Bethesda Tidak Bergurau, Game Skyrim Hadir di Toilet Pintar Seharga $ 6.000

Dirilis perdana di tahun 2011, upaya Bethesda Softworks untuk mengadirkan permainan The Elder Scrolls V: Skyrim di seluruh platform membuatnya jadi objek gurauan gamer. Setelah tersedia di PC, Xbox 360 dan PS3, publisher berambisi buat membawanya ke platform game current-gen. Inkarnasi terakhir dari RPG open world fenomenal itu adalah edisi VR dan Switch.

Bethesda tentu saja menyadari hal tersebut. Sebagai respons candaan serta meme yang beredar, mereka mengumumkan Skyrim: Very Special Edition di E3 2018. Versi ini dipresentasikan dalam video yang dibintangi komedian Keegan Michael-Key, di mana Skyrim bisa diakses Amazon Echo. Selanjutnya, sang narator mengungkap ‘rencana’ Betheda untuk melepasnya pula di Etch A Sketch, pager Motorola, sampai kulkas pintar Samsung.

Banyak orang mengira ini hanyalah cara publisher mengapresiasi guruan fans, hingga mereka sadar Bethesda ternyata betul-betul menggarapnya. Betul sekali, Skyrim bisa Anda mainkan dengan bantuan Amazon Alexa. Tapi berbeda dari versi PC/console-nya, ‘Very Special Edition’ disuguhkan seperti permainan petualangan berbasis teks, namun disuguhkan dalam bentuk audio – seperti sesi menikmati game tabletop berbekal AI.

Anda bisa segera mencobanya jika kebetulan mempunyai Echo atau Echo Dot. Bahkan berdasarkan laporan Polygon, Anda tak memerlukan speaker pintar Amazon itu, cukup perlu mengunduh aplikasi Amazon di iDevice atau menginstal Alexa di perangkat Android. Sesudah itu silakan buka app, tap icon Alexa, kemudian bilang: “Alexa, open Skyrim.

Skyrim 1

Dan kebetulan, seorang pengguna Reddit menemukan bahwa unit toilet pintar baru buatan Kohler ternyata kompatibel dengan AI Alexa. Toilet high-end bernama Numi itu bisa mendengar perintah suara Anda dan melakukan sejumlah hal, seperti mengangkat dudukan toilet hingga memutar musik. Dan dengan adanya Skyrim di sana, Anda bisa bertualang secara imajinatif sembari mengosongkan usus besar.

Dibanderol seharga US$ 6.000, Kohler Numi merupakan perangkat paling mahal yang bisa Anda beli untuk memainkan Skyrim. Dengannya, Anda tidak perlu bingung jika lupa membawa smartphone ke toilet: Anda bisa berburu naga, bertarung melawan raskasa, atau menjelajahi reruntuhan Dwemer.

Saya belum mengetahui seberapa besar isi konten Skyrim di Alexa, namun kapabilitas ini mengindikasikan bahwa game secara teori dapat berjalan di perangkat apapun yang mempunyai sirkuit elektronik. Mungkin Skyrim di smart refrigerator Samsung bukan sekadar gurauan. Dan coba Anda bayangkan rasanya sensasi bermain Skyrim di oven pintar…

Via GamesRadar.

Jurassic World Revealed Adalah Game Audio-Only untuk Dimainkan Bersama Amazon Alexa

Kalau Anda sempat menonton presentasi Bethesda di E3 2018 beberapa waktu lalu, kemungkinan besar Anda sempat dibuat tertawa oleh trailer guyonan Skyrim: Very Special Edition, di mana game RPG super-kompleks tersebut diceritakan bisa dimainkan menggunakan perintah suara bersama asisten virtual Amazon Alexa.

Yang menjadi pertanyaan, apakah benar game semacam ini (yang murni audio-only) tidak eksis? Tidak, malah sebenarnya sudah ada beberapa, termasuk yang terbaru adalah game berjudul Jurassic World Revealed, yang sudah bisa dinikmati oleh para pengguna speaker Amazon Echo (maupun perangkat Alexa lain) secara cuma-cuma.

