Dukung Gerakan #DiRumahAja Garena Sajikan 9 Kompetisi Esports

Sementara kebijakan isolasi diri untuk menahan laju penyebaran pandemi COVID-19 masih terus berlangsung, membuat hal tersebut berdampak kepada beberapa aspek kehidupan. Esports jadi salah satu yang terdampak, dengan pembatalan paksa terhadap beberapa turnamen LAN yang akan diselenggarakan. Beberapa penyelenggara sudah merasakan ini, ajang turnamen fighting game ternama seperti Combo Breaker misalnya, ataupun Intel World Open.

Namun, esports bisa dibilang memiliki rejekinya tersendiri, karena masih tetap bisa terselenggara dengan cara online. Ini membuat ekosistem olahraga tradisional sekalipun beralih ke esports untuk menjadi alternatif sajian hiburan kepada pemirsa yang sedang tetap berada di rumah. Dalam kancah lokal, publisher seperti Garena juga sudah mempersiapkan berbagai sajian untuk menghibur gamers ataupun pecinta esports Indonesia.

Selama April sampai Mei 2020, Garena sudah mempersiapkan 9 sajian kompetisi yang akan diselenggarakan secara online, dan ditayangkan lewat live-streaming melalui kanal YouTube resmi dari game yang diterbitkan Garena, yaitu Free Fire, Call of Duty Mobile, dan Arena of Valor.

Ada 6 sajian kompetisi untuk bulan April, yaitu AoV Star League Season 4 (7 April – November 2020), CODM Princess Cup (7 – 17 April 2020), Free Fire The One (12 – 26 April 2020), Call of Duty Mobile Weekly Cup (18 – 21 April 2020), Invitational Show Match (23 – 25 April 2020), dan Clan War Hard Point (27 April – 1 Mei 2020).

Sumber: Garena
Sumber: Garena

Dari jajaran tersebut, dua yang paling patut disimak mungkin adalah ASL Season 4 dan Invitational Show Match. ASL sendiri tentu saja karena merupakan liga kasta utama skena Arena of Valor Indonesia. Seperti musim sebelumnya, ajang ini juga menjadi gerbang bagi tim yang bertanding, untuk dapat melaju ke tingkat internasional lewat gelaran AOV World Cup 2020 dan AOV International Championship 2020.

Sementara itu pada sisi lain ada juga Invitational Show Match. Ini merupakan kompetisi COD Mobile, yang mempertandingkan juara Major Series Season 2 bertanding melawan perwakilan negara-negara Asia, yaitu Thailand dan Taiwan. Anda tentu penasaran ingin melihat apakah Bigetron Duty bisa menyusul prestasi sang kakak, Bigetron RA, dan menjadi raja di skena COD Mobile Asia.

Sementara itu pada bulan Mei menjadi ajang bagi komunitas untuk unjuk kemampuan kepada khalayak. Ada 3 kompetisi pada Mei 2020, yaitu Free Fire All Stars (2-17 Mei 2020), Solo Soldier – Gun Game (5-6 Mei 2020), dan Clan War Domination (18-22 Mei 2020). FF All Stars mungkin jadi yang paling menarik, karena merupakan pertandingan yang mempertemukan semua sosok depan layar di Free Fire, mulai dari player, caster, sampai influencer.

Sumber: Garena
Sumber: Garena

“Garena memahami pentingnya pembatasan sosial sebagai salah satu langkah menekan penyebaran pandemi, dan tentu saja esports menjadi salah satu upaya untuk bisa tetap menjaga semangat positif di masyarakat. Karena itu sesuai dengan komitmen kami untuk menemani masa ketika berada #DiRumah Aja, kami tetap mengadakan pertandingan esports dengan cara inovatif dan berbeda.” Ucap Wijaya Nugroho, Esports Manager Garena Indonesia.

“Setelah mengadakan turnamen esports dan acara-acara menarik sejak bulan maret, kami kembali mendukung dan mengadakan acara esports lagi di bulan berikutnya. Harapannya pertandingan ini bisa menghibur penonton. Kami juga berharap para pemain juga komunitas bisa berpartisipasi sembari mengisi waktunya saat berada di rumah.” Tutur Wijaya.

Jadi tidak perlu khawatir kehabisan tontonan selama masa isolasi diri masih berjalan. Tetap #DiRumahAja dan tonton acara esports kesukaan Anda.

5 Esports Game Mobile Terpopuler di Tahun 2019

Meledaknya Mobile Esports telah menjadi salah satu narasi besar di ekosistem esports secara internasional. Free Fire salah satu contohnya. Sebegitu suksesnya, sampai-sampai analis di NetEase Games memaparkan alasan kenapa Free Fire jadi sukses. Game tersebut bahkan menjadi salah satu turnamen terpopuler di tahun 2019 lalu.

Tetapi, apakah hanya Free Fire saja yang mendulang kesuksesan tersebut? Bagaimana dengan titel game mobile lainnya yang juga punya program esports seperti Mobile Legends, Arena of Valor, PUBG Mobile ataupun Clash Royale? Beberapa waktu lalu, Esports Charts mengeluarkan data soal 5 game esports mobile terpopuler di tahun 2019. Siapa saja mereka? Ini 5 di antaranya:

5. Clash Royale

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Walau game ini kurang populer di Indonesia, namun kehadirannya secara internasional masih cukup terasa. Tahun lalu, Supercell melakukan beberapa pergerakan terkait esports. Mereka juga hadir di Indonesia, bekerja sama dengan LINE untuk mengembangkan komunitasnya di sini.

Secara internasional, posisi Clash Royale sebagai mobile esports ternyata cukup tertinggal dibanding dengan game-game mobile lainnya. Clash Royale mengumpulkan ditonton selama 5.259.856 jam selama tahun 2019 dengan jumlah penonton terbanyak sebesar 133.046 orang menonton CRL World Finals 2019.

Mengutip Esports Charts, Clash Royale adalah mobile esports terpopuler di 2018, namun mereka mengalami penurunan signifikan di tahun 2019. Dikatakan, alasan terbesarnya adalah karena penurunan popularitas game ini secara umum, dan meningkatnya jumlah rival di persaingan pasar esports. CRL World Finals 2019 bahkan mengalami penurunan jumlah penonton sebesar 63%.

4. Mobile Legends: Bang Bang

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Walau MLBB adalah esports mobile terpopuler di Indonesia namun presensi mereka secara internasional ternyata masih kalah jika dibanding dengan titel mobile lainnya. Secara angka, MLBB sudah ditonton selama 29.296.791 jam selama tahun 2019, dengan penonton terbanyak sejumlah 648.069 orang menonton gelaran M1 World Championship 2019.

Ada beberapa fakta menarik terkait ini. Hadiah M1 hanya US$250 ribu, lebih sedikit US$50 ribu daripada MPL ID Season 4. Namun demikian jumlah peak viewer M1 lebih banyak 123% daripada MPL ID Season 4. Ini mungkin dikarenakan para penonton lebih ingin melihat tim dan regional yang belum pernah mengikuti kompetisi MLBB sebelumnya.

Salah satu alasannya mungkin karena usaha dari Moonton untuk terus mendorong pertumbuhan ekosistem esports MLBB. Di lokal Indonesia, banyak usaha telah mereka lakukan. Mereka mencoba menerapkan franchise model di MPL Indonesia Season 4, memberi panggung kepada pemain semi-pro lewat MLBB Intercity Championship, dan yang terkini menggelar MLBB Developmental League sebagai usaha mereka untuk membuat ekosistem esports MLBB terus ada.

3. Free Fire

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Free Fire telah menjadi buah bibir sepanjang tahun 2019 kemarin. Tak hanya di Indonesia, namun Free Fire juga menarik perhatian khalayak internasional karena juga terkenal di Brazil. Namun ternyata ia hanya mengisi posisi 3 saja. Memang data ini mengurutkan posisi popularitas berdasarkan total hours watched dari game esports.

Free Fire ditonton selama 38.164.312 jam selama tahun 2019. Jumlah penontonnya bisa dbilang yang terbanyak dibanding titel esports lain, dengan jumlah penonton terbanyak sejumlah 2.016.157 orang di gelaran Free Fire World Series 2019. Jumlah penonton dan hours watched dari Free Fire memang kebanyakan datang dari Brazil, lewat gelaran Free Fire Pro League Brazil dan World Series 2019 Rio.

Namun demikian, kesuksesan Free Fire membuat mereka harus berhadapan dengan beberapa titel mobile lainnya, terutama PUBG Mobile yang merupakan direct-competitor game Battle Royale.

2. PUBG Mobile

5 Esports Game Mobile Terpopuler di Tahun 2019
Sumber: Esports Charts

Walau jumlah penonton terbanyak masih dipegang Free Fire, namun PUBG Mobile yang mengantongi total hours watched lebih banyak membuatnya berada di peringkat 2.

