Fitur Gaming & Pengalaman Bermain Game Call of Duty: Mobile di OPPO A95

OPPO A95 merupakan smartphone seri A terbaru dari OPPO dan sekaligus yang paling powerful yang bisa Anda dapatkan pada seri tersebut. Ia ditenagai chipset kelas menengah Qualcomm Snapdragon 662 yang membuatnya dapat diandalkan untuk berbagai skenario penggunaan, termasuk aktivitas gaming.

Untuk membuktikan performa dari A95, OPPO Indonesia bahkan menjalin kemitraan dengan Call of Duty: Mobile – salah satu game FPS terbaik di smartphone. OPPO A95 pun diklaim memiliki kapabilitas untuk memainkan game CODM dengan nyaman berkat dukungan beberapa fitur gaming yang dibawanya, apa saja itu?

Fitur Gaming & Spesifikasi OPPO A95

OPPO memadukan chipset 11nm Snapdragon 662 ini dengan RAM mencapai 8GB dan penyimpanan internal 128GB yang masih dapat diperluas dengan menyisipkan microSD. Bukan hanya penyimpanan internal, kapasitas RAM pada OPPO A95 juga bisa ditambah secara virtual hingga 5GB berkat teknologi memory expansion.

 

Dengan total RAM 13GB, pengamanan bermain game CODM pada OPPO A95 pun terdongkrak. Game dapat menyimpan data sementara dengan jumlah lebih besar sehingga dapat menjaga kestabilan responsivitas dan frame rate.

RAM virtual ini diambil dari penyimpanan internal, pengguna bisa memilih mulai dari 2GB, 3GB, hingga maksimal 5GB. Yang perlu dilakukan cukup membuat perubahan sederhana pada pengaturan OPPO A95, caranya buka setinggs > about phone > RAM dan kemudian aktifkan RAM expansion.

Grafis tinggi CODM pun dapat dinikmati secara puas, sebab OPPO A95 sudah menggunakan panel AMOLED 6,43 inci dengan resolusi FHD+. Sayang, perangkat ini belum dibekali refresh rate tinggi 90Hz seperti seri Reno6.

Walau begitu, untuk memastikan frame rate yang stabil saat bermain game CODM, OPPO turut membekali A95 dengan teknologi Hyper Boost yang telah dipatenkan. Teknologi ini juga akan meningkatkan respons sentuhan, mengurangi lag, dan memangkas waktu yang dibutuhkan untuk loading game secara signifikan dengan pemakaian daya yang lebih rendah dan pengaturan suhu yang lebih baik.

Pengalaman bermain CODM yang menyenangkan juga didukung oleh body yang cukup tipis serta finishing yang ada di perangkat OPPO A94. Kenyamanan genggam menjadikan pemain bisa lebih leluasa untuk membidik dan mengarahkan karakter.

Untuk pengaturan grafis di dalam permainan, kita bisa mencapai pengaturan grafis high dan frame rate maksimal di medium lalu frame rate high dengan grafis low. Ini cukup menarik karena pengaturan yang umum untuk bermain adalah mengehar frame rate yang tertinggi.

Selain itu, dari sisi dukungan baterai, adanya baterai besar 5.000 mAh yang memungkinkan bermain game berjam-jam telah didukung fitur 33W Flash Charge. Cukup 30 menit baterai dapat terisi hingga 54% dari 0%.

Tingginya kepercayaan diri OPPO terhadap A95 untuk aktivitas gaming didukung atas dasar yang kuat. Termasuk spesifikasi yang mencukupi di kelasnya dan rangkaian fitur gaming lain yang dapat diakses pada Game Space. Ada Game Assistant yang menawarkan banyak tool dan optimasi lanjutan seperti bullet notification, touch optimisation, game focus mode, autoplay, dan sebagainya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Buktikan Performa Gaming OPPO A95, OPPO Kembali Jalin Kemitraan dengan Call of Duty: Mobile

OPPO resmi meluncurkan smartphone A95 pada 18 November lalu. Dalam kurun waktu yang singkat pasca perilisannya tersebut, perangkat ini telah berhasil memberikan lebih dari 30% market share OPPO di Indonesia. Selain kinerja kamera yang mumpuni, A95 juga banyak diincar karena menawarkan performa yang dapat diandalkan.

Untuk membuktikan kemampuan performa dari perangkat ini, OPPO Indonesia pun menggandeng salah satu game mobile berjenis first-person shooter (FPS) yang sangat populer di pasar tanah air, yakni Call of Duty: Mobile (CODM).

