[Review] ASUS ZenBook 14 (UX435EG), Laptop Serba Bisa Buat Kerja Di manapun

Pada akhir bulan Maret lalu, ASUS memperkenalkan tiga laptop ZenBook Classic terbaru yaitu ZenBook Duo 14 (UX482), ZenBook 14 (UX435EG), dan ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL). Ketiganya merupakan laptop premium ASUS yang memiliki bodi ringkas, namun menawarkan performa powerful yang dirancang untuk menunjang produktivitas lewat multitasking.

DailySocial Gadget telah kedatangan ZenBook 14 (UX435EG) yang membawa keistimewaan berupa ScreenPad 2.0, touchpad sekaligus berfungsi sebagai monitor sekunder seukuran layar smartphone. Sebagai pengguna ZenBook 13 (UX334) yang merupakan pendahulunya, mari mulai dengan membahas peningkatan apa saja yang dibawa oleh penerusnya. Berikut review ASUS ZenBook 14 (UX435EG) selengkapnya.

Apa yang Baru?

Review-ASUS-ZenBook-14-3

Sebagai bagian dari lini ZenBook Classic, ZenBook 14 (UX435EG) merupakan base model dari jajaran laptop premium ASUS ZenBook dan masuk dalam kategori thin and light. Dirancang sebagai laptop serba bisa untuk semua kalangan, mulai dari pelajar hingga profesional.

Jadi, tak seperti trio laptop ZenBook yang dirilis pada bulan Februari lalu, meliputi ZenBook S (UX393), ZenBook Flip S (UX371), dan ZenBook Flip 13 (UX363). ZenBook 14 (UX435EG) tidak mengantongi sertifikasi Intel EVO Platform dan belum mengadopsi panel AMOLED. Ada tiga varian yang tersedia di Indonesia, detailnya sebagai berikut:

  • Intel Core i5-1135G7/MX450/8G/512GB PCIe/IPS FHD – Rp16.799.000
  • Intel Core i7-1165G7/MX450/16G/1T PCIe/IPS FHD – Rp20.299.000
  • Intel Core i7-1165G7/MX450/16G/1T PCIe/TOUCH IPS FHD – Rp22.999.000

Bila dibandingkan dengan ZenBook Classic 13/14/15 generasi sebelumnya, ZenBook 14 (UX435EG) tidak mengalami perubahan yang besar dan masih hadir dengan ScreenPad versi 2.0. Meski begitu, ASUS telah memperbarui ScreenPad dengan antarmuka yang lebih intuitif seperti smartphone sehingga lebih mudah digunakan.

Review-ASUS-ZenBook-14-4

ScreenPad 2.0 merupakan pusat kontrol untuk berbagai fitur di dalamnya dan telah terintegrasi dengan berbagai aplikasi seperti Microsoft Office. Layar kedua tersebut menggunakan panel IPS-level beresolusi FHD+ (2160×1080 piksel). Fitur-fiturnya meliputi task group, handwriting, quick key, slide xpert, doc expert, sheet xpert, dan lainnya.

Sementara, layar utamanya berukuran 14 inci dengan aspek rasio klasik 16:9. Menggunakan panel IPS dengan resolusi FHD (1920×1080 piksel) yang dikemas dalam desain NanoEdge Display dan memiliki screen-to-body ratio sekitar 91%.

Layarnya mampu menghasilkan warna hingga 100% pada color space sRGB, sehingga ideal untuk kegiatan content creation. Ditambah tingkat kecerahan maksimum 300 nits, mendukung fitur touchscreen untuk varian tertinggi, serta telah mengantongi sertifikasi Low Blue Light dan Anti-Flicker dari TÜV Rheinland dengan cahaya biru yang lebih rendah sehingga layar laptop yang tidak mudah membuat mata lelah.

Desain Elegan

Review-ASUS-ZenBook-14-5

Dari segi desain, ZenBook 14 (UX435EG) menganut gaya penampilan baru, tampil lebih simpel namun tetap elegan dalam warna Pine Grey. Cover depannya memiliki pola ikonik Concentric Circle dengan Spun Metal Finish, mirip seperti yang ditemukan pada ZenBook Flip 13 (UX363) dan ZenBook 14 (UX425) yang sudah pernah saya review.

Kunci dari pengalaman menyenangkan yang ditawarkan oleh ZenBook 14 (UX435EG) salah satunya berkat ukuran bodi yang ringkas. Dimensinya 319x199mm dengan ketebalan di angka 16,9mm dan bobotnya cukup ringan 1,29kg, sangat praktis saat dibawa bepergian.

Tak lupa, ZenBook 14 (UX435EG) memiliki engsel ErgoLift Design yang membuat bodi utama laptop terangkat saat dibuka sehingga memberi posisi mengetik yang lebih nyaman. Seperti rangkaian laptop ZenBook yang lain, perangkat ini juga telah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H).

Sayangnya, keyboard yang digunakan belum mengadopsi desain edge-to-edge. Namun ASUS melindunginya dengan BacGuard, perawatan antibakteri baru yang membantu mengurangi penyebaran bakteri berbahaya melalui kontak. ASUS BacGuard diterapkan pada area keyboard model Lilac Mist dan telah terbukti secara ilmiah dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga lebih dari 99% selama 24 jam, membantu menjaga permukaan laptop tetap bersih.

Fitur WFH dan WFA

Review-ASUS-ZenBook-14-8

Sebagai laptop ZenBook model 2021, ASUS membekali ZenBook 14 (UX435EG) dengan fitur produktivitas untuk menunjang WFH maupun WFA. Termasuk peningkatan kualitas webcam dengan array microphone yang didukung oleh teknologi AI Noise-Cancelling untuk mikrofon dan speaker yang dapat mengurangi kebisingan latar belakang guna membantu memperlancar komunikasi saat meeting virtual.

Kamera infra merah depan (IR) tersebut memiliki lensa 4 elemen dan dapat mengenali wajah pengguna dalam hitungan detik, untuk login dengan praktis dengan Windows Hello bahkan di lingkungan yang gelap. Namun mengingat kondisi pandemi, saat bekerja di luar rumah maka sebaiknya jangan melepas masker menggunakan kata sandi atau PIN untuk masuk.

ZenBook 14 (UX435EG) dibekali dengan konektivitas yang sangat lengkap. Di samping port Thunderbolt 4 berkecepatan tinggi yang menggunakan USB Type-C, masih terdapat USB Type-A dan HDMI, dua port modern yang masih banyak digunakan hingga saat ini. Bersama Intel WiFi 6 Gig+ (802.11ax) dan Bluetooth 5.0 (Dual band) untuk konektivitas nirkabelnya.

Review-ASUS-ZenBook-14-9

Pada bagian kanan terdapat satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A, 3,5mm combo audio jack, dan microSD card reader. Sedangkan di sisi kirinya ada satu port HDMI 2.0b dan dua port Thunderbolt 4 yang mendukung display dan teknologi USB Power Delivery. Thunderbolt 4 memiliki kecepatan maksimum mencapai 40 Gbps dan mendukung dua monitor 4K atau satu monitor 8K. Pengisian dayanya pun melalui port USB Type-C dan memungkinkan menggunakan power bank.

Hardware & Performa

Laptop bersistem operasi Windows 10 Home dengan aplikasi Office Home & Student 2019 pre-installed ini telah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake. Unit ZenBook 14 (UX435EG) yang saya review merupakan varian tertinggi dengan Intel Core i7-1165G7 yang memiliki konfigurasi 4 core dan 8 thread, thermal design power 28 Watt, cache 12MB, dan memiliki boost clock dari 2,8GHz menjadi hingga 3,9GHz.

Kemampuan olah grafisnya juga lebih bertenaga, berkat integrated graphics Intel Iris Xe dan ditambah discrete graphics NVIDIA GeForce MX450. Selain itu, performanya disokong RAM sebesar 16GB LPDDR4X dan storage SSD berkapasitas 1TB M.2 NVMe PCIe 3.0.

Meski tidak mengantongi sertifikasi Intel EVO Platform, pengalaman pengguna premium yang gesit dan responsif tetap berhasil disodorkan dengan sangat baik oleh ZenBook 14 (UX435EG). Masa pakai baterainya juga panjang, dengan kapasitas 63W membuatnya dapat bertahan hingga 12 jam.

Berbagai aplikasi dapat dijalankan dengan lancar dan saya juga melakukan edit video review ZenBook 14 (UX435EG) menggunakan laptop ini. Pada resolusi 1080p, eksekusi footage 1080p berjalan dengan baik tetapi masih ada jeda yang mengganggu ketika memproses video 4K.