Tercatat, PUBG Mobile sudah ditonton selama 55.585.392 jam sepanjang 2019 dengan jumlah penonton terbanyak sebesar 596.824 orang dari gelaran PMCO Spring Global Finals. PUBG Mobile memang sangat terkenal di negara-negara timur. Tak heran jika PMCO SEA League jadi penyumbang terbesar dari angka di atas.

Selain dari itu, faktor lain mungkin datang dari cara Tencent menjalankan program esports PUBG Mobile. Mereka mengadakan kualifikasi untuk negara-negara yang memang jadi pasar bagi game mereka. Selain itu, tayangan esports mereka juga hadir dengan berbagai macam bahasa, yang mana hal itu jarang terjadi pada gelaran esports lain. Mungkin hal tersebut juga yang membuat PUBG Mobile jadi lebih populer daripada Free Fire.

1. Arena of Valor

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Ini memang cukup aneh, karena Arena of Valor bisa dibilang kurang berhasil secara umum, baik di Indonesia ataupun secara internasional. Namun demikian, mereka sudah ditonton selama 72.248.735 jam selama tahun 2019 dengan jumlah penonton terbanyak mencapai 764.358 orang di gelaran AOV World Cup 2019.

Salah satu alasan mencuatnya AOV di dalam daftar ini mungkin adalah karena dua gelaran internasional AOV yang diisi oleh tim asal Vietnam. Sejauh ini, negara Vietnam adalah pasar terbesar bagi Arena of Valor. Tak heran jika para penonton asal Vietnam terus bertahan sampai akhir jika ada tim Vietnam bertanding di babak Grand Final.

Maka dari itu, tak heran jika hal ini terjadi. Bagaimanapun, walau Arena of Valor mungkin kurang berhasil di Indonesia atau di pasar barat, mereka masih menjadi rajanya di pasar Asia; terutama Thailand dan Vietnam.

Pertarungan pasar esports mobile masih terus berlangsung, malah makin panas di 2020. Salah satu penyebabnya adalah kehadiran Riot Games di tengah-tengah persaingan pasar MOBA di mobile device. Kehadiran League of Legends: Wild Rift kemungkinan besar akan menggoyahkan MLBB di Indonesia atau AOV di pasar Asia. Bukan tidak mungkin juga kalau game ini juga menggoyahkan duo raksasa Battle Royale, Free Fire dan PUBG Mobile. Akankah Wild Rift jadi kryptonite yang mengalahkan MLBB di Indonesia? Bagaimana kira-kira peta kekuatan persaingan esports mobile di 2020 nanti?

Sumber: Esports Charts

Cabang Esports SEA Games 2019: Rangkuman Perjuangan Indonesia Sejauh Ini

Cabang esports SEA Games 2019 jadi salah satu helatan yang menarik untuk disaksikan. Selain karena tren esports yang sedang menanjak naik di Indonesia, ditambah juga ini menjadi momen bagi gamers untuk membanggakan Indonesia lewat esports.

Beberapa pertandingan telah selesai digelar. Pada cabang MLBB, Indonesia harus puas mendapatkan perak, meski statusnya sebagai kontingen yang paling dijagokan. Lalu bagaimana dengan cabang-cabang lainnya? Berikut rangkuman hasil cabang esports lain di SEA Games 2019.

Dota 2

Sumber: IESPA - Edit: Akbar Priono
Kontingen Dota 2 Indonesia bersama sang pelatih/manajer tim (pojok kanan) untuk cabang esports SEA Games 2019. Sumber: IESPA – Edit: Akbar Priono

Kontingen Dota 2 Indonesia untuk cabang esports SEA Games 2019 diwakili oleh tim PG.Barracx. Menghadapi SEA Games, tim ini sudah melakukan beberapa persiapan, termasuk bootcamp di Singapura untuk berlatih dengan Evil Geniuses.

Sayang, pada gelaran SEA Games, kontingen Dota 2 belum bisa mendapat hasil yang maksimal. Format pertandingan esports Dota 2 di SEA Games 2019 sendiri terdiri dari dua babak, yaitu fase grup dan fase playoff. Indonesia berada di grup B bersama dengan Filipina, Laos, dan Myanmar.

Bertanding dalam format best-of-2 single round robin, Indonesia harus puas berada di peringkat bontot dengan perolehan berupa satu kali seri dan dua kali kalah. Indonesia berhasil menahan imbang Myanmar, namun kalah melawan Filipina dan Laos, masing-masing dengan skor 0-2. Akhirnya tim Indonesia terpaksa harus pulang lebih awal, di hari ketiga rangkaian pertandingan cabang esports SEA Games 2019, tanggal 7 Desember 2019.

Hearthstone

Jothree (kiri) bersama DouAhou (kanan). Sumber: Unipin Esports
Jothree (kiri) bersama DouAhou (kanan). Sumber: Unipin Esports

Cabang esports Hearthstone Indonesia diwakili oleh Hendry Koenarto Handisurya (Jothree). Menjadi salah satu jawara Hearthstone terkuat dari Indonesia, Jothree mendapat medali perak saat gelaran eksibisi esports di Asian Games 2018 lalu.

Pada SEA Games 2019, permainan Jothree sebenarnya cukup menjanjikan setelah berhasil lolos dari babak grup. Masuk di upper bracket Jothree harus menghadapi Werit Popan (Disdai), pemain asal Thailand. Merupakan lawan berat bagi Jothree, ia terpaksa menerima kekalahan 1-3 dan terpukul ke lower bracket. Takluk dengan skor tipis 2-3, Jothree dipaksa mengakhiri perjalanannya di SEA Games 2019 setelah kalah melawan Nguyen Hoang Long dari Vietnam.

Hari ini (9 Desember 2019), rangkaian pertandingan HearthStone untuk SEA Games 2019 sendiri telah usai dengan Malaysia sebagai peraih medali emas. Wakil Malaysia Yew Weng Kean (Wkyew) keluar menjadi juara setelah mengalahkan Werit Popan di babak final.

StarCraft II

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Cabang yang satu ini memang terbilang susah-susah-gampang bagi Indonesia, mengingat komunitas game ini yang tidak sebegitu besar di Indonesia. Namun demikian, Indonesia tetap mempersiapkan yang terbaik untuk cabang yang satu ini, salah satunya lewat tangan AKG Games yang memberangkatkan kontingen StarCraft II Indonesia ke Korea Selatan untuk berlatih.

Persiapan tersebut ternyata berbuah cukup manis, Emmanuel Enrique (QuanTel) berhasil lolos grup, walau kawannya Bondan Lukman (Deruziel) harus puas dengan perolehan 0-5. Lolos ke babak Playoff, Quantel harus berhadapan dengan wakil Malaysia, Kien Khun Yap (Ranger). Bertarung dengan format best-of-5 Quantel hanya berhasil merebut satu angka saja dari Ranger. Akhirnya cabang esports StarCraft harus pulang dengan tangan hampa setelah semua kontingennya tumbang.

Perebutan medali emas StarCraft II di SEA Games 2019 akan dilakukan esok hari, 10 Desember 2019, mempertemukan Filipina dengan Singapura di babak Grand Final dengan format best-of-7.

Arena of Valor

Sumber: IESPA - Edit: Akbar Priono
Kontingen AOV Indonesia untuk cabang esports SEA Games 2019. bersama sang pelatih (pojok kanan). Sumber: IESPA – Edit: Akbar Priono

Selain MLBB, potensi Indonesia mendapat medali di cabang esports SEA Games 2019 ini sebenarnya adalah lewat cabang Arena of Valor. Salah satu penyebabnya adalah karena cabang ini diwakili oleh EVOS AOV. Menjadi tim terkuat di Indonesia selama tiga kali berturut-turut, reputasi tim ini jadi semakin baik setelah melihat perolehan positif yang mereka dapatkan selama gelaran AIC 2019.

Benar saja, EVOS AOV memberikan hasil yang cukup positif saat berada di fase grup. Berada di grup B bersama dengan Laos, Malaysia, dan Singapore, Indonesia dipaksa melalui babak Tiebreaker setelah perolehan poin Indonesia, Malaysia, dan Laos sama-sama 5 poin.

Setelah berhasil lolos, Indonesia sebenarnya sudah tampil cukup menjanjikan dari babak upper bracket. Satria Adi Wiratama (Wiraww) dan kawan-kawan berhasil maju ke babak Grand Final setelah mengalahkan salah satu regional terkuat di peta dunia kompetitif AOV, Thailand.

