Gandeng Bukalapak, BlackBerry Resmi Luncurkan BBM Shopping

Hari ini (2/12) salah satu aplikasi messenger populer di Indonesia, BlackBerry Messenger (BBM), secara resmi mengumumkan kehadiran BBM Shopping. Salah satu portofolio EMTEK, Bukalapak, digandeng sebagai mitra dalam layanan BBM Shopping ini dan memilki peluang untuk memperluas jaringan ke lebih dari 60 juta pengguna BBM di Indonesia. Dengan peluncuran BBM Shopping, artinya para pengguna BBM tinggal menunggu satu lagi layanan yang dijanjikan untuk hadir, yaitu BBM Travel.

Sejak menjalin kerja sama strategis dengan EMTEK melalui anak perusahaannya, BBM memang terus membenahi layanannya agar tetap kompetitif di pasar Indonesia – pasar dengan lebih dari 60 juta pengguna BBM berasal dari total 90 juta yang ada di dunia. Akhir November silam, BBM pun mengumumkan untuk menambah dua layanan baru, yakni BBM Shopping dan BBM Travel. Sebelumnya, BBM juga menambah layanan BBM Discovery dan pembelian voucher.

Hari ini, BBM Shopping meluncur lebih dahulu dari BBM Travel dan menggandeng Bukalapak sebagai rekanan. Melalui kerja sama ini, pengguna Bukalapak dapat mengubungkan akun online yang dimiliki ke layanan BBM Shopping dan pengguna baru hanya perlu menyiapkan akunnya satu kali saja dan tidak perlu login ulang untuk melakukan pembayaran nantinya melalui BBM.

CEO Bukalapak Achmad  Zaky mengatakan, “Kami bangga untuk mengumumkan kolaborasi antara Bukalapak dan BBM sebagai bagian dari komitmen kami untuk terus memberikan pengalaman online shopping yang lebih baik. […] Lewat fitur yang sederhana, mudah, cepat, dan efisien dari BBM Shopping, saya yakin kolaborasi ini akan mendorong masyarakat untuk bergabung dan ambil bagian dalam online marketplace.”

Sejak hadir pada Agustus 2005, BBM memang telah berkembang dari sekedar aplikasi pesan menjadi sebuah aplikasi sosial dengan beragam fitur. Beberapa di antaranya adalah BBM Game Center, BBM Pulsa/PLN, BBM Voucher, dan yang terbaru BBM Shopping sebagai fitur untuk belanja online melalui Bukalapak. BBM Shopping sendiri nantinya akan didukung oleh fitur BBM Checkout untuk pembayaran.

“Kami akan mentransformasikan BBM dari aplikasi pesan biasa antara dua orang menjadi platform mobile yang canggih dan merek-merek tidak hanya dapat melakukan interaksi dengan para konsumen, tetapi juga dapat mendorong pembelian dari para penggunanya. Kami juga akan mengurangi waktu checkout pengguna dengan proses yang lebih efisien untuk meningkatkan konversi penjualan bagi pedagang  dan mengurangi kemungkinan para pengguna untuk meninggalkan keranjang belanja mereka,” ujar Matthew Talbot, CEO Creative Media Works, perusahaan yang mengoperasikan dan menjalankan BBM secara global.

Talbot menambahkan, “BBM [akan] terus berupaya mengembangkan fitur dan layanan baru untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna dan nilai tambah untuk para mitra kami, dengan segera memperluas platform komunikasi untuk para pembeli dan penjual BBM Shopping melalui BBM Chat. Hal ini guna menciptakan pengalaman yang lebih mengesankan dan menarik untuk para pengguna.”

