Asdos Sediakan Tempat Diskusi Seputar Dunia Perkuliahan untuk Calon Mahasiswa

Teknologi secara umum telah membuat budaya komunikasi menjadi berbeda. Menghapus sekat batasan antara jarak waktu. Ruang komunikasi inilah yang akhirnya menjadi lahan bisnis bagi mereka yang jeli. Asdos adalah salah satunya. Layanan ini hadir untuk menyediakan ruang komunikasi dan konsultasi tentang perkuliahan. Sesuatu yang diharapkan bisa membantu lulusan SMA atau sederajat untuk mendapat informasi mengenai jurusan dan segala sesuatu mengenai perkuliahan.

Sesuai dengan yang ditawarkan layanan ini menyasar siswa-siswa SMA sederajat, orang tua murid dan juga mahasiswa yang nantinya berperan sebagai sumber informasi. Khusus untuk pengguna mahasiswa terlebih dahulu harus melalui proses verifikasi. Ini dilakukan untuk memastikan mahasiswa tersebut layak atau tidak untuk memberikan informasi perkuliahan kepada pengguna siswa atau orang tua siswa.

Layanan Asdos ini dikembangkan oleh Robbani Alfan, Ali Rosidi dan Ditra Novtiansyah. Asdos baru secara resmi diluncurkan pada 13 Maret 2016 kemarin. Namun secara offline, bisnis edukasi mengenai jurusan kuliahnya sudah berjalan kurang lebih satu tahun. Salah satu program offline yang dijalankan adalah Program Jelajah Kampus (travel/semacam tour ke kampus pilihan) dan Akademi Program Studi (event/kelas interaktif untuk mendengarkan presentasi jurusan kuliah) sudah lebih dulu dilaksanakan sejak Februari 2015.

IMG-20160315-WA0004

Alfan kepada DailySocial menjelaskan Asdos secara spesifik menghadirkan ruang komunikasi untuk saling bertukar informasi mengenai perkuliahan. Namun secara layanan Asdos menerapkan dua buah tipe, yang pertama layanan atau fitur konsultasi biasa yang bersifat publik dan yang kedua adalah layanan premium atau personal coaching. Layanan inilah yang nantinya diharapkan menjadi corong pendapatan dari Asdos.

Selain dua buah layanan tersebut Alfan juga menjelaskan bahwa fitur-fitur yang ada di Asdos akan dikembangkan lagi. Rencananya Asdos juga akan dilengkapi dengan unsur gamifikasi, timeline, dan juga kemampuan berbagi foto untuk menambah wawasan siswa yang mencari informasi.

Strategi menggaet pengguna

Sebagai salah satu startup baru di Indonesia selain mematangkan kualitas layanannya tantangan terbesar Asdos adalah menarik pengguna. Salah satu strategi mereka saat ini adalah memanfaatkan momen kelulusan, UN dan pendaftaran PTN yang kemungkinan akan berlangsung periode April hingga Juli.

“Dalam waktu dekat kita juga berencana kolaborasi dengan startup edtech lokal lainnya seperti Ruangguru atau Kelaskita untuk mengadakan TryOut UN/SBMPTN bersama. Tujuannya untuk saling mengenalkan layanan kita masing-masing, mengingat target user kita sama, tapi dengan layanan berbeda, sehingga kita terbuka untuk simbiosis mutualisme apapun,” terang Alfan

Saat ini meski terbilang baru berkat bisnis yang dibangun secara offline lebih dulu Asdos telah memiliki 1.400 orang mahasiswa berkat program offline yang telah dibangun. Untuk itu Alfan tidak ragu untuk menargetkan 10.000 pengguna dalam waktu tiga bulan ke depan dan mencapai 100.000 pengguna di akhir tahun.

Sambut UN 2016, KelasKita Sediakan Try Out Gratis (Updated)

Pintar membaca situasi atau momen untuk meluncurkan inovasi merupakan kejelian yang harus dimiliki para pelaku bisnis. Dengan waktu dan situasi yang tepat inovasi bisa lebih berguna bagi penggunanya. KelasKita salah satu startup yang menyediakan layanan kelas daring misalnya, mendekati ujian nasional KelasKita menyediakan fitur Try Out UN 2016 gratis untuk jenjang SD, SMP, dan SMA.