Ya, game ini murni disajikan lewat audio saja, dengan setting yang meminjam dari film anyar Jurassic World: Fallen Kingdom. Dalam Revealed, Anda berperan sebagai podcaster yang menyusup ke pulau Isla Nublar bersama seorang co-host, dan Anda harus menceritakan investigasi Anda kepada seluruh pendengar.

Pengembang Jurassic World Revealed sebenarnya lebih sreg menyebut game ini sebagai sebuah pengalaman storytelling interaktif. Di sepanjang permainan, Anda memang harus mengambil keputusan dari beberapa pilihan yang tersedia, yang bakal memberikan imbas yang berbeda pada perjalanan sang karakter.

Begitu tamat, Anda bisa melihat komparasi pilihan-pilihan yang Anda ambil dengan para pemain lain. Game-nya sendiri terdiri dari enam chapter, dan yang gratis hanya chapter pertamanya saja. Sisanya harus ditebus seharga $4, atau $5 lewat tanggal 29 Juni nanti.

Sumber: CNET.

Sonos Beam Adalah Soundbar Pintar dengan Integrasi Alexa

Jauh sebelum voice assistant menjadi tren, Sonos sudah menggunakan istilah smart speaker untuk produk-produknya yang mampu terhubung langsung ke internet sekaligus berkomunikasi satu sama lain. Namun definisi smart speaker sekarang sudah bergeser, dan Sonos pun mau tidak mau harus beradaptasi, hingga akhirnya lahirlah Sonos One.

Akan tetapi Sonos One sejatinya tidak lebih dari sebatas speaker lama yang dimodifikasi dan ditambahi integrasi asisten virtual. Lain ceritanya dengan produk yang baru saja Sonos luncurkan. Namanya Beam, dan secara teknis ia merupakan sebuah soundbar. Sonos sebelumnya sudah pernah punya soundbar bernama Playbar, tapi Beam sangatlah berbeda.

Sonos Beam

Yang paling beda adalah dimensinya. Panjang Beam cuma 65 cm, dengan tinggi kurang dari 7 cm dan bobot 2,8 kg. Secara keseluruhan, ukuran Beam hanya 60% dari Playbar, sehingga ia begitu ideal untuk ruangan kecil atau sedang, seperti di apartemen misalnya.

Terkait desain, di mata saya Beam kelihatan seperti hasil perkawinan antara Playbar dan Playbase. Wujudnya tetap minimalis seperti jajaran produk Sonos lainnya, dan konsumen bisa memilih dua pilihan warna matte, yakni hitam atau putih. Selain diletakkan di atas meja, Beam juga dapat digantung di tembok.

Sonos Beam

Hal lain yang patut disoroti dari Beam tentu saja adalah kecerdasannya, terutama berkat integrasi Amazon Alexa, sehingga kontrol via perintah suara dapat dilakukan dengan mudah. Integrasi Google Assistant baru akan menyusul (dalam waktu dekat kata Sonos), sedangkan Siri juga dapat dipanggil berkat dukungan AirPlay 2, sehingga Beam juga ideal untuk para pelanggan Apple Music.

Interaksi dengan asisten-asisten virtual ini dipastikan berjalan mulus berkat lima buah mikrofon beamforming yang telah tertanam di bodi Beam, di mana suara pengguna masih bisa ditangkap dengan baik walaupun audio sedang berjalan dalam volume cukup keras. Streaming langsung ke berbagai layanan via Wi-Fi atau Ethernet turut didukung, seperti halnya produk Sonos lainnya, demikian pula kemudahan untuk membuat setup multi-room.

Sonos Beam

Perihal kualitas suara, Sonos tidak mau kita meremehkan Beam akibat tubuh kecilnya. Di balik sasisnya bernaung empat full-range woofer, tiga passive radiator, satu tweeter dan lima amplifier Class-D. Beam juga mendukung teknologi Trueplay, yang memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan equalizer-nya dengan kondisi akustik ruangan secara otomatis.

Pre-order Sonos Beam saat ini sudah dibuka di harga $399, hampir separuh harga Playbar. Sonos bilang bahwa Beam bakal tersedia secara global mulai 17 Juli mendatang.

Sumber: Sonos.