Verdict

Review-ASUS-ZenBook-14-22

Dari perspektif pengguna ZenBook 13 (UX334), ZenBook 14 (UX435EG) berfokus pada penyempurnaan pengalaman klasik dengan layar sekunder yang dirancang untuk multitasking. Kini dengan prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake, konektivitas lebih cepat dengan Thunderbolt 4, dan juga dilengkapi beberapa fitur WFH baru.

Kebutuhan saya terhadap laptop cukup kompleks, termasuk pembuatan konten dan tuntutan kerja mobile. Di sisi lain, kondisi bekerja dari rumah juga penuh tantangan, terkadang ada acara keluarga dan urusan yang harus ditangani. Namun berkat ukuran portabel ZenBook 14 (UX435EG) dan performa yang mumpuni, saya dapat dengan mudah membawanya kemana-mana dan memungkinkan saya bekerja di manapun dan kapanpun.

Sparks

  • Layar sekunder ScreenPad 2.0
  • Prosesor Intel Core generasi ke-11
  • Dimensi ringkas, desain elegan, dan bodi tangguh

Slacks

  • Belum menggunakan panel OLED
  • Tanpa label Intel Evo Platfrom

 

Asus Zenfone 8 dan Zenfone 8 Flip Dirilis, Sama-Sama Flagship tapi Beda Target Pasar

Smartphone flagship dengan ukuran yang ringkas sudah tergolong cukup langka dewasa ini. Alasannya mungkin karena memang pasarnya sudah terlalu kecil, akan tetapi hal itu rupanya tidak mencegah Asus mencoba mengisi kekosongan.

Seperti di tahun sebelumnya, Asus tahun ini kembali memperkenalkan dua smartphone flagship sekaligus. Yang berbeda, keduanya kali ini berbeda ukuran: Zenfone 8 dengan layar 5,9 inci, Zenfone 8 Flip dengan layar 6,67 inci.

Kita mulai dari Zenfone 8 terlebih dulu. Dengan dimensi 148 x 68,5 x 8,9 mm dan bobot 169 gram, ia memang tidak sampai sekecil iPhone 12 Mini, akan tetapi secara keseluruhan masih terkesan cukup ringkas untuk digunakan dengan satu tangan. Layarnya pun cukup istimewa; AMOLED dengan resolusi 1080p dan refresh rate 120 Hz, tidak ketinggalan pula tingkat kecerahan maksimum 1.100 nit dan sertifikasi HDR10+.

Di balik layarnya sudah tertanam sensor sidik jari, dan layarnya sendiri dilapisi oleh kaca Gorilla Glass Victus. Masih seputar fisiknya, Zenfone 8 mengusung sertifikasi ketahanan air dan debu IP68, dan di sisi atasnya masih ada sebuah headphone jack.

Seperti halnya iPhone 12 Mini, Zenfone 8 hanya dibekali dengan dua kamera belakang saja: kamera utama 64 megapixel (Sony IMX686) dan kamera ultrawide 12 megapixel (Sony IMX363) yang bisa merangkap peran sebagai kamera macro karena mampu mengunci fokus dari jarak sedekat 4 cm. Di depan, ada kamera selfie 12 megapixel (Sony IMX663). Ketiga kameranya mendukung teknologi Dual Pixel AF.

Soal performa, Zenfone 8 mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 888, lengkap dengan pilihan RAM 6 GB, 8 GB, atau 16 GB, serta pilihan storage 128 GB atau 256 GB. Baterai yang tertanam memiliki kapasitas 4.000 mAh, serta mendukung fast charging 30 W. Sekali lagi, flagship tapi ringkas. Juga flagship adalah harganya, yang dimulai di €600 untuk pasar Eropa, atau kurang lebih setara 10,4 jutaan rupiah.

Zenfone 8 Flip

Beralih ke Zenfone 8 Flip, ponsel ini pada dasarnya merupakan Zenfone 7 yang telah menerima penyegaran spesifikasi. Keunggulan utamanya, seperti yang sudah bisa ditebak dari namanya, adalah modul kamera belakang yang bisa di-flip sampai menghadap ke depan. Alhasil, layarnya pun bebas poni ataupun tompel.

Yang mungkin agak disayangkan adalah, spesifikasi kameranya sama persis seperti tahun lalu: kamera utama 64 megapixel (Sony IMX686), kamera ultra-wide 12 megapixel (Sony IMX363), dan kamera telephoto 8 megapixel dengan 3x optical zoom. Bukan berarti kualitas kameranya jelek, tapi semestinya akan lebih menarik lagi jika hardware kameranya diperbarui.

Juga tidak berubah adalah layarnya, masih AMOLED dengan resolusi 1080p dan refresh rate 90 Hz, bukan 120 Hz seperti milik Zenfone 8 tadi. Beruntung sensor sidik jarinya sudah dipindah ke bawah layar.

Urusan spesifikasi, Zenfone 8 Flip ditenagai chipset Snapdragon 888, RAM 8 GB, dan pilihan storage internal 128 GB atau 256 GB. Tidak seperti adik kecilnya, Zenfone 8 Flip datang membawa slot kartu microSD. Kapasitas baterainya tentu lebih besar di angka 5.000 mAh, dan ia turut mendukung fast charging 30 W menggunakan adaptor bawaan yang termasuk dalam paket penjualannya.

Di Eropa, perangkat ini dijual dengan banderol mulai €800 (± Rp13,85 jutaan). Pemasarannya di negara-negara lain kabarnya akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Sumber: GSM Arena.

Jajaran Laptop Gaming ASUS ROG Resmi Hadir dengan AMD Ryzen 5000 Mobile Series

ASUS ROG telah mengumumkan rangkaian laptop gaming terbarunya yang ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 5000 Mobile Series di Indonesia. Meliputi ROG Zephyrus Duo 15 SE, ROG Flow X13, ROG Strix SCAR 15/17, ROG Strix G 15/17, ROG Zephyrus G15, ROG Zephyrus G14, dan TUF Gaming A15, dalam acara peluncuran virtual bertajuk “ROG Born Champions”.

Prosesor AMD Ryzen 5000 Mobile Series ini sudah mengadopsi arsitektur Zen 3 yang dibuat melalui pemrosesan 7nm. Tak hanya menawarkan performa gaming yang tinggi, jumlah core dan thread yang banyak juga cocok untuk kebutuhan content creation.

ROG Zephyrus Duo 15 SE (GX551)

Mari mulai dari ROG Zephyrus Duo 15 SE, laptop gaming dua layar dengan ScreenPad Plus. Layar kedua terintegrasi yang dilengkapi banyak fungsi untuk menunjang produktivitas dan meningkatkan pengalaman bermain game.

Layar utamanya menggunakan menggunakan panel IPS-level berukuran 15,6 inci beresolusi 4K UHD dengan refresh rate 120Hz dan memiliki color gamut Adobe RGB 100%. Juga tersedia dalam versi FHD dengan refresh rate 300Hz dan color gamut sRGB 100%.

Keduanya telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated untuk memastikan tingkat akurasi warna yang tinggi. ScreenPad Plus-nya membentang di atas keyboard, layar 14,1 inci dengan fitur touchscreen tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai skenario.

Contohnya seperti mengontrol aplikasi streaming secara langsung atau melihat walkthrogh dan guide sambil bermain game di layar utama. Untuk para content creator, ScreenPad Plus dapat digunakan sebagai kanvas atau alat kontrol tambahan berkat fitur dukungan integrasi langsung dengan aplikasi Adobe.

Berapa harganya? ROG Zephyrus Duo 15 SE dibanderol mulai dari Rp35.999.000 dengan prosesor AMD Ryzen 7 5800H dan hingga Rp70.999.000 dengan prosesor AMD Ryzen 9 5900HX. Konfigurasi detailnya sebagai berikut:

  • Rp35.999.000 (Ryzen 7 / RTX 3060 / FHD / 1TB SSD / 2x8GB RAM)
  • Rp50.999.000 (Ryzen 9 / RTX 3070 / FHD / 1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp70.999.000 (Ryzen 9 / RTX 3080 / 4K UHD / 2x1TB / 2x16GB RAM)

ROG Flow X13

Selanjutnya ROG Flow X13, laptop gaming ultrathin convertible powerful yang ditenagai oleh prosesor hingga AMD Ryzen 9 5980HS dan chip grafis NVIDIA GeForce GTX 1650. Berkat kombinasi CPU dan GPU yang sangat efisien, ROG Flow X13 mampu menemani penggunanya hingga 10 jam menggunakan baterai.