Ke depannya, berbagai startup portofolio EMTEK juga direncanakan untuk dapat terhubung dengan layanan BBM. Sebagai informasi, EMTEK sendiri telah berinvestasi di beberapa startup yang bergerak di sektor e-commerce seperti Bukalapak, Bobobobo, dan HijUp.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan BBM Shopping dan BBM Travel Segera Hadir di BlackBerry Messenger

Sejak menjalin kerja sama strategis dengan EMTEK (KMK Online), aplikasi percakapan BlackBerry Messenger (BBM) terus berbenah dengan menambah berbagai jenis fitur dan layanan agar dapat berfungsi sebagai all-in-one platform yang lengkap. Paling baru, BBM berencana untuk menambah dua layanan lagi, yaitu BBM Shopping dan BBM Travel. Kedua layanan tersebut rencananya akan diluncurkan pada minggu kedua Desember 2016 dan mengintegrasikan startup portofolio EMTEK ke dalamnya.

BlackBerry memang sudah kalah telak dalam hal persaingan di ranah smartphone dengan para vendor smartphone lainnya yang beredar di Indonesia. Namun, aplikasi percakapan mereka masih mendapatkan tempat di hati para penggunanya dan tidak kalah saing dari aplikasi sejenis seperti WhatsApp, ataupun LINE.

Berdasarkan data survei JakPat, BBM masih menjadi aplikasi pesan instan terlaris di Indonesia dengan persentase mencapai 80,31 persen. Setelah BBM, di urutan berikutnya ada WhatsApp, LINE, FB Messenger, dan Telegram. Menariknya, di riset yang sama juga mengungkapkan penggunaan BBM merata berada di persentase puncak di setiap kategori penggunaan, baik untuk berhubungan sesama teman, di lingkungan pekerjaan dan juga keluarga.

Untuk tetap bisa kompetitif di pasar Indonesia, pembenahan pun mulai dilakukan dan ditandai dengan terjalinnya kerja sama dengan EMTEK melalui KMK Online. Dampaknya mulai terlihat dengan banyaknya fitur baru dan layanan yang disematkan di platform BBM.

Beberapa di antaranya adalah BBM Discoverypembelian voucher, dan kanal game yang diperkuat lewat kerja sama strategis dengan Neowiz Games. Ini dilakukan agar BBM berfungsi sebagai all-in-one platform yang lengkap, tetapi tetap menjaga identitasnya sebagai aplikasi pesan.

Rencana untuk menjadi all-in-one platform pun nantinya akan dilengkapi dengan kehadiran layanan BBM Shopping dan BBM Travel yang dijadwalkan untuk meluncur di minggu kedua Desember 2016.

VP of Product Development KMK Online Hadikusuma Wahab (Dhiku) mengatakan, “BBM Shopping dan BBM Travel [rencananya] akan diluncurkan pada Desember nanti, minggu kedua. […] BBM Shopping merupakan layanan yang terintegrasi dengan Bukalapak dan BBM API, sehingga memudahkan pengguna untuk belanja tanpa harus login berulang kali. […] Maksudnya, cukup login sekali dengan account Bukalapak, setelah itu BBM akan connect dengan account Bukalapak – nya. Jadi, ke depannya tidak perlu login lagi.”

“Untuk BBM Travel, kami bekerja sama dengan Reservasi yang merupakan layanan travel baru dari EMTEK. Saat ini traction-nya [sendiri] cukup baik secara organik karena kita belum melakukan launch atau promo yang besar,” lanjutnya.

Meski di tahap awal layanan yang terintegrasi dengan BBM Shopping dan BBM Travel masih terbatas, tetapi ke depannya semua startup dalam portofolio EMTEK akan diupayakan untuk dapat terintegrasi dengan BBM. Dhiku pun membenarkan kabar ini.

“Betul [startup portofolio EMTEK akan terintegasi dengan BBM]. Saat ini BBM sedang berada dalam journey menuju open platform [dan] kami akan membuka kerja sama dengan partner lain untuk menyediakan layanan yang berguna untuk pengguna BBM,” ujarnya.

Dhiku menambahkan, “Kami juga akan membentuk tim untuk lebih aktif mencari dan bekerja sama dengan partner atau startup yang ada di Indonesia. Salah satu layanan, BBM News, juga akan membuka partnership dengan publisher lain sebagai bagian dari keterbukaan kami.”

EMTEK sendiri terbilang cukup aktif dalam berinvestasi di ranah teknologi. Beberapa startup atau perusahaan yang ada dalam portofolio EMTEK adalah Bukalapak, Bobobobo, Kudo, iflix, Oto.com, Karir, Seekmi, dan HijUp.