Dalam Waktu Dekat, Alexa Bakal Tersedia pada Deretan Laptop dan PC Besutan Acer

Alexa resmi menginvasi ranah laptop dan komputer desktop. Baru-baru ini, HP mengumumkan versi terbaru Envy 34 AIO yang dilengkapi integrasi asisten virtual besutan Amazon tersebut. HP tentu tidak sendirian, sebab Acer juga siap menghadirkan integrasi yang sama, malahan dengan penuh totalitas.

Yang pertama kebagian jatah adalah lini laptop convertible Acer Spin 3 dan Spin 5, dimulai pada tanggal 23 Mei besok. Dalam beberapa minggu mendatang, Acer juga bakal membawa integrasi Alexa ke lini laptop super-tipis Swift, Aspire all-in-one, serta laptop gaming Nitro 5 Spin.

Seperti di TV besutan LG, ini berarti perangkat-perangkat di atas bakal mengemas dua asisten pintar sekaligus, yakni Cortana dan Alexa. Keduanya sama-sama bisa menampilkan info ramalan cuaca, sama-sama bisa menjawab pertanyaan dari pengguna, lalu kenapa harus ada dua?

Kalau menyangkut produktivitas, mungkin Cortana masih lebih cocok ketimbang Alexa / Microsoft
Kalau menyangkut produktivitas, mungkin Cortana masih lebih cocok ketimbang Alexa / Microsoft

Jawabannya mungkin tergantung pada kebutuhan. Jadi kalau untuk tugas-tugas yang menyangkut email dan elemen produktivitas lain, pengguna mungkin bisa memercayakan Cortana. Selebihnya, untuk urusan mengendalikan perangkat smart home seperti lampu pintar, termostat, dan masih banyak lagi, pengguna dapat mengandalkan Alexa.

Yang mungkin membuat bingung adalah, tahun lalu Microsoft dan Amazon sempat menyepakati keputusan untuk menduetkan Cortana dan Alexa, yang berarti pada prakteknya konsumen dapat menginstruksikan Cortana untuk memanggil Alexa maupun sebaliknya. Nah kalau keduanya sudah terintegrasi secara penuh pada perangkat seperti buatan Acer dan HP tadi, apa gunanya kemampuan panggil-memanggil ini?

Saya sendiri juga bingung. Namun kita sejatinya tidak perlu mempermasalahkannya, sebab dengan adanya Cortana dan Alexa sekaligus, konsumen jadi punya pilihan untuk disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing. Hanya perlu satu saja? Silakan nonaktifkan salah satunya. Kalau butuh dua-duanya, perangkat pun juga siap mengakomodasi.

Sumber: Windows Central.

Versi Terbaru HP Envy 34 Curved AIO Datang Membawa Integrasi Alexa

HP baru saja me-refresh PC all-in-one terseksinya, Envy 34 Curved AIO. Hingga kini, Envy 34 masih menjadi satu-satunya PC AIO yang mengemas layar melengkung, dan spesifikasinya pun tergolong kelas atas. Semua itu tetap dipertahankan pada versi 2018-nya, namun ada juga pembaruan yang cukup unik, yaitu integrasi Alexa.

Ya, versi terbaru Envy 34 telah dibekali asisten virtual besutan Amazon tersebut secara default. Ini berarti pengguna dapat memanfaatkannya untuk mengontrol perangkat smart home yang kompatibel, atau pada dasarnya memaksimalkan semua skill yang Alexa miliki, tanpa harus mengandalkan perangkat smart speaker tambahan.

Selebihnya, Envy 34 turut mendapat penyegaran spesifikasi. Pada varian termahalnya, jantungnya dihuni oleh prosesor 6-core Intel Core i7+, di mana label “+” menandakan bahwa komponen tersebut telah dilengkapi modul memory Intel Optane. Kinerja grafis dipercayakan pada Nvidia GeForce GTX 1050, lalu ada RAM DDR4 dengan kapasitas maksimum 16 GB.

HP Envy 34 Curved AIO with Alexa

Desainnya tidak banyak berubah. Bagian dasarnya sejatinya masih merupakan sebuah soundbar garapan Bang & Olufsen, meneruskan pendekatan desain yang dimulai oleh adik kecilnya, Envy 27. Semua port-nya pun diposisikan di bagian dasarnya itu, meninggalkan panel belakang monitor yang terlihat mulus dan anggun, terlebih karena sudah dilapisi finish bermotif kayu (bukan kayu asli).

