DMMX Media Dibentuk, Industri Konten Hiburan Lokal Kian Dilirik

PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX), perusahaan infrastruktur cloud digital advertising yang juga merupakan anak perusahaan dari PT M Cash Integerasi Tbk (MCAS Group) mengumumkan pembentukan DMMX Media. Perusahaan ini tersebut sepenuhnya dimiliki DMMX dan bergerak di bidang media digital untuk masuk ke bisnis konten.

Pembentukan DMMX Media ini diambil sebagai langkah lanjutan dari investasi perusahaan di PT Bumilangit Entertainment Corpora (Bumilangit), sebuah perusahaan hiburan yang mengelola koleksi kekayaan intelektual komik superhero. DMMX Media akan berpartisipasi secara strategis dalam proyek film Bumilangit. Dari keseluruhan rencana Bumilangit Cinematic Universe Chapter 1, DMMX Media akan berpartisipasi di 4 film: Virgo & the Sparklings, Sri Asih, Godam dan Tira, dan Si Buta dari Gua Hantu.

Kepada DailySocial President Director DMMX Budiasto Kusuma menceritakan, unit barunya tersebut akan lebih fokus pada bisnis konten digital dan berbagai peluang yang muncul dengan kemitraan Bumi langit. DMMX Meda juga disiapkan untuk menjadi gerbang DMMX memperkaya value content bagi pengiklan dan berbagai kolaborasi trade-marketing.

“Melihat potensi pertumbuhan konten digital yang luar biasa dan manfaat sinerginya dalam platform periklanan kami, tim DMMX Media akan fokus pada pertumbuhan bisnis konten. sementara DMMX akan terus fokus pada bisnis periklanan digital yang berkembang pesat […] kami berharap Advertising Exchange Hub kami mendapatkan daya tarik yang lebih baik dari merek dan pengiklan dan juga untuk mendapatkan lebih banyak strategi bundling produk yang inovatif di segmen bisnis Trade Marketing kami,” ujar Budiasto.

Advertising Exchange Hub (Adex Hub) sendiri merupakan sebuah platform yang memungkinkan brand membeli slot iklan digital pada layar DMMX.

“Kami menyadari tantangan yang dihadapi bisnis bioskop konvensional, itulah sebabnya DMMX Media hadir membantu meningkatkan distribusi dan promosi film dan konten lokal melalui platform digital,” terang Budiasto.

Sementara itu di sisi Bumilangit, Founder and CEO Bismarka Kurniawan menerangkan bahwa pihaknya menyambut gembira kemitraan dengan DMMX Media, dengan kapabilitas periklanan jaringan DMMX ditambah dengan upaya dari DMMX Media dalam hal pengembangan konten, kami berharap produksi kami yang akan dapat bisa menjangkau lebih banyak masyarakat.

“Kami berharap konsumen dan basis penggemar kami dapat menantikan pengalaman perjalanan bersama BCU selama 6 tahun ke depan, yang kami rencanakan untuk dikembangkan bersama dengan DMMX Media,” terang Bismarka.

Ramai-ramai masuk ke bisnis konten

Industri kreatif, khususnya yang berkaitan dengan visual atau konten video dan film saat ini tengah menjadi perhatian banyak pihak. MCAS Group melalui NFCX sebelumnya juga terlibat dalam investasi ke Ideosource Entertaiment untuk fokus pada pembiayaan portofolio yang beragam. Ideosource Entertaiment sendiri sejauh ini sudah terlibat dalam beberapa judul film, seperti Keluarga Cemara, Gundala Putra Petir, dan beberapa judul lainnya.

Sementara tren masuk ke industri kreatif film juga dilakukan oleh IDN Media dengan meluncurkan IDN Picture. Mereka juga mengumumkan telah mengakuisisi rumah produksi “Demi Istri Production”. Geliat potensi bisnis film ini juga yang membuat Intudo Ventures bersama dengan GDP Venture dan Ancora Capital terlibat dalam investasi ke Visinema dengan total pendanaan senilai Rp45,5 miliar.

