TipTip Mulai Bidik Pemilik Brand Beriklan Lewat Komunitas

Platform monetisasi konten kreator TipTip mulai membidik pemilik brand untuk memanfaatkan kehadiran komunitas dalam memasarkan produknya. Solusi ini diyakini akan menjadi terobosan baru di dunia periklanan digital yang selama ini kurang bisa menggambarkan seperti apa “real conversion” di dunia offline.

“Platform ini akan live dalam kuartal pertama ini. Yang pasti ini akan jadi breakthrough karena di iklan digital selama ini mengukur impresi, brand awareness biasanya tidak ada masalah karena ada berbagai media sosial. Real conversion ke komunitas yang belum ada,” ungkap Founder & CEO TipTip Albert Lucius saat media gathering di Jakarta, Selasa (30/1).

Albert mencontohkan, sebuah merek kamera yang meluncurkan produk terbaru kini bisa beriklan digital atau mencari komunitas kamera secara spesifik di lokasi tertentu. Dalam platform yang akan segera dirilis, pemilik brand yang bisa menentukan sendiri target komunitas, mulai dari usia, pendapatan, dan lokasinya.

“Jadi bisa langsung lakukan activation. Kita tidak melawan awareness [seperti media sosial pada umumnya] karena di sini kita bermain di activation-nya.”

Sejak diperkenalkan pada kuartal IV 2023, sebanyak 15 brand lokal sudah memanfaatkan solusi ini. Albert menargetkan setidaknya pada akhir 2024 dapat menggaet 75 brand. Model monetisasi dalam solusi ini bersifat B2B, artinya ketika terjadi kesepakatan bisnis antar perusahaan maka aktivasi akan dilaksanakan sesuai dengan kampanye yang diinginkan.

Sebelumnya, TipTip memiliki dua model bisnis untuk mencetak pendapatan, semuanya berbasis komisi. Pertama, melalui konten digital yang dijual oleh semua konten kreator, sekitar 10% dari penjualan akan masuk sebagai komisi. Kedua, melalui sistem ticketing dengan komisi mulai dari 3%-5% untuk komunitas atau konten kreator yang ingin membuat event offline/online.

“Semuanya win win. Listing event dan konten di TipTip itu gratis, komisi hanya akan ditarik ketika ada pembelian saja dari konsumen.”

Dia melanjutkan, “Kegiatan kumpul-kumpul komunitas itu sudah ada dari sebelum TipTip ada. Apa yang kita lakukan itu hanya modernisasi prosesnya jadi lebih rapi. Kalau anggota komunitas hanya 10 belum jadi masalah, tapi akan jadi masalah kalau sudah ratusan. Kita digitalisasi prosesnya agar jelas auditnya, kreator dapat pendapatan berapa.”

Batal ekspansi ke Filipina dan Vietnam

Di saat yang bersamaan, Albert juga mengonfirmasi untuk membatalkan rencana ekspansi ke Filipina dan Vietnam pada tahun ini. Menurutnya, industri kreator digital di Indonesia masih begitu luas yang bisa digarap, pencapaian bisnis TipTip juga tumbuh positif sepanjang tahun lalu.

Diungkapkan TipTip memiliki lebih dari 500 ribu pengguna dengan pertumbuhan bulanan antara 20%-30%, serta gaet 25 ribu komunitas dan kreator yang tersebar di 250 kota di seluruh Indonesia. Lalu, volume transaksi tembus puluhan miliar Rupiah, tumbuh stabil sebesar 30% per bulannya.

“Dari segi user dan bisnis, kita terus berkembang. Makanya fokus di Indonesia dulu karena pasarnya besar sekali. Kita juga estimasi pemain seperti kita ini baru TipTip saja.”

Perusahaan akan perdalam penetrasi bisnisnya ke luar Jakarta, masuk kota lapis dua dan tiga. Selama ini pemasaran di Jakarta sudah terlalu penuh sehingga perlu ada perubahan strategi buat setiap brand, apalagi kalau ingin menggaet komunitas. Kegiatan kumpul komunitas juga makin kencang dilakukan pasca pandemi ini.

Untuk mendukung rencana tersebut, Albert mengaku pihaknya akan menggalang putaran baru. TipTip terakhir kali menggalang pendanaan Seri A sebesar $13 juta pada Desember 2022 dipimpin oleh East Ventures.

