Berkanan Adalah Aplikasi Pesan Instan Berbasis Bluetooth

Saya masih ingat zaman BlackBerry masih merajai pasar smartphone tanah air beberapa tahun lalu. Kala itu, saking spesial dan populernya BlackBerry beserta aplikasi pesan instannya (BBM), hampir semua operator telekomunikasi menyediakan paket khusus chatting saja yang harganya lebih ekonomis. Sekarang, hampir semua dari kita sudah melupakannya dan tidak lagi keberatan membayar tarif yang lebih mahal demi mengonsumsi konten internet sebagaimana mestinya.

Dari sudut pandang lain, kita sejatinya sudah sangat bergantung dengan koneksi internet. Ketika macet, bahkan mengirim pesan di WhatsApp pun tidak mungkin dilakukan. SMS? Bisa, asalkan ada pulsa, yang nyatanya sering kali habis dibelikan kuota data. Alternatifnya, gunakan Bluetooth.

Bluetooth pada dasarnya hanya memiliki satu batasan, yaitu jarak. Asalkan masih dalam jangkauan koneksi, Bluetooth tidak akan terpengaruh sama sekali oleh jaringan seluler yang buruk. Alhasil, ketika internet macet seperti tadi, kita bisa memanfaatkan aplikasi pesan instan berbasis Bluetooth bernama Berkanan berikut ini.

Berkanan app

Berkanan benar-benar cuma membutuhkan Bluetooth untuk bisa bekerja. Pengguna sama sekali tidak perlu mendaftarkan akun; begitu dibuka aplikasinya, mereka bisa langsung mulai chatting dengan pengguna lain di dekatnya. Chatting bisa dilakukan satu lawan satu (terenkripsi), atau bisa juga secara publik (pesan dikirim ke siapapun pengguna Berkanan yang berada dalam jangkauan, lalu otomatis hilang setelah 24 jam).

Selain pesan teks, pengguna Berkanan juga bisa saling menelepon (audio only) via Bluetooth. Jaraknya tidak boleh lebih dari 50 meter. Andai lebih, Berkanan rupanya masih bisa mengakalinya asalkan ada pengguna lain di antara Anda dan lawan bicara; pengguna lain itu dijadikan semacam ‘jembatan’ untuk menghubungkan Anda dan lawan bicara Anda.

Pengguna Berkanan bisa melihat siapa saja pengguna lain yang berada di dekatnya, tapi masing-masing tidak ada yang bisa tahu lokasi persisnya. Kembali ke premis awal, Berkanan bakal terasa sangat berguna di tempat-tempat yang kondisi jaringan selulernya jelek, semisal di festival musik, di kaki gunung selagi berkemah, maupun di dalam kabin pesawat.

Pengguna perangkat iOS saat ini sudah bisa mengunduh Berkanan secara cuma-cuma dari App Store (belum tahu apakah bakal ada versi Android-nya atau tidak). Aplikasi bisa digunakan sepenuhnya tanpa mengeluarkan biaya, kecuali Anda hendak memasang foto profil (dapat ditebus via in-app purchase senilai Rp 45 ribu).

Sumber: TechCrunch.

Skype Versi 8.0 Diluncurkan di Desktop

Microsoft kembali meluncurkan versi terbaru aplikasi Skype untuk desktop setelah merombak tampilannya mengikuti pembaruan total aplikasi mobile-nya tahun lalu. Versi barunya ini, Skype 8.0, akan sepenuhnya menggantikan Skype versi 7.0 yang kini dikenal dengan istilah Skype Classic.

Update kali ini cukup penting untuk disorot sebab Skype Classic tidak akan bisa digunakan lagi setelah 1 September 2018 mendatang. Microsoft memang terkesan memaksa pengguna untuk memperbarui aplikasinya, akan tetapi yang penting versi baru ini membawa sejumlah fitur anyar sebagai kompensasinya.

Yang paling utama adalah dukungan percakapan video dalam resolusi 1080p, serta akomodasi sampai 24 orang sekaligus dalam satu percakapan. Percakapan teks pun juga telah disempurnakan oleh fitur reaction ala Slack dan mention ala Twitter, membuat Skype jadi terasa sedikit lebih modern.

