Startup Adtech Adskom Segarkan Jajaran Manajemen

Startup adtech Adskom mengumumkan sejumlah perubahan di sisi manajemen. Mantan CTO Kartuku dan Chief Product Officer Go-Jek Rama Notowidigdo bergabung sebagai Chief Product Officer (CPO), sementara Co-Founder dan CTO Daniel Armanto keluar dari manajemen dan bergabung sebagai CTO Happy5. Happy5 adalah layanan social enterprise sektor sumberdaya manusia (HR) yang didirikan Doni Priliandi dan Rene Suhardono. Daniel tetap berkontribusi di Adskom sebagai penasihat teknis.

Adskom didirikan oleh Italo Gani dan Daniel Armanto tahun 2014 dan telah membuka kantornya di Silicon Valley dan India. Terakhir mereka menggalang dana Seri A di tahun 2015.

Pasar periklanan di Indonesia sendiri, menurut Adskom, akan terus bertumbuh stabil hingga tahun 2019 hingga mencapai angka US$19,58 miliar (Rp 260,7 triliun). Pada tahun tersebut, anggaran belanja iklan digital dan mobile akan berkisar di angka US$7,6 miliar (Rp 101,2 triliun).

Co-Founder dan CEO Adskom Italo Gani mengatakan, “Daniel Armanto sudah menjadi bagian dari keluarga Adskom sejak lama dan secara pribadi Daniel sudah menjadi seperti saudara sendiri. Terlebih kami merintis Adskom dari bawah. Daniel telah memutuskan untuk mengejar peluang baru di luar perusahaan, dan kami di Adskom berterima kasih atas kontribusi terhadap kemajuan perusahaan dalam tiga tahun terakhir ini. Sebagai pribadi dan atas nama perusahaan, kami berharap Daniel dapat berkiprah lebih baik lagi di masa depan lewat peran barunya. Kami juga menginformasikan bahwa Daniel masih tetap bersama kami sebagai penasihat teknis untuk Adskom.”

Daniel kepada DailySocial tentang keputusannya pindah ke Happy5 menyebutkan, “Membangun dan scaling platform interaktif selalu menjadi passion dan impian saya. Kini saya juga memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap bidang sumberdaya manusia.”

Adskom memiliki kekhususan di bidang programmatic advertising dan memiliki produk SSP (Supply Side Platform), Real Time Adjustment Tool, dan Data Targeting Tool.

“Kami menyadari bahwa persaingan dunia digital advertisement di Indonesia semakin ketat. Untuk itu, sebagai bagian dari fokus perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang menguntungkan, Adskom mengambil langkah signifikan dengan melakukan right-sizing perusahaan. Upaya ini kami harapkan dapat membuat Adskom terus berada dalam posisi terdepan,” pungkas Italo.

DScussion #34: Daniel Armanto on Adskom’s Big Data Management

Adskom's Co-Founder and CTO Daniel Armanto / DScussion

In this episode, DScussion still revolves around digital advertising. We discussed with Adskom’s Co-Founder and CTO Daniel Armanto about how Adskom manages big data based on the current needs. He also answered a question about programmatic retargeting by DailySocial’s Twitter follower in the #AskDS session. Continue reading DScussion #34: Daniel Armanto on Adskom’s Big Data Management

DScussion #34: Daniel Armanto tentang Teknologi Adskom Mengelola Big Data

Masih soal startup teknologi periklanan, DScussion kali membahas teknologi yang digunakan platform pengiklanan Adskom dan bagaimana caranya mengolah big data yang menyesuaikan kebutuhan yang ada. Co-Founder dan CTO Adskom Daniel Armanto juga menjawab pertanyaan dari follower DailySocial dalam segmen #AskDS tentang programmatic retargeting.

Continue reading DScussion #34: Daniel Armanto tentang Teknologi Adskom Mengelola Big Data

Receiving Series A Funding, Adskom Focuses on Market and Mobile Expansion

Digital advertising platform Adskom announced Series A funding secured from Geniee, Convergence Ventures and East Ventures today (8/7). Previously, the platform sealed an investment from Beenos Plaza, Skystar Capital, Rebright Partners and Digital Garage. Continue reading Receiving Series A Funding, Adskom Focuses on Market and Mobile Expansion

Adskom Dapatkan Pendanaan Seri A, Fokus ke Ekspansi Pasar dan Mobile

Daniel Armanto dan Italo Gani / Adskom

Platform pengiklanan Adskom hari ini  mengumumkan seri pendanaan seri A terbaru yang didapatkan dari Geniee, Convergence Ventures dan juga investor lama East Ventures yang kembali berpartisipasi di ronde pendanaan ini. Sebelumnya Adskom sudah mendapatkan pendanaan dari Beenos Plaza, Skystar Capital, Rebright Partners dan Digital Garage.