Disampaikan CEO KelasKita Ali Kusnadi, dalam menyelenggarakan Try Out UN 2016 ini pihaknya menggandeng dengan beberapa edukator yang berasal dari berbagai kampus yang ada di Bandung.

“Untuk UN 2016 ini kami bekerja sama dengan edukator yang berasal dari berbagai kampus yang ada di bandung untuk membuat Try Out UN 2016, yang ditujukan untuk membantu para siswa agar lebih siap dalam menghadapi Ujian  Nasional tahun 2016,” ujarnya kepada Dailysocial.

Karena saat ini KelasKita sudah memiliki aplikasi mobile untuk gawai ber-platform Android Try Out UN 2016 bisa diakses baik melalui situsnya maupun aplikasi mobile.

Ali berharap dengan adanya fitur Try Out UN ini KelasKita dapat membantu siswa-siswi dari berbagai jenjang mulai dari SD hingga SMA untuk menghadapi ujian nasional jadi tidak ada yang perlu lagi mengulang karena tidak lulus dalam ujian nasional.

Selain Try Out UN gratis, KelasKita telah memiliki beberapa pembaruan teknis sejak pertama kali diluncurkan beberapa tahun lalu. Salah satunya sekarang KelasKita memiliki jenjang pendidikan yakni SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, dan umum. Dengan jenjang pendidikan ini pengguna bisa mengakses konten sesuai dengan jenjang yang mereka pilih.

KelasKita juga sudah mendukung fitur halaman yang bisa digunakan oleh kampus atau organisasi untuk mengelola kelas daring mereka sehingga anggota atau pengguna KelasKita lainnya bisa dengan mudah menemukan kelas yang dikelola suatu organisasi.

Inovasi KelasKita lainnya adalah E-Learning Untuk Bisnis. Dengan memanfaatkan fitur ini para pengusaha atau pelaku bisnis dapat membuat kelas daring untuk membantu karyawan mereka belajar. Salah satu keunggulan fitur ini adalah kelas private, jadi tidak semua orang bisa mengakses kelas.

“Fokus jangka pendek kita ingin bekerjasama dengan berbagai organisasi dan professional instruktur untuk membuat berbagai kelas belajar untuk masyarakat Indonesia,” terang Ali.

Ali lebih jauh juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah menyiapkan sistem marketplace yang nantinya memungkinkan instruktur bisa membuat kelas berbayar dengan konten premium yang masih terjangkau untuk masyarakat Indonesia.

Update : Informasi marketplace untuk kelas berbayar dan konten premium

Application Information Will Show Up Here

Sempat Vakum, UtakAtikOtak Impikan “Go International”

Setelah sempat “mati suri” beberapa waktu lalu, UtakAtikOtak (UAO) kembali memulai layanannya di tahun 2015 dengan menyempurnakan beberapa fitur dan tampilan. Salah satu capaian di tahun tersebut adalah menjadi Finalis Indigo Apprentice Awards 2015. Kini di tahun 2016, UAO berusaha merebut hati para penggunanya, khususnya para pelajar di Indonesia.

UAO adalah sebuah layanan media sosial yang memiliki konsep pelajaran. Tidak seperti media sosial kebanyakan yang menempatkan berbagi momen dan status sebagai fitur utama, UAO menempatkan kuis sebagai fitur utama mereka. Di fitur ini para pengguna bisa membuat dan juga menjawab soal. Setiap berhasil menjawab soal dengan benar pengguna akan diberikan poin yang bisa diakumulasikan untuk ditukarkan dengan berbagai macam hadiah yang sudah disiapkan.

Karena UAO ini secara keseluruhan mengusung konsep media sosial, maka UAO sendiri menyediakan fitur yang bisa digunakan para penggunaannya untuk bertukar informasi yang bernama Kongkow. Fitur Kongkow sendiri merupakan nama baru fitur Tahukah Kamu yang sudah ada sejak awal.

Dimas Anugerah Wicaksono Founder UAO kepada DailySocial menyampaikan UAO menyasar pengguna dari kalangan pelajar dan pihaknya juga menyediakan beberapa fitur pelengkap yang nantinya bisa memungkinkan seluruh elemen sekolah berpartisipasi.