Seperti di versi sebelumnya, kemudahan berbagi file masih menjadi prioritas, dan pengguna bisa membagikan file dengan ukuran maksimum 300 MB. Semua file, link dan gambar yang pernah diterima dan dibagikan bakal tersimpan dalam menu Gallery di setiap percakapan sehingga pengguna tak perlu lagi mengubek-ubek chat history untuk mencarinya.

Namun yang lebih penting adalah sejumlah fitur yang telah disiapkan untuk Skype versi 8.0 ke depannya. Yang paling esensial adalah fitur enkripsi pada percakapan audio dan teks, serta semua file yang dibagikan. Kedua, Microsoft juga tengah menyiapkan fitur perekaman percakapan agar pengguna tidak lagi harus mengandalkan bantuan aplikasi ekstra.

Terakhir, sejumlah fitur perintilan yang akan datang mencakup read receipt alias indikator pesan sudah dibaca atau belum, profile invite untuk memudahkan proses mengundang seseorang yang belum memiliki akun Skype, dan terakhir group link untuk memudahkan proses membuat percakapan grup.

Sumber: Skype.

Messenger Kids Kini Dilengkapi Fitur Sleep Mode Guna Membatasi Waktu Penggunaannya

Menjelang akhir tahun kemarin, Facebook merilis Messenger Kids, aplikasi chatting yang dikhususkan untuk anak-anak di bawah umur minimal yang disyaratkan Facebook. Salah satu komponen terpenting dalam aplikasi tersebut adalah fitur parental control, dan ini yang terus disempurnakan Facebook dalam beberapa bulan terakhir.

Pada versi terbarunya, Messenger Kids telah dilengkapi fitur bernama Sleep Mode, yang berfungsi untuk membatasi waktu penggunaan aplikasi oleh anak-anak. Dengan Sleep Mode, para orang tua dapat menentukan jam berapa sampai berapa Messenger Kids jadi tidak bisa digunakan oleh buah hatinya.

Untuk mengaktifkannya, orang tua tinggal membuka menu Parent Control pada akun Facebook-nya masing-masing. Di sana orang tua bisa menetapkan durasi Sleep Mode untuk masing-masing anak, dan ini bisa dibedakan untuk hari biasa atau akhir pekan. Normalnya, durasi Sleep Mode pada akhir pekan bisa dipersingkat, atau ditiadakan sepenuhnya.

Messenger Kids Sleep Mode

Selagi Sleep Mode aktif, anak-anak yang mengakses Kids Mode bakal melihat pemberitahuan bahwa aplikasi baru bisa digunakan setelah jam yang sudah ditentukan. Semisal mereka sedang asyik video call dengan teman-teman sekelasnya usai mengerjakan PR dan sesaat sebelum Sleep Mode aktif, mereka juga bakal mendapat notifikasi agar mereka bisa bersiap untuk pamit dan keluar dari aplikasi.

Per Februari kemarin, Messenger Kids sudah tersedia di Android, setelah sebelumnya hadir lebih dulu di iOS. Kendati demikian, sampai artikel ini ditulis, saya belum menemukannya di app store untuk pasar tanah air. Kalau memang butuh, Anda bisa mengunduhnya dengan terlebih dulu mengubah pengaturan negara di akun app store masing-masing.

Sumber: Facebook.

Sasar Kalangan Gamer, Spotify Kini Terintegrasi dengan Aplikasi Chatting Discord

Mungkin tidak banyak pengguna yang tahu, akan tetapi Spotify mempunyai koleksi soundtrack video game yang cukup lengkap – Cuphead dan The Sims lawas adalah favorit saya. Maka dari itu, cukup masuk akal apabila Spotify memutuskan untuk menggandeng brand yang cukup dikenal di kalangan gamer, yakni platform chatting Discord.

Kemitraan ini membuahkan integrasi Spotify di aplikasi Discord. Pengguna Discord yang juga merupakan pelanggan Spotify Premium dapat menyambungkan akunnya, lalu menikmati alunan musik bersama rekan-rekannya selagi mendiskusikan sesi gaming mereka – dengan catatan semua yang terlibat sudah berlangganan Spotify Premium.

Informasi lagu yang sedang diputar akan muncul di profil sekaligus profil mini masing-masing pengguna. Dari situ pengguna lain juga dapat memutar lagu yang sama dengan satu klik, atau mengundangnya untuk mendengarkan bersama-sama.

