Aplikasi iOS Pilihan (Bear, Power, FabFocus, Chartistic, Couchy)

Setiap harinya terdapat aplikasi baru di App Store. Mulai dari aplikasi untuk membantu pekerjaan hingga memudahkan berbelanja online. Kali ini saya sudah memilihkan 5 aplikasi pilihan untuk iPhone dan iPad Anda. Apa saja? Mari langsung cek daftar lengkapnya.

Bear

Aplikasi iOS Pilihan 4-11 November 2016

Bear adalah aplikasi pembuat catatan yang cukup fleksibel. Anda bisa membuat daftar dalam Bear, memberikan hashtags untuk organisasi dan dukungan inline preview jika berniat menjadikan Bear juga sebagai aplikasi untuk menulis secara serius. Bear dapat digunakan secara gratis namun untuk menikmati fitur sinkronisasi via iCloud, Anda harus membayar $15 untuk setahun berlangganan.

Download – App Store – Gratis

Power

Aplikasi iOS Pilihan 4-11 November 2016

Power adalah aplikasi yang berguna untuk mengetahui berapa persen baterai yang tersisa di iPhone dari Apple Watch. Power cukup berguna ketika Anda meninggalkan iPhone untuk diisi ulang baterainya dan ketika sudah penuh, Power akan mengirimkan notifikasi ke Apple Watch yang Anda kenakan. Tak perlu lagi khawatir overcharge perangkat iPhone.

Download – App Store – Rp 15ribu

FabFocus

Aplikasi iOS Pilihan 4-11 November 2016

Salah satu fitur iPhone 7 Plus yang menjadikannya beda dengan iPhone yang lain adalah Potrait Mode. Potrait Mode menghasilkan foto dengan latar belakang blur layaknya diambil dengan kamera DSLR. Nah, bagi Anda yang ingin menikmati Potrait Mode namun enggan atau belum berniat untuk upgrade ke iPhone 7, silahkan coba FabFocus. Meski tidak secara real time menghasilkan foto dengan latar belakang blur, FabFocus cukup handal dalam mereplikasi fitur Potrait Mode di iPhone 7 Plus.

Download – App Store – Rp 29Ribu

Chartistic

Aplikasi iOS Pilihan 4-11 November 2016

Chartistic mempermudah Anda membuat grafik lewat iPhone dan iPad. Grafik garis, histogram, pie chart semuanya bisa dibuat lewat Chartistic dan setelah selesai Anda bisa mengekspor hasilnya ke berbagai format dan aplikasi. Kabar gembiranya, aplikasi ini bisa diunduh secara gratis.

Download – App Store – Gratis

Couchy

Aplikasi iOS Pilihan 4-11 November 2016

Ikuti perkembangan serial televisi favorit dengan Couchy. Couchy memiliki integrasi dengan kalendar, sinkronisasi antar perangkat, ekstensi iMessage untuk mempermudah berbagi rekomendasi dan masih banyak lagi. Oh ya, Anda juga bisa memasang Couchy widget di Notification Center untuk mempermudah melihat jadwal tayang serial TV favorit.

Download – App Store – Rp 45ribu

Itu dia 5 aplikasi pilihan bagi Anda pengguna perangkat iOS untuk minggu ini. Masih banyak aplikasi-aplikasi pilihan untuk iPhone dan iPad yang akan saya bahas. Nantikan selalu aplikasi iOS pilihan hanya di DailySocial.

Office for Mac Hadirkan Dukungan Touch Bar Milik MacBook Pro

Kehadiran Touch Bar di MacBook Pro generasi baru bisa dilihat sebagai upaya Apple dalam mengimplementasikan interface sentuh tanpa harus mengadopsi layar sentuh. Mereka menilai tombol F1 – F12 sudah kurang relevan dengan kebutuhan konsumen zaman sekarang, jadi lebih baik menggantinya dengan sesuatu yang bisa beradaptasi sesuai kebutuhan.