Pengisian dayanya praktis, karena sudah dilengkapi dengan fitur USB Power Delivery yang memungkinkan pengisian daya melalui adapter USB Type-C 100W khusus. Berkat adapter tersebut, ROG Flow X13 dapat diisi ulang dayanya dari 0% hingga 60% hanya dalam waktu 39 menit.

Laptop berlayar sentuh 13,4 inci FHD dalam rasio 16:10 dan refresh rate 120Hz ini mengedepankan desain convertible yang memungkinkan layarnya untuk diputar hingga 360 derajat. Serta, memiliki bodi ringkas dengan ketebalan hanya 15,8 mm dan bobot 1,3 kg.

Selain itu, ROG Flow X13 merupakan laptop gaming pertama yang mendukung ROG XG Mobile, sebuah perangkat GPU eksternal yang ditenagai chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3080 terbaru. Ketika dihubungkan dengan ROG XG Mobile, ROG Flow X13 menjadi laptop dengan performa grafis yang sangat kencang. Detail harganya sebagai berikut:

  • Rp21.999.000 (Flow X13 / Ryzen 7 / 512GB SSD / 16GB RAM)
  • Rp60.999.000 (Flow X13 + XG Mobile / Ryzen 9 / RTX 3080 / 1TB SSD / 32GB RAM)

ROG Strix SCAR 15/17 (G533/G733)

ROG Strix SCAR dirancang sebagai laptop gaming dengan performa tanpa kompromi untuk menjadi senjata utama para gamer. Dengan prosesor hingga AMD Ryzen 9 5900HX dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080, serta dapat mengusung memori DDR4 3200MHz hingga 32GB.

Layar ROG Strix SCAR Series beresolusi FHD, tetapi dengan dukungan refresh rate hingga 300Hz dengan response time 3ms dan telah mengadopsi keyboard optical mechanical. Keyboard dengan fitur per-key RGB tersebut tidak hanya memiliki key travel yang lebih dalam yaitu 1,9mm, ukuran trackpad yang 85% lebih besar membuatnya nyaman digunakan meski tanpa mouse.

Selain kembali hadir dengan fitur surrounded RGB lighting dan Keystone 2. ROG Strix G Series juga memiliki tambahan desain berupa Translucent Keyboard Deck dan Customizable Armor Cap. Detail harganya sebagai berikut:

  • Rp30.999.000 (SCAR 15 / Ryzen 7 / RTX 3060 / 1TB SSD / 2x8GB RAM)
  • Rp40.999.000 (SCAR 15 / Ryzen 9 / RTX 3070 / 1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp41.999.000 (SCAR 17 / Ryzen 9 / RTX 3070 / 1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp60.999.000 (SCAR 15 / Ryzen 9 / RTX 3080 / 2x1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp61.999.000 (SCAR 17 / Ryzen 9 / RTX 3080 / 2x1TB SSD / 2x16GB RAM)

ROG Zephyrus G15/G14 (GA503/GA401)

Selain membawa laptop gaming berperforma tinggi, ASUS juga membuktikan bahwa laptop gaming dapat tampil ringkas untuk bermain, bekerja, dan beraktivitas seharian. Ketebalannya di angka 1,99 cm dan bobot 1,9 kg, serta tampil lebih stylish dalam warna Eclipse Gray dan Moonlight White yang memiliki 8.279 lubang di balik layarnya dengan tampilan efek berwarna dari lapisan Prismatic Film yang ada di dalamnya.

Untuk ROG Zephyrus G14, fitur AniMe Matrix kembali hadir dan memungkinkan pengguna untuk menampilkan grafis, animasi, dan berbagai efek tampilan di belakang layar. Di ROG Zephyrus G14 yang baru, AniMe Matrix hadir dengan fitur Virtual Pet bernama Omni. Jika diaktifkan, pengguna ROG Zephyrus G14 dapat berinteraksi dengan Omni di desktop.

TUF Gaming A15 (FA506)

ASUS juga memperkenalkan TUF Gaming A15 yang ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 7 5800H dengan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3060, ditopang RAM 8GB DDR4 3200MHz, dan penyimpanan SSD 512GB.

Sebagai laptop TUF, bodi tangguh menjadi andalan laptop ini, TUF Gaming A15 telah mengantongi sertifikasi US Military Grade (MIL STD-810H). Lebih lanjut, TUF Gaming A15 hadir dengan warna Eclipse Gray, dilengkapi dengan struktur Honeycomb Grip di bagain bawah laptop, dan menggunakan brushed metal finish.

Layar 15,6 incinya beresolusi Full HD dengan refresh rate 144Hz dan response time 3ms, lengkap dengan teknologi Adaptive Sync. Bukan hanya sekadar laptop untuk bermain game, tatapi juga cocok untuk produktivitas sehari-hari. Berkat baterai yang lebih besar 90WHr, TUF Gaming A15 dapat bertahan hingga lebih dari 14 jam penggunaan. Juga dilengkapi teknologi fast charging dan USB Power Delivery untuk pengisian daya menggunakan adapter USB Type-C yang lebih ringkas.

Review ASUS ROG Delta S: Headset Gaming Premium dengan Teknologi QUAD DAC

Jika sebelumnya ASUS ROG mengirimkan ROG Chakram Core ke saya, kali ini mereka mengirimkan satu gaming peripheral baru yaitu sebuah headset gaming yaitu ASUS ROG Delta S.

Seperti biasa, saya harus mengatakan jika review gaming peripheral itu akan selalu subjektif apalagi jika kita berbicara soal headset. Telinga masing-masing sang reviewer yang akan menjadi pembeda utama dari setiap review. Maka dari itu, saya harus menyebutkan bahwa telinga saya sudah terbiasa mendengar suara dari HyperX Cloud Flight yang saya biasa gunakan setiap hari dari bulan Oktober 2020. Sebelum itu, saya juga sudah menggunakan dan mencicipi berbagai gaming headset lain mulai dari besutan SteelSeries, Logitech, Razer, dan kawan-kawannya sejak saya mulai bekerja di media game dari 2008.

Selain itu, seperti yang saya tuliskan tadi ASUS Indonesia yang mengirimkan ROG Delta S ini namun demikian hal tersebut tidak akan mengubah hasil review atas headset gaming yang satu ini.

Tanpa panjang lebar lagi, mari kita masuk ke review ASUS ROG Delta S kali ini.

 

Desain dan Build Quality

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

ASUS ROG Delta S dibanderol dengan harga yang tinggi untuk sebuah gaming headset yang masih pakai kabel. Saat saya menulis artikel ini, saya menemukan headset ini dibanderol dengan harga Rp3,2 – 3,7 jutaan di berbagai toko online. Meski begitu, bulid quality yang disuguhkan produk ASUS ini sepadan dengan harga yang harus Anda bayarkan. Bodinya solid dan finishing-nya sungguh terkesan premium di semua bagian (dari headbad, earcup, sampai kabelnya). Sesuai dengan ekspektasi saya dari brand ROG — dibanderol dengan harga di atas rata-rata namun selalu menawarkan build quality yang bisa dibanggakan.

Mekanisme headband yang digunakan di headband ROG ini juga sangat nyaman digunakan, tidak melorot tapi juga tidak terlalu ketat. Apalagi ditambah dengan bobotnya yang ringan (hanya 300g), saya bisa berjam-jam menggunakan headset ini tanpa terasa.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Dari sisi konektor, saya merasa ada kelebihan dan kekurangan dari headset ini. Defaultnya, headset ini menggunakan konektor USB Type-C. Jadi, kemungkinan besar, Anda akan membutuhkan konverter Type-C ke Type-A (USB biasa) karena kebanyakan motherboard mungkin tidak memiliki colokan USB Type-C. Untungnya, ASUS memberikan konverter itu dalam paket penjualannya. Jadi Anda sebenarnya tak perlu risau. Meski demikian, dengan konverter yang terpisah tadi, jika Anda teledor suka meletakkan barang sembarangan, konverternya bisa hilang dan Anda harus membeli konverter baru sebelum bisa menggunakannya kembali.

Jika berbicara soal konektor, hal tersebut tidak akan jadi masalah jika konektor default-nya adalah 3.5mm — sebelum terhubung ke DAC yang berakhir jadi interface USB 2.0, misalnya. Karena setidaknya, Anda bisa menggunakannya tanpa konverter jika defaultnya 3.5mm.