“OPPO A95 diluncurkan untuk menyajikan perangkat dengan performa yang dapat diandalkan penggunanya, termasuk memberikan kenyamanan pengguna untuk bermain mobile game. Maka dari itu, kami kembali bekerja sama dengan Call of Duty: Mobile (CODM) dengan tujuan lebih memperkenalkan fitur-fitur kenyamanan gaming pada A95 sekaligus memberikan kesempatan player CODM untuk mendapatkan perangkat ini secara cuma-cuma,” ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia, dalam sebuah siaran pers.

Ini merupakan kali kedua OPPO Indonesia bekerja sama dengan CODM setelah kemitraan pertamanya di bulan yang sama pada tahun 2019 lalu. OPPO A95 memiliki kapabilitas untuk memainkan game CODM dengan nyaman berkat dukungan beberapa fitur gaming yang ditanamkan, sebut saja fitur ekspansi RAM yang dapat memperluas secara otomatis memori sementara pada A95, dengan pilihan perluasan mulai dari 2 GB, 3 GB, hingga 5 GB. Berkat opsi 5 GB, pengguna bisa mendapatkan total RAM hingga 13 GB layaknya sebuah smartphone flagship. Keberadaan fitur ini dapat membuat permainan CODM berjalan dengan mulus dan stabil sehingga memberikan kenyamanan ekstra pada pengguna.

Di samping fitur ekspansi RAM, OPPO turut melengkapi A95 dengan teknologi Hyper Boost yang telah dipatenkan. Fitur ini bakal memastikan frame rate yang stabil saat bermain game CODM dengan pemakaian daya yang lebih rendah dan pengaturan suhu yang jauh lebih baik.

Teknologi ini juga akan meningkatkan respons sentuhan, mengurangi lag, dan memangkas waktu yang dibutuhkan untuk loading game secara signifikan, menjadikan A95 sebagai perangkat dengan performa gaming yang dapat diandalkan.

OPPO dan CODM akan memulai rangkaian kegiatan pada platform media sosial dan juga in-game activation. Keterangan lebih lanjut mengenai kegiatan ini dapat dilihat melalui akun resmi Instagram @garenacodmid atau langsung pada game Call of Duty: Mobile itu sendiri.

RIMO Sadewa Tampil Sebagai Juara COD: Mobile Indonesia Major Series 5

Turnamen Call of Duty: Mobile terbesar di Indonesia yakni CODM Major Series sudah merampungkan musim yang kelimanya. Pada season yang kelima ini, sebanyak 10 tim peserta mengikuti jalannya babak playoff. RIMO Sadewa tampil sebagai pemenang setelah mengalahkan DG Esports di partai Grand Finals dengan skor 3-1.


RIMO Sadewa pada season 5 ini merupakan tim undangan dengan status runner-up musim lalu. Tidak mau mengulangi kesalahan serupa, RIMO Sadewa berhasil membalaskan dendam mereka atas DG Esports yang mengalahkannya pada season 4 kemarin. DG Esports sebagai juara CODM Major Series Season 4 lalu harus puas di posisi kedua musim ini.

Sementara itu tim yang berhasil menduduki peringkat tiga dan 4 turnamen CODM Major Series Season 5 ini adalah Kayze dan 4U Team. Meskipun kurang diperhitungkan namun kedua tim tersebut patut diapresiasi dengan mampu lolos ke semifinal.

Dengan hasil ini, RIMO Sadewa berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp100 juta dari Rp250 juta total hadiah yang diperebutkan. Selain itu, sebagai finalis turnamen CODM Major Series Season 5, RIMO Sadewa dan DG Esports berhak mewakili Indonesia di ajang Call of Duty: Mobile tingkat internasional.

Image Credit: COD: Mobile

Turnamen terdekat yang akan mereka ikuti adalah CODM Garena Finals pada 30 September hingga 10 Oktober 2021 mendatang. Mereka akan berhadapan dengan tim-tim COD: Mobile terbaik dari kawasan Asia Tenggara, Taiwan, Hongkong, dan Makau. Pemenang dari CODM Garena Finals nantinya akan lolos ke ajang Call of Duty Mobile World Championship 2021. Turnamen ini merupakan turnamen teratas game Call of Duty: Mobile yang diikuti oleh tim-tim COD: Mobile terbaik di dunia dan memperebutkan total hadiah sebesar US$2 juta atau sekitar Rp28 miliar.

Turnamen CODM Major Series Season 5 babak playoff sendiri diikuti oleh 10 tim yakni RIMO Sadewa, DG Esports, JJS, 4U Team, X1 Team, BAEFUF GOD, Humble Team, LUNAR HUMBLE, The Pillars RDR, dan Kayze.

Astralis Kini Punya Tim Rainbow Six, Tiket The International 10 Belum Dijual

Sebulan menjelang The International 10, Valve masih belum menjual tiket dari kompetisi tersebut. Sementara itu, liga League of Legends Tiongkok menunjukkan trofi baru yang dibuat oleh perusahaan perhiasan Tiffany and Cos. Astralis mengungkap bahwa mereka punya tim Rainbow Six yang akan bertanding di Amerika Utara, sementara TSM FTX buat tim Call of Duty: Mobile.

