Dell XPS 13 2-in-1 dan XPS 15 Generasi Baru Unggulkan Bezel Layar Tipis Tanpa Berkompromi Soal Letak Webcam

Kalau bukan karena Dell XPS 13, dunia mungkin bakal lebih terlambat mengenal laptop dengan bezel layar super-tipis. Namun sering kali sebuah terobosan harus berbuah kompromi, dan dalam kasus Dell XPS 13, komprominya adalah letak webcam di posisi yang jauh dari kata ideal.

Setelah hampir empat tahun, kompromi tersebut akhirnya berhasil dieliminasi. Pada ajang CES di bulan Januari kemarin, Dell menyingkap generasi terbaru XPS 13 dengan webcam yang berada di posisi ideal, dan di ajang Computex baru-baru ini, Dell turut menerapkannya pada XPS 13 2-in-1 beserta XPS 15.

Rahasianya terletak pada upaya Dell untuk merancang modul webcam-nya sendiri. Dengan diameter cuma 2,25 mm, modul webcam ini jauh lebih mungil dari biasanya, tapi di saat yang sama, kualitasnya tidak harus memburuk akibat keterbatasan ruang. Modul yang sama itu akhirnya juga mampir ke XPS 13 2-in-1 dan XPS 15.

Dell XPS 13 2-in-1

Menariknya, usaha Dell rupanya tidak berhenti sampai di situ saja. Mereka juga membenahi sejumlah elemen desain XPS 13 2-in-1, mulai dari engsel yang lebih superior, sampai keyboard dan trackpad baru.

Keyboard-nya kini telah memanfaatkan teknologi MagLev seperti yang terdapat pada XPS 15 2-in-1, sedangkan ukuran trackpad-nya membesar. Secara keseluruhan, dimensi XPS 13 2-in-1 memang sedikit lebih besar ketimbang sebelumnya, akan tetapi ini juga dikarenakan oleh perubahan pada layarnya.

Di sini Dell menjejalkan panel 13,4 inci dengan aspect ratio 16:10 (sama lebarnya, tapi lebih tinggi). Pilihan resolusinya masih sama, antara full-HD atau 4K. Di sisi lain, XPS 15 yang juga telah mengemas webcam baru kini turut ditawarkan dalam varian berlayar OLED yang superior perihal reproduksi warna.

Dell XPS 15

Spesifikasinya tentu juga ikut mendapat penyegaran. Untuk XPS 13 2-in-1, Dell memercayakan prosesor Intel generasi ke-10 (Ice Lake) yang diklaim 2,5 kali lipat lebih bertenaga daripada sebelumnya. Varian termahalnya juga mencakup RAM 32 GB serta SSD PCIe 1 TB, dan baterainya sendiri diklaim bisa tahan sampai 16 jam pemakaian.

Untuk XPS 15, Dell mengandalkan prosesor 8-core Intel generasi ke-9, dan varian termahalnya yang mengusung layar OLED 4K juga bisa dikonfigurasikan dengan GPU Nvidia GTX 1650 beserta RAM sebesar 64 GB.

Rencananya, generasi anyar Dell XPS 13 2-in-1 ini bakal segera dipasarkan dengan harga mulai $999, sedangkan XPS 15 sudah mulai dijual dengan banderol mulai $999, atau paling murah $1.899 untuk yang mengusung layar OLED.

Sumber: Ars Technica dan The Verge.

Sasar Kreator Konten, Razer Blade Studio Edition Unggulkan GPU Nvidia Quadro RTX 5000

Citra gaming melekat erat pada brand Razer, akan tetapi semakin ke sini Razer semakin gencar memperluas cakupan branding-nya ke ranah lain. Bukti terbarunya adalah pengumuman mereka di ajang Computex 2019. Di sana mereka menyingkap lineup laptop baru bertajuk Razer Blade Studio Edition.

Sesuai dugaan, ini pada dasarnya merupakan deretan laptop Razer Blade yang ditujukan untuk para kreator konten. Sebelum ini memang sudah cukup banyak kreator yang memercayakan Razer Blade sebagai alat bantu mereka bekerja, dan itu juga yang pada akhirnya mendorong Razer untuk menyiapkan penawaran yang lebih spesifik.

Lineup Blade Studio Edition ini terdiri dari dua model, yakni Razer Blade 15 dan Razer Blade Pro 17. Desain kedua model ini sama persis seperti varian gaming-nya, hanya saja balutan warnanya berbeda. Namun yang paling membedakan adalah spesifikasinya, yang semuanya telah dioptimalkan untuk konteks kreasi konten ketimbang sesi gaming yang mulus.

Razer Blade Studio Edition

Yang paling utama, Blade Studio Edition mengandalkan Nvidia Quadro RTX 5000 sebagai kartu grafisnya. Quadro RTX sendiri baru Nvidia umumkan di event Computex yang sama, dan Razer boleh berbangga menjadi salah satu dari sejumlah mitra pertama Nvidia yang menelurkan laptop prosumer generasi terbaru ini.

