5 Aplikasi Belajar Desain untuk Android, Lebih Praktis dan Mandiri

Seiring perkembangan zaman, membuat peranan smartphone semakin vital. Dengan menggunakan smartphone Anda bisa melakukan banyak hal yang dibutuhkan mulai dari membuat laporan, membaca buku, membuat dokumen dan bahkan belajar hal-hal baru.

Misalnya di lima aplikasi ini, saat terpasang di smartphone maka Anda bisa mengasah kemampuan desain menjadi lebih baik. Ketika ide muncul Anda bisa langsung menerapkannya tanpa harus repot meraih laptop atau PC.

Logo maker

Bagi Anda yang suka melakukan desain logo pakai aplikasi ini merupakan pilihan yang paling tepat. Logo bisa digunakan untuk berbagai hal apapun seperti pembuatan brand, identity logo dan sebagainya. Untuk itu logo harus didesain secara unik dan mudah dipahami. Tersedia berbagai macam templated yang bisa Anda padukan dengan ide yang dimiliki.

Adobe Illustrator draw

Aplikasi ini sangat cocok dipilih jika Anda menyukai desain yang unik dan memiliki nilai artistik yang tinggi. Anda bisa membangun desain dengan menggunakan beberapa jenis vektor. Biasanya aplikasi ini digunakan untuk membuat desain kartun dan komik. Anda bisa mewujudkan apapun ide karakter yang sudah dipikirkan sebelumnya dengan mudah.

Desygner

Aplikasi Android yang satu ini memang dikhususkan untuk pembuatan berbagai desain seperti poster, spanduk dan lain sebagainya. Terdapat berbagai layout, text dan juga gambar yang bisa Anda gunakan untuk menyusun desain yang diinginkan. Meskipun masih pemula, Anda bisa langsung menerapkan dan belajar tentang desain yang lebih dalam.

Canva

Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur untuk membuat desain tampak menarik dan berbeda. Anda bisa membuat berbagai desain disini mulai dari brosur, flyer, poster, logo, kartu ucapan dan lain sebagainya. Anda juga bisa memulai dengan kanvas kosong untuk menerapkan desain sendiri.

Terdapat beberapa pilihan tema yang akan membantu Anda untuk menerapkan ide desain dengan lebih baik. Beberapa komponen juga dihadirkan untuk memberikan nuansa unik dan indah pada desain yang Anda buat.

Adobe Spark Post

Aplikasi desain untuk Android ini khusus dihadirkan untuk pembuatan poster. Anda bisa memilih filter pendukung dengan mudah. Terdapat banyak sekali template, font dan warna yang bisa Anda gunakan. Komposisi sebuah poster merupakan komponen penting untuk bisa menyampaikan pesan dengan lebih baik kepada para pembaca.

Itulah 5 aplikasi belajar desain untuk Android yang bisa dilirik untuk jadi pegangan. Anda bisa menggunakan aplikasi secara gratis, kendati beberapa template-nya cuma bisa diunduh jika Anda melakukan upgrade ke versi berbayar. Tapi, untuk fase belajar apa yang disuguhkan kelima aplikasi ini di versi gratis sudah lebih dari cukup.

Tidak Selamanya Server Farm Harus Bernuansa Kelam

Tidak ada yang menarik dari sebuah server farm. Bahkan film serial Silicon Valley menggambarkannya sebagai semacam labirin bernuansa kelam yang dapat dengan mudah membuat orang-orang di dalamnya tersesat. Fungsi server farm hanyalah sebatas menjadi gudang komputer-komputer yang beroperasi sebagai server, jadi estetika semestinya tidak akan terlalu dipentingkan.

Lain ceritanya kalau sebuah server farm menggunakan hardware buatan Graphcore. Prosesor server yang dibuat Graphcore sendiri dimaksudkan untuk pengolahan algoritma machine learning, namun itu tidak mencegah mereka untuk memberikan upaya lebih perihal estetika.

Graphcore chip

Mereka pun memercayakan kepada agensi desain Pentagram untuk mempercantik hardware besutannya. Hasilnya, setiap unit tampak seperti kartu grafis yang telah ditempeli biji-biji Lego warna-warni. Motifnya berbeda dari unit ke unit, sebab Pentagram merancangnya menggunakan algoritma khusus.