Astralis Akuisisi Disrupt Gaming, Jajaki Skena Esports Rainbow Six di Amerika Utara

Astralis baru saja mengakuisisi tim Rainbow Six dari Disrupt Gaming. Dengan ini, organisasi esports asal Eropa itu resmi melebarkan sayap mereka ke Amerika Utara. Melalui akuisisi ini, Astralis akan menguasai aset, staf penting, dan fasilitas milik Disrupt Gaming. Selain itu, tim Rainbow Six Disrupt Gaming akan berganti nama menjadi Astralis US. Mereka akan bertanding di liga Rainbow Six untuk kawasan Amerika Utara.

“Melakukan ekspansi ke Amerika Utara dan menjajaki Rainbow Six NA League adalah rencana besar untuk kami,” kata Pendiri dan Chief Revenue Officer, Astralis, Jakob Lund Kristensen, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami ingin membawa sesuatu yang baru dan menarik bagi fans Rainbow Six. Pada saat yang sama, kami ingin memberikan tim baru yang berlaga di liga dan game baru bagi semua fans Astralis di dunia.”

LPL Perkenalkan Trofi Baru, Buatan Tiffany and Co.

League of Legends Pro League (LPL) menunjukkan Silver Dragon Cup yang baru. Trofi tersebut dibuat oleh perusahaan perhiasan Tiffany and Co. dalam rangka untuk merayakan ulang tahun League of Legends ke-10 di Tiongkok. Informasi terkait Silver Dragon Cup baru tersebut diumumkan pertama kali pada LPL Summer Final, yang digelar di Hangzhou Olympic Sports Centre. Trofi itu ditempa oleh Shen XinPei, seorang Seniman Warisan Budaya Takbenda asal Tiongkok. Salah satu material yang digunakan untuk menempa trofi tersebut adalah kepingan dari Silver Dragon Cup yang lama.

Di Silver Dragon Cup baru, Anda akan menemukan ukiran nama dari tim-tim yang pernah memenangkan LPL Spring dan Summer Finals, termasuk EDward Gaming, tim esports yang memenangkan LoL Pro League pertama pada 2013. Kali ini merupakan kali kedua Tiffany and Co. bekerja sama dengan LoL Esports di Asia. Sebelum ini, Tiffany and Co. bekerja sama dengan liga League of Legends Korea untuk membuat cincin dan gelang yang menjadi bagian dari koleksi Tiffany 1837 Makers. Perhiasan tersebut juga diberikan pada setiap pemenang dari LCK selama tiga tahun, menurut laporan Esports Insider.

Kingston FURY Kerja Sama dengan Cloud9

Organisasi esports asal Amerika Utara, Cloud9, telah menjalin kerja sama dengan Kingston FURY. Melalui kerja sama ini, Kingston FURY akan menjadi rekan RAM resmi dari Cloud9. FURY adalah salah satu sub-merek milik Kingston, yang dikenal sebagai produsen RAM, SSD, dan memory cards. Melalui FURY, Kingston mencoba untuk membuat produk yang fokus pada performa. Mengingat HyperX telah dijual ke HP, FURY jadi satu-satunya sub-merek Kingston yang fokus pada performa. Saat ini, FURY merupakan merek untuk RAM performa tinggi yang digunakan di gaming PC.

“Kingston terus mendedikasikan diri untuk komunitas game dan esports, dengan mendesain produk yang dibuat secara khusus untuk para gamers dan tech enthusiasts,” kata Senior Director of Marketing, Kingston, Craig Tilmont, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami senang karena bisa bekerja sama dengan Cloud9, yang akan menggunakan RAM Kingston FURY di perangkat gaming mereka.”

TSM FTX Perkenalkan Tim CoD: Mobile

TSM FTX mulai menjajaki skena esports Call of Duty: Mobile setelah mengakuisisi tim dari Truly. Tim tersebut terdiri dari Solid, Cyzu, TipWrath, Hihi, Gamer, Slothy, dan haxs. Tim tersebut pertama kali bertanding di bawah nama TSM FTX pada babak playoffs dari CoD: Mobilw World Championship 2021, yang digelar pada 4-5 September 2021 kemarin. Dari babak playoffs tersebut, akan dipilih dua tim terbaik untuk mewakili kawasan Amerika Utara di 2021 World Championship Finals.