HP sayangnya belum mengungkap banderol harga dari versi baru Envy 34 ini. Kemungkinan besar varian termurahnya saja sudah menembus angka $1.000, terlebih karena pada varian ini pun media penyimpanannya sudah mengadopsi model hybrid, bukan lagi HDD tradisioanl.

Sumber: AnandTech.

Lego Ingin Sesi Bermain Duplo Jadi Lebih Interaktif dengan Bantuan Alexa

Kegunaan asisten virtual Amazon Alexa ada banyak sekali. Namun dari sekian banyak, sebelumnya mungkin belum terbayang skenario di mana Alexa bisa menjadi pendamping bermain anak-anak. Tak usah dibayangkan, sebab Lego sudah mewujudkannya lewat skill Alexa baru bernama Lego Duplo Stories.

Sesuai namanya, skill Alexa yang satu ini dimaksudkan untuk menjadi pelengkap sesi bermain Lego Duplo, yang ditujukan buat anak-anak berusia 2 – 5 tahun. Lego Duplo Stories pada dasarnya bisa dilihat sebagai pengalaman interaktif yang memadukan aspek storytelling dan permainan fisik dengan balok-balok Lego Duplo.

Total ada 10 tema yang diangkat Duplo Stories; lima seputar binatang, dan lima sisanya seputar alat transportasi. Masing-masing tema sengaja dicocokkan dengan varian Lego Duplo yang ada, sehingga orang tua tidak perlu membeli set Duplo baru apabila hendak mengajak anaknya menikmati sesi interaktif ini.

Lego Duplo Stories

Cara kerjanya sederhananya begini: instruksikan Alexa untuk membuka Duplo Stories, lalu pilih tema cerita yang diinginkan. Dari situ Alexa akan mulai bercerita, dan anak-anak akan diajak untuk menyusun balok-balok Duplo seiring berjalannya cerita. Arah ceritanya pun tidak linear, melainkan ditentukan oleh pilihan sang anak.

Lego percaya bahwa Duplo Stories bisa membantu anak-anak mengasah sejumlah bakatnya, baik yang bersifat konstruktif, eksploratif maupun yang menyangkut roleplaying. Anak-anak akan diajak bermain sambil belajar angka, warna, artikulasi maupun tantangan menyusun balok-balok Duplo.

Lego Duplo Stories bisa diakses lewat perangkat apapun yang mengemas integrasi Alexa, termasuk halnya speaker kecil Echo Dot, yang baru-baru ini kedatangan versi khusus untuk anak-anak. Mengingat lini Amazon Echo sendiri belum tersedia di banyak negara, Lego untuk sekarang baru merilis Duplo Stories di Amerika Serikat dan Inggris Raya saja.

Sumber: Lego.

Amazon Luncurkan Smart Speaker Echo Dot Versi Anak-Anak

Berkat harganya yang begitu terjangkau, Amazon Echo Dot bisa dibilang merupakan salah satu smart speaker paling laris di pasaran. Produk ini pun cukup populer di kalangan anak-anak. Buktinya, Amazon baru saja memperkenalkan versi khusus bernama Echo Dot Kids Edition.

Secara fisik, perangkat ini sama persis seperti Echo Dot biasa, hanya saja Amazon telah menyertakan sebuah case supaya umurnya setidaknya bisa lebih panjang di tangan anak-anak. Tidak hanya itu, Echo Dot Kids Edition juga datang membawa garansi selama dua tahun, yang mencakup reparasi maupun penukaran gratis.

Amazon Echo Dot Kids Edition

Perbedaan utamanya terletak pada segi fitur. Yang pertama adalah fitur bernama FreeTime, yang memungkinkan para orang tua untuk membatasi durasi penggunaan perangkat, maupun mengutak-atik pengaturan parental control secara lebih komprehensif, termasuk yang krusial seperti mematikan fungsi voice purchasing, demi menyelamatkan tagihan kartu kreditnya.

Dengan FreeTime, Alexa pun juga jadi lebih ramah terhadap anak-anak, serta siap menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pendidikan, entah itu mengenai sains, hitung-hitungan atau bahasa. Sebaliknya, anak-anak pun juga didorong untuk berkomunikasi dengan lebih sopan, di mana mereka harus menyebutkan kata “please” setiap kali bertanya ke Alexa.