“Untuk organisasi sekolah sedang kita persiapkan. Misalnya organisasi Pramuka / PMR / Mading di sekolah sehingga punya media online untuk menunjukkan kreativitasnya dalam dunia online. Untuk guru sedang kita persiapkan dalam sistem ini, yaitu guru bisa me-review soal dan dapat point, serta guru bisa memberikan tugas harian, PR, ataupun ujian melalui, materi melalui UAO,“ ujar Dimas.

Saat ini, per awal tahun 2016, UAO sudah memiliki lebih dari seribu pengguna terdaftar, menghasilkan 2766 soal, dan mengumpulkan lebih dari dua ratus ribu jawaban dari soal-soal tersebut. Tahun ini, Dimas menyampaikan UAO masih fokus pada akusisi pengguna dan perbaikan secara terus menerus dari segi layanan. Dalam waktu dekat, UAO akan terjun ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan layanannya.

“Tujuan jangka pendek kami, kami berharap bisa segera bekerja sama dengan pemerintah dan membuat Education Command Center,” terang Dimas.

Ia berharap UAO bisa berbicara banyak di kancah internasional, seperti Brainly dan Quipper.

“Kami harap bahwa aplikasi lokal ini juga mampu untuk ke luar. Jangan hanya aplikasi luar saja yang masuk. Kalau bisa kita tunjukkan bahwa Indonesia bisa,” pungkasnya.

Ruangguru Peroleh Investasi Seri A Jutaan Dollar

Startup teknologi edukasi Ruangguru hari ini mengumumkan pendanaan Seri A yang dipimpin oleh Venturra Capital. Investor terdahulu, East Ventures, turut ambil bagian dalam putaran pendanaan kali ini. Marketplace les privat ini dikabarkan mendapatkan suntikan dana bernilai tujuh digit US$ (atau jutaan dollar). Ruangguru akan memanfaatkannya untuk memperluas bisnis dan memperkuat sumber daya manusia mereka.

Ini adalah pendanaan kedua dari Ruangguru. Sebelumnya tepatnya tahun lalu mereka berhasil mengamankan seed funding dari East Ventures.

Ruangguru menjadi salah satu startup yang fokus pada dunia pendidikan tanah air dengan berambisi untuk menjadi penyedia layanan pendidikan berbasis teknologi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Fokus mereka saat ini memberikan akses terhadap guru dan materi pembelajaran yang berkualitas.

Menanggapi pendanaan ini, Iman Usman, CEO dan Co-Founder Ruangguru berkata:

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Venturra Capital sebagai investor baru kami. Afiliasi Venturra dengan Lippo Group sangat menguntungkan bagi kami karena membuka peluang rencana kerja sama strategis dengan sejumlah bisnis besar Lippo Group, seperti berbagai institusi pendidikan Pelita Harapan, Berita Satu Media Group, dan masih banyak lagi – yang akan bermanfaat untuk meningkatkan jangkauan kami secara nasional dan mengokohkan peran kami di sektor pendidikan.”

Rudy Ramawy, Managing Partner Venturra Capital, mengungkapkan bahwa pihaknya percaya bahwa ke depan Ruangguru mampu menciptakan pengaruh positif bagi sektor pendidikan di Indonesia.

“Belva dan Iman memiliki passion dan dedikasi yang tinggi, dan kami yakin bahwa mereka memiliki potensi yang besar untuk mendominasi pasar pendidikan online di Indonesia,” ujar Rudy.

Hal senada juga disampaikan Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures. Menurut Willson, sektor pendidikan sebenarnya memiliki potensi yang besar, namun sayangnya belum bisa dioptimalkan.

“Sektor pendidikan di Indonesia belum optimal meskipun sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar. Investasi yang dilakukan oleh Venturra pada Ruangguru.com memvalidasi kesempatan ini. Dengan dukungan Venturra, saya sangat yakin Iman dan Belva akan memimpin dalam bidang tersebut,” ungkap Willson.

Sejak pertama kali diluncurkan, Ruangguru memang menyajikan beberapa inovasi baru. Tahun ini Ruangguru kembali melebarkan sayapnya ke layanan platform tes online, sebuah layanan yang memungkinkan pelajar mengakses ribuan bank soal sesuai kurikulum pendidikan nasional secara cuma-cuma.

