Dihargai $1.000, Earphone AKG N5005 Andalkan Lima Unit Driver Sekaligus

Berbahagialah Anda yang menggunakan smartphone yang masih memiliki jack headphone, sebab Anda masih bisa menikmati headphone atau earphone premium dengan nyaman, alias tanpa harus mengandalkan bantuan adapter. Contoh earphone yang saya maksud adalah AKG N5005 berikut ini, yang rencananya bakal dipasarkan seharga $1.000 pada musim semi mendatang.

Modal sebesar itu pastinya akan memberikan Anda sebuah earphone yang sanggup memutar audio berkualitas hi-res, yang diyakini bahkan lebih baik lagi dari yang berkualitas CD. N5005 juga menjanjikan reproduksi suara kelas reference lewat lima unit driver yang tertanam di dalam masing-masing earpiece-nya.

Di antara kelima driver tersebut, satu merupakan tipe dynamic berdiameter 9,2 mm, sedangkan sisanya bertipe balanced armature, yang sudah menjadi langganan deretan earphone premium selama ini. Kombinasinya menjanjikan reproduksi frekuensi mid yang akurat, high yang amat jernih, serta distorsi yang sangat minimal.

AKG N5005

Namun yang cukup unik adalah aksesori bernama Sound Filter yang dirancang untuk sedikit mengubah karakteristik suara yang dihasilkan N5005. Total ada empat filter yang berbeda, yang masing-masing berfungsi sesuai namanya: Bass Boost, Reference Sound, Semi-High Boost dan High Boost.

AKG sebenarnya bukan yang pertama menerapkan inovasi semacam ini. Hampir tiga tahun yang lalu, RHA Audio sempat meluncurkan earphone berfitur serupa, yakni RHA T20. Yang membedakan, harganya tidak semahal dan konfigurasi driver-nya pun tidak sekompleks penawaran AKG ini.

Melihat harganya, wajar apabila yang tertarik sekaligus sanggup membeli adalah mereka yang juga menggunakan smartphone kelas flagship. Namun bagaimana seandainya ponsel seharga $1.000 Anda tidak dilengkapi jack headphone dan adapter-nya hilang? Jangan khawatir, sebab AKG juga menyertakan sebuah Bluetooth dongle untuk N5005.

Sederhananya, aksesori ini bakal mengubah N5005 menjadi wireless, lengkap dengan remote control tiga tombol beserta mikrofon untuk menerima dan melakukan panggilan telepon. Dongle-nya sendiri diperkirakan bisa bertahan selama sekitar 8 jam penggunaan sebelum perlu diisi ulang baterainya.

Sumber: Business Wire.

Crazybaby Air Nano Ramaikan Pasar Truly Wireless Earphone Tanpa Fitur yang Muluk-Muluk

Menjamurnya truly wireless earphone tidak akan bisa terelakkan, apalagi ketika satu per satu pabrikan smartphone mulai melupakan eksistensi headphone jack. Dari sekian banyak truly wireless earphone, kita setidaknya bisa memformulasikan empat faktor terpenting: desain ringkas dan ergonomis, kualitas suara apik, koneksi stabil dan baterai yang tahan lama.

Tentunya tidak banyak yang bisa memenuhi semuanya, dan memang hampir mustahil bagi kita untuk mendapatkan truly wireless earphone yang benar-benar sempurna. Kendati demikian, perangkat bernama Air Nano dari startup Crazybaby berikut ini bisa menyuguhkan keempat faktor tersebut dengan baik.

Sepintas desainnya terkesan seakan kurang inspirasi, hanya berwujud seperti kapsul yang dipotong menjadi dua, lalu ujungnya dipasangi silikon yang dimiringkan sedikit posisinya agar bisa menancap dengan mantap di telinga. Bahkan charging case-nya pun juga menyerupai kapsul.

