Gadjian Academy Resmi Diluncurkan, Sajikan Konten Pelatihan Manajemen SDM

Layanan pembayaran Gadjian mengumumkan peresmian divisi edukasi mereka bernama Gadjian Academy. Divisi ini diharapkan mampu secara berkesinambungan dalam membangun manajemen SDM yang mumpuni dengan menyajikan konten pelatihan yang berkualitas.

Divisi yang sebenarnya sudah beroperasi sejak 2016 ini baru diluncurkan setelah mengukur animo masyarakat yang cukup positif dengan Gadjian Academy (GA) ini. GA menjadi salah satu ujung tombak Gadjian untuk turut memberikan sumbangsih positif bagi industri UKM dan startup di Indonesia.

“Gadjian Academy merupakan sarana belajar ilmu SDM dengan harga terjangkau. Divisi ini sudah beroperasi sejak 2016, namun baru secara resmi kami luncurkan di 2017 setelah mengukur animo dari masyarakat,” jelas CEO Gadjian Afia R. Fitriati.

GA disebut berbeda dengan pelatihan SDM pada umumnya. Yang pertama dari segi harga yang cukup terjangkau, bahkan gratis. Selanjutnya dari segi kualitas. Afia mengungkapkan GA memiliki konten pelatihan yang mumpuni sehingga bisa berdampak positif bagi perkembangan SDM sebuah bisnis atau perusahaan. Beberapa nama startup tanah air disebut menjadi salah satu peminat program pelatihan GA, antara lain Bukalapak, Lazada, dan kumparan.

Salah satu contoh pelatihan yang diselenggarakan GA adalah pelatihan “Cara Membuat Paket Kompensasi dan Struktur Gaji” yang disesuaikan dengan Permenaker No. 1 tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah. Menurut Afia pelatihan tersebut berhasil menyedot perhatian komunitas UKM dan komunitas HRD sehingga membuat GA harus mengadakan beberapa kali penyelenggaraan atau angkatan untuk mengakomodasi peserta.

Dari penuturan Afia saat ini pelatihan-pelatihan yang diadakan GA hanya tersedia di wilayah Jabodetabek. Namun dengan animo yang cukup tinggi dari perusahaan dan startup Indonesia pihak GA sedang merintis kerja sama dengan berbagai mitra dan rekanan untuk mengadakan program-program pelatihan SDM di berbagai wilayah di Indonesia lainnya.

Selain memperlebar jangkauan ke wilayah-wilayah lain GA juga berencana mengadakan pelatihan-pelatihan dengan topik-topik lain yang relevan seputar pengelolaan SDM di UKM dan startup. Selain itu GA juga direncanakan membuat program video edukasi yang bisa diakses melalui kanal Youtube Gadjian dan akun media sosial Gadjian.

Platform Circledoo Sajikan Tempat Belajar Ketrampilan

Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di era digital semakin mudah. Banyak bisnis dan layanan yang menghadirkan solusi tersebut. Circledoo adalah salah satunya. Circledoo mencoba menghadirkan sebuah platform yang secara sederhana mempertemukan orang-orang yang memiliki keterampilan. Selanjutnya dengan bergabung dengan “circle” tersebut diharapkan mereka bisa saling belajar dan mengasah kemampuannya.

Circledoo hadir dengan mengusung konsep memudahkan generasi muda untuk belajar dan mendapatkan keahlian dan keterampilan dengan mudah, cepat, transparan, dan murah. Sebagai sebuah platform, Circledoo memungkinkan setiap orang membagi dan belajar keterampilan. Proses pertukaran atau belajar ini yang diharapkan berperan untuk meningkatkan keterampilan di masyarakat.

Circledoo bekerja seperti layaknya platform pembelajaran. Setiap pengguna bisa memilih untuk membuka kelas atau mengikuti kelas orang lain. Ketika memilih kelas, pengguna bisa memilih lokasi, waktu hingga harga (bisa juga gratis) untuk kelas yang dibukanya. Jika pengguna lain mengikuti kelas tersebut kemudian bisa dilanjutkan sesuai jadwal dan waktu yang dilakukan.