Induk Perusahaan BookMyShow Terima Pendanaan dari Jungle Ventures

Bigtree Entertainment Singapore Pte. Ltd induk perusahaan BookMyShow SEA mengumumkan perolehan pendanaan dari Jungle Ventures. Dengan pendanaan eksternal pertamanya ini, perusahaan akan melakukan pemindahan kantor pusat ke Singapura dengan alasan untuk memperkuat operasi teknologi dan posisinya di pasar Asia Tenggara.

BookMyShow memasuki Indonesia pada pertengahan 2016, tahun ini mereka melakukan ekspansi ke Singapura dan Malaysia untuk mulai fokus pada pembuatan film dan ekosistem live entertainment di wilayah regional. Perusahaan juga bekerja sama dengan berbagai mitra untuk menggelar pertunjukan langsung, baik itu musik, olahraga, komedi; dan distribusi film.

CEO BookMyShow SEA Kenneth Tan menyambut baik investasi dan dukungan Jungle Ventures, “Bersama dengan investor yang berpengalaman di Jungle Ventures, kami berkomitmen memperkuat kemampuan menghadirkan pengalaman baru yang seluruhnya dilaksanakan dengan standar global,” terang Kenneth.

Hal senada juga disampaikan Managing Partner Jungle Ventures David Gowdey. Menurutnya BookMyShow akan mampu membantu banyak orang untuk menemukan, membeli, dan menikmati acara-acara di seluruh wilayah Asia Tenggara.

“Kebutuhan hiburan, khususnya pertunjukan secara langsung (live event) mengalami pertumbuhan yang kuat di Asia Tenggara. Dengan tim kelas dunia yang mengelola bisnis di Asia Tenggara, BookMyShow akan membantu setiap orang menemukan, membeli, dan menikmati acara di seluruh Asia Tenggara dan Jungle Ventures sangat senang menjadi bagian dari pencapaian ini,” imbuh David.

BookMyShow pertama kali diluncurkan pada tahun 2007. Kini mereka sudah beroperasi di beberapa negara seperti Indonesia, Dubai, Sri Lanka, Malaysia, dan Singapura. Mereka juga telah berevolusi dari platform pembelian tiket menjadi solusi end to end untuk live entertainment.

Application Information Will Show Up Here

iflix dan Wattpad Hadirkan Konten Original di Indonesia

Untuk memperkuat dan menambah konten original, layanan video on demand iflix mengumumkan kerja sama dengan Wattpad. Sebagai Perusahaan hiburan multiplatform global yang menggunakan kekuatan komunitas dan teknologi, Wattpad memiliki lebih dari 65 juta pengguna di seluruh dunia, dengan lebih dari 17 juta pengguna di Asia Tenggara. Cerita original di Wattpad yang kebanyakan diunggah oleh pengguna Wattpad, dengan jumlah pengguna sekitar 65 juta pengguna di seluruh dunia, dengan lebih dari 17 juta pengguna di Asia Tenggara.

“Dengan bekerja bersama iflix, kami dapat menghadirkan cerita-cerita lokal kesukaan jutaan pengguna layanan kami di Indonesia dan Asia Tenggara yang tidak sabar untuk dapat menyaksikan adaptasi filmnya di iflix,” kata Head of Wattpad Studios Aron Levitz.

Melihat potensi tersebut, iflix yang saat ini telah memiliki 9 juta pengguna di Indonesia, berencana untuk mengadopsi konten original dari Wattpad untuk menjadi bagian dari katalog konten original premium di iflix. Tercatat hingga kini sudah ada sekitar 6 juta cerita original Indonesia yang diunggah melalui Wattpad.

“Penceritaan adalah fondasi dari segala jenis hiburan yang luar biasa. Bersama Wattpad, kini kami memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan ribuan penulis Indonesia berbakat untuk menghadirkan cerita-cerita mereka kepada jutaan pengguna iflix di Indonesia,” kata Chief Content Officer iflix Sean Carey.

