Startup Wellness “DOOgether” Peroleh Tambahan Dana Pra-Seri A, Perbanyak Lokasi Olahraga Offline

Startup yang bermain di segmen wellness DOOgether mengumumkan perolehan tambahan dana pra-seri A dengan nominal dirahasiakan. Putaran ini dipimpin oleh Living Lab Ventures (afiliasi dari Sinarmas Land Group) dan Aldo Henry Artoko (CEO PT Arkora Hydro Tbk), diikuti investor sebelumnya, yakni Asiantrust Capital, Prasetya Dwidharma, dan lainnya.

Kedua investor yang sudah ada ini sebelumnya berpartisipasi dalam putaran tahap pertama yang diumumkan pada April 2021. Alexander Rusli (eks Dirut Indosat) juga serta dalam putaran tersebut.

Dana segar ini nantinya akan dimanfaatkan perusahaan untuk memperbanyak jumlah DOOspace, ruang kesehatan dan kebugaran offline, hingga enam titik di kuartal III 2023 mendatang. Lokasinya bakal tersebar di area Jabodetabek, salah satunya di BSD City.

Co-founder dan CEO DOOgether Fauzan Gani menyampaikan pihaknya bangga karena telah membangun bisnis yang kuat, berkelanjutan, berhasil bertahan melewati pandemi dan gejolak ekonomi. Namun, melihat data saat ini, ia percaya bahwa aktivitas online akan tetap berperan penting di industri kesehatan dan kebugaran, terutama untuk memenuhi permintaan komunitas olahraga.

Menurut data yang ia kutip, industri kesehatan dan kebugaran yang digelutinya ini bernilai $36,4 miliar di Indonesia, dan diperkirakan akan tumbuh 7,9% setiap tahunnya.

DOOspace

Perusahaan meluncurkan DOOspace untuk memenuhi permintaan dan membantu mitra fasilitas kebugaran yang kesulitan karena situasi yang sedang berlangsung. Melalui DOOspace, perusahaan mendukung mitra fasilitas kebugaran yang masuk sebagai operator, membantu rebranding seluruh fasilitasnya menjadi DOOspace by DOOgether.

Fauzan melanjutkan, DOOspace mendukung mitra fasilitas kebugaran yang sedang melewati masa kritis karena pandemi dengan menjadi operator fasilitas, menghadirkan pakar ternama dari industri olahraga, menstandardisasikan kualitas pengalaman pelanggan fasilitas kebugaran, dan memastikan pertumbuhan bisnis fasilitas kebugaran tersebut.

“Para mitra juga akan mendapatkan keuntungan dari ekosistem digital kami yang sudah mapan, dari pengarahan lintas pengguna dari aplikasi kami ke fasilitas kebugaran, hingga data demografis dan tren olahraga di wilayah mereka,” ucap Fauzan.

DOOspace menawarkan ruang kesehatan dan kebugaran bagi komunitas yang berkumpul, memiliki berbagai pilihan olahraga, mulai dari zumba, pilates, yoga, muay thai, berenang, dan latihan otot dan kekuatan. Layanan ini mulai diperkenalkan ke publik sejak Agustus 2022 dengan lokasi pertamanya di Senopati, Jakarta.

Perusahaan sendiri sudah dirintis sejak 2016. DOOgether berawal dari produknya yang bernama DOOfit, menyediakan layanan pemesanan kelas olahraga online dan offline ke fasilitas kebugaran di lebih dari 350 fasilitas olahraga, trainer, dan komunitas di Jabodetabek, Surabaya, dan Bali. Kelas olahraga yang ditawarkan mencapai lebih dari 30 ribu kelas, seperti zumba, boxing, barre, yoga, bootcamp, wall climbing, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, juga tersedia video latihan gratis di dalam situsnya.

Application Information Will Show Up Here

Fokus BYRU.ID Tingkatkan Jenjang Karier Pekerja Kerah Biru

Masih rendahnya kompetensi dan penghasilan pekerja kerah biru mempengaruhi peluang mereka untuk mendapatkan peningkatan jenjang karier. Berdasarkan catatan BPS, per 2019 rata-rata upah pekerja sektor informal di Indonesia hanya mencapai Rp1,816 juta per bulan. Upah nominal harian buruh tani nasional sebesar Rp53.604 per hari. Kemudian, upah nominal harian buruh bangunan Rp88.442 per hari.

