aliasing FXAA, ambient occlusion SSAO, depth of field bokeh, sampai bloom. Di pertempuran, frame rate tersuguh antara 39 sampai 47, namun tidak banyak memengaruhi gameplay mengingat XCOM 2 adalah permainan turn-based.

Review MSI GS40 6QE Phantom 48

Review MSI GS40 6QE Phantom 46

Review MSI GS40 6QE Phantom 47

Kinerja dalam Fallout 4 setara dengan notebook berkartu grafis GeForce GTX 970M. Di resolusi 1920×1080 di tingkatan ultra, anisotropic filtering 16x, anti-aliasing TAA, depth of field bokeh, ambient occlusion SSAO, serta screen space reflection aktif; GS40 6QE mampu menyajikan frame rate minimal 40, stabil di kisaran 42-45. Ini beberapa sampel screenshot-nya:

Review MSI GS40 6QE Phantom 45

Review MSI GS40 6QE Phantom 43

Review MSI GS40 6QE Phantom 44

Walaupun GS40 6QE belum mampu mengejar notebook gaming berspesifikasi monster, ‘keterbatasannya’ terbayarkan oleh portabilitas tinggi. Cukup sulit mencari alternatif laptop gaming 14-inci semumpuni GS40 tanpa mengorbankan faktor desain ataupun build quality.

Tanpa tersambung ke sumber listrik, untuk sebuah laptop gaming GS40 cukup irit dalam pemakaian daya, sekitar empat sampai lima jam untuk pemakaian standar. Namun jangan heran jika Anda melihat indikator baterai tidak penuh ketika bermain game, padahal notebook terus menerus tercolok. Itu disebabkan karena GS40 mengonsumsi lebih dari 150-watt, melewati output nominal adaptor.

Review MSI GS40 6QE Phantom 27

Seandainya hanya memakai baterai, kinerja GPU juga akan berkurang, bahkan dengan profile high performance. GTX 970M hanya bekerja di beberapa ratus MHz saja, kira-kira separuh dari performa aslinya.

Verdict

Meski menawarkan banyak poin-poin positif, sudah pasti tidak sedikit gamer menampik ide notebook gaming, secanggih apapun perangkatnya. Tidak masalah, tapi untuk saya MSI GS40 6QE Phantom merupakan device terbaik di kelasnya. Alasannya: MSI berhasil menyuguhkan keseimbangan antara mobilitas sejatinya sebuah laptop dengan performa maksimal. Bukankah hal ini ialah inti dari laptop gaming?

Tetapi desain portable dan performa tinggi tentu menuntut harga yang tidak ekonomis. Dan saya mengerti mengapa tak semua orang menyukai laptop gaming. MSI juga belum bisa menyingkirkan kekurangan terbesar dari produk sejenis: kendala pada konsumsi tenaga, audio, tingginya temperatur saat full-load, dan khususnya di GS40, ketiadaan optical drive.

MSI GS40 6QE Phantom dibanderol seharga Rp 26 juta.

Fallout 4 Kalahkan Rise of the Tomb Raider dan The Witcher 3 di 19th DICE Awards

Penyelenggaraan DICE Awards adalah upaya yang dilakukan Academy of Interactive Arts & Sciences tiap tahun untuk menghormati judul-judul permainan terbaik beserta segala aspek di industri. Kira-kira sebulan silam, organisasi non-profit itu mengungkap tidak kurang dari 53 game istimewa dalam nominasi DICE Awards ke-19, dan baru saja para pemenangnya diumumkan.

Sebelumnya, The Witcher 3: Wild Hunt memperoleh persaingan keras dari Rise of the Tomb Raider. Karya digital Crystal Dynamics itu terlihat mendominasi daftar nominasi dengan masuk ke sembilan kategori. Meski keduanya merupakan judul terbaik di tahun lalu, The Witcher 3 boleh dibilang lebih unggul dari sisi teknis dan konten. Namun ternyata, mereka berdua bukanlah peraih gelar Game of the Year versi DICE Awards. Titel itu jatuh pada salah satu game terlaris di 2015.

Silakan simak daftar lengkap pemenangnya:.