Pada babak Grand Final, Indonesia harus mengulang pertemuannya dengan Thailand. Sayangnya, satu yang tidak terulang di sana adalah kemenangan Indonesia. Bertanding dalam format best-of-5, Indonesia ditundukkan oleh Thailand dengan skor sapu bersih 0-3. Dengan ini maka Indonesia harus puas menerima medali perak di cabang esports AOV SEA Games 2019.


Sejauh ini, Indonesia sudah mengumpulkan dua medali perak di cabang esports SEA Games 2019. Masih ada satu cabang lagi yang belum bertanding, yaitu Tekken 7. Mari kita doakan agar Indonesia yang diwakili oleh Muhammad Andriansyah (Meat) bisa mendapatkan hasil yang terbaik.

Hasil Akhir IVPL Rise 2019: EVOS Juara AOV dan Icanbutsky Juara FIFA 19

Indonesia Virtual Pro League atau IVPL beberapa waktu lalu baru saja menyelesaikan sebuah kompetisi akbar yang disebut sebagai IVPL Rise 2019. Berlangsung di empat kota besar yaitu Surabaya, Bandung, Depok, dan Jakarta, kompetisi ini mengundang ratusan tim amatir maupun profesional untuk bertanding dalam dua cabang esports yaitu Arena of Valor (AOV) dan FIFA 19. Total hadiah diperebutkan sejumlah Rp150.000.000, terdiri dari Rp115.000.000 hadiah untuk AOV dan Rp35.000.000 hadiah untuk FIFA 19.

Dimulai sejak tanggal 1 Juli 2019, IVPL Rise 2019 akhirnya telah menyelesaikan seluruh pertandingannya. Babak Grand Final berlangsung pada hari Sabtu, 29 September di Epicentrum Walk (Epiwalk), Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Di cabang FIFA, ada delapan pemain yang dipertemukan terlebih dahulu dalam babak Rookie Final seminggu sebelumnya, terdiri dari empat pemain profesional dan empat pemain amatir (rookie) terbaik. Mereka adalah:

  • RRQ | Eggsy
  • SFI | Kenny Prasetyo
  • XCN Gaming | Dedic
  • PG.Barracx | Icanbutsky
  • Dwigameyza
  • Yogaharahap1717
  • Netralsquad
  • Andremunich

Dari babak Rookie Final tersebut kemudian diambil dua orang untuk maju ke Grand Final, dan ternyata yang terpilih adalah dua orang pemain profesional. Mereka adalah Dedic dari XCN Gaming dan Icanbutsky dari PG.Barracx. Pada akhirnya, Icanbutsky berhasil menjadi juara 1. Sementara itu di peringkat tiga ada Netralsquad yang mengalahkan Eggsy dari tim RRQ.

Di cabang AOV, ada empat tim yang terpilih untuk maju ke babak Grand Final, yaitu:

  • EVOS Esports
  • SES Alfaink
  • BOOM Esports
  • Bigetron Esports

EVOS Esports sepanjang kompetisi sudah menunjukkan performa yang menonjol dibandingkan tim-tim lainnya. Hal itu wajar saja mengingat divisi AOV EVOS memang memiliki prestasi yang hebat. Pertengahan September lalu pun EVOS baru saja menjadi juara AOV Star League (ASL) untuk ketiga kalinya berturut-turut. Kini, di IVPL Rise 2019, EVOS semakin memantapkan posisi mereka sebagai raja AOV dengan meraih gelar juara.

Lawan yang dihadapi oleh EVOS di Grand Final adalah BOOM Esports yang akhirnya menjadi runner-up, disusul oleh SES Alfaink di peringkat ketiga. Anda dapat menonton pertandingan-pertandingan final lengkapnya lewat video di bawah.

Selamat kepada Icanbutsky dan EVOS Esports yang telah berhasil meraih juara di cabang FIFA 19 dan AOV. Ke depannya, IVPL masih berencana untuk mengadakan kompetisi IVPL Rise lagi, mudah-mudahan dengan penyelenggaraan yang lebih baik serta hadiah yang lebih besar lagi. Untuk informasi terbaru seputar IVPL dan kompetisi yang mereka adakan, Anda dapat mengikuti media sosial mereka melalui Facebook Page IVPL.

Sumber: IVPL, EVOS Esports

Rekap Grand Final ASL Indonesia Season 3: EVOS Esports Juara ASL Tiga Musim Berturut-turut

Enam pekan panjangnya fase liga Arena of Valor Star League telah berlalu. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. 14 September 2019 menjadi konklusi dari perjuangan semua tim yang bertanding di dalamnya. Kini tersisa empat tim saja yang memperebutkan tahta tertinggi di kancah Arena of Valor Indonesia, EVOS Esports, Saudara E-Sports (SES), BOOM Esports, dan DG E-Sports.

Sejak awal, persaingan panas antar tim sudah sangat terasa. Sajian pertama adalah semi-final satu, antara Saudara E-Sports melawan BOOM Esports. Di atas kertas, kedua tim ini bisa dibilang punya kekuatan yang tidak beda jauh. Alhasil benar saja, pertarungan berjalan dengan cukup seimbang.

Semi-final satu, BOOM Esports vs Saudara E-Sports

Game pertama, SES membuka permainan dengan rotasi-rotasi yang ciamik. Pergerakan mereka sangat efektif, dan hampir selalu mendapatkan objektif yang dibutuhkan ketika melakukan penyergapan. Sementara di sisi lain, mencoba mempersiapkan untuk late game, BOOM Esports malah sedikit keteteran.

Menggunakan Lindis, gagal mendapatkan winning condition yang seharusnya mereka dapatkan. Kehilangan kuasa atas area jungle mereka sendiri, pergerakan Lindis jadi semakin sulit, membuat dampaknya dalam pertarungan jadi semakin kecil. Kendati demikian, Randy “CL” Shimane berjuang keras untuk mencari celah kemenangan di antara keadaan yang sulit tersebut dengan menggunakan Grakk.

Terlepas dari semua usaha yang dilakukan CL, SES ternyata sudah mendapatkan keunggulan yang dibutuhkan. Melihat kesempatan di depan mata, SES langsung saja memaksa peperangan dan menyelesaikan permainan dalam satu tarikan nafas. 1-0 untuk SES.

Masuk game kedua, BOOM Esports ternyata berhasil mendapatkan momentumnya. Mendapatkan Fennik bagi Cassy jadi salah satu alasannya.  Belum lagi Naitomea juga mendapatkan hero yang masih cukup kuat di musim ini, Liliana. Namun permainan masih imbang sampai setidaknya pada 5 menit pertama.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Masuk pertengahan game, BOOM Esports kembali mendapatkan momentum besar lewat teamfight. SES yang sedang mencari informasi tanpa sadar terjebak dari rotasi BOOM Esports yang datang dari kiri dan kanan. Benar saja, mereka langsung habis kena wipe, yang digunakan oleh BOOM Esports untuk menyelesaikan permainan. Skor kini menjadi 1-1.

Game ketiga, game penentuan. Awal permainan SES cukup unggul dengan beberapa kill penting yang berhasil mereka dapatkan. Namun, memasuki pertengahan, SES sebenarnya sempat kehilangan momentum. Mereka kehilangan tiga pemain saat mereka ingin menekan rotasi milik BOOM Esports.

Masuk menit 10 BOOM sudah mulai tertekan. Melihat keadaan ini SES mengambil kesempatannya untuk membunuh Dark Slayer. SES Esports yang menguasai lebih banyak area kini jadi lebih leluasa. Namun BOOM Esports masih mencoba merebut sang Dark Slayer yang pada akhirnya terpaksa harus gagal setelah permainan brilian dilakukan oleh SES.Mystyk. Dengan buff DS, dan bantuan The Drake, SES tak lagi menunggu lebih lama untuk merampungkan permainan. SES melaju ke babak final dengan skor 2-1.

Semi-final dua, EVOS vs DG E-Sports

Lanjut ke semi-final dua, kita menyaksikan pertarungan antara EVOS melawan DG E-Sports, yang bisa dibilang seperti pertarungan antara si raksasa melawan si manusia kerdil. EVOS sebagai tim yang mendominasi sepanjang fase grup ASL Season 3, kembali menunjukkan kelasnya pada pertarungan ini.

Pada game satu, EVOS sebenarnya bermain dengan cukup santai, terutama pada fase early game. Melihat celah tersebut, DG E-Sports mencoba memanfaatkan keadaan. Walau sudah berhasil menahan, namun EVOS ternyata mulai menunjukkan taringnya ketika masuk fase mid-game. Mereka mulai mengacak-acak permainan, membuat DG E-Sports jadi kalang kabut. Tak perlu waktu lama, EVOS lalu langsung saja mengamankan peluang kemenangan yang terlihat setelah tower ke-3 dari DG E-Sports hancur. 1-0 untuk EVOS Esports.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Game kedua menjadi harapan terakhir bagi DG E-Sports. Permainan sebenarnya berjalan cukup adem di awal-awal permainan, namun memasuki pertengahan EVOS langsung menggila, terutama Florentino dari EVOS.Wyvorz. Masuk pertengahan game, keunggulan EVOS sudah cukup jauh secara skor kill (16-4). Namun DG masih mencoba untuk melakukan perlawanan terbaiknya.

