Bukalapak dan eFishery Lolos Seleksi Ketat Endeavor Entrepreneur International Selection Panel

Setelah melalui seleksi yang cukup ketat selama kurun waktu 6-12 bulan dilakukan oleh Endeavor Indonesia yang fokus kepada pengembangan high impact entrepreneurship, akhirnya terpilih wirausahawan muda asal Indonesia yang terbukti telah berhasil menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Empat wirausahawan tersebut adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari Bukalapak, Gibran Huzaifah dari Cybreed, serta Aaron Fishman dari East Bali Cashews.

Para wirausahawan tersebut telah berhasil lolos seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai dan secara resmi menjadi Endeavor Entrepreneur. Sejumlah nama besar dalam network Endeavor antara lain pimpinan tertinggi di perusahaan sekelas LinkedIn, Omidyar (yang didirikan oleh pemilik eBay), Amazon.com, Microsoft, Google dan masih banyak lagi.

“Lolosnya Zaky dan Fajrin, serta Gibran sangat membanggakan. Dengan menjadi Endeavor Entrepreneur, mereka mendapatkan exposure ke mentor, network, talent, learning events, serta bisa bertemu investor dan Endeavor Entrepreneur lain dari seluruh dunia,” ujar Managing Director Endeavor Indonesia Sati Rasuanto.

[Baca juga: Masuki Usia Keenam, Bukalapak Ingin Rangkul Dua Juta UKM]

Selama tiga hari para pemimpin bisnis global dari Network Endeavor telah melakukan proses wawancara kepada para kandidat melalui tahap akhir ISP. Salah satu alasan terpilihnya empat wirausaha asal Indonesia tersebut adalah kemampuan mereka membangun usaha serta memberikan inspirasi kepada entrepreneur muda lainnya.

Prestasi Bukalapak dan eFishery

Selama ini eksistensi dan prestasi yang telah diberikan oleh Bukalapak memang sudah tidak diragukan lagi. Marketplace yang dibangun untuk membantu lebih banyak peluang bisnis kepada UMKM berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia. Bukalapak sendiri mengklaim pada tahun 2015 sekitar 500 ribu UMKM bergabung dengan Bukalapak dengan pendapatan rata-rata per UKM mencapai Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya.

[Baca juga: Di Atas Kertas, eFishery Layak Disebut Startup Ideal, Tetapi Masih Banyak yang Harus Dibuktikan]

“Sejak didirikan enam tahun lalu, pertumbuhan kami konsisten dan eksponensial. Kami berambisi untuk membantu memberdayakan UKM di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan aplikasi jual-beli berbasis internet. Melalui aplikasi Bukalapak kami berharap dapat membantu menyediakan akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan mereka,” kata CEO Bukalapak Achmad Zaky.

Sementara itu kontribusi yang telah diberikan oleh Cybreed melalui teknologi eFishery juga telah terbukti membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien. Dengan menghadirkan produk yang berfungsi sebagai alat pemberi pakan ikan dengan sensor yang dapat dikontrol melalui smartphone. Dengan 40% populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis yang didirikan oleh Gibran Huzaifah berpotensi memberikan dampak besar.

Masuki Usia Keenam, Bukalapak Ingin Rangkul Dua Juta UKM

Tepat tanggal 10 Januari lalu, Bukalapak enam tahun beroperasi di Indonesia dan mengklaim telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Mulai dari tenaga kerja, UKM, nilai transaksi, hingga kunjungan ke situs. Kado lainnya yaitu diresmikannya kantor baru Bukalapak yang berlokasi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, oleh Menkominfo Rudiantara. Salah satu target Bukalapak di usia keenamnya adalah merangkul dua juta UKM Indonesia untuk bergabung dengan platform mereka.

Bukalapak berdiri sejak 10 Januari 2010 dan diprakasai oleh tiga orang, yakni Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan M. Fajrin Rasyid. Ide lahir Bukalapak sendiri muncul ketika banyaknya kawan yang sering tertipu ketika berbelanja online. Kini, Bukalapak telah memasuki usianya yang keenam.