Konstruksinya memang hanya mengandalkan material plastik, tapi setidaknya secara keseluruhan perangkat tahan terhadap cipratan air. Total ada empat pasang eartip dalam ukuran yang berbeda untuk mengakomodasi telinga banyak konsumen sekaligus, plus sebuah wingtip buat yang berencana memakainya selagi berolahraga.

Crazybaby Air Nano

Soal kualitas suara, Crazybaby memercayakan diafragma dari bahan carbon nanotube pada unit driver berdiameter 5,5 mm milik Air Nano demi menyajikan reproduksi suara yang jernih dan optimal. Sepasang mikrofon dengan teknologi isolasi suara turut disematkan agar yang jernih bukan hanya suara yang masuk saja, tapi juga yang keluar ketika pengguna melakukan panggilan telepon.

Beralih ke koneksi, Air Nano tergolong spesies yang cukup langka yang sudah menggunakan chip Bluetooth 5.0. Bluetooth 5.0 secara teori tidak hanya mampu meningkatkan kualitas suara berkat kapasitas transmisi datanya yang lebih besar, tapi juga lebih irit perihal konsumsi energi.

Pada kenyataannya, Crazybaby mengklaim daya tahan baterai Air Nano bisa mencapai angka 12 jam nonstop dengan dipadukan charging case-nya. Fitur fast charging turut didukung; letakkan Air Nano di dalam case-nya selama lima menit saja, maka pengguna diyakini bisa memakainya selama 1,5 jam ke depan. Case-nya sendiri bisa di-charge menggunakan kabel USB-C.

Crazybaby Air Nano

Di atas kertas, Crazybaby Air Nano terdengar cukup mengesankan dan mampu memenuhi keempat aspek esensial yang kita tetap di awal. Itulah mengapa tidak mengherankan kalau kampanye penggalangan dananya di Indiegogo berhasil menembus angka $1 juta.

Ke depannya, Crazybaby berniat memasarkan Air Nano paling cepat mulai bulan Januari seharga $129. Sebagai pemanis, konsumen bisa memilih satu dari sepuluh warna yang tersedia.

Jagokan Bass, Razer Hammerhead USB-C Juga Siap Sempurnakan Pengalaman Menggunakan Razer Phone

Salah satu aspek di Razer Phone yang mendapat kritik dari para reviewer adalah absennya port audio 3,5-milimeter tradisional. Arahan ini memang diterapkan di sejumlah perangkat flagship, tapi untuk smartphone ‘gamer hardcore‘ yang menjanjikan audio 24-bit ‘kelas audiophile‘, keputusan produsen tersebut memang terasa ganjil. Meski begitu, Razer punya solusi buat menambal kekurangan itu.

Minggu ini, perusahaan gaming gear pimpinan Min-Liang Tan itu memperkenalkan anggota baru lineup earphone Hammerhead (terdiri dari Hammerhead V2, Pro V2, dan Bluetooth). Varian anyarnya hampir serupa para pendahulu, namun ia telah dibekali connector USB ‘reversible‘. Walaupun berbeda dari segi konektivitas, Hammerhead USB-C menawarkan fitur andalan serupa: output bass membahana terlepas dari ukurannya yang mungil.

Razer Hammerhead USB-C 1

Desain housing Hammerhead USB-C tak jauh berbeda dari Hammerhead Pro V2. Earphone kembali mengusung penampilan bertema industrial, dengan area ‘ring‘ bertekstur kasar, tubuh berwarna hitam, serta logo trio ular khas Razer di ujungnya. Body earphone ini terbuat dari bahan aluminium, memastikan beratnya tetap ringan tanpa mengorbankan aspek daya tahan. Dua bagian earpiece tersebut menyimpan magnet, sehingga bisa ditempelkan saat tidak digunakan.

Razer Hammerhead USB-C 2

Seperti namanya, Hammerhead USB-C tersambung ke smartphone Anda lewat connector USB type-C, memanfaatkan kabel pipih tangle-free berwarna hijau sepanjang 1,3-meter. Produsen turut melengkapi kabel tersebut dengan modul pengendali, mempersilakan Anda mengatur volume, menerima atau menutup panggilan, mengubah lagu serta menggunakan fungsi fast forward/rewind tanpa perlu mengeluarkan smartphone.