Mereka mendapat kesempatan untuk mengunci Pokka dan Wyvorz. Tanpa disangka, peluang ini malah jadi bencana bagi DG. Berada dalam keadaan 2 lawan 4, Wyvorz dengan Florentino terlihat seperti sedang berdansa di tengah serangan ganas para pemain DG yang sedang haus darah. Dengan ditambah bantuan llaF, tarian pedang Wyvorz menebas pemain DG E-Sports satu per satu, sampai ia berhasil mendapatkan triple kill.

Dengan keunggulan yang sangat jauh, EVOS kini tinggal menutup kemenangannya saja. Akhirnya, DG yang sudah semakin kalang kabut harus menerima kekalahannya di menit 11:35 setelah DG.Backdoor harus mati bersama seluruh kawan-kawannya. EVOS melaju ke babak Grand Final.

Grand-Final, EVOS vs SES

Ini seakan menjadi pertarungan yang sudah ditakdirkan sebelumnya. Pada fase grup, masing-masing berada di peringkat satu dan dua. Langsung saja pertarungan game satu dimulai dengan pertarungan yang berhasil membangkitkan sorak sorai para penonton.

Sepanjang permainan, kedua tim berusaha keras untuk menjaga perolehan kill ataupun net-worth tetap seimbang. Namun semua berubah pada pertarungan di menit 13. SES mencoba menyergap EVOS, mereka sudah mendapatkan posisi yang mantap untuk memenangkan pertarungan tersebut.

Superman dari SES.Mars mencoba memecah formasi, membuat EVOS jadi cukup kelabakan. Untungnya Hayate darn EVOS.Hanns cukup tenang dalam mengambil keputusan, langsung membantai sumber masalah dari tim SES, Diao Chan milik SES.RoboX. Pemain SES tumbang satu per satu, sampai akhirnya tak ada lagi yang tersisa. EVOS langsung mengambil kesempatan ini dan amankan game pertama.

Ketegangan pendukung SES melihat ketatnya pertarungan Grand Final melawan EVOS Esports .Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Ketegangan pendukung SES melihat ketatnya pertarungan Grand Final melawan EVOS Esports .Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Game kedua giliran SES yang dapat kesempatan. Tetapi ini tak lain dan tak bukan karena kawan-kawan SES kini bermain dengan lebih cermat. Terlihat SES kini tak mau terlalu terburu-buru menyelesaikan permainan walau sebenarnya punya kesempatan. Hal ini terlihat pada menit 12, ketika mereka mendapatkan tower tengah dalam, namun memilih untuk regroup terlebih dahulu dibanding memaksakan kemenangan.

Kesempatan untuk Dark Slayer langsung diambil setelahnya, mereka pun lanjut menekan lane bawah untuk mematikan ruang gerak EVOS Esports. Wiraww dan kawan-kawan yang kini sudah terkunci pergerakannya, terpaksa harus menyerah kalah dan memberikan game kedua kepada SES.

Pertarungan seimbang keduanya kembali terjadi pada game tiga dan empat. EVOS dapat game tiga dengan kereta momentum yang dibuat sejak awal permainan. Sementara SES, dengan mengulang permainan cermat, ditambah permainan Nakroth dari SES.Catee yang sangat ganas, berhasil membungkam EVOS di game empat.

Tersisa satu game penentuan, game kelima. Dengan format Global Ban-Pick, kedua tim sudah sama-sama semakin kehabisan opsi. Untungnya, SES masih menyimpan Enzo untuk Catee, yang menurut Teemola sebagai caster, punya win-rate hampir 100%. Dari sisi EVOS, opsi terbaik mereka hanya Richter dari Wyvorz saja, ditambah sedikit kejutan dengan Airi sebagai jungler dari Wiraww.

Pada 5 menit pertama, SES memberi shock therapy kepada EVOS dengan first blood dan juga rotasi-rotasi efektif yang dilakukan. Sayangnya, seiring waktu, entah kenapa dampak permainan Catee malah kurang terasa. Apalagi EVOS juga mulai sedikit demi sedikit menghimpun kekuatannya.

Perjuangan SES jadi semakin berat ketika mereka kehilangan dua carry tim mereka, Mystyk dan Catee di menit 11. Ketika itu SES luput karena mereka terlihat tidak satu visi di dalam pertarungan. Sementaran Mystyk dan Catee sedang berusaha keras mendapatkan Abyssal Dragon, ketiga pemain sisanya justru sedang mencoba melakukan pressure di lane atas dan tengah.

EVOS tanggap melihat hal ini, dan langsung mengerahkan 4 pemainnya untuk meringkus Catee dan Mystyk. SES kembali mencoba membuka kesempatannya di menit 14, menyergap Hanns yang sedang lengah di lane atas. Setelah gagal membunuh Hanns, SES lalu mundur, namun EVOS ternyata melakukan inisiasi balik dan mempersiapkan rotasi ke arah atas.

SES mulai kehilangan satu demi satu pemain. Mystyk yang salah rotasi tak dapat membantu banyak di momen tersebut. Ternyata kesempatan di menit 14 jadi kesempatan terakhir bagi SES. Setelahnya EVOS bisa mendapatkan Abyssal Dragon dan Dark Slayer secara gratis. SES tak lagi mampu menahan gempuran, EVOS menangkan permainan 3-2 dan kembali mengangkat trofi ASL Indonesia untuk ketiga kalinya.

EVOS AOV, Juara Bertahan Liga ASL Indonesia 3 Kali Berturut-turut.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Kali ini adalah kali ketiga EVOS AOV mengangkat trofi ASL Indonesia, serta mengamankan titel sebagai tim terbaik di Indonesia. Pada musim pertama dan kedua, mereka mendapatkan kemenagan yang cukup mendominasi di babak Grand Final. Musim pertama dan kedua, Aldi dan kawan-kawan GGWP.ID gagal memberi perlawanan terbaiknya kepada EVOS Esports. Pada dua musim tersebut mereka selalu menang 3-1 di babak Grand Final.

Musim ini, SES sangat ngotot melawan EVOS Esports. Untuk pertama kalinya, penggemar EVOS AOV harus merasakan ketegangan hampir dikalahkan oleh Catee, Mystyk dan kawan-kawan. “SES memang pesaing terberat EVOS sedari dulu.” Ucap Henry “Carraway” Teja. “Mereka berkembang sangat jauh, Hero Pool mereka juga semakin luas. Dengan adanya Global Ban Pick, menurut saya mereka berhasil  beradaptasi dengan baik.” Carraway menjelaskan lebih lanjut.

Walaupun ini adalah kemenangan ketiga bagi tim EVOS Esports, namun sebenarnya ini tetap memberikan kesan tersendiri kepada tim. Salah satunya adalah karena kehadiran Gilang “Fall” Dwi Fallah. “Fallah sebagai pemain sangat mudah melebur dengan tim dan sangat bisa diajak untuk bekerja sama. Kehadiran Fall juga memberi tantangan bagi tim EVOS, kami jadi mengusahakan kemenangan ini untuk Fall, soalnya dia belum pernah menang sebelumnya…hahaha.” jawab Carraway seraya berkelakar.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Kemenangan ini memberikan mereka hadiah sebesar Rp300 juta dan juga kesempatan bertanding di Arena of Valor International Championship 2019 (AIC 2019). Kini ada dua kompetisi internasional yang akan dihadapi oleh EVOS Esports. Selain dari AIC 2019, ada juga cabang esports AOV di SEA Games 2019.

“Menghadapi dua kompetisi ini, yang pasti sih kita latihan terus. Selain itu juga perbanyak scrim (latih tanding) dengan tim luar negeri, supaya bisa mempelajari cara main tim luar.” Henry menjelaskan.

Akankah kemenangan ini menjadi kereta momentum yang berlanjut sampai AIC 2019 atau SEA Games 2019 nanti? Mari kita doakan agar EVOS Esports bisa mendapatkan hasil terbaik di kompetisi AOV internasional yang akan dihadapi.

5 Pemain ASL Indonesia Season 3 Paling Eksplosif Sepanjang Fase Grup

Setelah fase grup ASL Indonesia Season 3 by ESL Indonesia selesai, kini gelaran Grand Final sudah ada di depan mata. Namun sebelum menuju ke sana, menarik sepertinya jika kita sedikit melihat ke belakang, dan membahas siapa pemain paling eksplosif pada fase grup musim ini.