Outstanding Achievement in Animation:
Ori and the Blind Forest

Nominasi: Assassin’s Creed Syndicate, Batman: Arkham Knight, Rise of the Tomb Raider, The Order: 1886

Outstanding Achievement in Art Direction:
Ori and the Blind Forest

Nominasi: Lara Croft Go, Rise of the Tomb Raider, The Order: 1886, Star Wars Battlefront

Outstanding Achievement in Character:
Rise of the Tomb Raider – Lara Croft

Nominasi: Assassin’s Creed Syndicate – Evie Frye, Her Story – Hannah Smith, Life is Strange – Max, The Witcher 3: Wild Hunt – Geralt of Rivia

Outstanding Achievement in Original Music Composition: Ori and the Blind Forest

Nominasi: Batman: Arkham Knight, Everybody’s Gone To The Rapture, Starcraft II: Legacy Of The Void, The Witcher 3: Wild Hunt

Outstanding Achievement in Sound Design:
Star Wars Battlefront

Nominasi: Destiny: The Taken King, Ori and the Blind Forest, Rise of the Tomb Raider, The Order: 1886

Outstanding Achievement in Story:
The Witcher 3: Wild Hunt

Nominasi: Fallout 4, Her Story, Tales from the Borderlands: A Telltale Game Series, Rise of the Tomb Raider

Outstanding Technical Achievement:
The Witcher 3: Wild Hunt

Nominasi: Just Cause 3, Rise of the Tomb Raider, Star Wars Battlefront, The Order: 1886

Action Game of the Year:
Star Wars Battlefront

Nominasi: Destiny: The Taken King, Helldivers, Just Cause 3, Splatoon

Adventure Game of the Year:
Metal Gear Solid V: The Phantom Pain

Nominasi: Batman: Arkham Knight, Life is Strange, Ori and the Blind Forest, Rise of the Tomb Raider

Family Game of the Year:
Super Mario Maker

Nominasi: Guitar Hero Live, Lego Dimensions, Rock Band 4, Tearaway Unfolded

Fighting Game of the Year:
Mortal Kombat X

Nominasi: Dead or Alive 5 Last Round, Rising Thunder

Racing Game of the Year:
Forza Motorsport 6

Nominasi: Need for Speed, Project Cars

Role-Playing/Massively Multiplayer Game of the Year:
Fallout 4

Nominasi: Bloodborne, Pillars of Eternity, The Witcher 3: Wild Hunt, Undertale

Sports Game of the Year:
Rocket League

Nominasi: FIFA 2016,Madden NFL 2016, MLB 15 The Show, NBA 2K16

Strategy/Simulation Game of the Year:
Heroes of the Storm

Nominasi: Cities: Skylines, Fallout Shelter, Grey Goo, Kerbal Space Program

D.I.C.E. Sprite Award:
Rocket League

Nominasi: Her Story, Galak-Z, Kerbal Space Program, Undertale

Handheld Game of the Year:
Helldivers

Nominasi: Earth Defense Force 2: Invaders from Planet Space, Pokemon: Super Mystery Dungeon, Yo-Kai Watch

Mobile Game of the Year:
Fallout Shelter

Nominasi: Dominations, Lara Croft Go, Pac-Man 256, The Room Three

Outstanding Achievement in Online Gameplay:
Rocket League

Nominasi: Destiny: The Taken King, Halo 5: Guardians, Hearthstone: Heroes of Warcraft, Splatoon

Outstanding Achievement in Game Design:
The Witcher 3: Wild Hunt

Nominasi: Fallout 4, Her Story, Lara Croft Go, Massive Chalice

Outstanding Achievement in Game Direction:
Fallout 4

Nominasi: Life is Strange, Rise of the Tomb Raider, The Witcher 3: Wild Hunt, Undertale

Game of the Year:
Fallout 4

Nominasi: Bloodborne, Ori and the Blind Forest, Rise of the Tomb Raider, The Witcher 3: Wild Hunt

Seremoni DICE Awards 2016 disertai penganugerahan Lifetime Achievemen Award kepada Satoru Iwata, sambil menampilkan video berisi momen-momen ceria serta kutipan kata-kata klasik darinya. Penghargaan diterima oleh presiden Nintendo Amerika Reggie Fils-Aime yang tak lupa mengucapkan terimakasih pada AIAS atas nama keluarga programmer legendaris itu.