Komponen spesifik lainnya adalah display. Pada konfigurasi termahalnya, Blade 15 Studio Edition mengemas layar sentuh OLED beresolusi 4K, sedangkan Blade Pro 17 Studio Edition malah berada satu level lebih tinggi berkat panel 4K 120 Hz yang diusungnya.

Untuk performa, Blade 15 Studio Edition mengandalkan prosesor Intel Core i7-9750H, sedangkan Blade Pro 17 Studio Edition lagi-lagi lebih unggul dengan Core i9-9880H. Kedua model mampu menampung RAM DDR4 hingga berkapasitas 32 GB, serta storage SSD NVMe hingga 1 TB.

Razer Blade Studio Edition rencananya akan dipasarkan mulai musim gugur mendatang. Razer sejauh ini masih bungkam soal kisaran harga model-model yang bakal mereka tawarkan, tapi semestinya sudah pasti cukup mahal kalau kelasnya prosumer.

Sumber: Razer.

Asus ZenBook Pro Duo Adalah Laptop Flagship dengan Sepasang Layar 4K

Ajang Computex tahun lalu menjadi saksi atas keisengan Asus mengganti touchpad laptop dengan layar sentuh full-HD. Tahun ini, Asus rupanya telah siap membawa ide gila tersebut ke level yang lebih tinggi lagi lewat ZenBook Pro Duo UX581.

Kata “Duo” adalah kuncinya. Touchpad sekaligus layar sentuh yang Asus juluki dengan istilah ScreenPad kini telah berevolusi menjadi ScreenPad Plus, sebuah layar sentuh memanjang yang ditempatkan persis di antara layar utama laptop dan keyboard.

Asus ZenBook Pro Duo

Bentang diagonal ScreenPad Plus mencapai angka 14 inci, dan Asus pun tidak main-main mengingat resolusinya sudah berada di level 4K. Sebelum ini, HP sebenarnya sudah lebih dulu menerapkan konsep layar ganda yang serupa pada Omen X 2S, tapi dimensi layar keduanya terlihat begitu mungil jika dibandingkan dengan ScreenPad Plus ini.

Kehadiran layar kedua yang masif ini berarti pengguna dapat memperluas ruang kerja virtual-nya agar semakin efisien. Di saat yang sama, kehadiran layar kedua ini berarti keyboard-nya harus dipepet sampai ke bawah, dan touchpad-nya pun harus digeser ke sebelah kanan.

Asus ZenBook Pro Duo

Berhubung layar keduanya sendiri 4K, sudah pasti layar utamanya pantas diunggulkan: OLED 15,6 inci beresolusi 4K, dengan dukungan 100% spektrum warna DCI-P3. Display yang sangat mumpuni itu turut didukung spesifikasi kelas flagship, dengan konfigurasi termahal meliputi prosesor 8-core Intel Core i9-9980HK, GPU Nvidia GeForce RTX 2060 6 GB, RAM DDR4 32 GB, serta ruang penyimpanan hingga 1 TB berbasis SSD tipe PCIe.

Konektivitasnya pun cukup melimpah, mencakup USB-C (Thunderbolt 3), 2x USB 3.1 Gen 2 (Type-A), HDMI, dan kombo jack audio. Ini termasuk mengesankan mengingat tebal perangkatnya tidak sampai 2,4 cm, sedangkan bobotnya nyaris mencapai 2,5 kg, dan itu sudah termasuk baterai berkapasitas 71 Wh.

Asus ZenBook Pro Duo

Di samping ZenBook Pro Duo, Asus turut menyingkap ZenBook Duo yang mengusung konsep layar ganda ScreenPad Plus yang sama, hanya saja yang ukuran dan resolusinya lebih kecil. Spesifikasinya juga jauh di bawah ZenBook Pro Duo, tapi itu berarti harganya juga lebih terjangkau. Sayangnya, Asus masih bungkam soal itu. Yang baru diketahui sejauh ini hanyalah pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal ketiga 2019.

Pertanyaan yang terakhir, di mana ScreenPad standar sekarang? Touchpad sekaligus layar sentuh itu sekarang sudah menjadi lebih mainstream berkat kehadirannya di lini ZenBook standar, utamanya trio ZenBook 13 (UX334), ZenBook 14 (UX434) dan ZenBook 15 (UX534).

Sumber: Asus.

Desktop dan Monitor Gaming Baru MSI Siap jadi Pasangan Ideal Buat Menikmati Game Blockbuster

Selain memproduksi komponen PC dan laptop, MSi juga sudah lama menyediakan desktop gaming built-up untuk konsumen yang menginginkan kemudahaan pemakaian tanpa keterbatasan upgrade. Ada banyak pilihan desktop racikan sang produsen asal Taiwan itu, dari mulai model tower tradisional hingga varian small-form factor berkonsep ‘PC rasa console‘.