Pada Juni 2021, TSM menandatangani kontrak naming rights dengan bursa cryptocurrency, FTX. Ketika itu, mereka mengungkap bahwa mereka akan menggunakan dana yang mereka dapatkan untuk melakukan ekspansi global, termasuk menjajaki kompetisi mobile esports. Tak lama setelah itu, TSM mempekerjakan Jeff “SuiJeneris” Chau sebagai Director of Mobile. Chau adalah mantan pemain Vainglory profesional. Selain itu, dia juga pernah bekerja di Team Liquid dan Immortals, lapor Dot Esports.

Valve Belum Berikan Informasi Soal Penjualan Tiket TI10

The International 10 akan digelar pada awal Oktober mendatang. Namun, sampai saat ini, Valve belum memberikan informasi tentang penjualan tiket dari TI10. Tahun lalu, untuk pertama kalinya, penyelenggaraan The International harus ditunda karena pandemi COVID-19. Pada tahun ini, Valve kembali harus menunda TI10 sekitar dua bulan dari jadwal semula. Alasannya karena Sports Federation menolak untuk mengategorikan esports sebagai olahraga. Jadi,  sulit bagi para peserta TI10 untuk mendapatkan visa ke Swedia. Pada akhirnya, Valve memutuskan untuk memindahkan lokasi penyelneggaraan The International, dari Swedia ke Romania. Meskipun begitu, Valve belum mengeluarkan ketentuan terkait penonton offline untuk TI10 karena kemunculan varian baru dari COVID-19. .

“Kami harap, kami sudah bisa memberikan informasi tentang tiket dari TI10 saat ini. Namun, varian Delta memunculkan tantangan baru dalam usaha kami untuk mengadakan kompetisi offline yang aman,” ungkap Valve, menurut laporan Dot Esports. Jika pemerintah Romania mengubah peraturan terkait kedatangan wisatawan mancanegara, hal ini juga akan memengaruhi orang-orang yang ingin menonton TI10 secara langsung. Karena itu, sampai sekarang, Valve belum berani mengungkap tentang penjualan tiket TI10.

First Media Gelar Turnamen First Warriors – Ultimate Battle Championship, Tawarkan Hadiah Rp420 Juta

First Media bakal menggelar turnamen esports berjudul First Warriors – Ultimate Battle Championship. Dalam turnamen tersebut, akan ada empat game yang diadu, yaitu Free Fire, Call of Duty: Mobile, PUBG Mobile, dan Valorant. Sementara total hadiah yang ditawarkan mencapai Rp420 juta.

Babak kualifikasi dari First Warrior – Ultimate Battle Championship terbuka untuk umum. Pendaftaran untuk tim Free Fire dan Valorant dibuka pada 22 Juni sampai 9 Juli 2021. Sementara pendaftaran untuk tim Call of Duty Mobile dan PUBG Mobile baru dibuka pada 5 Juli 2021 sampai 23 Juli 2021 mendatang. Para pemain amatir yang ingin ikut serta dalam turnamen tersebut bisa mendaftarkan diri di firstwarrior.id.

Turnamen Ultimate Battle Championship terbagi menjadi dua segmen. Segmen pertama adalah Grassroot Tournament, yang akan mempertemukan tim-tim amatir. Babak grand final dari Grassroot Tournament ini akan diadakan pada Juli 2021. Di sini, akan terpilih 16 tim PUBG Mobile, 12 tim Free Fire, dan masing-masing 8 tim CODM dan Valorant untuk maju ke segmen berikutnya, yaitu Last Boss Battle Tournament. Tiga tim amatir terbaik dari masing-masing game bahkan akan langsung melaju ke babak grand final dari Last Boss Battle Tournament.

Format turnamen dari First Warriors – Ultimate Battle Championship. | Sumber: First Warriors

Jika Grassroot Tournament hanya mempertemukan tim amatir, Last Boss Battle Tournament juga diikuti oleh tim-tim profesional. Secara total, ada 32 tim profesional yang First Media undang untuk ikut dalam Ultimate Battle Championship, yaitu 13 tim PUBG Mobile, 9 tim Free Fire, dan masing-masing 5 tim untuk CODM dan Valorant. Di grand final dari Last Boss Battle, tim-tim amatir dan profesional akan bertanding dengan satu sama lain untuk memperebutkan gelar juara.

Selain turnamen esports, First Media juga akan mengadakan talk show, gaming workshop, sampai coaching clinic. Materi yang disampaikan di coaching clinic akan diberikan oleh pemain profesional, seperti Oca Oscar Dz, Alexander “Entruv”, dan Darmawan “Manggiskun” dan bakal disiarkan di channel Youtube First Warrior Indonesia.

Ultimate Battle Championship bukanlah turnamen esports pertama yang First Media gelar. Sebelum ini, perusahaan penyedia internet itu juga pernah mengadakan program esports berjudul First Warriors. Dalam program tersebut, First Media tidak hanya mengadakan turnamen esports, tapi juga reality show serta pembinaan First Raiders, yang merupakan tim esports resmi di bawah asuhan First Media. Keputusan First Media untuk mengadakan Ultimate Battle Championship menjadi bukti komitmen mereka untuk menemukuni dunia esports.