Meski begitu, jika saya harus memilih, saya lebih memilih konektor USB Type-C seperti yang ditawarkan ASUS. Pasalnya, sebelum-sebelumnya, headset saya yang menggunakan konektor 3.5mm seringnya berakhir dengan konektor yang aus sehingga akan mengeluarkan suara-suara mengganggu saat konektornya bergeser sedikit saja. Dengan USB Type-C, permasalahan konektor yang aus tadi harusnya hilang — atau setidaknya bisa jauh bertahan lebih awet ketimbang konektor 3.5mm.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Terakhir, yang ingin saya bahas dari sisi desain adalah bentuk earcups. Sama seperti kebanyakan headset besutan ROG, Delta S juga menggunakan earcups yang berbentuk segitiga (D-shaped). Meski memang masih sangat nyaman digunakan dan ASUS pun memberikan 2 set ear cushion di paket penjualannya, saya lebih suka earcups yang berbentuk bulat ataupun kotak.

Kenapa? Karena headset untuk audiophile juga kebanyakan menggunakan earcups berbentuk bulat atau kotak. Dengan begitu, saya bisa membeli sepasang ear cushion baru yang sebenarnya ditujukan untuk headset audiophile — seperti yang saya lakukan di HyperX Cloud Flight saya. Dengan opsi yang lebih mudah untuk mengganti ear cushion, saya bisa mengubah warna suara headset ataupun menggantinya jika ear cushion nya sudah tak lagi nyaman digunakan satu saat nanti.

 

Performa dan Kualitas Suara

Jika berbicara soal kualitas suaranya, saya sempat terkejut saat menggunakan headset ini pertama kali karena suaranya jelek sekali dan sangat tidak pantas untuk sebuah headset yang dibanderol dengan harga di kisaran Rp3,5 jutaan.

Namun demikian, ternyata saya yang keliru karena belum menginstall softwarenya (Armoury Crate). Setelah saya menginstall Armoury Crate, saya menemukan banyak opsi premium yang baru bisa menyuguhkan kualitas headset ini yang sesungguhnya.

Hal ini memang sedikit berbeda dari yang biasanya saya alami. Kebanyakan headset gaming memang sudah menyuguhkan kualitas audio yang optimal out-of-the-box. Barulah ketika saya ingin bermain-main dengan equalizer ataupun fitur lainnya, saya akan menggunakan software.

Armoury Crate ROG Delta S
Armoury Crate ROG Delta S

Sistem seperti ini mungkin memang mungkin kurang ideal karena Anda jadi terpaksa menginstall software, apalagi saya sempat bermasalah saat menginstall Armoury Crate saat mencoba ROG Chakram Core.

Meski begitu, untungnya memang saya tak bermasalah saat menginstall softwarenya saat saya menguji headset ini. Lagipula, opsi yang disuguhkan lewat softwarenya sungguh lengkap dan Anda mungkin bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencoba berbagai kombinasi setting di sini.

Sayangnya, dibandingkan dengan suara HyperX Cloud Flight, saya lebih suka warna suara headset itu. Fidelity yang disuguhkan HyperX Cloud Flight bahkan di kondisi default/out-of-the-box (tanpa software) sudah lebih baik. Bass yang dihasilkan pun lebih smooth.

Sebaliknya, warna suara yang dihasilkan oleh ROG Delta S ini masih kalah dalam hal fidelity — meski cukup detail juga. Suara bass yang dihasilkan pun sebenarnya garang dan tajam tapi kurang smooth. Entahlah, mungkin saya saja yang kurang berhasil menemukan kombinasi setting yang saya mau meski saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan softwarenya.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Jadi, headset ini mungkin masih kalah jika digunakan untuk musik. Namun, karena memang ditujukan untuk gaming, headset ini memang layak diacungi 2 jempol. Suara ambience-nya benar-benar terasa dan fitur surround-nya pun menggelegar. Detail seperti langkah kaki dan arah suara tembakan pun bisa terdengar jelas di sini. Dengan begitu, selain untuk bermain game, headset ini juga sangat cocok untuk menonton film.

 

Fitur Tambahan

Dengan banderol harga premiumnya, ROG Delta S ini dibekali dengan berbagai fitur premium juga. ROG Delta S dibekali dengan Hi-Res ESS 9281 QUAD DAC dan MQA Technology. Sayangnya, seperti yang saya bahas tadi, hasil kualitas audionya mungkin kurang cocok dengan telinga saya. Atau sayanya saja yang tidak berhasil menemukan setting ideal yang saya inginkan.

Meski begitu, tetap saja, jika Anda cukup berpengalaman dengan DAC, Anda mungkin bisa mendapatkan kualitas audio yang lebih optimal.

Selain itu, ROG Delta S juga dilengkapi dengan ASUS AI Noise-Canceling microphone yang sangat berguna jika Anda bermain di warnet ataupun ruang keluarga yang biasanya penuh dengan keributan. Hasil microphonenya pun juga sangat jernih meski mungkin bukan yang terbaik yang pernah saya coba.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Sayangnya, jika kita berbicara soal fitur yang absen di headset harga premium ini adalah koneksi wireless. Seperti tadi yang saya bilang, saya sudah terbiasa menggunakan HyperX Cloud Flight S yang tanpa kabel. Saat saya kembali menggunakan Delta S yang masih pakai kabel selama beberapa pekan, saya jadi merasa riweh dengan kabel-kabel yang menjuntai. Ditambah lagi, saya juga sebenarnya sudah terbiasa jalan-jalan atau duduk di balkon saat sedang telepon lewat Discord jika menggunakan wireless headset. Padahal Cloud Flight S dibanderol dengan harga sekitar Rp1 jutaan lebih murah ketimbang ROG Delta S.

Tetapi, jika Anda suka dengan RGB, ROG Delta juga cocok untuk Anda karena ia bisa dikustomisasi dengan begitu mudah lewat softwarenya. Sayangnya, memang tak banyak area lampu RGB yang ada di headset ini — meski memang RGB untuk headset biasanya tidak seheboh RGB untuk mechanical gaming keyboard.

 

Kesimpulan

Akhirnya, ROG Delta S sebenarnya produk yang cukup menarik. Ia punya build quality yang sangat solid, suara yang galak dengan berbagai setting software yang lengkap, dan sangat nyaman digunakan.

Sayangnya, bagi saya, ia masih jauh dari kata sempurna. Saya tidak berhasil menemukan warna suara yang saya inginkan meski saya sudah menghabiskan waktu berjam-jam mencari setting terbaik — yang bisa saya dapatkan dari headset saya out-of-the-box. Dengan harga Rp3,5 jutaan, ia juga masih belum menawarkan koneksi wireless sedangkan saya sudah tidak terbiasa dengan kabel.

Bentuk earcups-nya juga kurang ideal karena Anda mungkin akan kesulitan mencari ear cushion dari pihak ketiga. Terakhir, meski memang cukup ideal digunakan untuk bermain game dan menonton film, sayangnya saya sendiri memang setiap hari mendengarkan musik. Jadi, saya pribadi lebih suka dengan headset yang bisa cukup balanced untuk semua kebutuhan baik itu bermain game, mendengarkan musik, ataupun menonton film.

Stylish Sekaligus Powerful, ASUS VivoBook Flip 14 Adalah Pilihan Tepat untuk Kalangan Kreator Muda

Sejak era ultrabook dimulai di tahun 2012, produsen laptop tidak hentinya mengejar titik ekuilibrium yang benar-benar bisa mengedepankan performa dan portabilitas tanpa mengorbankan salah satunya. Perkembangan pesat teknologi prosesor tentu berkontribusi besar terhadap tren ini, akan tetapi di saat yang sama produsen laptop juga harus bisa memaksimalkan teknologi tersebut dengan caranya masing-masing.

Salah satu cara yang paling mudah terpikirkan tapi cukup sulit untuk dieksekusi adalah menandemkan prosesor dengan sistem pendingin yang optimal, sebab musuh utama laptop memang adalah panas. Pada suhu tinggi, perangkat tidak akan mampu bekerja secara maksimal karena prosesornya harus dibatasi kecepatannya demi mencegah overheating.

Singkat cerita, sistem pendingin sama krusialnya seperti pemilihan prosesor pada sebuah laptop. Kalau perlu contoh, kita bisa melihat laptop terbaru yang baru saja dirilis oleh ASUS di Indonesia, yakni VivoBook Flip 14 (TP470). Laptop ini mengemas fitur bernama ASUS Intelligent Performance Technology (AIPT) yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap kinerja perangkat.

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

Dari perspektif sederhana, AIPT akan mengatur konsumsi energi prosesor antara 15 W sampai 28 W secara dinamis berdasarkan banyak faktor, salah satunya temperatur alias suhu. AIPT melibatkan 9 sensor pintar yang tertanam di motherboard, yang memungkinkan pendeteksian suhu pada bermacam komponen secara real-time.