Sebelumnya, Iflix telah menjalin kerja sama dengan rumah produksi lokal Rapi Films, menghadirkan konten film Indonesia. Dengan menghadirkan banyak film-film baru kepada para pengguna iflix secara gratis, secara signifikan mendiversifikasi dan memperluas deretan konten iflix Original.

Machine learning untuk pengembangan iflix Original

Rencana iflix dan Wattpad adalah mengidentifikasi cerita-cerita dan tren yang sesuai menggunakan machine learning untuk dikembangkan sebagai iflix Original, kemudian sepanjang tahun 2019 nanti akan memasuki proses produksi puluhan film original tersebut.

Wattpad nantinya akan mengidentifikasi cerita-cerita dan tren yang sesuai untuk dikembangkan sebagai film original iflix menggunakan brand iflix Original. Indonesia disebut sebagai pasar yang menarik dan salah satu yang terbesar secara global bagi Wattpad dan iflix.

“Distribusi tradisional dan persyaratan platform tidak lagi menjadi kendala, analisis mendalam terhadap data juga digunakan untuk mengukur kinerja dan keterlibatan pengguna, kesepakatan ini memungkinkan kami untuk menciptakan produksi original yang menarik dari cerita lokal yang terkenal,” kata Sean.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Upaya Viddsee Memaksimalkan Pasar Indonesia

Viddsee mengklaim mendapat respon cukup baik di Indonesia. Sebagai salah satu negara terbesar di Asia Tenggara Indonesia masuk dalam empat pasar utama Vidsee bersama dengan Singapura, Malaysia, Filipina dengan sumbangsih sepertiga dari total penonton yang ada.

Indonesia sendiri masih menjadi pasar kedua bagi Viddsee, karena masalah internet cepat yang belum merata ke semua wilayah. Meski penggunaan perangkat mobile dan media sosial yang tinggi akses internet cepat masih menjadi kendala jika dibandingkan dengan negara lainnya. Kendati demikian Indonesia menyimpan potensi besar untuk menjadi basis pengguna terbesar Viddsee.

“Apa yang telah kami pelajari adalah orang Indonesia membuat pilihan strategis untuk konsumsi video online dan hiburan mereka. Mereka sangat savvy. Dan setelah mereka memiliki user experience  yang memuaskan, mereka menjadi komunitas terpercaya, engaged, dan setia. Kami melihat ini dalam cara mereka terlibat secara sosial, dengan cara mereka engage dengan konten hiburan di platform kami, dan bagaimana kami mengembangkan komunitas Viddsee baik itu online maupun offline,” terang CEO Viddsee Ho Jia Jian.

Salah satu bagian strategi Viddsee adalah membangun komunitas, baik secara global maupun di Indonesia. Pihak Viddsee sendiri berharap untuk bisa memelihara hubungan autentik dan terus tumbuh secara berkelanjutan.

Di Indonesia Viddsee berusaha untuk menyesuaikan dengan pasar lokal. Upaya Viddsee tersebut salah satunya adalah dengan menggandeng mitra lokal untuk mengembangkan komunitas pembuat film, seperti bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia untuk mempromosikan film Indonesia ke khalayak Internasional.

Dari segi konten, Viddsee berusaha menyuguhkan konten yang sesuai dengan pengalaman pengguna di Indonesia seperti memberikan terjemahan Bahasa Indonesia untuk film-film luar negeri.

“Kami memperluas penawaran konten kami dengan mengidentifikasi bagian utama konten yang akan lebih mudah diakses dengan subtitle Bahasa Indonesia, yang didukung komunitas subtitle global kami. Hal ini merupakan inisiatif dan kegiatan pada tingkat produk dan komunitas,” papar Jia Jan.

Penikmat Viddsee Indonesia menyumbang sepertiga total penonton Viddsee dengan demografi pengguna 60% di rentang usia 18-24 tahun dan 30% di rentang usia 25-34 tahun. Viddsee juga terus mengupayakan pertumbuhan dengan berkembang dari platform kurasi menjadi platform kreasi.

