Rencana Layanan Pembelian Tiket Bosbis Tahun Ini

Saat ini hampir semua pembelian tiket transportasi umum bisa dilakukan dengan secara online. Salah satu yang ambil peran di dalamnya adalah Bosbis. Di tahun 2018 ini Bosbis ingin mengembangkan bisnisnya dalam bentuk e-ticketing solution dan membuka API Bus Integration System (B.I.S) untuk memudahkan masyarakat mendapatkan tiket bus.

Nucky Djatmiko, Founder dan CEO Bosbis, kepada DailySocial mengklaim bahwa pihaknya saat ini sudah menjadi online bus ticketing terbesar di Indonesia. Dari sisi jumlah, operator yang telah bergabung tercatat ada 300, lebih dari 140 kota keberangkatan, lebih dari 300 kota tujuan, dan lebih dari 5000 trayek. Bosbis saat ini juga dipercaya sebagai exclusive tech partner Organda untuk menerapkan e-ticketing system untuk 140 terminal bus tipe A di Indonesia.

“Sesuai dengan Instruksi Menteri Perhubungan No. 11 tahun 2017, Kemenhub memberikan mandat kepada Organda untuk segera melakukan implementasi e-ticketing solution untuk semua Terminal Bus Tipe A di Indonesia dan juga untuk seluruh operator. Bosbis adalah satu-satunya exclusive tech partner dari Organda. Peluang sekaligus tantangan yang kami hadapi untuk 5 tahun ke depan sangat luar biasa. B.I.S diposisikan sebagai ‘rumah besar’ e-ticketing solution untuk industri bus AKAP dan AKDP di Indonesia,” terang Nucky.

Ia melanjutkan tugas Bosbis, Organda, dan sejumlah partner lainnya adalah untuk memastikan bahwa e-ticketing harus selesai diimplementasikan dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang.

“Target kami dalam tiga tahun sudah selesai. Kami juga berharap bahwa sebanyak mungkin operator juga akan menggunakan sistem B.I.S kami,” imbuhnya.

Inovasi di tahun 2018

Di awal tahun ini Bosbis bermitra dengan DOKU untuk menambah ragam solusi pembayaran dan Adira Insurance untuk penyediaan asuransi kecelakaan diri.

“DOKU memberikan opsi metode pembayaran beragam, sehingga calon penumpang dapat memilih metode pembayaran yang paling nyaman untuk mereka,” terang Chief Marketing Officer DOKU Himelda Renuat mengomentari kerja sama dengan Bosbis.

Sistem Bosbis saat ini sudah terkoneksi ke Bus Integration System (B.I.S) yang digunakan oleh Perusahaan Otobus (PO) untuk melakukan manajemen armada, harga, penjatahan kursi, keagenan tiket dan lain-lain. Kondisi ini memudahkan penumpang untuk bisa memesan tiket, memilih kursi dan membayar hanya dalam hitungan detik.

“Target utama [untuk tahun ini] adalah roll out eticketing solution untuk sekitar 10 terminal bus tipe A di Indonesia sesuai dengan rencana Kemenhub. Target yang kedua adalah untuk memastikan bahwa Open API B.I.S bisa tersebar seluas-luasnya sehingga nantinya penumpang bus akan semakin mudah untuk beli tiket bus di mana saja. Selain bisa beli dari website atau aplikasi Bosbis, juga bisa dibeli di Alfamart, jutaan agen PPOB, 300.000 lebih agen BRILink, dan marketplace atau e-commerce yang terkenal di Indonesia,” tutup Nucky

Application Information Will Show Up Here

KAI Commuter Jabodetabek Adopsi Teknologi Sony FeliCa untuk Permudah Sistem E-Ticketing

Ilustrasi Tap and Go Train Ticket / Shutterstock

Hari ini (3/1) PT. KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengumumkan kerja sama dengan Sony Corporation untuk mengadopsi teknologi Sony FeliCa dalam sistem e-ticketing kereta komuter. Dengan kerja sama ini sistem e-ticketing KRL Jabodetabek nantinya akan menjadi lebih mudah, karena dapat menerima berbagai macam tipe chip elektronik.

