Baidu Gandeng Nvidia Maksimalkan Peran AI untuk Mobil Tanpa Sopir dan Cloud Computing

Nvidia yang kita kenal sekarang bukan lagi sekadar produsen kartu grafis. Perusahaan yang bermarkas di Santa Clara tersebut juga serius mengembangkan artificial intelligence (AI), yang salah satu implementasinya berupa sistem kemudi otomatis Drive PX. Dua tahun sejak Drive PX pertama diumumkan, rupanya sudah ada pihak yang tertarik dengan potensinya.

Tidak main-main, yang tertarik dengan teknologi Nvidia ini adalah raksasa internet asal Tiongkok, Baidu. Kedua perusahaan baru-baru ini mengumumkan rencana mereka untuk bekerja sama dalam memaksimalkan peran AI pada ranah mobil tanpa sopir, cloud computing serta home assistant.

Salah satu bentuk kerja samanya adalah penggunaan Drive PX 2 pada platform mobil tanpa sopir Baidu, Apollo, plus rencana untuk mengembangkan mobil kemudi otomatis bersama sejumlah pabrikan otomotif besar di Tiongkok. Baidu sendiri sangat serius dalam hal pengembangan sistem kemudi otomatis sampai-sampai co-founder-nya, Robin Li, memberanikan diri untuk datang ke sebuah event dengan menunggangi mobil tanpa sopir meskipun hal ini melanggar hukum setempat.

Di ranah cloud computing, platform Baidu Cloud nantinya akan ditenagai oleh GPU Nvidia Volta, yang memang dirancang secara spesifik untuk implementasi AI. Selain itu, Volta juga akan membantu optimalisasi PaddlePaddle, framework deep learning besutan Baidu yang open-source, sehingga akses untuk para akademisi dan peneliti pun bisa diperluas lagi.

Terakhir, kolaborasi ini juga akan membuahkan integrasi asisten virtual DuerOS kepunyaan Baidu pada perangkat Nvidia Shield TV untuk pasar Tiongkok, mengubahnya menjadi semacam home assistant ala Amazon Echo, atau yang baru saja diluncurkan untuk pasar Tiongkok oleh Alibaba, Tmall Genie.

Sumber: Engadget dan Nvidia.

Apa Itu Robot Wars?

Sempat muncul di BBC di akhir tahun 90-an sampai 2005, game show Robot Wars terlahir kembali di bulan Juli kemarin, dengan arena, robot dan presenter baru. Episode pertamanya jadi trending topic di Twitter, ditonton oleh dua juta orang lebih – berhasil mengalahkan jumlah pemirsa Top Gear episode terbaru yang tayang di jam serupa beberapa minggu sebelumnya.

Sesuai judulnya, Robot Wars menyuguhkan pertarungan sengit antara robot yang dikendalikan oleh tim operator di dalam arena tertutup. Hampir segala jenis senjata fisik diperbolehkan, kecuali teknik sabotase radio, cairan, api, listrik bertegangan tinggi, proyektil, dan laser di atas 1-miliwatt. Kemudian berat robot tidak boleh melewati 100kg.

Ada beberapa kondisi penyebab kekalahan, antara lain: robot tidak bisa bergerak selama 10 detik, keluar dari arena, atau terjatuh ke lubang. Jika syarat itu belum terpenuhi, juri akan menentukan pemenangnya, berdasarkan gaya, kendali, kerusakan yang dihasilkan serta jumlah serangan. Selama game show ini berjalan, sejumlah peraturan turut mendapatkan perubahan dan modifikasi.

Di seri revival ini, beberapa robot klasik kembali hadir, misalnya Storm II, Razer, serta Behemoth. Mereka tentu saja memperoleh upgrade baik pada penampilan, kecepatan gerakan, serta persenjataan. Selain tiga model itu, ada Bonk, Carbide, Kill-E-Crank-E, Nuts, Terrorhurtz dan The General. Arena kompetisi juga menyimpan jebakan-jebakan berbaya, misalnya lubang perangkap sampai ventilasi berapi, lalu pertempuran ‘dimeriahkan’ oleh kehadiran house robot.

Setelah melewati enam epsiode dan menyelesaikan sembilan pertandingan, di tanggal 28 Agustus lalu Apollo dengan operator Dave Young, Marc Dermott serta Ben Bacon sukses menyingkirkan Carbide di babak grand final. Kemenangan Apollo diputuskan oleh tiga orang juri, yakni Profesor Noel Sharkey, Dr. Lucy Rogers dan Profesor Sethu Vijayakumar. Mereka setuju bahwa Apollo memiliki kemampuan kendali yang luar biasa, agresif, serta membuat banyak kerusakan pada lawan.

Jujur saja, menjelaskan serunya Robot Wars lewat kata-kata tidaklah mudah, dan Anda sangat disarankan buat menyaksikannya sendiri. Sebagai pemanasan, silakan simak highlight dan recap dari masing-masing episode di bawah ini:

Episode 1

Episode 2

Episode 3

Episode 4

Episode 5

Grand Final

Ai.Frame, Robot Rakitan Canggih yang Bisa Anda Upgrade dan Kendalikan Sendiri

Seperti yang diutarakan tim developer Ai.Frame asal Shenzhen, robot memiliki peran yang besar dalam kehidupan kita. Bukan hanya mempermudah manusia dalam proses manufaktur hingga medis, robot juga menajadi mainan favorit dan para pahlawan di masa kecil. Kita selalu membayangkan untuk memiliki dan mengontrolnya (serta mengendarainya) suatu hari nanti. Continue reading Ai.Frame, Robot Rakitan Canggih yang Bisa Anda Upgrade dan Kendalikan Sendiri

Ketika Kerja Kolaborasi Menjadi Sangat Sederhana

apolloBeberapa hari ini ide tentang kolaborasi dan bagaimana social gear merespon tentang hal yang satu ini terus berputar dalam otak saya. Untungnya dengan bantuan Google Reader, saya menemukan beberapa aplikasi yang bisa membuat proses kolaborasi masuk pada tahap yang sangat menyenangkan.

Salah satu aplikasi itu bernama Apollo. Aplikasi ini secara sederhana memungkinkan anda untuk berkolaborasi pada sebuah project yang berbasis pdf dan image. File akan dinamakan proof yang nantinya bisa di beri notes di bagian tertentu. Notes ini berfungsi sebagai koreksi atau catatan tambahan atas sebuah project.
Continue reading Ketika Kerja Kolaborasi Menjadi Sangat Sederhana