Berdasarkan data suhu yang diterima, algoritmanya akan mengalkulasikan output daya yang dibutuhkan oleh prosesor sehingga pada akhirnya efisiensinya bisa lebih dioptimalkan lagi. Suhunya sendiri dapat ditekan lebih jauh berkat penggunaan kipas spesial berbahan LCP (liquid crystal polymer). Dibanding plastik biasa, LCP punya struktur yang lebih kokoh sehingga bilah-bilah kipasnya bisa dibuat lebih tipis lagi, persisnya di angka 0,2 mm.

Berhubung bilah kipasnya lebih tipis, jumlah bilahnya pun bisa diperbanyak sampai menjadi 87 bilah. Kehadiran bilah kipas yang lebih banyak ini pada akhirnya mampu menghadirkan aliran udara yang lebih baik pada putaran yang sama, yang berarti suaranya tidak harus berisik untuk bisa mendinginkan perangkat secara efektif.

Pada praktiknya, AIPT memungkinkan pengguna VivoBook Flip 14 (TP470) untuk memilih antara tiga mode pengaturan performa: Performance, Balanced, dan Whisper. Dalam mode Performance, ASUS mengklaim peningkatkan kinerja hingga 40% jika dibandingkan dengan prosesor 15 W generasi sebelumnya, atau 20% jika dibandingkan dengan mode standar.

Mode Whisper di sisi lain akan membatasi putaran kipas agar volumenya tidak melebihi 22 dB, cocok untuk keperluan ringan yang tidak memerlukan daya komputasi besar seperti browsing atau menonton video. Terakhir, mode Balanced adalah pilihan yang paling ideal untuk kepentingan sehari-hari, termasuk halnya multitasking.

Spesifikasi mumpuni bertemu desain yang ringkas sekaligus stylish

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

Untuk prosesornya sendiri, VivoBook Flip 14 (TP470) menggunakan Intel Core i7-1165G7 dengan 4-core dan 8-thread, serta clock speed maksimum 4,7 GHz. Prosesor tersebut disandingkan bersama RAM LPDDR4X 16 GB dan SSD NVMe berkapasitas 512 GB. Untuk pengolahan grafis, semuanya dipercayakan pada chip diskret Intel Iris Xe Max yang memiliki 96 Execution Unit (EU) dan VRAM DDR4X sebesar 4 GB.

Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.

Baik itu untuk gaming maupun content creation, semuanya mampu dijalankan dengan baik oleh VivoBook Flip 14 (TP470). Jadi tidak heran apabila target pasar yang ASUS tuju lewat laptop ini adalah kalangan kreator muda.

Namun agar bisa menarik perhatian para muda-mudi, desain clamshell standar tentu tidak akan cukup. Itulah mengapa ASUS merancang VivoBook Flip 14 (TP470) sebagai laptop convertible dengan engsel 360 derajat. Engselnya ini juga akan sedikit mengangkat bagian keyboard ketika perangkat dibuka, menyuguhkan kenyamanan ekstra selagi mengetik sekaligus meningkatkan sirkulasi udara jeroannya.

Kesan stylish pun dicapai berkat penggunaan rangka serba aluminium berwarna hitam atau silver. Tebal laptop ini tidak lebih dari 18,7 mm, dan bobotnya cuma berada di kisaran 1,5 kg. Layarnya merupakan panel sentuh IPS 14 inci dengan resolusi 1080p, dan layar ini sudah mendukung input menggunakan stylus yang termasuk dalam paket penjualan. Bezel yang mengapit sisi kiri dan kanan layarnya cukup tipis di angka 6,72 mm.

PC modern juga dilengkapi dengan pena digital yang memiliki banyak manfaat. Sentuhan khas tercipta saat Anda membuat sketsa atau coretan pada dokumen dengan pena digital. Penelitian juga menemukan adanya peningkatan kinerja hingga 38% pada pelajar ketika mereka menggunakan pena digital untuk mengerjakan soal-soal sains. Tidak semua ide berupa kalimat, kini saatnya untuk tuangkan inspirasi segera dalam sketsa atau coretan pena digital di PC modern.

Kalau kita perhatikan, keyboard-nya tampak cukup unik dengan layout yang melibatkan tombol-tombol nav cluster (Insert, Delete, Home, End, Page Up, Page Down) di sisi paling kanan. Saat perlu menginput banyak angka, ada touchpad yang dapat difungsikan menjadi numpad kapasitif yang sudah menjadi ciri khas ASUS selama ini. Di ujung touchpad tersebut juga tertanam sensor sidik jari yang kompatibel dengan fitur Windows Hello.

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

ASUS VivoBook Flip 14 (TP470)

Laptop ini juga bisa dibilang juara perihal konektivitas. Selain port USB 2.0 Type-A dan port USB 3.2 Gen 2 Type-A, ada juga port HDMI 1.4, slot kartu microSD, serta port Thunderbolt 4 (USB-C) yang mendukung USB Power Delivery, yang berarti laptop ini juga dapat diisi ulang baterainya menggunakan adaptor USB-C (yang mendukung USB PD).

Bicara soal baterai, ASUS menanamkan modul berkapasitas 42 Wh yang diestimasikan bisa bertahan hingga sekitar 10 jam pemakaian. Fitur fast charging turut menjadi standar pada laptop ini, dengan proses pengisian dari 1% – 60% yang hanya memerlukan waktu kurang dari 50 menit. Melengkapi aspek konektivitasnya adalah modul Wi-Fi 6 (802.11ax) dan Bluetooth 5.0 (dual-band).

Secara keseluruhan, ASUS VivoBook Flip 14 (TP470) merupakan alternatif yang sangat menarik bagi para kreator muda yang tengah mencari laptop baru untuk menunjang kesehariannya. ASUS pun cukup berbaik hati menyertakan software Office Home & Student 2019 secara cuma-cuma.

Anda dapat menikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, ia didukung oleh pembaruan keamanan yang rutin dalam melindungi program dan perangkat Anda. Adapun aplikasi Office versi lengkap (word, Excel, dan Powerpoint) memberikan semua fungsi yang Anda perlukan dan harapkan.

Kalau Anda tertarik, laptop ini sekarang sudah bisa dibeli dengan harga Rp16.299.000. Buat yang memiliki budget lebih terbatas, tersedia varian lain yang mengemas prosesor Core i5-1135G7 dan RAM 8 GB yang dijual seharga Rp13.799.000. Semua varian sama-sama didukung oleh garansi global selama 2 tahun.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh ASUS.

ASUS Resmi Hadirkan Laptop ZenBook Duo 14, ZenBook 14, dan 14 Ultralight

ASUS telah mengumumkan tiga laptop ZenBook Classic terbaru, yaitu ZenBook Duo 14 (UX482), ZenBook 14 (UX435EG), dan ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL). Ketiganya merupakan laptop premium yang dirancang menunjang produktivitas dengan desain elegan, ringkas, dan powerful untuk multitasking berkat penggunaan prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake.

Menjadi insan produktif tidak selalu harus mengesampingkan style. Memiliki laptop yang powerful untuk multitasking, mudah dibawa bepergian, dan punya desain stylish serta elegan kini bukanlah hal yang tidak mungkin. Jajaran ZenBook Classic terbaru adalah laptop yang hadir untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

ZenBook-Pro-Duo_UX482_Screenpad_04

Ketiganya memiliki keunggulan yang ditujukan untuk pengguna yang berbeda. ZenBook Duo 14 (UX482) dilengkapi dengan ScreenPad Plus menawarkan kemudahan multitasking pada sebuah laptop. ScreenPad Plus yang merupakan layar kedua memungkinkan pengguna menampilkan banyak aplikasi secara bersamaan, bahkan menggunakannya sebagai alat kontrol khusus pada aplikasi kreatif Adobe.

Sementara, ZenBook 14 (UX435EG) hadir dengan ScreenPad 2.0 yang merupakan pusat kontrol untuk berbagai fitur di dalamnya. Kemudian ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) hadir sebagai laptop yang ringan dan ringkas. Dengan bobot hanya 980 gram dan ketebalan hanya 14,9mm membuatnya menjadi laptop ZenBook paling ringan hingga saat ini.

Meski begitu, tiga laptop ZenBook Classic terbaru kali ini telah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H) sehingga durabilitasnya tidak perlu diragukan lagi. Soal konektivitas, ketiganya tetap dibekali dengan USB Type-A dan HDMI, dua port modern yang masih banyak digunakan hingga saat ini. Serta, Intel WiFi 6 (Gig+) (802.11ax) dan Bluetooth 5.0 (dual band) untuk nirkabelnya.

