AMODA Raih Pendanaan Awal Dipimpin East Ventures dan Living Lab Ventures

Startup properti dan konstruksi AMODA memperoleh pendanaan awal dengan nominal yang dirahasiakan, dipimpin oleh East Ventures dan Living Lab Ventures. Sebelumnya, AMODA mendapat pendanaan pra-awal pada Juli 2022 yang juga dipimpin East Ventures.

“Putaran pendanaan awal ini mendorong kami untuk merevolusi lanskap properti dan konstruksi di Indonesia. Kami yakin dapat menciptakan ruang bangunan yang inovatif, mudah beradaptasi, dan ramah lingkungan dalam memberdayakan dunia usaha dan individu,” tutur Co-Founder & CEO AMODA Robin Yovianto dalam keterangan resminya.

AMODA didirikan pada Oktober 2021 oleh Robin Yovianto dan Agusti Salman Farizi (Co-Founder dan Presiden) dengan visi untuk merevolusi industri properti dan konstruksi di Indonesia.

Sejak berdiri, perusahaan mengklaim telah mengantongi pertumbuhan pendapatan 4x lipat dari tahun ke tahun. AMODA telah memperluas cakupan operasinya dengan total portofolio lebih dari 200 aset konstruksi, 50 mitra kontraktor nasional, dan menjalin hubungan dengan lebih dari 30 pemilik tanah.

“Investasi ini mencerminkan keyakinan kami terhadap visi mereka untuk mentransformasi dan mendefinisikan kembali sektor properti dan konstruksi di Indonesia. Kami telah menyaksikan pertumbuhan AMODA yang luar biasa, dan kami yakin solusi inovatif AMODA akan meningkatkan kualitas efisiensi, efektifitas, dan keberlanjutan pada sektor konstruksi,” ujar Partner East Ventures Melisa Irene.

Solusi AMODA juga disebut telah memperkuat kemitraan jangka panjang dengan lebih dari 60 perusahaan. Adapun, pendanaan ini akan dialokasikan untuk meningkatkan kapabilitas produk, teknologi, dan operasional.

Tantangan

AMODA mengungkap bahwa industri properti dan konstruksi dihadapkan pada metode konvensional yang menyebabkan rendahnya produktivitas dibandingkan sektor lain. Kurangnya transparansi dan perkiraan pada proses konstruksi mengakibatkan inefisiensi di kebanyakan proyek. Terbuangnya sumber daya dan jejak karbon dalam jumlah besar juga menjadi salah satu tantangannya.

AMODA mengembangkan inovasi yang dapat mentransformasi dan mengatasi isu pada proses konstruksi tradisional. Perusahaan menyediakan dasbor untuk memungkinkan klien melacak pekerjaan secara menyeluruh, baik dari aspek harga, konstruksi, dan penyewaan. Selain itu, AMODA juga kini menggunakan material yang dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon dan proses konstruksi ramah lingkungan.

Solusinya juga memungkinkan klien  memiliki kebebasan dan bereksperimen untuk mengubah lokasi, terutama pada tahap awal merintis usaha atau bisnis mereka. Strategi ini diyakini dapat memberikan dampak signifikan bagi klien dalam memitigasi risiko.

Investasi East Ventures di proptech

Sebagai pemodal ventura yang memiliki mandat sektor agostik, East Ventures memiliki keleluasaan untuk berinvestasi ke berbagai vertikal industri. Di proptech sendiri, keseriusan East Ventures semakin tampak ketika pada 2022 lalu turut terlibat mendirikan Urban Gateway Fund bersama Sinar Mas Land, Redbadge Pacific, dan Prasetia Dwidharma. Fokusnya berinvestasi ke startup tahap awal yang bergerak pada pengembangan tata kota.

Selain AMODA, East Ventures juga sempat berinvestasi ke Tanaku, startup yang membangun platform teknologi untuk memfasilitasi pembelian dan transaksi properti secara online. Kemudian juga memberikan pendanaan awal ke Kabina, pengembang platform penyederhanaan proses konstruksi dengan memanfaatkan modularistas, pra-fabrikasi, dan bahan utama kayu. Ringkas juga sempat mendapatkan sokongan modal dari East Ventures untuk menghadirkan layanan digital guna memfasilitasi kredit hunian (KPR).

