Withings Luncurkan Fitness Tracker Baru dan Termometer Pintar

Perusahaan asal Perancis, Withings, tak mau ketinggalan dari para pesaingnya dalam meramaikan panggung CES 2016 dengan sederet fitness tracker baru. Di sana, mereka langsung memperkenalkan dua produk baru sekaligus; satu merupakan fitness tracker berharga terjangkau, sedangkan satunya adalah sebuah termometer pintar.

Fitness tracker anyar itu mereka beri nama Withings Go. Wujudnya begitu minimalis. Ia tak memiliki tombol sama sekali, sedangkan layarnya sendiri memanfaatkan teknologi e-ink yang amat irit daya. Pada layar ini, progress pengguna akan ditampilkan berupa garis-garis yang akan memenuhi layar ketika target harian telah tercapai.

Go dapat dipakai untuk memonitor berbagai aktivitas: jalan kaki, berlari, berenang sampai mendengkur di atas kasur. Karena tak ada tombol apa-apa untuk ditekan, yang perlu pengguna lakukan hanyalah memakainya, dan Go akan mulai memonitor secara otomatis saat aktivitas dimulai. Data-datanya kemudian akan diteruskan menuju aplikasi Withings Health Mate di smartphone.

Withings Go

Cara memakai Go pun bervariasi. Pengguna bisa menjepitkannya ke saku celana atau ikat pinggang. Go juga bisa dikenakan seperti sebuah jam tangan dengan memanfaatkan casing pelindung yang berbeda. Konsep ini sangat mirip seperti yang ditawarkan perangkat sekelas dari brand lain, yakni Jawbone UP Move dan Misfit Flash.

Secara keseluruhan, Withings Go terdengar amat menarik buat yang tengah mengincar sebuah fitness tracker serba bisa tapi berharga terjangkau. Go dihargai $70 saja, dan akan dipasarkan mulai kuartal pertama tahun ini juga. Oh ya, ia juga tahan air hingga kedalaman 50 meter, dan baterai kancingnya bisa bertahan sampai 8 bulan sebelum perlu diganti baru.

Withings Thermo

Withings Thermo

Saya yakin Anda sudah penasaran dengan yang dimaksud termometer pintar. Namanya Withings Thermo, dan sepertinya ia merupakan termometer paling canggih yang tersedia untuk umum saat ini. Cara menggunakannya pun jauh lebih mudah daripada termometer tradisional.

Untuk memakainya, pengguna hanya perlu menempelkan Thermo ke pelipis, tekan tombolnya, lalu tunggu selama dua detik. Thermo dibekali 16 sensor inframerah yang akan melakukan sebanyak 4.000 pengukuran pada pembuluh arteri, mencari titik terpanas, lalu menampilkan berapa suhunya secara akurat. Sekali lagi, semuanya berlangsung dalam waktu dua detik saja.

Keunikan Thermo tak berhenti sampai di situ saja. Ia juga mengemas koneksi Wi-Fi dan Bluetooth, memungkinkannya untuk meneruskan data menuju aplikasi di smartphone. Di situ Anda dapat memantau analisis sederhana terkait fluktuasi suhu tubuh setiap harinya, yang bisa saja dikaitkan dengan gejala penyakit tertentu yang tiba-tiba muncul.

Lebih lanjut, data ini juga bisa dikombinasikan dengan data yang dikumpulkan perangkat kesehatan lain besutan Withings, yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kesehatan penggunanya.

Withings Thermo dibanderol seharga $100, dan juga akan dipasarkan mulai kuartal pertama tahun 2016. Ia ditenagai oleh sepasang baterai AAA sehingga Anda tak perlu repot-repot mengisi ulang baterainya setiap malam.

Sumber: Wareable dan TechCrunch.

Fitbit Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Fitbit Blaze

Sebagai salah satu brand yang amat dominan di dunia wearable, Fitbit sejauh ini punya lini produk yang cukup bervariasi. Produk-produknya yang populer mencakup Fitbit Flex, Charge, Charge HR maupun Surge. Tapi keempat perangkat itu hanyalah sebuah gelang, sehingga otomatis konsumen yang menginginkan smartwatch kemungkinan tak akan melirik Fitbit sama sekali.

