Elevarm Dapat Tambahan Investasi Rp16 Miliar dari Amartha, Rabo Foundation, dan Scala

Startup agritech Elevarm kembali mendapatkan suntikan dana sebesar $1 juta atau setara Rp16 miliar. Putaran investasi kali ini melibatkan startup fintech Amartha, layanan keuangan asal Belanda “Rabo Foundation”, dan perusahaan teknologi informasi Jepang “Scala”.

Sebelumnya pada Mei 2024 lalu, Elevarm juga baru mengumumkan perolehan pendanaan wal $2,6 juta dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dari Singapura ini juga melibatkan partisipasi dari 500 Global dan Gibran Huzaifah, pemimpin startup eFishery.

Dalam pernyataannya, Elevarm menyampaikan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan produk pembiayaan pro-petani mereka. Langkah ini bertujuan untuk memudahkan para petani kecil mendapatkan input pertanian secara kredit yang aman, meningkatkan praktik budidaya untuk meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan literasi keuangan mereka.

Selama enam bulan terakhir, lebih dari 200 petani telah merasakan manfaat dari program pembiayaan ini, dengan total dana yang disalurkan mencapai $150 ribu atau setara Rp2,4 miliar. Dengan adanya kemitraan ini, diharapkan dapat meningkatkan jumlah petani yang terbantu hingga 1.000 orang dengan total pembiayaan mencapai $1,5 juta atau Rp24,3 miliar pada akhir tahun 2024.

Co-founder & CEO Elevarm Bayu Syerli Rahmat menyatakan bahwa kemitraan ini merupakan langkah besar dalam menghubungkan keahlian global dengan akar pertanian lokal.

“Dengan model pembiayaan produktif kami, kami tidak hanya meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang tetapi juga membantu petani melakukan apa yang mereka lakukan dengan baik: memberi makan Indonesia dan dunia,” ujar Bayu.

Elevarm juga berencana untuk meluncurkan lebih banyak produk input pertanian tahun ini, termasuk bio-stimulan dan bio-pestisida. Fokus utama perusahaan mendukung petani kecil yang masih kesulitan mengakses pembiayaan yang aman dan andal, serta kurangnya pengetahuan tentang praktik pertanian terbaik.

Selain memberikan input pertanian berkualitas, Elevarm juga akan menjamin pembelian hasil panen dari para petani di bawah program pembiayaan mereka, termasuk hasil panen yang tidak sesuai standar. Langkah ini memastikan pendapatan yang stabil dan aman bagi para petani setiap musim. Panen para petani juga akan diasuransikan oleh mitra penyedia asuransi Elevarm untuk perlindungan risiko.

Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto menambahkan bahwa kolaborasi ini adalah bagian dari komitmen Amartha untuk mendorong pertumbuhan inklusif di sektor ekonomi akar rumput, terutama di bidang pertanian.

“Dengan menggabungkan teknologi profil risiko berbasis AI kami dengan model bisnis Elevarm yang memanfaatkan data ilmiah dan teknologi operasional canggih, kami yakin kolaborasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan,” kata Aria.

Direktur Bisnis Global Scala Ryo Ishihara juga menyatakan bahwa Scala sedang merintis skema pembiayaan proyek baru yang menciptakan solusi win-win bagi petani, perusahaan manajemen pertanian, dan investor.

“Dengan pengalaman luas di bidang ini dan pemahaman mendalam tentang lanskap pertanian di Indonesia, kami memilih Elevarm sebagai mitra strategis,” kata Ryo.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Elevarm Dapat Pendanaan Awal Rp41,7 Miliar dari Insignia, 500 Global, dan Gibran Huzaifah

Elevarm, platform yang mengintegrasikan berbagai layanan dan produk hortikultura, baru-baru ini mengumumkan keberhasilan dalam mendapatkan pendanaan awal sebesar $2,6 juta atau setara Rp41,7 miliar. Pendanaan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi bibit dan pupuk organik guna mendukung petani kecil di Indonesia.

Putaran ini sebenarnya sudah mulai bergulir sejak tahun 2022 lalu. Pendanaan yang dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dari Singapura ini juga melibatkan partisipasi dari 500 Global dan Gibran Huzaifah, pemimpin startup eFishery.

“Kami berkomitmen untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani kecil dengan menyediakan akses yang lebih baik ke bibit dan pupuk berkualitas tinggi,” ujar Co-founder & CEO Elevarm Bayu Syerli Rachmat.