Maksud paling eksplosif sendiri adalah pemain-pemain yang punya daya rusak paling besar di dalam pertandingan. Untuk menakar hal tersebut, kami mengambil tiga data statistik pemain dari 6 pekan pertandingan fase grup. Tiga data statistik itu adalah kill rata-rata , rata-rata Damage to Heroes, dan rata-rata partisipasi di dalam pertarungan. Siapa saja pemain tersebut? berikut 5 di antaranya:

Christopher “BTR.IO” – Abyssal Lane

Sumber: Instagram btr.io_
Sumber: Instagram btr.io_

Avg. Kill: 3.55 | Avg. Damage To Hero: 77840.27 | Avg. Participant: 6.88

Kalau bicara pemain yang biasa menjadi carry di sebuah tim AOV, biasanya terkerucut kepada dua role, Jungler atau Mid. Menariknya, pemain yang bisa dibilang “carry” bagi tim Bigetron adalah BTR.IO, seorang pemain role Abyssal Lane.

Dari segi statistik, ia punya angka-angka yang cukup bersinar, seperti rata-rata damage to hero sampai dengan 70 ribuan. Jumlah rata-rata kill yang diperoleh mungkin tidak banyak. Tapi setidaknya, jumlah kill IO mencapai setengah dari rata-rata partisipasi dalam pertarungan, yang berarti partisipasinya cukup efektif dan efisien.

Secara statistik, sebenarnya IO dan BTR.phLv punya catatan yang bersaing. Namun alasan IO saya masukkan ke dalam daftar ini, karena menurut saya, jarang ada pemain Abyssal Lane yang berpartisipasi aktif di dalam pertarungan. Mengingat role ini biasanya bertugas untuk farming dan mempersiapkan diri untuk fase late game.

Catatan terbaiknya ada pada pertandingan Week 6 Day 2 pada Game 1 saat melawan COMEBACK. Berpartisipasi sebanyak 14 kali, ia berhasil mencatatkan 10 kill dan damage sampai dengan 153 ribu.

Eka “BOOM.Raze” Putra – Jungler

Sumber: boomid.gg
Raze (tengah) salah satu pemain yang terhitung baru, namun menunjukkan bakatnya selama ASL Season 3. Sumber: boomid.gg

Avg. Kill: 4.0| Avg. Damage To Hero: 66848 | Avg. Participant: 7.7

Dalam persaingan perebutan titel jungler terbaik, nama Raze sebenarnya terbilang masih cukup ketinggalan dari EVOS.Wiraww ataupun SES.Catee. Mengawali karirnya dari bermain dengan tim WaW, Raze menunjukkan perkembangan yang positif dari waktu ke waktu. Kini bersama dengan BOOM.ID, permainannya menjadi semakin baik dan juga cukup konsisten.

Raze mungkin tidak terlalu bersinar dari segi damage. Ia hanya memiliki rata-rata damage to hero hanya 66 ribu saja, malah kalah dari BTR.IO yang notabene adalah seorang abyssal laner. Kendati demikian, ia menujukkan posisinya sebagai pembunuh berdarah dingin yang efektif dan efisien.

Dengan rata-rata partisipasi sebanyak 7.7 ia berhasil mencatatkan rata-rata kill yang cukup besar yaitu 4.0. Ia pernah mencatatkan damage to hero sampai dengan 182 ribu! Lalu dari 18 kali partisipasinya di dalam pertarungan, ia mencatatkan 10 kill, yang semakin menegaskan posisinya sebagai jungler yang mematikan.

Yayan “DG.Backdoor” Hidayat – Jungler

Sumber: Instagram dg.esports
Sumber: Instagram @dg.esports

Avg. Kill: 3.85 | Avg. Damage To Hero: 76189.27 | Avg. Participant: 9.15

Tim DG E-Sports merupakan satu tim yang punya perjalanan teramat dramatis di fase grup ASL Indonesia Season 3 ini. Memulai pertarungannya sebagai tim papan bawah, performa tim ini berangsur meningkat karena kehadiran pemain yang satu ini,  Yayan “DG.Backdoor” Hidayat. Tetapi ternyata, meningkatnya performa tim DG E-Sports karena kehadiran DG.Backdoor bukan hanya sekadar spekulasi belaka, karena juga terbukti secara angka statistik.

Secara rata-rata damage kepada hero, besarannya mungkin tidak sebegitu istimewa, malah masih kalah sedikit dari BTR.IO. Namun ia merupakan salah satu pemain dengan rata-rata partisipasi di dalam pertarungan yang tinggi. Sayang tingkat partisipasinya tidak berbanding lurus dengan catatan rata-rata kill miliknya yang hanya sebesar 3.85 saja, tidak mencapai setengah dari partisipasi, yang berarti partisipasinya masih kurang berdampak besar.

Namun, sebagai damage dealer Backdoor memang terbukti sangat berbahaya. Catatan terbaiknya ada pada Week 4 day 1 di game kedua saat melawan COMEBACK. Dari 19 kali partisipasinya di dalam pertarungan, ia mencatatkan damage to hero sampai dengan 179 ribu. Tapi lagi-lagi, insting “pembunuh” Backdoor sepertinya memang masih harus diasah, karena ia hanya mencatatkan 8 kill saja pada game tersebut.

Gilang “EVOS.llaF” Dwi Falah – Mid

Sumber: Youtube EVOS Esports
Sumber: Youtube EVOS Esports

Avg. Kill: 2.69| Avg. Damage To Hero: 81661 | Avg. Participant: 8.62

Pergantian roster tim EVOS AOV pasca dari AWC 2019 memang cukup berdampak kepada performa tim ini. Namun, EVOS.llaF (sebelumnya Fall) pengganti MythR berhasil membuktikan kemampuan dirinya sebagai pemain midlane. Dari 6 pekan pertandingan ia berhasil mengantongi average damage to hero yang besar, yaitu 81 ribu damage.

Namun, memang ia tidak mengantongi angka rata-rata kill yang besar. Ia hanya mencatatkan 2.69 kill dari rata-rata partisipasinya sebesar 8 kali. Tetapi mengingat posisi role mid yang biasanya memang menjadi damage dealer, ini berarti llaF sudah berhasil melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Catatan terbaik llaF ada pada Week 4 Day 2 pada game 2, melawan BOOM.ID. Ketika itu, dari 10 kali partisipasinya di dalam pertarungan ia berhasil mendapatkan 5 kill dan mencatatkan damage to hero sebesar 156.997.

Calvin “SES.Catee” – Jungler

Sumber: Facebook ESL Indonesia
Sumber: Facebook ESL Indonesia

Avg. Kill: 5.46 | Avg. Damage To Hero: 78142 | Avg. Participant: 10.39

Bicara tim Saudara E-Sports, salah satu nama yang kerap menjadi sorotan adalah SES.Cateee. Pemain yang satu ini memang terkenal eksplosif. Bermain sebagai jungler, ia selalu menjadi salah satu momok yang ditakuit pemain musuh. Bisa kapanpun menyergap, tanpa diduga oleh sang musuh.

Benar saja, secara statistik ia juga tampil bersinar. Salah satu catatan statistik yang membuat pemain ini jadi bersinar adalah jumlah rata-rata partisipasi pertarungan di dalam game yang mencapai 10.39. Ditambah lagi, partisipasi yang besar diseimbangkan dengan rata-rata perolehan kill yang mencapai 5.46.

Perolehan tersebut membuktikan ketajaman Catee sebagai mesin pembunuh dari tim SES. Walau perolehan rata-rata damage to hero yang lebih kecil dari EVOS.Fall, namun itu jadi wajar, karena seorang jungler yang tugasnya adalah memberi damage sambil menyapu bersih musuh-musuh.

Sebagai pemain jungle yang sangat eksplosif, Catee pernah mencatatkan 21 kali partisipasi di dalam pertarungan saat Week 2 Day 3, di game kedua melawan Bigetron. Dengan partisipasi pertarungannya, ia menjadi mesin pembunuh yang efisien dengan mencatatkan 16 kill dan damage to hero sebesar 132.628.

Lewat catatan statistik ini, mungkin bisa kita bilang bahwa SES.Catee adalah jungler terbaik untuk musim ini. Wiraww, sosok yang kerap dibilang sebagi best jungler sendiri mencatatkan angka statistik yang kurang baik di musim ini. Dari rata-rata partisipasi pertarungan sebanyak 8.83, Wiraww hanya mendapatkan rata-rata kill 4.28 dan memberi rata-rata damage to hero 56948.

Itu dia 5 pemain paling eksplosif sepanjang fase grup ASL Indonesia Season 3. ASL S3 by ESL yang dipersembahkan oleh Indofood dengan ChitatoGood to GoPop Mie, dan Mercedez sebagai Premium Sponsor serta Garena sebagai Official Partner ini akan menyelenggarakan babak Grand Final pada hari Sabtu, tanggal 14 September 2019, di Tennis Indoor Senayan. Anda juga bisa menyaksikan setiap pertandingan Arena of Valor Star League secara online lewat kanal YouTube ESL Indonesia ataupun Facebook Fanpage ESL Indonesia.