Umumnya pekerja informal memiliki latar belakang pendidikan rendah. International Labour Organization (ILO) pada 2010 menyebutkan, pekerja informal sebagai “pekerja rentan”. Umumnya mereka tidak mendapatkan hak dasar seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kesehatan, jam kerja yang layak, atau tunjangan lainnya.

Melihat isu dan peluang tersebut, startup yang menyasar kepada pekerja kelar biru BYRU.id meluncur bulan Maret 2022 ini. Visinya ingin menghasilkan pekerja biru yang berkualitas dan bernilai.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO BYRU.id Nathaniel Nugroho Liman mengungkapkan, platform yang dikembangkan bukan hanya membantu perekrut mendapatkan pekerja kerah biru yang relevan, namun membantu membantu pekerja itu sendiri dalam meningkatkan kompetensi dan keahlian melalui BYRU.id Academy.

Benefit yang kami berikan lebih kepada career path. Ketika mereka bergabung dengan kami, akan lebih terekspos dengan pekerjaan yang lebih layak. Apalagi setelah mengikuti akademi yang kami hadirkan,” kata Nathaniel.

Berbeda dengan platform blue collar lainnya, BYRU.id akan memberikan rekomendasi secara langsung kepada pengguna secara otomatis, setelah mereka melakukan pendaftaran di platform. Saat ini mereka mengklaim telah memiliki sekitar 3500 pekerja dan 4 perusahaan yang telah menjalin kerja sama strategis.

Para pekerja tersebut sekitar 97% tersebar di Jabodetabek, namun ada juga di antara mereka yang berada di Bali, Medan, Semarang, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

“Kami memiliki cita-cita untuk menjadi layanan pekerja nasional dengan beragam kebutuhan para pekerja kerah biru dengan mudah,” kata Nathaniel.

Platform yang menawarkan layanan serupa di antaranya adalah MyRobin, Lumina, Pintarnya, Sampingan, dan AdaKerja.

Targetkan perusahaan outsourcing

Untuk strategi monetisasi, BYRU.id mengenakan biaya kepada perusahaan yang membutuhkan pekerja. Mereka turut menyasar perusahaan outsourcing hingga UMKM yang membutuhkan talenta.

Menjadi menarik untuk dilihat lebih mendalam karena ternyata masih belum banyak perusahaan outsourcing yang dilengkapi oleh teknologi atau sistem terpadu untuk melakukan pengontrolan dan manajemen. Dengan teknologi yang dimiliki BYRU.id yaitu HRIS (Human Resources Information System), perusahaan kini bisa melihat kinerja pekerja, mengawasi absensi, hingga memberikan slip gaji secara mudah.

“Bukan hanya untuk perusahaan, HRIS tersebut juga bisa kami manfaatkan untuk mengelola data para pekerja yang masuk. Dengan adanya HRIS semua bisa diverifikasi mulai dari pekerja secara harian hingga kedisiplinan dari pekerja tersebut,” kata Natahniel.

Ditambahkan olehnya, saat ini ada sekitar 890 perusahaan outsourcing di Indonesia, namun hanya sekitar 10 perusahaan saja yang telah memiliki sistem yang terpadu. Dengan pilihan earned wage access (EWA) dan HRIS yang dimiliki, diharapkan bisa membantu mereka untuk mengadopsi teknologi.

Sejak awal meluncur BYRU.id telah mengantongi pendanaan dari Asiantrust Capital. Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang mereka terima. Saat ini untuk bisa mengakuisisi lebih banyak pengguna dan melakukan kegiatan kampanye perusahaan, perusahaan berencana untuk melakukan penggalangan dana putaran awal tahun ini. Targetnya akhir tahun 2022 mendatang, dana segar tersebut sudah bisa mereka kantongi.

“Kita masih membangun traksi sebanyak-banyaknya karena runway yang kita miliki masih cukup. Kerja sama strategis juga makin banyak kita lakukan dengan SMA hingga perusahaan,” kata Nathaniel.

Doogether Secures Pre Series A Funding, to Release a New Feature

Doogether, a startup engaged in the wellness segment, announced the pre-series A funding with an undisclosed value from Asiantrust Capital, Prasetia Dwidharma, Alexander Rusli, and others. The fresh money will be used for the development of optimization, innovation and improvement of products and services.