“Tujuan fundraising ini buat solidify bisnis TipTip, harapannya kalau orang ingin ikutan event komunitas bisa dicari lewat TipTip.”

Albert juga optimistis dengan prospek industri kreator. Ke depannya Indonesia akan masuk ke golden era dengan demografi penduduknya didominasi oleh generasi muda. Hal ini akan mempengaruhi tingkat konsumsi mereka yang bersinggungan langsung dengan ekonomi nasional.

Presiden Komisaris TipTip Triawan Munaf juga menyampaikan, generasi Z & millennial merupakan kekuatan utama di balik kemajuan industri kreatif di Indonesia. Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pencipta konten dan pelaku kreatif yang mendorong revolusi produktivitas.

“Kita sedang menyaksikan masa keemasan produktivitas di Indonesia, dengan generasi muda memegang peranan utama dalam menciptakan keberlanjutan ekonomi kreatif,” ujar Triawan.

Application Information Will Show Up Here

TipTip Dorong Monetisasi Konten untuk Kreator Pemula

Platform monetisasi konten untuk kreator TipTip mengaku alami pertumbuhan pesat pada layanannya sebesar 300% selama enam bulan terakhir. Hal ini turut dipengaruhi oleh menjamurnya kreator konten di Indonesia, bahkan tidak sedikit yang menjadikan ini sebagai profesi dan mata pencaharian utama.

Namun, untuk menjadi seorang kreator konten yang menghasilkan pendapatan, ada banyak tantangan yang harus dilalui. Selain harus membangun basis yang kuat, juga harus punya kemampuan untuk memasarkan konten. Kurangnya jalur monetisasi serta tingkat pengaruh yang terbatas sebagai rintangan-rintangan utama yang menghalangi perjalanan karier di bidang ini.

Berdasarkan laporan Linktree, 59% kreator pemula yang belum cukup tenar ataupun berpengaruh tidak mampu untuk menghasilkan uang dari karyanya secara langsung. Di sisi lain, hanya 14% dari seluruh kreator yang memiliki komunitas yang cukup besar untuk dikategorikan sebagai ‘influencer.’ Alhasil, peluang-peluang untuk monetisasi pun menjadi semakin sedikit.

Di sisi lain, terdapat 8 juta kreator dan terus bertambah. Menurut International Monetary Fund (IMF), angka tersebut akan bertambah hampir 2x lipat hingga menjadi 17 juta kreator pada 2027. Pemasukannya ditaksir mencapai lebih dari $7 miliar (sekitar Rp105 triliun).

Founder & CEO TipTip Albert Lucius mengungkapkan, “hal ini menunjukkan bahwa ekonomi kreator sesungguhnya memiliki pasar yang besar, namun belum dimaksimalkan potensinya. Adalah misi TipTip untuk menumbuhkan, menginspirasi, dan memampukan para kreator untuk meningkatkan skalanya dan menjadi kreator unggul.”

Salah satu yang memainkan peran penting dalam menumbuhkan ekonomi kreator adalah komunitas. Data dari We Are Social menunjukkan sebanyak 77% masyarakat Indonesia sudah terhubung ke internet, sementara rata-rata 7 jam 42 menit dihabiskan di dunia maya untuk berinteraksi dengan teman dan keluarga, serta bertemu dan menjalin koneksi dengan orang-orang baru.

Hal ini menunjukkan bahwa komunitas terus mengalami peningkatan pesat berkat teknologi digital, baik komunitas yang lahir di dunia maya maupun komunitas-komunitas tradisional yang juga merambah ke ranah online di luar kegiatan offline yang telah berlangsung selama ini.

Belum lama ini, TipTip juga meluncurkan fitur yang menargetkan kreator pemula, sedang, hingga besar agar dapat memiliki kendali lebih atas sumber pemasukannya. Dengan begitu, bahkan kreator-kreator terkecil sekalipun dapat melakukan penjualan paket berlangganan sekaligus tiket elektronik (e-ticket) secara mandiri.