Tidak heran jika esports menarik minat First Media. Mengutip data dari Newzoo, Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk, Marlo Budiman menyebutkan bahwa pemasukan dari gaming dan esports di Indonesia masih akan naik secara signifikan dari tahun ke tahun. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu pasar game terbesar di Asia Tenggara. Pasalnya, sekitar 62% dari 165 juta netizen Indonesia merupakan gamers.

“First Warriors – Ultimate Battle Championship adalah wujud komitmen dari Link Net untuk memperkuat ekosistem esports Tanah Air,” kata Marlo. Dia juga berharap, esports — yang merupakan bagian dari industri kreatif — akan bisa mendorong ekonomi Indonesia untuk pulih.

Call of Duty akan Kedatangan Rambo dan Die Hard di Event Terbarunya

Berbicara soal crossover tentu tidak lepas dari game-game yang berkolaborasi untuk membawa karakter dari game lain, animasi, atau bahkan film layar lebar. Activision juga kelihatannya juga tidak ingin ketinggalan tren tersebut dengan akhirnya membawa 2 ikon film aksi tahun 80-an ke dalam Call of Duty.

Lewat event terbarunya yang bertajuk “80’s Action Heroes”, Activision menghadirkan karakter John James Rambo dan juga John McClane dari film Die Hard ke dalam game-game Call of Duty mereka. Activision tidak hanya akan memasukkan ke salah satu game-nya saja. Namun 2 karakter itu akan muncul di 3 game Call of Duty milik Activision sekaligus, yaitu Call of Duty: Black Ops Cold War, Call of Duty: Warzone, dan juga Call of Duty: Mobile.

Event spesial ini akan diadakan dalam waktu terbatas saja yang akan diadakan mulai 20 Mei hingga 18 Juni mendatang. Ada banyak hal yang bisa dinikmati oleh para pemain di masing-masing game Call of Duty pada event spesial ini.

Pada Call of Duty: Cold War dan Warzone yang akan memilki bundel operator baru yaitu Rambo dan Die Hard, pemain bisa mendapatkan skin karakter Rambo dan juga John McClane ditambah dengan skin senjata dan item-item lain yang ikonik dengan karakter-karakter tersebut.

Call of Duty: Warzone juga akan kedatangan tiga map eksklusif baru yang terinspirasi langsung dari film Rambo dan juga Die Hard. Yang pertama adalah Survival Camp dan juga CIA Outpost yang merupakan lokasi-lokasi yang ada di film Rambo. Dan yang ketiga dan mungkin jadi yang terbaik yaitu kehadiran Nakatomi Plaza yang merupakan lokasi utama dari film Die Hard.

Hal-hal baru yang disediakan Activision selama event 80’s Action Heroes ini (sumber image: Call of Duty)

Sedangkan untuk Call of Duty: Mobile akan mendapatkan mode multiplayer terbatas baru yang diberi nama “Guns Blazing”. Dalam mode ini para pemain akan berkesempatan berubah menjadi Rambo dan McClane yang akan menggunakan senjata dual-wielded Choppers.

Di luar update menarik tadi, Activision masih menyuntikkan segudang hal menarik lain di event 80’s Action Heroes ini mulai dari senjata baru, mode zombi baru, hingga medali dan hadiah baru khusus yang bisa didapatkan para pemain selama event ini berlangsung.

Dalam Setahun, Pemasukan Call of Duty: Mobile Capai Rp7,1 Miliar

Satu tahun setelah diluncurkan, Call of Duty: Mobile berhasil mendapatkan pemasukan sekitar US$480 juta (sekitar Rp7,1 miliar), menurut data dari Sensor Tower. Amerika Serikat menjadi negara dengan kontribusi terbesar dalam pemasukan Call of Duty: Mobile. Diperkirakan, dalam satu tahun, gamer Amerika Serikat menghabiskan sekitar US$215 juta (sekitar Rp3,2 miliar) untuk game ini. Negara dengan kontribusi terbesar kedua adalah Jepang, diikuti oleh Jerman.