Maka dari itu, Apple pun mengajak semua developer aplikasi untuk memikirkan cara terbaik guna memaksimalkan kapabilitas Touch Bar dalam aplikasinya. Salah satu aplikasi yang sudah mencuri start adalah Office for Mac, dimana dukungan Touch Bar akan memberikan pengalaman baru dalam berinteraksi dengan Word, PowerPoint, Excel dan Outlook.

Pengguna bisa lebih fokus mengerjakan dokumen di Word berkat Touch Bar / Apple
Pengguna bisa lebih fokus mengerjakan dokumen di Word berkat Touch Bar / Microsoft

Dalam Word, pengguna MacBook Pro nantinya bisa masuk ke mode Word Focus Mode dari Touch Bar. Mode ini akan menampilkan dokumen secara full-screen tanpa sedikitpun toolbar yang mengganggu. Sebagai gantinya, toolbar ditempatkan di Touch Bar, sehingga pengguna tetap bisa menyesuaikan formatting selagi berkonsentrasi mengetik.

Memindah objek di PowerPoint jadi lebih mudah berkat Touch Bar / Microsoft
Memindah objek di PowerPoint jadi lebih mudah berkat Touch Bar / Microsoft

Lanjut ke PowerPoint, Touch Bar akan membantu pengguna memanipulasi grafik dengan mudah. Jadi selain tombol formatting, juga ada tombol Reorder Objects yang akan memunculkan “peta grafik” dari semua layer pada slide. Dengan demikian, pengguna bisa mencari objek yang tepat dan memindah posisinya dengan lebih mudah.

Ketik "='", maka Touch Bar akan menampilkan deretan formula yang kerap digunakan di Excel / Microsoft
Ketik “='”, maka Touch Bar akan menampilkan deretan formula yang kerap digunakan di Excel / Microsoft

Beralih ke Excel, Touch Bar akan menyajikan deretan formula yang kerap digunakan ketika pengguna mengetikkan simbol sama dengan. Di saat yang sama, Touch Bar juga memberikan akses cepat ke pengaturan border, warna cell dan recommended chart.

Terakhir, Touch Bar di Outlook akan menampilkan sejumlah fungsi yang kerap dipakai secara adaptif. Di jendela compose misalnya, Touch Bar akan menampilkan deretan dokumen terkini yang bisa dijadikan attachment dengan satu tap. Di Today View, Touch Bar akan menampilkan semua event kalender untuk hari tersebut, sekaligus menerima panggilan Skype.

Sumber: Office Blog.

LG Perkenalkan Monitor 5K dan 4K untuk MacBook Pro Generasi Baru

Bukan Apple namanya kalau produknya tidak mengundang kontroversi. Coba simak obrolan mengenai MacBook Pro generasi baru di media sosial, dan saya yakin tidak sedikit yang kecewa dengan keputusan Apple menanamkan hanya port USB-C saja di laptop terbarunya itu.

Hilang sudah port HDMI, slot SD card maupun MagSafe, semuanya telah digantikan oleh empat port USB-C plus bantuan adapter atau dongle. Pun demikian, port USB-C yang juga merupakan Thunderbolt 3 ini membawa manfaat tersendiri, apalagi jika disandingkan dengan performa ganas MacBook Pro.

Salah satu manfaat yang ditawarkan adalah ekspansi ruang kerja dengan bantuan monitor eksternal seperti lini LG UltraFine. LG bahkan telah merancang dua monitor UltraFine baru secara khusus untuk dikawinkan dengan MacBook Pro via Thunderbolt 3.

Monitor yang pertama punya ukuran 27 inci dan resolusi 5K (5120 x 2880 pixel), dengan kerapatan pixel 218 ppi. Panel yang digunakan memakai teknologi IPS, serta dapat menjangkau 99 persen spektrum warna DCI-P3. Sebagai referensi tambahan, Surface Studio dari Microsoft juga sudah mendukung DCI-P3, demikian pula dengan MacBook Pro generasi baru itu sendiri.