Salah satu kreator sekaligus pemain biola yang menawarkan kursus privat bagi komunitasnya, Ardiles, mengaku sangat terbantu dengan layanan TipTip untuk menumbuhkan presensi maupun pemasukannya. Dalam waktu 6 bulan setelah mendaftar, ia telah mendapatkan pemasukan sebesar lebih dari $100 ribu atau lebih dari Rp1,5 miliar.

“Berkat TipTip, saya mampu menggunakan kanal digital untuk membagikan kecintaan saya terhadap musik dan menjadikannya sebagai sebuah jenjang karier, tanpa harus mengumpulkan jumlah followers yang banyak,” ungkapnya. Perusahaan juga mengklaim bahwa pemasukan rata-rata para kreator di platform TipTip saat ini mencapai Rp8 juta per bulannya.

Target ke depan

Resmi diluncurkan pada 2022 lalu, Tiptip menawarkan solusi serba-ada bagi para kreator untuk memonetisasi karyanya secara langsung, baik dalam bentuk konten digital, sesi live, paket berlangganan, tiket elektronik, dan fitur-fitur yang memungkinkan penggemar untuk berinteraksi dengan para kreator favoritnya.

Pada akhir 2022 lalu, perusahaan juga telah memperoleh pendanaan tahap awal sebesar $10 juta atau lebih dari Rp143 miliar dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari Vertex, EMTEK, SMDV, dan beberapa family offices terkemuka.

Meskipun begitu, Albert menyanggah bahwa perusahaan tidak semata-mata menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak sustain. Dalam wawancara terbatas bersama media pada (11/8), ia mengungkapkan bahwa perusahaan berusaha tetap mengedepankan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaan.

Saat ini TipTip berkantor di salah satu co-working space di Jakarta Barat dengan total karyawan sekitar 150 orang. Selama setahun beroperasi, TipTip berhasil menggaet 20 ribu kreator aktif, dengan sekitar 200 ribu pengguna yang juga tergabung dalam 400 komunitas di seluruh Indonesia. Perusahaan juga mengklaim pertumbuhan mencapai 25% tiap bulannya.

Triawan Munaf selaku Presiden Komisaris TipTip mengungkapkan, “Dibantu pendekatan berbasis teknologi, TipTiip terus berkomitmen untuk meningkatkan fitur-fiturnya guna menyediakan jalur-jalur monetisasi yang semakin inovatif, serta menciptakan kesempatan yang seimbang bagi kreator mula-mula dan juga komunitasnya, hingga para influencer terbesar.”

Terkait target perusahaan, Albert mengaku tidak memiliki target spesifik, “tumbuh secara natural saja,” pungkasnya. Selain fokus di Indonesia, Albert juga sempat mengungkapkan rencana ekspansi regional ke Filipina dan Vietnam. “Rencananya tahun depan 2024, kita lihat situasi ekonomi dan variabel lainnya,” ujarnya.

Application Information Will Show Up Here

Platform Kreator Konten “TipTip” Peroleh Dana Seri A 205 Miliar Rupiah

Platform kreator konten TipTip mengumumkan penutupan pendanaan Seri A sebesar $13 juta (setara dengan 205 miliar Rupiah). Putaran ini merupakan lanjutan dari pendanaan tahap awal senilai $10 juta yang sebelumnya telah diterima pada Maret 2022. East Ventures kembali memimpin putaran teranyar ini dengan partisipasi dari investor lainnya, seperti Vertex, SMDV, dan B.I.G Ventures.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (28/11), Founder dan CEO TipTip Albert Lucius menyampaikan pihaknya merasa terhormat sekaligus bangga dengan kepercayaan dan dukungan yang berlanjut dari para investor terkemuka di Asia Tengggara.

“Kami sangat menghargai kemitraan yang terjalin, dan akan menggunakan dana ini untuk mempercepat perkembangan platform, diversifikasi produk agar dapat memosisikan TipTip sebagai platform terkemuka bagi kreator konten di Asia Tenggara,” ucap Albert.

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca turut memberikan pernyataannya. Ia memiliki kepercayaan penuh terhadap kepemimpinan Albert dalam membawa TipTip. Menurutnya, pengalaman Albert membangun Kudo, sebelum diakuisisi Grab pada 2017, telah terbukti menjadi navigasi yang kuat untuk menghadapi gejolak ekonomi yang diperkirakan terjadi pada 2023.