Layanan yang pertama kali diperkenalkan pada Januari lalu ini sudah berhasil mendapatkan setidaknya 500 pengguna terdaftar dengan keterampilan dan ketertarikan yang beragam. Kepada DailySocial CEO Circledoo Tasa Nugraza Barley memaparkan pihaknya memang memfokuskan pada kalangan millennials. Tepatnya mereka yang berusia 17 hingga 35 tahun.

Sementara itu dari segi fitur, selain sistem pembayaran online, Circledoo juga dilengkapi beberapa fungsionalitas seperti fitur pesan, social networking, dan pencarian event untuk memudahkan pengguna di dalamnya berinteraksi.

Taza lebih jauh juga menceritakan pihaknya telah berhasil mendapatkan pendanaan dari beberapa investor. Bahkan diberitakan media pendanaan yang didapat mencapai US$ 200.000. Dengan dana tersebut Circledoo diprediksi akan memperkuat komposisi tim dan untuk keperluan marketing.

Tahun ini kabarnya Circledoo juga tengah mengembangkan produk dan beberapa inovasi lain untuk terus meningkatkan kualitas platform. Sejauh ini yang berbeda dari Circledoo dibanding dengan bisnis lainnya adalah konsentrasinya yang tidak hanya pada daring, tetapi juga memberikan kesempatan tatap muka atau bertemu langsung namun rencana dan tata kelolanya tetap disiapkan secara online.

“Fokus kami saat ini adalah mengembangkan produk dan tim serta kegiatan-kegiatan untuk edukasi pasar. Secara bersamaan kami terus membangun komunikasi yang kuat kepada para pengguna dan calon pengguna, sehingga kami bisa terus melakukan pengembangan produk yang benar-benar sesuai seperti apa yang dibutuhkan,” tutup Tasa.

Layanan Belajar Online Masih Belum Signifikan Diminati Masyarakat Indonesia

Massively Online Open Courses (MOOC) merupakan salah satu dari transformasi teknologi dalam pendidikan. Namun tampaknya model belajar melalui medium internet tersebut belum banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia. Untuk memahaminya lebih dalam, secara khusus DailySocial bekerja sama dengan JakPat mengadakan survei kepada 1023 pengguna smartphone mengenai pendapatnya tentang penggunaan layanan MOOC.

Dari total responden, 51,11 persen di antaranya sudah mengetahui tentang MOOC, sisanya tidak mengetahui sama sekali. Dari total yang mengetahui pun, mayoritas (79,77 persen) belum pernah mencoba menggunakan layanan tersebut untuk alternatif belajar. Dari seluruh layanan MOOC yang ada, yang paling populer menurut responden Duolingo, OpenCourseware, Coursera, dan Khan Academy.

Untuk pengguna MOOC, responden di Indonesia paling banyak menggunakan untuk belajar materi bahasa asing dan teknologi informasi. Kendati beberapa bahasan lain seperti bisnis, sains hingga pelajaran sekolah juga ada yang menggunakan. Di Indonesia sendiri, beberapa penyedia MOOC yang banyak digunakan di antaranya BangsaCerdas, IndonesiaX dan portal belajar Kelase.

Gambar 1 Survei MOOC DailySocial

Alasan yang cukup signifikan mengapa masyarakat Indonesia tidak hobi menggunakan internet untuk mengakses MOOC pertama ialah karena tidak ada waktu (45,94 persen), kemudian kendala koneksi internet (32,94 persen) dan harga layanan yang dinilai mahal (27,66 persen). Kendati demikian sebenarnya layanan MOOC disediakan untuk mengakomodasi pengguna dengan mobilitas tinggi, sehingga lebih fleksibel untuk mengakses bahan belajar yang interaktif dengan berbagai perangkat yang dimiliki. Tak sedikit juga yang menawarkan materi belajar gratis di portalnya.