Rekap ASL Indonesia Season 3 Week 6: Penentuan 4 Tim yang Lolos Ke Grand Final

Akhir pekan lalu (30 Agustus – 1 September 2019) menjadi konklusi dari fase grup ASL Indonesia Season 3 by ESL. Setelah liga sepanjang 6 pekan kini akhirnya terungkap, siapa saja 4 tim yang akan beratnding di babak Grand Final yang akan diselenggarakan pada 14 September 2019 mendatang.

Persaingan papan tengah yang sangat ketat menjadi tema besar selama 6 pekan ASL Indonesia Season 3 ini. Alhasil, pekan terakhir ini menjadi pertarungan hidup dan mati bagi tim-tim pengisi papan tengah klasemen, yaitu BOOM.ID, COMEBACK, Bigetron Esports (BTR), dan DG E-Sports.

BTR mungkin yang bisa dibilang nasibnya paling buruk di pekan ini. Beban mereka sudah cukup berat setelah kalah dua kali pada pekan kelima. Pada pekan penentuan, mereka harus terima bahwa kejadian tersebut harus terulang kembali.

Memang BTR tidak kalah dua kali berturtut-turut di pekan ini, tapi di hari pertama mereka harus terima kekalahan dari Armored Project yang berada di posisi juru kunci. Untungnya di hari kedua mereka masih bisa mengalahkan COMEBACK, walau tak mengubah apapun di papan klasemen.

Yang juga menarik di pekan terakhir ini adalah persaingan antara COMEBACK dengan DG E-Sports. Memiliki poin yang sama, kedua tim ini jadi “main mata” dalam memperebutkan slot bertanding di Grand Final. Satu sisi COMEBACK entah kenapa performanya berangsur menurun seiring waktu. Sementara DG E-Sports mulai stabil setelah kedatangan Yayan “Backdoor” Hidayat yang mengisi posisi jungler.

Lawan COMEBACK di pekan keenam ini adalah BTR dan BOOM.ID. Setelah kalah melawan BTR di hari kedua (31 Agustus 2019), kesempatan terakhir mereka untuk lolos adalah menang melawan BOOM.ID.

Rekor sebelumnya, COMEBACK pernah kalahkan BOOM.ID di pekan ketiga. Sayang, hal ini tidak terulang di pekan keenam. Walau Irdham “Damskii” Hilmansyah sempat mencuri satu poin kemenangan, namun sayangnya mereka harus kalah dua kali berturut-turut dari seri pertandingan best-of-3. BOOM.ID akhirnya menang dengan skor 2-1, mendapat posisi ketiga di klasemen, dan amankan slot untuk bermain di babak Grand Final.

Sementara itu DG E-Sports harus melawan EVOS di pertandingan pertama pekan ini, dan Armored Project di pertandingan kedua. Kalah melawan EVOS yang notabene masih sangat sulit untuk dikalahkan, kesempatan terakhir DG E-Sports untuk lolos adalah menang melawan AP.

Walau AP adalah tim pengisi klasemen papan bawah, namun tim ini kerap memberikan kejutan kepada tim-tim pengisi papan tengah. Untungnya Glen “Kurus” Richard berhasil mempertahankan konsistensi mereka, kalahkan AP, dan berhasil lolos ke babak Grand Final setelah merebut posisi keempat di klasemen.

Sementara papan tengah begitu panas membara, pertarungan papan atas, meski tak banyak mengubah keadaan, menjadi pertarungan penuh gengsi antara EVOS dan Saudara E-Sports (SES).

EVOS yang mempertahankan gengsinya sebagai tim terbaik di Indonesia, melawan SES yang sedang berusaha keras merebut titel juara bertahan dari si macan biru. Pertandingan pertama, EVOS unjukkan kemampuannya dan menumpas habis SES. Satrio “Wiraww” Adi Wiratama ketika itu berhasil melumat habis SES, dengan skor cukup dominan (16-5), durasi yang sangat singkat (11:19), dan selisih networth lebih dari 10k Gold.

Mendapat tekanan begitu besar, normalnya SES tak siap dan mungkin akan kalah di game kedua. Kendati demikian SES menggunakan momentum kekalahannya untuk bangkit kembali. EVOS yang sudah menangkan awal Game kedua malah lengah, yang langsung dimanfaatkan oleh SES. Kedudukan jadi 1-1 setelah Game kedua berakhir.

Game ketiga, ada satu fenomena yang mungkin bisa disebut sebagai “kutukan ASL Season 3”. Momen EVOS dikalahkan BOOM.ID kembali terjadi. Inilah kesamaan dari 2 pertandingan kekalahan EVOS: baik BOOM.ID dan SES sama-sama kalah dari EVOS di Game pertama, Namun, SES dan BOOM ID menyamakan kedudukan di Game kedua.

Memasuki Game ketiga, SES tampil dengan percaya diri. Mereka lalu menutup kemenangan dengan dominasi yang kuat atas EVOS. Kalau Anda ingat, pada Week 4, Game ketiga EVOS kalah dari BOOM.ID dengan skor 0-13. Kemenangan SES atas EVOS pada Week 6 seperti mengulang momen tersebut, bedanya skornya kini adalah 1-13.

Sumber: ESL Indonesia Official Site
Sumber: ESL Indonesia Official Site

Hal ini menarik karena apakah pola yang sama ini menunjukkan kelemahan dari EVOS Esports? Apakah hal yang sama juga akan terjadi lagi di babak Grand Final?

Dengan seluruh hasil pertandingan yang terjadi selama 6 pekan, berikut ini adalah 4 tim teratas yang akan berlaga di Grand Final ASL Indonesia S3 by ESL:

Sumber: ESL Indonesia Official Site
Sumber: ESL Indonesia Official Site
  1. EVOS Esports – 30 Poin
  2. Saudara ESports – 27 Poin
  3. BOOM.ID – 18 Poin
  4. DG E-Sports – 15 Poin

Dari keempat tim ini, baik SES dan BOOM ID pernah mengalahkan EVOS Esports. Apakah kedua tim ini berhasil menggeser tahta sang juara bertahan?

Babak Grand Final ASL Indonesia S3 by ESL ini akan sedikit berbeda dari 2 musim sebelumnya. Pasalnya, sebelum dijalankan oleh ESL, selama ini Grand Final ASL dikenal dengan menggunakan sistem Gauntlet. Namun di Musim Ketiga kali ini, format standar single elimination yang akan digunakan dengan Bo3 untuk Semifinal dan Bo5 untuk Finalnya.

Keempat tim AoV terbaik di Indonesia kali ini akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp1 miliar dengan distribusi sebagai berikut:

Sumber: ESL Indonesia Official Site
Akankah EVOS bisa mengulang kejayaannya di musim ketiga ASL? Sumber: ESL Indonesia Official Site
  • Juara 1: Rp300 juta
  • Runner-Up: Rp150 juta
  • Peringkat 3: Rp75 juta
  • Peringkat 4: Rp75 juta
  • Peringkat 5: Rp45 juta
  • Peringkat 6: Rp25 juta
  • Peringkat 7: Rp15 juta

Selain mendapatkan hadiah, juara dari ASL Indonesia S3 by ESL ini juga akan mendapatkan kursi untuk bertanding di Arena of Valor International Championship (AIC) 2019 melawan tim-tim terbaik dari beberapa negara; salah satunya adalah juara ESL MSP Championship yang melibatkan 3 negara (Malaysia, Singapura, dan Filipina).

Bagaimana perjalanan EVOS Esports di Grand Final nanti? Apakah tim-tim lain juga menyadari ada pola yang sama dari kekalahan EVOS saat melawan BOOM ID dan SES? Akankah ada juara baru untuk ASL by ESL kali ini?

ASL S3 by ESL yang dipersembahkan oleh Indofood dengan ChitatoGood to GoPop Mie, dan Mercedez sebagai Premium Sponsor serta Garena sebagai Official Partner ini akan menyelenggarakan babak Grand Final pada hari Sabtu, tanggal 14 September 2019, di Tennis Indoor Senayan.

 

 

 

Rekap ASL Indonesia Season 3 Week 4 dan 5: Tumbangnya Penguasa Klasemen, Bangkitnya Tim Papan Bawah

Pada 26 Agustus 2019 lalu, ASL Indonesia Season 3 by ESL telah menyelesaikan seluruh rangkaian pertandingannya. Pekan lalu menjadi pekan yang panjang ASL Season 3 karena ada dua pekan pertandingan berlangsung secara berturut-turut, yaitu Pekan 4 (19-21 Agustus 2019) dan Pekan 5 (23-25 Agustus 2019).