Di samping fokus untuk menjadi open platform BBM juga akan tetap menjaga identitasnya sebagai sebuah aplikasi pesan. Dhiku sendiri menjanjikan bahwa ke depannya akan ada perbaikan dari sisi UI/UI dan juga tidak menutup kemungkinan untuk menambahkan integrasi chat bot untuk pengalaman yang lebih baik.

“Kami akan melakukan peningkatan untuk membuat pengalaman chat yang lebih baik dari sisi UI/UX. Lalu kami juga akan fokus ke open platform melalui kerja sama dengan partner lokal dengan menambah layanan-layanan baru di BBM dan juga menyediakan Chat API yang memungkinkan interaksi yang lebih baik. Misalnya dengan chat bot atau chat langsung yang ada di BBM,” tandas Dhiku.

Application Information Will Show Up Here

Bos BlackBerry Amini Segera Rilis Ponsel dengan Keyboard Fisik

Kabar soal kehadiran smartphone BlackBerry yang dilengkapi keyboard fisik sepertinya bukan isapan jempol. CEO BlackBerry, John Chen baru-baru ini mengamini sendiri rumor itu ketika hadir dalam sebuah wawancara televisi. Konfirmasi ini sekaligus mengobati rasa kecewa pengguna karena tak menjumpai desain ikonik tersebut di DTEK50 dan DTEK60.

Sayangnya Chen tak bersedia membeberkan lebih jauh soal smartphone terbarunya itu, bahkan tidak menyinggung soal desain candybar atau slider seperti halnya di Priv. Sementara di luar sana sejak lama berkembang rumor penggunaan desain klasik ketimbang mekanisme slider.

Tetapi Chen sudah mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang dalam proses penjajakan dengan dua perusahaan untuk memproduksi ponsel tersebut. Belum ada penyebutan nama, tapi jika bukan dari Tiongkok, kemungkinan smartphone akan dirakit di India. Ponsel juga tidak akan diluncurkan di tahun ini, paling cepat di tahun 2017.

Sementara itu, jauh sebelum Chen buka mulut, BlackBerry telah sejak lama diberitakan sedang menggarap perangkat baru dengan kode Mercury yang terlihat tak begitu konsisten dengan perangkat berbekal keyboard fisik ini. Bocoran gambarnya bisa Anda lihat di bawah ini.

blackberry mercury

Perangkat dikatakan mempunyai layar selebar 4,5 inci full HD dengan dukungan layar sentuh. Jika BlackBerry benar-benar ingin mewujudkan ponsel yang dijanjikan, kemungkinan konfigurasi ini tidak akan dipakai. Kecuali soal prosesor octa-core dari Qualcomm, RAM 3GB, memori 32GB, kamera 13MP plus 8MP serta komponen baterai sebesar 3.400Ah.

Sumber berita Bloomberg dan gambar header ilustrasi Priv.

BlackBerry DTEK50 dan DTEK60 Tiba di India

Dua minggu setelah meresmikan DTEK60, BlackBerry bergerak cepat mendistribusikan punggawa barunya ke pasar-pasar potensialnya. India menjadi pasar Asia pertama yang resmi disambangi, bukan hanya DTEK60 tapi juga bersama sang kakak, BlackBerry DTEK50.

BlackBerry yang tidak lagi terlibat dalam proses perakitan smartphone menggandeng Optiemus Infracom Limited untuk membantunya memasarkan keduanya di pasar India. DTEK50 ditawarkan mulai  Rs 21,990 atau Rp 4.3 juta-an dan DTEK60 ditawarkan mulai Rs 46,990 atau Rp 9.6 juta-an.

BlackBerry DTEK50_2

Mengulas sedikit soal spesifikasi keduanya, kita mulai dari DTEK50 yang ditenagai prosesor 617, RAM 3GB dan grafis Adregno 405. Sedangkan DTEK60 lebih bertenaga dengan chipset Snapdragon 820, RAM 4GB dan Adreno 530. Ruang simpan keduanya masing-masing 16GB dan 32GB dengan dukungan microSD.