Disajikan dalam mode digital, MOOC memang menawarkan ragam varian bentuk materi belajar yang disampaikan. Mulai dari berbentuk modul, kuis, materi interaktif hingga video. Namun responden menilai bahwa video lebih mudah dimengerti. Mayoritas (53,37 persen) responden setuju bahwa salah satu keuntungan dari MOOC karena konten video tersebut, sehingga dinilai penting oleh responden bagi penyedia MOOC menghadirkan konten berjenis multimedia tersebut.

MOOC juga kerap dikaitkan dengan salah satu evolusi dari e-learning sehingga tak sedikit yang menggunakan sebagai alternatif belajar untuk materi sekolah. Terkait dengan implementasinya untuk mendukung pembelajaran formal, bisa dikatakan bahwa pemanfaatannya belum optimal. Karena ada yang menganggap bahwa hasilnya sangat efisien, namun ada pula yang menganggap tidak efisien.

Gambar 2 Survei MOOC DailySocial

Beberapa sekolah dan universitas di luar negeri secara serius memanfaatkan model MOOC untuk pembelajaran, beberapa di antaranya bahkan secara penuh menggunakan layanan terkait untuk pembelajaran. Tren e-learning di Indonesia sendiri sebenarnya bisa dikatakan masih berada dalam masa transisi, saat ini justru kalangan bisnis yang terpantau tertarik untuk mengeksplorasi manfaatnya untuk pengembangan SDM di lingkungannya. Sedangkan untuk kalangan konsumer memang belum terlihat signifikan. Mungkin masih banyak faktor yang perlu dibenahi dan disesuaikan, terutama terkait infrastruktur dan kultur.

Lebih lengkap tentang temuan survei seputar MOOC, termasuk daftar penyedia MOOC lokal dan internasional mana yang lebih disukai, dapat diunduh gratis melalui laporan survei berjudul: “MOOC in Indonesia Survey 2017”. Simak juga pemberitaan tentang perkembangan startup di bidang pendidikan yang dirangkum dalam kolom edtech DailySocial.

Melihat Tren E-Learning sebagai Komoditas Bisnis

E-learning bukan sebuah hal yang baru. Saat ini varian platform belajar itu sudah begitu banyak, pun demikian dengan startup atau perusahaan yang mencoba membisniskanya. Penetrasinya yang tidak se-booming teknologi lainnya –misalnya e-commerce ataupun layanan online lainnya—membuat banyak yang mengira bahwa platform ini kurang “sexy” untuk dijadikan sebagai sebuah revenue stream.

Menurut hasil penelitian dari elearningindusry.com, negara dengan tingkat pertumbuhan adopsi e-learning adalah India (55%), disusuk Tiongkok (52%), Malaysia (41%), dan Romania (28%). Indonesia sendiri berada di urutan ke 8 dengan pertumbuhan sebesar 25% setiap tahunnya. Angka ini lebih besar dari rata-rata Asia Tenggara sebesar 17,3%.

2

Terdapat sebuah pergeseran unik dari bisnis di sektor pendidikan ini, e-learning mulai mengarah ke kalangan B2B (Business-to-Business). Sebagai contoh, instansi publik di Amerika Serikat 77% memanfaatkan e-learning untuk program pelatihan korporasi demi meningkatkan keterampilan pekerjanya. Di sisi industri, pangsa pasar online corporate training meningkat 13% per tahun.

[Baca juga: Riset DailySocial tentang Pengguna Kursus Online di Indonesia]

Perusahaan dari skala kecil, menengah, hingga besar mulai memandang pentingnya dan keuntungan dari adanya e-learning. Menurut data dan statistik dari The 2014 Training Industry Report, sebesar 29% perusahaan secara global  baik kecil, menengah, dan besar berminat membeli perangkat lunak dan jasa e-learning. Selain itu, sebesar 41% perusahaan berminat untuk membeli jasa Learning Management System (LMS).

Di Indonesia sendiri bisnis e-learning mulai berkembang. Berbagai bentuk layanan disuguhkan. Salah satunya yang menyediakan berupa SaaS adalah Squline. Pihaknya menyediakan jasa pendidikan bahasa asing secara online berbasis Learning Management System (LMS) dengan memanfaatkan teknologi seperti video call, materi dan tugas-tugas online, penjadwalan belajar, evaluasi dari pengajar serta laporan belajar untuk murid.