Selain itu, Elevarm juga akan fokus pada pengembangan NextBio, divisi penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk menciptakan produk pertanian organik yang inovatif. Pendanaan ini juga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan pembangunan fasilitas pabrik baru yang dilengkapi dengan teknologi manufaktur canggih.

“Kami menyadari pentingnya solusi hortikultura yang terjangkau dan berbasis teknologi untuk mengatasi berbagai tantangan lokal di setiap tahap perjalanan bertani,” tambah Bayu.

Dengan lebih dari 13,000 mitra pertanian dan 5,000 petani aktif sebagai pelanggan, Elevarm telah mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan, meningkat tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya. Perusahaan ini berharap dapat terus memberikan dampak positif tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh kawasan dengan memperluas jangkauan produk organik dan solusi pertanian berkelanjutan.

Melalui inisiatif ini, Elevarm menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup para petani kecil di Indonesia, sejalan dengan visi mereka untuk memajukan industri pertanian melalui inovasi dan teknologi.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Startup Agritech B2B “Elevarm” Dikabarkan Bukukan Pendanaan Pra-Awal Dipimpin Insignia Ventures

Startup agritech B2B Elevarm dikabarkan membukukan pendanaan tahap pra-awal yang dipimpin Insignia Ventures. Berdasarkan data yang dimasukkan ke regulator, nominal yang diterima dalam putaran ini telah mencapai $1,39 juta (sekitar 21,6 miliar Rupiah).

Selain Insignia, terdapat 500 Southeast Asia (dulu bernama 500 Durians) serta jajaran angel investor, yakni Fajrin Rasyid (Telkom), Gibran Huzaifah (eFishery), dan Arip Tirta (Evermos), yang berpartisipasi dalam putaran tersebut.

DailySocial.id telah meminta konfirmasi dari founder Elevarm terkait informasi ini.

Dalam keterangan yang dihimpun, Elevarm adalah startup agritech yang berfokus di sisi hulu, memberikan solusi pasokan kepada pelanggan bisnis dengan menggabungkan dan mengangkat petani kecil dengan teknologi. Startup ini masih dalam “stealth mode” alias belum beroperasi, situsnya belum bisa diakses.

Elevarm didirikan pada Februari 2022 di Bandung, Jawa Barat oleh Bayu Syerli. Dalam rekam jejaknya, Bayu pernah bekerja di Mamikos sebagai Co-founder & COO dan di Bukalapak sebagai VP of Marketing.

Insignia sendiri, dalam wawancara bersama DailySocial.id sebelumnya, menyampaikan bahwa mereka memang mengincar untuk lebih agresif berinvestasi pada sektor potensial berikutnya, seperti web3, teknologi iklim, perawatan kesehatan, dan pertanian. Langkah tersebut diambil pasca membukukan dana kelolaan ketiga sebesar $516 juta yang telah diumumkan pada awal Agustus 2022.

Founding Managing Partner Yinglan Tan mengatakan, dampak yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan terbesar di luar Asia Tenggara dalam dekade terakhir akan menjadi permulaan baru dibandingkan dengan dampak yang akan dibuat ooleh pembuat pasar pada dekade berikutnya.

Pendanaan startup agritech mulai dominasi

Menurut catatan DailySocial.id, sepanjang kuartal III 2022 ini, sektor fintech memimpin di urutan pertama berdasarkan jumlah dan nilai transaksi. Sektor berikutnya yang menarik adalah logistik dan agritech. Minat investor terhadap kedua sektor tersebut meningkat dibandingkan periode sebelumnya.

Pada kuartal tersebut, terjadi penurunan dari jumlah transaksi dan nominal yang dibukukan dibandingkan periode sebelumnya. Pada kuartal III 2022, terdapat 62 transaksi dengan nilai yang diumumkan sebesar $983 juta. Angka tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni 68 transaksi senilai $974 juta.

Sementara itu, pada kuartal II 2022, terdapat 71 transaksi pendanaan bernilai lebih dari $1,4 miliar. Adapun pada kuartal I 2022, terdapat 50 putaran pendanaan bernilai lebih dari $1,22 miliar. Tahapan pendanaan yang dikucurkan pada kuartal III 2022 ini didominasi oleh pendanaan tahap awal (pre-seed sampai seri A).