Mozilla Berencana Hadirkan Fitur Pemblokir Iklan yang Lebih Kuat di Firefox Focus 9.0

Iklan kerap menjadi dilema di kalangan penerbit, pengembang browser dan juga vendor iklan. Di satu sisi, iklan bisa mendatangkan benefit bagi pencari informasi, tetapi di sisi lain ketika praktiknya dijalankan secara berlebihan, iklan menjadi perusak pengalaman jejalah internet sehingga kemudian muncullah aplikasi ad-blocker dalam berbagai bentuk dan cara kerja.

Bahkan, kini semakin banyak browser yang menyematkan kemampuan serupa sehingga pengguna tidak harus memasang aplikasi dari pihak ketiga. Seperti yang dilakukan oleh Mozilla yang tengah mempersiapkan Firefox Focus 9.0 build terbaru yang hadir dengan pemblokir iklan bawaan untuk menjauhkan iklan-iklan mengganggu itu.

Sebagai pengingat bagi Anda yang belum pernah mendengar Firefox Focus, ini adalah versi ringan dari browser Firefox standar untuk Android dan iOS, lebih bersahabat untuk sumber daya perangkat dan lebih berfokus pada fitur privasi pengguna.

firefox-focus

Di browser Firefox Focus, kata sandi pengguna tidak disimpan oleh aplikasi, dan aktivitas penelusuran juga tidak dilacak apalagi dicatat oleh Mozilla. Di versi sebelumnya, sejumlah tipe iklan sudah diblokir. Tetapi Mozilla ingin membawanya ke level yang lebih intens, sehingga perbaikan diharapkan dapat memastikan semua iklan diblokir oleh browser. Menurut tiket bug Mozilla baru, fitur pemblokir iklan di Firefox Focus 9.0 dijadwalkan rilis pada 12 Februari 2019.

Untuk memastikan segalanya berjalan baik, Mozilla bakal menjalankan percobaan A/B di mana 50% pengguna akan mengaktifkan semua fitur pemblokiran iklan, sedangkan 50% lainnya akan menonaktifkan pemblokir iklan dan pengaturannya disembunyikan dari antarmuka. Eksperimen ini dirancang untuk melihat apakah fitur pemblokir iklan secara signifikan meningkatkan intensitas dan durasi penggunaan aplikasi.

Sayangnya Mozilla belum bersedia memberikan informasi untuk menjawab berita yang beredar. Jadi, satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan menunggu hingga fitur tersebut diluncurkan.

Sumber XDA.

Xiaomi Diam-diam Rilis Browser Ringan dan Cepat untuk Android

Tanpa perayaan atau pengumuman apapun, pabrikan asal Tiongkok Xiaomi resmi punya aplikasi peramban seluler untuk pengguna smartphone berbasis Android. Dinamai Mint Browser, platform baru buatan Xiaomi ini akan bersaing dengan sederet nama-nama besar seperti Opera Mini, Google Chrome, UC Web dan Firefox.

Memiliki ukuran hanya 11 MB dan bebas iklan, Mint memboyong sebagian besar fitur yang dapat dijumpai di peramban seluler modern namun dengan beban yang ditekan seminimal mungkin. Meski terkesan ringkas, Mint menawarkan pengalaman browsing web multi-tab yang handal di samping menyediakan modus incognito untuk yang tak ingin “diawasi”.

Ketika Mint dijalankan, ia akan menyambut pengguna dengan daftar situs web yang dipilih sebelumnya. Daftar ini sudah barang tentu dapat dimodifikasi, ditambahkan atau juga dikurangi. Di bagian atas, ada juga bilah pencarian di mana Anda dapat memilih mesin pencari favorit, seperti Google dan Bing. Peruntukannya yang spesifik untuk perangkat minimalis terasa masuk akal dengan adanya fitur memangkas penggunaan data dan kemampuan me-render laman web dengan kecepatan yang sangat baik.

mint-browser

Bagi mereka yang gemar membaca di malam hari, Mint juga menawarkan mode gelap, fitur yang dimaksudkan untuk mengurangi kelelahan pada mata. Bahkan, dengan kemasannya yang terlihat minimalis, Mint Browser mampu menawarkan keleluasaan kepada pengguna untuk beralih dari satu agen ke agen pengguna lainnya dan memilih versi iPhone atau Desktop dari situs web favorit mereka.