Tempelannya itu terbuat dari bahan plastik yang sama seperti Lego, dengan sejumlah gambar geometris yang di-emboss. Fungsinya murni untuk alasan kosmetik dan branding, dan Graphcore sendiri rela berkorban untuk menghabiskan waktu lebih lagi demi merancang heat sink yang efektif menjaga hardware tetap dingin meski ditutupi ‘make up‘ hasil riasan Pentagram tersebut.

Graphcore server rack

Kesan ceria yang tersirat dari warna-warna pastel itu terus berlanjut ketika perangkat disusun di dalam rak. Menurut salah satu desainer Pentagram, ini dapat membantu para teknisi mengidentifikasi tiap-tiap rak supaya mereka bisa bertindak cepat ketika ada masalah.

Estetika sering kali diabaikan ketika membicarakan mengenai hardware komputer. Namun di saat konsumen disuguhi RAM dengan lampu warna-warni yang cantik yang tidak ada fungsinya sama sekali selain demi bergaya, kenapa para teknisi yang bekerja di server farm tidak bisa menerima perlakuan serupa?

Sumber: Fast Company.

Spector Dapat Mengenali Font dan Warna dari Objek di Dunia Nyata Lalu Meneruskan Informasinya ke Komputer

Para desainer pasti pernah mengalami kejadian ini: ketika sedang mengerjakan sesuatu, entah itu poster atau karya seni visual lain, mereka mendapat inspirasi dari berbagai macam objek di sekitarnya. Objek itu bisa saja berupa tong sampah dengan warna oranye mencolok yang cocok untuk dijadikan latar belakang poster, atau sekadar sebuah buku dengan tipe font yang apik.

Yang kerap menjadi masalah adalah sang desainer lupa nama font yang dimaksud, dan ia juga tidak bisa menemukan warna oranye yang sama persis ketika kembali menggarap di depan layar komputernya. Berangkat dari permasalahan serupa, seorang pelajar di Royal College of Art bernama Fiona O’Leary mencoba merealisasikan idenya menjadi sebuah solusi yang cemerlang.

Buah pemikirannya tersebut adalah Spector, sebuah perangkat berwujud silinder yang dapat mengenali font maupun warna dari beragam objek di dunia nyata, lalu meneruskan informasinya ke software Adobe InDesign. Meski sejauh ini baru berupa prototipe, Spector sudah bisa bekerja sesuai keinginan penciptanya.

Cara menggunakan Spector sangat simpel: dalam kasus tong sampah oranye tadi, pengguna hanya perlu menempatkan Spector di atas permukaannya, lalu menekan tombol di atasnya. Sebuah kamera di dalam Spector kemudian akan menangkap gambar, lalu algoritma khusus bertugas untuk menerjemahkan gambar tersebut menjadi informasi kode warna CMYK atau RGB di komputer.

Prinsip yang sama juga berlaku untuk font. Ketika menemukan font yang bagus di suatu buku, pengguna tinggal menempatkan Spector di atasnya dan menekan tombol. Spector kemudian akan menyocokkan dengan database yang dimilikinya sebelum mengidentifikasi nama font yang dimaksud.

Sang kreator sengaja merancang Spector untuk digunakan saat pengguna sedang tidak bersama laptop atau komputernya, tepatnya ketika tengah mencari inspirasi selagi bersantai. Untuk itu, Spector telah mengemas memory yang dapat menyimpan hingga 20 jenis font yang dikenali dari objek dunia nyata.

Sejauh ini pengembangnya belum punya rencana pasti terkait potensi Spector menjadi produk yang bisa dibeli massal. Ia baru sebatas tertarik dengan ide untuk komersialisasi, dan tidak terburu-buru mewujudkannya.

Sumber: Wired.

Butuh Notebook Untuk Olah Data Sehari-Hari? Asus Tawarkan K401LB

Berdasarkan penjelasan dari country product group leader Asus Juliana Chen, produk laptop maupun device mobile pada umumnya harus memiliki keistimewaan agar ia mampu bersaing. Dan aspek esensial lain ialah pada siapa produk tersebut ditujukan. Buat laptop anyarnya, Asus kembali menargetkan khalayak umum dengan fungsi utama penggunaan sehari-hari.