Sejak akhir tahun lalu, Micro-Star International juga tak lagi malu-malu dalam memperkenalkan monitor gaming-nya. Debut mereka di sana dimulai oleh tiga monitor berlayar melengkung Optix MAG. Tak lama, produsen memperluas lineup-nya dengan Optix MPG – monitor gaming terintegrasi sistem pencahayaan RGB Mystic Light untuk menyampaikan informasi terkait status dalam permainan.

MSI3 14

MSI3 10

Ada sejumlah monitor dan PC desktop unik baru yang MSI singkap di Computex 2018. Kedua produk berbeda ini mereka ramu agar menjadi pasangan serasi untuk menikmati permainan-permaian blockbuster. Di segmen desktop, selain me-refresh seluruh produk dengan prosesor Intel Core generasi kedelepan (termasuk Vortex, Aegis, Infinite, dan Nightblade), MSI mengungkap versi baru Trident. Lalu di ranah monitor, mereka memamerkan panel G-Sync 240Hz buat para gamer pro serta layar ‘monster’ 49-inci.

MSI3 15

 

Trident A series

Trident adalah salah satu opsi PC mungil berperforma tinggi dari MSI selain Vortex. Dan di varian anyar ini, produsen mencoba mengombinasikan desain mungil dengan kesederhanaan akses hardware layaknya desktop mid-tower. Hasilnya cukup menarik: Trident A memiliki desain asimetris yang stylish (termasuk pada penempatan pencahayaan RGB-nya), dapat berdiri manis tanpa menghabiskan banyak ruang di atas meja.

MSI3 17

MSI3 6

Hal paling menakjubkan mengenai Trident A adalah kesanggupannya menjadi rumah bagi prosesor Intel Core i7-8700, kartu grafis GeForce GTX 1080 Ti, RAM 2666MHz hingga 32GB, dua buah SSD M.2 serta Intel Optane, dan power supply SFX 450W dalam tubuh bervolume hanya 12-liter. Aspek menarik selanjutnya dari rancangan Trident A ialah pemanfaatan panel samping transparan berbahan tempered glass. Selain menjadi jendela buat memperlihatkan komponen-komponen di dalam, panel ini juga bisa dibuka seperti pintu.

MSI3 7

Untuk mendinginkan hardware-hardware yang diposisikan berdempetan, MSI mengandalkan teknologi Silent Storm Cooling. Sistem memanfaatkan tiga aliran udara terpisah buat menangani komponen-komponen utama penghasil panas ketika Trident A sedang menjalankan game.

MSI3 8

MSI3 9

 

Oculux NXG251

Jika desktop gaming sudah siap, Oculux NXG251 bisa jadi pertimbangan jika Anda membutuhkan monitor spesialis game-game kompetitif. Ia merupakan panel G-Sync pertama MSI, menyuguhkan refresh rate 240Hz serta waktu respons 0,5-milidetik, dan memiliki luas layar 24,5-inci 1920×1080. Susunan teknologi tersebut memastikan konten permainan tersaji detail dan tajam, meskipun adegan-adegan di sana berlangsung di kecepatan tinggi. Karakteristik ini sangat ideal bagi permainan eSport.

MSI3 1

MSI3 13

Oculux NXG251 memang bukanlah monitor bertubuh ramping, namun MSI tidak lupa menghiasnya dengan RGB Mystic Light dan emblem LED ‘Nvidia G-Sync’ di sisi belakang – mempersilakan Anda buat mengustomisasinya agar tampil berbeda di arena turnamen.

MSI3 2

 

Optix MAG491C

Merupakan salah satu kejutan terbesar di Computex 2018. Optix MAG491C adalah monitor gaming paling high-end MSI, menyajikan panel curved seluas 49-inci, resolusi 3840x1080p, dan tingkat kelengkungan 1800R. Fitur-fitur di sana hadir demi memberikan Anda pengalaman gaming terbaik: HDR, refresh rate 144Hz, waktu respons 4-milidetik, rasio kontras 3000 banding 1 dengan tingkat kecerahan 400cd/meter persegi, serta didukung teknologi AMD Freesync sehingga output-nya bebas dari efek screen tearing.

MSI3 4

MSI3 5

 

Optix MAG271CR dan MAG241CR

Kedua model ini ialah upgrade dari monitor Optix MAG, kali ini mereka dibekali fungsi Gaming Echo: zona RGB di belakang dapat tersinkronisasi dengan pencahayaan dan audio dalam game. Optix MAG271CR/ MAG241CR juga menyimpan fitur Gaming OSD (on screen display), mempersilakan Anda langsung mengutak-atik setting monitor (kontras, kecerahan, equalizer hitam) tanpa mengganggu jalannya permainan.