Di sektor layar, keduanya hanya terpaut 0,3 inci. BlackBerry DTEK50 selebar 5,2 inci beresolusi FHD sedangkan DTEK60 seluas 5,5 inci dengan resolusi QHD.

BlackBerry DTEK60 Dibanderol di kisaran $499

Bagi BlackBerry, spesifikasi perangkat adalah nomor ke sekian. DTEK50 dan DTEK60 dipersiapkan dengan fokus pada bagian piranti lunak dan aspek keamanan yang memang sudah sejak lama menjadi zona nyaman BlackBerry dan diasosiasikan dengan perangkat-perangkat buatan mereka.

Kedua smartphone dibekali Bootloader aman yang diracik dari awal, menjaga perangkat dari ancaman peretasan dan semacamnya. Selain itu, BlackBerry juga membenamkan dukungan BlackBerry Hub dan Productivity Tab yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna dari kalangan korporat.

Belum ada bocoran ke mana lagi BlackBerry akan membawa dua punggawanya ini. Namun mengingat Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar terbesar mereka, sangat mungkin pasar tanah air bakal menjadi tempat berlabuh selanjutnya setelah India.

Sumber berita FoneArena.

Aplikasi BlackBerry Keyboard untuk Android Diperkaya Sejumlah Fitur Baru

Aplikasi keyboard untuk Android buatan BlackBerry baru saja diganjar update anyar yang membuatnya makin kaya dengan fitur-fitur baru. Fitur pertama, kini BlackBerry Keyboard memisahkan kata yang dipelajari dari penggunaan personal dengan kata-kata yang digunakan untuk pekerjaan. Tidak dijelaskan bagaimana cara kerjanya, namun fitur ini menjadi penambahan yang cukup menarik.

Berikutnya, pembaruan juga memungkinkan pengguna menggunakan gesture untuk melakukan beberapa tindakan, salah satunya swipe untuk menghapus ketikan yang salah. Penambahan fitur ini terbilang terlambat, pasalnya sejumlah aplikasi serupa sudah sejak pertama memberikan dukungan gesture. Tapi, terlambat tentu lebih baik ketimbang tidak sama sekali.

Lanjut, BlackBerry Keyboard untuk Android juga mendapatkan fitur cepat untuk mengganti bahasa. Pengguna dapat mengatur sebuah kunci untuk menjadi bahasa default, atau menggunakan bar space untuk mengubahnya secara instan. Namun fitur ini baru dapat digunakan oleh perangkat yang menjalankan sistem operasi Android 5.0 Lollipop.

Untuk menjumpai fitur-fitur baru tersebut, Anda cukup melakukan update melalui aplikasi Play Store di perangkat masing-masing.

Screenshots-from-BlackBerry-Keyboard-for-Android (1)

Aplikasi BlackBerry Keyboard cukup populer di kalangan Android, terutama mereka yang juga punya kekaguman dengan BlackBerry. Salah satu fitur yang digemari adalah Flik Typing dan juga kemampuannya untuk mempelajari kebiasaan pengguna selama menggunakan aplikasi, membantu kecepatan ketikan dengan memberikan saran kata demi kata berikutnya secara akurat. Keyboard peka terhadap sentuhan, mengoptimalkan akurasi, kenyamanan ergonomis, dan juga kontrol yang presisi.

Sumber berita CrackBerry dan gambar header Phandroid.

Application Information Will Show Up Here

Resmi Sudah, BlackBerry Sibak Smartphone Android Terbarunya, DTEK60

Setelah menghiasai berbagai headline media online, BlackBerry DTEK60 akhirnya benar-benar menampakkan diri secara resmi. Dibekali dapur pacu kelas atas Snapdragon 820 dan layar 5,5 inci QHD, DTEK60 menjadi smartphone Android BlackBerry yang paling gahar yang pernah ada.

Selain prosesor kelas atas, BlackBerry DTEK60 juga dibekali RAM sebesar 4GB yang dipastikan menghadirkan kemampuan multitasking yang mulus. Ruang simpan seluas 32GB juga menghadirkan keleluasaan bagi penggunanya untuk menyimpan berkas, foto, video dan aplikasi dalam jumlah yang besar.

