Bantu Pelaku UKM dan Startup, Situs buatkontrak Hadir di Indonesia

Tidak banyak platform online yang menawarkan kemudahan kepada pelaku usaha yang belum familiar dengan konsep legalitas. Didirikan oleh Rieke Caroline, SH dan Billy Boen, buatkontrak resmi meluncur sekitar pertengahan Oktober 2016 lalu.

“Muncul ide bagaimana jika kami (dengan merekrut teman-teman dari dunia profesional hukum) menyediakan jasa drafting dan review ini lebih lebar lagi kepada para UKM yang membutuhkan, agar proteksi bisnis mereka bisa maksimal, dengan demikian usaha UKM bisa lebih lancar. Tetapi karena untuk UKM, maka tentunya harga harus dibuat miring, tidak bisa menyamakan dengan jasa firma hukum yang kerap membayar hitungan jam, membedakan biaya konsultasi, legal opinion, dan dokumen,” kata Rieke kepada DailySocial.

Proses cepat dan mudah dengan harga tetap (fixed price)

Founder & Managing Partner buatkontrak Rieke Caroline, SH

Untuk pengguna yang ingin memanfaatkan buatkontrak untuk membuat draft perjanjian atau berkas hukum lainnya, bisa langsung mengakses situs buatkontrak kemudian dapat menuliskan data pribadi serta spesifikasi kontrak atau perjanjian apa yang ingin dibantu oleh tim buatkontrak untuk kemudian dibuatkan (draft) maupun tinjau ulang (review) kembali.

“Setelah mitra UKM melakukan registrasi, pihak kami akan follow up ke team legal counsel untuk proses drafting/review perjanjian dan kontrak yang dibutuhkan. Di buatkontrak sendiri, kami melakukan metode pembayaran dimuka, dimana saat pembayaran sudah dilakukan maka kami akan proses untuk pembuatan ataupun tinjau ulang perjanjian/kontrak yang diinginkan oleh klien kami,” kata Rieke.

Biaya yang dikenakan cukup bervariasi, sesuai dengan kebutuhan dari pengguna dengan harga yang tetap atau fixed price. Harga drafting (pembuatan kontrak/perjanjian) Rp 1 juta (maks. 10 halaman) dan harga review (peninjauan ulang) Rp 900 ribu (maks. 10 halaman).

Seluruh komunikasi dan konsultasi akan dilakukan melalui platform. Lawyer kemudian akan mengunggah dokumen hasil pekerjaannya ke situs dan pengguna dapat bertanya lewat platform itu pula. Tiap pengguna yang membutuhkan jasa Buatkontrak harus memiliki akun serta password sendiri sehingga komunikasi dan prosedur bisnis antara Buatkontrak dengan klien dapat berjalan profesional dan rahasia.

“Selain itu karena pelayanan kami berbasis online (via platform), jadi kami memutus mata rantai yang biasanya pelayanan di legal harus ketemu secara langsung namun di buatkontrak semua komunikasi via online. Namun jangan khawatir dengan kerahasiaan klien karena sudah terjamin. Untuk kerahasiaan kontrak sendiri, kami bisa pastikan bahwa aman dan confidential,” kata Rieke.

Ditambahkan Rieke, buatkontrak saat ini memiliki legal counsel serta lawyer yang capable untuk menangani kerahasiaan sebuah kontrak atau perjanjian dengan mengedepakan kerahasiaan kontrak atau perjanjian yang dibuat.

Menjalankan bisnis secara bootstrapping dan memperluas kemitraan

Saat ini buatkontrak masih menjalankan bisnisnya secara bootstrapping yaitu menggunakan uang pribadi milik pendiri. Masih enggan untuk melakukan penggalangan dana, fokus dari buatkontrak saat ini adalah menambah jumlah lawyer menjadi sekitar 300 orang, melayani setidaknya 5 ribu dokumen per bulan dan bermitra dengan 90 asosiasi.