Banyak hal menarik terjadi selama satu pekan padat pertandingan tersebut. Berikut rekap Week 4 dan Week 5 ASL Indonesia Season 3.

Week 4: Runtuhnya Dominasi Tim Papan Atas

Selama tiga pekan belakangan kita menyaksikan bagaimana dua tim papan atas, EVOS Esports dan Saudara e-Sports (SES), hampir sepenuhnya mendominasi kompetisi ini. Masuk pekan keempat, ada sebuah kejadian mengejutkan. BOOM.ID menggila seraya mencabik-cabik dominasi tim papan atas.

EVOS adalah tim yang menjadi korban keganasan sang #HungryBeast di pekan ini. Sebelumnya, Muhammad “Naitomea” dan kawan-kawan BOOM.ID tidak berhasil satu kemenangan pun di Week 3. Mereka bahkan kalah dari Armored Project, yang notabene adalah tim kuda hitam pengisi papan bawah ASL Season 3.

Pada Week 4, mereka membalas kekalahan tersebut dan bahkan melibas EVOS AOV dengan skor 2-1. Runtuhnya dominasi EVOS AOV ini jadi menarik untuk disimak, karena ketika itu, kedua tim benar-benar menampilkan permainan level tinggi yang memukau.

Game pertama, EVOS Esports menang cukup dominan (12-6). Masuk game kedua, Muhammad “Menbong” Zefransyah dengan permainan “tengil” yang ditunjukkan berhasil membuat EVOS Esports kalang kabut. Menghadapi keadaan seperti ini, EVOS Esports sebagai tim papan atas tentu tidak akan mengalah dengan segitu mudahnya.

Berlangsung alot, game kedua berakhir dengan kemenangan BOOM.ID di menit 23:39. Menariknya, EVOS Esports malah masih memimpin perolehan networth pada saat pertandingan berakhir.

Dengan perolehan skor 1-1, EVOS Esports agaknya cukup shock dengan keadaan tersebut. Akhirnya BOOM.ID bisa menang mudah di game 3 dengan skor kill 13-0.

Pekan tumbangnya raja-raja juga diikuti dengan kekalahan Saudara e-Sports di hari yang sama. Mereka dikalahkan oleh DG E-Sports, yang baru saja bangkit karena asupan jungler baru, Yayan “Backdoor” Hidayat.

Meski tumbang di satu pertandingan, konsistensi tetap menjadi kunci. Mereka bangkit lagi esok harinya, berhasil kalahkan Bigetron Esports (BTR) dengan skor 2-1.

Week 5: Bigetron yang Semakin Terpuruk

Kekalahan Bigetron di pekan sebelumnya ternyata memberi efek berantai kepada performa tim yang berlogokan robot merah ini. Bigetron yang selama ini kerap bergabung dengan panasnya pertarungan papan tengah, pekan ini dipaksa turun kasta.

Stewart “Xylont” Yoel Tiolamon (Sebelumnya menggunkaan nick Teemola) sepertinya harus berlapang dada setelah kalah di tiga pertandingan yang mereka jalani.

Pada hari pertama pekan ini mereka takluk melawan BOOM.ID (2-1). Hari kedua mereka tambah terpuruk, kalah dari DG E-sports dengan tanpa balas (2-0). Ditambah lagi mereka juga harus menghadapi EVOS Esports, dan kembali mendapatkan hasil yang tidak memuaskan (2-0).

Kemenangan DG E-Sports atas BTR membuat mereka berhasil menyodok ke posisi ke-4, naik kasta jadi tim papan tengah. Kini tersisa satu pekan lagi untuk menentukan 4 tim yang akan melaju ke babak playoff.

Posisi EVOS dan SES sudah sangat solid, dengan perolehan poin masing-masing 27 dan 21 poin. Pekan depan, Week 6, menjadi ajang saling sikut tim papan tengah. Sebab setidaknya ada tiga tim yang akan memperebutkan dua slot terakhir untuk melaju ke babak playoff, yaitu BOOM.ID, DG E-Sports, dan COMEBACK.

Sumber: ESL Indonesia
Klasemen ASL setelah Week 4. Sumber: ESL Indonesia
Sumber: ESL Indonesia
Klasemen ASL setelah Week 5. Sumber: ESL Indonesia

Tapi, tidak menutup kemungkinan juga bagi BTR atau AP untuk menyalip. Dengan catatan, mereka bisa menangkan semua match di Week 6, dan BOOM.ID, DG E-Sports, serta COMEBACK tergelincir di pertandingan pekan tersebut.

Saksikan kelanjutan pertarungan tim-tim AoV terbaik di Indonesia hanya di ASL Indonesia Season 3 by ESL yang dipersembahkan oleh Indofood dengan ChitatoGood to GoPop Mie, dan Mercedez sebagai Premium Sponsor serta Garena sebagai Official Partner di kanal YouTube ESL Indonesia ataupun Facebook Fanpage ESL Indonesia.

 

[ASL S3 Team Profile] SES: Sang Raja Tanpa Mahkota Kancah AOV

Dalam jagat kompetitif Arena of Valor, nama tim Saudara e-Sports (SES) adalah tim yang selalu santer terdengar. Tim ini merupakan salah satu tim yang disegani dalam peta kekuatan jagat kompetitif Arena of Valor, namun saya sendiri menganggap SES sebagai raja tanpa mahkota.

Seperti biasa, sebelum lebih lanjut membahas sepak terjang SES sebagai organisasi esports dan perjuangannya di kancah kompetitif AOV, mari kita bahas perjalanan SES di ASL Indonesia Season 3 sejauh ini.

Seakan melanjutkan “kutukan” ASL musim lalu, SES lagi-lagi menjadi pesaing ketat EVOS AOV di musim ini. Akhir dari pekan ketiga ASL Season 3 mendapatkan SES kembali berada di posisi yang siap menyergap EVOS AOV kapanpun mereka lengah.

Dari 6 pertandingan yang dijalani, SES berada di peringkat kedua setelah pekan ketiga selesai. Mereka berhasil kumpulkan 12 poin, hanya terpaut 6 poin saja dengan EVOS Esports yang ada di pemuncak klasemen.

Berawal dari Vainglory

Sebelum akhirnya fokus mengembangkan tim AOV, nama organisasi Saudara e-Sports sendiri pertama muncul di kancah kompetitif Vainglory. Aktif sebagai guild dan juga bagian komunitas yang kerap menyelenggarakan berbagai kompetisi internal komunitas.

“Pertama kali terbentuk itu tahun 2017, tepatnya 24 Januari 2017. Kita awalnya berbasis di Bali dan fokus mengembangkan tim Vainglory. Seiring waktu, kita mulai bercabang ke tim AOV juga, yang terus berjalan sampai sekarang.” Ucap Pramada Setiawan atau, general manager tim Saudara e-Sports, yang kerap disapa Iwan.

Kaskus Battleground, salah satu ajang yang diikuti oleh divisi Vainglory Saudara e-Sports. Sumber: Kaskus.co.id
Kaskus Battleground, salah satu ajang yang diikuti oleh divisi Vainglory Saudara e-Sports. Sumber: Kaskus.co.id

Pada zamannya, Saudara e-Sports juga merupakan salah satu dari jajaran tim terkuat di kancah Vainglory bersama dengan Elite 8 dan BOOM.ID. Sayangnya ketika itu mereka lagi-lagi menjadi salah satu dari raja tanpa mahkota, menjadi salah satu tim terkuat, tapi tidak berhasil amankan titel-titel besar.

Terakhir kali, tim Vainglory Saudara e-Sports sempat mencapai babak Grand Final Kaskus Battleground Season 1. Sayangnya mereka langsung kalah oleh Elite8 Win, dan gagal mendapatkan posisi peringkat 3.

Sepak Terjang Saudara e-Sports di AOV

Selama di bertarung di kancah kompetitif Arena of Valor, SES berhasil menjadi nama yang disegani di kalangan komunitas. Hal ini terjadi karena SES ketika itu berhasil menyaingi nama-nama besar di ekosistem esports Indonesia, seperti EVOS, RRQ, ataupun Bigetron Esports.

Kendati demikian, titel raja tanpa mahkota seakan masih melekat di SES hingga saat ini. Tapi bukan berarti SES nihil prestasi. Mereka menjuarai ANC 2018 lewat nama SES VOC IKAMIL 1. Lalu sempat menjadi wakil Indonesia untuk gelaran Arena of Valor International Championship 2018 (AIC 2018).

Sayangnya, mereka masih belum bisa mengamankan titel tertinggi kancah lokal. Dari 2 musim Arena of Valor Star League, SES masih harus puas berada di posisi 4 besar. Prestasi tertinggi dalam usaha mendapattkan titel di kancah lokal adalah ketika ia menjadi runner-up di pertandingan Battle of Valor.