MSI3 11

MSI3 12

Spesifikasi teknisnya juga tidak kalah canggih: kedua monitor Optix MAG anyar ini ditunjang oleh refresh rate 144Hz dan waktu respons 1-milidetik.

MSI3 16

 

Ketersediaan

Seperti produk baru MSI lain yang melangsungkan debut perdananya di Computex 2018, perangkat-perangkat di atas belum mempunyai harga retail. Beberapa dari mereka kemungkinan akan mulai dipasarkan pada triwulan ketiga tahun ini, ditandai dengan acara peluncuran di masing-masing negara.

Asus ZenAiO Pro Z272 Adalah PC All-in-One yang Upgradeable

Asus mencuri perhatian pengunjung Computex 2018 lewat ZenBook Pro 15 UX580 yang mengusung layar sentuh sebagai touchpad-nya. Meski demikian, Asus juga sempat mengumumkan PC all-in-one yang sangat menarik bernama ZenAiO Pro Z272. Menarik karena ia termasuk spesies langka PC AIO yang upgradeable.

Untuk mewujudkannya, Asus menerapkan pendekatan desain seperti yang diambil HP dalam merancang Envy AIO 27, di mana semua komponen tidak diletakkan di belakang layar, melainkan di bagian dasar dudukannya. Alhasil, untuk mengakses komponen seperti RAM, HDD dan SSD, pengguna hanya perlu membuka penutup bagian dasarnya saja.

Asus ZenAiO Pro Z272

Juga unik adalah fakta bahwa bagian dasar ZenAiO Pro ini merupakan Qi wireless charger, yang berarti pengguna bisa dengan mudah meletakkan smartphone di atasnya untuk mengisi ulang baterainya. Agar semakin praktis, deretan port yang tersedia juga diposisikan di bagian dasar, bukan di belakang layar seperti kebanyakan PC AIO lain.

Mayoritas memang terdapat di sisi belakang, seperti output dan input HDMI, Ethernet, serta tiga port USB standar, dengan maksud supaya kabel-kabel dapat disembunyikan secara rapi di belakang. Namun demi memudahkan akses, sisi kanannya telah dilengkapi satu port USB biasa, satu port Thunderbolt 3 (USB-C) dan jack audio.

Asus ZenAiO Pro Z272

Namun apalah arti sebuah AIO tanpa layar yang mumpuni? ZenAiO Pro dibekali panel sentuh 27 inci beresolusi 4K, tapi ada juga varian yang lebih murah yang mengemas layar full-HD non-touchscreen. Layar dengan bezel yang amat tipis ini duduk di atas engsel yang bisa diatur ketinggiannya dengan mudah, serta dimiringkan sesuai kebutuhan, dengan cara kerja yang mirip tapi tidak seekstrem Microsoft Surface Studio.

Spesifikasinya pun dipastikan tidak mengecewakan. Pada konfigurasi termahalnya, ada prosesor Intel Core i7-8700T berinti enam, GPU Nvidia GeForce GTX 1050, RAM DDR4 32 GB, HDD 2 TB plus SSD 512 GB. Memang bukan yang terbaik, tapi masih cukup untuk keseimbangan antara bekerja dan bermain, dan Asus pun tak lupa membenamkan speaker stereo racikan Harman Kardon.

Sayang belum ada kepastian soal jadwal rilis dan harganya. Namun di Amerika Serikat, Asus ZenAiO Pro Z272 rencananya akan dibanderol mulai $1.299 untuk varian terbawahnya.

Sumber: Asus.

Perang Jumlah Core Prosesor Antara Intel dan AMD Terus Berlanjut

Saya yakin semua pembaca tahu bahwa Intel dan AMD memiliki rivalitas abadi dalam mendominasi pasar prosesor komputer. Intel sempat berada di atas angin selama beberapa tahun sebelum AMD mengungkap lini prosesor Ryzen. Pasca Ryzen, kedudukan di antara keduanya jadi tidak setimpang sebelumnya.

Karena sudah merasa mampu untuk kembali menyaingi Intel, AMD pun mulai unjuk gigi lewat ajang banyak-banyakan jumlah core menjelang event Computex tahun lalu. Ketika itu mereka mengungkap Ryzen Threadripper dengan spesifikasi monster: 16-core dan 32-thread, dalam satu keping prosesor.

Intel otomatis langsung kebakaran jenggot, dan tanpa berlama-lama, mereka melancarkan serangan balik lewat prosesor Core i9-7980XE yang mengemas 18-core dan 36-thread. Dari situ perang jumlah core, atau mungkin istilah lebih kerennya, “Core Wars”, pun resmi dimulai.

AMD Threadripper 2

Perang tersebut terus berlanjut di Computex tahun ini. Kali ini ganti Intel yang memprovokasi dengan mengumumkan prosesor 28-core yang belum bernama, yang rencananya bakal diluncurkan ke pasaran pada kuartal keempat tahun ini juga.