Startup Konstruksi AMODA Terima Suntikan Dana Pra-Awal dari East Ventures

Startup properti dan konstruksi AMODA, hari ini (8/7) mengumumkan telah meraih pendanaan pra-awal dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin East Ventures. Perusahaan akan memanfaatkan dana untuk meningkatkan fasilitas manufaktur, perbesar tim, dan berinvestasi pada R&D.

Co-founder dan CEO AMODA Robin Yovianto menuturkan, selama ini konstruksi komersial adalah sektor yang telah lama ada dan menyimpan banyak potensi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. AMODA hadir untuk merevolusi sektor ini dengan menyediakan integrasi konstruksi dan teknologi yang lebih baik.

“Kami percaya bahwa AMODA berada pada barisan terdepan yang membawa masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik, melalui jaminan dari ketenangan pikiran. Dana dari East Ventures akan mempercepat misi kami untuk membawa lebih banyak dampak sosial dan ekonomi untuk Indonesia,” ucapnya dalam keterangan resmi.

Ia merinci beberapa masalah di konstruksi, seperti kurangnya tenaga kerja terampil, minimnya transparansi dan keandalan spesifikasi, pengawasan, dan dokumentasi, serta tidak ada standarisasi bahan, anggaran dan estimasi waktu. Seluruh masalah ini menyebabkan eksekusi yang berisiko tinggi, inefisiensi waktu dan biaya, dan pengalaman keseluruhan yang tidak menyenangkan.

Oleh karena itu, Robin dan rekannya Agusti Salman Farizi (President) terdorong untuk merintis AMODA pada 2021. AMODA menghilangkan masalah dalam proses konstruksi konvensional dengan menyederhanakan proses melalui integrasi teknologi digital, sehingga hemat biaya, bebas kerumitan, dan efisien secara waktu. Solusi ini hadir untuk individu dan bisnis, baik skala kecil maupun skala besar.

Layanan AMODA

Produk AMODA adalah ErgaPods dan ErgaBox. Keduanya mengadopsi konsep prefabrikasi, yakni metode konstruksi yang dilakukan dengan memfabrikasi komponen-komponen bangunan di pabrik dan kemudian dibawa ke lokasi untuk pemasangan dan pendirian bangunan.

Serta, bangunan modular, yakni bangunan yang dibentuk melalui proses panelisasi. Setiap komponen bangunan akan di rakit di pabrik (off site) dalam bentuk panel, dan kemudian panel-panel ini akan disatukan menjadi sebuah bangunan. Pada konstruksi ini, panel/modul juga sangat memungkinkan untuk dikustomisasi. Sehingga keunggulan dari kedua konsep tersebut adalah proses simpel, efisien secara waktu, hemat biaya, kualitas andal, fleksibel, dan sedikit limbah.

“AMODA telah membawa dampak yang berarti bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis, dengan mengurangi risiko yang harus ditanggung oleh para pengguna karena memungkinkan mereka untuk melakukan trial and error; hingga berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.”

Robin melanjutkan, dalam mengembangkan R&D ada dua fokus yang akan dilakukan perusahaan. Pertama, dari sisi produk, ingin perluas batas aset konstruksi, menciptakan lebih banyak produk untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda, dan menghadirkan produk yang semakin hemat secara waktu dan biaya. Kedua, dari sisi teknologi, menghadirkan lebih banyak fitur untuk memudahkan pengalaman digital pengguna secara end-to-end.

“Kami bersemangat akan inovasi yang dihadirkan oleh tim AMODA ke pasar desain dan konstruksi properti di Indonesia. Para pendiri AMODA memiliki pengalaman relevan dan kuat baik secara lokal maupun global. Hal tersebut membuat kami yakin bahwa era pembangunan properti yang lebih efisien di Indonesia akan segera hadir,” kata Partner East Ventures Melisa Irene.

Hingga pertengahan tahun ini, AMODA mengklaim telah melipatgandakan pendapatannya dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kemajuan ini juga turut dikombinasikan dengan pertumbuhan adopsi pengguna, ditandai dengan pemerolehan klien 50% lebih cepat. Rata-rata kliennya adalah usaha kuliner, namun juga tak lepas dari bisnis korporat, pengembang properti, dan startup.