Ada kejadian menarik lain, yaitu ketidakhadiran Konami untuk menerima trofi Adventure Game of the Year Award yang diraih Metal Gear Solid 5: The Phantom Pain – disambut oleh tawa penonton. Sang publisher diketahui keberatan melihat Hideo Kojima mendapatkan pengakuan atas permainan tersebut, dan Academy tampaknya lebih tertarik mengundang sang desainer ketimbang Konami.

Via GameSpot. Sumber: YouTube.

Apakah Rise of the Tomb Raider Versi PC Layak Dimainkan? Simak Rangkuman Review-nya

Keputusan developer Crystal Dynamics me-reboot seri Tomb Raider tampaknya merupakan langkah tepat untuk menyegarkan kembali franchise tersebut. Tomb Raider cukup sukses, dan sekuel pertamanya bahkan masuk ke daftar permainan terbaik di 2015. Namun saat itu game terasa belum sempurna karena ia baru bisa dinikmati oleh pemilik console Xbox One.

Setelah menunggu hampir 80 hari, tepatnya tengah malam tadi Rise of the Tomb Raider sudah dapat mainkan oleh gamer PC. Bagi user Steam, pre-load telah siap dari sebelum tanggal rilis. Namun saya yakin banyak di antara fans Lara Croft yang sebetulnya ingin meminang permainan baru ini tapi masih mempertimbangkan apakah Rise of the Tomb Raider layak dibeli sekarang atau nanti saja saat Steam Sale berlangsung.

Rise of the Tomb Raider Review Roundup 03

Artikel ini dibuat membantu Anda menentukan keputusan, berisi rangkuman-rangkuman review dari media video game ternama. Tentu ulasan-ulasan tersebut berbasis dari versi PC, jadi saya tidak mencantumkan nama-nama familier seperti IGN, GameSpot atau GamesRadar. Mereka sudah lebih dulu mempublikasi review berdasarkan versi Xbox One.

Sebagai media berita PC gaming paling populer, ada baiknya kita simak dulu apa kata PC Gamer. Menurut Phil Savage, formula Rise of the Tomb Raider tak begitu jauh berbeda dari pendahulunya, dengan elemen gameplay yang diperluas. Secara garis besar, game tersuguh lebih baik, menawarkan kepuasan dalam bertualang – meskipun beberapa aspek terlalu disederhanakan. PC Gamer memberikannya skor 83.

Rise of the Tomb Raider Review Roundup 02

Tanggapan kurang hangat disampaikan Rock Paper Shotgun. Adam Smith mengkritisi karakteristik sang tokoh utama yang belum matang, dan pada plot yang seolah-olah fokus pada kemampuan Lara dibanding perjuangannya. Karena itu, momentum spektakuler di permainan jadi terasa kurang memuaskan. Walau demikian, di awal review Smith mengaku bahwa ia sangat menikmati Rise of the Tomb Raider.

VideoGamer sendiri memiliki pendapat berbeda dari RPS. Adam Beck mengomparasinya versi PC dengan Xbox One, dan mengatakan bahwa kekuatan hardware PC membuat area-area terbuka tersaji lebih baik. Ia sangat merekomendasikan Rise of the Tomb Raider, dan juga bilang ‘tidak ada aspek yang hilang dari momen ia meluncur di Xbox One’. Di sana, game memperoleh nilai 4,5 dari 5 bintang.

Rise of the Tomb Raider Review Roundup 04

Berdasarkan website-website agregasi, Rise of the Tomb Raider edisi PC mendapatkan skor sementara yang cukup tinggi, yaitu 88 di OpenCritic, 87 di Metacritic, dan 86,14 di Game Rankings. Sejauh ini, media memberikan permainan skor 80 ke atas.

Rise of the Tomb Raider bisa Anda beli di Steam seharga Rp 570 ribu.