“Untuk promosi buatkontrak, kami menggandeng mitra yang menaruh perhatian kepada UKM dan startup seperti, kementerian koperasi UKM, HIPMI, HIPMI Jaya, Japnas, Telkom, Indosat Ooredoo, Bank Indonesia, Bank Mayapada, BCA, dan mitra-mitra lainnya,” kata Rieke.

GDILab Kembali Umumkan Perolehan Pendanaan

Layanan analisis media sosial GDILab mengumumkan perolehan pendanaan kembali dari investor strategis yang tidak disebutkan namanya. Hanya disebutkan bahwa investor tersebut adalah CEO perusahaan IT besar di Indonesia. Ini hanya berselang sebulan dari pengumuman perolehan investasi serupa dari Andy Zain. Selain itu, Komisaris Utama Billy Boen kini berperan aktif di perusahaan sebagai CEO.

GDILab didirikan oleh Billy Boen, Jefri Dinomo, Masas Dani, dan Yopie Suryadi pada bulan Desember 2013. Pada awal kemunculannya GDILab sudah menghasilkan beberapa deretan produk analitik, yakni Polaris (Facebook-Twitter Analytics), Iris (Instagram Analytics), dan juga GNEWS.

Di tahun 2015, GDILab melakukan spin off terhadap GNEWS untuk berdiri sendiri sebagai perusahaan. Selepas spin off tersebut, pada Mei 2016 Yopie dan Masas full exit untuk fokus di GNEWS sebagai CEO dan CTO.

Billy Boen dan Jefri Dinomo tetap bertahan GDILab dan kini masing-masing menjadi CEO dan VP Product.

Perolehan investasi tersebut bakal digunakan untuk memperkuat tim engineer untuk mempercepat pengembangan produk analitik digital yang telah ada di pipeline hingga tahun 2017.

“Kami berterima kasih dan sangat bangga karena GDILab kembali berhasil dipercaya oleh seseorang yang sangat berpengalaman dalam membangun dan mengembangkan perusahaan di bidang IT hingga beromzet triliunan Rupiah. Atas kepercayaan yang diberikan kepada GDILab pula, per 21 Oktober 2016 lalu dengan persetujuan seluruh pemegang saham, saya telah memutuskan untuk turun gunung. Saya tidak lagi menjabat sebagai Komisaris Utama, tapi sekarang saya adalah CEO di GDILab,” ujar Billy.

Young On Top Kembali Adakan Startup Connext Conference 2016

Startup Connext Conference 2016 merupakan acara bulanan dari Young On Top (YOT) Start Up Connext. Acara ini menghadirkan beberapa pelaku startup sukses dan investor untuk berbagai tentang apa saja yang perlu disiapkan ketika terjun dalam industri ini. Acara ini akan digelar dalam tiga sesi, yakni seminar, networking dan workshop, dan akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 November 2016 mulai 09.00 – 17.00 WIB di Ballroom Kuningan City.

Beberapa pemateri yang bakal berbicara di antaranya:

  • Kevin Mintaraga (CEO Bridestory)
  • Gunawan Susanto (IBM Indonesia)
  • Andy Zain (Managing Director Kejora Ventures)
  • Dani Oei Wirianto (GDP Ventures)
  • Djemi Suhenda (Deputy President Directur Bank BTPN)
  • Iman Usman (Co-Founder & CPO Ruangguru.com)
  • Jason Lamuda (Founder & CEO BerryBenka)
  • Sam Gadodia, (Founder & CEO LotusFlare, Sillicon Valley)
  • Rama Notowidigdo (Co-Founder & CPO Go-Jek)

Berbagai pembahasan akan menjadi diskusi hangat dalam sesi ini. Mulai dari melihat tren industri teknologi saat ini, menyiasati peralihan bisnis tradisional ke berbasis digital hingga memaksimalkan potensi media sosial untuk peningkatan traksi bisnis.