“Pembuatan konten adalah area yang menunjukan peluang nyata untuk teruss tumbuh, seperti yang ditunjukan oleh Viddsee Studios di Singapura yang telah menciptakan 49 konten original dalam delapan bulan pertama ejak didirikan pada November 2017 dengan tim yang sangat ramping. Kami memperluas penawaran konten kami dengan mengidentifikasi bagian utama konten yang akan lebih mudah diakses dengan subtitle Bahasa Indonesia, yang didukung oleh komunitas subtitle global kami,” terang Jia Jian.

Application Information Will Show Up Here

Peran Teknologi Mendukung Pertumbuhan Bisnis Hiburan di Era Digital

Sebelum internet hadir, segala sesuatu, termasuk pembelian tiket pertunjukan dilakukan secara offline. Masyarakat bisa membelinya dari outlet resmi, namun ada yang juga yang mengandalkan calo untuk mendapatkan tiket murah.

Seiring pesatnya perkembangan internet, berbagai jenis tiket dapat dibeli dalam satu kali klik saja di berbagai perangkat mobile. Semakin banyak pula layanan e-commerce dan marketplace yang menjadi channel penjualan resmi tiket, baik tiket pertunjukan musik hingga pertandingan olahraga.

Di balik segala kemudahan ini, ada teknologi yang menjadi landasan di belakangnya. Teknologi memudahkan masyarakat untuk membeli tiket tanpa harus dirumitkan dengan proses panjang.

Di sesi #SelasaStartup kali ini, Mohamad Ario Adimas (Dimas), Vice President of Marketing Loket, yang kini mengelola Go-Tix, berbagi tentang bagaimana teknologi berperan besar dalam mendorong pertumbuhan bisnis hiburan (entertainment) di Indonesia.

Simplikasi sistem

Dimas mengungkapkan bahwa dalam menjalankan bisnis Loket pihaknya selalu mengambil prinsip untuk mengembangkan teknologi yang dapat menyelesaikan masalah-masalah simpel.

Teknologi ini diharapkan dapat merampingkan sistem ticketing yang selama ini dianggap rumit. Misalnya, kurangnya transparansi dan proses yang berliku saat transaksi terjadi.

“Bisnis hiburan memiliki nilai bisnis yang besar, namun sistemnya rumit, kurang transparansi, tidak efisien, dan banyak korupsi,” ungkap Dimas, Selasa (27/3).

Ia menyadari pesatnya perkembangan digital dapat mendorong pertumbuhan bisnis hiburan di Indonesia. Bisnis hiburan dinilai punya prospek menggiurkan di masa depan sejalan dengan meningkatnya pasar milenial dan golongan kelas menengah.

Loket disebut mengembangkan sebuah teknologi dari hulu ke hilir yang diyakini dapat merevolusi dan menyelesaikan berbagai masalah rumit tersebut, seperti sistem keamanan hingga pembelian tiket.

“Kami sendiri hadir dengan teknologi untuk merevolusi sistem ticketing ini, mulai dari pembelian tiket, transaksi, dan insight setelah event, dan audience engagement itu sendiri,” tuturnya.

Menjaga privasi data

Loket tak hanya bergerak di bidang distribusi tiket, tetapi juga penyedia platform teknologi dari online dan offline untuk keperluan B2B. Teknologi yang dikembangkan Loket membantu perusahaan untuk merekam data perilaku pembeli tiket  konser, festival, atau pertandingan.

Bahkan sistem ini dapat mengetahui perilaku si pembeli tiket dari awal pembelian hingga saat mereka berada di lokasi acara karena Loket menyediakan teknologinya dari hulu ke hilir.

Hal ini dimanfaatkan perusahaan untuk menciptakan program reward untuk pengunjung. Misalnya, Loket pernah menanamkan sensor di tempat sampah di lokasi acara sebagai bagian dari audience engagement.