Dalam periode 1 Oktober 2019 sampai 30 September 2020, Call of Duty: Mobile menjadi mobile game shooter dengan pemasukan terbesar ketiga di Amerika Serikat. Posisi pertama diduduki oleh PUBG Mobile dari Tencent, yang berhasil mendapatkan pemasukan US$274 juta (sekitar Rp4 miliar) dalam satu tahun. Sementara posisi kedua ditempati oleh Fortnite, yang dapat mengumpulkan US$239 juta (sekitar Rp3,5 miliar) selama satu tahun terakhir. Free Fire dari Garena ada di posisi keempat dengan pemasukan US$148 juta (sekitar Rp2,2 miliar).

pemasukan call of duty mobile
Game-game shooter dengan pemasukan terbesar dalam satu tahun di Amerika Serikat. | Sumber: Sensor Tower

Dari segi waktu, Call of Duty: Mobile mendapatkan pemasukan paling besar pada Q2 2020. Memang, saat itu adalah puncak ketika negara-negara di dunia memperketat peraturan terkait lockdown dan karantina akibat pandemi COVID-19. Sepanjang pandemi, semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk bermain game. Tak hanya itu, para gamer juga semakin sering menghabiskan uangnya untuk game. Buktinya, total belanja para gamer Amerika Serikat mengalami kenaikan. Sementara industri game Tiongkok juga tumbuh.

Salah satu alasan mengapa Call of Duty: Mobile bisa sukses adalah berkat kerja sama yang baik antara Activision dan Tencent. Dalam waktu satu minggu setelah diluncurkan, Call of Duty: Mobile telah diunduh sebanyak 100 juta kali. Dalam satu bulan, total download dari game ini naik menjadi 148 juta dan pada bulan kedua setelah peluncuran, angka download mencapai 172 juta kali.

Dari segi total download, kontribusi terbesar juga datang dari Amerika Serikat. Call of Duty: Mobile telah diunduh sebanyak hampir 50 juta kali di negara tersebut. Sementara itu, Brasil memberikan kontribusi terbesar kedua, diikuti oleh India di posisi tiga.

Activision Diduga Sedang Persiapkan COD Warzone Mobile

Seri Call of Duty yang diusung Activision Blizzard, terbilang jadi salah satu franchise game paling menguntungkan. Buktinya terlihat pada Q1 2020 kemarin, ketika pemasukan Activision Blizzard bisa naik berkat Call of Duty. Salah satu versi spin-off dari franchise game tersebut adalah Call of Duty Warzone, merupakan versi Battle Royale dari Call of Duty yang dapat dimainkan secara cuma-cuma.

Berhasil sukses di PC dan konsol, Warzone kini dikabarkan akan dibuat ke dalam versi mobile demi bisa menuai sukses lebih besar lagi. Spekulasi soal ini pertama kali didapatkan oleh Charilie Intel, sub-brand dari Dexerto yang spesifik membahas Call of Duty. Spekulasi tersebut muncul setelah Charlie Intel menemukan sebuah job listing posisi Executive Producers yang diposting di laman resmi Activision.

Sumber: Charlie Intel

Sumber: Charlie Intel
Sumber: Charlie Intel

Job listing tersebut menjabarkan deskripsi pekerjaan Executive Produser sebagai seseorang yang mengurusi sebuah game mobile FPS AAA dari Call of Duty Franchise, baik dari segi product framing, ataupun player experience. Lebih lanjut dijelaskan lagi, bahwa untuk mengisi posisi tersebut, seorang profesional harus bisa mengumpulkan, mengadaptasi, dan menyajikan fitur esensial dari Warzone di konsol dan PC ke dalam platform mobile.

Meski begitu, Activision sepertinya masih sembunyi-sembunyi, terkait langkahnya untuk menyajikan Warzone ke platform mobile. Entah dihapus atau memang terisi, tapi jika Anda mencoba pergi ke tautan resmi job listing tersebut sekarang, maka yang muncul hanyalah laman berisi tulisan “Sorry… The job you are trying to apply for has been filled”.

Memang platform mobile memiliki potensi yang luar biasa dari segi bisnis. Contoh dari ini salah satunya adalah PUBG Mobile. Game yang dikembangkan oleh Lightspeed & Quantum dan di-publish oleh Tencent Games tersebut berhasil mengumpulkan pendapatan hingga 3 miliar dollar AS hanya dalam 2 tahun saja.

Sementara pada sisi lain, Call of Duty Warzone sebagai game di PC dan konsol sudah berhasil menuai kesuksesan yang cukup besar. Mengutip VG24/7, versi Battle Royale dari Call of Duty tersebut berhasil mengumpulkan 75 juta pemain di bulan Agustus 2020, cuma empat bulan saja sejak peluncuran. Melihat kesuksesan besar yang didapat Activision Blizzard dari versi PC, tidak heran kalau mereka jadi ingin menjajaki ladang baru untuk menuai keuntungan yang lebih besar lagi.

Sumber Activision Blizzard
Sumber: Activision Blizzard

Namun Activision sendiri sebenarnya sudah memiliki Call of Duty Mobile. Dikembangkan oleh TiMi Studios, Call of Duty Mobile rilis pada 1 Oktober tahun 2019 lalu. COD Mobile yang menyajikan mode klasik 5 vs 5 dan Battle Royale, telah berhasil mengumpulkan pendapatan hingga 327 juta dollar pada bulan Juni 2020 lalu, menurut catatan Sensor Tower.