Integrasi Spotify pada Discord

Product Director Spotify, Mikael Ericsson, mengatakan bahwa, “Ini merupakan langkah alami untuk menyoroti pentingnya musik sebagai bagian integral dari pengalaman gaming.” Musik dan game memang memiliki keterikatan yang cukup kuat, sama seperti bagaimana musik dapat memberikan karakter tersendiri pada suatu film.

Bagi Spotify, kerja sama ini bisa dilihat sebagai salah satu upaya mereka untuk mempromosikan layanannya ke kalangan gamer. Kontennya mereka sudah punya, tinggal bagaimana caranya mereka bisa menarik lebih banyak audiens, dan Discord adalah medium yang tepat seiring dengan bertambah populernya layanan tersebut.

Sumber: Spotify.

Google Allo Versi Web Akhirnya Tersedia

Februari lalu, Google dikabarkan tengah sibuk menggodok aplikasi chatting Allo versi web. Kerja keras tim pengembang Google Allo rupanya sudah bisa dinikmati mulai hari ini juga oleh pengguna perangkat desktop dengan dua syarat, yakni menggunakan ponsel Android dan browser Chrome.

Kabar ini disampaikan langsung oleh Amit Fulay selaku Head of Product untuk Google Allo dan Duo melalui Twitter. Allo versi web ini menawarkan hampir semua fitur yang tersedia pada versi mobile-nya, mulai dari smart reply sampai sticker, dan yang paling penting, integrasi Google Assistant.

Satu hal yang perlu dicatat, Allo versi web bukanlah versi terpisah, melainkan hanya berfungsi sebagai extension dari aplikasi mobile-nya, sama persis kasusnya seperti WhatsApp. Ini berarti Allo versi web tidak bisa beroperasi sendiri tanpa ponsel Anda tersambung ke internet.

Untuk menggunakannya, Anda tinggal membuka Allo melalui browser Chrome di laptop atau PC, lalu buka Allo di ponsel dan masuk ke menu untuk mengaktifkan opsi “Allo for web”. Selanjutnya, tinggal scan kode QR yang muncul di browser komputer menggunakan ponsel, dan dari situ semua percakapan akan tersinkronisasi antar perangkat.

Buat pengguna iPhone, harap bersabar karena Google sudah berjanji untuk menghadirkan dukungan versi web ini dalam waktu dekat.

Sumber: Engadget.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Chatting Khusus Gamer, Discord, Mulai Uji Fitur Video Call dan Screen Sharing

Beberapa tahun yang lalu, Skype adalah satu-satunya opsi software yang tersedia jika pengguna ingin melakukan panggilan video. Sekarang hampir semua aplikasi chatting turut dilengkapi fitur video call, bahkan yang dikhususkan untuk komunitas gamer sekalipun.

Aplikasi yang saya maksud adalah Discord, yang belakangan memang menjadi pilihan banyak gamer karena menawarkan fitur voice chat yang benar-benar gratis sekaligus mudah digunakan. Sekarang, video call dan screen sharing pun juga menjadi bagian dari fitur unggulan Discord, setidaknya untuk sejumlah pengguna yang beruntung mengingat kedua fitur ini masih dalam tahap pengujian.

Sekitar lima persen dari pengguna Discord yang terdaftar bisa mencobanya mulai sekarang. Menariknya, mereka bisa melakukan panggilan ke siapa saja, bahkan kepada temannya yang belum kebagian jatah akses ke fitur ini. Selain satu lawan satu, video call dan screen sharing dalam Discord juga mendukung hingga 10 orang sekaligus.

Discord memutuskan untuk mengujinya terlebih dulu karena panggilan video memang mengonsumsi data jauh lebih besar ketimbang panggilan suara. Pengembangnya ingin memastikan kalau server mereka dapat mengatasi peningkatan bandwith yang masif ini, sekaligus memperbaiki sederet problem yang mungkin muncul, sebelum akhirnya mereka bisa percaya diri untuk merilisnya ke semua pengguna.

Pengembang Discord bilang kalau perilisan finalnya mungkin masih satu bulan lagi, atau bahkan bisa lebih. Terlepas dari itu, ini merupakan kabar baik bagi para gamer yang selama ini masih harus mengandalkan layanan seperti Skype atau Google Hangouts.