Selain menerima dan mentransfer video, audio dan data, monitor juga akan menyuplai daya ke MacBook Pro via Thunderbolt 3 / LG
Selain menerima dan mentransfer video, audio dan data, monitor juga akan menyuplai daya ke MacBook Pro via Thunderbolt 3 / LG

Namun bagian yang paling menarik adalah bagaimana monitor ini dapat menerima dan mentransfer video, audio, data dari dan ke MacBook Pro melalui satu kabel Thunderbolt 3 saja. Lebih hebat lagi, MacBook Pro juga akan di-charge selama ia tersambung dengan monitor. Berdasarkan keterangan Apple, MacBook Pro 15 inci yang mengusung GPU Radeon Pro bisa disambungkan dengan dua monitor UltraFine 5K ini sekaligus.

Karena terintegrasi dengan baik, pengguna bisa mengatur tingkat kecerahan maupun volume menggunakan Touch Bar milik MacBook Pro. Selain dibekali kamera depan yang bisa digunakan untuk FaceTime, monitor ini juga mengemas tiga port USB-C sendiri, sehingga ia dapat disambungkan dengan berbagai aksesori pendukung.

Monitor yang kedua tidak jauh berbeda, hanya saja ukuran dan resolusinya lebih kecil: 21,5 inci, 4K (4096 x 2304 pixel). Selebihnya, fitur-fitur yang ditawarkan identik dengan kakaknya yang lebih bongsor, termasuk dukungan spektrum warna DCI-P3 maupun koneksi via kabel tunggal.

LG UltraFine 4K 21,5 inci akan tersedia mulai November mendatang di AS seharga $700, sedangkan UltraFine 5K 27 inci mulai Desember seharga $1.300.

Sumber: LG.

Apple Umumkan Aplikasi Baru Bernama TV untuk Apple TV, iPad dan iPhone

Selain memperkenalkan MacBook Pro berdesain baru, Apple juga sempat mengumumkan sedikit pembaruan untuk Apple TV dalam event semalam. Yang pertama datang dalam wujud aplikasi baru bernama TV.

Aplikasi ini merupakan upaya Apple dalam memberikan kemudahan untuk mengakses segudang konten yang tersedia untuk Apple TV. Seperti yang kita tahu, konten-konten ini tersebar di beberapa aplikasi, sehingga terkadang kita bisa lupa aplikasi apa yang menyimpan serial TV atau film yang hendak kita lihat.

Aplikasi TV dirancang untuk menyelesaikan masalah ini. Caranya dengan mengumpulkan segala konten yang pengguna miliki di bawah satu ‘atap terpadu’, yaitu aplikasi TV itu sendiri. Dengan demikian, pengguna bisa lebih berfokus pada koleksi konten ketimbang aplikasinya.

TV app akan tersedia di Apple TV, iPad dan iPhone, dan semuanya tersinkronisasi / Apple
TV app akan tersedia di Apple TV, iPad dan iPhone, dan semuanya tersinkronisasi / Apple

Saat aplikasi TV dibuka, pengguna akan langsung disambut label bertuliskan “Up Next” di bagian paling atas. Di sini akan ditampilkan semua serial TV maupun film yang sedang ditonton pengguna, termasuk yang belum ditonton sampai selesai. Untuk serial TV, setiap episode barunya akan disuguhkan di bagian ini ketika sudah tersedia.

Pilih satu serial TV atau film, maka pengguna akan langsung dibawa ke aplikasi yang menyediakannya secara otomatis. Menariknya, aplikasi ini juga bakal dirilis di iPhone dan iPad, dan semuanya akan disinkronisasikan sehingga pengguna bisa lanjut menyelesaikan suatu episode atau film dari satu perangkat ke yang lainnya.

Bersamaan dengan itu, Siri di Apple TV juga semakin pintar dengan kemampuannya mencari dan memutar konten bersifat live, baik siaran berita atau pertandingan olahraga. Cukup sebutkan tipe siaran yang hendak ditonton, maka Siri akan mencarikan aplikasi yang menyediakannya secara otomatis.

Fitur ini sudah bisa dinikmati oleh pengguna Apple TV generasi keempat mulai hari ini. Khusus untuk aplikasi TV, Apple akan merilisnya bersama software update pada bulan Desember mendatang, diawali oleh pasar Amerika Serikat terlebih dulu.

Sumber: Apple.