Juga terdapat microSD card reader, 3.5mm combo audio jack, serta port Thunderbolt 4 menggunakan USB Type-C dan mendukung teknologi USB Power Delivery yang memungkinkan pengisian daya melalui port USB Type-C. Serta, memungkinkan untuk mengisi ulang daya menggunakan power bank.

ASUS ZenBook Duo 14 (UX482)

Harga ZenBook Duo 14 (UX482) dimulai dari Rp19.299.000 dengan warna Celestial Blue untuk konfigurasi prosesor Intel Core i5-1135G7, Iris Xe, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 512GB. Lalu, Rp21.999.000 dengan tambahan kartu grafis NVIDIA GeForce MX450. Sementara, untuk konfigurasi Intel Core i7-1165G7, NVIDIA GeForce MX450, RAM 16GB, dan penyimpanan SSD 512GB Rp24.999.000 dan Rp26.999.000 dengan penyimpanan SSD 1TB.

Keunggulan ZenBook Duo 14 (UX482) ialah ScreenPad Plus, yaitu layar kedua dengan ukuran yang lebih besar dari ScreenPad 2.0. ScreenPad Plus memiliki layar 12,65 inci beresolusi 1920×515 piksel, menawarkan pengalaman menggunakan layar ganda pada sebuah laptop portabel dan fitur ini sangat cocok untuk yang gemar melakukan multitasking.

Selain dapat digunakan untuk menampilkan baragam aplikasi, ScreenPad Plus juga hadir dengan fitur khusus serta integrasi dengan aplikasi kreatif Adobe. Integrasi tersebut memunculkan panel kontrol khusus yang membuat pengguna dapat berkreasi secara lebih intuitif menggunakan aplikasi kreatif Adobe.

Layar utamanya 14 inci menggunakan panel IPS touchscreen beresolusi Full HD (1920×1080 piksel) dengan desain NanoEdge display dan punya screen-to-body ratio 93%. Tingkat kecerahan maksimumnya 400 nit, 100% sRGB, serta sudah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated display dan TÜV Rheinland eye-care untuk Low Blue Light dan Anti-Flicker.

ASUS ZenBook 14 (UX435EG)

Beralih ke ZenBook 14 (UX435EG), perangkat ini dibanderol Rp22.999.000 dalam warna Pine Grey untuk konfigurasi prosesor Intel Core i7-1165G7, NVIDIA GeForce MX450, RAM 16GB, dan penyimpanan SSD 1TB. ZenBook 14 (UX435EG) mengusung layar 14 inci dengan panel IPS dengan resolusi FHD (1920×1080 piksel), dengan kecerahan 300 nit, 100% sRGB, dan mengantongi TÜV Rheinland eye-care certified display.

Perangkat ini dilengkapi dengan ScreenPad 2.0 yang telah diperbarui dengan sistem antarmuka yang lebih intuitif layaknya smartphone. ScreenPad 2.0 ialah layar ganda yang dapat berfungsi sekaligus touchpad. Tidak hanya sekadar menampilkan aplikasi layaknya layar kedua, ScreenPad 2.0 juga dilengkapi berbagai fitur khusus serta integrasi dengan aplikasi seperti Microsoft Office.

ASUS ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL)

Terakhir ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) dibanderol Rp18.299.000 dalam warna Pine Grey untuk konfigurasi prosesor Intel Core i5-1135G7, Intel Iris Xe, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 1TB. Khusus ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) sudah berlabel Intel Evo Platform.

Berbeda dengan saudaranya, ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) tidak memiliki layar kedua agar bobotnya tetap ringan. Sebagai gantinya, fitur NumberPad 2.0 pun dihadirkan yang memungkinkan touchpad untuk dapat dialihfungsikan sebagai numberpad virtual. Cukup tekan satu tombol yang ada di touchpad dan angka pada numberpad akan muncul sehingga langsung bisa digunakan.

Agar dapat digunakan sebagai penunjang para content creator, layar tiga laptop ZenBook Classic terbaru kali ini telah mampu menghasilkan warna hingga 100% pada color space sRGB. Serta, khusus sertifikasi PANTONE Validated Display khusus ZenBook Duo 14 (UX482).

ASUS TUF Dash F15 FX516 Resmi, Naik Kelas Harga Mulai Rp21.999.000

ASUS telah meluncurkan laptop gaming TUF terbarunya di Indonesia, TUF Dash F15 (FX516). Sebagai bagian dari keluarga TUF gaming, ketangguhan bodi berstandar militer dan performa powerful dengan prosesor Intel Core H-series generasi ke-11 Tiger Lake H35 menjadi keunggulan utamanya.

Sebelumnya lini TUF gaming dikenal sebagai laptop gaming essential dengan harga terjangkau alias versi murah dari ROG, namun posisi TUF Dash F15 (FX516) telah naik kelas ke level yang lebih premium. Harganya dimulai dari Rp21.999.000 dengan target audiens termasuk gamer, artist, produktivity seeker, power user, dan fashion conscious user.

TUF Dash F15 (FX516) ditenagai prosesor Intel Core i7-11370H, dengan GPU terintegrasi Intel Iris Xe yang hemat daya dan GPU tambahan dengan opsi hingga NVIDIA GeForce RTX 3070 dengan GPU Boost yang dapat diaktifkan melalui mode Turbo di Armoury Crate. Juga didukung storage M.2 NVMe PCIe SSD hingga 1TB dan RAM DDR4 3200MHz hingga 16GB.

Kami mengerti kebutuhan para pengguna laptop gaming saat ini, khususnya pelajar dan mahasiswa. Mereka tidak hanya menggunakan laptop gaming sebagai mesin untuk bermain game, tetapi juga untuk berkegiatan sehari-hari hingga berkarya. Banyak hal positif yang bisa dilakukan melalui sebuah laptop gaming,” ujar Jimmy Lin, Regional Director ASUS Southeast Asia.

TUF Dash F15 (FX516) sendiri masuk dalam kategori laptop gaming ultraportable dengan bodi yang cukup tipis dan ringan, yang dimaksud di sini ketebalannya di angka 1,99cm dan bobotnya 2kg. Untuk sebuah laptop gaming berlayar 15 inci, dimensi 360x252x19.9mm tergolong lumayan ringkas dan hal itu berkat penggunaan bezel tipis yang memungkinkan dimensi keseluruhan bodinya dapat ditekan.

Bodi TUF Dash F15 (FX516) telah mengantongi sertifikasi uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H). Hadir dalam warna Moonlight White yang mencerminkan nuansa high tech dan Eclipse Gray yang tampil lebih elegan, keduanya dilengkapi dengan ornamen berupa logo baru dan tulisan TUF di bagian belakang layarnya.

Tidak hanya dirancang sebagai mesin gaming, TUF Dash F15 (FX516) multifungsi dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan termasuk content creation. Laptop gaming ini memiliki layar dengan color reproduction yang tergolong cukup baik, yakni hingga 100% color coverage pada color space sRGB dan punya kecerahan 300 nit.

Layar 15,6 incinya ditopang resolusi FHD (1920×1080 piksel), menggunakan panel IPS-level dengan refresh rate 240Hz dan response time 3ms yang cocok untuk bermain game-game kompetitif e-Sports. Serta, dilengkapi dengan teknologi Adaptive Sync yang dapat menghilangkan efek stuttering dan tearing.

Untuk produktivitas, TUF Dash F15 (FX516) hadir dengan port yang lengkap mulai dari tiga USB 3.2 Gen 1 Type-A, satu Type C USB 4 dengan Power Delivery, Thunderbolt 4 dengan Display Port, 3.5mm Combo Audio Jack, dan LAN. Artinya, pengguna dapat menghubungkan berbagai perangkat ke laptop gaming ini dan tentunya sudah mendukung konektivitas WiFi 6.

Soal daya tahan baterai, TUF Dash F15 (FX516) dibekali oleh baterai berkapasitas 76Whrs yang menawarkan masa pakai seharian. Serta, didukung fitur fast charging yang mampu mengisi daya baterai dari 0% hingga 50% hanya dalam 30 menit.

Sebagai laptop yang dirilis tahun 2021, ASUS pun sudah melengkapinya dengan teknologi Two-Way AI Noise Cancelling. Berguna untuk meredam noise di latar belakang sehingga suara pengguna dapat terdengar lebih jelas saat menggunakan mikrofon baik untuk conference call atau berkomunikasi di dalam game.

Selain itu, ASUS juga menyediakan opsi upgrade yang cukup luas di TUF Dash F15 (FX516), termasuk upgrade storage menggunakan M.2 PCIe slot dan DDR4 3200 RAM. Proses upgrade dibuat mudah berkat hadirnya pop-up screw yang memungkinkan panel bawah mudah dibuka.