Sejak didirikan pada tahun 2014 silam, Adskom kini telah mengelola 150 juta data pengguna unik untuk pasar dan Indonesia dan telah terintegrasi dengan 200 mitra supply, data dan demand.  Pasar periklanan di Indonesia sendiri, menurut Adskom, akan terus bertumbuh stabil hingga tahun 2019 hingga mencapai angka US$19,58 miliar (Rp 260,7 triliun). Di saat itu, anggaran belanja iklan digital dan mobile akan berkisar di angka US$7,6 miliar (Rp 101,2 triliun). Pasar dan market cap inilah yang membuat Adskom begitu diminati oleh klien dan juga barisan investor.

Ekspansi ASEAN

Meski potensi di Indonesia terbilang besar, Adskom tidak mau hanya fokus 100% di Indonesia. Italo Gani, founder dan CEO Adskom melalui wawancara dengan DailySocial, mengaku pihaknya sedari awal sudah mempersiapkan diri untuk membidik pasar internasional dalam 3-5 tahun ke depan.

Setelah membuka kantor di Silicon Valley akhir tahun lalu, Adskom mengaku akan menggunakan pendanaan baru ini untuk masuk ke pasar Malaysia dan Thailand. Dua pasar ini dipilih karena kesamaannya dengan pasar Indonesia baik dari sisi ekosistem maupun potensi pasar periklanan yang sedang bertumbuh.

Italo mengaku bahwa memasuki kedua pasar di luar Indonesia datang bersama dengan tantangan tersendiri namun pihaknya merasa percaya diri bahwa produknya bisa diterima dengan baik di kedua pasar tersebut setelah melalui proses kustomisasi yang diperlukan sebagai bagian dari proses adaptasi pasar lokal. Kultur bisnis yang tidak jauh berbeda juga menjadi salah satu faktor pendukung yang membuat Adskom begitu percaya diri memasuki kedua pasar tersebut.

Fokus ke Mobile

Meskipun bisa dibilang sebagai pemimpin untuk teknologi pengiklanan di Indonesia, Adskom melihat adanya beberapa kompetitor asing yang harus diperhatikan. Beberapa pemain lokal dan kompetitor asing sudah beroperasi dengan baik di Malaysia dan Thailand, sebuah hal yang juga menjadi perhatian khusus untuk Adskom ketika memasuki kedua pasar tersebut. Italo sendiri merasa teknologi yang diusung Adskom jauh lebih unggul ketimbang pemain-pemain lokal, memberikan Adskom kesempatan yang cukup baik untuk bisa masuk dan mendominasi kedua pasar asing tersebut.

Namun, Italo mengakui, bahwa teknologi yang dimilikinya masih belum teroptimasi untuk mobile. “Saat ini teknologi kami baru mendukung website mobile (mobile site), namun belum terintegrasi dengan aplikasi mobile”, kata Daniel Armanto, founder dan CTO Adskom yang juga merupakan pendiri situs jejaring sosial Koprol.

Melihat fenomena mobile yang makin mendominasi, posisi pimpinan untuk industri teknologi pengiklanan kini bisa ditentukan dari platform teknologi mana yang bisa mendukung mobile baik website maupun aplikasi dengan seamless dan terintegrasi secara penuh. Saat ini, integrasi mobile menjadi salah satu fokus Adskom untuk bisa meninggalkan kompetitor mereka lebih jauh lagi.

Exit strategy

Sebagai CEO, Italo sendiri mengakui bahwa dirinya harus memikirkan tentang Exit Strategy bagi Adskom, apalagi didukung fakta bahwa Adskom merupakan salah satu startup Indonesia yang memiliki lebih dari 5 investor yang pastinya akan terhibur dengan return yang baik.