Berangkat dari hal itu, ia menegaskan pentingnya keamanan data konsumen. Perusahaan memastikan bahwa data konsumen aman dan tak pernah diberikan kepada promotor lain. Seluruh data pengguna disimpan dan tidak akan digunakan kembali di acara selanjutnya.

“Kami menghindari tukar-tukaran data dengan promotor lain karena kami sangat menjaga privasi data. Yang tahu hanya kami dan yang punya acara dan next (acara selanjutnya) data itu tidak boleh digunakan.

Semua pihak bisa membuat event

Tak banyak pelaku usaha yang fokus menjalankan bisnis serupa dengan Loket di Indonesia. Hal ini yang menjadi peluang untuk mendorong bisnis digital di masa depan.

Sesuai dengan semangatnya untuk mempermudah hal-hal kecil, Loket pun berinisiatif untuk menghadirkan sebuah platform baru untuk event management system ketika siapapun dapat menggarap event berskala kecil sambil tetap bisa menggunakan teknologi Loket.

Menurutnya, dorongan ini berangkat dari situasi di mana pihaknya selama ini fokus menggarap event-event berskala besar saja. Di luar konser musik, Loket sebetulnya juga menggarap pameran dan pertandingan olahraga.

“Sebetulnya bisnis B2B sudah cukup menguntungkan, Tapi, kami berpikir, bagaimana dengan event creator berskala menengah dan kecil? Nah, [platform] ini sesuai dengan spirit kami, yakni teknologi untuk semua kalangan. Teknologi tidak boleh didominasi oleh segmen segmen tertentu” tuturnya.

Saat ini Loket memiliki tiga bisnis utama, antara lain penyedia teknologi untuk layanan business-to-business (B2B), dan in-house channel melalui Go-Tix yang berada di dalam aplikasi Go-Jek. Berikutnya Loket akan masuk ke bisnis self-service event management platform.

Go-Tix Ubah Tampilan dan Berikan Beberapa Fitur Baru

Go-Jek, startup pertama asal Indonesia yang berstatus unicorn tampaknya tidak henti-hentinya melakukan penyempurnaan dalam setiap lini bisnisnya. Go-Tix, salah satu layanan yang berada di dalam sistem Go-Jek diberitakan telah mendapatkan beberapa pembaruan dan penambahan fitur. Pembaruan yang dimaksud ada pada sisi antarmuka dan penambahan fitur baru meliputi fitur What’s Happening, Hot Deals, dan filter kategori dan lokasi.

VP Go-Jek Lifesytle Service Windy Natriavi menjelaskan bahwa pembaruan dan fitur-fitur baru dihadirkan dalam rangka untuk terus memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna Go-Tix, termasuk dengan penawaran-penawaran menarik di dalamnya.

“Berbagai acara dan penawaran menarik bisa ditemukan dalam dalam GO-TIX dengan fitur-fitur baru, khususnya untuk filter acara berdasarkan kategori dan lokasi yang memudahkan pengguna mendapatkan informasi acara seru sesuai minat dan domisili mereka. Penambahan kategori Explore Indonesia pun kami lakukan untuk mengakomodasi antusiasme tren berwisata di kalangan para pengguna,” terang Windy.

Lebih jauh Windy juga menjelaskan fitur What’s Happening dan Hot Deals menyediakan informasi acara terkini dan promo cash back atau harga spesial khusus untuk pengguna Go-Tix. Sedangkan fitur filter memungkinkan pengguna dengan mudah mendapatkan informasi berdasarkan lokasi dan kategori. Termasuk rekomendasi hashtag atau acara pada tombol pencarian.

Selain penambahan fitur, Go-Tix juga menghadirkan kategori Explore Indonesia. Kategori ini akan menambah daftar kategori yang ada di dalam sistem Go-Tix yang sudah ada seperti Music, Attraction, Art & Culture, Workshop, Sport, Exhibition dan juga Movies. Kategori Explore Indonesia ini akan mencakup informasi trip dan wisata yang ada di dalam negeri.