Juru potret BlackBerry DTEK60 bukan juru potret biasa. Resolusinya saja mencapai 21MP, sehingga kualitas jepretan yang dihasilkan tentu setara dengan perangkat yang memang dirancang untuk itu. Plus, baterai 3.000mAh memberikan dukungan operasional yang lebih dari memadai.

Di sisi piranti lunak, seperti halnya DTEK50, smartphone ini juga dilengkapi serangkaian aplikasi yang dirancang untuk memberi rasa aman kepada penggunanya. Seperti, bootloader yang jauh lebih aman, Hardware Root of Trust dan aplikasi DTEK khas kreasi BlackBerry di samping sistem operasi Android Marshmallow yang terselip dalam kemasan komplet. BlackBerry juga menjanjikan upgrade ke Android 7.0 Nougat dalam waktu dekat.

Bicara desain, jangan kaget bila DTEK60 tampak jauh berbeda dari perangkat-perangkat keluaran BlackBerry sebelumnya. Bukan soal melupakan tradisi,tapi lebih pada strategi baru BlackBerry yang ingin lepas tangan dari proses perakitan perangkat di ranah mobile. Mereka lebih mempercayakan pengerjaan itu kepada TCL yang juga merupakan rekanan Alcatel. Sehingga tak mengherankan bila wujud DTEK60 sedikit banyak mempunyai kemiripan dengan DTEK50 dan juga ponsel-ponsel keluaran Alcatel.

Kemiripan lainnya terletak di sisi material yang sepenuhnya menggunakan material metal dan kaca di bagian depan dan belakang. DTEK60 juga menjadi ponsel Android pertama BlackBerry yang sudah mengusung sensor sidik jari. Tapi, untuk memperoleh smartphone ini, setidaknya konsumen harus merogoh kocek sebesar $499. Harga ini masih harus ditambah dengan pajak dan biaya lainnya.

Sumber berita BlackBerry | BlackBerry.

Bocoran Baru Beberkan Spek BlackBerry Mercury, Diyakini Bawa Keyboard Fisik

BlackBerry memang sudah lempar handuk dalam industri perakitan smartphone, tapi seperti yang dijanjikan, di masa mendatang ponsel-ponsel berlabel BlackBerry tetap akan menyapa pasar meski tanpa keterlibatan mereka dalam proses perakitannya. Sebagai gantinya, BlackBerry telah menunjuk rekanan yang akan bertanggung jawab meracik ponsel atas nama mereka. Di Tiongkok misalnya, TCL sudah lebih dulu mengambil peran itu kala BlackBerry meluncurkan DTEK50 yang kemungkinan besar akan terulang di proyek smartphone DTEK60.

Ponsel yang disebutkan terakhir masih belum disibak secara resmi, dan sekarang muncul bocoran sebuah perangkat lain berlabel BlackBerry di situs benchmark Geekbench yang disertai sejumlah rincian baru.

Dokumen pengujian BlackBerry Mercury di GeekBench
Dokumen pengujian BlackBerry Mercury di GeekBench

Dalam bocoran tersebut, smartphone dengan kode BBB100-1 atau dikenal juga dengan nama BlackBerry Mercury ini tampak mempunyai komponen di kelas menengah. Pertama yang jelas terlihat adalah hadirnya komponen chipset Snadpragon 625 yang mengemas delapan inti prosesor, RAM 3GB dan memori 32GB.

Di luar, BlackBerry Mercury menggunakan layar cukup ringkas 4,5 inci dengan resolusi HD. Yang paling menggembirakan, ada kemungkinan BlackBerry akan menyematkan keyboard fisik di smartphone Android keempatnya ini. Beberapa waktu yang lalu, BlackBerry pernah mengonfirmasi tidak akan membunuh ponsel dengankeyboard fisik, mengingat desain klasik ini berkontribusi dalam memperlambat tewasnya iterasi BlackBerry di ranah mobile.