Jadi jika melihat hal tersebut, tak heran jika Activision ingin mencoba menuai lebih banyak keuntungan lewat rencana membuat Warzone untuk mobile.

Grand Final CODM Major Series Season 3: DG Esports Jadi Juara

Tanggal 12 hingga 13 September 2020 kemarin menjadi puncak laga kompetisi Call of Duty Mobile tertinggi di Indonesia, yaitu COD Mobile Major Series Season 3. COD Major Series sendiri sudah terselenggara sejak dari bulan Juli 2020 kemarin. Turnamen dimulai dari babak kualifikasi solo, dilanjut kualifikasi tim pada 17-23 Agustus 2020, ronde eliminasi pada 26-29 Agustus 2020, dan babak Playoff Major Series Season 3 pada 31 Agustus – 3 September 2020.

Dari Juli hingga September, kualifikasi akhirnya menyaring 6 tim untuk bertanding di Major Series Season 3. Enam tim tersebut adalah 4U Team, Team NXL, Kayze, Bonafide Esports, RIMO Sadewa, dan Louvre Esports. Enam tim tersebut bertanding dengan 2 tim undangan yaitu Bigetron Duty dan DG Esports.

Bertanding dalam format bracket Double Elimination, semua tim berjuang untuk dapat lolos ke babak final dalam seri best-of 3. Hari pertama menjadi seleksi awal untuk turnamen ini, dan berhasil menumbangkan Bigetron Duty, 4U Team, dan Team NXL. Pada hari kedua, Upper Bracket menyisakan DG Esports dan Bonafide Esports. Bertanding pada map Standoff untuk Serach and Destroy, dan Nuketown untuk Hardpoint, DG Esports dengan mulus dengan skor 6-2 di game pertama, dan 150-89 di game kedua. Berkat kemenangan tersebut DG Esports mengamankan babak Grand Final.

Sementara dari babak Lower Bracket, RIMO Sadewa melesat cepat, pukul rata lawan-lawannya satu per satu. Mereka menang 2-0 lawan Louvre Esports dan Kayze, masing-masing di ronde 2 dan 3 Lower Bracket. Sampai akhirnya mereka bertemu dengan Bonafide, yang baru saja tersungkur dari Upper Bracket setelah kalah lawan DG Esports.

Pertandingan best-of 5 antara RIMO Sadewa vs Bonafide berjalan begitu sengit. Bonafide membuka kemenangan dalam pertandingan Search and Destroy di map Firing Range, lalu RIMO Sadewa membalas di pertandingan Hardpoint di map Summit. Kedua tim terus berbalas kemenangan sampai masuk game ke-5, Hardpoint di map Standoff. Pada pertandingan terakhir, RIMO Sadewa malah seperti hilang asa. RIMO Sadewa pun gugur setelah kalah telak 28-150, Bonafide menang, dan mendapat kesempatan membalas kekalahan mereka sebelumnya.

Babak Grand Final dihadapi oleh dengan percaya diri oleh DG Esports. Mereka bisa menang dua game sekaligus, Search and Destroy di map Raid dengan skor 6-2, dan Hardpoint di map Summit dengan skor 150 – 132. Namun demikian, Bonafide sempat menyusul pada pertandingan Domination di map Nuketown, menang 150-147, dan amankan game ketiga.

Game 4 kembali mempertandingkan Search and Destroy di map Summit. DG Esports membuka pertandingan dengan sangat meyakinkan, memenangkan 3 ronde sekaligus. Namun Bonafide sempat melawan dan dapat 2 ronde, sehinggai first-half selesai dengan skor 3-2.

DG Esports yang kini berperan sebagai Defender, justru bermain ekstra-agresif, yang membuat Bonafide yang merupakan Attacker jadi tak siap. Bonafide jadi cuma mencuri satu skor saja, sementara DG Esports berhasil memporak-porandakan keadaan. Ronde demi ronde dimenangkan, sampai akhirnya DG Esports memenangkan game 4 dengan skor 6-3, dan menjadi juara COD Mobile Major Series Season 3.

Catatan viewership Grand Final CODM Major Series Season 3

Hari pertandingan Call of Duty Mobile series sendiri bertabrakan dengan dengan dua turnamen besar lainnya, yaitu PMPL ID 2020 Season 2, dan MPL ID 2020 Season 6. Mungkin karena itu, jumlah tayangan dilihat CODM Major Series Season 3 jadi kalah saing cukup jauh. Apalagi juga mengingat, dua liga tersebut sudah tayang secara konsisten selama beberapa tahun belakangan. Dengan ini,berikut catatan viewership Grand Final COD Mobile Major Series Season 3.