Apple Resmi Perkenalkan MacBook Pro Generasi Baru

Sudah setahun lebih sejak konsumen berjumpa dengan MacBook Pro baru, dan itu pun tidak lebih dari sekedar pembaruan spesifikasi – plus integrasi Force Touch trackpad yang dipelopori oleh MacBook 12 inci. Terlepas dari itu, publik menilai sudah saatnya Apple mengungkap generasi baru MacBook Pro yang datang bersama sesuatu yang revolusioner.

Itulah yang Apple lakukan dalam event semalam (27/10). Bertempat di markas utamanya, Tim Cook dkk memperkenalkan MacBook Pro yang punya desain benar-benar baru; lebih tipis, lebih ringkas sekaligus lebih keren dari generasi sebelumnya. Bobotnya bahkan tidak kalah ringan dari MacBook Air, tepatnya 1,37 kg untuk varian 13 inci dan 1,83 kg untuk varian 15 inci.

Lalu apanya yang revolusioner? Jika Anda melirik ke bagian paling atas keyboard, Anda mungkin curiga kalau barisan tersebut tidak terdiri dari tombol-tombol fisik. Dugaan Anda benar, karena sejatinya ini merupakan fitur andalan MacBook Pro generasi baru yang dijuluki dengan istilah Touch Bar.

Luas penampang trackpad-nya hampir dua kali lipat MacBook Pro generasi sebelumnya / Apple
Luas penampang trackpad-nya hampir dua kali lipat MacBook Pro generasi sebelumnya / Apple

Touch Bar pada dasarnya merupakan sebuah layar sentuh multitouch berbentuk memanjang dan beresolusi tinggi yang bisa menampilkan beragam menu kontekstual. Utamanya, Touch Bar menggantikan peran system dan function key seperti yang kita jumpai pada lini MacBook selama bertahun-tahun.

Namun yang menarik, tombol-tombol virtual ini akan berganti ketika Anda membuka aplikasi. Di aplikasi Final Cut Pro X misalnya, Touch Bar akan menampilkan timeline; sedangkan di Safari, Touch Bar akan menyajikan deretan tab yang sedang terbuka, lengkap beserta preview thumbnail-nya.

Touch Bar akan beradaptasi dengan aplikasi yang dibuka dan menampilkan tool yang sesuai / Apple
Touch Bar akan beradaptasi dengan aplikasi yang dibuka dan menampilkan tool yang sesuai / Apple

Sederhananya, Touch Bar akan beradaptasi dengan aplikasi apapun yang sedang dijalankan, menampilkan deretan tombol yang diperlukan untuk membantu pengguna menavigasikan aplikasi tersebut. Touch Bar sebisa mungkin akan meminimalkan penggunaan trackpad, atau sebaliknya malah bisa berpadu secara harmonis dengan trackpad di aplikasi macam Photoshop.

Bicara soal trackpad, Anda bisa melihat bahwa penampangnya semakin luas di sini. Apple mengklaim ukurannya lebih besar 46 persen untuk varian 13 inci dan hampir dua kali lipat untuk varian 15 inci. Tentu saja, keduanya juga telah mengadopsi teknologi Force Touch.

Touch Bar juga berjasa atas kehadiran Touch ID pada lini perangkat Mac untuk pertama kalinya. Letaknya ada di ujung kanan, bertepatan dengan tombol power-nya. Sama seperti di iPhone atau iPad, sensor sidik jari ini bisa digunakan untuk meng-unlock Mac secara instan, melakukan transaksi online via Apple Pay dan berganti user seandainya perangkat digunakan oleh lebih dari satu orang.

Masih Retina Display, tapi kini lebih terang dan lebih akurat reproduksi warnanya / Apple
Masih Retina Display, tapi kini lebih terang dan lebih akurat reproduksi warnanya / Apple

Beralih ke layar, resolusinya tidak berubah untuk kedua varian: 2560 x 1600 pixel untuk varian 13,3 inci, 2880 x 1800 pixel untuk varian 15,4 inci. Pun demikian, Apple mengklaim tingkat kecerahan dan kontras rasionya naik sekitar 67 persen; dapat menyala dengan tingkat kecerahan maksimum 500 nit, tapi di saat yang sama mengonsumsi daya 30 persen lebih rendah.