Kini Bukalapak telah mempekerjakan lebih dari 250 pegawai dan mengklaim telah merangkul lebih dari 500.000 pelapak (penjual) dari seluruh Indonesia. Untuk jumlah kunjungan ke situs, Bukalapak mengklaim telah mendapatkan dua juta kunjungan pengguna internet tiap harinya. Nilai transaksi pelapak tahun 2014 ke 2015 juga diklaim naik 7 kali lipat, lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 ke 2014 yang hanya mencapai 5 kali lipat.

CEO Bukalapak Achmad Zaky mengatakan, “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia atas dukungan dan kepercayaannya selama ini. Di usianya yang keenam, Bukalapak berkomitmen untuk memajukan industri e-commerce Indonesia dengan melibatkan para pelaku Usaha kecil Menengah (UKM serta berkontribusi dalam konsep smart city Indonesia.”

“Resolusi tahun 2016, Bukalapak ingin sejajar dengan pemain global lain. […] Kami akan tetap fokus di UKM untuk mengajak mereka bergabung. […] Target tahun ini [kami bisa] melompat enam kali lipat dari tahun kemarin, dari sisi nilai transaksinya. Kalau UKM, targetnya dua juta [yang akan diajak bergabung]. […] Kami rencananya dapat tumbuh 20 persen tiap bulan,” tambah Zaky.

Hari ini, Bukalapak juga secara resmi memperkenalkan kantor baru mereka yang bertempat di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Acara peresmian kantor Bukalapak yang bertema “Pasar Malam” tersebut turut dihadiri juga oleh Menkominfo Rudiantara dan beberapa blogger Indonesia.

5 Startup Indonesia Terpopuler Sepanjang Tahun 2015

Tahun 2016 akan menjadi tahun yang sangat menarik melanjut kelanjutan perkembangan industri startup Indonesia. Catatan yang patut diapresiasi adalah pengadopsian layanan dari  para startup yang mulai mainstream di tengah masyarakat. Berikut ini kami rangkumkan lima startup yang gaungnya nyaring terdengar sepanjang tahun 2015 sebagai perusahaan baru yang berbasiskan teknologi.

BukaLapak

Dipimpin Achmad Zaky, online marketplace BukaLapak menjadi salah satu pemain yang keberadaannya cukup diperhitungkan. Bermodalkan kucuran dana dari Group EMTEK, BukaLapak gencar melakukan aktivitas pemasaran melalui kanal konvensional seperti iklan televisi dan radio. Belum lama ini BukaLapak juga menerima dua penghargaan sekaligus dalam ajang penganugerahan dan apresiasi industri teknologi bergengsi Indonesia IDByte.

MatahariMall

Marketplace O2O MatahariMall yang merupakan langkah pertama Lippo Group memasuki ranah e-commerce sempat mewarnai headline media-media nasional seputar bisnisnya. Diawali pengenalannya pada bulan Februari lalu, MatahariMall menggebrak industri ini dengan klaim modal dana sekitar Rp 6.6 triliun kala itu. Berangkat dari dana masif tersebut, pihaknya merekrut profil besar seperti Hadi Wenas, Emirsyah Satar, Adrian Suherman, dan lainnya. Pihaknya juga merevolusi konsep online-to-offline dalam pengiriman produknya memanfaatkan eLocker atas kerja samanya dengan PopBox.