Sumber: PC Gamer dan Discord.

Redkix Mirip Slack, Tapi Tersambung Langsung dengan Email

Aplikasi komunikasi tim Slack tidak kekurangan jumlah pesaing, baik dari yang sama-sama masih berwujud startup maupun dari nama-nama besar seperti Facebook atau Microsoft. Namun sebuah startup bernama Redkix melihat ada masalah baru yang muncul mengikuti tren aplikasi komunikasi tim ini.

Masalah tersebut berkaitan dengan tingkat adopsi pengguna. Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk mulai menggunakan Slack sebagai medium komunikasi utamanya, pastinya ada sejumlah karyawan yang kesulitan beradaptasi. Buat orang-orang seperti ini, sepertinya sulit untuk bisa move on dari email – padahal salah satu tujuan Slack adalah menjadi pengganti email.

Pada kenyataannya, email masih merupakan medium komunikasi yang lebih universal. Hal ini pun menginspirasi Redkix untuk menciptakan layanan macam Slack, tapi yang terintegrasi dengan email sehingga tidak semua pengguna diwajibkan untuk berkomunikasi lewat interface Redkix sendiri.

Redkix

Secara tampilan Redkix memang sangat mirip dengan Slack, lengkap dengan deretan channel terpisah. Yang berbeda adalah bagaimana suatu anggota tim bisa membaca isi suatu channel sekaligus memberikan balasan lewat email. Dengan kata lain, mereka sama sekali tidak perlu menggunakan Redkix untuk bisa tergabung dalam komunikasi tim.

Kemudahan ini memungkinkan pengguna Redkix untuk membuat channel khusus untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Singkat cerita, siapapun yang tidak menggunakan Redkix masih bisa ikut berpartisipasi lewat email.

Sebagai bonus, aplikasi Redkix yang tersedia di Windows, macOS, iOS dan Android rupanya juga bisa digunakan sebagai email client. Tim yang tertarik sekarang sudah bisa mencoba Redkix yang baru saja masuk tahap open beta.

Sumber: VentureBeat.

Google Sedang Kembangkan Allo Versi Desktop

Integrasi Google Assistant boleh dibilang merupakan nilai jual utama dari Google Allo. Namun untuk bisa menjadi aplikasi chatting andalan pengguna, Allo butuh lebih dari itu. Salah satunya adalah ketersediaan di lebih banyak perangkat, sebut saja laptop dan komputer desktop.

LINE, WhatsApp, Telegram, Facebook Messenger, semuanya bisa diakses lewat ponsel maupun PC. Intinya, mayoritas konsumen ingin bisa terus berkomunikasi menggunakan perangkat apa saja yang ada di hadapannya, dan Allo tidak bisa memenuhi permintaan tersebut karena hanya tersedia di ponsel.

Ke depannya mungkin akan berubah. Pasalnya, Nick Fox yang menjabat sebagai VP of Communications di Google baru-baru ini mengunggah sebuah gambar yang mengundang perhatian ke Twitter. Gambar tersebut adalah screenshot dari Google Allo versi desktop.

Tentu saja integrasi Google Assistant juga tersedia pada Allo versi desktop ini – kalau tidak, siapa juga yang mau menggunakan Allo? Seperti di versi mobile-nya, pengguna dapat berinteraksi dengan Google Assistant secara satu lawan satu, atau ketika sedang berbincang dengan pengguna lain.

Untuk sekarang, Allo versi desktop ini masih dalam tahap awal pengembangan, sehingga Google sama sekali belum bisa memberikan estimasi jadwal rilisnya. Dari screenshot di atas, bisa kita lihat kalau Allo versi desktop ini merupakan sebuah web app yang harus diakses menggunakan browser, bukan native app seperti yang LINE atau Telegram tawarkan.

Sumber: The Verge dan Nick Fox (Twitter).

Keybase Chat Tawarkan Komunikasi Terenkripsi Tanpa Perlu Bertukar Nomor Ponsel atau Email

Dewasa ini, kita tidak kekurangan aplikasi pesan instan terenkripsi. Ambil contoh Signal, yang merupakan aplikasi pilihan Edward Snowden, sosok yang bertanggung jawab atas meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya fitur enkripsi guna melindungi privasi mereka masing-masing. Bahkan aplikasi lain yang jauh lebih populer seperti WhatsApp atau Viber juga ikut mengamini tren ini.