Amazon Echo Dot Kids Edition

Fitur yang kedua adalah FreeTime Unlimited, yang pada dasarnya merupakan layanan berlangganan berisikan bermacam konten untuk anak-anak, semisal lebih dari 300 audiobook, serta playlist musik khusus anak dari iHeartRadio, semuanya tanpa diselipi iklan.

FreeTime Unlimited juga bakal menambah skill yang dimiliki Alexa, yang bersangkutan dengan brandbrand seperti Disney, Nickelodeon maupun National Geographic. Konsumen Echo Dot Kids Edition bakal mendapat semua ini secara cuma-cuma selama setahun, sedangkan pengguna seri Echo lain harus membayar biaya berlangganan $3 per bulan.

Amazon Echo Dot Kids Edition rencananya bakal dipasarkan mulai 9 Mei mendatang seharga $80, lebih mahal $30 daripada Echo Dot standar. Perlu diingat, dana ekstra ini bukan sebatas untuk gratis berlangganan FreeTime Unlimited itu tadi saja, tapi juga garansi lengkap selama dua tahun.

Sumber: Recode dan Business Wire.

Lenovo Yoga 730 dan Yoga 530 Hadirkan Performa Lebih Baik dalam Desain Lebih Ringkas

Ada event Mobile World Congress, ada laptop hybrid baru dari Lenovo. Selama tiga tahun berturut-turut, Lenovo tidak pernah absen menyingkap model anyar dari lini Yoga-nya, dan tahun ini pun Lenovo Yoga 730 beserta Yoga 530 resmi diperkenalkan.

Keduanya sama-sama mengusung desain yang lebih ringkas untuk semua varian dibanding pendahulunya. Untuk Yoga 730, bobotnya berhasil dipangkas sekitar 13 persen: varian 13 incinya seberat 1,12 kg dan varian 15 incinya 1,89 kg. Yoga 530 yang berukuran 14 inci pun juga ikut menyusut, kini dengan tebal bodi 17,6 mm dan bobot 1,6 kg.

Lenovo Yoga 530

Hal itu sama sekali tidak berpengaruh negatif terhadap performa. Pada kenyataannya, baik Yoga 730 dan Yoga 530 kini sama-sama mengemas prosesor Intel generasi kedelapan yang menjanjikan lonjakan kinerja cukup drastis. GPU opsional Nvidia GeForce GTX 1050 masih tersedia buat Yoga 730 15 inci, dan resolusi layarnya pun masih sama (sampai 4K untuk kedua varian Yoga 730, dan full-HD untuk Yoga 530).

Yang baru adalah ketersediaan aksesori stylus dengan tingkat sensitivitas 4.096. Juga tidak kalah unik adalah integrasi asisten virtual Amazon Alexa pada Yoga 730. Ini berarti Yoga 730 mengemas dua asisten sekaligus, yakni Cortana dan Alexa, yang penggunaannya tinggal menyesuaikan selera dan kebutuhan konsumen.

Lenovo Yoga 730

Soal baterai, Lenovo bilang bahwa daya tahannya lebih baik lagi daripada sebelumnya. Dengan konfigurasi layar 1080p, Yoga 730 bisa bertahan selama 11,5 jam penggunaan pada varian 13 incinya, atau 11 jam pada varian 15 inci. Namun yang lebih penting adalah fitur Rapid Charge, di mana Yoga 730 13 inci dan Yoga 530 bisa di-charge selama 15 menit saja untuk memberikan waktu penggunaan selama sekitar 2 jam.

Di Eropa dan sekitarnya, Lenovo bakal memasarkan Yoga 730 mulai bulan April dengan harga mulai 999 euro (13 inci) dan 1.099 euro (15 inci), sudah termasuk stylus aktif itu tadi. Yoga 530 bakal menyusul di bulan Juli dengan banderol mulai 549 euro.

Sumber: Lenovo.

Sejumlah Printer HP Kini Dapat Berkomunikasi dengan Alexa, Cortana dan Google Assistant

Asisten virtual seakan menjarah kemeriahan event CES tahun ini. Ketika perangkat seperti air fryer saja sudah membawa integrasi asisten virtual, kesannya tidak aneh apabila fitur yang sama juga tersedia di printer. Masalahnya, sampai sekarang belum ada produsen printer yang mau menerapkannya.