Terakhir mengenai sistem pendinginnya, TUF Dash F15 (FX516) menggunakan Intelligent Cooling yang dilengkapi dengan sejumlah teknologi baru. Termasuk kipas dengan 83 bilah, Enhanced Self-Cleaning Cooling, dan CoolZone Keyboard yang membuat zona di sekitar keyboard tetap dingin.

Harga ASUS TUF Dash F15 (FX516) dibanderol mulai dari Rp21.999.000 untuk konfigurasi Intel Core i7-11370H, RTX3060, RAM 8GB, storage 512GB PCIe SSD, dan layar 144Hz. Serta Rp30.999.000 dengan konfigurasi Intel Core i7-11370H, RTX3070, RAM 16GB (2x8GB), storage 1TB PCIe SSD, dan layar 240Hz.

Asus Ungkap ROG Phone 5, Ada Varian dengan RAM 18 GB

Tahun ini tidak ada ROG Phone 4 dari Asus. Yang ada justru Asus langsung lompat ke ROG Phone 5, dan ponsel ini memang membawa lompatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan pendahulunya, ROG Phone 3.

Kita mulai dari layarnya terlebih dulu. Tipe panel yang digunakan masih sama, yakni AMOLED beresolusi FHD+, lengkap dengan refresh rate 144 Hz. Yang berbeda, ukuran layarnya membesar menjadi 6,78 inci, tapi di saat yang sama ukuran perangkatnya sendiri tidak terlalu banyak berubah karena bezel yang mengapit layarnya juga ikut menyusut.

Berhubung masih memiliki bezel di atas dan bawah layar, tentu saja ROG Phone 5 juga masih mengusung speaker stereo yang amat bertenaga. Aspek lain yang ikut disempurnakan adalah touch sampling rate, yang di sini kian naik lagi menjadi 300 Hz, serta tingkat kecerahan maksimum yang naik menjadi 800 nit. Keseluruhan layarnya dilapisi oleh kaca Gorilla Glass Victus, plus coating khusus sehingga layarnya masih bisa dioperasikan dengan baik meski jari-jari pengguna sedang berkeringat.

Asus ROG Phone 5 hadir dalam tiga model yang berbeda: ROG Phone 5, ROG Phone 5 Pro, dan ROG Phone 5 Ultimate. Ketiganya sama-sama ditenagai oleh chipset Snapdragon 888, dengan perbedaan pada kapasitas RAM dan penyimpanan internal. ROG Phone 5 Ultimate adalah yang paling beda sendiri dengan RAM LPDDR5 sebesar 18 GB, sedangkan ROG Phone 5 dan ROG Phone 5 Pro hanya bisa dikonfigurasikan mentok dengan RAM 16 GB.

Perbedaan selanjutnya bisa kita jumpai pada bagian punggung. ROG Phone 5 mengemas logo ROG yang bisa menyala dengan efek RGB, sedangkan versi Pro dan Ultimate-nya malah mengemas sebuah layar kecil yang dapat dikustomisasi. Di sisi kiri dan kanan layar kecil itu juga terdapat dua sensor sentuh tersembunyi yang bisa diperlakukan layaknya tombol L2 dan R2 di sebuah game controller.

Seperti pendahulunya, ketiga model ROG Phone 5 ini masih mengemas dua sensor ultrasonik di sisi kanan yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, memberikan kontrol ekstra kepada pengguna selagi bermain game. Bukan cuma itu, bahkan motion control di ponsel ini pun juga dapat dikustomisasi.

Satu kejutan lain yang Asus hadirkan adalah headphone jack. Ya, setelah meniadakannya pada ROG Phone 3, Asus justru menghadirkannya kembali di ROG Phone 5, dan mereka tidak lupa melengkapinya dengan DAC yang sangat kapabel untuk mengolah format audio lossless.

Juga menarik adalah pembaruan yang Asus terapkan pada baterai milik ROG Phone 5. Kapasitasnya memang masih sama — 6.000 mAh — akan tetapi Asus telah membaginya menjadi dua modul yang terpisah, memungkinkan proses pengisian ulang baterai secara paralel dengan total output sebesar 65 W menggunakan charger bawaan yang termasuk dalam paket penjualannya.

Struktur baterai seperti ini juga memungkinkan Asus untuk memosisikan motherboard ke bagian tengah ponsel ketimbang di bagian atas. Tujuannya adalah untuk menjauhkan hawa panas dari jari-jari pengguna, sekaligus meningkatkan efisiensi aksesori kipas pendingin yang dapat dipasangkan ke tengah-tengah punggung ponsel. Seperti sebelumnya, ROG Phone 5 juga masih mengemas dua port USB-C — satu di bawah, dan satu di sisi kiri.

Di sektor kamera, trio ROG Phone 5 ini sama-sama dibekali tiga kamera belakang: kamera utama 64 megapixel f/1.8 (Sony IMX686) dengan kemampuan merekam video pada resolusi maksimum 8K 30 fps, kamera ultra-wide 13 megapixel dengan field-of-view 125°, dan kamera macro 5 megapixel. Di depan, ROG Phone 5 mengemas satu kamera selfie beresolusi 24 megapixel.

Di Eropa, ROG Phone 5 bakal dipasarkan bulan ini juga dengan harga mulai €800 untuk varian termurah dengan kapasitas RAM 8 GB dan storage 128 GB. ROG Phone 5 Pro bakal menyusul di bulan April dengan harga €1.200, dan terakhir ROG Phone 5 Ultimate di bulan Mei dengan banderol €1.300.

Sumber: GSM Arena dan Asus.

ASUS Umumkan Dua PC Desktop ExpertCenter, D3 Tower dan D5 SFF

ASUS telah mengumumkan dua PC desktop terbarunya, ExpertCenter D3 Tower (D300TA) dan ExpertCenter D5 SFF (D500SA) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis mulai dari UKM hingga enterprise. ExpertCenter D3 Tower merupakan PC desktop full tower, sedangkan ExpertCenter D5 SFF hadir sebagai PC desktop berukuran kecil yang lebih fleksibel namun tetap powerful yang cocok untuk kantor dengan ruang terbatas.

Salah satu keunggulan produk PC desktop ASUS ExpertCenter adalah fitur keamanannya. Baik ExpertCenter D3 Tower maupun ExpertCenter D5 SFF, mereka dilengkapi dengan beberapa lapisan keamanan seperti memiliki Kensington Security Slot dan Padlock Slot Prevent untuk mencegah pencuri mengambil DC desktop tersebut.

Dua PC desktop ExpertCenter itu juga dilengkapi dengan fitur Trusted Platform Module (TPM) yang menyimpan password dan kunci enkripsi secara lebih aman. Serta, dilengkapi fitur yang memungkinkan IT administrator untuk mengunci penggunaan port USB sehingga menjamin keamanan data bisnis yang ada di dalamnya.

ExpertCenter D3 Tower dan ExpertCenter D5 SFF juga lebih mudah untuk di-manage berkat dukungan aplikasi ASUS Business Manager dan ASUS Control Center. Aplikasi khusus tersebut memungkinkan IT administrator untuk melakukan manajemen terhadap semua unit ExpertCenter D3 Tower dan ExpertCenter D5 SFF yang digunakan oleh tim. Fitur manajemen tersebut antara lain remote management, kontrol terhadap software dan hardware, hingga task scheduling.

ASUS ExpertCenter D3 Tower (D300TA)

ExpertCenter-2

ExpertCenter D3 Tower menggunakan case khusus dan telah lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 801G). Durabilitasnya tidak hanya dari segi case, tetapi juga dari hardware yang diusungnya. Berbekal motherboard ASUS yang sudah menggunakan 100% solid capacitor dan teruji ketahanannya, sehingga dapat memberikan kinerja yang stabil bahkan dalam skenario penggunaan ekstrem.

Untuk menambah nilai Cost To Ownership (CTO), ASUS merancang ExpertCenter D3 Tower agar mudah di-upgrade dan diganti setiap komponennya. Di mana memiliki slot ekspansi yang beragam sehingga dapat mengikuti kebutuhan bisnis di masa depan. Secara keseluruhan ExpertCenter D3 Tower dapat menampung tiga media penyimpanan, memiliki ruang ekstra untuk kartu grafis, dan dapat dipasangi WiFi card.

Soal performa, ExpertCenter D3 Tower telah menggunakan chipset Intel H410 yang kompatibel dengan jajaran prosesor 10th Gen Intel Core dari i3-10100 hingga i7-10700. Serta, didukung dengan konfigurasi RAM DDR4 hingga 64GB dan bagi yang memerlukan performa grafis ekstra, ASUS menyediakan opsi kartu grafis hingga NVIDIA GeForce GTX 1650 dalam paket penjualannya.