Menanggapi dengan tren e-learning yang sekilas tampak “loyo”, CEO Squline Tomy Yunus mengungkapkan:

“Kami melihat dan menganalisis data serta statistik yang ada terkait bisnis e-learning di Indonesia secara seksama dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan, survei, dan penelitian telah menunjukkan bahwa industri e-learning tidak melambat. Faktanya semakin banyak individu, perusahaan dan institusi beralih ke e-learning karena mereka menyadari keefektifan dan kenyamanannya.”

[Baca juga: Startup Pendidikan Squline Fokus Tambah Pengguna Korporasi]

Terkait dengan model B2B yang kini berkembang di sektor ini, Tommy turut menceritakan, “Untuk bisnis, kami telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia seperti asuransi, migas, retail, institusi pendidikan dan pelatihan, hingga BUMN. Oleh karena itu, kami menargetkan perluasan pasar business to business (B2B) sebesar 13% per tahun sesuai dengan tren pasar e-learning untuk perusahaan secara global.”

5

Dari testimoni pengguna Squline sendiri, sistem belajar secara online dianggap sebagai cara efektif bagi murid-murid. Hal ini juga didukung berdasarkan data bahwa belajar melalui e-learning membutuhkan waktu 40-60% lebih sedikit dibandingkan sistem belajar offline. Selain itu, dengan metode e-learning peserta menjadi lebih efektif belajar dengan menguasai hampir 5x lebih banyak materi dibandingkan dengan kelas offline dengan durasi waktu belajar yang sama.

Siapkan Monetisasi, Portal Belajar CodeSaya Hadirkan Layanan Premium

Setelah hadir dalam versi gratis, layanan belajar online khusus materi pemrograman CodeSaya mengumumkan varian versi premium untuk layanannya. Ini adalah langkah monetisasi CodeSaya setelah sebelumnya mencoba berakselerasi kencang untuk akuisisi pengguna dalam mode gratis. Rencananya produk premium CodeSaya akan mulai dirilis pada tanggal 6 April 2017 nanti.

Kendati untuk pembelajaran di CodeSaya masih akan tetap disajikan gratis, layanan premium diperuntukkan bagi pengguna yang ingin mendapatkan fitur lebih. Fitur-fitur yang akan dihadirkan dalam versi premium tersebut di antaranya: (1) Intip Code, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna melihat baris pemrograman dari pengguna lain untuk bahan belajar dan membandingkan, (2) Riwayat Code, digunakan untuk melihat baris pemrograman yang pernah disimpan atau dibuat, (3) Ulang Progress, untuk mengulangi proses belajar pada suatu bab di materi.

Selain itu bagi pengguna premium akan dibubuhkan badge khusus pada profilnya. Di laman CodeSaya pun akan dihilangkan semua baris iklan yang biasa muncul pada versi gratis. Pembaruan juga memungkinkan pengguna untuk memilih tema Code Editor untuk memudahkan pembacaan baris code sesuai dengan bahasa pemrograman yang dipelajari.

Mekanisme pembayaran yang dilayani jika pengguna ingin melakukan pembaruan akunnya ke premium saat ini baru tersedia melalui mekanisme transfer bank. Terkait dengan pembiayaannya, CodeSaya mengenakan tarif flat per tahun Rp100.000.

CodeSaya merupakan sebuah portal belajar pemrograman yang dikembangkan Ganis Zulfa Santoso. Beberapa materi belajar pemrograman yang diakomodasi di dalam sistem seperti pemrograman Python, JavaScript, PHP hingga Git.

“Saat ini sekurangnya sudah ada 31 ribu pengguna terdaftar di CodeSaya,” ujar Ganis.