“Pembaruan ini kami lakukan sejalan dengan visi misi GO-TIX sebagai pusat informasi hiburan dan atraksi yang menarik bagi masyarakat urban di tanah air. GO-TIX terus berkomitmen memberi yang terbaik bagi pengguna,” ujar Windy.

Saat ini sistem Go-Tix melayani penjualan mobile ticketing untuk tiket film CGV blitz di 12 kota, yakni Jakarta, Bandung, Tangerang, Bekasi, Balikpapan, Batam, Yogyakarta, Cirebon, Surabaya, Karawang, Manado, dan Purwokerto. Melalui Go-Tix pengguna bisa melihat trailer, sinopsis film, dan memilih kursi. Sementara untuk tiket kategori acara yang lain seperti musik, olahraga, seni dan budaya, atraksi hingga workshop baru tersedia untuk wilayah daerah Jabodetabek, Bandung, dan Bali. Untuk pembayaran, saat ini pembelian tiket melalui Go-Tix bisa dilakukan dengan menggunakan kartu kredit dan Go-Pay.

Application Information Will Show Up Here

 

Tak Ingin Bersaing dalam Hype Platform Live Streaming, Zeemi Fokus Perkaya Konten

Platform live streaming hiburan Zeemi fokus perkaya konten / DailySocial

Platform live streaming Zeemi baru saja memperoleh pendanaan $1 juta dari DeNA dan 500 Startups. Fokus di ranah hiburan, mereka enggan bersaing langsung dengan dua platform live streaming yang sedang hype, Periscope dan Meerkat. Kami berbincang dengan Pendiri Zeemi Tom Damek tentang kondisi Zeemi dan targetnya tahun ini.

Continue reading Tak Ingin Bersaing dalam Hype Platform Live Streaming, Zeemi Fokus Perkaya Konten

Sauus Coba Tawarkan Konten Hiburan Berbasis Tren Media Sosial

Selama umat manusia masih membutuhkan hiburan untuk dahaga kehidupannya, suguhan segala konten hiburan jelas tak akan pernah mati. Tak terkecuali dari media internet yang kini semakin menjadi pilihan banyak orang untuk mengonsumsi segala jenis konten. Berbicara mengenai bisnis konten yang terus berkembang, salah satu startup media hiburan asal Singapura, Sauus kini telah hadir di Indonesia. Fokus konten yang disajikan, diklaim berdasarkan tren yang kini sedang hangat di media sosial dengan harapan bisa “melanjutkan” tren yang tengah viral di masyarakat, namun sayangnya Sauus masih terlihat belum begitu dikembangkan secara matang. Continue reading Sauus Coba Tawarkan Konten Hiburan Berbasis Tren Media Sosial

[Manic Monday] Strategi Produksi Konten Di Era Multilayar

Hari ini, mungkin sudah lumrah untuk kebanyakan orang di daerah urban, dengan koneksi internet yang memadai, untuk menikmati konten dari paling tidak dua layar sekaligus di satu saat. Saat kita berada di meja kerja, mungkin kita sedang berhadapan dengan komputer, tapi partner bisnis kita ngobrolnya via instant messaging di smartphone. Saat kita di rumah, sering sekali kita, sambil menonton film di TV, tetap browsing di HP, laptop atau tablet mengenai film tersebut, atau malah melihat yang lain sama sekali. Di beberapa gedung perkantoran, bahkan ada TV yang menayangkan berita, yang biasanya kita dengarkan sambil tetap melihat HP kita. Kita memang sudah hidup di dunia multilayar.

Continue reading [Manic Monday] Strategi Produksi Konten Di Era Multilayar

Ohdio Co-Founder and CEO Yoga Nandiwardhana is Off to XL Axiata

Ohdio co-founder and CEO Yoga Nandiwardhana is stepping down from his role at the music streaming startup to return to the telco industry although he will be remaining on board as product advisor. Filling the spot will be co-founder Ario S. Tamat who will take over as interim chief executive effective immediately. Nandiwardhana informed DailySocial of the changes via email today.

Continue reading Ohdio Co-Founder and CEO Yoga Nandiwardhana is Off to XL Axiata