Dalam sesi workshop, turut dibahas secara khusus permasalahan startup terkait dengan kebutuhan operasional, seperti tentang pengelolaan keuangan, legal, media sosial, pembenahan visi hingga penguatan brand.

Young On Top sendiri merupakan komunitas mahasiswa yang dibimbing oleh Billy Boen yang bertujuan untuk menciptakan generasi muda unggulan dari berbagai perguruan tinggi. Saat ini, komunitas YOT sudah tersebar meluas di seluruh Indonesia dengan dibentuknya komunitas Young On Top di berbagai kota.

Jika rekan-rekan tertarik untuk mengikuti pagelaran ini, daftarkan diri melalui tautan berikut ini: http://www.youngontop.com/scc2016


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Startup Connext Conference 2016.

Entrepreneur HUB Ajak Pengusaha Pemula Pahami Kontrak Bisnis

Sebanyak 90 persen entrepreneur di Indonesia masuk dalam kategori UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Banyak di antaranya gagal menjalankan usaha karena pemahaman yang minim terkait dengan mekanisme bisnis dan hukum di Indonesia. Padahal hal tersebut penting menjadi pedoman untuk tetap bisa bersaing di iklim bisnis yang kian kuat persaingannya, terlebih dengan dibukanya jalur persaingan global.

Entrepreneur HUB hadir untuk memberikan edukasi lebih mendalam seputar fondasi bisnis tersebut. Entrepreneur HUB adalah sebuah inisiatif dan gerakan baru dalam sebuah komunitas yang digagas oleh Dolly Lesmana (CEO of Arka Media, Founder Entrepreneur HUB) dan Prabu Revolusi (TV Journalist CNN Indonesia, Co Founder Entrepreneur HUB) untuk mendukung pertumbuhan pengusaha muda di Indonesia.

Acara ini akan diadakan pada Jumat, 30 September 2016 mendatang dalam sebuah diskusi bertajuk Teman Ngopi “Ngobrol Bareng Inspirasi” bertema “Lindungi Bisnis UKM Anda dengan Kontrak”. Dalam acara ini akan hadir pemateri Rieke Caroline selaku Founder & CEO Buatkontrak.com dan Billy Boen selaku Co-Founder Buatkontrak.com & Founder Young On Top sebagai teman inspirasi pada bulan ini.

Ada dua agenda yang akan dipaparkan dalam diskusi ini. Pertama ialah seputar materi investasi bisnis, memahami pentingnya sebuah kontrak yang melindungi bisnis. Umumnya bisnis pemula sering acuh terkait dengan hal ini, mereka menganggap dengan memfokuskan pada produk saja akan membuat apa yang dikerjakan dapat berjalan mulus. Nyatanya tidak, banyak hal terkait kejelasan dan regulasi yang perlu didefinisikan sejak awal.

Agenda kedua yakni networking, yang diharapkan dapat menumbuhkan insight dari cerita dan pengalaman yang dibagikan antar sesama pengusaha pemula dan pengusaha yang sudah berpengalaman di bidangnya. Mungkin saja liku-liku bisnis yang dihadapi oleh si rekan tersebut juga sedang dihadapi oleh bisnis kita. Dengan bersosialisasi di tempat yang tepat akan memberikan banyak pemahaman terkait kiat-kiat dalam menyelesaikan permasalahan dalam bisnis.

Bagi yang tertarik untuk mengikuti acara ini, segera datarkan diri melalui laman http://bit.ly/ngopibareng. Atau untuk informasi lebih lanjut hubungi 0857.7511.1031 (Charlie Coulson).


Disclosure: DailySocial adalah media partner Entrepreneur HUB.

GDILab Umumkan Perolehan Investasi dari Angel Investor

Salah satu startup lokal yang bergerak di bidang analisis media sosial, GDILab akhir pekan ini mengumumkan perolehan investasi dari angel investor Andy Zain yang merupakan Direktur Founders Institute dan Managing Director Kejora Ventures. Salah satu alasan yang membuat Andy berinvestasi di GDILab karena visi GDILab yang berusaha membantu UKM atau startup di Indonesia.