Prasetia Dwidharma was Doogether’s previous investor involved in the seed round in April 2019. Also, Alexander Rusli entered in the following round. The seed round was led by Gobi Agung, with participation of Everhaus, Prasetia, and Cana Asia.

In an official statement, Doogether’s Co-Founder & CEO Fauzan Gani expressed his gratitude to the ranks of investors who participated in this round. “The series of funding received by Doogether will be used for optimization, innovation and improvement of products and services offered by the company or its applications,” he said, Tuesday (27/4).

Doogether is a startup vertical with blessing in disguise due to pandemic. Since the WFH policy, Doogether has released a live streaming online sports class, Doolive in April 2020. Active users grew by 77 times from early 2020 to Q1 2021. The service has held more than 80 thousand hours of sports class sessions.

“I applaud the Doogether team for using an opportunity during this pandemic and quickly adjusting its business model. It is not easy to see an opportunity in this difficult time, but Doogether managed to do it,” Alexander Rusli added as now serving as Advisor at Doogether  .

Doolive / Doogether

In order to maintain this performance, the company plans to held virtual sports activities together on a regular basis to encourage people to stay active. Doolive is also available for free containing dozens of sports training videos.

Since 2016, Doogether has operated two main products, Doofit for sports classes, and Doofood for healthy catering in collaboration with dozens of vendors and in accordance with users’ personal health goals.

Currently, the company has collaborated with more than 350 sports studios, trainers, located in Greater Jakarta, Bandung and Bali. There are more than 30 thousand sports classes, such as zumba, boxing, barre, yoga, bootcamp, wall climbing, ice skating, and others.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Doogether Raih Pendanaan Pra-Seri A, Segera Rilis Layanan Baru

Doogether, startup yang bermain di segmen wellness, mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A dengan nominal dirahasiakan dari Asiantrust Capital, Prasetia Dwidharma, Alexander Rusli, dan lainnya. Dana segar akan dimanfaatkan untuk pengembangan optimalisasi, inovasi, dan peningkatan produk dan layanan.

Prasetia Dwidharma adalah investor Doogether sebelumnya yang masuk dalam putaran tahap awal pada April 2019. Begitu pula Alexander Rusli yang masuk pada putaran sebelumnya lagi. Dalam putaran tahap awal itu dipimpin oleh Gobi Agung, didukung Everhaus, Prasetia, dan Cana Asia.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Doogether Fauzan Gani menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada jajaran investor yang berpartisipasi dalam putaran kali ini. “Rangkaian pendanaan yang diterima Doogether akan digunakan untuk optimalisasi, inovasi, dan peningkatan produk dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan atau aplikasinya,” ucapnya, Selasa (27/4).

Doogether adalah sekian vertikal startup yang menerima berkah dari pandemi. Sejak kebijakan WFH, Doogether merilis kelas olahraga online melalui live streaming, Doolive pada April 2020. Pengguna aktif tumbuh hingga 77 kali lipat dari awal 2020 hingga Q1 2021. Layanan ini telah mengadakan lebih dari 80 ribu jam sesi kelas olahraga.

“Saya salut dengan tim Doogether yang dapat melihat kesempatan pada masa pandemi dan dengan cepat melakukan penyesuaian bisnis model. Tidak mudah untuk melihat suatu kesempatan di masa sulit ini, tapi Doogether berhasil melakukannya,” tambah Alexander Rusli yang kini menjabat di Doogether sebagai Advisor.

Doolive / Doogether

Untuk mempertahankan kinerja tersebut, rencananya perusahaan akan membuat kegiatan virtual olahraga bersama secara rutin untuk mendorong orang-orang tetap aktif berolahraga. Doolive juga tersedia secara gratis berisi puluhan video latihan olahraga.

Beroperasi sejak 2016, Doogether memiliki dua produk utama, yakni Doofit untuk pemesanan kelas olahraga, dan Doofood untuk pemesanan katering sehat bekerja sama dengan puluhan vendor dan sesuai dengan goal kesehatan pribadi pengguna.

Saat ini perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 350 studio olahraga, trainer, yang berlokasi di Jabodetabek, Bandung, dan Bali. Kelas olahraga yang ditawarkan ada lebih dari 30 ribu kelas, seperti zumba, boxing, barre, yoga, bootcamp, wall climbing, ice skating, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here