Di samping itu, BlackBerry Mercury juga tampak sudah menggunakan Android 7.0 Nougat yang kemungkinan besar juga akan hadir dengan software keamanan yang jadi spesialisasi BlackBerry. Terakhir, BlackBerry Mercury mungkin juga akan ditenagai baterai 3.400mAh dan kombinasi kamera 18MP di belakang dan 8MP di depan.

Spesifikasi akhir BlackBerry Mercury bisa jadi akan berbeda dengan bocoran ini, tapi setidaknya kita sudah punya gambaran akan seperti apa jadinya nanti. Lagi pula, BlackBerry kemungkinan besar bakal meresmikan DTEK60 terlebih dahulu sebelum Mercury.

Sumber berita Crackbery dan gambar header BlackBerry Passport Silver Edition.

Kesepakatan Jangka Panjang Emtek dan Blackberry

Hari ini secara resmi CEO KMK Online Adi Sariaatmadja menyampaikan penjelasannya tentang kemitraan jangka panjang Emtek dengan Blackberry. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, bahwa kesepakatan antara BBM dan Emtek bernilai $207,5 juta (sekitar Rp 2,7 triliun) selama 6 tahun ke depan. Berita tersebut kemudian dicoba untuk dikoreksi oleh Adi mewakili Emtek dan juga BBM.

“Pertama ada kesimpangsiuran berita terkait istilah yang digunakan dalam perjanjian tersebut, yang dilaporkan bernilai $207,5 juta untuk jangka waktu enam tahun. Hal tersebut memberi kesan seolah-olah kemitraan ini akan berakhir setelah enam tahun dan tidaklah tepat,” kata Adi dalam rilisnya kepada DailySocial.

Dalam rilis tersebut tidak disebutkan berapa lama kesepakatan waktu antara Blackberry dengan Emtek, namun demikian Adi menegaskan kedua perusahaan melihat kesempatan besar untuk menumbuhkan bisnis konsumen BBM tidak hanya di Indonesia namun juga secara global.

Selain memanfaatkan fitur yang ada dalam channel yang ada, di BBM juga bisa dinikmati konten milik Emtek dengan sumber utama dari Vidio, platform video streaming dan konten milik Emtek.

Hal lain yang juga disinggung oleh Adi Sariaatmadja adalah mengenai kepemilikan 100 persen yang dikabarkan sepenuhnya dimiliki oleh Emtek. Dalam hal ini Adi menegaskan bahwa lisensi untuk perangkat lunak BBM beserta hak milik intelektualnya (IP) memang benar telah dimiliki oleh Emtek, untuk selanjutnya Emtek akan mengoperasikan platform tersebut untuk konsumen di Indonesia, di sisi lain Blackberry juga akan terus mengembangkan melalui BBM Protected.

“Banyak bisnis skala kecil di Indonesia memanfaatkan BBM untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Setelah kami menambahkan fitur pembayaran tidak ada yang tidak dapat kami lakukan. BBM saat ini telah menjadi aplikasi lebih berguna bagi merchant offline,” kata Adi.

Melalui KMK Online saat ini telah dibentuk unit konten digital milik Emtek untuk mengoperasikan BBM.

“Kami telah mendirikan sebuah kantor di Toronto agar kami dapat bekerja sama secara intensif dengan Blackberry. Kami juga memiliki tim di Waterloo, Mississauga dan Otawa di Kanada serta Singapura, Jakarta, Uni Emirat dan Afrika Selatan. Jelas bahwa kami tidak akan hengkang hanya setelah beberapa tahun,” kata Adi.

Tentunya masih banyak rencana yang akan diterapkan oleh KMK Online untuk mengembangkan BBM di Indonesia, mulai dari menghubungkan pengguna dengan merchant, mengombinasikan gudang data dan meningkatkan kemampuan kecerdasan artifisial (AI) untuk menyediakan konten BBM bagi pengguna. Namun yang paling penting adalah menciptakan ekosistem mobile yang sempurna.

BlackBerry Tak Sengaja Beberkan Spesifikasi DTEK60?