“Kami berharap TipTip terus melanjutkan pertumbuhan yang signifikan dengan tetap menerapkan strategi hyperlocal yang terbukti diadaptasi dengan baik serta membawa perubahan perilaku bagi konsumen maupun kreator konten di era pasca COVID. Kami melihat adanya potensi perkembangan yang lebih besar lagi dan dan kami sangat optimis untuk terus mendukung TipTip,” katanya.

Managing Partner Vertex Joo Hock Chua menambahkan, “Kami percaya dengan pendekatan ekosistem kreator-suporter-promotor yang dilakukan oleh TipTip. Pendekatan ini sangat cocok untuk memasuki pasar Indonesia yang sangat luas dan tersebar di berbagai komunitas mikro. TipTip memiliki keunikan tersendiri dalam memberikan solusi utama dalam masalah yang dihadapi para kreator konten, yaitu monetisasi dalam ekosistem mereka. Dengan dukungan TipTip, para kreator konten dapat memonetisasi langsung konten mereka tanpa harus bergantung pada algoritma atau iklan.”

Pencapaian TipTip

TipTip didirikan pada Oktober 2021 dengan misi memberikan solusi bagi kesenjangan monetisasi yang saat ini dihadapi para kreator konten Asia Tenggara. TipTip membangun marketplace yang menghubungkan para kreator konten dengan para pengikutnya. Di sana pemilik konten diberikan kebebasan untuk membuat konten, memasarkan, dan menjual langsung hasil kreasi mereka.

Diklaim sejak diperkenalkan ke publik pada Juli 2022, TipTip mendapat respons pasar yang baik. Terjadi peningkatan revenue lebih dari 20 kali lipat di dua bulan terakhir sejak Oktober 2022. Strategi hyperlocal yang diimplementasikan oleh TipTip disebutkan sukses menggandeng kegiatan komunitas, baik online maupun offline, di lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia.

Platform TipTip disebutkan telah digunakan oleh lebih dari 2.500 kreator konten dan digunakan oleh lebih dari 30 ribu pengguna. Perusahaan berencana lebih agresif lagi pada tahun depan dengan target menaungi 30 ribu kreator konten dan 300 ribu pengguna.

Albert menyebut, rata-rata penghasilan yang didapatkan kreator konten serta pengikutnya setelah 30 hari bergabung di platform, berkisar di angka Rp3 juta. Kreator konten bisa mendapatkan penghasilan dengan menjual langsung konten mereka atau melalui jaringan promotor konten di TipTip, atau dengan melakukan live session bersama para pengikut. Tersedia fitur monetisasi seperti tipping langsung, serta KYC identitas dan integrasi pembayaran yang membantu kreator agar mendapatkan lebih banyak penghasilan.

Application Information Will Show Up Here

Harap-Harap Cemas Ekosistem Industri Kreatif dan Ekonomi Digital Pasca Pengumuman Kabinet Indonesia Maju

Kemarin (23/10) Presiden Joko Widodo telah memilih dan mengumumkan daftar menteri dan pejabat untuk kabinet barunya. Kendati selama masa kampanye jargon “ekonomi digital” disampaikan, namun daftar kementerian yang diumumkan cukup mengejutkan pelaku di ekosistem startup, sebagai salah satu ujung tombak dari ekonomi digital nasional.

Ada dua hal yang cukup mengganjal, pertama dileburnya Bekraf ke dalam Kemenpar, menjadi Kemenparekraf. Peleburan menjadi istilah untuk tidak menyebutnya sebagai peniadaan. Kendati dipimpin sosok yang digadang-gadang identik muda dan kreatif, namun ini mengindikasikan turunnya prioritas untuk pengembangan industri kreatif, termasuk startup digital. Bagaimana tidak, sejauh ini peran Bekraf cukup signifikan dirasakan para pelaku industri.

Program-programnya secara spesifik menyasar kebutuhan insan kreatif, terlihat dari susunan deputi yang ada, meliputi riset, permodalan, infrastruktur, pemasaran, hak kekayaan intelektual, dan hubungan antarlembaga. Sementara idealnya dengan potensi yang ada, pariwisata memang menjadi fokus tersendiri.