Untuk itulah Fitbit datang meramaikan event CES 2016 di kota Las Vegas. Di situ mereka memperkenalkan smartwatch perdananya, Fitbit Blaze. Dilihat dari sudut manapun, Blaze memang tampak seperti jam tangan, tapi tentu saja dengan sejumlah fitur pintar ala smartwatch sekaligus fungsi fitness tracking yang lengkap yang membuat nama Fitbit melambung hingga seperti sekarang.

Desain Blaze agak sedikit kaku kalau dibandingkan smartwatch lain. Rangka stainless steel membungkus layar sentuhnya, dan ia secara total memiliki tiga tombol di bagian sisinya. Blaze tahan air, tapi sekedar cipratan air hujan saja, bukan untuk dipakai selagi mandi atau malah saat berenang.

Fitbit Blaze

Sebagai sebuah smartwatch, fiturnya masih kalah lengkap jika dibandingkan dengan smartwatch Android Wear. Utamanya adalah tidak adanya app store untuk mengunduh aplikasi pihak ketiga, serta absennya dukungan perintah suara. Kendati demikian, Blaze masih bisa meneruskan notifikasi panggilan telepon, pesan teks maupun entry kalender, dan ia juga bisa dipakai untuk mengontrol musik pada smartphone.

Tidak mengejutkan dari Fitbit, yang membuat Blaze istimewa justru adalah fungsi fitness tracking-nya. Mulai dari yang super simpel seperti memonitor jumlah langkah kaki atau pola tidur, sampai yang lebih kompleks seperti aktivitas berlari dan bersepeda. Blaze juga punya sensor laju jantung dan GPS, memungkinkan pengguna untuk memantau rute, kecepatan maupun durasi selagi beraktivitas.

Terlepas dari itu, cukup menarik untuk melihat Fitbit yang akhirnya ikut menembus pasar smartwatch. Blaze dijajakan seharga $200 saja, menjadikannya alternatif yang lebih terjangkau dari smartwatch Android Wear atau malah Apple Watch.

Sumber: Gizmag.

Misfit Umumkan Dua Produk Baru, Misfit Specter dan Misfit Ray

Menghadapi persaingan di ranah perangkat activity tracker yang terus memanas, Misfit memanfaatkan panggung CES 2016 untuk memperkenalkan dua produk baru yang bernama Misfit Specter dan Misfit Ray. Keduanya sama-sama merupakan activity tracker, tapi wujudnya benar-benar berbeda satu sama lain.

Misfit Specter pada dasarnya merupakan sebuah earphone nirkabel berbasis Bluetooth. Ini merupakan pertama kalinya Misfit menggarap perangkat audio. Maka dari itu, mereka pun meminta bantuan 1More, sebuah produsen headphone kategori high-end asal Tiongkok. Agar semakin lengkap, teknologi noise-cancelling pun tak lupa disematkan.

Di saat yang sama, Specter juga merupakan sebuah activity tracker. Sensor-sensor macam accelerometer ditanamkan ke dalam unit dasarnya yang berwujud persegi. Unit ini bisa pengguna jepitkan di kerah baju misalnya, kemudian ia akan memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar maupun jarak tempuh.

Misfit Specter

Misfit turut melengkapi Specter dengan fungsi sleep tracking. Ia dibekali baterai dengan daya tahan sekitar 8 – 10 jam. Memang terdengar boros untuk ukuran activity tracker, tapi harus kita ingat bahwa ia juga merupakan sebuah earphone nirkabel, dan angka tersebut sudah tergolong lumayan.

Namun yang tak kalah menarik adalah kompatibilitas Specter dengan aplikasi Misfit Link. Tombol yang ada pada unit dasarnya bisa diprogram sesuai kebutuhan, termasuk untuk mengontrol perangkat smart home macam bohlam Philips Hue berkat integrasi IFTTT – sama seperti yang ditawarkan oleh Misfit Shine 2.