Setiap materi yang ada dibahas secara mendalam, mulai dari bahasan fundamental sampai dengan yang level lanjut. Menariknya, model belajar yang diusung CodeSaya ialah model praktik, pengguna dapat langsung mencoba menuliskan kode dan mengikuti contoh serta instruksi yang ada dalam modul. CodeSaya juga menggunakan sistem gaming, sehingga pengguna yang mengerjakan soal sampai dengan jumlah tertentu akan mendapatkan lencana. Coder terbaik juga dirilis secara Mingguan.

“Salah satu yang menjadi pertimbangan kami meluncurkan versi premium karena untuk membuka kelas baru dibutuhkan resource tambahan untuk simulasi code dari user-nya yang membutuhkan biaya tambahan juga,” lanjut Ganis.

EduTech Asal Makassar LeanSkill Sajikan Layanan Pencarian Guru Online

LeanSkill merupakan platform booking kursus di Makassar yang memudahkan peserta mencari dan memilih pengajar yang ahli di bidangnya. Seperti apa platform ini dan bagaimana latar belakang berdirinya? Berikut wawancara DailySocial dengan Founder LeanSkill.com yang juga inisiator berdirinya Startup Makassar, Fajar Assaad.

Latar belakang berdirinya LeanSkill.com

Pertengahan 2013, setelah lulus dari STMIK Dipanegara, Fajar Assaad mulai mendirikan perusahaan creative digital yang telah memiliki portofolio dari beberapa perusahaan multinasional yang berdomisili di Makassar maupun dari luar Makassar. Ketika Fajar mencoba melakukan ekspansi untuk mengembangkan usahanya, ia membuka lowongan kerja untuk tenaga back-end web engineer, online marketing specialist dan creative developer. Namun, hanya enam email yang masuk untuk mendaftar, dan rata-rata tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

Akhirnya, Fajar mulai membuat startup. Startup pertamanya diberi nama mediacari.com (direktori kota) dan pasarukm.com (marketplace dan news) namun akhirnya tidak berkembang baik karena saat itu belum ada ekosistem startup digital di Makassar. Setelah itu, Fajar lalu menginisiasi berdirinya Komunitas Startup Makassar pada akhir 2014 sehingga mulai bermunculan pelaku startup digital di Kota Makassar dengan beragam produk. Namun rata-rata mereka masih single founder.

Dari situ, Fajar melihat bahwa skill yang dimiliki mahasiswa di Makassar masih di bawah standar. Perlu ada solusi yang dapat mengajarkan keterampilan yang membuat keahlian mereka diserap pasar industri digital. Fajar lalu membuka kelas-kelas programming, desain dan bisnis dengan nama StartupMengajar.com pada April 2015, dengan tujuan membantu para founder startup digital di Makassar mendapat talenta yang kompeten.

Pada tahun 2015, Kementerian Komunikasi dan Informasi RI bersama DailySocial.id menyelenggarakan HUB.ID dan ia lolos sebagai salah satu finalis mewakili Sulawesi Selatan dan diberangkatkan ke Jakarta. Saat di Jakarta, ia mengunjungi dan bertemu dengan beberapa pendiri startup dan VC di sana. Hasilnya, terjadi pergantian brand dari StartupMengajar.com ke LeanSkill.com. hingga saat ini, Fajar Assaad masih merupakan single founder LeanSkill.com.

Visi membangun SDM yang kompeten

LeanSkill merupakan platform booking kursus di Makassar yang memudahkan peserta mencari dan memilih pengajar yang ahli di bidangnya. Pengajar juga dibantu dengan platform LeanSkill.com dalam mengelola kelas kursus online tersebut seperti pembayaran, jadwal mengajar, pemasaran, dan tempat. Saat ini LeanSkill.com masih berbasis website, kelasnya terbagi atas kursus dan worskhop dengan dua mode yaitu offline (tatap muka) dan online (video on demand dan live). Saat ini mereka masih fokus ke offline dan setelah Ramadan 2016 akan mengembangkan fokus ke kursus online.

Guru/ instruktur berasal dari tenaga lokal. Untuk kelas offline saat ini masih fokus di Kota Makassar, meski banyak guru yang minta untuk membuka kelas di luar Makassar, namun Fajar belum menyanggupi. Di lain pihak, permintaan kelas offline sangat banyak yang berasal dari luar Makassar.