Kalau tahun lalu Intel butuh waktu dua minggu untuk membalas, kali ini AMD hanya perlu hitungan jam untuk menyerang balik. Mereka langsung mengumumkan Threadripper 2 dengan total 32-core dan 64-thread (2x lipat generasi pertamanya), dan jadwal peluncurannya malah lebih cepat daripada Intel: perkiraan di kuartal ketiga tahun ini, dan ada juga yang merumorkan di bulan Agustus nanti.

Namun seperti yang kita tahu, jumlah core bukanlah cerita sepenuhnya. Intel, meskipun kalah perihal jumlah core, mengklaim prosesor barunya itu dapat berjalan di kecepatan 5 GHz pada seluruh intinya. AMD di sisi lain menyebut Threadripper 2 punya boost clock 3,4 GHz, meski ini masih belum dipastikan.

Lalu apa artinya ini bagi para konsumen? Saya pribadi tidak mau terlalu ambil pusing, sebab kedua prosesor sinting ini tidak ditujukan kepada mayoritas, bahkan gamer yang paling hardcore pun sejatinya tidak memerlukannya untuk bisa memenuhi kebutuhannya.

Core i7-8086K (kanan) bersebelahan dengan prosesor Intel 8086 orisinil (kiri) / Intel
Core i7-8086K (kanan) bersebelahan dengan prosesor Intel 8086 orisinil (kiri) / Intel

Yang lebih menarik buat saya justru adalah pengumuman lain dari Intel terkait prosesor bernama Core i7-8086K. Intel merancangnya dalam rangka merayakan ulang tahun ke-40 prosesor Intel 8086, yang memulai tren arsitektur prosesor x86 yang masih digunakan hingga saat ini.

Keistimewaan Core i7-8086K adalah kecepatannya. Meski sama-sama berarsitektur Coffee Lake dan memiliki 6-core dan 12-thread seperti Core i7-8700K, base clock-nya berada di angka 4 GHz, sedangkan boost clock-nya malah mencapai 5 GHz. Ini tanpa di-overclock, dan karena ada label “K” di namanya, berarti ia bisa dengan mudah ditambah lagi kecepatannya.

Kendalanya cuma satu: prosesor ini merupakan edisi terbatas, dan hanya akan diproduksi sebanyak 50.000 unit. Harganya mungkin berada di kisaran $425. Intel juga mengadakan giveaway prosesor ini sebanyak 8.086 unit, tapi sayang hanya untuk konsumen di negara tertentu saja, dan Indonesia tidak termasuk salah satunya.

Sumber: AnandTech 1, 2, 3.

Asus ZenBook Pro 15 UX580 Usung Layar Sentuh 5,5 Inci Sebagai Touchpad-nya

Belum lama ini, Asus merilis ZenBook Pro 15 (UX550) dengan spesifikasi yang memukau. Namun Asus rupanya sudah menyiapkan model lain yang lebih istimewa lagi yang mereka umumkan di event Computex 2018. Namanya masih ZenBook Pro 15, tapi dengan kode UX580 di belakangnya.

Desainnya tampak identik, dan spesifikasinya pun juga nyaris sama: yang paling mahal mencakup prosesor 6-core Intel Core i9-8950HK, GPU Nvidia GeForce GTX 1050 Ti 4 GB, RAM DDR4 16 GB, dan SSD tipe PCIe sebesar 1 TB. Yang berbeda hanya GPU-nya saja, di mana UX550 memakai GTX 1050 (non-Ti).

Layarnya pun juga mirip, IPS 15,6 inci beresolusi 4K pada varian termahalnya, akan tetapi sedikit lebih superior soal akurasi warna. Lalu apa yang berbeda? Touchpad-nya. ZenBook Pro 15 (UX580) tidak dibekali touchpad biasa, melainkan yang Asus sebut dengan istilah ScreenPad.

Asus ZenBook Pro 15 UX580

Sesuai namanya, ScreenPad ini pada dasarnya merupakan sebuah layar sentuh dengan bentang diagonal 5,5 inci dan resolusi 1080p. Ibaratnya smartphone yang ditanamkan ke bodi laptop, ScreenPad dapat diadaptasikan dengan berbagai kebutuhan. Anda juga bisa menganggap ini jawaban Asus terhadap Touch Bar andalan MacBook Pro.

Namun kalau Touch Bar benar-benar menggantikan deretan tombol keyboard, ScreenPad sebenarnya masih bisa digunakan seperti touchpad biasa. Lalu ketika dibutuhkan, kita bisa mengklik tombol F6 untuk mengaktifkan ScreenPad (menyalakan layarnya), dan klik lagi untuk kembali menjadikannya touchpad biasa.