Go-Jek

Dalam pembahasan kami tentang startup unicorn, aman untuk menyebutkan bahwa Go-Jek menjadi gerbang bagi masyarakat awam tentang pemahaman startup digital bekerja. Layanannya yang “mengganggu” dalam skala besar, menawarkan alternatif metode transportasi, memberikan kisah inspiratif, dan berita kontroversional lainnya nyaris terdengar sepanjang minggu. Rasanya mayoritas masyarakat di kota besar, yang telah maupun yang belum mencoba layanannya, setidaknya mengetahui apa itu Go-Jek. Penilaian ini juga dilatari bahwa Go-Jek pernah menduduki puncak tertinggi sebagai aplikasi gratis terpopuler di App Store. Di platform Android, Go-Jek terpilih sebagai salah satu aplikasi terbaik Google Play Indonesia tahun ini, bersanding dengan Traveloka dan Tokopedia.

Traveloka

Menjadi platform top-of-mind untuk pembelian tiket pesawat, Traveloka juga dinobatkan sebagai aplikasi terpopuler di Google Play Indonesia dalam segmen travel. Dalam riset Nielsen dikatakan bahwa belanja iklan Traveloka selama tahun 2015 ini mengalami peningkatan hingga 700% hingga senilai Rp 547 miliar. Sama seperti BukaLapak, televisi juga menjadi kanal favorit Traveloka untuk menyuarakan layanannya.

Tokopedia

Riset Nielsen turut memberitakan bahwa Tokopedia memiliki belanja iklan yang senilai dengan Traveloka. Menariknya, peningkatan tersebut tercatat hingga 17 kali lipat dari tahun sebelumnya. Tak jauh berbeda dengan BukaLapak dan Traveloka, Tokopedia turut menjalankan strategi pengiklanan menggunakan cara konvensional yang tidak bisa diukur dalam angka dan data. Metode yang nampaknya berhasil merebut perhatian banyak masyarakat secara luas dengan perlahan. Kita tak bisa melupakan kala Tokopedia mengejutkan industri startup dengan perolehan pendanaan raksasa $100 juta tahun 2014 silam.

Tiga dari lima startup di atas sebelumnya juga kami bahas perihal prediksi label unicorn yang akan disandang pada tahun mendatang. Tidak heran jika sudah semestinya mereka telah diterima dengan akrab oleh masyarakat Indonesia. Kelimanya menjelma menjadi startup yang paling dikenal, dibicarakan, digunakan sepanjang tahun ini.

Pendapat masyarakat

Kami juga membuka polling singkat melalui Twitter mengenai popularitas dari startup-startup tersebut. Go-Jek meraup suara terbanyak dengan perolehan 67% dari total suara, disusul oleh Traveloka, Tokopedia, dan BukaLapak. Polling ini direspon oleh 54 orang dalam waktu 24 jam pada tanggal 1 Desember 2015.

DStour #4: Menikmati Dekorasi Ala Pasar di Kantor Bukalapak

DStour kali ini menyambangi kantor Bukalapak yang ternyata sarat dengan warna-warni cerah dan ruangan seru yang didesain sesuai kultur perusahaan, yaitu marketplace atau pasar rakyat. Terletak di kawasan Kemang Jakarta Selatan, Co-Founder dan CFO Bukalapak.com M Fajrin mengajak DailySocial untuk menyusuri kantor Bukalapak yang terdiri dari dua lantai ini.

Data Jadi Bahan Bakar Skalabilitas Startup

BKL

Tak bisa dipungkiri bahwa data-driven decision membantu perusahaan-perusahan besar untuk bermanuver di tengah pasar yang berkembang untuk mendongkrak bisnisnya. Skema yang sama juga bisa diimplementasikan pada startup dengan dampak yang lebih signifikan dengan memanfaatkan data yang lebih terukur dan dieksekusi dengan tepat sasaran.

Segala keterbatasan startup perihal materi, sumber daya manusia, perlahan terkikis jika segala keputusan-keputusan yang dilakukan berdasarkan apa yang memang dibutuhkan. Hal tersebut dapat digali memanfaatkan data terhimpun dari semua aktivitas perusahaan. Jangan hanya karena kekurangan data, atau kasus terburuknya gagal mengolah data, sebuah startup salah menyelesaikan masalah bahkan memberikan solusi yang salah.