HP pun mencoba memberanikan diri untuk memulai tren baru ini. Sejumlah printer-nya yang mengemas konektivitas internet kini dapat berkomunikasi dengan Alexa, Cortana maupun Google Assistant. Komunikasinya memang tidak langsung, melainkan via bantuan smart speaker maupun perangkat lain yang mengusung integrasi asisten virtual dari masing-masing platform.

Saya yakin tidak sedikit yang bakal menganggap fitur ini sebatas gimmick, namun coba bayangkan skenario berikut: Anda baru saja meminta Alexa untuk menambahkan sejumlah produk ke daftar belanja di akun Amazon Anda (lewat speaker Echo). Ketimbang harus membuka ponsel untuk mengecek apakah ada yang kurang, Anda tinggal bilang, “Alexa, ask my printer to print my shopping list.”

HP printer Cortana support

Contoh lain: usai membuat reminder dan menambahkan sejumlah agenda lain ke Google Calendar dengan bantuan speaker Google Home, Anda bisa bilang, “Ok Google, ask HP printer to print my calendar.” Semuanya memang terdengar sepele, akan tetapi lain ceritanya kalau kedua tangan kita selalu disibukkan dengan berbagai hal.

Seperti yang sudah disebutkan, fitur ini masih membutuhkan smart speaker sebagai perantaranya, akan tetapi ini hanya sementara. HP sudah punya rencana untuk membubuhkan integrasi asisten virtual langsung ke printer, sehingga nantinya mengecek sisa tinta pun bisa sesimpel menanyakan ke Alexa atau Google Assistant.

Sumber: HP.

Tren Voice Assistant dan Kemunculan Kategori Produk Baru, Smart Display Speaker

Ada pemandangan yang tidak biasa saat perwakilan DailySocial bertandang ke Las Vegas guna menghadiri perhelatan CES 2018 dua pekan lalu: logo Alexa dan Google Assistant tampak bertebaran di mana-mana. Dari keduanya, Google tampil lebih agresif, menempatkan personil-personilnya di semua booth perangkat yang mendukung Google Assistant, sampai menyulap kereta monorel Las Vegas menjadi baliho berjalan bertuliskan “Hey Google”.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kehadiran Google begitu terasa di CES meskipun mereka sama sekali tidak membawa perangkat keras buatannya sendiri, dan ini juga bukan disebabkan oleh sejumlah smartphone Android yang dipamerkan. Virtual assistant, voice assistant, smart assistant, atau apapun nama yang lebih sreg di benak Anda, bakal menjadi kunci di balik inovasi-inovasi teknologi yang bakal kita jumpai sepanjang tahun 2018 ini.

Terlepas dari persaingan panas antara Alexa dan Google Assistant, tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh yang dibawa keduanya begitu besar. Begitu besarnya, voice assistant pada dasarnya berhasil memicu kemunculan kategori produk baru, dan produk ini lebih menjurus ke sisi lifestyle ketimbang gadget secara umum.

Tren voice assistant dan kemunculan kategori smart display speaker

Amazon Echo Show / Amazon
Amazon Echo Show / Amazon

Produk yang saya maksud adalah smart display speaker, yang sejatinya merupakan smart speaker dengan imbuhan layar sentuh interaktif. Amazon memulai kategori ini lewat Echo Show yang diperkenalkan Mei tahun lalu, kemudian Google menyusul baru-baru ini melalui mitra-mitranya seperti JBL, Lenovo, LG dan Sony. Dalam kesempatan yang sama, Baidu juga memamerkan perangkat serupa dengan voice assistant besutannya sendiri.

Bagi saya pribadi, smart display speaker semacam ini lebih cocok dikategorikan sebagai produk lifestyle. Mengapa? Ada banyak alasan. Salah satunya, hampir semuanya mengusung desain apik yang lebih pantas dijadikan dekorasi rumah ketimbang disembunyikan di sudut ruangan.

JBL Link View / Harman
JBL Link View / Harman

Foto produk Amazon Echo Show dan JBL Link View sama-sama menunjukkan skenario penggunaannya di dapur. Perpaduan layar yang menampilkan resep masakan, plus voice assistant yang bertugas membacakan konversi satuan-satuan bahan makanan yang dipakai, membuat smart display speaker begitu ideal untuk skenario ini.