Asus ZenBook Pro 15 UX580

Ada banyak sekali yang bisa dilakukan menggunakan ScreenPad. Yang sederhana mungkin sebagai launcher aplikasi dan untuk mengontrol jalannya lagu di Spotify maupun video di YouTube. Namun berkat kustomisasi yang begitu lengkap, kesan gimmicky yang ditawarkan ScreenPad jadi berkurang drastis.

Di deretan aplikasi Microsoft Office misalnya, ScreenPad dapat membantu dengan menampilkan toolbar, sehingga ketimbang menggerakkan kursor mouse ke arah toolbar di layar, kita tinggal menyentuh iconicon yang muncul di ScreenPad. Oke, ini mirip dengan premis yang ditawarkan Touch Bar, tapi setidaknya ScreenPad masih lebih fungsional karena dapat dijadikan numpad atau malah kalkulator sekalipun.

ScreenPad juga terintegrasi dengan Windows. Untuk lebih jelasnya, video tutorial dari Asus di bawah ini bisa memberikan gambaran terkait potensi ScreenPad.

Asus merancang laptop ini untuk para kreator konten maupun kalangan profesional lainnya. Namun aspek hiburan juga tidak dilupakan begitu saja. Salah satu buktinya, ada sistem audio premium yang mengantongi sertifikasi Harman-Kardon.

Di Amerika Serikat, Asus ZenBook Pro 15 UX580 rencananya bakal dipasarkan pada pertengahan bulan Juli nanti dengan harga mulai $2.299.

Sumber: Business Wire dan The Verge.

Ayo Simak Galeri Foto Para Model Cantik di Computex 2017

Berbeda dari event-event teknologi di negara-negara barat – CES misalnya – para exhibitor pameran IT di negeri timur masih mengandalkan model-model cantik untuk menarik perhatian pengunjung, dan Computex 2017 terus memegang tradisi itu. Dan seperti biasa, DailySocial tidak membuang-buang kesempatan buat mengabadikan wajah-wajah cantik di sana.

Tanpa perlu berpanjang-lebar, saya akan mengajak Anda menikmati galeri para model yang memenuhi area pameran komputer tahunan terbesar di Asia, Computex Taipei 2017. Lebih dari 40 foto di bawah kami persembahkan untuk Anda, para pembaca setia DailySocial:

Computex 2017 Booth Babes 48

Computex 2017 Booth Babes 1

Computex 2017 Booth Babes 2

Computex 2017 Booth Babes 3

Computex 2017 Booth Babes 4

Computex 2017 Booth Babes 5

Computex 2017 Booth Babes 6

Computex 2017 Booth Babes 7

Computex 2017 Booth Babes 8

Computex 2017 Booth Babes 9

Computex 2017 Booth Babes 10

Computex 2017 Booth Babes 11

Computex 2017 Booth Babes 12

Computex 2017 Booth Babes 13

Computex 2017 Booth Babes 14

Computex 2017 Booth Babes 15

Computex 2017 Booth Babes 16

Computex 2017 Booth Babes 17

Computex 2017 Booth Babes 18

Computex 2017 Booth Babes 19

Computex 2017 Booth Babes 20

Computex 2017 Booth Babes 21

Computex 2017 Booth Babes 22

Computex 2017 Booth Babes 23

Computex 2017 Booth Babes 24

Computex 2017 Booth Babes 25

Computex 2017 Booth Babes 26

Computex 2017 Booth Babes 27

Computex 2017 Booth Babes 28

Computex 2017 Booth Babes 29

Computex 2017 Booth Babes 30

Computex 2017 Booth Babes 31

Computex 2017 Booth Babes 32

Computex 2017 Booth Babes 33

Computex 2017 Booth Babes 34

Computex 2017 Booth Babes 35

Computex 2017 Booth Babes 36

Computex 2017 Booth Babes 37

Computex 2017 Booth Babes 38

Computex 2017 Booth Babes 39

Computex 2017 Booth Babes 40

Computex 2017 Booth Babes 41

Computex 2017 Booth Babes 42

Computex 2017 Booth Babes 43

Computex 2017 Booth Babes 44

Computex 2017 Booth Babes 45

Computex 2017 Booth Babes 49

Computex 2017 Booth Babes 50

Laptop Gaming Gigabyte Aorus Ini Juga Simpan GTX 1080 Dalam Tubuhnya yang Tipis

Dalam waktu kurang lebih dua tahun, konsumen diserbu oleh laptop-laptop gaming VR ready dengan hardware sekelas desktop. Dan di era Nvidia Pascal serta prosesor Intel Core generasi ke-7, wujud mereka semakin ramping. Anda mungkin sudah mendengar kabar mengenai notebook gaming tipis bersenjata GTX 1080 dari Asus, dan rival senegaranya tampaknya tak mau ketinggalan.