Di awal minggu ini, sang produsen PC dan barang elektronik dari Taiwan itu resmi membawa notebook tipe K401LB ke Indonesia. Melihat bundelnya secara umum, K401LB tampaknya tidak dikhususkan untuk kegunaan spesifik. Meski demikian, faktor mobilitas dan desain menjadi perhatian utama Asus. Jika Anda sedang mencari laptop berlayar 14-inci dengan kinerja cukup mumpuni, K401LB bisa jadi pertimbangan.

Asus K401LB 02

Notebook mengusung konstruksi ultra-thin, berketebalan 2,1cm sampai hanya 9mm di bagian tertipis, dan bobot totalnya cuma 1,65-kilogram. Asus memanfaatkan rancangan minimalis dipadu finishing brushed metal di punggung layar. Selain itu, ciri khas dari laptop di seri K ialah sisi yang membundar. Buat periferal input, produsen menyiapkan keyboard chiclet dengan jarak key travel 1,6mm.

Layar full-HD 16:9 seluas 14-inci dibubuhkan sebagai jendela Anda mengakses konten digital. Display ditopang teknologi Asus Splendid, menawarkan opsi mode berbeda seperti vivid, manual, normal serta eye care. Khususnya di mode terakhir ini, sistem diperintahkan untuk meminimalisir pengeluaran cahaya biru, mengalihkan konfigurasi ke setting yang tepat demi mengurangi rasa lelah dan kerusakan jangka panjang pada mata. Konsekuensinya, gambar terlihat lebih kuning.

Asus K401LB 03

Kendala notebook berdimensi tipis adalah temperatur tinggi, dan Asus mengatasinya dengan membubuhkan teknologi IceCool. Seperti EeeBook E402, bagian permukaan palm rest dijanjikan akan selalu sejuk. Suhunya berada di kisaran 28゚C dan 35゚C, lebih rendah dari temperatur tubuh manusia, memastikannya tetap nyaman digunakan dalam waktu lama.

Varian Asus K401LB yang masuk ke Indonesia dibekali prosesor Intel i5-5200U berkecepatan 2.2GHz, kartu grafis GeForce GT940M, RAM DDR3L 1600MHz 4GB (dapat diperluas sampai 12GB), penyimpanan berbasis hard drive 1TB, dan ditenagai unit baterai Li-Ion prismatic 48 Whrs – diklaim sanggup aktif selama 440 menit buat memutar video 1080p, dan 990 menit untuk browsing web.

Asus K401LB 04

Asus K401LB dipasarkan di harga Rp 8,4 juta plus garansi internasional penuh selama dua tahun. Perlu diketahui, paket ini belum termasuk sistem operasi.

Bocoran Gambar Perlihatkan Wujud Versi Konsumen HTC Vive dan Unit Controller?

Sayang sekali HTC dan Valve terpaksa menunda peluncuran head-mounted display Vive dari 2015 ke tahun 2016. Jika tidak, ia akan mengungguli Oculus Rift dalam hal ketersediaan, apalagi banyak developer serta tester mengakui sejumlah kecanggihan Vive dibanding rival besarnya itu. Wujud development kit Vive memang sudah diperlihatkan, tapi bagaimana dengan versi konsumennya?

Sekali lagi kita harus berterimakasih pada para pengguna Reddit. Para user di sana saling sharing dua buah gambar yang memperlihatkan revisi rancangan HTC Vive. Mereka ‘memungutnya’ dari kebocoran di website HTC sebelumnya. Gambar-gambar tersebut menunjukkan foto headset serta sepasang unit controller. Melihat lebih detail, ilustrasi boleh jadi dimaksudkan sebagai bagian dari profile produk atau iklan.

HTC Vive DK2 01

User bernama Heaney555 bilang bahwa foto kemungkinan merupakan versi development kit 2 (varian developer generasi pertama sudah didistribusikan berbulan-bulan silam) atau malah penampakan unit retail. Bentuknya tidak banyak berbeda dibanding tipe terdahulu, masih ada lingkaran-lingkaran cekung berisi tracker mememuhi bagian luar head-mounted display, tapi HTC membuatnya tidak lagi terlalu menonjol.