Bagaimana dengan performanya? Jangan khawatir, sebab tradisi yang dimulai MacBook Pro selama ini masih dipertahankan. Apple memberikan pilihan prosesor Intel Core i5 atau i7 generasi keenam, RAM 8 GB atau 16 GB, Intel Iris Graphics untuk varian 13 inci atau Radeon Pro untuk varian 15 inci, serta SSD 256 GB atau 512 GB (bisa dikonfigurasikan sampai 2 TB untuk varian 15 inci). Kedua varian sama-sama mengemas empat port USB-C yang juga merupakan port Thunderbolt 3.

Bodinya bahkan lebih tipis dari bagian ujung belakang MacBook Air / Apple
Bodinya bahkan lebih tipis dari bagian ujung belakang MacBook Air / Apple

MacBook Pro 13 inci akan dijajakan dengan banderol mulai $1.799, sedangkan varian 15 inci mulai $2.399. Apple di saat yang sama juga akan menawarkan varian 13 inci yang tak dilengkapi Touch Bar dan hanya mengemas sepasang port USB-C saja seharga $1.499. Semua varian tersedia dalam pilihan warna space gray atau silver standar.

Yang tidak disangka, lahirnya MacBook Pro generasi baru ini ternyata berimbas pada dipensiunkannya lini MacBook Air. Apple masih akan menjualnya sampai stoknya habis, tapi ke depannya tidak akan ada lagi MacBook Air baru.

Apple menilai MacBook Pro generasi baru ini sudah bisa memberikan segala kelebihan yang ditawarkan MacBook Air sebelumnya. Dimensi bodinya bahkan lebih kecil dan lebih tipis, tapi di saat yang sama performanya jauh lebih kencang dan baterainya masih bisa bertahan selama sekitar 10 jam.

Sumber: Apple.

Rencana Apple Membuka Pusat Inovasi di Indonesia

Sebagai brand smartphone populer, komitmen Apple untuk bekerja sama dengan partner lokal di seluruh dunia ditunjukkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan membangun pusat pengembangan produk. Contohnya pada bulan Januari 2016 lalu Apple membuka iOS App Development Center pertama di Eropa yaitu di kota Naples Italia.

Jelang akhir tahun 2016 ini rencana Apple untuk membuka pusat inovasi di Indonesia telah masuk dalam tahap negosiasi final, dan dikabarkan telah diizinkan oleh pemerintah Indonesia, dalam hal ini diwakilkan oleh Kementerian Perindustrian. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dengan dibangunnya pusat inovasi Apple di Indonesia diharapkan bisa memacu tingkat komponen lokal dan jumlah pengembang aplikasi di dalam negeri.

“Mereka sudah menyatakan komitmennya untuk membangun Innovation Center. Upaya mereka ini juga ada kaitannya dengan rencana produk Apple masuk ke Indonesia. Jadi nanti ada pengembangan software dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” kata Airlangga sesuai dilansir oleh Beritasatu.

Besarnya populasi penduduk di Indonesia dan tingginya penetrasi pengguna smartphone merupakan alasan utama akhirnya Apple memutuskan untuk membangun pusat inovasi di Indonesia. Nantinya pusat inovasi Apple akan dibangun di tiga lokasi di Indonesia, dan difokuskan untuk melakukan pengembangan teknologi digital terbaru, termasuk dalam pengembangan aplikasi.

“Ini hal positif karena pembangunannya akan melibatkan tiga lokasi Research and Development (R&D) di Indonesia,” kata Airlangga dalam keterangan resminya di Jakarta.

Sebelumnya Kementerian Perindustrian telah mengeluarkan Peraturan Menteri No.65 tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN Produk Telepon Seluler, Telepon Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet.

Secara detail dijelaskan, regulasi tersebut mencakup tiga aspek perhitungan TKDN, yang pertama aspek manufaktur dikenakan bobot sebesar 70%, pengembangan 20% dan aplikasi 10%. Kedua untuk produk tertentu pada aspek manufaktur dikenakan bobot 10%, pengembangan 20% dan aplikasi 70%. Serta ketiga,pemenuhan TKDN melalui komitmen dan realisasi investasi.