Rise of the Tomb Raider Pimpin Daftar Nominasi DICE Awards

Tidak memiliki hubungan dengan developer Battlefield, DICE Awards ialah ajang pemberian penghargaan pada video game yang dilaksanakan oleh organisasi Academy of Interactive Arts & Sciences. Meski tidak setenar Golden Joystick atau VGX, acara telah dilangsungkan sejak hampir dua dekade silam. DICE Awards adalah nama baru dari Annual Interactive Achievement Awards.

Belum lama, tim Academy of Interactive Arts & Sciences mengumumkan permainan-permainan yang terpilih sebagai nominasi Annual DICE (Design, Innovate, Communicate, Entertain) Awards ke-19. Tidak kurang dari 53 judul memperoleh pengakuan, terbagi dalam 22 kategori. Di sana rencananya akan diadakan seremoni penganugerahan gelar Lifetime Achievement Award pada Satoru Iwata, serta penyerahan titel Hall of Fame ke Hideo Kojima.

Lagi-lagi, The Witcher 3 tampak mendominasi list, tapi rekornya dikalahkan oleh pesaing tak terduga: Rise of the Tomb Raider. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat di bawah.

Outstanding Achievement in Animation

  • Assassin’s Creed Syndicate
  • Batman: Arkham Knight
  • Ori and the Blind Forest
  • Rise of the Tomb Raider
  • The Order: 1886

Outstanding Achievement in Art Direction

  • Lara Croft GO
  • Ori and the Blind Forest
  • Rise of the Tomb Raider
  • The Order: 1886
  • Star Wars Battlefront

Outstanding Achievement in Character

  • Assassin’s Creed Syndicate – Evie Frye
  • Her Story – Hannah Smith
  • Life is Strange – Maxine Caulfield
  • Rise of the Tomb Raider – Lara Croft
  • The Witcher 3: Wild Hunt – Geralt of Rivia

Outstanding Achievement in Original Music Composition

  • Batman: Arkham Knight
  • Everybody’s Gone to the Rapture
  • Ori and the Blind Forest
  • StarCraft II: Legacy of the Void
  • The Witcher 3: Wild Hunt

Outstanding Achievement in Sound Design

  • Destiny: The Taken King
  • Ori and the Blind Forest
  • Rise of the Tomb Raider
  • Star Wars Battlefront
  • The Order: 1886

Outstanding Achievement in Story

  • Fallout 4
  • Her Story
  • Tales from the Borderlands: A Telltale Game Series
  • Rise of the Tomb Raider
  • The Witcher 3: Wild Hunt

Outstanding Technical Achievement

  • Just Cause 3
  • Rise of the Tomb Raider
  • Star Wars Battlefront
  • The Order: 1886
  • The Witcher 3: Wild Hunt

Action Game of the Year

  • Destiny: The Taken King
  • Helldivers
  • Just Cause 3
  • Star Wars Battlefront
  • Splatoon

Adventure Game of the Year

  • Batman: Arkham Knight
  • Life is Strange
  • Metal Gear Solid V: The Phantom Pain
  • Ori and the Blind Forest
  • Rise of the Tomb Raider

Family Game of the Year

  • Guitar Hero Live
  • Lego Dimensions
  • Rock Band 4
  • Super Mario Maker
  • Tearaway Unfolded

Fighting Game of the Year

  • Mortal Kombat X
  • Dead or Alive 5 Last Round
  • Rising Thunder

Racing Game of the Year

  • Forza Motorsport 6
  • Need for Speed
  • Project CARS

Role-Playing/Massively Multiplayer Game of the Year

  • Bloodborne
  • Fallout 4
  • Pillars of Eternity
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • Undertale

Sports Game of the Year

  • EA Sports FIFA 2016
  • Madden NFL 2016
  • MLB 15 The Show
  • NBA 2K16
  • Rocket League

Strategy/Simulation Game of the Year

  • Cities: Skylines
  • Fallout Shelter
  • Grey Goo
  • Heroes of the Storm
  • Kerbal Space Program

D.I.C.E. Sprite Award

  • Her Story
  • GALAK-Z
  • Kerbal Space Program
  • Rocket League
  • Undertale

Handheld Game of the Year

  • Earth Defense Force 2: Invaders from Planet Space
  • Helldivers
  • Pokemon: Super Mystery Dungeon
  • Yo-Kai Watch