Di Computex 2017, anak perusahaan Gigabyte yang fokus pada bidang penyediaan perangkat gaming memperkenalkan Aorus X5 MD, kompetitor dari Asus ROG Zephyrus dan New Razer Blade Pro. Ia adalah salah satu perangkat baru dengan GPU berdesain Max-Q persembahan Nvidia. Berkat teknologi baru itu, produsen bisa mencantumkan kartu grafis berperforma tinggi ke tubuh laptop yang tipis,

Aorus X5 MD 5

Aorus X5 MD ialah laptop gaming 15,6-inci dengan rasio panjang dan lebar 390x272mm, berketebalan hanya 22,9-milimeter. Di belakang layarnya yang tipis terdapat logo kepala elang khas Aorus, dan saat panel itu diangkat, Anda disuguhkan papan ketik dengan sistem pencahayaan RGB Per Key yang sangat cantik. Keyboard tersebut juga dilengkapi tombol macro dan switch untuk mengubah profile.

Aorus X5 MD 4

Panel di sana merupakan varian IPS beresolusi 3840×2160 (4K) yang turut dilengkapi teknologi Nvidia G-Sync sehingga kegiataan gaming Anda tidak dinodai oleh efek screen tearing dan stuttering. Selain mengusung tekstur anti-glare, display tersebut juga telah tersertifikasi X-Rite Pantone, sehingga warna yang dihasilkannya betul-betul menyerupai objek di dunia nyata.

Aorus X5 MD 1

Tentu saja dengan kehadiran GeForce GTX 1080, prosesor Intel Core i7-7820HK, serta dukungan RAM DDR4 2400MHz sebesar 16GB, Anda tidak perlu mempertanyakan kemampuan Aorus X5 MD menjalankan game-game blockbuster terbaru serta kesanggupannya menunjang hiburan berbasis VR.

Membahas sedikit mengenai Max-Q, desain ini memungkinkan GPU Pascal Nvidia bersemayam dalam tubuh setipis 18-milimeter, tanpa membuat temperaturnya naik drastis, membahayakan komponen lain, ataupun menyebabkan sistem jadi bising di kondisi full-load.

Aorus X5 MD 3

Seperti di sejumlah laptop gaming high-end lain, Aorus X5 MD turut dibekali fitur overclock CPU ‘instan’, memberikannya kinerja 15 persen lebih tinggi dibanding Core i7-770HQ. Lalu jika penyajian video menjadi perhatian Anda, decoding VP9 dan HEVC10b di sana memastikan laptop dapat menjalankan video 4K lebih mulus.

Gigabyte belum menginformasikan berapa harga retail dari Aorus X5 MD. Jangan kaget jika angkanya mencapai US$ 3.000, karena laptop 15-inci dengan GTX 1070 saja dibanderol di kisaran US$ 2.100 sampai 2.400. Ada kemungkinan produk ini dilepas di kuartal empat 2017.

Sumber: Aorus.

5 Teknologi Mutakhir yang MSI Benamkan di Notebook-Notebook Gaming Baru Mereka

Sebagai standar hiburan next-gen, tema virtual reality kembali diangkat MSI di Computex tahun ini. Tentu saja sang produsen juga setia memegang komitmen dalam memberikan terobosan. Di sana, pengunjung diisuguhkan beragam lineup PC baru dalam berbagai wujud, lalu MSI juga menyingkap bermacam-macam upgrade yang mereka bubuhkan pada keluarga notebook gaming.

Tiga laptop anyar menjadi kebanggaan MSI di Computex 2017, dipadu bersama dua edisi spesial: GE62 Camo Squad yang sebelumnya sudah hadir di Indonesia dan GP62M World of Tanks Edition. Dan dalam presentasinya, MSI menjabarkan lima update yang mereka implementasikan pada model-model baru, dimulai dari GT75VR Titan beserta ‘kakak-adik’ GE73VR dan GE63VR Raider.

MSI 20

MSI 11

Upgrade tersebut diarahkan pada sistem pendingin, layar, keyboard, serta pada output suara. Detailnya bisa Anda simak lengkap di bawah.

 

Cooler Boost 5

Cooler Boost 5 merupakan generasi baru solusi pendingin yang MSI manfaatkan di laptop gaming best-selling mereka, dikhususkan bagi notebook-notebook bersenjata kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070. Produsen mengusung modul thermal ganda, ditunjang sepasang kipas Whirldwind dengan lebar 29-milimeter, dipadu bersama tujuh pipa pendingin untuk menghasilkan empat aliran udara berbeda. Menurut MSI, sistem baru tersebut lebih efektif dan efisien dalam membuang panas yang dihasilkan komponen internal.

MSI 18

Whirlwind Blade sendiri ialah kipas berdesain unik, memiliki 31 bilah, dengan tebal tak lebih dari 0,4-milimeter. Kipas dipakai untuk mendinginkan GPU dan CPU secara terpisah, namun mampu beroperasi secara kooperatif. Di kecepatan putar (RPM) yang sama, kipas Whirlwind Blade mampu mengusir panas ke heat sink 20 sampai 30 persen lebih efektif dibanding fan tipe standar.