Misfit Ray

Di sisi lain, Misfit Ray merupakan activity tracker sekaligus sleep tracker dengan bentuk yang lebih tradisional. Tak seperti Shine yang menyerupai arloji, Ray kelihatan seperti gelang. Bagian atasnya merupakan rangka aluminium berwujud silinder yang mengemas seluruh komponen elektronik yang dibutuhkan, seperti misalnya accelerometer 3-axis.

Keunggulan utama Ray sebenarnya terletak pada desainnya yang amat minimalis tersebut. Berwujud tabung dengan diameter 12 mm dan panjang 38 mm, ia sebenarnya bisa Anda pakai bersama strap model apa saja, atau malah dijadikan liontin kalau memang berkenan. Sentuh permukaan atasnya, maka lampu LED akan menyala sesuai dengan pencapaian target harian pengguna.

Ray juga tak perlu di-charge. Ia memakai baterai kancing standar yang hanya perlu diganti sekitar 6 bulan sekali. Ia pun juga tahan air, siap Anda ajak menyelam hingga kedalaman 50 meter seandainya berkenan.

Soal harga dan ketersediaan, Specter baru akan dipasarkan pada musim semi tahun ini dengan banderol di bawah $200. Untuk Ray, Misfit bakal menjajakannya dalam dua model: model pertama dengan strap karet seharga $100 dan model kedua dengan strap kulit seharga $120.

Sumber: SlashGear dan Misfit Blog.

UA Healthbox Ialah Bundle Perangkat Fitness Garapan HTC dan Under Armour

Sekitar dua bulan yang lalu, beredar kabar bahwa jadwal rilis HTC Grip harus ditunda sampai awal tahun ini. Alasannya pada saat itu adalah, HTC bakal menempatkan Grip sebagai bagian dari “ekosistem digital terintegrasi” yang dikembangkan bersama brand produk fitness Under Armour.

Semuanya terjawab sekarang. Bertempat di ajang CES 2016, keduanya dengan semangat mengungkap UA Healthbox. UA Healthbox pada dasarnya merupakan sistem perangkat fitness terkoneksi yang terdiri dari tiga perangkat terpisah: UA Band, UA Heart Rate dan UA Scale. Yup, inilah “ekosistem digital terintegrasi” yang dimaksud tadi.

Maksud kata integrasi di sini adalah ketiga perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain guna memberikan wawasan lengkap terkait kesehatan penggunanya. Semua itu dimungkinkan berkat aplikasi UA Record (Android dan iOS) yang mengemban tugas sinkronisasi sekaligus evaluasi data yang dikumpulkan oleh masing-masing perangkat.

UA Band

Lalu di manakah HTC Grip? Mengapa perangkat tersebut tak jadi nongol di sini? Well, sepertinya kedua pihak telah melakukan rebranding perangkat tersebut menjadi UA Band. Meski sedikit berbeda, kalau Anda perhatikan wujud UA Band ini banyak mengambil inspirasi dari HTC Grip, yang tentunya telah disempurnakan untuk memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik.

UA Band mengemas layar PMOLED 1,36 inci, layar ini dapat terus menyala sehingga pengguna dapat terus memonitor progress-nya saat tengah berlatih tanpa harus menekan tombol apa-apa. UA Band juga tangguh, ia siap Anda ajak mencebur ke air hingga kedalaman 20 meter.

UA Heart Rate

Selain memonitor aktivitas fisik dan pola tidur, UA Band sebenarnya juga sanggup membaca laju jantung pengguna. Namun kalau mencari data yang lebih akurat, di sinilah UA Heart Rate memegang peran. Perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah strap yang Anda lingkarkan di dada. UA Heart Rate juga tahan air, tapi cuma sekedar cipratan saja dan tidak disarankan digunakan saat berenang.

Tak cuma menghitung berapa denyut per menit, UA Heart Rate juga bisa mengalkulasikan seberapa intensif penggunanya berlatih. Data jumlah kalori yang terbakar yang dikumpulkan juga lebih akurat ketimbang hanya menggunakan UA Band saja.

UA Scale

Perangkat yang terakhir adalah UA Scale. Scale sejatinya tidak jauh berbeda dari timbangan pintar berbasis Wi-Fi pada umumnya. Ia tak cuma bisa menghitung bobot, tapi juga persentase lemak tubuh. Timbangan ini bisa menyimpan data milik delapan pengguna yang berbeda sekaligus, lalu meneruskannya ke aplikasi UA Record sehingga pengguna bisa mendapat gambaran yang lebih luas terkait kebugaran tubuhnya secara menyeluruh.