Titian Foundation dan Kelase Luncurkan Portal Publikasi dan Kolaborasi Guru SD

Sebagai bentuk pemanfaatan teknologi informasi kepada para pengajar di Yogyakarta, Titian Foundation bekerja sama dengan Kelase meluncurkan media online untuk publikasi dan kolaborasi pembelajaran bernama Gugus Guru Gemati (selanjutnya disebut Gemati). Portal ini nantinya diharapkan bisa dimanfaatkan oleh para pengajar untuk memanfaatkan teknologi. Gemati adalah bagian tindak lanjut program ICT for Education yang telah dirintis oleh Titian Foundation, dengan dukungan dari Reach Out to Asia (ROTA) dan Qatar Petroleum, untuk sekolah-sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Klaten sejak September 2013.

“Istilah Gemati, selain merupakan istilah dalam bahasa jawa yang berarti sungguh baik hati dan penuh kasih sayang, juga merupakan singkatan dari Gemar Mengintegrasikan Teknologi Informasi (dan) Komunikasi. Gemati diharapkan menjadi tagline penyemangat bagi guru agar terus terbiasa dan kemudian menjadi gemar mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran,” ujar Program Manager ICT for Education Titian Foundation Khusnul Aflah.

Untuk mendukung kegiatan di sekolah, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan non-pembelajaran, Para guru dapat memanfaatkan media online ini untuk berbagi berita maupun praktik-praktik yang baik (good practice) dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Kegiatan peluncuran ini dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kerjasama antara Titian Foundation dengan Kelase di acara ICT for Education Festival, yang merupakan acara pameran praktik yang baik dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan serta ajang penampilan karya seni siswa.

“Kelase berkomitmen untuk mendukung kolaborasi guru dan siswa di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah maupun persebaran informasi praktik yang baik dari guru ke guru tentang pembelajaran inovatif. Dengan portal ini kami berharap dapat mendukung akselerasi perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia,” ungkap CEO Kelase Brimy Laksmana.

Fitur virtual serta audio/video lengkap

Salah satu fitur yang dihadirkan oleh portal Gemati adalah fitur virtual yang memungkinkan para pengajar berkomunikasi lebih mudah dengan pengajar lainnya dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Teknologi (TIK) di sekolah, dalam grup-grup sesuai dengan kelas atau tingkat pendidikan melalui fitur jejaring sosial dan obrolan audio/video.

Selain itu, para guru juga dapat berbagi atau mempublikasikan praktik yang baik dari pengajaran yang telah dilakukan di kelas.

“Praktik yang baik yang terpublikasikan tersebut dapat digunakan untuk mendukung peningkatan karir Guru, dengan adanya publikasi yang ber-ISSN (dalam proses),” ungkap Brimy.

Indosat Ooredoo Dukung Implementasi Program CyberSchool with IoT

Melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) pilar edukasi “Indonesia Belajar”, Indosat Ooredoo berkomitmen untuk mendukung pendidikan berbasis digital selama lima tahun ke depan. Komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi serangkaian dari uapaya transformasi Indosat Ooredoo yang baru saja digalakkan. Indosat Ooredoo memili visi untuk membawa dunia digital menjadi DNA perusahaannya.

Program Indonesia Belajar sendiri berfokus pada kegiatan pendidikan secara digital. Dalam mensukseskan kegiatan tersebut, Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation dan CREATE Foundation untuk menerapkan CREATE CyberSchool With IoT (Internet of Things) di 65 sekolah percontohan yang tersebar di lima wilayah Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua.

Dalam sambutannya, Direktur Utama Indosat Ooredoo Alexander Rusli menyampaikan:

“Inisiatif pendidikan secara digital Indonesia Belajar adalah salah satu cara dalam menerapkan komitmen kami menghadirkan dunia digital kepada semua orang. Dengan komitmen program selama lima tahun ini sebesar 1 juta dolar, Indosat Ooredoo ingin menciptakan lingkungan pendidikan yang interaktif antara guru dan murid. Kami merasa terhormat dapat mengumumkan kemitraan dengan Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation dan CREATE Foundation untuk mendukung dan menerapkan CREATE CyberSchool With IoT.”

CREATE CyberSchool With IoT sendiri merupakan sebuah platform belajar berbasis cloud yang dikembangkan CREATE Foundation untuk memberikan sarana pembelajaran yang berkualitas bagi setiap siswa di seluruh Indonesia di manapun mereka berada dengan memanfaatkan teknologi digital. Masing-masing sekolah percontohan akan difasilitasi tablet yang telah dilengkapi dengan software dan aplikasi pendidikan.