MSI 1

Untuk notebook tipe high-end sendiri, MSI masih mengandalkan Cooler Boost Titan (terutama di model-model ber-codename ‘Titan’ seperti GT83VR dan GT75VR) dan Cooler Boost Trinity di varian bertubuh tipis (GS63VR dan GS73VR contohnya). Buat lebih lengkapnya, pembahasan menganai Cooler Boost Trinity dan Titan bisa Anda simak di sini.

MSI 6

MSI 4

 

Monitor dengan refresh rate 120Hz dan waktu respons 3-milidetik

MSI paham bahwa tingginya spesifikasi tidak akan banyak berguna jika tidak ditunjang monitor yang memadai. Mereka sudah lama menaruh perhatian pada kualitas monitor, tepatnya sejak seri Prestige pertama kali diperkenalkan. Dan kali ini, MSI membubuhkan teknologi panel dengan refresh rate 120Hz dan waktu respons 3-milidetik ke seri GE – pertama kali muncul di gaming notebook.

MSI 17

Berkat teknologi respons 3ms, display bisa meminimalisir efek berbayang pada objek yang bergerak dikecepatan tinggi, sangat berguna di permainan-permainan shooter dan balapan. Lalu dengan refresh rate 120-Hertz, monitor laptop sanggup menghidangkan 120 gambar dalam sedetik, jadi performa tinggi GPU tidak sia-sia. Selain itu, MSI juga telah mengkalibrasi panel agar menyuguhkan color gamut semaksimal mungkin, yakni di 94 persen NTSC, memastikan warna di layar semirip objek aslinya.

MSI 16

 

Keyboard gaming RGB Per Key

Sejak dua tahun silam, pencahayaan RBG terus menjadi tren populer di kalangan produsen hardware. Dan setelah diterapkan di GT83VR, kali ini Micro-Star International menghadirkan RGB Per Key di kelas GE lewat GE63VR dan GE73VR. Sesuai namanya, masing-masing tombol di notebook dibekali lampu LED mandiri. Pencahayaannya tidak lagi dibagi per zona, sehingga variasi polanya lebih banyak dan aspek kustomisasinya lebih luas.

MSI 7

Hebatnya lagi, warna LED di keyboard bisa diselaraskan dengan game. Papan ketik itu dapat dijadikan ‘notifikasi’ real-time terhadap status di dalam permainan; misalnya untuk menampilkan tingkat health, amunisi, cooldown, atau saat karakter Anda tertembak, keyboard akan menyala.

MSI 10

Khusus di tipe GE63VR/GE73VR, keyboard tersebut mengusung desain chiclet ergonomis, dengan key travel sejauh 1,9-milimeter. Zona WASD-nya dioptimalkan sehingga mendukung penuh kegiatan gaming, lalu sistem input kendali ini turut ditopang fitur anti-ghosting hingga 45 tombol.

MSI 14

 

SteelSeries Rapid Mechanical Keyboard

Seperti yang diungkap sebelumnya oleh product marketing manager Alex C.Y. Lin, keyboard mekanik low-profile di GT75VR Titan merupakan jawaban atas kurang memuaskannya papan ketik tipe sejenis di notebook kompetitor.

MSI 15

Digarap oleh SteelSeries, switch di Rapid Mechanical Keyboard menyuguhkan key travel sejauh 3-milimeter dengan actuation 1,5-milimeter. MSI menjanjikan responsivitas yang lebih baik dari keyboard mekanik low-profile lain, sekitar 25 persen lebih cepat. Berdasarkan sesi hands-on singkat, switch tersebut menyajikan sensasi clicky, terasa empuk serta kokoh di jari, dengan kualitas di atas keyboard ROG GX800. Tentu saja ia turut ditunjang pencahayaan RGB Per Key.

MSI 8

 

Speaker raksasa

Speaker adalah aspek yang sangat dibanggakan MSI di notebook gaming mereka. Namun meski dilengkapi hardware dan software canggih, output di beberapa model – khususnya laptop bertubuh tipis – masih kurang maksimal. Buat model terbarunya, MSI memutuskan untuk membenamkan dua speaker raksasa ditambah dua subwoofer racikan Dynaudio. Seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya, di konferensi pers Computex 2017, output audio di GE bisa terdengar hingga ke pojok ruangan.

MSI 13

Laptop gaming MSI juga siap menyuguhkan suara beresolusi tinggi berkat ketersediaan DAC HiFi ESS Sabre – GT83VR bahkan menunjang rate hingga 32bit/385KHz. Di sisi software, produsen kembali menggunakan Nahimic 2+ dan Nahimic VR.

MSI 12

Kelima fitur baru di atas dapat Anda temukan di laptop gaming MSI GT75VR Titan, GE73VR Raider, dan GE63VR Raider.

MSI 21

MSI 2

MSI 19