I believe in GDILab’s vision, the shareholders, the team, dan apa yang akan GDILab lakukan untuk membantu jutaan UKM/startups di Indonesia,” terang Andy.

Andy Zain secara resmi menjadi angel investor GDILab pada tanggal 21 September 2016. Sayangnya tidak ada keterangan berapa jumlah dana yang disuntikan Andy untuk GDILab.

Untuk informasi GDILab didirikan oleh Billy Boen, Jefri Dinomo, Masas Dani, dan Yopie Suryadi pada bulan Desember 2013. Pada awal kemunculannya GDILab sudah menghasilkan beberapa deretan produk analitik, yakni Polaris (Facebook-Twitter Analytics), Iris (Instagram Analytics), dan juga GNEWS. Pada periode tahun 2015 silam GDILab melakukan spin off pada GNEWS untuk berdiri sendiri sebagai perusahaan. Selepas spin off tersebut pada Mei 2016 seluruh co-founder yakni Yopie dan Masas full exit dan fokus pada GNEWS dengan Yopie sebagai CEO.

Produk lain yang dikembangkan GDILab antara lain GDI Analytics, sebuah tools analisis media sosial yang merupakan penggabungan dari Polaris dan Iris. Dengan produk-produk yang dikembagnkannya GDILab memiliki misi untuk membantu UKM, brand, startup, dan perusahaan mendapatkan wawasan pasar digital dari media sosial untuk bisa memudahkan merancang strategi pemasaran yang akurat.

Menanggapi Andy yang menjadi angel investor, Billy Boen mengungkapkan bahwa pemegang saham dan tim merasa bangga karena dipercaya menjadi salah satu startup yang dipercaya Andy untuk berinvestasi. Setelah mendapat pendanaan ini GDILab akan berupaya untuk terus bisa membantu UKM dan startup agar lebih siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan berbekal riset dan data.

“Ini merupakan pengakuan dari seorang investor handal bahwa apa yang telah kami bangun selama hampir 3 tahun dengan kerja keras tidak pernah sia-sia,” ungkap Billy.

GDILab Luncurkan GDIAnalytics untuk UKM dan Startup

GDILab, perusahaan teknologi yang berbasis di Jakarta dan bergerak di bidang social media analytics, hari ini meluncurkan produk analitik terbaru GDIAnalytics. Dengan memanfaatkan tiga media sosial paling favorit di Indonesia yaitu Twitter, Facebook, dan Instagram, GDIAnalytics ingin menyasar kalangan UKM dan bertujuan untuk memberikan layanan terpadu yang mampu memantau dan menganalisis performa ketiga media sosial tersebut untuk membantu perusahaan, UKM, dan startup menentukan strategi pemasaran yang tepat sasaran.

Platform yang ditawarkan oleh GDIAnalytics adalah Twitter, Facebook dan Instagram dilatar belakangi fakta bahwa ketiganya memiliki unstructured data yang berpotensi menjadi digital market insight.

“GDIAnalytics mencoba untuk menganalisis data agar brand dan perusahaan bisa mencapai target dan goal yang ada. Tujuan GDIAnalytics untuk membantu UKM dengan menawarkan layanan digital analytics,” kata Co-Founder GDILab Billy Boen.

GDIAnalytics merupakan perpaduan dua produk yang diciptakan sebelumnya yaitu Polaris dan Iris. Dengan produk tersebut, GDILab mengklaim sebagai perusahaan Indonesia pertama yang menyediakan perangkat lunak alat analitik terbuka sebagai bagian dari layanan atau Software as a Service (SaaS).

“Kita memang bukan company analytic pertama di Indonesia namun kita merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang cukup percaya diri bersaing dengan perusahaan global lainnya dengan menawarkan harga yang terjangkau,” kata Billy.