Namun dalam aplikasi-aplikasi tersebut, pengguna diwajibkan untuk saling bertukar nomor ponsel, email atau username sebelum akhirnya bisa berkomunikasi. Kasusnya berbeda jika Anda menggunakan aplikasi baru bernama Keybase berikut.

Keybase sebenarnya sudah beroperasi sejak tahun lalu, namun pada saat itu fokusnya hanya pada aspek file sharing. Baru-baru ini, mereka memperluas platform-nya ke ranah instant messaging lewat Keybase Chat. Yang unik dari Keybase Chat adalah, username atau identitas Anda berasal dari akun publik yang sudah Anda punyai, seperti misalnya Facebook, Twitter, Github atau bahkan Reddit.

Ini berarti Anda sama sekali tidak perlu bertukar nomor ponsel atau email untuk bisa berkomunikasi. Cukup cantumkan username Twitter seseorang, maka Anda bisa langsung mengiriminya pesan yang terenkripsi lewat Keybase. Hebatnya lagi, sang penerima pesan tersebut tidak harus punya akun Keybase terlebih dulu.

Selebihnya, Keybase Chat bekerja seperti aplikasi pesan instan pada umumnya. Fitur blokir dan mute juga tersedia – penting mengingat Anda sekarang pada dasarnya bisa dikirimi pesan terenkripsi oleh siapapun yang mengenal Anda di media sosial.

Untuk sekarang, aplikasi Keybase baru tersedia di Windows, Mac dan Linux saja, akan tetapi tim pengembangnya berjanji untuk meluncurkan aplikasi mobile-nya dalam waktu dekat.

Sumber: Keybase Blog dan Engadget.

Viber Luncurkan Public Accounts, Permudah Komunikasi Antara Brand dan Konsumen

10 tahun yang lalu, kita mungkin masih menghubungi layanan pelanggan via telpon atau email. Sekarang, pilihannya kemungkinan besar jatuh ke layanan pesan instan atau media sosial. Berkaca pada pergeseran tren ini, Viber meluncurkan fitur baru bernama Public Accounts.

Namanya mungkin terdengar familier, karena di tahun 2014 Viber sempat meluncurkan fitur bernama Public Chats. Bedanya, dalam Public Accounts, Anda sebagai pengguna sama sekali tidak perlu menambahkan brand atau pelaku bisnis ke daftar kontak untuk bisa berkomunikasi.

Jadi saat Anda membuka aplikasi Viber versi terbaru (6.5) untuk Android maupun iOS, Anda bisa memilih tab Public untuk menampilkan deretan Public Accounts yang tersedia. Setidaknya sekarang sudah ada sekitar 1.000 Public Accounts, termasuk dari brandbrand besar seperti The Weather Channel, The Huffington Post, dan masih banyak lagi yang dibagi berdasarkan kategori masing-masing.

Sejauh ini sudah ada setidaknya 1.000 Viber Public Accounts yang dikelompokkan berdasarkan kategori / Viber
Sejauh ini sudah ada setidaknya 1.000 Viber Public Accounts yang dikelompokkan berdasarkan kategori / Viber

Pilih salah satu, maka Anda bisa saling mengirim pesan seperti biasa, dan percakapannya akan muncul dalam daftar chat Viber. Public Accounts juga dipersiapkan sebagai platform chatbot, dimana brand dipersilakan untuk mengembangkan sendiri menggunakan tool yang disediakan Viber.

Apa yang dilakukan Viber ini sejatinya tidak jauh berbeda dari Line@ maupun Facebook Messenger. Bagi para pelaku bisnis, Public Accounts memberikan kesempatan yang lebih mudah untuk menjangkau konsumen, apalagi mengingat Viber punya sekitar 800 juta pengguna – 266 juta di antaranya merupakan pengguna aktif.’

Bagi kita sebagai pengguna, ini merupakan medium alternatif yang jauh lebih menarik sekaligus praktis untuk menghubungi layanan pelanggan ketimbang email – atau mungkin kita sekadar ingin tahu menu apa saja yang ditawarkan sebuah restoran yang sedang hype.

Sumber: TechCrunch dan Viber Blog.