Blitz Mobility Pacu Industri Logistik Lewat Solusi Terpadu dan Kendaraan Listrik

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2022, output karbon yang dihasilkan dari kanal digital sebetulnya bisa lebih rendah dibandingkan bisnis dengan kanal penjualan tradisional apabila dioptimalkan. Salah satunya lewat penggunaan kendaraan listrik.

Laporan ini mengungkap, untuk mengurangi jejak karbon e-commerce, pelaku logistik yang menjadi salah satu tulang punggung utama industri ini, dapat memanfaatkan kendaraan listrik untuk mengelola pengiriman last-mile serta mengonsolidasikan operasional ke model satellit distribution.

Skenario di atas tengah direalisasikan oleh Blitz Electric Mobility, startup pengembang solusi manajemen logistik yang didukung armada motor listrik untuk segmen B2B. Blitz didirikan oleh Saivya Chauhan pada 2019 dan beroperasi pada awal 2022. Lewat solusi yang dikembangkan, Blitz berupaya menjawab tuntutan ESG dari para mitra bisnisnya.

Solusi logistik dan kendaraan listrik

Blitz Electric Mobility adalah penyedia layanan 4PL yang menawarkan jasa logistik terpadu, baik penjadwalan kurir maupun pengiriman. Model bisnis utamanya ada dua. Pertama, mengembangkan solusi logistik end-to-end untuk membantu klien meningkatkan efisiensi operasional dan pengiriman barang.

Dalam memastikan pengoperasian yang efisien, Blitz mengimplementasikan teknologi AI agar dapat mengoptimalkan kinerja pengemudi dan armada. Selain itu, solusi ini juga disebut dapat mengoptimalkan rute, melakukan smart scheduling, dan menghasilkan insight berbasis data yang didukung dengan management tool.

Kedua, Blitz juga menyediakan kendaraan listrik yang dipasok dan dibiayai oleh mitra OEM. Kendaraan listrik ini dapat dimiliki oleh kurir dengan skema lease-to-own dalam jangka waktu 3-4 tahun. Pembayarannya pun diambil langsung dari pendapatan kurir. Adapun, kendaraan listrik ini didukung dengan solusi manajemen armada dan data telematic SaaS.

“Kami memiliki value proposition pada kemampuan untuk menjamin margin per pengiriman lebih tinggi. Caranya melalui logistic tech stack kami, digabungkan dengan machine learning, AI, dan modeling algoritma prediktif. Kami tidak berkompetisi dengan perusahaan logistik lain. Fokus kami adalah kemitraan B2B, integrasi seamless dengan operasional mereka sehingga bisa memberikan pengiriman dengan margin rendah ke kami. Ini menguntungkan kedua pihak dan dapat mendorong pertumbuhan industri,” ungkap Founder dan CEO Blitz Electric Mobility Saivya Chauhan.

Dalam mengintegrasikan solusinya ke operasional klien, Blitz membidik peningkatan volume pengiriman atau pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengiriman.

Ia mencontohkan salah satu klien dari farmasi yang melakukan rata-rata 5.000-7.000 pengiriman per bulan. Setelah bekerja sama dengan Blitz, klaimnya perusahaan telah meningkatkan volume pengiriman per bulan menjadi 10.000-12.000. Pada contoh lainnya, salah satu perusahaan teknologi mampu menghemat waktu hingga 16% menjadi 2,5 jam pada pengiriman daging beku dari waktu pengiriman semula selama 3 jam.

Strategi penetrasi

Merujuk pada laporan terbaru AC Ventures dan Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), pasar kendaraan listrik dalam negeri tercekal sejumlah tantangan mulai dari keterbatasan ekosistem produksi, infrastruktur baterai, hingga rantai pasok lokal.

Saat ini, jaringan charging station dan battery swap kendaraan listrik belum banyak dikarenakan biaya investasi infrastruktur pengisian/penukaran baterai masih mahal. Harga kendaraan listrik juga tidak murah, sedangkan opsi pembiayaannya belum banyak. Spesifikasinya terbatas sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan banyak pengendara. Per 2022, baru ada 439 high-powered general charging station di 328 titik lokasi dan 961 BSS di Indonesia.