Dalam situs resmi Apple dijelaskan peranan dari pusat inovasi nantinya untuk masing-masing negara, di antaranya adalah sebagai pusat edukasi kepada pelajar dan guru, pusat pelatihan kepada komunitas pengembang software dan aplikasi, dan diharapkan bisa menjadi peluang kerja baru.

Apple Rilis iOS 10.1, Hadirkan Portrait Mode untuk iPhone 7 Plus

Selain menawarkan fitur optical zoom 2x, kehadiran modul kamera ekstra pada iPhone 7 Plus juga mewujudkan fitur yang Apple sebut dengan istilah Portrait Mode. Fitur ini tidak tersedia pada saat peluncuran, tapi Apple akhirnya menghadirkannya lewat update iOS 10.1.

Portrait Mode pada dasarnya akan memberikan efek depth-of-field atau bokeh yang lebih menonjol. Anda pernah melihat foto hasil tangkapan kamera DSLR dimana terdapat bagian yang tampak kabur di belakang subjek? Itulah contoh pengaplikasian depth-of-field.

Efek serupa sebenarnya sudah bisa kita jumpai pada kamera smartphone, namun hasilnya tidak terlalu kentara karena sejumlah faktor, salah satunya adalah ukuran sensor kamera yang kecil. Di sini Apple mencoba menerapkan algoritma khusus dan memanfaatkan kehadiran modul kamera tambahan untuk menciptakan efek depth-of-field yang bagus, tapi di saat yang sama tidak kelihatan artificial.

Portrait Mode sebenarnya juga bisa digunakan untuk memotret objek lain selain wajah seseorang / Apple
Portrait Mode sebenarnya juga bisa digunakan untuk memotret objek lain selain wajah seseorang / Apple

Nama Portrait Mode sendiri dipilih karena Apple menyebut fitur ini sangat efektif digunakan saat memotret wajah seseorang. Akan tetapi fitur ini sebenarnya juga bisa digunakan untuk berbagai objek lain, meski mungkin efeknya tidak sedramatis saat memotret wajah seseorang.

Setelah meng-update ke iOS 10.1, Anda akan menjumpai Portrait Mode tepat di tengah-tengah mode Photo dan Square. Ketika wajah terdeteksi, akan muncul tulisan “Depth Effect” di atas label Portrait yang menandakan fitur ini sudah aktif. Perlu dicatat, Apple masih mencantumkan label “beta” pada fitur ini, yang berarti hasilnya tidak setiap saat 100 persen sesuai ekspektasi.

Sumber: Apple.

Gamepad Unik Bernama AP40 Ini Disiapkan Untuk Memperingati Ulang Tahun Apple ke-40

Sejarah periferal bernama gamepad dimulai saat Nintendo merilis controller buat menemani console NES. Solusi tersebut segera diikuti oleh sang kompetitor utama, Sega di Master System mereka. Meski gamepad sangat kental dengan ranah console gaming, saat ini tersedia banyak sekali pilihan perangkat sejenis, baik untuk platform PC sampai perangkat bergerak.

Meski dunia mengakui peran besar Apple di bidang teknologi, perusahaan asal Cupertino ini sendiri tidak menyelami bidang gaming terlalu dalam. Dan di momen ulang tahun Apple ke-40, 8Bitdo Tech punya kado unik untuk Apple. Tim asal Hong Kong itu memperkenalkan AP40, controller multi-platform Bluetooth yang terinspirasi dari logo retro Apple, dipadu dukungan receiver sehingga gamepad dapat dipasang ke hardware lawas.

AP40 3

Spesialisasi 8Bitdo pada periferal Nintendo kembali bisa dilihat dalam arahan desain AP40. Developer yang turut menggarap versi modern gamepad NES dan joystick arcade itu kali ini memanfaatkan controller Super Famicom (atau Super Nintendo Entertainment System) sebagai kiblat desain AP40. Terdapat D-Pad salib, empat action button di kanan, tombol select dan start di tengah, empat tombol trigger dan dua tombol lagi di sisi bawah, serta sepasang stik analog.