Terkait ketersediaannya, baik HTC maupun Under Armour awalnya akan memasarkan UA Healthbox ke pasar Amerika Serikat terlebih dahulu, barulah negara-negara lain akan menyusul ke depannya. Banderol harga yang ditetapkan adalah $400, sekali lagi mencakup tiga perangkat yang sudah disebutkan di atas.

Sumber: HTC via Popular Science.

Kacamata Pintar Ini Tak Akan Membuat Tampang Anda Kelihatan Aneh

Sejak Google Glass pertama kali diperkenalkan, kategori produk kacamata pintar alias smartglasses ini banyak mengundang kontroversi. Selain seputar pelanggaran privasi, smartglasses juga banyak dinilai ‘merusak’ penampilan, membuat tampang penggunanya kelihatan aneh di mata orang-orang di sekitarnya.

Namun tentunya pabrikan-pabrikan terus menyempurnakan desainnya. Bahkan produsen kacamata tradisional pun perlahan juga menunjukkan ketertarikannya terhadap smartglasses. Salah satunya adalah brand kacamata asal Jepang, JINS.

Ini sebenarnya merupakan kali kedua JINS mengungkap kacamata pintarnya. Didapuk JINS Meme MT, tampak luar perangkat ini amat identik dengan kacamata biasa, dan ini memang merupakan salah satu fitur andalannya.

JINS Meme MT

Akan tetapi di balik desainnya yang minimalis tersebut, Meme MT juga mengemas fitur penting yang membuatnya pantas dimasukkan dalam kategori smartglasses. Sederet sensor seperti accelerometer maupun gyroscope telah ditanamkan ke dalam frame-nya, membuatnya sanggup untuk memonitor berbagai parameter terkait aktivitas berlari atau jogging penggunanya.

Sama seperti kacamata pintar lainnya, Meme MT memanfaatkan Bluetooth untuk meneruskan data yang dikumpulkan menuju aplikasi pendampingnya di smartphone. Data-datanya sendiri mencakup pusat gravitasi, gaya berjalan/berlari, serta kecepatan.

Di Jepang, JINS Meme MT dipasarkan seharga 19.000 yen, atau kurang lebih sekitar Rp 2,1 juta. Kalau Anda sedang berlibur ke sana, silakan bersinggah ke Harajuku untuk menjajal kacamata pintar ini di toko utama JINS.

Sumber: Engadget.

Fitbit Rilis Fitur Baru, Bisa Memulai Tracking Secara Otomatis

Di kancah wearable, nama Fitbit populer bukan cuma karena hardware yang mereka ciptakan berkualitas, tetapi juga karena mereka kerap menghadirkan fitur-fitur baru yang pengaruhnya sangat signifikan via software, membuat pengguna merasa seakan-akan mempunyai fitness tracker anyar.

Hal tersebut bakal segera dirasakan oleh pengguna Fitbit Charge HR dan Fitbit Surge. Pasalnya, kedua perangkat tersebut baru saja kedatangan fitur SmartTrack. Apa fungsinya? Memulai tracking dan merekam semua data secara otomatis.

Yup, kedua fitness tracker ini sekarang bisa tahu dengan sendirinya ketika Anda selesai beraktivitas, lalu mengidentifikasi jenis aktivitasnya dan meneruskan data-data yang dikumpulkan ke aplikasi pendampingnya. Semuanya berjalan secara otomatis tanpa campur tangan dari Anda.

Fitur SmartTrack ini hanya bisa mengenali aktivitas yang melibatkan pergerakan secara terus-menerus, seperti misalnya berjalan, berlari, bersepeda maupun olahraga macam basket, sepak bola, tenis sampai dengan senam Zumba. Pengguna bisa mengatur durasi tracking yang ingin dilakukan. Jadi kalau lebih dari itu, perangkat tak akan merekam data.

