Apple Resmikan Developer Academy di Indonesia

Setelah Italia dan Brazil, Apple meresmikan fasilitas Apple Developer Academy di kawasan Asia Tenggara, dan Indonesia terpilih menjadi negara yang pertama. Terletak di BSD City, fasilitas Developer Academy dilengkapi dengan ruangan belajar luas yang bisa menampung lebih dari 100 siswa.

Investasi yang digelontorkan Apple disebutkan mencapai $44 juta (628 miliar Rupiah), yang terdiri dari tiga fasilitas Developer Academy. Selain di Jakarta, Apple berencana akan membangun dua fasilitas lain di pulau Jawa dan satu di luar pulau Jawa.

Di awal bermitra dengan Binus

Rudiantara (Menkominfo), Airlangga Hartanto (Menperin) dan siswa Apple Developer Academy
Rudiantara (Menkominfo), Airlangga Hartanto (Menperin) dan siswa Apple Developer Academy

Acara peresmian fasilitas Developer Academy tersebut turut hadiri Mentri Perindustrian Airlangga Hartanto dan Menkominfo Rudiantara. Dipandu perwakilan Apple Indonesia Mirza Natadisastra dan Director Apple Developer Academy Gordon Shukwit, diperlihatkan fungsi ruangan dan kemampuan para siswa (kebanyakan adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara) mempresentasikan aplikasi yang dibuat selama dua minggu saja.

“Saat ini baru mahasiswa dari Binus saja yang terdaftar menjadi siswa Apple Developer Academy. Selanjutnya juga akan dibuka kesempatan untuk kalangan umum yang ingin belajar menjadi developer,” kata Airlangga.

Apple Developer Academy saat ini secara khusus melakukan kolaborasi dengan Universitas Binus. Pihak Apple telah melakukan riset dan penelitian terkait mitra yang tepat untuk Apple Developer Academy di Indonesia. 

Kelas-kelas di Apple Developer Academy akan mencakup Objective-C dan Swift, yaitu bahasa pemrograman Apple yang diciptakan untuk membuat aplikasi iOS, Apple TV dan Apple Watch. Kelas harian yang dipimpin instruktur ahli akan memberikan siswa pengalaman mengubah ide mereka menjadi aplikasi dan dipasarkan melalui App Store.

“Untuk semua produk yang dibuat oleh siswa Apple Developer Academy, hak patennya akan dipegang oleh siswa tersebut, bukan Apple,” kata Airlangga.

Target Apple Developer Academy bisa merekrut 200 siswa untuk masing-masing wilayah. Selain mendapatkan pelatihan dari pengajar lokal, hadir pula pengajar asing yang didatangkan dari Apple Amerika Serikat.

Disinggung apakah nantinya Apple Developer Academy akan bersaing dan berpotensi untuk tampil lebih unggul dibandingkan dengan pemain lokal yang sudah hadir dengan pelatihan developer mereka, Menkominfo Rudiantara menyebutkan tidak akan menjadi masalah karena fokus Apple Developer Academy yang hanya menciptakan aplikasi iOS.

Fokus ke pengembangan talenta

Presentasi siswa Apple Developer Academy
Presentasi siswa Apple Developer Academy

Beberapa waktu lalu sempat berkembang rencana Apple untuk membangun pusat R&D di Indonesia. Disinggung apakah Apple Developer Academy ini tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah, Rudiantara menegaskan, fokus pemerintah Indonesia adalah soal talenta dan bagaimana Apple bisa membantu menambah wawasan dan pengetahuan generasi muda.

“Fokus pemerintah Indonesia saat ini lebih kepada talenta atau human capital. Bukan kepada produk tapi lebih kepada bagaimana bisa menciptakan tenaga muda yang mapan dan berkualitas di bidang teknologi,” kata Rudiantara.

Gandeng Binus, Nvidia Dirikan Pusat Pengembangan AI Pertama di Indonesia

Bagi mayoritas orang, nama Nvidia hampir sinonim dengan teknologi grafis. Memang sejak didirikan, perusahaan Santa Clara itu mencurahkan perhatiannya pada pengembangan GPU. Tapi sejak 2014, Nvidia memperluas bisnis mereka ke ranah gaming, data center, otomotif serta AI. Di bulan Mei kemarin, mereka berkolaborasi bersama Toyota dalam implementasi Drive-PX di kendaraan driverless.