AP40 2

Hadiah 8Bitdo untuk Apple adalah penggunaan warna logo retro di sisi depan AP40 (garis hijau, kuning, oranye, merah, ungu dan biru secara berurutan) serta tutup port USB berbentuk daun. Gamepad juga dilengkapi stand mungil berbahan aluminium, mengusung wujud komputer Apple II. Aksesori ini bisa dipakai untuk menaruh AP40 serta buat meletakkan tablet atau smartphone.

Konektivitas merupakan senjata andalan produk-produk 8Bitdo. Sempat disebutkan di atas, AP40 juga dibekali receiver Retro, memungkinkan periferal tersambung ke perangkat game jadul seperti NES dan SNES, termasuk Apple IIc – perbedaannya hanya terletak pada tipe connector. Tentu saja AP40 dapat dipakai untuk menikmati game di platform lain misalnya PC, Android, Mac, serta PlayStation 4. Uniknya lagi, dongle Retro Receiver bisa kompatibel dengan Wii Mote, Wii U Pro sampai DualShock 4.

AP40 4

Jika Anda menginginkan sesuatu yang lebih spesial, 8Bitdo turut menyiapkan AP40 Limited Edition. Jumlahnya hanya ada 1976 – sesuai dengan tahun kelahiran Apple. Tiap unitnya diberi label nomor, dibungkus dalam packaging berbentuk floppy drive Apple Disk II.

8Bitdo AP40 dapat Anda pesan sekarang di Kickstarter seharga HK$ 380 (US$ 50), tapi Retro Receiver (US$ 50) tetap dibutuhkan jika ingin memasangkannya ke Apple IIc. Versi Limited Edition juga bisa dibeli via situs crowdfunding ini seharga HK$ 535 (US$ 70).

iPhone 7 Tak Punya Port Audio? Jangan Dibor, Cukup Pasangkan Fuze

Apple memang tidak menyingkap jumlahnya secara rinci, tapi kabarnya permintaan terhadap iPhone 7 dan 7 Plus begitu besar, konsumen yang tidak melakukan pemesanan sebelumnya tidak bisa membeli device di hari pertama penjualan. Meski demikian, keputusan Apple menghilangkan jack headphone memang jadi kritik dan bahan candaan di kalangan pengguna maupun kompetitor.

Arahan baru Apple tersebut menunjukkan rasa percaya diri mereka terhadap teknologi audio wireless via Bluetooth dan Lightning. Tentu tak semua orang siap merangkul konsep ini. Belum lama mungkin Anda sudah mendengar atau menyaksikan sendiri video cara ‘membuka’ port audio dengan membor bagian bawah iPhone 7. Faktanya, hal ini bukanlah jalan keluar, malah menghancurkan handset mahal. Pemecahan sesungguhnya datang dari tim inventor asal Austin, Amerika Serikat.

Fuze 1

Solusi mereka adalah menyediakan case bernama Fuze, disiapkan baik untuk iPhone 7 serta 7 Plus. Fungsinya tidak jauh berbeda dari aksesori sejenis, Fuze bertugas melindungi smartphone Anda dari baret dan benturan. Selain itu, casing juga dilengkapi baterai tambahan yang mampu menggandakan durasi pemakaian standar sekaligus menyempurnakan iPhone 7 dengan port audio 3.5mm. Berkatnya, Anda tidak perlu buru-buru mengucapkan selamat tinggal pada headphone/earphone kesayangan.

Fuze 2

Menariknya lagi, Fuze tidak menyebabkan volume iPhone 7 terlalu membengkak. Mengusung desain ‘ultra-slim‘, case tersebut cuma membuat iPhone lebih tebal 5mm dengan bobot tambahan 28-gram. Konstruksinya tangguh, memanfaatkan jenis plastik TPU dan ABS, material serupa casing baterai orisinil ciptaan Apple. Pengembang menyediakan lima pilihan warna, yakni putih, hitam, emas, rose gold dan biru.