Founder & Head of Trustee CREATE Foundation dan Member of Board of Trustees Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation Ilham Habibie menyampaikan:

“Kami mengembangkan platform pendidikan digital interaktif berbasis cloud dan telah kami uji coba di sekolah kami TechnoNatura sebagai laboratorium CREATE CyberSchool dengan IoT. Kerja sama antara Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation – CREATE Foundation dengan Indosat Ooredoo ini semakin mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia.”

Di samping itu, Indosat Ooredoo akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada ratusan guru di Indonesia dan meningkatkan kompetensi mereka untuk bisa memberikan pendidikan digital sebaik mungkin. Terkait dengan dunia pendidikan nasional, Indosat Ooredoo ingin agar dunia digital menjadi salah satu cara untuk mengembangkan pendidikan yang mudah dijangkau oleh anak-anak di Indonesia.

President Commissioner Indosat Ooredoo Dr. Nasser Marafih mengungkapkan bahwa seluruh masyarakat Indonesia memiliki harapan yang cukup besar dari dunia digital.

“Masyarakat Indonesia mengharapkan manfaat dari dunia digital untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Seperti yang telah diumumkan pekan lalu, Indosat Ooredoo berkomitmen untuk meningkatkan akses teknologi digital kepada semua orang. Inisiatif pendidikan secara digital ini merupakan langkah awal dalam menciptakan ekosistem digital yang mendukung peningkatan pendidikan bangsa dan suatu saat dapat membuka akses untuk semua orang.”

Create Foundation menggunakan solusi berbasis IoT karena teknologi tersebut merupakan fenomena baru pada abad 21 yang diyakini akan mengubah pola interaksi, komunikasi, dan pendidikan di masyarakat luas.

Gandeng Microsoft Indonesia, Ruangguru Gelar Teachers Development Program

Startup teknologi lokal yang menyediakan layanan pendidikan dan konten belajar Ruangguru berusaha terus meningkatkan kualitas dan (termasuk) kesejahteraan para pengajar. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menggelar Teachers Development Program, bersama Microsoft Indonesia, yang rencananya secara rutin akan dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kualitas ajar para guru, seperti ditegaskan Benny Kusuma, Education Lead Microsoft Indonesia.

“Pelaksanaan Teachers Development Program oleh Ruangguru sejalan dengan komitmen Microsoft untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Memasuki pendidikan abad ke-21 saat ini, kemampuan guru dalam menguasai teknologi yang dapat mendukung produktivitas mengajar dan belajar akan menjadi kompetensi berarti bagi mereka. Microsoft berharap dapat terus mendampingi para guru di Indonesia untuk memiliki kompetensi tersebut,” kata Benny.

Pelatihan dan materi yang diberikan di antaranya berisi pemanfaatan teknologi terkini untuk mendukung proses mengajar dan belajar menjadi lebih efektif dan produktif. Ruangguru mencatat sudah lebih dari 100 orang pengajar telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Selain itu, kami juga meningkatkan kualitas para guru melalui berbagai inisiatif, seperti pelatihan berkala bagi guru, program apresiasi prestasi, serta melengkapi para guru dengan berbagai tools yang memudahkan aktivitas mengajar dan pengembangan profesi mereka. Misalnya, lewat platform tes.ruangguru.com dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membantu guru-guru di sekolah mempersiapkan diri menghadapi Uji Kompetensi Guru (UKG) Nasional yang berlangsung selama November ini,” ungkap Product Manager Ruangguru Rosmiyana.

Sejak diresmikan bulan April 2014, Ruangguru telah menjadi wadah bagi lebih dari 22.000 pengajar privat yang terdiri dari guru-guru berpengalaman, para mahasiswa berprestasi dari universitas ternama, serta kaum profesional dengan rekam jejak terpercaya yang senang mengajar dan ingin mencari penghasilan tambahan.

Jenis pelajaran  yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari pelajaran sekolah, persiapan ujian yang terstandarisasi (TOEFL, IELTS, SAT), musik, olahraga, bahasa asing, dan masih banyak lagi.

Memanfaatkan momentum Hari Guru Nasional

Salah satu visi utama Ruangguru adalah meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, termasuk meningkatkan kesejahteraan para pengajar. Mereka membuka akses kepada lebih banyak masyarakat umum maupun pendidik profesional agar bisa lebih terlibat aktif dalam mencerdaskan bangsa.