Razer Hammerhead USB-C 4

Untuk memproduksi suara, produsen mengandalkan driver 10-milimeter, memadunya dengan DAC converter custom serta ruang akustik khusus, demi menghasilkan audio yang jernih serta bass berkualitas tinggi bebas distorsi. Kabarnya, Hammerhead USB-C siap menghidangkan lagu jazz hingga death metal, serta tentu saja mendukung penuh kebutuhan gamer terhadap keakuratan sumber suara.

Razer Hammerhead USB-C 3

Berbicara lebih teknis, earphone ini sanggup menyajikan frekuensi dari 20Hz sampai 20kHz dengan sesitivitas 102 ± 3 dB di 1kHz. Kemudian earphone omnidirectional-nya dapat merespons frekuensi 100Hz hingga 10.000Hz. Razer tak lupa menyediakan tiga ukuran ear tip berbeda serta membundel paket penjualan bersama case khusus.

Razer Hammerhead USB-C sudah bisa dipesan di situs RazerZone. Di sana, produk dijajakan seharga US$ 80, sedikit lebih mahal model Hammerhead Pro V2 namun masih lebih murah dibanding varian Bluetooth-nya.

Via The Verge. Sumber: RazerZone.com.

Pabrikan Arloji Premium, Shinola, Luncurkan Headphone dan Earphone Perdananya

Pabrikan jam tangan premium asal Amerika Serikat, Shinola, tahun lalu memulai pelebaran sayapnya ke ranah audio lewat sebuah turntable berdesain mewah. Dimotori oleh mantan CEO Audeze, divisi audio Shinola tentunya masih belum mau berhenti. Baru-baru ini, mereka memperkenalkan sepasang headphone dan sepasang earphone sekaligus.

Kedua headphone yang dimaksud adalah Shinola Canfield Over-Ear dan Canfield On-Ear. Tidak mengejutkan dari perusahaan yang mengawali kiprahnya di industri arloji, duo headphone debutannya ini juga dibalut dengan material premium seperti stainless steel dan kulit asli. Plus, keduanya juga dirakit dengan tangan di markas Shinola di kota Detroit.

Shinola Canfield On-Ear / Shinola
Shinola Canfield On-Ear / Shinola

Keduanya mengusung gaya desain yang sama, dengan perbedaan hanya pada ukurannya. Spesifikasinya juga sedikit berbeda: Canfield Over-Ear mengemas dynamic driver 50 mm dengan rentang frekuensi 20 – 24.000 Hz, sedangkan Canfield On-Ear mengemas driver 40 mm dengan frekuensi 20 – 20.000 Hz.

Sayangnya untuk sekarang belum ada varian wireless untuk keduanya. Ini penting mengingat satu per satu smartphone mulai kehilangan jack headphone. Kendati demikian, Shinola berencana menawarkan aksesori terpisah untuk pengguna perangkat iOS berupa kabel Lightning yang bisa dipasangkan ke kedua headphone-nya, dan versi wireless-nya direncanakan menyusul tahun depan.

Shinola Canfield Pro (kiri) dan Canfield In-Ear Monitors (kanan) / Shinola
Shinola Canfield Pro (kiri) dan Canfield In-Ear Monitors (kanan) / Shinola

Untuk kedua earphone-nya, yakni Shinola Canfield In-Ear Monitors dan Canfield Pro In-Ear Monitors, masih belum ada informasi mendetail terkecuali fakta bahwa Shinola mengembangkannya dengan bantuan dari startup bernama Campfire Audio, yang banyak menerima pujian dari kalangan audiophile.