Di minggu ini Nvidia punya berita gembira bagi pemerhati AI di Indonesia. Tepat pada tanggal 28 Agustus kemarin, perusahaan pimpinan Jensen Huang itu mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Bina Nusantara serta Kinetica untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan pertama di Indonesia, berlokasi di Kampus Anggrek. Acara itu dihadiri oleh rektor Binus Dr. Ir. Harjanto Prabowo, CEO Ir. Bernard Gunawan, wakil presiden sales & marketing Nvidia Raymond Teh, dan wakil presiden Kinetica Joseph Lee.

Nvidia AI R&D Center Indonesia 3

AI R&D research center tersebut difokuskan pada ranah deep learning. Tim akan ‘melatih’ neural network untuk mengenali pola dari data berjumlah besar. Menurut penuturan Raymond Teh, gunanya adalah buat memecahkan masalah-masalah kompleks dalam ilmu komputer. Saat ini, kita tahu software komputer sudah bisa menulis dan belajar sendiri. Dan tak lama lagi, ‘ratusan miliar’ perangkat dapat saling mengenali.

Nvidia menjelaskan bahwa langkah awal untuk bisa sampai di sana ialah dengan menyediakan pondasi dan solusi lewat produk. Selanjutnya, perusahaan merangkul universitas-universitas buat mendirikan laboratorium. Tentu saja, peran serta campur tangan para mahasiswa turut jadi kuncinya.

Nvidia AI R&D Center Indonesia 1

Pihak Binus sendiri menyambut baik kerja sama tersebut, karena betul-betul seirama dengan visi ‘Bina Nusantara 20/20’, yaitu menjadi institusi pendidikan kelas dunia demi menghadirkan inovasi. Pusat penelitian kecerdasan buatan ini juga dianggap Binus sebagai wujud dari komitmen universitas untuk ‘menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat dalam membangun serta melayani bangsa’.

Kinetica sendiri dipilih sebagai fasilitator sistem pengelolaan database berbasis GPU. Software racikan perusahaan asal Arlington itu telah dipakai di Angkatan Darat serta Layanan Pos Amerika Serikat, hingga GlaxoSmithKline (perusahaan farmasi) untuk mempermudah proses pendataan.

“Menguasai pengetahuan dan teknologi maju di bidang TI merupakan salah satu ketentuan dalam memiliki karir yang sukses di perusahaan multinasional atau menjadi pengusaha. Melalui pusat penelitian ini, kami akan mencoba mendidik, memperkaya dan memberdayakan masyarakat,” tutur Dr. Bens Pardamean selaku direktur Universitas Bioinformatics & Data Science Research Centre via rilis pers.

Header: Nvidia.

Tulungin Ingin Jadi Solution Provider untuk Pencarian Jasa Tukang Berbasis Teknologi

Adopsi teknologi yang terus tumbuh di Indonesia telah berhasil memicu berbagai layanan baru untuk tumbuh, salah satunya adalah on-demand. Naik daunnya layanan on-demand ini akhirnya menciptakan ruang bagi pemain-pemain baru dalam industri startup teknologi Indonesia untuk mulai unjuk gigi. Salah satunya adalah Tulungin yang memposisikan diri sebagai layanan untuk membantu pencarian jasa tukang.

Tulungin adalah startup yang diinisiasi oleh Fandi Setiawan, Nathan Harry, dan Calvin Ng Tjioe, dibantu oleh Yosef Samuel dan Lorenz Basuki. Tulungin sendiri saat ini tergabung dalam program startup bisnis yang dimiliki Binus.

Pada dasarnya, layanan Tulungin berupaya untuk membantu penggunanya dalam menemukan orang yang tepat untuk menyelesaiakan masalah kerusakan barang, seperti AC, Kulkas, Televisi, Mesin Cuci, hingga perbaikan kecil atau besar pada rumah seperti atap bocor. Saat ini, Tulungin sendiri masih berada dalam tahap beta dan masih dalam pengembangan.

Co-Founder Tulungin Calvin Ng Tjoe mengatakan, “Tulungin ini adalah sebuah aplikasi untuk membantu para customer mendapatkan jasa tukang terbaik. Untuk sekarang kami masih beta, jadi servisnya juga belum berjalan semua. Tapi, rencananya semua layanan pertukangan seperti AC, Pipa, [perbaikan] atap, dan lainnya akan kami berikan [dalam platform Tulungin].”

“Kami mengembangkan ini [Tulungin] karena pengalaman kami sendiri yang sering sulit mencari tukang yang bisa dipercaya. Kami sering sekali dibohongi mengenai harga yang selalu tidak jelas. […]Kami bukan marketplace, jadi kami akan menjadi solution provider, dimana customers tidak perlu lagi melakukan penyaringan dan pemilihan,” tambah Calvin.