Sejak beberapa minggu yang lalu, kita sudah kerap disuguhi berbagai bocoran spesifikasi smartphone baru BlackBerry yang disebut bernama DTEK60. Bocoran desain bahkan sudah merebak, memberikan gambaran utuh soal rupa smartphone yang dimaksud. Tapi, baru-baru ini sepertinya BlackBerry tanpa sengaja membeberkan spesifikasi yang akan diusung oleh DTEK60.

Dalam laman yang sudah tidak bisa diakses itu, BlackBerry menampilkan komparasi gamblang antara DTEK50 dan DTEK60. Dari sanalah kemudian diketahui bahwa DTEK60 bakal punya dimensi lebih besar, 153.9 x 75.4 x 7 mm. Komponen layar DTEK60 juga sedikit lebih lebar, yakni 5,5 inci dengan resolusi 2560 x 1440 berbanding 5,2 inci 1080 piksel di DTEK50.

Untuk bagian dalam, seperti yang merebak dalam sejumlah rumor, BlackBerry DTEK60 memang bakal dibekali juru gedor Snapdragon 820. Komponen ini disempurnakan oleh kehadiran RAM sebesar 4GB dan memori internal seluas 32GB. Hebatnya, perangkat bakal mampu melahap memori tambahan hingga 2TB jika memang ada slot microSD seluas itu.

Dukungan daya dipercayakan pada baterai seluas 3.000mAh yang sudah dilengkapi fitur Quick Charge 3.0, kemudian port USB tipe C dan pemindai sidik jari.

Smartphone berbasis Android 6.0.1 Marshmallow ini dipastikan bakal membawa amunisi kamera yang mentereng. Di bagian belakang tersemat kamera 21MP yang mampu mengabadikan video beresolusi 4K. Sedang di depan, ada kamera 8MP yang dipercaya membidik pose selfie berkualitas tinggi.

Sayang belum ada info kapan BlackBerry akan memperkenalkan DTEK60 ke publik. Mempertimbangkan maraknya pemberitaan, tampaknya hal itu akan terealisasi tak lama lagi.

Sumber berita Softpedia dan gambar header Ubergizmo.

Apakah BlackBerry Masih Bisa Diterima Seperti Dulu Lagi

BlackBerry telah memutuskan untuk tidak membangun handset-nya sendiri dan di Indonesia memboyong produksi dan distribusi ke PT BB Merah Putih, joint venture antara BlackBerry dan Tiphone. Kesepakatan ini tentu akan membawa Tiphone “menguasai” proses produksi perangkat yang sempat sangat populer di Indonesia tersebut. Bersama Tiphone, BlackBerry yang diproduksi akan menggunakan sistem operasi Android. Hal ini adalah bagian agenda “tebar” lisensi yang dilakukan BlackBerry. Pihaknya masih bernegosiasi untuk menjalin kemitraan dengan lebih banyak produsen ponsel di negara lain.

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk sendiri sebagai perusahaan manufaktur ponsel sejauh ini belum memiliki produk signifikan di Indonesia. Sebanyak 25 persen sahamnya dimiliki oleh Telkom Group. Tiphone telah bermitra dengan pembuat ponsel asal Taiwan bernama Arima Communication, juga dalam sebuah joint venture. Perusahaan gabungan tersebut membangun pabrik di Delta Silikon, Cikarang, seluas 7.000 meter persegi dan memiliki kapasitas produksi hingga 300 ribu ponsel per bulan. Kemungkinan perangkat baru BlackBerry juga bakal diproduksi di sini.

Fokus Tiphone mau ke mana?

Tantangan Tiphone sebenarnya adalah menghasilkan perangkat yang mampu mengangkat kembali merek BlackBerry di pasaran. Tak mudah memang dan sejumlah orang merasa skeptis tentang kemungkinan kembalinya kejayaan BlackBerry di Indonesia. Salah satu yang berpendapat demikian adalah pengamat industri ponsel Herry SW. Mengawali perbincangan seputar kerja sama kedua perusahaan ini, ia justru menuturkan kedua pihak sebaiknya jangan terlalu menggembor-gemborkan fakta seputar produksi hardware BlackBerry adalah racikan Tiphone.