Saudara e-Sports di ASL Season 3 

Akankah Saudara e-Sports bisa mendapatkan titel kancah tertinggi lokal, yang sudah mereka idam-idamkan di ASL musim ketiga ini? Iwan bicara banyak soal proses perjuangan mereka sejauh ini.

“Nothing better than us, i believe in my team.” Iwan menjawab dengan sangat percaya diri. Membahas peluangnya di ASL Indonesia Season 3 ini, Iwan berkata. “Peluang SES untuk juara di musim ini ada di atas 70%. Kita juga sudah mempersiapkan meta baru dan permainan yang lebih variatif lagi.”.

Wajar jika mereka bicara percaya diri seperti itu, mengingat talenta yang mereka miliki juga cukup berkualitas. Salah satu yang paling menonjol adalah Calvin “Catee” Winata, salah satu pemain yang kerap dianggap best jungler menyaingi posisi Wiraww dari tim EVOS.

Sumber: metaco.gg
SES VOC IKAMIL1, Juara ANC 2018, yang rosternya kini menjadi roster utama SES AOV. Sumber: metaco.gg

“Kita juga melakukan latih tanding yang lebih variatif untuk musim ini. Jadi nggak cuma latihan sama tim Indonesia, tapi latihan juga dengan regional MSP (Malaysia, Singapore, Philippines) juga sama regional tim Thailand.” ujar Iwan.

Tapi percaya diri bagi SES AOV bukan berarti menjadi angkuh. Iwan mengakui bahwa timnya masih dirundung masalah konsistensi. Walau kini berada di peringkat 2, namun mereka beberapa kali sempat terpeleset di satu dua momen tertentu.

“Kadang-kadang player tuh lupa cara bermain yang benar karena tertekan oleh beberapa hal. Contohnya terlalu ingin menang, atau terkena tekanan mental dari permainan musuh. Padahal secara skill dan mekanik, saya yakin mereka sudah berada di dalam top perform.” Iwan menjabarkan lebih lanjut soal masalah konsistensi ini.

Terakhir, membahas soal tim-tim yang dihadapi, pendapat dari Iwan juga cukup menarik, terutama ketika membahas soal EVOS. Berbeda dengan COMEBACK yang waspada dengan tim-tim tersebut, Iwan mewakili SES, malah cukup santai dengan EVOS.

“Kalau menghadapi EVOS sih nggak ada masalah hehe. Jujur, mereka tim hebat, tapi saya percaya sama tim saya. Yang main juga sama-sama manusia, sama-sama makan nasi toh..haha.” Iwan menjawab seraya berseloroh.

Sumber: ESL Indonesia Official Page
Sumber: ESL Indonesia Official Page

Tetapi Iwan tetap waspada dengan siapapun yang mereka lawan di musim ini. Bigetron dianggap sebagai sleeping lion yang siap menerkam. AP masih dianggap sebagai tim underdog yang belum terlihat performanya sampai sejauh ini.

Kewaspadaan tertinggi Iwan ada pada dua tim yang papan tengah yang menurut saya juga merupakan penantang keras tim papan atas, yaitu BOOM.ID dan COMEBACK. “Kalau kita nggak hati-hati, mereka bakal siap untuk menggantikan placement kita saat ini.” tukas Iwan.

Siapa saja roster tim Saudara e-Sports yang bertanding untuk ASL Indonesai Season 3 ini? Berikut nama-namanya.

Sumber: Official Page @saudara.esports
(Dari kiri ke kanan) Catee, DyZ (sub), Mars, Mystyk, RoboX, Rasy. Sumber: Official Page @saudara.esports
  • Rasya Arga “SES•Rasy” Wisista – Observer
  • Calvin “SES•Catee” Winata – Jungle
  • Darvianto “SES•R o b o X” Pin – Mid Lane
  • Marsham “SES•Mars” Fakhre – DS Laner
  • Caisar “SES•Mystyk” Alfredo – Abyssal Lane

Akankah Saudara e-Sports mendapatkan mahkota yang mereka idam-idamkan di ASL Indonesia Season 3 ini? Saksikan terus seluruh pertandingan ASL ID S3 by ESL, yang dipersembahkan oleh Indofood dengan ChitatoGood to GoPop Mie, dan Mercedez sebagai Premium Sponsor serta Garena sebagai Official Partner di kanal YouTube ESL Indonesia ataupun Facebook Fanpage ESL Indonesia.

 

EVOS Esports Jadi Kontingen SEA Games 2019 Untuk Cabang Esports AOV

Setelah PG.Barracx terpilih untuk mewakili Indonesia untuk cabang esports Dota 2 di SEA Games 2019, kali ini giliran cabang esports AOV yang telah menemukan wakilnya. Mereka adalah EVOS Esports.

Ada 8 tim yang berebut kesempatan mewakili Indonesia untuk SEA Games 2019 Esports AOV. Empat tim datang dari peringkat empat besar di pekan ketiga ASL Indonesia S3 by ESL Indonesia yang berisikan: EVOS Esports, Bigetron Esports, Saudara e-Sports, dan COMEBACK.

Empat tim lagi datang dari perwakilan Arena of Valor National Championship (ANC), yang berisikan: SFI Esports, PG.Barracx, Hertz, dan Power Danger. Para tim diadu di dalam grup yang berisi campuran dari 8 tim tersebut.

Dari fase grup empat tim berhasil lolos, yaitu EVOS Esports, Bigetron Esports (BTR), Saudara e-Sports (SES), dan COMEBACK (CMBK). Setelah pertandingan best-of-3, single elimination, babak final mempertemukan EVOS dengan BTR.

Kendati Bigetron sudah menunjukkan permainan terbaiknya, namun dominasi EVOS ternyata masih sama kuatnya seperti ketika mereka bertanding di ASL Indonesia Season 3. Bertanding dalam seri best-of-5, dominasi EVOS sudah terlihat sejak dari game pertama.

EVOS berkali-kali menunjukkan manuver agresif. Sementara Bigetron masih cukup kelimpungan dengan berbagai manuver agresif yang dilancarkan oleh EVOS. Alhasil, Wiraww dan kawan-kawan melumat habis Bigetron Esports, berhasil jadi juara dengan skor 3-0, dan akan mewakili Indonesia di SEA Games 2019 cabang esports AOV.

Menghadapi SEA Games 2019, Vietnam dan Thailand sepertinya masih akan jadi musuh terberat Indonesia untuk esports AOV. Vietnam punya tim juara Arena of Valor World Cup 2019, yaitu Team Flash. Sementara Thailand punya scene yang lebih kompetitif, membuat mereka jadi salah satu regional dengan banyak talenta berbakat.

Priyagung “RuiChen” Satriono, Coach tim EVOS AOV juga mengakui hal tersebut. Tapi menariknya ia justru tidak terlalu waspada dengan Team Flash. Selain karena mereka gagal lolos mewakili Vietnam untuk SEA Games, mereka juga punya tim lain yang lebih kuat.

Priyagung "RuiChen" Satriono, sosok tangan dingin di balik rentetan kemenangan tim EVOS AOV. Sumber: ESL Indonesia
Priyagung “RuiChen” Satriono, sosok tangan dingin di balik rentetan kemenangan tim EVOS AOV. Sumber: ESL Indonesia

Tim tersebut adalah Mocha ZD (MZ), tim yang mengalahkan Team Flash pada babak final #RoadToSEAGames30. “Jujur, sebetulnya kita merasa akan lebih berat lawan MZ daripada Team Flash.” Agung membuka omongan soal SEA Games 2019 nanti.

“Gue merasa playstyle EVOS lebih cocok untuk lawan Team Flash yang bertumpu sama jungler. Sementara kalau MZ itu bertumpu pada ADC (Archer). Ini bakal jadi masalah besar, apalagi kalau si ADC tersebut bermain dengan sangat mahir dan anggota tim lainnya bisa melindungi habis-habisan si ADC tersebut.”

Terakhir kali perjuangan EVOS di kancah internasional, mereka terhenti di fase group stage. Namun, mereka telah memberikan perlawanan terbaiknya, bahkan berhasil menahan Vietnam dan tim Tiongkok seri 1-1.

Jadi, akankah EVOS menjadi calon penyumbang emas untuk esports di SEA Games 2019. Memang selain dari Mobile Legends, AOV juga jadi cabang lain yang berpotensi mendapatkan emas (atau setidaknya perak) di gelaran SEA Games 2019 cabang esports.

Akhir kata, lagi-lagi mari kita dukung dan doakan semoga esports Indonesia bisa mendapatkan hasil yang gemilang di SEA Games 2019 nanti.