Fitbit SmartTrack

Di saat yang sama, Fitbit turut mengirimkan update untuk teknologi PurePulse milik Charge HR dan Surge. Berkat update ini, kinerja tracking laju jantung kedua perangkat saat berada dalam Exercise Mode diklaim semakin sempurna ketimbang sebelumnya.

Lalu bagaimana dengan pengguna perangkat Fitbit lainnya? Tenang, Anda juga kebagian jatah fitur baru kok. Pengguna kini dapat menetapkan target mingguan dengan jumlah hari yang spesifik. Jadi semisal dalam seminggu Anda mau bermalas-masalan selama 2 hari di akhir pekan, tetapkan target untuk 5 hari saja.

Sumber: Fitbit Blog.

Withings Activite Steel Adalah Activity Tracker dalam Wujud Arloji Analog yang Menawan

Sebagus apapun desain sebuah smartwatch, semua orang pasti membandingkannya dengan jam tangan tradisional. Maka dari itu, sejumlah pabrikan pun mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka memilih untuk merancang sebuah arloji yang dilengkapi sejumlah fitur pintar, bukan sebuah perangkat pintar yang punya wujud menyerupai arloji.

Salah satu perusahaan yang mengamini pendekatan tersebut adalah Withings. Pabrikan asal Perancis ini sempat memukau publik tahun lalu dengan Activité, sebuah arloji mewah buatan Swiss yang dibekali kemampuan activity tracking dan sleep tracking, yang dibanderol seharga $450. Kemudian di awal tahun ini, Withings kembali dengan Activité Pop yang berfungsi sama persis, tapi materialnya tidak begitu mewah dan dipatok seharga $150.

Kini, mereka kembali menawarkan alternatif lain dengan Withings Activité Steel. Perangkat ini duduk tepat di tengah-tengah Activité dan Activité Pop. Meski tidak dibuat di Swiss seperti kakak sulungnya, Activité Steel masih menawarkan aura mewah berkat penggunaan material stainless steel pada case-nya. Namun untuk memangkas harga, strap-nya terbuat dari silikon ketimbang kulit asli.

Withings Activité Steel

Fitur yang ditawarkan tidak berubah sedikit pun. Anda tetap mendapat sebuah arloji analog dengan fitur activity tracking dan sleep tracking otomatis. Otomatis maksudnya Anda tak perlu menekan tombol apa-apa untuk memulai fungsi tracking-nya. Dan di pagi hari, Activité Steel akan merangkap peran sebagai sebuah alarm pintar, menyesuaikan pola dan tingkat getaran dengan fase tidur Anda.

Selain menghitung jumlah langkah kaki dan kalori yang terbakar, Activité Steel juga akan memonitor kegiatan berenang Anda – juga akan aktif secara otomatis ketika Anda mencebur ke air. Anda pun tak perlu khawatir dengan keadaannya, karena Activité Steel dirancang supaya tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Withings Activité Steel

Selesai memonitor, Anda bisa meneruskan seluruh data yang dikumpulkannya ke perangkat Android atau iOS via Bluetooth 4.0. Pada bagian wajahnya, terdapat sebuah dial kecil yang menunjuk angka mulai dari 0 – 100. Dial ini berfungsi untuk menunjukkan sudah berapa persen target Anda tercapai pada hari itu.

Hal lain yang tak kalah menarik untuk diperhatikan adalah, Anda tak perlu mengisi ulang baterai Activité Steel setiap malam; ia ditenagai oleh baterai kancing standar, yang diklaim bisa bertahan selama 8 bulan sebelum akhirnya perlu diganti baru.

Activité Steel saat ini sudah tersedia secara eksklusif melalui situs resmi Withings. Harga yang ditetapkan adalah $170, dan cuma ada satu varian warna saja yang ditawarkan, yaitu hitam.

Sumber: SlashGear.

Xiaomi Ungkap Mi Band Pulse, Dibekali Sensor Laju Jantung dan Harga yang Tetap Super-Ekonomis

Sudah sekitar satu tahun lebih sejak Xiaomi merilis fitness tracker perdananya, Mi Band. Dalam jangka waktu sampai sekitar bulan Juni kemarin, Xiaomi berhasil memasarkan lebih dari 6 juta unit Mi Band secara global berdasarkan laporan Xiaomi Today – jadi kemungkinan besar angkanya sudah bertambah sampai bulan November ini.