Shinola saat ini sudah memasarkan Canfield Over-Ear seharga $595, dan Canfield On-Ear seharga $495. Keduanya tersedia dalam dua kombinasi warna – silver-hitam dan silver-coklat – tapi Shinola juga menawarkan varian warna hitam glossy yang lebih mahal $55. Canfield In-Ear dan Canfield Pro In-Ear akan menyusul di bulan Desember, dengan harga masing-masing $195 dan $495.

Sumber: The Verge dan Shinola.

Vie Fit Adalah True Wireless Earphone dengan Desain Fleksibel yang Mengikuti Kontur Telinga

Mencari earphone yang terasa begitu pas di telinga adalah hal yang hampir mustahil dilakukan mengingat bentuk telinga manusia sangatlah bervariasi. Itulah mengapa custom-fit earphone macam keluaran JH Audio yang berharga selangit eksis, namun hal ini tidak mencegah startup asal Jepang bernama Vie Style untuk mencari jalan tengahnya.

Solusinya menurut mereka adalah penggunaan material silikon yang super-fleksibel. Begitu elastisnya silikon ini, bentuknya bisa mengikuti kontur telinga begitu pengguna menjejalkannya. Dari situ lahirlah Vie Fit, yang digadang-gadang sebagai true wireless earphone paling nyaman sejagat.

Konsep earphone dengan bahan silikon yang fleksibel ini bukanlah hal baru. Dua tahun lalu, muncul earphone bernama Revols di Kickstarter yang mengusung konsep serupa. Bedanya, Revols mengemas semacam gel khusus yang bakal menghangat dan mengeras sehingga eartip silikonnya bisa mengikuti kontur telinga.

Vie Fit

Lain halnya dengan Vie Fit. Di dalamnya sama sekali tidak ada gel khusus ataupun material lain terkecuali komponen-komponen esensial yang membentuk earphone itu sendiri. Semuanya dikemas dalam bahan silikon super-empuk yang dengan mudahnya menyelinap masuk ke kanal telinga itu tadi.

Tidak kalah unik adalah unit driver Neodymium berdiameter 8 mm yang bisa berputar, sekali lagi mengikuti kontur telinga, sehingga suara yang dihasilkan bisa tersalurkan secara optimal langsung ke gendang telinga pengguna. Dengan cara kerja seperti ini, Vie Fit juga menjanjikan isolasi suara pasif yang efektif.

Vie Fit

Sisa komponen lainnya ditempatkan di bagian luar yang tidak lentur, mulai dari baterai sampai chip Bluetooth 4.2. Baterainya sendiri diperkirakan bisa bertahan sampai 4,5 jam nonstop. Sebagai true wireless earphone, Vie Fit juga datang bersama charging case yang bisa menyuplai daya ekstra sampai total 33 jam.

Secara keseluruhan, bodi Vie Fit yang berbobot cuma 6 gram tahan guyuran air dengan sertifikasi IPX5. Perangkat ini sekarang sedang ditawarkan melalui Kickstarter dengan harga termurah $79 saja, sedangkan harga retail-nya diestimasikan berkisar $149.

Sennheiser IE 800 S Adalah Earphone Super-Premium Seharga $1.000

Beberapa hari yang lalu, Sennheiser meluncurkan HD 660 S, suksesor salah satu headphone yang paling dicintai oleh kaum audiophile. Namun pabrikan asal Jerman itu rupanya belum mau berhenti membuat gebrakan. Kali ini giliran earphone termahalnya, IE 800, yang menerima upgrade.

Dijuluki Sennheiser IE 800 S, desainnya secara keseluruhan masih sangat mirip, lengkap dengan ujung belakang masing-masing earpiece yang menyerupai sepasang knalpot. Konstruksinya masih menggunakan bahan keramik, tapi kini dibalut warna abu-abu gelap bertekstur matte ketimbang hitam glossy seperti pendahulunya.

Perubahan terbesarnya justru tersembunyi di dalam, meliputi driver Extra Wide Band (XWB) yang telah disempurnakan, serta transducer 7 mm hasil rancangan Sennheiser sendiri. Dipadukan semuanya, IE 800 S menjanjikan kualitas suara yang mendetail, dengan treble yang jernih dan bass yang lebih presisi.