Continue reading KAI Commuter Jabodetabek Adopsi Teknologi Sony FeliCa untuk Permudah Sistem E-Ticketing

Nuansa Digital di Keraton Kasepuhan Cirebon

Penerapan digitalisasi nampaknya tidak hanya digagas dari kalangan instansi-instansi di ibukota saja. Keraton Kasepuhan Cirebon dikabarkan siap mengadopsi konsep e-ticketing guna meninggalkan cara konvensional dari penggunaan tiket kertas di kawasan keraton. Proyek ini terealisasi atas kerja sama Kementerian Pariwisata dan Pacific Asia Travel Association (PATA).

Diberitakan pertama kali oleh Kompas kemarin (5/1), pengunjung nantinya tidak hanya sekadar masuk dan keluar kawasan keraton, namun juga lebih terdata profilnya yang tersimpan dalam basis data sehingga dinilai lebih efektif dan efisien. Cara menarik ini tentunya dapat dimanfaatkan seperti melihat perilaku dari jangkauan umur, gender, dan usia pengunjung yang datang. Dengan memanfaatkan data mining, seharusnya pihak keraton bisa meluncurkan promo-promo maupun ajakan untuk mengenal kebudayaan dengan lebih tersegmentasi.

Tidak hanya sistem eticketing, revolusi sistem ini juga dibarengi promosi digital berupa website dan situs e-commerceRoyal Kasepuhan Cirebon”. Melalui halaman tersebut, calon pengunjung tidak hanya dapat memesan tiket masuk, tetapi juga disuguhkan dengan informasi dan galeri foto yang cukup lengkap. Keraton Kasepuhan Cirebon juga menyediakan Wi-Fi di seluruh area, berkat kerja samanya dengan Telkom Indonesia.

E-ticketing merupakan bentuk pembaruan di bidang teknologi yang akan diberlakukan di kawasan-kawasan wisata. Keraton Kasepuhan menjadi salah satunya dan menjadi keraton pertama yang memberlakukan sistem ini atas kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia. Ini juga menunjukkan bahwa cagar budaya tak boleh alergi dengan teknologi,” ujar Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, mengutip pemberitaan dari Kompas.

Proyek ini sendiri belum secara resmi diluncurkan, namun kabarnya akan segera diperkenalkan berbarengan dengan website dan situs e-commerce sebelum penghujung bulan Januari 2015 ini. Sebelumnya, e-ticketing ini telah melalui tahap uji coba selama tiga bulan belakangan ini dengan harga tiket sebesar Rp 15.000. Ke depannya konsep serupa akan diimplementasikan pada kawasan keraton di seluruh penjuru nusantara untuk mempermudah kegiatan wisata budaya, terutam bagi kaum muda.

“Salah satu promosi yang lebih mudah dijangkau ialah promosi digital. Saat ini eranya digital dan karena kebanyakan pengguna digital anak muda, kami harap endorsement promosi digital dapat dilakukan oleh 80 persen anak-anak muda. Nantinya, mereka diharapkan dapat mempengaruhi dan meyakinkan banyak orang untuk tertarik dengan budaya Indonesia. Saya yakin anak muda dapat mempengaruhi orang banyak, tak hanya kalangannya saja tapi juga orang tua,” kata Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Nuansa Digital di Keraton Kasepuhan Cirebon

Royal Residence / Royal Kasepuhan Cirebon

Penerapan digitalisasi nampaknya tidak hanya digagas dari kalangan instansi-instansi di ibukota saja. Keraton Kasepuhan Cirebon dikabarkan siap mengadopsi konsep e-ticketing guna meninggalkan cara konvensional dari penggunaan tiket kertas di kawasan keraton. Proyek ini terealisasi atas kerja sama Kementerian Pariwisata dan Pacific Asia Travel Association (PATA).

Continue reading Nuansa Digital di Keraton Kasepuhan Cirebon