Bagi yang ingin mencoba rasa Mint Browser buatan Xiaomi ini, Anda tidak harus berdomisili di India seperti yang dilaporkan oleh sejumlah media. Karena redaksi Dailysocial telah mencoba mengunduh aplikasi dan berhasil. Mint tersedia di Google Play Store dan kompatibel untuk ponsel yang berjalan di Android 4.4 atau lebih tinggi.

Application Information Will Show Up Here

Sumber berita GSMArena.

Microsoft Edge Bakal Adopsi Teknologi Open-Source Chromium

Di bawah komando Satya Nadella, Microsoft dalam beberapa tahun terakhir tampak lebih aktif berpartisipasi dalam komunitas pengembangan software open-source. Puncaknya terjadi pada bulan Juni lalu, tepatnya ketika Microsoft mengumumkan bahwa mereka berniat mengakuisisi GitHub, salah satu platform open-source terpopuler yang ada saat ini.

Namun itu rupanya belum cukup untuk menunjukkan komitmen Microsoft terkait filosofi open-source. Baru-baru ini, mereka mengumumkan bahwa browser andalannya, Edge, bakal mengadopsi proyek open-source Chromium yang digagaskan Google. Ya, ini berarti ke depannya Edge bakal menggunakan rendering engine yang sama seperti Chrome.

Mengapa baru sekarang? Mungkin Microsoft baru menyadari kelemahan Edge perihal kompatibilitas. Namun situasinya bakal berubah drastis ketika Edge sudah memakai fondasi teknologi yang sama seperti Chrome. Chrome adalah browser terpopuler saat ini, jadi wajar apabila developer selalu memastikan situsnya bisa berjalan optimal di Chrome.

Selain penyempurnaan kompatibilitas, pengadopsian Chromium juga berarti Edge bisa hadir di lebih banyak platform. Edge nantinya dapat diunduh oleh konsumen yang perangkatnya masih menjalankan Windows 7 atau Windows 8, dan Microsoft tidak menutup kemungkinan akan eksistensi Edge di platform macOS.

Terakhir, Microsoft juga berjanji untuk aktif berpartisipasi dalam pengembangan Chromium. Kontribusi mereka pada dasarnya berpotensi menjadikan browserbrowser berbasis Chromium lebih baik di platform Windows, termasuk Chrome itu sendiri.

Sumber: Microsoft.

Firefox Kedatangan Dua Fitur Eksperimental Baru: Price Wise dan Email Tabs

Mozilla belakangan ini cukup rajin bereksperimen dengan fitur-fitur baru untuk Firefox. Sebelumnya sudah ada password manager dan extension penyaji konten terkait. Sekarang, bertepatan dengan akan datangnya musim liburan, Mozilla bereksperimen dengan fitur untuk memudahkan proses belanja online.

Hasil pemikiran mereka adalah extension bernama Price Wise. Sementara baru tersedia untuk konsumen di AS, fitur ini memungkinkan pengguna untuk memonitor harga barang yang dijual di peritel besar seperti Amazon, Walmart, Best Buy, eBay atau The Home Depot.

Caranya sangat mudah. Pengguna hanya perlu menambahkan produk yang diincar ke Price Wise. Setelahnya, setiap kali harganya turun, mereka bakal mendapatkan notifikasi. Dari situ pengguna bisa langsung membeli barangnya tanpa perlu repot-repot mencarinya lagi di salah satu situs peritel.

Lebih jelasnya Anda bisa langsung tonton video di bawah ini.

Di samping Price Wise, Mozilla juga meluncurkan extension bernama Email Tabs. Extension ini dimaksudkan untuk mempermudah pengguna mengirim konten pada suatu situs via email. Kontennya bisa berupa sebatas tautan saja, screenshot, atau satu halaman penuh, lengkap dengan teksnya.

Prosesnya sama sekali tidak memerlukan metode copy-paste. Cukup buka tab situs yang hendak dikirim, lalu klik tombol extension Email Tabs. Simpel dan sepele memang, tapi bakal sangat membantu ketika jumlah tab yang dibuka sudah mencapai puluhan.

Firefox Email Tabs

Kedua extension ini sekarang sudah bisa dicoba oleh para beta tester Firefox Test Pilot.

Sumber: Mozilla.

Google Discover Kini Mulai Tersedia di Situs Mobile Google

September lalu, Google memperkenalkan Discover sebagai pengganti Google Feed. Feed sendiri merupakan evolusi dari Google Now, dan semua ini adalah bagian dari upaya Google untuk menyuguhkan informasi secara proaktif, tidak lagi menunggu kata kunci dari pengguna seperti ketika Google baru sebatas mesin pencari.