Sennheiser IE 800 S

Sennheiser tidak lupa menyematkan sistem Dual-Chamber Absorber (D2CA), yang berfungsi mengeliminasi problem “masking effect” – suara berfrekuensi tinggi tidak dapat terdengar ketika ada suara lain berfrekuensi rendah yang memiliki volume lebih besar. Sederhananya, sistem peredam ini memastikan bahkan detail yang terkecil pun bisa didengar dengan baik.

Perihal ergonomi, IE 800 S mencoba meningkatkannya dengan ear tip berbahan memory foam buatan Comply. Sennheiser turut menyediakan sejumlah pilihan konektor: 3,5 mm standar, 2,5 mm balanced atau 4,4 mm Pentaconn. Melengkapi itu semua adalah leather case premium untuk menyimpan earphone saat sedang tidak digunakan.

Seperti yang saya bilang di awal, IE 800 S merupakan upgrade untuk earphone termahal Sennheiser. Konsumen yang tertarik saat ini sudah bisa membelinya seharga $1.000.

Sumber: The Verge.

Libratone Luncurkan Headphone dan Earphone dengan Sertifikasi Made for Google

Apple punya “Made for iPhone”, Google punya “Made for Google”. Keduanya pada dasarnya merupakan semacam program sertifikasi buat pabrikan aksesori. Dalam kasus Google, program tersebut resmi dimulai bersamaan dengan diperkenalkannya duo Pixel 2 beberapa pekan lalu.

Libratone adalah produsen perangkat audio yang dengan cepat memanfaatkan momentum program Made for Google ini. Brand asal Denmark itu mengumumkan headphone dan earphone baru yang keduanya sama-sama dirancang secara spesifik untuk mendampingi Pixel 2 dan Pixel 2 XL.

Libratone Q Adapt On-Ear

Yang pertama adalah Libratone Q Adapt On-Ear. Keunggulannya adalah fitur fast pairing macam yang dimiliki Pixel Buds. Fitur ini sederhananya memungkinkan headphone untuk tersambung secara otomatis ke Pixel 2 ketika berada di dekatnya, mirip seperti cara kerja AirPods dan iPhone.

Tidak kalah menarik adalah fitur pause otomatis yang akan aktif ketika pengguna melepas headphone dari kepalanya. Di samping itu, Q Adapt On-Ear juga menawarkan fitur noise cancelling adaptif yang dapat disesuaikan intensitasnya berdasarkan kebutuhan pengguna, plus daya tahan baterai sampai 20 jam nonstop.

Libratone Q Adapt In-Ear

Yang kedua adalah Libratone Q Adapt In-Ear. Model ini tidak dilengkapi fitur fast pairing karena ia memang bukanlah headphone wireless. Pun demikian, konektor USB-C mengindikasikan perannya sebagai solusi atas hilangnya jack headphone pada Pixel 2 dan Pixel 2 XL.

Mengusung bodi yang tahan keringat, Q Adapt In-Ear rupanya turut menawarkan fitur noise cancelling adaptif yang serupa dengan milik kakaknya. Keduanya bakal dipasarkan dalam waktu dekat seharga masing-masing $249 untuk Q Adapt On-Ear dan $149 untuk Q Adapt In-Ear.

Sumber: Android Authority.

iFrogz Luncurkan Lima Earphone dan Headphone Bluetooth Tahan Banting yang Amat Terjangkau

Merawat earphone atau headphone, terutama yang harganya terjangkau, adalah hal yang seringkali kita lupakan. Prinsip “kalau rusak tinggal beli lagi, kan murah” adalah salah satu alasannya. Namun bukankah lebih baik lagi seandainya earphone atau headphone murah itu bisa bertahan lebih lama?

Pendapat ini diamini oleh iFrogz. Produsen perangkat audio dan aksesori yang diakuisisi oleh Zagg pada tahun 2011 itu baru saja memperkenalkan lima earphone dan headphone Bluetooth tahan banting yang semuanya dibanderol tidak lebih dari $35.