Mengena harga, tarif rata-rata yang dikenakan  untuk jasa perbaikan saat ini adalah Rp 100.000. Harga tersebut belum termasuk suku cadang rusak yang harus diganti.

Sedangkan untuk harga di luar perbaikan, seperti pemasangan AC, itu jauh lebih bervariasi. Untuk pemasangan AC sendiri saat ini dikenakan biaya Rp 300.000.

Calvin sendiri berharap, bila tak ada hambatan berarti, rencananya Tulungin akan segera diluncurkan pada pertengahan tahun ini agar bisa diakses sepenuhnya oleh publik.

Bila nanti Tulungin sudah meresmikan peluncurannya, artinya ia harus siap untuk berkompetisi dengan beberapa pemain lama di sektor yang sama. Beberapa di antaranya adalah Carijasa, Seekmi, Monolia, dan juga Tolongin.

Tulungin juga sudah mengeluarkan aplikasi mobile yang dapat dipasang pada perangkat Android dengan mengunduh melalui Google Play.

Application Information Will Show Up Here

Enam Perguruan Tinggi Indonesia Peroleh Izin Selenggarakan Kuliah Online

Mendukung pembangunan sistem pendidikan di Indonesia, Wakil Presiden Boediono secara resmi memperkenalkan kuliah online yang akan diimplementasikan di enam perguruan tinggi tanah air pada kesempatannya di kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Rabu kemarin (15/10). Di antara enam perguruan tinggi tersebut, empat merupakan universitas negeri sedangkan dua sisanya merupakan universitas swasta yang fokus ke bidang teknologi informasi.

Continue reading Enam Perguruan Tinggi Indonesia Peroleh Izin Selenggarakan Kuliah Online

Besok, Hari Terakhir BNCC Gamefest 2013

Game festival yang diadakan Binus University akan berakhir besok, tanggal 6 April 2013. Masih ada kesempatan bagi para pembaca Trenologi untuk hadir hari ini dan besok. Bina Nusantara Computer Club Game Fest (BNCC Game Fest) adalah festival game petama yang diadakan Binus dengan tema ‘Your Only Gaming Zone’.

Continue reading Besok, Hari Terakhir BNCC Gamefest 2013

Start Young to Innovate, Kompetisi Ide Inovatif Untuk Pelajar SMA/SMK

Baru-baru ini, BINUS dan komunitas #StartupLokal mengumumkan sebuah kompetisi bernama Start Young to Innovate, yaitu sebuah kompetisi untuk para pelajar SMA atau SMK yang memiliki ide yang paling inovatif untuk dapat memecahkan masalah lingkungan maupun sosial di Indonesia.

Ada beberapa kategori yang disediakan dalam kompetisi ini, yaitu Poverty Alleviation/Economic Development, Human Rights, Peace & Security, Digital Inclusion, Global Health/AIDS, Education, Energy/Environment/Climate Change, Child/Youth Development, Volunteerism, Food/Portable Water, Microfinance, Drugs/Crime, Elections/Government, dan Other – kategori lain yang tidak masuk ketegori di atas.

Continue reading Start Young to Innovate, Kompetisi Ide Inovatif Untuk Pelajar SMA/SMK

Himsisfo 2010 : Yang Muda Yang Berkarya

Ya, memang judul dari posting ini berkesan sangat tua dan tidak modern, terasa balik ke era orde baru. Namun setidaknya cukup bisa menggambarkan semangat para mahasiswa kita yang sedang bersiap masuk ke industry teknologi informasi. Bina Nusantara, salah satu universitas yang unggul di bidang teknologi informasi kembali mengadakan Himsisfo Competition 2010, sebuah event tahunan yang diadakan oleh mahasiswa jurusan Sistem Informasi.

Event ini sendiri sebenarnya ditujukan untuk para mahasiswa dan juga pelajar SMA yang nantinya akan berkompetisi di bidang web design, programming dan juga bisnis. Ketika saya masih jadi mahasiswa 2 tahun lalu-pun saya sempat ikut event Himsisfo ini di kategori programming, namun karena terlambat men-submit jadinya saya gugur. Waktu itu-pun saya berfikir bahwa event-event seperti ini harus sering diadakan, kalau perlu oleh setiap kampus untuk membangun kualitas mahasiswa yang tinggi.

Continue reading Himsisfo 2010 : Yang Muda Yang Berkarya