Isu di atas dialami Blitz dalam memperkenalkan konsep mobilitas listrik dan logistik berkelanjutan kepada calon pengguna. Ia mengaku kebanyakan klien lebih memprioritaskan aspek kecepatan dan biaya murah pada pengiriman, tak peduli metode pengirimannya.

Selain itu, ungkapnya, keterbatasan teknologi baterai menyulitkan setiap merek kendaraan listrik untuk beroperasi di seluruh kota karena ketersediaan jenis baterai dan stasiun pengisian daya yang berbeda. Dan ini menjadi isu yang paling dikhawatirkan oleh calon pembeli/pengguna.

“Mereka tidak dapat menggunakan stasiun pengisian daya yang ada dan lebih memilih yang kompatibel dengan kendaraan mereka. Kurangnya infrastruktur serta desain yang belum sesuai membuat pasar kendaraan listrik sulit berkembang,” tuturnya.

Beberapa strategi telah disiapkan oleh perusahaan di antaranya adalah bekerja sama dengan ekosistem OEM lewat skema sewa. Dengan strategi ini, Blitz mengaku dapat memilih model kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan mengingat tidak semua model dapat memenuhi persyaratan, seperti tipe baterai hingga pengiriman kargo. Saat ini, terdapat lebih dari 100 manufaktur motor listrik yang berbeda di Indonesia.

Kemudian, pihaknya memberikan insentif kepada pengemudi, termasuk memberi dukungan dalam bentuk BPJS, pelatihan, hingga program kepemilikan dengan skema lease-to-own. Dengan memanfaatkan tech stack internalnya, Blitz dapat menetapkan jumlah pengemudi kepada klien dalam sehari.

“Kurang dari 30.000 unit kendaraan listrik terjual di 2015, jauh dibandingkan kendaraan berbahan bakar gas yang terjual sebanyak 5,52 juta unit di 2022. Mitra OEM kami mengakui kesulitan dengan penjualan di pasar, makanya mereka setuju untuk bekerja sama dengan kami lewat skema sewa untuk menyebarkan unit kendaraan mereka di lapangan.”

Blitz telah bekerja sama dengan 35 klien, termasuk Grab, Lazada, dan Paxel, dari berbagai sektor antara lain logistik, e-commerce, F&B, transportasi, ritel, grocery dan pertanian, cold storage, farmasi, hingga perbankan.

Raih EBITDA

Saat ini, ungkap Saivya, Blitz masih mengandalkan pendanaan internal untuk beroperasi karena sudah mencapai keuntungan. Blitz beroperasi sejak Februari 2022 dan mengklaim telah meraih EBITDA setahun setelahnya.

Perusahaan mengantongi pertumbuhan pendapatan per bulan sebesar 16% dengan tingkat retensi dan konversi masing-masing 100%. Artinya, Blitz melakukan pilot tentang cara kerja sebelum bekerja sama dengan klien. Rata-rata pengiriman per bulan mencapai 300 ribu dengan tingkat performa kinerja kurir hingga 50% lebih baik.

Total pengiriman 1,7 juta
Total pengemudi 1200
Total klien 35
Emisi CO2 per kg yang dicegah 3.863.399 
Pemangkasan waktu pengiriman 16%
Pengurangan biaya pengiriman bagi klien 42%

“Kami tidak bergantung pada pendanaan eksternal untuk beroperasi. Fokus kami sejak awal adalah membangun model bisnis yang berkelanjutan. Pendekatan ini memampukan kami mengejar pertumbuhan tanpa bakar uang,” ungkapnya.

Menurutnya, pelaku startup sulit memperoleh kesepakatan pendanaan dari VC sehingga perlu tetap resilien, dan menghindari keputusan yang berujung pada tech winter pada tahun lalu.

Astra Apresiasi Pemenang Astranauts 2023 dari Jalur Startup dan Mahasiswa

Astra mengumumkan pemberian apresiasi kepada tiga mahasiswa dan tiga startup sebagai pemenang kompetisi inovasi digital dan teknologi Astranauts 2023. Kesempatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan acara Demo Day & Awarding Astranauts 2023 yang dihadiri Direksi Astra, para juri, dan mentor.

Astranauts yang sudah memasuki tahun kedua ini mengangkat tema “Building A Sustainable Future Through Technology” sebagai salah satu bentuk nyata dari inisiatif Astra untuk mendukung perkembangan inovasi digital bagi startup dan mahasiswa di Indonesia, serta menjawab tantangan bisnis dan teknologi saat ini.