Secara mendasar, apa yang ditawarkan Discover sebenarnya mirip seperti Google Feed. Kendati demikian, tampilannya tampak lebih modern dan segar, dan jenis konten yang disajikan pun juga lebih bervariasi. Salah satunya, Discover juga menampilkan artikel atau video yang bersifat evergreen – bukan konten yang benar-benar baru, tapi baru untuk sang pengguna itu sendiri.

Untuk menyajikan berita-berita terbaru, Discover menggunakan basis teknologi yang sama seperti Google News, yang mengandalkan bantuan AI untuk menyajikan beragam perspektif yang berbeda mengenai suatu topik.

Google Discover

Semua ini disajikan dalam wujud serba kartu seperti yang sudah diterapkan oleh Google Now sejak lama. Bedanya, Discover memberikan kontrol yang lebih lengkap. Nama topik di bagian atas kartu bisa diklik untuk melihat konten lain dari topik tersebut, sedangkan tombol tiga titik di kanan atas bisa dipakai untuk, misalnya, memblokir konten dari situs tertentu.

Terakhir, ada semacam tuas kecil di kanan bawah yang berfungsi untuk menentukan apakah pengguna ingin Discover menampilkan lebih banyak atau lebih sedikit konten yang serupa. Namun aspek paling menarik dari Discover adalah faktor ketersediaannya.

Berdasarkan pantauan 9to5Google, Google sudah mulai menampilkan Discover pada situs mobile-nya. Sebelumnya, Discover hanya tersedia di aplikasi Google untuk Android atau iOS, namun sekarang semua ponsel juga dapat mengaksesnya via browser.

Sebagai pengguna iPhone, jujur saya kurang suka memakai aplikasi Google karena integrasinya tidak sebagus di Android (tentu saja). Membuka google.com di Safari jauh lebih praktis buat saya, dan kehadiran Google Discover di situs mobile berarti saya tidak melewatkan terlampau banyak fitur yang menarik.

Sumber: 9to5Google.

Versi Terbaru Chrome di Komputer Kini Dibekali Fitur Picture-in-picture

Picture-in-picture, Anda yang sering menonton video-video YouTube menggunakan smartphone semestinya sudah tidak asing dengan fitur ini. Bagi yang tidak tahu, fitur ini memungkinkan video untuk ditonton dalam jendela berukuran kecil di ujung layar sehingga pengguna bisa menelusuri YouTube tanpa harus menutup video tersebut.

Percaya atau tidak, selama ini fitur tersebut tidak tersedia di browser Chrome versi komputer. Padahal, layar komputer yang lebih besar jelas lebih ideal untuk implementasi fitur ini. Kabar baiknya, picture-in-picture sekarang sudah tersedia di Chrome versi 70.

Jadi, ketika Anda memutar suatu video YouTube misalnya, Anda dapat mengklik kanan di bagian videonya, lalu memilih opsi “Picture in picture”. Seketika itu juga akan muncul jendela baru berukuran kecil, dan video pun bisa Anda tonton selagi sibuk dengan tab yang lain di browser.

Secara default, jendela picture-in-picture ini akan diposisikan di ujung kanan bawah, tapi kita bisa dengan mudah memindahnya ke mana saja kita mau. Ukuran jendelanya pun bisa diperbesar atau diperkecil, lalu ketika sudah selesai, tinggal klik icon “X” untuk menutupnya.

Pengguna browser Opera mungkin bakal tertawa membaca artikel ini, mengingat mereka sudah kebagian fitur serupa sejak lama. Terlepas dari itu, picture-in-picture sekarang sudah tersedia sebagai fitur standar pada Chrome 70 di Windows, macOS, Linux maupun Chrome OS.

Picture-in-picture memang tidak sekeren Project Stream yang memungkinkan kita untuk bermain game AAA dengan modal Chrome saja. Namun fitur ini tetap tidak boleh diremehkan; kalau terlalu sering digunakan (terutama di jam kerja), produktivitas bisa menurun drastis.

Sumber: Android Police.