Namun dalam hati saya bertanya, bukankah tablet yang didudukkan di atas unit docking sebenarnya juga bisa difungsikan serupa? Benar saja, tapi smart display speaker tetap lebih unggul soal ini karena mengemas mikrofon yang selalu aktif mendengarkan instruksi dari pengguna. Dengan tablet, pengguna harus lebih dulu membuka aplikasi voice assistant-nya.

Singkat cerita, hampir semua yang smart display speaker bisa lakukan sebenarnya juga bisa dilakukan oleh tablet. Akan tetapi menyebut smart display speaker sebagai sebuah speaker yang ditempeli tablet adalah oversimplification alias penyederhanaan yang terlalu berlebih.

Komponen spesifik seperti mikrofon yang always-on dan yang biasanya mengadopsi teknologi beam-forming (bisa menangkap suara dari kejauhan meski sedang ada musik yang diputar cukup keras), membuat kinerja smart display speaker lebih efektif untuk semua hal yang mengandalkan perintah suara sebagai interface utamanya.

Smart display speaker vs. smart speaker

Google Home Max / Google
Google Home Max / Google

Smart display speaker di sisi lain juga tidak bermaksud menjadi smart speaker versi premium. Segmen itu sebenarnya sudah diisi oleh produk seperti Google Home Max, dan tidak lama lagi, Apple HomePod. Setidaknya untuk sekarang, kualitas audio premium dan layar sentuh interaktif masih belum bisa dijadikan satu paket.

Kalau melihat tampilan layar JBL Link View misalnya, wajar apabila kita berasumsi bahwa smart display speaker menjalankan sistem operasi Android, sedangkan smart speaker tidak. Pada kenyataannya, Google sudah menyiapkan platform baru untuk smart display speaker yang dijuluki Android Things.

Lenovo Smart Display / Lenovo
Lenovo Smart Display / Lenovo

Dari kacamata sederhana, Android Things adalah varian khusus Android yang diperuntukkan perangkat IoT (Internet of Things). Anda tidak bisa menjalankan aplikasi Android seperti biasa di smart display, yang ada justru adalah tampilan berbasis web yang telah dikemas dalam interface serba kartu seperti di Google Now.

Meng-install software update di smart display pastinya lebih mudah karena bisa langsung dari layarnya sendiri, sedangkan di smart speaker seperti Google Home, dibutuhkan smartphone sebagai perantaranya. Terlepas dari itu, baik smart display maupun smart speaker sama-sama didampingi oleh voice assistant yang sama cerdasnya.

Alexa punya Skills, Google Assistant punya Actions / Amazon
Alexa punya Skills, Google Assistant punya Actions / Amazon

Pernyataan terakhir ini penting karena pada akhirnya semua pertimbangan bakal jatuh pada platform voice assistant yang dipilih. Sebagus apapun layar milik Amazon Echo Show, Anda tidak bisa memakainya untuk menonton video YouTube akibat keegoisan Google. Pengorbanan besar ini mau tidak mau harus diterima oleh mereka yang banyak berlangganan layanan milik Amazon, sekaligus yang merasa Alexa lebih pas di hatinya ketimbang Google Assistant.

Di sisi sebaliknya, Google mulai mengejar ketertinggalannya dari Amazon dengan menyiapkan directory khusus terkait apa saja yang bisa dilakukan Google Assistant, yang mereka sebut dengan jargon “Actions”. Amazon sendiri menggunakan istilah “Skills” untuk Alexa, dan kini keduanya sedang dalam fase adu banyak dengan menarik perhatian developer.

Tidak peduli apa mediumnya (smart display atau smart speaker), sejarah bakal mencatat 2018 sebagai babak pertempuran sengit antara Alexa dan Google Assistant. Siri dan Bixby sengaja tidak saya masukkan hitungan, mengingat keduanya dari awal sudah dikembangkan secara tertutup oleh masing-masing pencetusnya (Apple dan Samsung); sedangkan untuk Cortana, well, Microsoft masih harus bekerja lebih keras lagi dari sekadar bermitra dengan Harman.