Grand Final Day 1 (12 September 2020)

  • Total durasi siaran – 5 jam 42 menit 24 detik
  • Total tayangan dilihat – 95.711 views

Grand Final Day 2 (13 September 2020) 

  • Total durasi siaran – 4 jam 30 menit 45 detik
  • Total tayangan dilihat – 93.562 views

*data diambil dari channel YouTube Garena Call of Duty Mobile indonesia pada tanggal 14 September 2020

Selamat untuk DG Esports atas kemenangannya di Call of Duty Mobile Major Series Season 3. Dapatkah tim tersebut mempertahankan keunggulannya di Major Series Season depan?

Summary of Indonesia Games Championship 2020 – Winners and Viewers Data

After a bit long journey from the best gamers all over the country, Indonesia Games Championship (IGC) 2020 is finally complete. On 27-30 August 2020, IGC gave the crowns for all champions from Free Fire (FF), Arena of Valor (AoV), Call of Duty Mobile (CoDM) and League of Legends (LoL).

Held online, IGC 2020 was held from May to August. The tourney started with registration phase from May to June 2020. After that, the qualification phase was on July until August, filtering out the best team to play on Playoff (24-26 August 2020) and Grand Final (27-30 August 2020).

There are two champions from each contested game (except LoL) in IGC 2020 since there are champions from male and female categories. From all of the winning teams, EVOS Esports could be said as the most successful in this tournament. It’s because they won in two games titles on male categories.

This is the list of champions from each games titles and categories in IGC 2020:

Sumber: Telkomsel
Source: Telkomsel

Male Categories

  • Free Fire – EVOS Esports
  • COD Mobile – LOUVRE x One Team
  • Arena of Valor – EVOS Esports
  • League of Legends – Magnus

Female Categories

  • Free Fire – Toxic for Lyfe
  • Call of Duty Mobile – Star8 Celestial
  • Arena of Valor – Hertz Emot

 

The impact of IGC 2020 towards Indonesian esports ecosystem

With many choices of games titles, two categories, and long journey, IGC 2020 gives good impact to Indonesian esports ecosystem.

From participation, there are 34,000 players in 8,200 teams in this championship. By doing it online, IGC reached to 457 cities in Indonesia and three countries in Southeast Asia (Malaysia, Singapore, and Philippine). From the broadcasting side, IGC managed to get 10 million total views and 1.5 million hours watched on DuniaGames website and MAXstream app.

Dari sisi tingkat partisipasi, IGC 2020 diikuti oleh 34.000 peserta yang tergabung dalam 8.200 tim. Menggunakan format online, IGC 2020 juga berhasil menjangkau 457 kabupaten/kota di Indonesia, dan tiga negara di Asia Tenggara yaitu Malaysia, Singapura, dan Filipina. Dari sisi tayangan, rilis mengatakan bahwa IGC 2020 berhasil menyedot perhatian sampai dengan 10 juta total views, dengan 1,5 juta jam total watch time pada situs DuniaGames dan aplikasi MAXstream.

Meanwhile, monitoring Dunia Games YouTube channel, here’s our finding on the views number. These results were taken on 1 September 2020.

League of Legends Grand Final

  • Total broadcast duration – 452 minutes 33 seconds (7 hours 32 minutes 33 seconds)
  • Total number of views – 10,967 views

Grand Final Arena of Valor (also shows AOV female category)

  • Total broadcast duration – 639 minutes  (10 hours 39 minutes)
  • Total number of views – 81,078 views

Free Fire Grand Final (also shows Playoff COD Mobile male and female categories)

  • Total broadcast duration – 649 minutes 38 seconds (10 hours 49 minutes 38 seconds)
  • Total number of views – 225,859 views

Free Fire Grand Final part 2 (also shows Grand Final COD Mobile male and female categories)

  • Total broadcast duration – 697 minutes 5 seconds  (11 hours 37 minutes 5 seconds)
  • Total number of views – 354,925 views

“We really appreciate the growing enthusiasm from gaming fans all over Indonesia towards IGC 2020. It can be seen from the live streaming views number. We hope competition like this could be an oasis for esports activists to keep fighting for a better industry, even though we are in a difficult time.  Seeing the excitement, we will keep it open-minded to hold IGC in the coming years. We also hope to give bigger impacts in developing the esports industry in Indonesia by doing inclusively and continuously.” Said Setyanto Hantoro, President Director of Telkomsel on IGC 2020.

Congrats to the winners! So far, IGC is indeed regarded as one of the first-class tournaments in Indonesia. Hopefully, this annual tournament could continue and give more positive impacts.

The original article is in Indonesian, translated by Yabes Elia