ExpertCenter D3 Tower juga dilengkapi dengan port yang sangat lengkap. Selain port modern seperti HDMI dan USB Type-A, terdapat juga port VGA dan LAN di bagian panel belakangnya. Untuk memudahkan penggunanya, ASUS menyematkan beberapa port di bagian panel depannya, yaitu USB Type-A dan dua 3.5mm audio port.

ASUS ExpertCenter D5 SFF (D500SA)

ExpertCenter-4

ExpertCenter D5 SFF hadir sebagai PC desktop dengan desain small form-factor, yang cocok digunakan di ruang kantor terbatas. Meski memiliki bentuk yang minimalis dan hemat ruang, ExpertCenter D5 SFF tetap powerful untuk menunjang berbagai kebutuhan bisnis. Sama seperti saudaranya, case ExpertCenter D5 SFF telah mengantongi sertifikasi uji ketahanan militer AS (MIL-STD 810G) dan menggunakan motherboard ASUS.

ExpertCenter D5 SFF juga tetap menawarkan opsi upgrade dengan hassle-free upgrade, yaitu fitur yang memungkinkan pengguna ExpertCenter D5 SFF untuk mengganti SATA HDD dan SSD, serta ODD (Optical Disk Drive) tanpa menggunakan alat bantu tambahan. Fitur tersebut penting bagi pelaku bisnis di mana upgrade komponen terutama untuk media penyimpanan dan ODD lebih sering dilakukan. Pengguna ExpertCenter D5 SFF juga dapat melakukan upgrade RAM, menambahkan kartu grafis, dan WiFi card.

Performanya didukung oleh prosesor 10th Gen Intel Core, dari i3-10100 hingga i7-10700. Dengan opsi konfigurasi kartu grafis tambahan dan penggunaan SSD, ASUS juga menyediakan opsi RAM berkapasitas hingga 64GB. Soal konektivitas, ExpertCenter D5 SFF dilengkapi dengan port yang lengkap termasuk USB Type-A, DisplayPort dan HDMI, serta port legacy seperti VGA dan PS/2. Di panel depannya, ASUS menyediakan 3.5mm audio port, USB Type-A, serta opsi untuk menambahkan smart card reader dan SD card reader.

Di Indonesia ASUS menjual ExpertCenter D3 Tower (D300TA) dengan harga mulai Rp8.499.000 dan Rp8.699.000 untuk ExpertCenter D5 SFF (D500SA). Dalam waktu dekat, ASUS juga akan membawa ExpertCenter D5 Mini Tower (D500MA). Sesuai dengan namanya, PC desktop ini mengusung case dengan desain mini tower yang fleksibel dan memiliki nilai CTO yang baik sehingga cocok sebagai solusi komputasi untuk menjalankan bisnis.

3 Laptop ASUS ZenBook Resmi Hadir dengan Panel OLED dan Berlabel Intel Evo Platform

ASUS telah meluncurkan tiga laptop premium ZenBook terbaru model 2021 dalam acara peluncuran virtual bertajuk “Built For Brilliance“. Meliputi ASUS ZenBook S (UX393), ZenBook Flip S (UX371), dan ZenBook Flip 13 (UX363).

Ketiganya merupakan laptop premium ultra thin yang dirancang untuk membuat penggunanya lebih produktif, tentunya sudah ditenagai prosesor terbaru Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake, berlabel Intel EVO Platform, mengemas port Thunderbolt 4 dan WiFi 6, serta dilengkapi sejumlah fitur untuk menunjang kegiatan work from home (WFH).

Laptop modern tidak hanya tampil sebagai perangkat untuk bekerja, tetapi harus dapat membuat penggunanya lebih produktif tanpa harus mempersulit dan mengorbankan aspek kesehatan saat menggunakannya. Ketiga laptop ZenBook terbaru kali ini fokus tidak hanya dalam hal performa, tetapi juga menawarkan kemudahan beserta manfaat tambahan bagi kesehatan penggunanya“, ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Fitur-fitur WFH

Zenbook 2

Salah satu peningkatan utama yang dibawa oleh ketiganya dibanding generasi sebelumnya ialah penggunaan panel OLED. Terutama ZenBook S (UX393), karena mengusung layar 13,9 inci beresolusi 3,3K dalam aspek rasio 3:2 yang dapat menampilkan lebih banyak konten dan punya tingkat kecerahan 500 nit.

Sementara, ZenBook Flip S (UX371) juga tak kalah istimewa, layar 13,3 incinya ditopang resolusi 4K UHD, didukung kecerahan maksimum 400 nit, 100% DCI-P3, dan 133% sRGB. Sedangkan, layar 13,3 inci ZenBook Flip 13 (UX363) ditopang resolusi FHD dengan tingkat kecerahan 400 nit.

Ketiganya siap menangani kebutuhan para profesional seperti fotografer, ilustrator, maupun content creator yang memerlukan akurasi warna tinggi. Sebab ketiganya sudah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated display, serta didukung color gamut 100% DCI-P3, dan 133% sRGB.

Zenbook 3

Lantas, apa hubungannya panel OLED dengan kesehatan? Panel OLED ini mampu menghasilkan warna yang kaya dan akurat pada tingkat kecerahan yang rendah. Jadi, tidak perlu memaksimalkan tingkat kecerahan yang dapat mengganggu kesehatan mata.

ASUS juga menghadirkan teknologi layar khusus yang dapat mengurangi gelombang biru serta efek flickering tanpa mengorbankan kualitas visualnya dan telah mengantongi sertifikasi dari TÜV Rheinland. Gelombang biru dan efek flickering merupakan penyebab utama gangguan kesehatan pada mata saat menggunakan perangkat elektronik.

Salah satu aktivitas rutin saat bekerja dari rumah adalah video conference, maka dari itu ASUS pun meningkatkan kualitas webcam dengan teknologi IR camera-tuning. Serta, menggunakan array microphone yang didukung oleh teknologi AI Noise Cancelling yang dapat mengurangi kebisingan latar belakang, kombinasi keduanya dapat membantu memperlancar komunikasi saat meeting virtual.

Sebagai laptop dengan label Intel Evo Platform, masa pakai baterainya dipastikan mampu bertahan seharian. ZenBook S (UX393) menawarkan setidaknya 12 jam, ZenBook Flip S (UX371) 10 jam karena membawa resolusi layarnya 4K, dan ZenBook Flip 13 (UX363) bisa sampai 14 jam.

Desain Premium & Ringkas

Zenbook 4

Sebagai laptop ZenBook, ketiganya tentu memiliki desain mewah, build quality yang premium, serta memiliki bodi yang ringkas, tipis, dan ringan. ASUS ZenBook S (UX393) misalnya, tiba dalam warna Jade Black, punya ketebalan 15,7 mm dengan bobot 1,35 kg.

ZenBook Flip S (UX371) lebih tipis dan ringan, ketebalannya hanya 13,9mm dengan bobotnya 1,2kg, dan tersedia dalam warna Jade Black. Sedangkan, ZenBook Flip 13 (UX363) tiba dalam warna Pine Grey dengan ketebalan 13,9mm juga, tetapi dengan bobot 1,3 kg. Seperti namanya, dua laptop ini mengusung desain convertible 2-in-1 yang menawarkan fleksibilitas dengan lebih banyak mode, termasuk laptop, tablet, stand, dan tent.

Soal tampilan, ketiganya mengusung NanoEdge Display dengan bezel samping layar yang tipis, memiliki keyboard edge-to-edge yang luas, dan touchpad dengan NumberPad 2.0. Bagian cover-nya mengusung desain spun metal finish yang menampilkan aksen Zen. Khusus ZenBook Flip S (UX371) dan ZenBook S (UX393), tambahan corak garis berwarna Red Copper di sekujur bodinya membuat dua laptop tersebut tampil semakin mewah dan eksklusif.

Harga

Zenbook 1

ASUS ZenBook S (UX393) dan ZenBook Flip S (UX371) dengan konfigurasi prosesor Intel Core i7-1165G7, RAM 16GB, dan penyimpanan SSD 1TB dibanderol dengan harga Rp24.999.000. Sedangkan, ASUS ZenBook Flip 13 UX363 dijual mulai dari Rp18.299.000 untuk varian prosesor Intel Core i5-1135G7 dengan RAM 8GB dan penyimpanan SSD 512GB. Lalu, versi Intel Core i7-1165G7 dengan RAM 16GB dan penyimpanan SSD 1TB dijual Rp22.999.000.