LeanSkill mempunyai visi membangun SDM yang berkualitas dan kompeten serta mampu bersaing secara global. Sedang misinya menjadi platform utama dalam berbagi dan pengembangan life skill.

“Bahkan ada yang minta direkam kelas offline dan sedang berlangsung dan mereka siap membayar,” ungkap Fajar.

Berbagai kelas di adakan, mulai dari bahasan akademis hingga bahasan teknis

Fajar menyebutkan, setiap kelas kursus yang dibuat akan memiliki halaman booking yang lengkap dengan detail kursusnya. Halaman ini juga terkoneksi langsung ke Facebook dan hasilnya efektif. Proses pemasaran sebagian besar memang melalui Facebook. Ketika murid telah mendaftar via email, otomatis mereka akan mendapat informasi soal kelas berikutnya.

Beberapa kelas yang telah dilaksanakan, pesertanya bervariasi. Fajar menceritakan, ada murid SD yang tertarik belajar animasi dan murid SMP hingga dokter umum yang mengikuti kursus Android development. Bahkan, ada peserta dari Balikpapan yang sengaja datang ke Makassar untuk belajar Android development. Sementara untuk kelas digital marketing melalui Facebook, Twitter, dan Instagram, peserta sebagian besar berasal dari kalangan pengusaha dan pelaku UMKM di Makassar. Untuk kelas fotografi, craft, dan kelas lainnya yang tersedia di LeanSkill.com juga sudah mempunyai komunitas sendiri.

Komisi per transaksi dijadikan model bisnis

“Model bisnis yang kami terapkan adalah komisi per transaksi,” ujar Fajar. Saat seorang siswa membayar untuk mengikuti sebuah kelas, LeanSkill memotong komisi sebesar 10 persen sebagai fee jasa layanan mereka. Sedang untuk membayar para guru/ instruktur mereka membayar sebesar 50 persen di pertemuan pertama dan sisanya diproses saat kelas hampir berakhir.

Dengan cara seperti itu, para murid tidak perlu khawatir ditipu karena semua pembayaran mereka digaransi 100 persen oleh pihak LeanSkill. Ketika kelas atau beberapa pertemuan terpaksa di-cancel karena para murid berhalangan hadir, maka mereka dapat berdiskusi dengan guru untuk mengulang sesi yang tidak dapat dihadiri sebelumnya atau pihak LeanSkill akan mengembalikan uang untuk pembayaran sesi yang tidak dapat diikuti. Dari sisi guru, LeanSkill membantu pemasaran dan mencarikan mereka lokasi kelas.

Ke depan, LeanSkill akan memperbanyak kelas kursus offline maupun online dan khusus online, mereka akan membuat konten khusus. Selain itu, leanskill.com akan hadir di platform televisi sehingga proses belajar-mengajar bisa dinikmati bersama keluarga melalui media televisi. Interaksi guru-murid akan terjalin melalui Smart TV.

Quipper Video Fokuskan Konten untuk Persiapan UN dan SBMPTN

Pengembang layanan belajar online Quipper baru saja meresmikan layanan terbaru Quipper Video. Peluncurannya di Indonesia adalah yang pertama karena Quipper memiliki basis pengguna yang paling besar di Indonesia. Layanan video ini sebenarnya sudah bisa diakses sejak Agustus lalu, sampai hari peluncuran Quipper mengatakan bahwa layanan tersebut sudah diakses ribuan pelajar di Indonesia.

Quipper Video mencoba fokus mendorong kesuksesan siswa kelas 12 dalam mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Konten berbasis video online dinilai dapat memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk belajar mandiri di luar jam sekolah. Saat ini Quipper Video memiliki konten dengan total 220 jam video, 1000 halaman topik belajar dan 4000 lebih soal latihan.