Resound Wireless / iFrogz
Resound Wireless / iFrogz

Dua model yang diunggulkan adalah Resound Wireless dan Resound Wireless Headphones, yang sama-sama dibanderol $35. Terlepas dari harganya yang terjangkau, Resound Wireless mengemas konstruksi aluminium yang kokoh sekaligus premium, dengan dukungan driver 5,5 mm dan daya tahan baterai 10 jam.

Flex Force Wireless / iFrogz
Flex Force Wireless / iFrogz

Resound Wireless Headphones di sisi lain mengusung material fleksibel berpermukaan halus pada sekujur tubuhnya. Headphone berjenis on-ear ini memang tidak bisa dilipat, tapi iFrogz sengaja merancangnya untuk dilempar begitu saja ke dalam tas, sedangkan baterainya diperkirakan mampu bertahan hingga 20 jam nonstop.

Toxix Wireless Headphones / iFrogz
Toxix Wireless Headphones / iFrogz

$35 masih terlalu mahal? Ada Flex Force Wireless yang mengadopsi gaya neckband. Dihargai $30, model ini mengemas driver 8 mm dan daya tahan baterai 8 jam. Di bawahnya, ada Toxix Wireless Headphones seharga $25. Seperti Resound Wireless Headphones, ia juga mengemas headband yang fleksibel, namun dengan driver lebih kecil dan daya tahan baterai 10 jam saja.

Free Rein Wireless / iFrogz
Free Rein Wireless / iFrogz

Terakhir ada Free Rein Wireless. Earphone seharga $20 ini datang bersama sepasang wing tip agar ia tak mudah terlepas selagi pengguna beraktivitas, plus dukungan driver 10 mm dan baterai berkapasitas 5 jam.

Sumber: The Verge dan GlobeNewswire.

Fitbit Siap Pasarkan Earphone Flyer dan Smartwatch Ionic Bulan Depan

Produsen spesialis activity tracker Fitbit menyingkap sejumlah kejutan menarik di akhir bulan Agustus kemarin. Mereka memperkenalkan Ionic, yaitu smartwatch ‘pertama’ sejak perusahaan mengakuisisi Pebble dan Vector Watch; dan memamerkan earphone wireless perdananya Fitbit Flyer serta timbangan pintar dengan konektivitas Wi-Fi, Aria 2.

Dan di awal minggu ini, Fitbit mengumumkan waktu pelepasan earphone Flyer dan smartwatch Ionic, rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2017 besok. Fitbit juga mengungkapkan agenda perilisan SDK, sembari mempersilakan para developer untuk mulai menciptakan aplikasi-aplikasi serta mendesain watch face. Setelah di-review oleh tim Fitbit, kreasi mereka akan tersedia di App Gallery.

 

Ionic

Ionic

“Kami menciptakan standar kualitas produk fitness tracker 10 tahun lalu dan mencoba memperoleh pencapaian serupa di ranah smartwatch, dengan menawarkan segala hal yang konsumen inginkan serta fitur-fitur yang tak ada di produk lain,” tutur CEO Fitbit, James Park, di rilis pers. “Ionic dibekali baterai dengan daya tahan lima hari pemakaian buat menganalisis tubuh setiap waktu, turut dibekali beragan fitur kesehatan, sensor detak jantung canggih, tool pengukur kualitas tidur, serta fungsi-fungsi lain yang memudahkan aktivitas penggunanya.”

Fitbit Ionic turut dibekali GPS, dan kompatibel ke platform berbeda – dari mulai Android, iOS hingga Windows. Ionic juga mempersilakan kita melakukan pembayaran cashless, menikmati musik, hingga menyalurkan notifikasi di smartphone. Beberapa aplikasi yang dikonfirmasi siap mendukung perangkat wearable ini meliput Adidas All Day, Flipboard, GAME GOLF, Nest serta Surfline.