Ekonomi kreatif tidak bisa dipandang sebelah mata

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPS dan Bekraf pada tahun 2016, sektor ekonomi kreatif berkontribusi pada 7,35% GDP nasional, menyumbangkan nilai lebih dari 922 triliun rupiah. Secara kontinu, angka tersebut beranjak naik hingga diproyeksikan bertumbuh 4,13% hingga akhir tahun ini. Ekonomi kreatif telah menopang hampir 17 juta pekerja, dari berbagai bidang termasuk startup digital.

Data pertumbuhan ekonomi kreatif nasional / Bekraf
Data pertumbuhan ekonomi kreatif nasional / Bekraf

Mengacu pada sumber lain, misalnya hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company bertajuk “e-Conomy SEA 2019”, tahun ini ekonomi digital Indonesia telah mencapai $40 miliar dan diprediksi akan meningkat tajam hingga $133 miliar di tahun 2025 mendatang. Sektor e-commerce, ride-hailing, travel, dan media menjadi pendorong utamanya. Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi yang terdepan di Asia Tenggara.

Hal-hal yang disayangkan

Selain Bekraf, pengayom industri digital nasional adalah Kemkominfo. Sejauh ini, Rudiantara cukup aktif melakukan advokasi pelaku startup, dengan target ambisius melahirkan unicorn baru. Untuk mendukung langkah tersebut, diperlukan berbagai upaya, termasuk mengakomodasi dengan kebijakan-kebijakan yang sesuai. Kini Johnny Gerald Plate terpilih menjadi Mekominfo. Nama tersebut tergolong sangat baru bagi sebagian besar pelaku industri kreatif dan digital – mungkin tidak demikian di politik. Ini menjadi poin kedua.

Langkah tangkas dibutuhkan untuk mengayomi ekosistem kreatif dan digital yang saat ini bertumbuh sangat cepat. Disrupsi yang dihadirkan sangat nyata mengubah cara-cara baru di masyarakat. Ekosistem bukan lagi di usia “early-stage”, sebaliknya sudah masuk ke “scale-up”, sehingga dibutuhkan rekam jejak yang relevan dari pemangku kebijakan yang menaunginya. Saat pengumuman menteri kemarin, Johnny didaulat presiden untuk mengurus hal berkaitan dengan keamanan siber, kedaulatan data, dan industri TIK domestik. Tugas yang sangat berat dan serius.

Hari Senin (22/10) lalu, kehadiran Nadiem Makarim ke istana cukup memberikan angin segar bagi industri. Banyak yang berharap pembentukan kementerian baru yang khusus menaungi ekonomi kreatif dan digital. Nyatanya, ia diposisikan pada Kementerian Pendidikan. Memang, SDM menjadi isu krusial yang harus direvolusi dengan pendekatan yang lebih berdampak. Namun rekam jejak Nadiem untuk menangani penyelarasan bisnis disruptif menjadi hal yang disayangkan untuk tidak dioptimalkan.

Berat untuk tidak pesimis

Startup digital telah melahirkan sektor fintech, mereka mampu memfasilitasi berbagai kalangan yang sebelumnya tidak tersentuk layanan perbankan pada produk-produk keuangan, dengan konektivitas teknologi. Startup digital telah melahirkan sektor ride-hailing dan online marketplace, membuka ribuan peluang bisnis sekaligus mentransformasi UKM melalui internet. Belum lagi berbicara soal sektor new retail, healthtech, edutech, dan lain-lain yang mulai memberikan dampak berarti bagi Indonesia.

Berat untuk memberikan pemakluman, kendati tahu bahwa ada kalkulasi politik yang harus dipertimbangkan Presiden.  Semoga ini bukan proses untuk mengorbankan industri kreatif dan digital untuk kepentingan-kepentingan yang dianggap lebih besar.

Bekraf Opens Registration for Government Incentive

Creative Economy Agency (Bekraf) is back to provide incentive in a form of  extra capital / asset investment for creative economy (ekraf) players that is also known as Government Incentive (BIP).

It has been going on since 2017, and specifically held for ekraf players engaged in digital app and developer of game, fashion, craft, culinary, and movie.

Capital is still the main issue for the creative industry players. After a strict  curation, Bekraf is to provide extra capital to accelerate their business. The agency led by Triawan Munaf has recorded many of those have no collateral for capital development, such as funding from the bank (unbankable) and still informal.