Diharapkan upaya tersebut dapat mengubah persepsi seputar kompensasi profesi pengajar yang dianggap relatif tidak semenarik profesi lainnya.  Ruangguru memunculkan berbagai mekanisme sumber penghasilan lain yang lebih adil dan juga menarik melalui marketplace guru privat.

Bertepatan dengan momentum Hari Guru Nasional, Ruangguru mempertegas ambisinya untuk terus meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para pengajar di Indonesia. Ambisi tersebut diwujudkan melalui berbagai inisiatif, baik berupa program pelatihan maupun program apresiasi yang telah dirancang khusus bagi para pengajar yang tergabung di platform Ruangguru.

Quipper Video Fokuskan Konten untuk Persiapan UN dan SBMPTN

Pengembang layanan belajar online Quipper baru saja meresmikan layanan terbaru Quipper Video. Peluncurannya di Indonesia adalah yang pertama karena Quipper memiliki basis pengguna yang paling besar di Indonesia. Layanan video ini sebenarnya sudah bisa diakses sejak Agustus lalu, sampai hari peluncuran Quipper mengatakan bahwa layanan tersebut sudah diakses ribuan pelajar di Indonesia.

Quipper Video mencoba fokus mendorong kesuksesan siswa kelas 12 dalam mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Konten berbasis video online dinilai dapat memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk belajar mandiri di luar jam sekolah. Saat ini Quipper Video memiliki konten dengan total 220 jam video, 1000 halaman topik belajar dan 4000 lebih soal latihan.

“Platform e-lerning yang kami kembangkan dapat memberikan solusi bagi murid kelas 12 untuk mempersiapkan diri menjelang UN dan SBMPTN. Platform kami memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap murid untuk mempelajari materi pelajaran di manapun dan kapan pun, sehingga mereka bisa mengatur jadwal belajar dan berkegiatan dengan lebih leluasa. Selain itu, dapat menghemat energi dan waktu, karena tidak perlu pergi ke suatu tempat untuk belajar, setelah pelajaran sekolah selesai,” ujar Marketing Manager Quipper Indonesia Tri Nuraini.

Untuk melakukan proses belajar, siswa terlebih dulu akan disuguhkan pada sebuah catatan belajar yang dapat diunduh. Selanjutnya siswa akan menyimak konten belajar berbasis video yang berisi pengajaran oleh tutor yang telah ditunjuk. Video yang dihadirkan berusaha memberikan pengalaman seperti pengajaran di kelas. Dan di setiap akhir segmen, siswa akan disuguhkan dengan soal latihan untuk menguji tingkat pemahaman akan materi yang disampaikan.

Sebagai sebuah antisipasi untuk kebosanan siswa dalam belajar, Quipper Video menyajikan konten dalam sistem gamifikasi. Setiap siswa akan dituntut mendapatkan poin belajar untuk mendapatkan peringkat terbaik. Masing-masing topik berdurasi 15-20 menit, dengan kemampuan dapat diputar ulang sesuai kebutuhan.

Ini adalah inovasi pertama yang kembali diluncurkan oleh Quipper pasca akuisisi perusahaan oleh Recruit Holdings beberapa bulan lalu. Quipper berhasil diakuisisi senilai $39 juta, atau setara dengan Rp 507 miliar. Seperti yang sudah disampaikan pada pemberitaan sebelumnya, kendati memiliki basis advisory baru, Quipper tetap akan melanjutkan visinya untuk mengembangkan ruang kelas maya di dunia.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa solusi edukasi yang dapat dinikmati secara online. Selain Quipper ada RuangGuru yang baru-baru ini juga terus mengembangkan varian produk dan layanan. Termasuk Kelase yang memfokuskan diri sebagai media sosial untuk dunia pendidikan dan terus menghadirkan fitur-fitur terbaru, seperti layanan video conferencing untuk pendidikan jarak jauh.

Targetkan Pelajar SMP dan SMA, Platform Peer-to-Peer Tutoring Homework Hero Diluncurkan

Homework Hero hadirkan kemudahan pelajar sekolah mengerjakan tugas sekolah / Shutterstock

Homework Hero adalah peer-to-peer tutoring platform untuk pelajar yang dilengkapi dengan fitur pilihan tutor layaknya guru les privat melalui chat platform sesama pelajar. Aplikasi ini diciptakan untuk membantu para siswa SMP hingga SMA yang kesulitan memecahkan soal atau pelajaran sekolah. Saat ini Homework Hero sudah bisa diunduh di platform Android.