[Panduan Pemula] Tak Perlu Aplikasi, Iklan di Browser Chrome Bisa Dihilangkan dengan Cara Ini

Meski bukan satu-satunya cara, iklan masih menjadi sumber pemasukan paling favorit bagi para pengelola situs entah itu situs personal, komunitas, forum atau media. Sayangnya, beberapa pengelola memasang iklan yang jumlahnya luar biasa mengganggu aktivitas pengunjung, termasuk menggunakan iklan pop-up.

Selain mengganggu kenyaman pembaca, iklan yang agresif juga menyimpan resiko keamanan. Sebab tak sedikit penerbit iklan yang tidak mengetahui bahwa script yang disematkan melakukan praktik-praktik terlarang yang melanggar privasi pengguna. Kalau sudah begini, langkah paling tepat adalah menggunakan tools pemblokir iklan yang banyak bertebaran di toko ekstensi browser. Bahkan, Chrome menyediakan tool sendiri yang menawarkan fungsi serupa.

  • Jalankan browser Chrome seperti biasa, kemudian klik menu Settings.cara menghilangkan iklan di browser chrome
  • Lalu klik Advance – Content Settings.

cara menghilangkan iklan di browser chrome

  • Di pengaturan konten, ada dua opsi yang akan diubah. Yang pertama, Pop-ups and redirects, ini untuk memblokir iklan popup dan redirect. Kemudian kedua, Ads untuk memblokir iklan.

cara menghilangkan iklan di browser chrome

  • Di panel Pop-ups and redirect secara default dalam kondisi mati. Ubah ke posisi aktif dengan mengklik tombol Allowed.

cara menghilangkan iklan di browser chrome

  • Kembali ke pengaturan konten, sekarang klik Ads dan lakukan hal yang sama seperti di atas.

cara menghilangkan iklan di browser chrome

Selesai, sekarang Chrome secara default akan memblokir jenis iklan yang mengganggu seperti popup dan redirect kemudian iklan yang secara agresif melacak aktivitas pengguna.

Selain cara di atas, Anda juga punya opsi kedua tapi dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga atau istilah umumnya disebut ekstensi ads blocker. Ada banyak pilihan, salah satunya AdBlock.

Sumber gambar header cliqz.

Tor Browser Kini Tersedia Secara Resmi di Android

Sebagian besar orang memilih WhatsApp sebagai aplikasi pesan instan andalannya, sedangkan sebagian kecil lainnya memilih Signal. Mereka ini adalah pengguna internet yang betul-betul sensitif perihal privasi, tidak mau mengambil risiko percakapannya bisa diendus oleh orang lain.

Mereka pun juga keberatan jejaknya di internet terekam dan berpotensi disalahgunakan. Maka dari itu, browser pilihan mereka bukanlah Chrome, melainkan Tor. Kabar gembira bagi Anda yang termasuk salah satu tipe orang yang peduli terhadap privasi ini, Tor Browser sekarang sudah tersedia secara resmi di perangkat Android, meski statusnya masih dalam tahap alpha.

Bagi yang tidak tahu, Tor yang merupakan singkatan dari “The Onion Router” ini mengutamakan privasi di atas segalanya. Premis utamanya adalah, menggunakan Tor Browser, Anda tetap bisa berstatus anonim selama menelusuri jagat internet. Seperti halnya aplikasi pesan instan Signal tadi, Tor juga direkomendasikan oleh Edward Snowden.

Selama online menggunakan Tor, semua aktivitas Anda akan dienkripsi dan dibuat anonim. Aplikasi Android-nya ini juga menawarkan fitur tracker blocking secara default demi memastikan tidak ada satu pun iklan yang membuntuti Anda dari situs ke situs. Lebih lanjut, semua cookies akan otomatis dibuang setiap kali Anda selesai browsing.

Berhubung statusnya masih alpha, Tor Browser di Android membutuhkan aplikasi lain bernama Orbot agar pengguna dapat tersambung ke jaringan Tor (yang menyediakan perlindungan berlapis-lapis, termasuk halnya enkripsi itu tadi). Ke depannya, Tor Project selaku organisasi nirlaba yang mengembangkannya berniat mengintegrasikan fungsionalitas Orbot langsung ke dalam Tor Browser versi Android.

Sumber: VentureBeat.

Application Information Will Show Up Here

Google Chrome Rayakan Ulang Tahun yang ke-10 dengan Sederet Fitur dan Tampilan Baru

Tepat tanggal 2 September kemarin, Google Chrome resmi berulang tahun yang ke–10. Satu dasawarsa memang bukan apa-apa jika dibandingkan dengan browser lain yang lebih senior, macam Firefox misalnya, namun tetap saja ini merupakan pencapaian yang mengesankan, apalagi jika melihat status Chrome sebagai anak baru saat pertama dirilis di tahun 2008.