“Bekraf provides incentive as funding for curated players. Each company will receive up to Rp100 million to build up business and products,” Fadjar Hutomo, Bekraf’s Deputy of Capital Access.

The business player can register at Bisma. It starts from May 23rd to June 12th 2019. Few stages are include administration, substansial presentation and interview, verifiation of field and financial plan.

Focus to game developer and digital app

In 2017, BIP members from digital sector are 15 digital apps and game developers come from 18 cities in Indonesia. From the digital sector last year, are 12 digital app and game developers.

This is an ideal opportunity for local developer or startups looking for extra capital to receive BIP in 2019.

The incentive can be used to develop business and products, such as office rent and software, material, tools, and supported device.

The selected beneficiaries should submit the report to Bekraf for at least 30 days after the disbursement. Monitoring-Management-Evaluation (MPE) team will be monitoring the financial plan to make sure it was done accordingly to the regulation.

There are some requirements for game developers, the fund should not be for payroll or talent acquisition, except for digital app sub-sector and game developer. It was meant to be used for office space, rent, infrastructure, related items.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bekraf Kembali Buka Pendaftaran Bantuan Insentif Pemerintah

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menyalurkan insentif dalam bentuk penambahan modal kerja dan/atau investasi aktiva tetap kepada pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) atau yang disebut dengan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP).

Kegiatan yang sebelumnya sudah dilakukan sejak tahun 2017 ini secara khusus diberikan Bekraf untuk pelaku usaha ekraf subsektor aplikasi digital dan pengembang game, fesyen, kriya, kuliner, dan film.

Persoalan modal usaha merupakan kendala yang kerap ditemui pemilik usaha kreatif saat ini. Setelah proses kurasi yang ketat, Bekraf akan memberikan modal tambahan yang bisa dimanfaatkan pemilik usaha untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. Lembaga yang dipimpin Triawan Munaf ini juga mencatat saat ini banyak dari mereka yang tidak memiliki jaminan kolateral untuk mendapatkan pengembangan akses permodalannya seperti dana dari perbankan (unbankable) dan juga masih bersifat informal.

Bekraf memfasilitasi agar pelaku usaha dapat berpindah dari usaha informal menjadi formal dan meningkatkan skala usahanya. Namun, mengingat jumlah dana yang terbatas dan besarnya minat jumlah pelaku ekraf yang mendaftar, bantuan insentif pemerintah ini bersifat kompetisi yang diseleksi kurator dari luar lembaga.

“Bekraf memberikan insentif berupa dana kepada pelaku usaha ekraf yang lolos kurasi. Tiap penerima BIP berkesempatan mendapatkan maksimal Rp100 juta untuk meningkatkan kapasitas usaha dan produksi mereka,” kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo.

Pemilik usaha bisa langsung mendaftarkan diri di situs Bisma. Pendaftaran dibuka tanggal 23 Mei hingga 12 Juni 2019. Beberapa tahap seleksi yang dilalui pelaku usaha yaitu seleksi administrasi, seleksi presentasi substansi dan wawancara, verifikasi lapangan, dan verifikasi rencana anggaran belanja.

Fokus ke pengembang game dan aplikasi digital

Pada tahun 2017, penerima BIP dari sektor digital adalah 15 aplikasi digital dan pengembangan game di 18 kota di Indonesia. Sementara tahun lalu, penerima BIP dari sektor digital adalah 12 aplikasi digital dan pengembang game.

Kesempatan ini sangat ideal bagi pengembang game lokal atau startup yang sedang mencari tambahan modal untuk berkesempatan menjadi penerima BIP tahun 2019.

Insentif dana yang diberikan Bekraf bisa digunakan untuk meningkatkan kapasitas usaha atau produksi pelaku usaha ekraf, antara lain sewa ruang kerja dan software, pembelian bahan baku, peralatan, dan mesin penunjang.

Nantinya penerima BIP 2019 yang beruntung,wajib memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Bekraf paling lambat 30 hari setelah pencairan insentif. Tim Monitoring-Pengendalian-Evaluasi (MPE) Bekraf akan menjalankan monitoring penggunaan dana BIP untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan RAB yang sudah disetujui kurator penilai yang ditunjuk.