“Dengan memperhatikan perilaku konsumen di Indonesia, hal itu bisa berdampak negatif terhadap penjualan BlackBerry di sini. Tiphone dikenal sebagai merek lokal yang tidak terlalu populer. Kualitasnya tidak istimewa. Hal yang saya khawatirkan, kalau fakta bahwa peranti BlackBerry di sini diproduksi oleh Tiphone terlalu banyak disebarluaskan, hal itu bisa menjadi bumerang. Bukan mustahil muncul persepsi kalau kualitas peranti terbaru BlackBerry akan seperti Tiphone,” ujar Herry.

Konsumen tidak rasional, ada banyak faktor penyebabnya

Banyak hal yang mempengaruhi popularitas merek smartphone. Mau sebagus apapun spesifikasi dan kemampuan smartphone-nya, konsumen itu tidak rasional. Demikian menurut pandangan pengamat industri digital Aulia Masna. Dari pandangan tersebut ia mengatakan bahwa saat ini terlalu dini menjustifikasi sebuah handset akan sukses atau tidak cuma karena diproduksi oleh pabrikan tertentu.

Ia mencontohkan Xiaomi yang punya merek besar dan kualitas bagus nyatanya di Indonesia tidak terlalu laris, masih kalah jauh dari Oppo dan Andromax yang dari sisi kualitas dan kemampuan sebenarnya tidak jauh berbeda.

“Sekarang pembeli smartphone lebih banyak yang price conscious sedangkan BlackBerry itu brand premium. Jadi Tiphone harus memilih mau memasarkan BlackBerry ke segmen mana. Pesaingnya sudah terlalu banyak,” ungkap Aulia.

Sejumlah orang menyebutkan bahwa perusahaan masih memiliki kekuatan melalui platform BlackBerry Messenger (BBM). BBM kini tengah digunakan oleh lebih dari 60 juta pengguna ponsel di Indonesia. Saat ini kualitasnya pun terus dijaga dan dikembangkan oleh EMTEK untuk membuat para penggunanya betah. Pertanyaannya tentu kepada relevansi BlackBerry untuk mengandalkan BBM dalam memasarkan handset terbarunya.

“BBM jelas masih relevan. Penggunanya masih puluhan juta di Indonesia dan termasuk satu dari tiga aplikasi messaging yang paling populer di negara ini, jadi opportunity-nya masih besar untuk EMTEK selama mereka tetap mempertahankan BBM sebagai aplikasi yang relevan,” ujar Aulia.

Namun tak sedikit informasi yang mengabarkan bahwa pengguna BlackBerry pun banyak yang mulai move on ke layanan lain. Herry menuturkan:

“Masa keemasan BBM sebenarnya sudah berlalu. Kini BBM bukan lagi sesuatu yang menarik dan digemari. Contoh paling mudah adalah melihat orang-orang di sekitar kita. Telah banyak pengguna BBM yang beralih ke WhatsApp, Telegram, dan aplikasi lain. Meskipun masih ada, jumlah pedagang, agen properti, bahkan tukang sayur yang memanfaatkan BBM untuk media berjualan sudah jauh lebih sedikit dibandingkan beberapa tahun lalu.”

Menjadi BlackBerry yang dicintai konsumen Indonesia

Kasat mata terlihat jelas bahwa BlackBerry dihadapkan pada persaingan yang begitu sengit melawan jajaran ponsel Android. Kendati demikian, menurut Herry, ada beberapa hal yang bisa mendongkrak kembali penjualan ponsel BlackBerry, seperti harus memakai platform Android dan mendukung dual SIM.

Herry menambahkan bahwa merek BlackBerry masih lekat dengan penggunaan keyboard fisik dengan kenyamanan yang ditawarkan. Ini bisa menjadi poin plus, terlebih pemainnya sangat sepi. Terkait dengan harga jual, BlackBerry disarankan mulai mencoba merangkul kelas menengah, menjual perangkat dengan kisaran Rp 1,5 – 3 juta dengan spesifikasi setara dengan merek global di kisaran harga yang sama.