“Platform e-lerning yang kami kembangkan dapat memberikan solusi bagi murid kelas 12 untuk mempersiapkan diri menjelang UN dan SBMPTN. Platform kami memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap murid untuk mempelajari materi pelajaran di manapun dan kapan pun, sehingga mereka bisa mengatur jadwal belajar dan berkegiatan dengan lebih leluasa. Selain itu, dapat menghemat energi dan waktu, karena tidak perlu pergi ke suatu tempat untuk belajar, setelah pelajaran sekolah selesai,” ujar Marketing Manager Quipper Indonesia Tri Nuraini.

Untuk melakukan proses belajar, siswa terlebih dulu akan disuguhkan pada sebuah catatan belajar yang dapat diunduh. Selanjutnya siswa akan menyimak konten belajar berbasis video yang berisi pengajaran oleh tutor yang telah ditunjuk. Video yang dihadirkan berusaha memberikan pengalaman seperti pengajaran di kelas. Dan di setiap akhir segmen, siswa akan disuguhkan dengan soal latihan untuk menguji tingkat pemahaman akan materi yang disampaikan.

Sebagai sebuah antisipasi untuk kebosanan siswa dalam belajar, Quipper Video menyajikan konten dalam sistem gamifikasi. Setiap siswa akan dituntut mendapatkan poin belajar untuk mendapatkan peringkat terbaik. Masing-masing topik berdurasi 15-20 menit, dengan kemampuan dapat diputar ulang sesuai kebutuhan.

Ini adalah inovasi pertama yang kembali diluncurkan oleh Quipper pasca akuisisi perusahaan oleh Recruit Holdings beberapa bulan lalu. Quipper berhasil diakuisisi senilai $39 juta, atau setara dengan Rp 507 miliar. Seperti yang sudah disampaikan pada pemberitaan sebelumnya, kendati memiliki basis advisory baru, Quipper tetap akan melanjutkan visinya untuk mengembangkan ruang kelas maya di dunia.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa solusi edukasi yang dapat dinikmati secara online. Selain Quipper ada RuangGuru yang baru-baru ini juga terus mengembangkan varian produk dan layanan. Termasuk Kelase yang memfokuskan diri sebagai media sosial untuk dunia pendidikan dan terus menghadirkan fitur-fitur terbaru, seperti layanan video conferencing untuk pendidikan jarak jauh.

Pasca Akuisisi, Quipper Masih Akan Tetap Fokus Mengembangkan Pasar di Indonesia

 

Quipper masih ingin terus kembangkan potensi di Indonesia / Shutterstock

Recruit Holdings telah resmi memboyong startup global bidang edukasi Quipper ke lingkaran bisnisnya. Menjadi portal edukasi yang diakusisi kesembilan kalinya, nilai investasi yang digelontorkan mencapai $39 juta, atau setara dengan Rp 507 miliar. Pasca akuisisi, hingga saat ini dikonfirmasi struktural Quipper masih belum signifikan berubah jabawan CEO masih dipegang oleh Masayuki Watanabe. Hanya saja kini beberapa staf Recruit Holdings telah bergabung untuk membantu mengakselerasi laju bisnis Quipper. Continue reading Pasca Akuisisi, Quipper Masih Akan Tetap Fokus Mengembangkan Pasar di Indonesia

XL Mobile Academy Sediakan Konten Pembelajaran Pengetahuan Umum

Peluncuran Mobile Academy di Universitas Indonesia oleh Presdir XL / XL Axiata

Sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang banyak di sentuh dalam digitalisasi di masyarakat. Potensi portal pembelajaran digital yang terus bertumbuh semakin ditanggapi serius oleh banyak penyedia layanan dan konten digital, salah satunya PT XL Axiata Tbk. Berpengalaman di bidang mobilitas, operator biru ini baru saja meluncurkan sebuah situs edukasi XL Mobile Academy.

Continue reading XL Mobile Academy Sediakan Konten Pembelajaran Pengetahuan Umum

Half of Quipper School’s One Million Students Are Indonesians

After being operated for six months in Indonesia, London-based e-learning platform Quipper School claimed that half of its one million users come from Indonesia. Thus, the team target to have three million students from Indonesia this year. Continue reading Half of Quipper School’s One Million Students Are Indonesians