Ada beberapa persyaratan yang wajib diperhatikan pengembang game, yaitu dana yang ada tidak boleh digunakan untuk membayarkan gaji atau upah dan penambahan karyawan tetap baru, kecuali untuk subsektor aplikasi digital dan pengembang game. Dana yang diberikan sepenuhnya hanya untuk penggunaan ruang kerja, sewa ruang kerja, infrastruktur di ruangan kerja, dan hal terkait lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Pemerintah Siapkan Regulasi tentang Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Kreatif

Pemerintah saat ini sedang membahas regulasi yang akan menggantikan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, terhitung sudah resmi tidak berlaku lagi sejak 2015. Draft regulasi sudah jadi dan pembahasan antar kementerian dan lembaga (KL) masih terus bergulir.

Rencananya Bekraf dan kementerian terkait akan membentuk kelompok kerja untuk membahas lebih lanjut sebelum diresmikan Presiden. Regulasi tersebut dikatakan sudah lewat tahap pembahasan di Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Targetnya akan segera terbit pada tahun ini.

Sebelumnya, Inpres ini disahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (pada saat itu) dengan menugaskan Kementerian Perdagangan yang dipimpin Mari Elka Pangestu sebagai koordinator pengembangan ekonomi kreatif antar KL terkait.

Inpres memuat kebijakan pengembangan 14 sub sektor industri kreatif sepanjang tahun 2009 sampai 2015. Terdapat 28 KL yang diinstruksikan terlibat dalam ekonomi kreatif, mulai dari Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, hingga level Gubernur, Bupati/Walikota.

Namun ketika Mari Elka pindah tugas menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia pada 2011, Inpres tersebut belum mengalami perbaharuan sama sekali hingga akhirnya kadaluarsa di 2015. Inpres tidak lagi aktif sampai pemerintah membentuk Bekraf melalui Peraturan Presiden (PP) Nomor 6 Tahun 2015.

“Kami sedang mengusahakan aturan ini terbit lagi, supaya tidak jalan sendiri-sendiri. Aturan ini akan jadi instruksi presiden tentang strategi nasional pengembangan ekonomi kreatif, di dalamnya akan berisi detil tentang pokok tugas KL sebab banyak sekali persimpangan di ekonomi kreatif,” terang Wakil Kepala Bekraf Ricky J Pesik, Kamis (2/3).

Nantinya, dalam aturan terbaru akan menentukan kementerian yang bakal ditunjuk untuk pengembangan salah satu sektor ekonomi kreatif, membantu Bekraf sebagai lembaga pemerintah nonkementerian yang bertugas mendorong pengembangan 16 sektor ekonomi kreatif Indonesia. Tujuannya agar tidak saling tumpang tindih dan menciptakan efisiensi.

Ricky memastikan ketika regulasi ini diresmikan hal pertama kali yang akan dilakukan Bekraf adalah melakukan komunikasi antar KL untuk penyelarasan program. Lagipula, Bekraf membutuhkan payung hukum yang lebih kuat agar dapat berkoordinasi dengan antar KL. Pasalnya, dalam beberapa kementerian memiliki aturan tersendiri untuk ekonomi kreatif.

Ricky mencontohkan Bekraf membutuhkan koordinasi dengan Kemendikbud untuk industri film dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait dicabutnya bioskop dari daftar negatif investasi (DNI).

“Kerja besarnya kita harus mapping semua kegiatan terkait ekonomi kreatif di seluruh KL, tujuannya supaya kelihatan ruang kerja dan kewenangan agar integrasi jadi lebih mudah dan tidak tumpang tindih.”

Terkait efisiensi anggaran, tahun ini pemerintah menganggarkan dana negara untuk Bekraf sebesar Rp902 miliar. Dana tersebut akan dibagi-bagi sesuai pokok permasalahan dalam ekonomi kreatif.

Ricky bilang fokus anggaran Bekraf pada tahun adalah perbaikan infrastruktur. Besaran dana yang disiapkan sebesar Rp180 miliar, sekitar 19,96% dari total anggaran. Salah satu proyek yang disiapkan Bekraf adalah dukungan pendirian creative hub di berbagai daerah. Sementara, sisa dana akan dipergunakan untuk pemasaran, pengembangan riset, dan lainnya.