Dalam acara berjudul “Hyper-Growth through Data Science”, BukaLapak sebagai salah satu pemain besar di industri startup dan ranah e-commerce tanah air mendorong para penggiat startup untuk mampu memberdayakan data yang ada.

CEO BukaLapak Achmad Zaky akan memberikan pengalamannya dan teknik bagaimana banyak cara bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan data yang berhasil dihimpun. Ia menggandeng Senior Vice President of Growth Freelancer Willix Halim, CEO GNews Yopie Suryadi, dan Data Scientist BukaLapak Teguh Nugraha untuk duduk bersama dalam sesi diskusi ini yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 November mendatang.

Acara ini diselenggarakan tanpa dipungut biaya, untuk keterangan lebih lanjut dan pendaftaran silakan merujuk pada tautan berikut ini.

_
Disclosure: DailySocial merupakan media partner dalam acara Hyper-Growth through Data Science

Dukung Social Entrepreneurship, BukaLapak dan Bank DBS Gelar Bazaar Online

Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan dunia wirausaha dan pengentasan isu sosial, PT Bank DBS Indonesia bersama layanan marketplace top BukaLapak meluncurkan Bazaar Online melalui kampanye #BelidanPeduli.

Continue reading Dukung Social Entrepreneurship, BukaLapak dan Bank DBS Gelar Bazaar Online

BukaLapak, Setipe, Kakatu, Ruangguru, dan Traveloka Mewarnai Bubu Awards v.09

Ibu Shinta Dhanuwardhoyo Membuka Indosat IDByte 2015

Bubu Awards v.09 yang dihelat pada akhir rangkaian acara IDByte tahun ini menganugerahi nama-nama pemain yang belakangan mewarnai industri teknologi dan digital di Indonesia. BukaLapak, Setipe, Kakatu, Traveloka, dan RuangGuru, berhasil mengklaim sebagai karya-karya terbaik di bidangnya.

Continue reading BukaLapak, Setipe, Kakatu, Ruangguru, dan Traveloka Mewarnai Bubu Awards v.09

Lima Tahun Beroperasi, Bukalapak Akhirnya Lengkapi Metode Pembayaran


/ Shutterstock

Bertepatan dengan perayaan Hari Pelanggan Nasional di awal September lalu, Bukalapak mengumumkan telah melengkapi sistem pembayarannya dengan Kartu Kredit, KlikPay, dan Rekening Ponsel. Hal tersebut demi meningkatkan kepuasan pelayanan bertransaksi kepada pengguna setianya, dengan memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam proses berbelanja. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa baru sekarang, setelah Bukalapak beroperasi bertahun-tahun di Indonesia.

Continue reading Lima Tahun Beroperasi, Bukalapak Akhirnya Lengkapi Metode Pembayaran

The Future of O2O in Indonesia’s E-Commerce Industry

Ever since MatahariMall rocked the market with its Online to Offline (O2O) concept, its adoption has become an interesting debate all over the country. The concept is seen to be highly potential, as it is perceived as one of most plausible alternative solutions to local e-commerce’s logistic issue. However, many also doubt the implementation, given Indonesia’s unique and diverse culture. Continue reading The Future of O2O in Indonesia’s E-Commerce Industry

Masa Depan Adopsi Layanan Online to Offline (O2O) di Industri E-Commerce Indonesia

/ Shutterstock

Sejak MatahariMall membunyikan gong layanan Online to Offline (O2O), adopsi layanan tersebut kerap jadi perbincangan hangat di kalangan pelaku maupun konsumen dari industri ecommerce Tanah Air. Konsep ini dianggap punya potensi besar jika digarap, salah satunya sebagai jalan keluar alternatif bagi permasalahan logistik e-commerce Indonesia. Tapi dengan keunikan dan keragaman kultur Indonesia, tak sedikit pula yang mempertanyakan masa depan adopsinya.

Continue reading Masa Depan Adopsi Layanan Online to Offline (O2O) di Industri E-Commerce Indonesia