Menyoal exit strategy, Italo tidak ingin berfikir terlalu jauh dan delusional. “IPO sepertinya masih sangat jauh untuk diraih untuk startup teknologi di Indonesia”, sahut pria lulusan Teknik Industri ITB itu. Akuisisi, menurut Italo, adalah exit strategy yang lebih masuk akal untuk perusahaan seperti Adskom, yang memiliki pemain-pemain raksasa global yang sudah lama memimpin industri seperti Google, comScore, Rubicon Project dan lain-lain.

 

Platform Iklan Model Baru Adskom Segera Diluncurkan, Berikan Dampak Positif Di Industri Media Online

Daniel Armanto (mantan Ice House, pendiri Koprol) dan pengusaha internet Italo Gani hari ini memperkenalkan Adskom, platform iklan online model baru yang bertujuan untuk mengganggu industri media, mulai dari Indonesia. Didukung oleh investor asal Jepang  Rebright Partners, Adskom berencana untuk memberikan iklan yang relevan untuk konsumen internet dengan menggunakan platform yang mereka kembangkan sendiri. Continue reading Platform Iklan Model Baru Adskom Segera Diluncurkan, Berikan Dampak Positif Di Industri Media Online

Adskom Plans To Disrupt The Online Media Industry, Introduces Programmatic Advertising Technology

Daniel Armanto (former Ice House, founder Koprol) and serial entrepreneur Italo Gani today introduces Adskom, a new hybrid of online advertising platform aims to disrupt the media industry, starting from Indonesia. Backed by Japanese venture capital Rebright Partners, Adskom is planning to provide internet consumers with relevant ads using their own-made platform. Continue reading Adskom Plans To Disrupt The Online Media Industry, Introduces Programmatic Advertising Technology

Dari Reruntuhan Koprol Berdirilah Barito Labs dan Ice House

Koprol tetap akan ditutup layanannya oleh Yahoo bulan Agustus ini setelah timnya dibubarkan tetapi para founder dari layanan berbasis lokasi ini telah kembali beraksi dan meluncurkan dua perusahaan terpisah. Ice House adalah perusahaan perangkat lunak yang dipimpin oleh Fajar Budiprasetyo dan Daniel Armanto sedangkan Barito Labs dijalankan oleh Satya Witoelar bersama dengan Daniel dan Fajar.

Sebagai sebuah perusahaan pengembangan perangkat lunak dan aplikasi, Ice House akan memusatkan perhatian pada pembuatan dan pengembangan applikasi mobile dan web yang mutakhir untuk para startup dan perusahaan di Sillicon Valley.

Ice House disokong oleh Pacific Technology Partners, sebuah perusahaan invesatasi swasta yang berbasis di Palo Alto. Saat ini Ice House sudah mulai mengembangkan beberapa aplikasi untuk klien di luar negeri.

Continue reading Dari Reruntuhan Koprol Berdirilah Barito Labs dan Ice House

From the Ashes of Koprol Rise Barito Labs and Ice House

Koprol may still be shut down by Yahoo this August after the team was disbanded but the founders of the location-based service are already back in action launching two separate companies. IceHouse is a software company headed by Fajar Budiprasetyo and Daniel Armanto while Barito Labs is run by Satya Witoelar along with Armanto and Budprasetyo.

As a software and application development company, Ice House focuses on creating and developing cutting-edge mobile and web apps for startups and corporations in Silicon Valley.

Ice House is backed by Pacific Technology Partners, a private investment firm based in Palo Alto. Currently the company is already working on a number of apps for overseas clients.

Continue reading From the Ashes of Koprol Rise Barito Labs and Ice House

Koprol to release their API shortly

At the MobileMonday event last night at FX Plaza -the same venue they announced the Y! acquisition 6 months ago- Koprol‘s CTO Daniel Armanto announced that they will open up their API for third party developers shortly. At the event, Daniel also introduced a simple code for calling Koprol’s functions via their API using YQL. Although it’s not 100% ready, Daniel said that they will surely release the API for their services fully integrated with some of Yahoo! platform such as Yahoo! Query Language.

Currently Koprol has an API ready to used, but it’s mostly open for a few limited partners and not for public developers yet. After the API is fully integrated with Yahoo!’s platform, they will release the documentation for public developers to use their API.

Continue reading Koprol to release their API shortly