Para pemenang Astranauts ini telah mencetuskan ide inovatif di bidang sustainability, edutech, emerging tech, health, agribusiness, mobility, fintech, logistic, dan new media.

“Sebagai wujud dukungan Astra terhadap ekonomi digital Indonesia, Astra menginisiasi Astranauts sejak tahun 2022 untuk semakin mendorong inovasi digital bagi startup dan mahasiswa di Indonesia dalam menjawab tantangan bisnis dan teknologi serta memberikan dampak positif bagi Indonesia secara berkelanjutan,” ujar Direktur Astra Santosa saat membacakan sambutan Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro.

Demo Day & Awarding Astranauts 2023

Selama masa penjaringan, Astra mengumpulkan lebih dari 900 ide inovasi dari 2.200 pendaftar. Setelah melewati tahap kurasi, terpilih 23 finalis yang terdiri dari 12 startup dan 11 mahasiswa. Mereka semua telah mendapatkan sesi mentorship dengan para pakar dari berbagai industri selama dua pekan, serta mempresentasikan konsep bisnis dan ide inovasi di hadapan Direksi Astra dalam rangkaian acara Demo Day.

Setelah melewati serangkaian tahapan penjurian, terpilih masing-masing tiga pemenang pada jalur startup dan mahasiswa, yakni:

Jalur Startup
Juara 1: Fazpass
Juara 2: Blitz Electric Mobility
Juara 3: Seratuspersen Anak Nusantara

Jalur Mahasiswa
Juara 1: Karla Bionics
Juara 2: Moona
Juara 3: MyECO

Pemenang dari jalur startup mendapatkan hadiah senilai Rp100 juta untuk juara pertama, Rp70 juta untuk juara kedua, dan Rp40 juta untuk juara ketiga. Sementara untuk jalur mahasiswa, pemenang mendapatkan hadiah senilai Rp40 juta untuk juara pertama, Rp30 juta untuk juara kedua, dan Rp20 juta untuk juara ketiga.

Tak hanya itu, Astra juga memberikan dua kategori penghargaan baru kepada peserta, yaitu Fans Favorite: finalis yang berhasil menarik perhatian masyarakat berdasarkan hasil voting yang dilakukan melalui website, dan Out of The Box: finalis yang berhasil memberikan ide baru dan unik berdasarkan penilaian juri yang dilaksanakan pada Demo Day.

Akhirnya, terpilihlah Kawancara sebagai pemenang Fans Favorite dan Mengasihi Group, dan Speakapp sebagai pemenang Out of The Box. Kemudian, seluruh finalis akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program inkubasi Astra InnovLab, dan menjadi bagian dari Astra Startup Community, serta berkesempatan berkolaborasi dengan Grup Astra.

Sebagai penutup, diselenggarakan Astranauts Conference 2023 dengan beragam topik inspiratif yang akan dihadiri oleh lebih dari 25 tech leader, pemimpin industri, dan regulator untuk berbagi insight menarik di sembilan bidang penilaian. Acara ini diselenggarakan pada hari ini (8/6) di Menara Astra, Jakarta.

Astranauts 2023 bermitra dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI), Kementerian Perhubungan RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Biofarma, MRT Jakarta, Bank Indonesia, Blue Bird Group, GoTo, GovTech Edu Indonesia, GDP Labs, Sime Darby, MD Entertainment, Google APAC, Google Cloud Indonesia, Meta Indonesia, Microsoft Indonesia, AWS Indonesia, Halodoc, DANA, Mapan, Dagangan, Eduqat, eFishery, JALA, Rekosistem, Paxel, Waresix, Shipper, Noice, Ayoconnect, Kejora Capital, Plug and Play Indonesia, Arkblu, Chickin, Belajarlagi, MarkPlus Inc., WeTV Indonesia, Kumpul ID, Astra Startup Community, Binus University, dan Indonesia LPDP Entrepreneurs Club (ILEC) yang terlibat sebagai mentor, juri dalam Demo Day, dan pembicara dalam Astranauts Conference 2023.

Disclosure: DailySocial.id merupakan strategic partner Astranauts 2023