Fuze 3

Fuze dijanjikan akan menyederhanakan konektivitas iPhone 7, sehingga Anda tidak perlu berkutat dengan dongle dan adaptor, memastikan kemudahan menikmati musik di manapun dan kapanpun. Aksesori itu juga memungkinkan device menyuguhkan lagu meski harus sambil di-charge. Berkat Fuze, Anda tidak perlu mengeluarkan ratusan dolar buat membeli AirPods karena headphone lama masih dapat digunakan.

Untuk baterai buld-in-nya, Fuze versi iPhone 7 menyimpan unit 2.400maH dan ada baterai 3.600mAh di dalam model 7 Plus. Aksesori tersebut tersambung ke smartphone melalui port Lightning.

Case Fuze sudah bisa Anda pesan di situs Indie Gogo. Selama masa kampanye crowdfunding berlangsung, produk dapat dibeli seharga US$ 60 khusus backerearly bird‘. Setelah periode tersebut usai, Fuze dijajakan di harga retail US$ 70. Distribusi diperkirakan akan berlangsung di bulan Desember 2016.

Sumber: FuzeCases.

Tips Menampilkan Lirik di Aplikasi Music iOS 10

Sudah instal iOS 10? Kalau sudah pasti Anda akan menemukan beberapa tampilan aplikasi yang cukup berbeda. Music, dan News adalah dua aplikasi yang mendapat pembaruan tampilan. Tombol-tombol didesain dengan ukuran lebih besar, begitu pula dengan teks yang terdapat di dalamnya.

Namun bukan masalah tampilan yang ingin saya bahas kali ini. Melainkan fitur baru yang dimiliki oleh Music pada iOS 10. Apple menambahkan integrasi tampilan lirik untuk musik yang sedang diputar. Dengan fitur ini, Anda tak perlu lagi memanfaatkan layanan penyedia lirik seperti MusiXMatch.

Untuk menampilkan lirik lagu yang sedang dimainkan pada aplikasi Music iOS 10, caranya cukup mudah. Berikut langkah-langkahnya:

Tips menampilkan lirik di aplikasi Music iOS 10

Tips Menampilkan Lirik di Aplikasi Music iOS 10
Tips Menampilkan Lirik di Aplikasi Music iOS 10
  1. Buka aplikasi Music
  2. Pilih lagu yang ingin dimainkan.
  3. Tap pada playback bar yang ada di bawah untuk membuka tampilan Now Playing
  4. Scroll ke atas hingga muncul bagian Lyrics
  5. Untuk menyembunyikan lirik, tap pada tombol Hide pada bagian sebelah kanan

Dengan integrasi lirik ke dalam Apple Music, Anda bisa dengan mudah menyanyikan lirik lagu favorit. Tak hanya itu, Anda pun tak perlu repot-repot menginstal aplikasi lain hanya untuk sekedar mengetahui lirik dari lagu yang terputar. Hemat kuota, hemat storage di iPhone dan iPad.

Meski sudah tersedia untuk digunakan tanpa pengaturan apapun, nampaknya belum semua lagu mendapatkan lirik di aplikasi Music iOS 10. Misalnya, beberapa lagu John Mayer yang saya putar tak muncul liriknya. Entah memang tidak ada dalam database atau belum ditambahkan oleh Apple.

Tak hanya tambahan lirik saja, Apple Music juga sekarang memiliki beberapa fitur baru yang membantu Anda menemukan lagu sesuai selera. Music akan memberikan sebuah playlist, ‘My Favorite Mix’, yang bisa Anda akses pada tab ‘For You’. Playlist ini dipersonalisasi dengan teknologi machine learning berdasarkan playlist serta daftar lagu yang tersimpan dalam Music Library Anda.

Apple Music sendiri kini sudah memiliki 17 juta pengguna yang berlangganan. Meski demikian, angka tersebut masih jauh dengan jumlah pengguna berbayar Spotify yang mencapai 40 juta pengguna berbayar. Tambahan fitur lirik serta tersedianya rekomendasi playlist yang dipersonalisasi mungkin merupakan langkah Apple untuk menarik pengguna baru.