Mobile Game of the Year

  • DomiNations
  • Fallout Shelter
  • Lara Croft GO
  • PAC-MAN 256
  • The Room Three

Outstanding Achievement in Online Gameplay

  • Destiny: The Taken King
  • Halo 5: Guardians
  • Hearthstone: Heroes of Warcraft
  • Rocket League
  • Splatoon

Outstanding Achievement in Game Design

  • Fallout 4
  • Her Story
  • Lara Croft GO
  • Massive Chalice
  • The Witcher 3: Wild Hunt

Outstanding Achievement in Game Direction

  • Fallout 4
  • Life is Strange
  • Rise of the Tomb Raider
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • Undertale

Game of the Year

  • Bloodborne
  • Fallout 4
  • Ori and the Blind Forest
  • Rise of the Tomb Raider
  • The Witcher 3: Wild Hunt

Pemenang akan diumumkan pada tanggal 18 Februari nanti, di akhir acara DICE Summit di Las Vegas.

Sumber: Interactive.org. Header: TombRaider.com.

Berdasarkan Info di Steam, Rise of the Tomb Raider Akan Tiba di PC Bulan Januari 2016

Digunakan produsen untuk menjaga nilai jual platform gaming mereka tetap tinggi, eksklusivisme permainan ialah hal yang tidak begitu disukai gamer, dan tak selamanya memberi manfaat bagi developer. Meskipun eksklusivisme sangat sulit dilepaskan para pencipta console, Microsoft perlahan-lahan mengubah kebijakan mereka, dan mulai mengadopsi timed exclusive.

Ada berita gembira buat para gamer PC yang sedang menanti sekuel dari reboot Tomb Raider. Setelah diluncurkan di Xbox One pada bulan November 2015 silam, Rise of the Tomb Raider kabarnya akan tiba di Windows tidak lama lagi. Informasi ini terpantau oleh pengguna forum NeoGAF berdasarkan kemunculan laman resmi permainan di platform distribusi digital Steam.

Di sana, Rise of the Tomb Raider dinyatakan akan dirilis pada bulan Januari 2016 – meskipun info tidak menyebutkan tanggal secara spesifik. Di kolom deskripsi produk, Cyrstal Dynamics menuliskan, “Menawarkan momen-momen epik menegangkan yang dilatarbelakangi lokasi eksotis namun berbahaya, Rise of the Tomb Raider menyuguhkan petualangan penuh aksi dalam ekspedisi penjelajahan makam di mana Lara mencoba menguak rahasia keabadian.”

Tomb Raider PC

Janji developer memang sesuai dengan klaim mereka. Rise of the Tomb Raider adalah salah satu permainan terbaik di 2015 (serta masuk dalam honorable mention daftar game favorit DailySocial). Di Steam, publisher Square Enix turut membubuhkan konklusi dari ulasan-ulasan media game terkemuka, meski kita harus menjajalnya sendiri untuk tahu apakah Rise of the Tomb Raider berjalan optimal di PC atau tidak.

Rise of the Tomb Raider meneruskan kisah Lara Croft, di-setting beberapa tahun setelah Tomb Raider usai. Sang penjelajah legendaris itu masih sulit mencerna kejadian supranatural yang ia alami sebelumnya. Ingin mencari jawabannya, Lara memutuskan buat meneruskan riset sang ayah mengenai kota mitos Kitezh. Gameplay-nya tak jauh berbeda dari Tomb Raider pertama, dengan penyempurnaan di berbagai aspek plus sistem crafting.

Kehadiran Rise of the Tomb Raider di platform lain sudah bisa ditebak, mengingat permainan pada dasarnya bukanlah franchise milik Microsoft. Apalagi game terdahulu juga dirilis di Windows, console new-gen, serta last-gen.

Kemunculan game secara lebih dini di PC merupakan berita melegakan, tapi boleh jadi, Square Enix mempercepat waktu tayangnya karena penjualan Rise of the Tomb Raider di Xbox One tidak sesuai harapan mereka – disebabkan waktu pelepasan yang berbarengan dengan Fallout 4.

Dan sayangnya lagi, pemilik PlayStation 4 baru dapat menikmati Rise of the Tomb Raider di triwulan keempat 2016.

Sumber: Steam.