Fitbit Ionic akan mulai dipasarkan di wilayah Amerika Utara via jaringan retail Amazon, Best Buy, Dick’s Sporting Goods, Kohl’s, Macy’s, REI, Target dan Verizon, dijajakan di harga US$ 300.

 

Flyer

Flyer

Earphone Flyer memang tidak memiliki kapabilitas activity tracking, tapi ia dapat menjadi rekan setia berolahraga karena mampu menjalankan musik secara mandiri selama enam jam non-stop – sama sekali tanpa membutuhkan smartphone. Dua earpiece semi-modular tersambung oleh kabel karet lentur anti-keringat. Anda bisa menggonta-ganti bagian eartip dan housing karet sehingga earphone nyaman dikenakan serta mencengkeram telinga dengan erat.

Fitbit Flyer tersuguh dalam dua pilihan warna, yakni abu-abu ‘lunar‘ dan biru ‘nightfall‘. Produk dibanderol di harga US$ 130, akan tersedia di Amazon, Best Buy, Brookstone, Nordstrom dan Target.

 

Aria 2

Aria 2

Timbangan pintar Aria 2 rencananya dapat dipesan melalui situs Fitbit sendiri seharga US$ 130, namun penjualannya tidak dilakukan berbarengan dengan Flyer dan Ionic. Produk akan tersedia pada ‘musim gugur 2017’.

Bose Luncurkan True Wireless Earbud Perdananya, SoundSport Free

Satu per satu ahli audio mulai mengikuti tren true wireless earbud yang dipelopori oleh Bragi dan dipopulerkan oleh Apple. Yang terbaru adalah Bose dengan SoundSport Free, yang sesuai namanya, ditakdirkan untuk menjadi pendamping sesi olahraga tanpa sekali pun mengganggu pengguna dengan adanya kabel.

Bose bilang kalau mereka telah mendesain SoundSport Free agar tidak mudah terlepas meski penggunanya sedang beraktivitas cukup intensif. Kombinasi kontur earbud yang ideal dan sebuah sirip memastikan ia tetap menancap di telinga dalam kondisi apapun.

Bose SoundSport Free

Masing-masing earpiece-nya berbobot hanya 10 gram, dan Bose juga telah merancangnya agar tahan keringat dan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Salah satu earpiece-nya mengemas tombol untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant, sedangkan satunya membawa tombol multifungsi untuk mengatur playback atau menerima dan menghentikan panggilan telepon.

Baterainya diperkirakan dapat bertahan selama lima jam nonstop, sedangkan charging case-nya bisa menyuplai daya ekstra sebesar 10 jam. Tidak kalah menarik adalah integrasi fitur “Find My Buds” sehingga pengguna dapat melihat lokasi terakhir SoundSport Free via Bose Connect App di ponsel.

Bose QuietComfort 35 Wireless II / Bose
Bose QuietComfort 35 Wireless II / Bose

Bersamaan dengan itu, Bose juga memperkenalkan iterasi baru headphone noise cancelling andalannya. Bose QuietComfort 35 Wireless II masih mempertahankan desain, performa dan daya tahan baterai pendahulunya, tapi di saat yang sama menambahkan sebuah tombol baru untuk mengakses Google Assistant.

Pembaruan lain yang dibawa QC35 II adalah opsi untuk mengatur intensitas kinerja noise cancelling-nya atau malah mematikan fitur tersebut secara menyeluruh lewat Bose Connect App. Lewat aplikasi yang sama, pengguna juga dapat mengganti fungsi tombol Google Assistant itu tadi menjadi tombol untuk menyesuaikan pengaturan kinerja noise cancelling ini.

Terkait ketersediaannya, Bose SoundSport Free bakal dipasarkan mulai awal Oktober mendatang seharga $250, dengan dua pilihan warna. QC35 II di sisi lain sudah tersedia di pasaran mulai sekarang juga seharga $350 dalam pilihan warna hitam atau silver.

Sumber: Bose.