Bermitra dengan Twitter dan IBM

GDILab didukung oleh Twitter Indonesia sebagai bagian dari ekosistem Twitter. Kerja sama yang dibangun ini berupaya memberikan dampak terbaik bagi masing-masing pihak, membantu lebih banyak UKM, dan memahami potensi yang dimiliki.

”Kerja sama bukan hanya sekedar pengembangan data tapi bagaimana data tersebut bisa digunakan untuk klien Twitter dan GDILab dengan menggunakan tools yg ada. Twitter sebagai media sosial yang paling banyak memberikan open data, fungsi dari Twitter lebih kepada memahami interest dari orang-orang,” kata Country Business Head Twitter Indonesia Roy Mangunsong.

Selama ini Twitter telah menjadi platform bagi masyarakat untuk membicarakan topik yang berkaitan dengan brand atau produk, meng-update diri dengan berita terkini. Dengan menggunakan tagar, Twitter juga kerap digunakan untuk berkampanye dan bisa direspon langsung oleh follower dengan mudah.

Dikembangkan dalam bentuk dashboard, fitur-fitur GDIAnalytics membuat pengguna dapat mengetahui apa yang dibicarakan orang mengenai produk atau brand terkait, mengukur performa buzzer, siapa saja yang ikut mempromosikan kampanye berikut lokasinya, serta mengukur popularitas sebuah kampanye yang telah dijalankan.

“Kami ingin menyasar semua kalangan UKM yang mau mengembangkan usaha dan tentunya telah melek teknologi dan bersedia membayar Rp 500 ribu setiap bulannya,” kata Billy.

Untuk mengedukasi lebih banyak UKM memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi, GDILab melakukan rangkaian kegiatan offline, seperti pelatihan, didukung sepenuhnya oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Diharapkan mereka bisa memperkenalkan lebih banyak manfaat media sosial untuk mendukung kemajuan usaha UKM di Indonesia.

“Saya melihat saat ini perusahaan global yang menawarkan fitur dan layanan yang sama belum sepenuhnya peduli kepada UKM di Indonesia, dengan GDIAnalytics kami akan membantu semua UKM dengan memanfaatkan fitur-fitur yang dibutuhkan dan tentunya dengan harga yang terjangkau,” kata Billy.

Selain bermitra dengan Twitter, GDILab juga didukung IBM untuk hal infrastruktur. GDILab juga telah bermitra dengan perusahaan analitik Thailand Digital Associates Co.Ltd. (DA) yang telah berjalan selama hampir satu tahun.

“Analitik memungkinkan untuk menerka dan menentukan seperti apa minat serta interest dari konsumen. Diharapkan GDIAnalytics juga bisa berguna untuk UKM dan startup yang ada di Indonesia,” tuntas Billy.

GDILab Berencana “Spin Off” Gnews dan Jalin Kemitraan dengan Digital Associates Thailand

Gnews ingin fokus kepada bisnis dan memaksimalkan potensi pasar / DailySocial

GDILab memiliki dua informasi penting yang disampaikan melalui DailySocial. Pertama adalah penandatanganan kemitraan dengan Digital Associates Co.Ltd. (DA), sebuah perusahaan Thailand yang menyediakan layanan analisis. Yang kedua adalah rencana spin off layanan Gnews untuk membantunya lebih fokus terhadap pengembangan bisnis.

Continue reading GDILab Berencana “Spin Off” Gnews dan Jalin Kemitraan dengan Digital Associates Thailand

GDILAB Luncurkan Gnews

GnewsGDILAB (Generasi Digital Internasional), perusahaan analisis digital meluncurkan Gnews, sebuah aplikasi membaca berita. Berbasis teknologi yang dikembangkan sendiri oleh GDILAB, Gnews akan menjadi mesin pencari untuk berita-berita yang sesuai dengan minat penggunanya. Sistem kerjanya adalah dengan memasukan kata kunci dan semua berita terbaru yang dipublikasikan online, dan berita terkait dari berbagai media atau pun blog akan muncul.

Continue reading GDILAB Luncurkan Gnews