“Kami mengumpamakan Homework Hero sebagai “Uber for bit-sized tutoring”, dengan cara mudah yaitu foto pertanyaanmu [biasanya pekerjaan rumah] dan seseorang akan membantu tanpa repot memilih tutor. Setelah selesai, berikan rating untuk tutornya persis seperti menggunakan Uber atau Go-Jek,” kata Founder dan CEO PT Wira Inspira Nusantara (Homework Hero) Thomas Wiradikusuma.

Salah satu alasan dipilihnya chatting platform sebagai media dari Homework Hero setelah melihat makin banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan mobile dan sangat menggemari pilihan chat platform. Potensi itulah yang kemudian ditangkap Thomas dan tim untuk membuat aplikasi yang bermanfaat untuk pelajar di Indonesia. Thomas menambahkan saat ini sistem pendidikan di Indonesia cenderung masih sangat konservatif belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi untuk mempercepat proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah (ekstra kurikuler).

“Selama ini solusi ‘tech’ yang ditawarkan startup lain kurang cocok diterapkan di Indonesia. Biasanya mereka menawarkan video [seperti Khan Academy] sementara itu di Indonesia sendiri penetrasi Internet masih sangat lambat dan menyulitkan pelajar yang tinggal di daerah dan luar pulau Jawa,” kata Thomas.

homework_hero

Homework Hero mengklaim saat ini telah memiliki 747 orang pengguna sejak diluncurkannya aplikasi ini dua minggu yang lalu, terdiri dari pelajar SMP dan SMA. Jumlah pertanyaan yang telah ditanyakan kepada para tutor, yang pada umumnya sesama pengguna (pelajar), sudah mencapai 394 pertanyaan. Homework Hero turut mencatat sebagian besar soal pertanyaan yang dilemparkan adalah soal Matematika dan Bahasa Inggris.

“Jika jumlah pertanyaan banyak dan tidak dapat ditampung oleh sesama pengguna, biasanya tim dari Homework Hero akan turun tangan membantu menjawab pertanyaan dari pengguna,” ungkap Thomas.

Dilirik investor Malaysia dan Singapura

Saat ini operasional Homework Hero masih bootstrapping, namun sejumlah investor dari Malaysia dan Singapura sudah mulai melirik layanan produk yang ditawarkannya.

Strategi pemasaran yang dilakukan Homework Hero sebelum hingga pasca diluncurkannya aplikasi ini di platform Android berupa iklan di Facebook dan content marketing. Sementara secara offline mereka menjadi sponsor pentas seni (pensi) di sekolah-sekolah.

Meskipun baru dirilis menjelang akhir tahun 2015, Thomas dan tim pengembang Homework Hero memiliki harapan yang besar untuk tahun depan, di antaranya adalah fokus kepada layanan tutoring, mempertahankan pertumbuhan, memperbaiki fitur-fitur inti di aplikasi dan masih banyak lagi.

“Kami sangat percaya dengan apa yang dikatakan Paul Graham, pendiri Y Combinator, yaitu mempertahankan growth. Berbeda dengan tipikal startup di Asia yang ingin ‘semua bisa’ dari awal, kami ingin fokus di tutoring saja untuk saat ini,” tutup Thomas.

Aplikasi “Marbel Belajar Membaca” Tawarkan Kemudahan Belajar untuk Anak

Kemudahan teknologi dimanfaatkan oleh tim Educa Studio membuat sebuah aplikasi edukatif dalam mengenal huruf, mengeja suku kata hingga membaca sejumlah kosakata disertai gambar dan animasi yang menarik. Ide awal dibuatnya aplikasi ini adalah khusus untuk anak usia 6-8 tahun, namun pemanfaatan aplikasi Marbel belajar membaca bisa juga di gunakan oleh seluruh kalangan yang ingin mengasah kemampuan dengan memanfaatkan aplikasi ini. Saat ini aplikasi Marbel Belajar Membaca sudah tersedia di Play Store dan App Store.

Continue reading Aplikasi “Marbel Belajar Membaca” Tawarkan Kemudahan Belajar untuk Anak