Untuk merayakannya, Google telah menyiapkan versi baru Chrome yang sudah dirombak total. Tampilannya kini jadi lebih segar dan modern, dan Google memastikan desainnya terasa koheren di semua platform. Satu perubahan yang paling mencolok dan bermanfaat adalah di Chrome versi mobile, di mana toolbar-nya kini diposisikan di bawah demi memudahkan akses – dampak tren layar smartphone yang terus bertambah besar.

Google Chrome redesign

Pembaruan yang Google terapkan rupanya tidak berhenti sampai di kulitnya saja. Google telah menyematkan sederet fitur baru pada versi anyar Chrome ini, salah satunya adalah password manager terintegrasi. Selain menyimpan informasi berbagai akun pengguna, Chrome juga bisa membantu menciptakan kata sandi yang kompleks, yang akan otomatis disimpan di akun Google sehingga pengguna dapat mengaksesnya dari perangkat desktop maupun mobile.

Google Chrome redesign

Selanjutnya, Google turut menyempurnakan omnibox milik Chrome. Kita tahu bahwa Chrome-lah yang memelopori tren satu kotak di browser untuk mencantumkan alamat situs sekaligus melakukan pencarian. Di versi terbarunya, berbagai hasil pencarian kini bisa ditampilkan langsung di omnibox tanpa harus membuka tab baru.

Google Chrome redesign

Juga menarik adalah kemampuan Chrome untuk mendeteksi semua tab yang sedang dibuka, sehingga ketika Anda hendak membuka salah satunya di tab baru, Chrome akan menginformasikan kalau situs tersebut sudah ada di salah satu tab, dan Anda bisa langsung mengunjunginya dengan mengklik tombol “Switch to tab”. Ke depannya, pengguna juga dapat melakukan pencarian file yang tersimpan di akun Google Drive-nya lewat omnibox yang sama.

Terakhir, perihal personalisasi, Chrome versi baru telah dilengkapi fitur shortcut ke situs-situs favorit yang dapat diakses langsung dari halaman tab baru. Gambar latarnya pun sekarang bisa diganti sesuka hati, sekali lagi demi menimbulkan kesan lebih modern pada Chrome.

Sumber: Google.

[Panduan Pemula] Chrome dengan Material Design

Sekitar empat tahun yang lalu, Google memperkenalkan desain baru mereka ke sistem operasi Android. Desain tersebut bernama Material Design. Desain tersebut cukup memukau pada saat sistem operasi Android Lollipop diperkenalkan karena memang berbeda dari sebelumnya.

Jika sebelumnya Material Design belum diimplementasikan ke beberapa produk Google di luar Android, kali ini pun berbeda. Beberapa bulan belakangan ini, Google sedang berusaha membawa desain Material ke desktop dan mobile. Dan hal tersebut pun dapat kita rasakan saat ini.

Chrome Material

 

Google Chrome versi 68 ternyata sudah membawa Material Design. Desain yang satu ini sudah dapat dicoba pada versi Windows 10 maupun iOS. Untuk versi Android, Material Design belum dapat dicoba. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti bahwa desain tersebut diaplikasikan secara default.

Material Design pada versi desktop Windows 10 memiliki address bar yang melengkung, design tab yang kotak, dan warna putih yang mendominan. Untuk versi iOS, Google mengubah menu dari atas ke bawah dengan address bar tetap berada di atas. Selain itu, tombol-tombol navigasi seperti back dan forward serta refresh juga dipindah ke bawah.

Chrome Material Design

 

Untuk mendapatkan desain baru tersebut, ikut saja cara berikut:

Chrome Windows

  • Buka Chrome dan browse URL: chrome://flags/#top-chrome-md
  • Di bagian “UI Layout for the browser’s top chrome” pindahkan pilihan dari default ke refresh
  • Restart Chrome Anda

Chrome Material Design Option

Chrome untuk iOS

  • Buka aplikasi Chrome dan browse URL: chrome://flags/#top-chrome-md
  • Scroll ke bawah dan temukan “UI Refresh Phase 1”
  • Pilih enabled
  • Restart Chrome dengan cara menghilangkan Chrome dari daftar recent app

Selamat mencoba desain terbaru dari Google!

Gamber header: Pixabay.