Kini saat yang ditunggu-tunggu banyak penggemarnya sudah datang. Xiaomi akhirnya mengungkap secara resmi kehadiran fitness tracker generasi keduanya yang mereka juluki Mi Band 1S – atau Mi Band Pulse, kalau mengacu pada berita di forum resminya, dimana sepertinya ada perubahan nama tidak lama setelah diumumkan. Melihat namanya, saya yakin sebagian besar dari Anda bakal menebak bahwa fitur baru andalannya adalah sensor laju jantung. Yup, tebakan Anda tidak salah sedikit pun.

Xiaomi mengaku bahwa cukup banyak pengguna Mi Band orisinil yang meminta mereka menambahkan fitur heart-rate monitoring ini ke generasi penerus Mi Band. Kini Mi Band Pulse pun benar-benar mengabulkan permintaan tersebut, dimana sensor laju jantungnya tertanam di sisi bawah, sama seperti mayoritas smartwatch dan fitness tracker lain yang ada di pasaran.

Xiaomi Mi Band Pulse

Secara fisik, Mi Band Pulse tampak sangat identik dengan pendahulunya, lengkap beserta sertifikasi ketahanan air IP67 yang diusung. Ia tetap terdiri dari dua bagian, yakni modul tempat seluruh sensornya tersimpan dan strap untuk mengamankan modul tersebut. Hanya saja, karena mengemas sensor laju jantung, ukuran modulnya sedikit membesar, tepatnya 37 x 13,6 x 9,9 mm, dengan bobot 5,5 gram.

Mi Band Pulse masih mengandalkan Bluetooth 4.0 untuk berkomunikasi dengan perangkat Android maupun iOS. Ia ditenagai oleh baterai berdaya 45 mAh; meski mengemas sensor laju jantung yang akurasinya diyakini setara milik Apple Watch, ia diklaim masih bisa beroperasi hingga 20 hari lebih dalam satu kali charge. Perubahan lainnya terletak pada material strap-nya, dimana Xiaomi mengklaim telah memakai bahan yang lebih tahan lama daripada sebelumnya.

Xiaomi Mi Band Pulse

Hal lain yang tak berubah dari Mi Band Pulse adalah harganya, yang tetap merupakan atribut unggulan darinya dalam bersaing menghadapi fitness tracker lain. Banderol Mi Band Pulse tetap kelewat terjangkau, hanya $15, atau sekitar Rp 205 ribu saja – bayangkan, dengan modal Rp 200 ribu, Anda sudah bisa memonitor performa jantung Anda sehari-harinya.

Sejauh ini Mi Band Pulse baru akan dipasarkan di Tiongkok terlebih dulu, dan belum ada keterangan soal ketersediaannya di Indonesia. Namun jangan khawatir, besar kemungkinan Xiaomi bakal membawanya ke tanah air. Di forum saja mereka sempat mengadakan polling terkait ketertarikan konsumen untuk membeli saat Mi Band Pulse sudah dirilis di negaranya masing-masing nanti.

Via: Wareable.

Garmin Umumkan Activity Tracker Generasi Baru dan Timbangan Pintar

Garmin baru saja memperkenalkan generasi terbaru activity tracker andalannya, Vivosmart HR. Vivosmart sendiri cukup populer di kalangan pengguna, menawarkan keseimbangan antara desain simpel, fungsionalitas dan baterai yang awet. Continue reading Garmin Umumkan Activity Tracker Generasi Baru dan Timbangan Pintar

Setelah Vive, Jadwal Rilis HTC Grip Juga Mundur Jadi Tahun Depan

HTC sepertinya mengalami banyak kendala tahun ini. Utamanya, mereka tidak jadi mencuri langkah dari Oculus Rift akibat mundurnya jadwal rilis HTC Vive. Dan rupanya nasib yang sama juga menimpa debut perdananya di ranah wearable, yaitu HTC Grip. Continue reading Setelah Vive, Jadwal Rilis HTC Grip Juga Mundur Jadi Tahun Depan