Ketika unit DK1 memiliki dua kamera di depan, model baru ini cuma mengusung sebuah kamera. HTC juga menurunkan posisinya. Tak ada lagi kabel mencuat dari strap atas ke display. Logo HTC turut dihilangkan, dan dimunculkan di pangkal strap. Meskipun foto hanya menunjukkan Vive dari sisi depan saja, saya melihat tampaknya headband telah dilengkapi lapisan bantalan supaya lebih nyaman dikenakan.

HTC Vive DK2 02

Beralih ke controller, unit ini jauh lebih representatif dan matang ketimbang tipe purwarupanya. Dahulu, periferal terdiri dari gagang dan pelat sensor berbentuk segi enam. Sekarang desainnya jauh lebih ergonomis, mengikuti kontur tangan. Bagian pelatnya melingkar (posisi sensor ditandai dengan lingkaran-lingkaran kecil), terdapat tombol trigger di balik pad, ditambah sepasang tombol di sisi atas, dan satu tombol lagi di samping.

Engadget juga melaporkan bahwa HTC dan Valve mengumumkan mereka baru saja membuat sebuah terobosan besar dalam sistem virtual reality. Begitu signifikannya, kedua perusahaan memutuskan untuk mengambil lebih banyak waktu buat menyempurnakan sistem tersebut meskipun memberi dampak pada dimundurkannya jadwal rilis dari agenda awal.

CEO Cher Wang tidak menjelaskan lebih rinci seperti apa terobosannya, namun inovasi tersebut kabarnya akan dipamerkan di ajang Consumer Electronics Show 2016.

Via PC Gamer. Sumber: dua sub-Reddit.

[Rumor] Foto Nokia C1 Menampakkan Diri di Internet

Sebagai bagian dari akuisisi Microsoft terhadap aset bisnis telepon seluler senilai US$ 7,17 miliar, Nokia dilarang membuat serta memasarkan smartphone hingga tahun 2016 tiba. Namun tidak berarti sang produsen Finlandia itu kehilangan kemauan buat berkiprah di ranah tersebut. Penjualan tablet Nokia N1 terbukti sukses, dan satu produk baru telah menanti. Continue reading [Rumor] Foto Nokia C1 Menampakkan Diri di Internet

Casing Crono Labs C1 Bisa ‘Sembunyikan’ PC Anda

Menyebutkan sejumlah kendala yang ada pada desain PC standard tidaklah hal sulit. Ukurannya besar dan mengabiskan ruang, belum lagi masalah kabel berseliweran, itulah mengapa produsen kini gencar menggarap rancangan mini PC dan small form-factor. Namun hanya dengan casing besarlah hardware-hardware anyar bertenaga dapat dimasukan ke dalamnya. Continue reading Casing Crono Labs C1 Bisa ‘Sembunyikan’ PC Anda

Fuci, Mungkin Seperti Inilah Penampakan Sepeda di Masa Depan

Visi orang mengenai sepeda masa depan memang berbeda-beda. Ada yang membayangkan bahwa kendaraan dua roda ini bisa dilipat dan ditenteng, ditengai motor listrik, atau mungkin memanfaatkan perangkat pintar sebagai komponen otaknya. Namun bagi creative director Robert Egger, faktor rancangan juga mengambil andil penting pada sebuah sepeda futuristis. Continue reading Fuci, Mungkin Seperti Inilah Penampakan Sepeda di Masa Depan

Teknologi Layar ‘True Color’ MSI Prestige Membuatnya Unggul Dari Notebook Lain

Ada sebuah fenomena menarik yang terjadi seandainya kita membandingkan perkembangan laptop dan smartphone. Inovasi hardware memang terjadi pada kedua lini produk, namun ketika lompatan teknologi layar handset tampak begitu signifikan – Super AMOLED, resolusi QHD dan lain-lain, evolusi teknologi panel di notebook (dan PC) terasa terseret di belakang. Continue reading Teknologi Layar ‘True Color’ MSI Prestige Membuatnya Unggul Dari Notebook Lain